KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat hidayah dan taufiqnya kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul PERILAKU KONSUMEN. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Ekonomi Manajerial”, makalah ini yang diharapkan bisa menambah wawasan dan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta masih banyak kekurangan dan kesalahannya. oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat mendorong kita untuk lebih giat dalam proses menimbah ilmu dengan sebaik-baiknya. Amin yarobbal’alamin...
Makassar, Agustus 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………. DAFTAR ISI ………. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …...……… B. Rumusan Masalah ……….. C. Tujuan Pembahasan ………... BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan Perilaku Konsumen! 2. Jelaskan Pendekatan Utilitas!
3. Jelaskan Pendekatan Kurva Indiferens! 4. Jelaskan Garis Anggaran!
5. Jelaskan Pilihan Konsumen!
6. Jelaskan Penurunan Kurva Permintaan!
C. TUJUAN PEMBAHASAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERILAKU KONSUMEN
Teori konsumen digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan produk-produk yang akan dipilih oleh konsumen (rumah tangga), pada tingkat pendapatan dan harga tertentu. Teori ini juga digunakan untuk mendapatkan kurva permintaan. Pendekatan yang digunakan dalam menganalisis penentuan pilihan konsumen ini ada 3 yaitu:
1. pendekatan utilitas
2. pendekatan kurva indiferens 3. pendekatan atribut
Pendekatan terakhir merupakan pendekatan yang paling baru. Namun pendekatan yang sering digunakan adalah pendekatan indiferens.
B. PENDEKATAN UTILITAS
Pendekatan ini menganggap bahwa kepuasan konsumen yang diperoleh dari pengonsumsian barang – barang dan jasa dapat diukur dengan cara yang sama seperti untuk berat atau tinggi badan seseorang. Pendekatan ini disebut juga pengukuran cardinal.
Istilah utilitas ini berhubungan dengan nama seorang filosof Inggris yang bernama Jeremy Benthem (1748-1832). Utilitas berhubungan dengan kepuasan seseorang dalam mengkonsumsi suatu barang. Adam Smith (1723-1790) membedakan nilai guna (value in use) dengan nilai tukar (value in exchange). William Stanley Jevons (1835-1882) yang menjelaskan hubungan antara utilitas dan harga (atau nilai tukar). Dia memperkenalkan konsep utilitas marginal (marginal utility).
Asumsi-asumsi Pendekatan Utilitas
1. Tingkat utilitas total yang dicapai seseorang konsumen merupakan fungsi dari kuantitas berbagai barang yang dikonsumsinya :
Utilitas = U(barang X, barang Y, barang Z, …)
3. Utilitas dapat diukur secara cardinal
4. Marginal utility (MU) dari setiap unit tambahan barang yang dikonsumsi akan menurun . MU adalah perubahan total utility (TU) yang disebabkan oleh tambahan satu unit barang yang dikonsumsi, ceteris paribus.
Perbandingan antara MU dengan P
Seorang konsumen akan memilih barang-barang yang dapat memaksimumkan utilitasnya dengan tunduk kepada kendala anggarannya. Utilitas tersebut akan maksimum jika perbandingan antar MU dan harga adalah sama untuk setiap barang yang dikonsumsi, misalnya barang X, Y, Z
MUx = MUy = MUz Px Py Pz
C. PENDEKATAN KURVA INDIFERANS
Pendekatan kurva indiferens menggunakan pengukuran ordinal dalam menganalisis pilihan konsumen dan menurunkan fungsi permintaan. Tingkat-tingkat utilitas yang ditetapkan pada beberapa kelompok barang menunjukkan peringkat dari barang-barang tersebut.
Asumsi-asumsi Pendekatan Kurva Indiferens
1. Konsumen mendapat kepuasan atau utilitas lewat barang-barang yang dikonsumsinya.
U= U( barang X. barang Y, barang Z,…)
2. Konsumen akan memaksimumkan kepuasannya dengan tunduk kepada kendala anggaran yang ada.
3. Konsumen mempunyai suatu skala preferensi
4. Marginal Rate of substitution (MRS) akan menurun setelah melampaui suatu tingkat utilitas tertentu. MRS adalah jumlah barang Y yang bisa diganti oleh satu unit barang X, pada tingkat kepuasan yang sama.
Skala atau Fungsi Preferensi
Kurva Indiferens Mencerminkan Preferensi Konsumen
Kurva indiferens adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi (pembelian) barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. Artinya konsumen tidak akan lebih suka (prefer) kepada suatu titik disbanding titik-titik yang lain yang terletak pada kurva tersebut. Kumpulan kurva indiferens disebut indifference maps dari setiap konsumen.
Tabel 1.2
Marginal Rate of Subtitution
Kelompok barang Tongseng (piring) Sate (tusuk) A
Kurva Indiferens mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
1. Semakin kekanan atas (menjauhi titik origin), semakin tinggi tingkat kepuasannya,
2. Kurva indiferens tidak berpotongan satu sama lainnya.
3. Kurva indiferens berslope negative 4. Kurva indiferens cembung kearah origin.
D. GARIS ANGGARAN
Garis Anggaran adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu. Konsumen hanya mempu membeli sejumlah barang yang terletak pada atau garis sebelah kiri garis anggaran. Titik –titik pada sebelah kiri garis anggaran tersebut menunjukkan tingkat pengeluaran yang lebih rendah.
Gambar 4.3 Garis Anggaran
Contoh :jika anggaran (i) sebesar 100.000 dengan harga barang X dan Y masing-masing 5000 dan 10000, maka garis anggarannya ditunjukkan oleh garis BB (gambar 1.3). daerah anggarannya (budget set) melukiskan semua kombinasi (X,Y) yang dapat dibeli dengan anggaran sebesar 100.000 atau kurang.
Persamaan Garis Anggaran
Persamaan garis anggaran (dimana I= pendapatan/anggaran konsumen) bisa dilukiskan dengan 2 cara :
I = X.Px+ Y.Py Atau
Y=I-X.Px = I - Px Py Py Py
Contoh persamaan anggaran untuk gambar 4.3 : 100 = 100X + 10Y
Y = 100/10 – 5/10 X atau Y = 10 – X/2
Ciri-ciri Garis Anggaran
Garis anggaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Berslope negative
3. Nilai dan garis anggaran semakin ke kanan semakin besar
4. Garis anggaran akan bergeser jika terjadi perubahan anggaran atau harga.
E. PILIHAN KONSUMEN
Seorang konsumen akan memilih sekelompok barang yang
memaksimumkan kepuasannya dengan tunduk kepada kendala anggaran yang ada. Sekelompok barang yang memberikan tingkat kepuasan tertinggi tersebut harus memenuhi 2 syarat :
1. Keadaan tersebut terjadi pada saat kurva indiferens tertinggi bersinggungan dengan garis anggaran
2. Keadaan tersebut terjadi pada titik singgung antara kurva indiferens tertinggi dengan garis anggaran
Sekelompok barang yang memaksimumkan kepuasan konsumen tersebut ditunjukkan oleh titik C pada gambar 4.4 . titik E juga terletak di dalam daerah anggaran tetapi dibawah kurva indiferens. Sedangkan titik F diatas kurva indiferens tetapi tidak didalam daerah anggaran.
Gambar 4.4 Pilihan Konsumen
F. PENURUNAN KURVA PERMINTAAN
Kurva indiferens dapat digunakan untuk menurunkan kurva permintaan, baik secara grafis maupun matematis. Penurunan tersebut dilakukan dengan dua tahap yaitu:
1. Gambarkan kurva konsumsi-harga QY
QX
PCC
U=20
2. Gambarkan kembali kombinasi-kombinasi harga kuantitas dari PCC tersebut.
Kombinasi-kombinasi antara harga dan kuantitas pada PCC dapat digambarkan pada sumbu harga dan kuantitas untuk mendapatkan kurva permintaan (gambar 4.6). Kurva tersebut akan menunjukkan berbagai kuantitas suatu barang yang akan dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga, cateris paribus. Ini merupakan pengertian dari kurva permintaan
Gambar 4.6 Kurva Permintaan
G. KEGUNAAN KURVA INDIFERENS
Kurva indiferens dapat digunakan setiap saat jika anda mencoba menganalisis pilihan antara dua barang. Dengan member batasan bahwa suatu barang adalah “segala sesuatu”, maka cara ini dapat diterapkan di dalam permasalahan pilihan konsumen yang sangat luas. Misalnya jika anda menghadapi suatu permasalahan : “ Analis Pengaruh Program XXX terhadap Konsumsi Barang Y”
Ku rva
H. PENDEKATAN ATRIBUT
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Kelvin Lanchester pada tahun 1966. Teori-teori sebelumnya menggunakan asumsi bahwa yang diperhatikan oleh konsumen adalah produknya, maka pendekatan atribut ini di dasarkan pada asumsi bahwa perhatian konsumen bukan terhadap produk secara fisik. Yang dimaksud dengan atribut suatu barang adalah semua jasa yang dihasilkan dari penggunaan dan atau pemilikan barang tersebut. Atribut sebuah mobil antara lain meliputi jasa pengangkutan, prestise, privacy, keamanan, kenyamanan dan sebagainya.
Dalam pendekatan atribut diasumsikan bahwa rumah tangga telah membagi-bagi anggaran untuk tiap kelompok kebutuhan. Misalnya, untuk pangan, sandang, perumahan, kesehatan, dan sebagainya. Persoalan selanjutnya adalah konsumen mendapatkan kepuasan dari pengonsumsian atribut. Namun demikian, konsumen harus membeli produk untuk memperoleh atribut tersebut. Jadi produk itu merupakan alat untuk menyampaikan atribut dalam proses konsumsi. Sebagai contoh table 1.3 melukiskan seorang konsumen yang biasa makan diluar rumah di enam restoran (A B C D E F). Atribut pada 6 restoran tersebut digambarkan table dibawah ini.
TABEL 1.3
Atribut dan Harga Makan di Enam Restoran
Restoran Harga per
kenyamanan suasana restoran dan 4,5 x 22 = 99 satuan atribut kelezatan makanan . demikian pula dari restoran B, C ,D, E dan F diperoleh jumlah satuan atribut dengan cara yang sama.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Model pilihan konsumen dapat dikembangkan dengan menggunakan asumsi pengukuran kardinal dan ordinal. Pendekatan cardinal menganggap bahwa utilitas bisa diukur dengan cara penjumlahan. Pendekatan ordinal menganggap bahwa utilitas tidak dapat diukur dengan cara penjumlahan. Utilitas yang lebih banyak atau lebih tinggi hanya menunjukkan kepuasan yang lebih besar saja. Selain itu, pendekatan cardinal menganggap bahwa tingkat kepuasan marginal dalam pengkonsumsian suatu barang adalah menurun.
Pendekatan kurva indiferens (ordinal) ini menganggap bahwa konsumen memiliki suatu skala preferensi dalam memilih barang-barang yang akan dikonsumsinya. Kurva indiferens ini berslope negative, tidak berpotongan dan naik menjauhi titik asal (origin).
Garis anggaran menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli konsumen dengan sejumlah pendapatan dan anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,Lincolin.2000.Ekonomi Manajerial.Edisi Ke 6. Yogyakarta:BPFE.