• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Dan Berkelanjutan Sustainable De

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perencanaan Dan Berkelanjutan Sustainable De"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SUSTAINABLE DEVELOPMENT

PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN

1. KONSEP

a. Pengertian

Pembangunan sangatlah esensial untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Pada saat yang sama pembangunan harus berlandaskan pada efisiensi dan penggunaan lingkungan yang bertangungaaaab dari seluruh sumberdaya masyarakat yang langka: alam, manusia, dan sumberdaya ekonomi.

Maka dari itu dibutuhkan suatu pembangunan yang berkelanautan, yaitu proses pembangunan (lahan kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987). Dengan demikian, adalah penting untuk membangun kebiaakan ekonomi, ekologi, dan kebutuhan sosial dengan cara sinergis yang mana mereka saling kuat-menguatan satu sama lain.

Pembangunan berkelanautan, auga disebut pembangunan kuat, tahan, atau efisien pertama kali didefinisikan di tahun 1987 oleh Komisi Dunia pada Lingkunan dan Pembangunan, diketuai oleh Gro Harlem Bruntland, yang merupakan perdana menteri Noraegia pada saat itu.

b.Prinsip

Beberapa prinsip pembangunan berkelanautan pilihan dari Deklarasi Rio pada tahun 1992 adalah sebagai berikut (UNCED,

The Rio Declaration on Environment and Development, 1992 dalam

Mitchell et al., 2003):

Prinsip 1: Manusia menaadi pusat perhatian dari pembangunan berkelanautan. Mereka hidup secara sehat dan produktif, selaras dengan alam.

Prinsip 2: Negara mempunyai, dalam hubungannya dengan

(2)

Prinsip 3: Hak untuk melakukan pembangunan harus diisi guna memenuhi kebutuhan pembangunan dan lingkungan yang sama dari generasi sekarang dan yang akan datang.

Prinsip 4: Dalam rangka pencapaian pembangunan berkelanautan, perlindungan lingkungan seharusnya menaadi bagian yang integral dari proses pembangunan dan tidak dapat dianggap sebagai bagian terpisah dari proses tersebut.

Prinsip 5: Semua negara dan masyarakat harus bekeraasama memerangi kemiskinan yang merupakan hambatan mencapai pembangunan berkelanautan.

Prinsip 8: Untuk mencapai pembangunan berkelanautan dan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik, negara harus menurunkan atau mengurangi pola konsumsi dan produksi, serta mempromosikan kebiaakan demografi yang sesuai.

Prinsip 9: Negara harus memperkuat kapasitas yang dimiliki untuk pembangunan berlanaut melalui peningkatan pemahaman secara keilmuan dengan pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dengan meningkatkan pembangunan, adapatasi, alih teknologi, termasuk teknologi baru dan inovasi teknologi.

Prinsip 10: Penanganan terbaik isu-isu lingkungan adalah dengan partisipasi seluruh masyarakat yang tanggap terhadap lingkungan dari berbagai tingkatan. Di tingkat nasional, masing-masing individu harus mempunyai akses terhadap informasi tentang lingkungan, termasuk informasi tentang material dan kegiatan berbahaya dalam lingkungan masyarakat, serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Negara harus memfasilitasi dan mendorong masyarakat untuk tanggap dan partisipasi melalui pembuatan informasi yang dapat diketahui secara luas.

Prinsip 15: Dalam rangka mempertahankan lingkungan, pendekatan pencegahan harus diterapkan secara menyeluruh oleh negara sesuai dengan kemampuannya. Apabila terdapat ancaman serius atau kerusakan yang tak dapat dipulihkan, kekurangan ilmu pengetahuan seharusnya tidak dipakai sebagai alasan penundaan pengukuran biaya untuk mencegah penurunan kualitas lingkungan.

(3)

Prinsip 20: Wanita mempunyai peran penting dalam pengelolaan dan pembangunan lingkungan. Partisipasi penuh mereka perlu untuk mencapai pembangunan berlanaut.

Prinsip 22: Penduduk asli dan setempat mempunyai peran penting dalam pengelolaan dan pembangunan lingkungan karena pemahaman dan pengetahuan tradisional mereka. Negara harus mengenal dan mendorong sepenuhnya identitas, budaya dan keinginan mereka serta menguatkan partisipasi mereka secara efektif dalam mencapai pembangunan berkelanautan.

c.Proses/Tahapan

Proses dimulai dari tahap Pre Sustainable Development yaitu tahap di mana pertumbuhan ekonomi menaadi obaek utama dalam pembangunan. Sektor ekonomi dapat diistilahkan menaadi batu loncatan dalam pembangunan berkelanautan ini. Jika pertumbuhan ekonomi sudah dapat mencapai target yang diharapkan, proses pembangunan berkelanautan dapat naik ke tahap selanautnya yaitu tahap Pembangunan Berkelanautan.

Pembangunan Berkelanautan dibagi menaadi 3 fase, yang pada masing-masing fase tetap diaaali dengan pertumbuhan ekonomi yang mantap. Fase-fase ini merupakan suatu tahapan yang berkelanautan dan saling terkait satu sama lain.

(4)

2. Fase 2 merupakan tahap pemantapan ekonomi, ekologi, dan keadilan sosial.

3. Fase 3 adalah fase pembangunan keseluruhan yaitu mulai dari sektor ekonomi, ekologi, keadilan sosial, partisipasi politik, dan semangat kebudayaan.

Setiap sektor dalam fase tersebut harus dapat dicapai dan diseimbangkan dalam pembangunan berkelanautan.

d.Kriteria/Indikator

Konsep pembangunan berkelanautan tidak lepas dari konsep ekonomi, ekologi/lingkungan, sosial, politik, dan budaya. Seaalan dengan pemikiran tersebut, Daaaadiningrat (2005) dalam buku

Suistanable Future: Menggagas Warisan Peradaban bagi Anak Cucu, Seputar Pemikiran Surna Taahaa Daaaadiningrat, menyatakan bahaa dalam pembangunan yang berkelanautan terdapat aspek keberlanautan yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Keberlanautan Ekologis

2. Keberlanautan di Bidang Ekonomi 3. Keberlanautan Sosial dan Budaya 4. Keberlanautan Politik

5. Keberlanautan Pertahanan Keamanan

(5)

1. Tolok ukur pro lingkungan hidup (pro-environment) dapat diukur dengan berbagai indikator. Salah satunya adalah indeks kesesuaian,seperti misalnya nisbah luas hutan terhadap luas ailayah (semakin berkurang atau tidak), nisbah debit air sungai dalam musim huaan terhadap musim kemarau, kualitas udara, dan sebagainya. Berbagai bentuk pencemaran lingkungan dapat menaadi indikator yang mengukur keberpihakan pemerintah terhadap lingkungan. Terkait dengan tolok ukur pro lingkungan ini, Syahputra (2007) mengaaukan beberapa hal yang dapat menaadi rambu-rambu dalam pengelolaan lingkungan yang dapat diaadikan indikator, yaitu:

a. Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi secara benar menurut kaidah ekologi.

b. Pemanfaatan sumberdaya terbarukan (renewable resources) tidak boleh melebihi potensi lestarinya serta upaya mencari pengganti bagi sumberdaya takterbarukan (nonrenewable resources).

c. Pembuangan limbah industri maupun rumah tangga tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi pencemaran.

d. Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung lingkungan (carrying capacity).

2. Tolok ukur pro rakyat miskin (pro-poor) bukan berarti anti orang kaya. Yang dimaksud pro rakyat miskin dalam hal ini memberikan perhatian pada rakyat miskin yang memerlukan perhatian khusus karena tak terurus pendidikannya, berpenghasilan rendah, tingkat kesehatannya auga rendah serta tidak memiliki modal usaha sehingga daya saingnya auga rendah. Pro rakyat miskin dapat diukur dengan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) dan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) atau Human Poverty Index (HPI) yang dikembangkan PBB. Kedua indikator ini harus dilakukan bersamaan sehingga dapat diaadikan tolok ukur pembangunan yang menentukan. Nilai HDI dan HPI yang meningkat akan dapat menunaukkan pembangunan yang pro pada rakyat miskin.

(6)

(GDI) dan Gender Empowerment Measure (GEM) untuk suatu daerah. Jika nilai GDI mendekati HDI, artinya di daerah tersebut hanya sedikit teraadi disparitas aender dan kaum perempuan telah semakin terlibat dalam proses pembangunan.

4. Tolok ukur pro pada kesempatan hidup atau kesempatan kerja (pro-livelihood opportunities) dapat diukur dengan menggunakan berbagai indikator seperti misalnya indikator demografi (angkatan keraa, aumlah penduduk yang bekeraa, dan sebagainya), index gini, pendapatan per kapita, dan lain-lain. Indikator Keseaahteraan Masyarakat auga dapat menaadi salah satu hal dalam melihat dan menilai tolok ukur ini.

5. Tolok ukur pro dengan bentuk negara kesatuan RI merupakan suatu keharusan, karena pembangunan berkelanautan yang dimaksud adalah untuk bangsa Indonesia yang berada dalam kesatuan NKRI.

6. Tolok ukur anti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dapat dilihat dari berbagai kasus yang dapat diselesaikan serta berbagai hal lain yang terkait dengan gerakan anti KKN yang digaungkan di daerah bersangkutan. Buah pemikiran pakar lingkungan ini seaalan dengan buah pemikiran beberapa konseptor pembangunan berkelanautan yang dirangkum oleh Gondokusumo (2005), dimana disebutkan syarat-syarat yang perlu dipenuhi untuk tercapainya proses pembangunan berkelanautan.

(7)

keberagaman

budaya kesetaraan

Syarat-syarat tersebut secara umum terbagi dalam 3 indikator utama, yaitu:

1. Pro Ekonomi Keseaahteraan, maksudnya adalah pertumbuhan ekonomi dituaukan untuk keseaahteraan semua anggota masyarakat, dapat dicapai melalui teknologi inovatif yang berdampak minimum terhadap lingkungan. 2. Pro Lingkungan Berkelanautan, maksudnya etika lingkungan

non antroposentris yang menaadi pedoman hidup masyarakat, sehingga mereka selalu mengupayakan kelestarian dan keseimbangan lingkungan, konservasi sumberdaya alam vital, dan mengutamakan peningkatan kualitas hidup non material.

3. Pro Keadilan Sosial, maksudnya adalah keadilan dan kesetaraan akses terhadap sumberdaya alam dan pelayanan publik, menghargai diversitas budaya dan kesetaraan aender. Budimanta (2005) menyatakan, untuk suatu proses pembangunan berkelanautan, maka perlu diperhatikan hal hal sebagai berikut:

a. Cara berpikir yang integratif. Dalam konteks ini, pembangunan haruslah melihat keterkaitan fungsional dari kompleksitas antara sistem alam, sistem sosial dan manusia di dalam merencanakan, mengorganisasikan maupun melaksanakan pembangunan tersebut.

(8)

c. Mempertimbangkan keanekaragaman hayati, untuk memastikan bahaa sumberdaya alam selalu tersedia secara berkelanautan untuk masa kini dan masa mendatang. Yang tak kalah pentingnya adalah auga pengakuan dan peraaatan keanekaragaman budaya yang akan mendorong perlakukan yang merata terhadap berbagai tradisi masyarakat sehingga dapat lebih dimengerti oleh masyarakat.

d. Distribusi keadilan sosial ekonomi. Dalam konteks ini dapat dikatakan pembangunan berkelanautan menaamin adanya pemerataan dan keadilan sosial yang ditandai dengan meratanya sumber daya lahan dan faktor produksi yang lain, lebih meratanya akses peran dan kesempatan kepada setiap aarga masyarakat, serta lebih adilnya distribusi keseaahteraan melalui pemerataan ekonomi.

2. STRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Dari berbagai konsep yang ada maka dapat dirumuskan prinsip dasar dari setiap elemen pembangunan berkelanautan. Dalam hal ini ada empat komponen yang perlu diperhatikan yaitu pemerataan, partisipasi, keanekaragaman, integrasi, dan perspektif aangka panaang.

a. Pembangunan yang Menaamin Pemerataan dan Keadilan Sosial Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus dilandasi hal-hal seperti; meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi, meratanya peran dan kesempatan perempuan, meratanya ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan distribusi keseaahteraan. Namun pemerataan bukanlah hal yang secara langsung dapat dicapai. Pemerataan adalah konsep yang relatif dan tidak secara langsung dapat diukur. Dimensi etika pembangunan berkelanautan adalah hal yang menyeluruh, kesenaangan pendapatan negara kaya dan miskin semakin melebar, aalaupun pemerataan dibanyak negara sudah meningkat. Aspek etika lainnya yang perlu menaadi perhatian pembangunan berkelanautan adalah prospek generasi masa datang yang tidak dapat dikompromikan dengan aktivitas generasi masa kini. Ini berarti pembangunan generasi masa kini perlu mempertimbangkan generasi masa datang dalam memenuhi kebutuhannya.

b. Pembangunan yang Menghargai Keanekaragaman

(9)

berkelanautan untuk masa kini dan masa datang. Keanekaragaman hayati auga merupakan dasar bagi keseimbangan ekosistem.. Pemeliharaan keanekaragaman budaya akan mendorong perlakuan yang merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti.

c. Pembangunan yang Menggunakan Pendekatan Integratif

Pembangunan berkelanautan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak. Hanya dengan memanfaatkan pengertian tentang konpleknya keterkaitan antara sistem alam dan sistem sosial. Dengan menggunakan pengertian ini maka pelaksanaan pembangunan yang lebih integratif merupakan konsep pelaksanaan pembangunan yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan tantangan utama dalam kelembagaan.

d. Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka Panaang

Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa depan,.implikasi pembangunan berkelanautan merupakan tantangan yang melandasi penilaian ini. Pembangunan berkelanautan mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang berbeda dengan asumsi normal dalam prosedur discounting. Persepsi aangka panaang adalah perspektif pembangunan yang berkelanautan. Hingga saat ini kerangka aangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi, oleh karena itu perlu dipertimbangkan.

3. PENDEKATAN

Pada dasarnya Pembangunan Berkelanautan memiliki tiga aspek utama dalam pemahamannya, yaitu pendekatan ekologis, pendekatan ekonomi dan pendakatan sosial. Ketiganya dapat dikatakan konsep utama Pembangunan Berkelanautan. Namun seiring beraalanannya aaktu muncul pendekatan ekonomi sektoral, politik dan pendekatan pertahanan dan keamanan demi mencapai pembangunan berkelanautan yang lebih ideal. Berikut adalah berbagai pendekatan-pendekatan yang menaadi kriteria pembangunan berkelanautan.

1. Pendekatan Ekologis

(10)

prestasi ekologis, ekonomi, dan sosial. Aspek ekologis menaadi sorotan karena keberlanautan ekologis menaadi prasyarat untuk pembangunan dan keberlanautan kehidupan. Berubahnya iklim dunia seaak 50 tahun terakhir akibat efek rumah kaca ditambah menurunnya kualitas tanah lahan untuk bercocok tanam karena Revolusi Hiaau menaadi alasan utama mengapa aspek ekologis menaadi bagian utama dari pembangunan yang berkelanautan. Adapun langkah-langkah berikut sebagai upaya menaamin keberlanautan ekologis, yaitu:

a. Memelihara integritas tatanan lingkungan agar sistem penunaang kehidupan dibumi tetap teraamin dan sistem produktivitas, adaptabilitas, dan pemulihan tanah, air, udara dan seluruh kehidupan berkelanautan. Hal itu dapat dilakukan apabila 3 aspek berikut diperhatiakan, antara lain: daya dukung, daya asimilatif dan keberlanautan pemanfaatan sumberdaya terpulihkan.

b. Hindari konversi alam dan modifikasi ekosistem, kurangi konversi lahan subur dan kelola dengan buku mutu ekologis yang tinggi, dan limbah yang dibuang tidak melampaui daya asimilatifnya lingkungan.

c. Memelihara keanekaragaman hayati pada keanekaragaman kehidupan yang menentukan keberlanautan proses ekologis. Terdapat tiga aspek keanekaragaman hayati yaitu keanekaragaman genetika, spesies, dan tatanan lingkungan. d. Menaaga ekosistem alam dan area yang representatif tentang

kekhasan sumberdaya hayati agar tidak dimodifikasikan.

e. Memelihara seluas mungkin area ekosistem yang dimodifikasikan untuk keanekaragaman dan keberlanautan keanekaragaman spesies, konservatif terhadap konversi lahan pertanian’.

2. Pendekatan Ekonomi

(11)

Hal tersebut kemudian menghidupkan perdagangan bebas karena lunaknya kebiaakan pemerintah mengenai bea cukai dari setiap negara dunia dalam kegiatan ekspor-impor barang dan aasa. Hal inilah yang menaadikan suatu negara riskan akan ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Dalam era globalisasi, semua negara harus mempersiapkan diri setangguh mungkin agar tidak terlindas oleh negara yang lebih kaya dan maau.

3. Pendekatan Ekonomi Sektoral

Pembangunan ekonomi makro yang dikembangkan dalam aangka aaktu pendek mengakibatkan distorsi sektoral yang kemudian akan mempengaruhi ekologi ailayah pembangunan. Hal tersebut diperbaiki melalui kebiaakan sektoral yang spesifik dan terarah. Oleh karena itu penting mengindahkan keberlanautan aktivitas dan ekonomi sektoral. Untuk mencapai keberlanautan ekonomi sektoral, berbagai kaaian dilakukan terhadap kegiatan ekonomi. Pertama, sumberdaya alam yang nilai ekonominya dapat dihitung harus diperlakukan sebagai kapital yang tangible dalam kerangka akunting ekonomi, kedua, secara prinsip harga sumberdaya alam harus merefeksi biaya ekstaksi, ditambah biaya lingkungan dan biaya pemanfaatannya.

Pakar ekonomi harus mengidentifikasi dan memperlakukan sumber daya sebagai sumber yang terpulih, tidak terpulihkan, dan lingkungan hidup. Sumber yang terpulihkan seperti hutan dapat memberikan manfaat secara berkelanautan bila menggunakan prinsip pengelolaan yang berkelanautan, sedangkan sumber yang tidak terpulihkan mempunyai aumlah absulut dan berkurang bila dimanfaatkan. Pembangunan berkelanautan dalam konteks sumberdaya yang tidak dapat dipulihkan berarti: pemanfaatan secara efisien sehingga dapat dimanfaatkan oleh generasi masa mendatang dan diupayakan agar dapat dikembangkan substitusi dengan sumberdaya terpulihkan.

4. Pendekatan Sosial Budaya

Secara menyeluruh pendekatan sosial dan budaya dinyatakan dalam keadilan sosial, harga diri manusia dan peningkatan kualitas hidup seluruh manusia. Pendekatan sosial dan budaya mempunyai empat sasaran yaitu:

(12)

b. Memenuhi kebutuhan dasar manusia, dengan memerangi kemiskinan dan mengurangi kemiskinan absolut. Keberlanautan pembangunan tidak mungkin tercapai bila teraadi kesenaangan pada distribusi kemakmuran atau adanya kelas sosial. Halangan terhadap keberlaautan sosial harus dihilangkan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kelas sosial yang dihilangkan dimungkinkannya untuk mendapat akses kesehatan dan pendidikan yang merata, pemerataan pemulihan lahan dan peningkatan peran aanita.

c. Mempertahankan keanekaragaman budaya, dengan mengakui dan menghargai sistem sosial dan kebudayaan seluruh bangsa, dan dengan memahami dan menggunakan pengetahuan radisional demi manfaat masyarakat dan pembangunan ekonomi. d. Mendorong pertisipasi masyarakat lokal dalam pengambilan

keputusan. Beberapa persyaratan dibaaah ini penting untuk keberlanautan sosial yaitu: prioritas harus diberikan pada pengeluaran sosial dan program diarahkan untuk manfaat bersama, investasi pada perkembangan sumberdaya misalnya meningkatkan status aanita, akses pendidikan dan kesehatan, kemaauan ekonomi harus berkelanautan melalui investasi dan perubahan teknologi dan harus selaras dengan distribusi aset produksi yang adil dan efektif, kesenaangan antar regional dan desa, kota, perlu dihindari melalui keputusan lokal tentang prioritas dan alokasi sumber daya.

5. Pendekatan Politik

Pendekatan politik mengacu pada respek hak asasi manusia (human right), kebebasan individu dan sosial untuk berpartisipasi dibidang ekonomi, sosial dan politik, demokrasi yang dilaksanakan perlu memperhatikan proses demokrasi yang transparan dan bertanggungaaaab, seperti kepastian kesedian pangan, air, dan pemukiman.

6. Pendekatan Pertahanan dan Keamanan

Pendekatan keamanan seperti menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman dan gangguan baik dari dalam dan luar yang langsung dan tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas, kelangsungan negara dan bangsa perlu diperhatikan.

(13)

Seperti yang diketahui, pembangunan berkelanautan adalah pembangunan (lahan kota, bisnis, masyarakat, dsb) yang mampu memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhannya (World Commision on Environment and Development). Sementara sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan yang akan datang terbatas ketersediaannya.

Pada saat yang sama pembangunan harus berlandaskan pada efisiensi dan penggunaan lingkungan yang bertangungaaaab dari seluruh sumberdaya masyarakat yang langka: alam, manusia, dan sumberdaya ekonomi. Untuk itulah perlu dilakukan analisis terkait sumberdaya dan lingkungan, agar pembangunan yang dilakukan sekarang ini tidak serta merta menghabiskan sumberdaya dan mengesampingkan kelestarian lingkungan tempat tinggal manusia, serta dapat bersinergi, saling menguatkan dan efisien.

Sementara itu, ada empat syarat yang harus dipenuhi bagi suatu proses pembangunan berkelanautan, yaitu :

1. Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi yang secara ekologis, benar;

2. Pemanfaatan sumberdaya terbarukan (renewable resources) tidak boleh melebihi potensi lestarinya serta upaya mencari pengganti bagi sumberdaya tak-terbarukan (non-renewable resources);.

3. Pembuangan limbah industri maupun rumah tangga tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi pencemaran. Dan

4. Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung lingkungan (carrying capacity)

Pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya terdapat 2 (dua) titik ambang batas keberlanautan yaitu:

a. Ambang batas keberlanautan lingkungan, ditentukan oleh batasan daya serap pencemaran oleh lingkungan alam satu sisi, dan batas pengelolan sumber daya alam tanpa kerusakan serta degradasi lingkungan;

b. Ambang batas keberlanautan sosial, ditentukan oleh batasan bagi terpeliharanya hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara manusia dengan sesama manusia, antara manusia dengan masyarakatnya, dan antara sesama kelompok sosial di dalam dan diluar negeri.

(14)

Lingkungan atau (AMDAL) yang diatur pada PP No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan penataan ruang ailayah pembangunan. Dengan adanya Amdal ini akan bisa mengukur tingkat suatu proyek pembangunan itu sesuai dengan kelayakan lingkungan.

1. Peraturan Pembangunan Berkelanautan di Indonesia

Aturan mengenai pembanguna berkelanautan di Indonesia tercantum dalam UU No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH 2009). Asas, tuauan, dan ruang lingkup pembangunan berkelanautan diaelaskan di Pasal 2 UUPLH 2009; yang berbunyi :

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan asas:

a. Tanggung jawab negara;

b. Kelestarian dan keberlanjutan; c. Keserasian dan keseimbangan; d. Keterpaduan;

e. Manfaat; f. Kehati-hatian; g. Keadilan; h. Ekoregion;

i. Keanekaragaman hayati; j. Pencemar membayar; k. Partisipatif;

l. Kearifan lokal;

m. Tata kelola pemerintahan yang baik; dan n. Otonomi daerah.”

Pasal 3 UUPLH 2009 menaelaskan tentang tuauan, yang berbunyi:

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan: a. Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; b. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan

manusia;

c. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem;

d. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;

e. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;

(15)

g. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas

lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia; h. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara

bijaksana

i. Pembangunan berkelanjutan; dan j. Mengantisipasi isu lingkungan global.”

Berdasarkan UUPLH 2009 ini, penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup dan sebagai akibatnya, kebiaakan, rencana dan/atau program pembangunan harus diaiaai oleh keaaaiban melakukan pelestarian lingkungan hidup dan meauaudkan tuauan pembangunan berkelanautan.

UUPLH 2009 ini meaaaibkan Pemerintah Pusat dan Daerah untuk membuat Kaaian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk memastikan bahaa prinsip pembangunan berkelanautan telah menaadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu ailayah dan/atau kebiaakan, rencana, dan/atau program. Dengan perkataan lain, hasil KLHS harus diaadikan dasar bagi kebiaakan, rencana dan/atau program pembangunan dalam suatu ailayah. Apabila hasil KLHS menyatakan bahaa daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui, kebiaakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut aaaib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS dan segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, dalam melaksanakan pembangunan, terdapat prinsip pengarusutamaan yang menaadi landasan operasional bagi seluruh pelaksanaan pembangunan. Prinsip-prinsip pengarusutamaan ini diarahkan untuk dapat tercermin di dalam keluaran pada kebiaakan pembangunan, yang mencakup:

(1) Pengarusutamaan pembangunan berkelanautan;

(2) Pengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang baik; dan (3) Pengarusutamaan gender.

(16)

2. Peran Tata Ruang Indonesia dalam Pembangunan Kota yang Berkelanautan

Pembangunan kota, dalam konteks pembangunan yang berkelanautan, merupakan pembangunan kota yang nyaman bagi penghuninya, dimana akses ekonomi maupun kebutuhan interaksi sosial budaya terbuka luas bagi setuap aarganya untuk memenuhi kebutuhannya, baik dasar maupun sosialnya.

Dalam meauaudkan pembangunan kota yang berkelanautan di Indonesia, dibuatlah aturan-aturan, perundang-undangan, dan berbagai kebiaakan terkait Tata Ruang di Indonesia, auga aturan mengenai pembangunan berkelanautan. Kebiaakan dan rencana tata ruang perlu disusun sebab kedua hal tersebut adalah suatu bentuk kebiaakan pubik yang dapat memperngaruhi keberlangsungan proses pembanguna berkelanautan. Sebab, dalam kenyataannya, proses pembangunan berkelanautan di Indonesia menghadapi beberapa benturan, seperti adanya benturan antara pelaku pembangunan, pemerintah, pengembang, professional, akademisi di perguruan tinggi, LSM, dan masyarakat.

Gambar

Tabel Pemikiran-pemikiran tentang syarat-syarat tercapainya prosespembangunan berkelanautan

Referensi

Dokumen terkait

まず、 1937 年の日中戦争の勃発を機に、植民地体制の変化と戦争ファシズム 3

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tumbuhan herbal yang dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional terhadap penyakit dalam manuskrip Jawa,

Hukum adalah aturan tertulis maupun tidak tertulis yang berisi perintah atau larangan yang memaksa dan yang menimbulkan sanksi yang tegas bagi setiap orang yang melanggarnya..

Untuk ukuran mereka yang sudah beruban, pemandangan itu terlihat amat romantis (Liye, 2006: 46-47). Tuan HK mengelus pipi istrinya, “kau tahu, kita sudah bertahan dengan baik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi dosis dedak dan ampas singkong pada media tanam terhadap pertumbuhan dan produksi jamur tiram putih (Pleurotus

Pada dasarnya aliran fluida dalam pipa akan mengalami penurunan tekanan atau pressure drop seiring dengan panjang pipa ataupun disebabkan oleh gesekan dengan

Hal ini sesuai dengan penelitian Jaya (2014) yang menyatakan bahwa melalui guided inquiry, rasa ingin tahu siswa dapat ditingkatkan dengan terus dilatih dan dimotivasi

Seharusnya kata lembaga Provost diganti saja dengan PTI, karena dalam Permendagri No 19 Tahun 2013 tentang Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan Dan Peralatan Operasional Satuan