NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK
DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH
KARYA TERE LIYE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
NUR LATIFAH
NIM: 11112104
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTASTARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
MOTTO
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya (bapak Munaji dan ibu Bibit) yang sangat saya cintai dan sayangi terimakasih atas semuanya yang telah mendidik dan membesarkan saya dengan kasih sayang dan cintanya sehingga seperti
sekarang ini dan mungkin tidak bisa membalas budi mu dengan apapun , sehingga saya bisa menyelesaikan study ku di IAIN Salatiga.
2. Kakak dan adik saya yang sangat aku sayangi (Siti Mariyam dan Lis mariatul ulfa) dan kedua ponakan saya yang imut dan cantik (Alvi dan Dilla) kalian semua adalah penyemangat untuk saya, dan semoga jalan menuju kesuksesan
selalu menyertai kita amin.
3. Bulek dan om saya (Parmi dan Daryono) terimakasih atas dukungaannyadan
nenek saya (Ngainah) terimakasih atas dukungannya selama ini. 4. Buat mas Akbar yang insyallah akan jadi imam ku kelak.
5. Teman-teman saya senasib seperjuangan khususnya PAI C angkatan 2012.
6. santri TPQ Al Ikhlas Ngesrep Tegalrejo yang saya sayangi, semoga mereka menjadi anak yang sholeh dan sholikah agar kelak berguna bagi agama dan
KATA PENGANTAR
ﻢﯿﺣّﺮﻟا ﻦﻤﺣّﺮﻟا ﷲ ﻢﺴﺑ
Puji syukur penulis panjatkan kepada Sang Raja alam semesta (Allah ‘Azza wa Jalla). atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana dan jauh dari sempurna. Sholawat dan salam Allah SWT, semoga senantiasa
terlimpahkan kepada Sang Pemimpin hidupmanusia dan yang menjadi cakrawala rindu para umatnya (Nabi Muhammad SAW).
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat
diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga. 3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag., selaku Ketua Jurusan PAI.
4. Bapak Imam Mas Arum, M. Pd., selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk dan meluangkan
waktunya dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Muh, Irfan Helmy, Lc, M.A. selaku dosen pembimbing akademik yang membantu penulis selama menuntut ilmu di IAIN Salatiga.
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta
7. Teman-teman senasib seperjuangan 2012, khususnya jurusan PAI. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuan dan motivasinya.
Atas jasa-jasa dan kebaikan beliau di atas, penulis berdo’a semoga Allah SWT menerima amalnya dan memberikan balasan yang lebih baik.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih
jauh dari kesempurnaan, semua itu karena keterbatasan penulis. Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali kalimat Al-Hamdulillahi Robbil ‘Alamiin.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat.
Salatiga, 28 Desember 2016 Penulis
ABSTRAK
Latifah, Nur. 2016.Nilai-nilai Pendidikan Akhlak pada Novel Moga Bunda
Disayang Allah Kerya Tere Liye.Skripsi. JurusanPendidikan Agama
Islam.Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M. Pd.
Kata kunci: Nilai-nilai Pendidikan Akhlak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah nilai-nilai pendidikanAkhlak dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye? 2.Bagaimanakah karakter tokoh yang patut diteladani dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye? 3. Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye dalam pendidikan?.
Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (liblary research), sedangkan dalam pengumpulan datanya menggunakan metode dokumenter
(bibliografis), analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis isi
(content analysis).
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian... 8
D. Manfaat Penelitian... 9
E. Metode Penelitian ... 10
F. Kajian pustaka ... 13
G. Penegasan istilah ... 16
H. Sistimatika penulisan... 18
BAB II. BIOGRAFI NOVEL A. Biografi Tere Liye ... 20
B. Karakteristik novel ... 21
D. Unsur intrinsik novel ... 25
E. Sinopsis novel Moga Bunda Disayang Allah ... 31
F. Kelebihan novel Moga Bunda Disayang Allah ... 32
G. Kelemahan novel Moga Bunda Disayang Allah ... 33
BAB III. HASIL TEMUAN A. Nilai akhlak ... 35
B. Karakteristik tokoh dalam novel Moga Bunda Disayang Allah ... 50
BAB IV. PEMBAHASAN A. Nilai-nilai pendidikan akhlak ... 56
1. Nilai pendidikan akhlak kepada Allah ... 56
2. Nilai pendidikan akhlak kepada diri sendiri... 61
3. Nilai pendidikan akhlak kepada keluarga ... 73
4. Nilai pendidikan akhlak terhadap sesama ... 81
B. Karakteristik tokoh dalam novel Moga Bunda Disayang Allah ... 82
C. Relevansi nilai-nilai akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah dalam pendidikan ... 92
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 94
B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
1. Sinopsis Novel Moga Bunda Disayang Allah
2. Nota Pembimbing
3. Lembar Konsultasi Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendidikan merupakan segala usaha yang dilakukan untuk mendidik manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi atau
kemampuan sebagai mana mestinya. Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan, pengalaman dan wawasan yang luas untuk bekal kehidupannya karena pendidikan merupakan kebutuhan
setiap manusia (Heri, 2005:14). Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, baik kehidupan keluarga, diri sendiri maupun kehidupan
masyarakat dan negara. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yang berisi pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Seperti yang ada dalam firman allah QS An Nahl: 125.
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Pada ayat tersebut dengan tegas Allah memerintahkan (mewajibkan) kita untuk mengajak sesama manusia ke jalan Allah dengan cara bijaksana dan
nasihat yang baik. Hal itu dapat dilakukan melalui pendidikan.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan kasih sayang Allah yang
diturunkan kepada segenap makhluk terutama manusia. Dengan kasih sayanglah suatu proses pendidikan dapat berjalan dengan baik, dengan kasih sayang orang tua mendidik anak-anaknya, dengan kasih sayang guru mendidik
murid-muridnya, dengan kasih sayang pula ulama dan pemimipin mendidik bangsa serta negaranya. pendidikan jangan hanya dipandang sebagai suatu
kewajiban tetapi kita juga harus pandai merencanakan, mengorganisir, mengemas, melaksanakan, serta mengevaluasi serta menindaklanjutinya secara bersinergi dan berkesinambungan. Pada prinsipnya, mendidik adalah
memberi tuntunan, bantuan, pertolongan kepada peserta didik.
Pada dasarnya pendidikan akhlak menempati posisi sangat penting dalam
Islam, karena kesempurnaan seseorang tergantung kepada kebaikan dan kemuliaan akhlaknya. Manusia yang dikehendaki Islam adalah manusia yang memiliki akhlak yang mulia, manusia yang seperti inilah yang akan
mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Akhlak yang baik tidak akan terwujud pada seseorang tanpa adanya pembinaan yang dilakukan. Oleh
karena itu perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
akhlak dalam Islam bersumber dari wahyu Allah SWT yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits (Azmi, 2006: 75 ).
Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia. Akhlak mulia ini sangat ditekankan karena di samping akan membawa kebahagiaan
bagi individu, juga sekaligus membawa kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain, akhlak utama yang ditampilkan seseorang , tujuannya adalah untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat (
Azmi, 2006: 60 )
Dalam lembaga pendidikan formal walaupun mata pelajaran umum lebih
banyak tetapi tetap diberikan Pendidikan Akhlak, karena pendidikan akhlak yang akan membentuk tingkah laku sesorang. Sehingga dengan adanya mata pelajaran Pendidikan Akhlak tersebut diharapkan dapat dijadikan pedoman
dalam setiap aktivitas kehidupan oleh peserta didik. Semua warga Negara Indonesia berhak mendapat pendidikan tanpa terkecuali untuk anak
berkelainan. Hal itu dibuktikan dengan adanya program pendidikan khusus. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 23 disebutkan bahwa pendidikan
khusus (anak luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
khusus bahwa semua mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan.
Realitas yang ada saat ini, anak yang berkelainan atau yang sekarang disebut sebagai anak berkebutuhan khusus masih banyak yang belum
mendapatkan hak atas pendidikannya dan dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Sebagai contoh membiarkan anak normal menikmati pendidikan sampai tinggi namun melarang anak ABK untuk menempuh
pendidikan yang lebih tinggi. Bahkan terkadang tak jarang ada orang tua yang malu mengakui anaknya yang ABK. Mereka justru diumpatkan di rumah
tanpa memberi kesempatan untuk menikmati bangku pendidikan (sekolah). Adapun pengertian anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah mereka yang memiliki kebutuhan khusus sementara atau permanen sehingga membutuhkan
pelayanan pendidikan yang lebih intens (Ilahi 2013 : 137). Anak berkebutuhan khusus ini tidak bisa hanya diartikan sebagai anak cacat, tetapi anak yang
mempunyai karakteristik khusus. Karakteristik khusus di sini ada yang memang cacat secara fisik, mental, emosional, sosial atau bahkan mempunyai kelebihan dibanding anak normal. misalkan anak tunarungu secara fisik
memang ia anak ABK, namun diliat secara mental dan emosional belum tentu ia tidak memiliki kelebihan lain yang dimiliki anak normal lain. Bisa saja
meskipun tunarungu namun memiliki kecerdasan matematik logis yang tinggi atau kecerdasan lainnya. Siapa yang menduga dan begitulah kebesaran Tuhan, meskipun di sisi lain memiliki keterbatasan, namun di lain pihak ada yang
Anak dengan berkebutuhan khusus seperti mereka hidupnya sangat tergantung pada orang lain. Melakukan segala sesuatu dengan bantuan orang
yang ada di sekelilingnya. Termasuk dalam hal sepele sekalipun. Misalnya menyisir rambut, mengancingkan baju, memakai baju dan sebagainya, sampai
mereka mendapatkan pendidikan yang layak dengan cara pendampingan yang khusus pula, karena anak yang berkebutuhan khusus berhak mendapatkan pendidikan agar mereka bisa lebih hidup mandiri dan memiliki perilaku yang
baik yang salah satunya memberikan pendidikan akhlak kepada mereka sejak dini dan ada banyak cara menyampaikan nilai-nilai pendidikan akhlak , salah
satunya yang digunakan oleh Tere-Liye lewat realits di atas melalui karya sastranya berupa novel berjudul Moga Bunda Di Sayang Allah. Dimana novel ini menceritakan seorang anak kecil yang memiliki kebutuhan khusus yaitu
tunanetra, tunarungu dan tunawicara. Melati anak yang yang riang lucu dan mengemaskan tapi semua itu berubah sejak melati mengalami kecelakan dan
mengalami kecacatan tubuhnya, dan membuat kedua orang tuanya berubah dalam kehidupannya. Seorang ibu tidak akan tega melihat buah hatinya seperti orang yang tidak mempenyai arah kehidupan, seorang ibu akan selalu
berusaha demi buah hatinya karena kesulitan itu pasti ada kemudahan. Seorang anak baik itu anak kandung ataupun anak tiri itu adalah tetap titipan
dari Allah sebagai orang tua harus wajib membingingnya,menyayanginya dan mengajarinya,
“Kita sarpan, sayang!” bunda mendekatinya, gemetar meraih tangan Melati. Membimbingnya berjalan.(Liye, 2006:15)
Tere-Liye menggunakan media penyimpanan pesan-pesan yang ada di dalam Islam, salah satunya melalui karya sastranya berupa novel Moga Bunda
Di Sayang Allah. Novel Moga Bunda DiSayang Allah karya Tere-Liye adalah novel yang mengandung banyak sekali hikmah atau pesan pendidikan akhlak
yang dapat dipetik. Seperti ibu yang tidak pernah putus asa dalam menghadapi permasalahan yang ada dalam putri semata wayangnya,
Kutipan : “ kami tak lelah mencari jalan untuk membantu keterbatasan Melati, Kinasih... tapi ya Allah semuanya sia-sia. Benar-benar kesia-siaan besar. Bahkan dua hari lalu.... dua hari lalu....” bunda terdiam lama (Liye, 2006: 35).
Tidak ada yang berbohong, nyonya demi Melati aku mohon. Berikan aku tambahan waktu 21 hari selama tuan HK pergi. Berikan aku waktu, nyonya. Tidak ada minuman keras. Tidak ada kekerasan tidak ada aku bersumpah (Liye, 2006: 173).
Pelajaran yang akan disampaikan kepada pembaca adalah tentang sabar, ikhlas, bersyukur dan tidak putus asa dalam menghadapi masalah atau
tantangan hidup kita harus selalu optimis karena kesulitan itu pasti ada kemudahannya.
Kutipan : Ya Allah, tak lelah ia berharap suatu saat keajiban keajiban itu pasti akan datang. Suatu saat janji mu pasti akan tiba bukakankah...bukankah engkau sendiri yang mengurat kalimat indah dalam kitab suci? Sungguh! Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan....
Tapi harapan itu hari-hari itu bagai kabut yang digantang matahari meninggi menguap (Liye, 2006:38).
Bahwa setelah kita berusaha, kita menyerahkan segala keputusan kepada Allah yang Maha Esa. Seperti yang ada dalam firman allah QS Al Baqarah: 45
Artinya : “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”.
Kisah-kisah tersebut diceritakan dengan bahasa yang menarik dan
menyentuh hati bagai pembaca dan tidak membosankan. Secara tidak langsung dalam kisah-kisah novel tersebut mengisahkan seorang ibu yang
menyanyangi anaknya sepenuh hati tanpa ada balasan apapun, sesuai dengan syair lagu kasih ibu berikut ini: “kasih ibu sepanjang betak tak terhingga sepanjang masa hanya membeli tak harap kembali bagaikan surya menyinari
dunia”. Dan kisah tersebut bisa menjadi inspirasi dan motivasi karena terserat dengan nilai-nilai pendidikan terutama pendidikan akhlak.
Dengan melihat realits diatas dari uraian tentang novel Moga Bunda Di sayang Allah yang penuh dengan pelajaran dan makna kehidupan. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai NILAI-NILAI
PENDIDIKAN AKHLAK PADA NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG
ALLAH KARYA TERE LIYE sebagai sebuah karya sastra yang sarat
dengan nilai-nilai pendidikan khususnya pendidikan akhlak.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang
hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi
dan pembatasan masalah (Maslikhah,2013:302).
1. Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye?
2. Bagaimanakah karakter tokoh yang patut diteladani dalam novel Moga Bunda Di Sayang Allah karya Tere Liye?
3. Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye pada pendidikan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berisi gambaran yang khusus atau spesifik mengenai
arah dari kegiatan kajian kepustakaan yang dilakukan, berupa keinginan realistis peneliti tentang hasil yang akan diperoleh. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan apakah nilai-nilai pendidikan Akhlak yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye.
2. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah karakter tokoh utama pendidik yang patut diteladani dalam novel Moga Bunda Disayang Allahkarya Tere Liye.
3. Untuk mendeskripsikan bagaimanakah implikasi nilai-nilai pendidikan Akhlak yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah karya
TereLiye dalam pendidikan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat dikemukakan menjadi dua sisi yaitu
1. Manfaat Teoritik
Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang positif bagi dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya bagi pengembangan nilai-nilai pendidikan baik umum maupun pendidikan
Islam melalui pemanfaatan seni sastra. Serta untuk menambah wawasan tentang keberadaan seni sastra (novel) yang memuat tentang pendidikan. 2. Manfaat Praktis
Secara praktis, efektifitas penyampaian pesan melalui karya sastra ada 3 yatitu:
a. Bagi Peneliti, menambah wawasan peneliti mengenai pendidikan akhlak yang terdapat dalam novel Moga Bunda Disayang Allah untuk selanjutnya dijadikan sebagai pedoman dalam bersikap dan
berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan terhadap penggunaan media pembelajaran yang efektif dan efisien dalam rangka melaksanakan pendidikan melalui media cerita yang inspiratif dalam mendidik siswa.
E. Metode Penelitian
Pengertian metode, berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya (Ruslan, 2010:24).
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kepustakan (library research) dengan
menggunakan pendekatan deskriptif analisis (descriptive of analyze
research). Penelitian ini menggunakan literatur dan teks sebagai objek
utama analisis yaitu dalam penelitian ini adalah novel Moga Bunda
Disayang Allah karya Tere Liye yang kemudian dideskripsikan dengan cara menggambarkan dan menjelaskan teks-teks dalam novel yang
mengandung pendidikan moral dengan menguraikan dan menganalisis serta memberikan pemahaman atas teks-teks yang dideskripsikan.
2. Metode pengumpulan Data
Metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan berbagai sumber data dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
Metode dokumentasi yaitu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto,
2006:231).
Metode dokumentasi ini, data mengenai penelitian diperoleh dengan
3. Sumber Data
a. Sumber data primer
Sumber data primer yaitu sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini berupa Novel Moga Bunda Disayang Allahkarya
Tere Liye yang diterbitkan oleh Republik, Jakarta pada tahun 2014. b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder yaitu berbagai literatur yang berhubungan
dan relevan denagn objek penelitian. Peneliti mengambil dari kumpulan berbagai artikel, buku dan internet dan karya tulis lain yang
berkaitan dengan penelitian ini demi memperkaya kajian dan analisis. 4. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan adalah analisis isi, dengan menguraikan dan
menganalisis serta memberikan pemahaman atas teks-teks yang dideskripsikan.
Isi dalam metode analisis isi terdiri atas dua macam, yaitu isi laten dan isi komunikasi. Isi laten adalah isi yang terkandung dalam dokumen dan naskah, sedangkan isi komunikasi adalah pesan yang terkandung sebagai
akibat komunikasi yang terjadi.
Sebagaimana metode kualitatif, dasar pelaksanaan metode analisis isi
adalah penafsiran. Apabila proses penafsiran dalam metode kualitatif memberikan perhatian pada situasi alamiah, maka dasar penafsiran dalam metode analisis isi memberikan perhatian pada isi pesan. Oleh karena
isi. Peneliti menekankan bagaimana memaknakan isi komunikasi, memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam peristiwa
komunikasi (Ratna, 2007:48-49).
Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan nilai-nilai tertentu yang
terkandung dalam sebuah karya sastra dengan memperhatikan konteks. Analisis isi berfungsi mengungkap makna simbolik dalam sebuah karya sastra. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis isi novel Moga
Bunda Disayang Allahkarya Tere Liye.
Langkah-langkah yang digunakan dalam pengolahan data ini adalah
sebagai berikut:
a. Langkah deskriptif, yaitu menguraikan teks-teks dalam novel Moga Bunda Disayang Allah yang berhubungan dengan nilai-nilai
pendidikan Akhlak.
b. Langkah interpretasi, yaitu menjelaskan teks-teks dalam novel Moga
Bunda Disayang Allah yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan Akhlak.
c. Langkah analisis, yaitu menganalisis penjelasan dalam novel Moga
Bunda Disayang Allah yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan Akhlak.
F.Kajian pustaka
Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan
menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka
merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal, papers, artikel, tesis, dan lain-lain (Sukardi, 2003: 19).
Kajian pustaka digunakan sebagai perbandingan terhadap penelitian yang
sudah ada baik dari segi kekurangan maupun kelebihan yang telah ada sebelumnya. Dengan kajian pustaka ini diharapkan dapat mempunyai andil
yang besar dalam mendapatkan suatu informasi tentang teori yang ada kaitannya dengan judul dalam penelitian ini. Sebelum penulis menjabarkan pembahasan tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam novel Moga Bunda
Disayang Allah karya Tere Liye, maka penulis mencoba menelaah buku yang ada untuk dijadikan sebagai perbandingan dan acuan dalam penulisnya.
Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai rumusan berfikir. Beberapa kajian pustaka tersebut diantaranya:
Skripsi Siti Zulaicah (STAIN Salatiga) tahun 2012 yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak pada Novel Hapalan Shalat Delisa Karya Tere Liye”.
Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi tersebut antara lain: meliputi nilai pendidikan akhlak terhadap Allah (shalat, dzikir, dan berdoa kepada Allah, ikhlas menerima takdir Allah, tajut akan siksaan Allah dan takut
dari akhlak mahmudah (sabar, ikhlas, syukur, optimis, tolong menolong, kerja keras disiplin) dan akhlak madzmumah (jahil, bandel, berdusta dan
pencemburu), akhlak terhadap keluarga (hak kasih sayang suami istri, hak-hak bersama suami istri, birulwalidain), serta pendidikan akhlak pada lingkungan
(memelihara serta merawat semua ciptaan Allah SWT dengan baik dan bencana alam yang sering terjadi sebenarnya adalah disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri). persamaan peneliti ini dengan penelitian di atas adalah
sama-sama menggunakan novel Tere Liye, dan nilai-nilai akhlak, perbedaan dalam penelitian ini adalah pada tema novel yaitu dalam penelitian di atas
mengunakan novel hapalan shalat Delisa sedangkan penulis menggunakan novel Moga Bunda Disayang Allah.
Skripsi Muhamad Syukron Rofiq (STAIN Salatiga) tahun 2015 yang
berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Rantau 1 Muara karya
Ahmad Fuadi”. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi
tersebut antara lain: Nilai Akhlak kepada Allah yang berupa: aqidah /keimanan (iman kepada Allah, meyakini sifat-sifat Allah, meyakini qodho dan qodarnya Allah), Nilai pendidikan Akhlak kepada sesama manusia {akhlak mahmudah
dari diri sendiri (istiqomah, sabar, pantang menyerah, bersyukur, niat lurus, bekerja keras, rendah hati, berlomba-lomba dalam kebaikan, jujur dan berbaik
sangka) akhlak terhadap orang lain {akhlak terhadap orang tua, akhlak terhadap sesama). persamaan peneliti ini dengan penelitian di atas adalah sama-sama menganalisis nilai-nilai akhlak, perbedaan dalam penelitian ini
mengunakan novel “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam Novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi” sedangkan penulis menggunakan novel Moga
Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye.
Dian Adi Permana ( IAIN Salatiga) tahun 2016 yang berjudul “Nilai-nilai
pendidikan Akhlak dalam Novel Pertemuan Dua Hati Karya NH. Dini”
Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi tersebut antara lain: akhlak manusia terhadap Allah SWT (tawakal, khauf, dan raja, bertaubat, dan
bersyukur), akhlak manusia terhadap manusia (shidiq, amanah, sabar, khusudzon, optimis, disiplin, tanggung jawab), akhlak manusia terhadap
lingkungan (menjaga dan tidak merusak, memanfaatkan dengan baik). persamaan peneliti ini dengan penelitian di atas adalah sama-sama menganalisis nilai-nilai akhlak, perbedaan dalam penelitian ini adalah pada
tema novel dan pengarangnya yaitu dalam penelitian di atas mengunakan novel “Nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam Novel Pertemuan Dua Hati Karya NH.
Dini” sedangkan penulis menggunakan novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye.
G.Penegasan istilah
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas untuk gambar diatas, maka perlu dijelaskan tentang pengertian-pengertian yang yang terkandung dalam
1. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya
batin, dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang bersumber mendorong dan mengarahkan sikap
dan perilaku manusia. 2. Pendidikan Akhlak
Pendidikan merupakan tonggak kuat untuk menuntaskan kemiskinan
pengetahuan, menyelesaikan persoalan kebodohan, dan menuntaskan segala permasalahan bangsa yang selama ini terjadi. Peran pendidikan
jelas merupakan hal yang signifikan dan sentral karena pendidikan memberikan pembukaan dan perluasan pengetahuan sehingga bangsa ini betul-betul melek terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan dihadirkan untuk mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang beradab dan berbudaya. Pendidikan dilahirkan untuk memperbaiki
segala kebobrokan yang sudah menggumpal disegala sendi kehidupan bangsa ini (Yamin, 2009:15).
Dilihat dari sudut bahasa (etimologi) perkatan akhlak (bahasa arab)
adalah bentuk jamak dari kata khulk , khulk di dalam kamus Al Munjid berarti budi pekerti, perangi tingkah laku.
mulia, atau perbuatan buruk disebut akhlak yang tercela (Asmaran, 2002:1).
Jadi pengertian diatas dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak adalah proses bimbingan oleh pendidik (guru, orang tua, masyarakat,
lingkungan) kepada peserta didik baik jasmani maupun rohani yang dilakukan secara sadar dan sengaja agar terbentuk kepribadian atau perilaku yang utama sebagai manusia seutuhnya( insan kamil).
3. Novel Moga Bunda Disayang Allah
Novel merupakan karya fiksi yang mengungkapkan aspek-aspek
kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan dengan halus (Maslikhah, 2013:126). Novel merupakan sebuah karya sastra berbentuk prosa yang menceritakan tentang kehidupan manusia dalam interaksinya
dengan lingkungan dan sesamanya.
Dalam penelitian kali ini peneliti akan meneliti isi dari Novel
Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye yang diterbitkan oleh Republika sebagai bahan penelitian yang mengandung nilai-nilai pendidikan Akhlak dengan meneliti isi dan juga memperhatikan
unsur-unsur intrinsik pembangun novelnya.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi terbagi dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan
halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran.
Bagian Inti atau Isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian, kajian pustaka, penegasan istilah, dan sistematika penulisan penelitian.
BAB II BIOGRAFI
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai: Biografi Tere Liye, karakteristik Tere Liye, karya-karya Tere Liye, unsur-unsur
intrinsik novel, kelebihan novel, sinopsis novel Moga Bunda Disayang Allah.
BAB III HASIL TEMUAN
Dalam bab ini akan diuraikan deskripsi pemikiran penulis mengenai: Tentang nilai dalam novel Moga Bunda Disayang Allah
dan karakter tokoh utama dalam Novel Moga Bunda Di Sayang Allah karya Tere Liye.
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai: Nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allah,
dan relevansi nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam novel Moga Bunda Disayang Allahdalam pendidikan.
BAB V PENUTUP
BAB II
BIOGRAFI
A.Biografi Tere Liye
Nama “Tere Liye” merupakan nama pena seorang penulis berbakat di Indonesia. Nama sebenarnya Tere Liye adalah Darwis. Meskipun Tere Liye
adalah salah satu penulis yang telah banyak menghasilkan karya-karya best
seller. Akan tetapi sangat sulit sekali mencari biodata atau biografi Tere Liye
Karena Tere Liye tidak pernah sekalipun memasukkan foto atau biografi di
setiap karyanya. Berbeda dengan penulis lain yang selalu mencantumkan foto dan biografinya di setiap akhir karyanya. Tere Liye memang sepertinya tidak
ingin di publikasikan kepada umum terkait kehidupan pribadinya. Itulah cara yang Tere Liye pilih, hanya berusaha memberikan karya terbaik dengan tulus dan sederhana.
Tere-liye adalah seorang penulis novel berbahasa Indonesia Lahir pada tanggal 21 Mei 1979. Tere Liye lahir dan tumbuh dewasa di pedalaman
Sumatera. Anak ke enam dari tujuh bersaudara ini berasal dari keluarga sederhana yang orang tuanya berprofesi sebagai petani biasa. Meskipun begitu tidak menghalangi Tere Liye untuk tumbuh menjadi pribadi luar biasa yang
hingga saat ini telah menghasilkan karya-karya yang sebagian besar menjadi
bestseller. Bahkan beberapa diantaranya telah diangkat ke layar lebar. Salah
Tere Liye meyelesaikan masa pendidikan dasar sampai menengah pertama di SD Negeri 2 dan SMP Negeri 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian
melanjutkan ke SMU Negeri 9 Bandar Lampung. Setelah selesai di Bandar Lampung, kemudian meneruskan ke Universitas Indonesia dengan mengambil
fakultas Ekonomi. Saat ini telah menikah dengan Riski Amelia dan dikarunia seorang putra bernama Abdullah Pasai. Aktivitasnya hingga saat ini masih berusaha untuk menghasilkan karya-karya luar biasa yang dapat memotivasi
dan menginspirasi setiap pembacanya.
B.Karakteristik Novel Tere Liye
Ciri khas penulis bernama asli Darwis ini adalah selalu mengangkat hal-hal sederhana yang mampu menggugah hati pembacanya. Bahkan, tak jarang menguras air mata dan di dalam novel juga terdapat beberapa nilai pendidikan
yang bisa diambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Sederhana namun sarat pesan dan maknanya. Maka tidak mengherankan jika rata-rata karyanya
mampu mencapai penjualan puluhan ribu eksemplar. Cukup untuk membuat beberapa Production House ternama meliriknya untuk dijadikan sebuah layar lebar.
Dari karya-karyanya, Tere Liye tidak pernah mencantumkan biodata pada karya-karyanya berbeda dengan yang lain yang selalu memberi biodatanya dan
sebagian besar novelnya adalah best seller dan berulang kali dicetak . Dalam novel karya Tere Liye banyak nilai-nilai pendidikan yang bisa diambil antaranya nilai moral, nilai agama, nilai sosial dan nilai akhlak. Isi dalam
karena kesederhanaanlah yang mampu membuka hati, ketika hati sudah terbuka maka akan sangat mudah setiap pesan-pesan positif itu sampai.
Begitulah karakteristik novel karya Tere Liye. Sederhana dan menginspirasi sehingga mudah dipahami oleh pembaca dan pesan yang ingin
disampaikan dalam novel dapat tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Sehingga dapat memberikan manfaat yang besar setelah membaca karya-karyanya.
Salah satunya adalah novel Moga Bunda Disayang Allah yang menjadi bahan penelitian ini, dalam novel ini diceritakan secara sederhana dengan
kalimat-kalimat yang menarik, lucu, ceria, mengharukan, penuh keteladanan, menginspirasi dan sarat dengan nilai pendidikan khususnya pendidikan Akhlak.
C.Karya-karya Tere Liye
Tere Liye adalah salah satu penulis di Indonesia yang sangat produktif
dalam menghasilkan karya sastra yang sebagian besar diantaranya adalah best
seller dan berulang kali dicetak termasuk novel yang menjadi bahan penelitian
ini.
Berikut ini penulis sedikit menuliskan karya-karya Tere liye yang telah diterbitkan dan sudah tersebar di seluruh Indonesia yang mengandung
nilai-nilai pendidikan:
1. Hafalan Shalat Delisa(Penerbit Republika, 2005).
Novel ini adalah karya Tere Liye yang sudah diangkat ke layar lebar
ketegarannya menghimpun kehidupannya kembali setelah kehilangan segalanya dalam tragedi tsunami Aceh.
2. Moga Bunda Disayang Allah(Penerbit Republika, 2005).
Novel ini juga karya Tere Liye yang sudah diangkat ke layar lebar
(difilmkan). Mengisahkan tentang seorang anak yang memiliki keterbatasan fisik yaitu buta, tuli, sekaligus bisu yang berjuang untuk mendapatkan pendidikan. Perjuangan seorang ibu yang luar biasa
mendukung anak yang memiliki keterbatasan itu dengan sabar, tulus, dan ikhlas. Kerja keras seorang guru untuk memberikan pendidikan dengan
cara dan metode terbaik yang bisa dilakukan agar mudah diterima oleh siswanya yang sangat “spesial”.
3. Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Grafindo 2006 & Republika
2009).
Novel inspiratif seorang anak panti asuhan dalam membangun
kehidupannya sehingga menjadi seorang pengusaha sukses. Selalu merasakan ketenangan dan perasaan bersyukur ketika melihat rembulan sebagai salah satu ciptaan Sang Pencipta ketika dia sedang memiliki
masalah. Menceritakan tentang adanya hubungan sebab akibat dalam setiap kehidupan manusia di dunia ini.
4. Bidadari Bidadari Surga(Penerbit Republika, 2008).
Novel yang mengisahkan ketulusan dan pengorbanan seorang kakak perempuan yang menghidupi keluarga dan adik-adiknya. Yang
dirinya tetap hidup dalam kesederhanaan. Namun dapat menghasilkan adik-adik yang menjadi orang-orang sukses dan luar biasa.
5. Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (Gramedia Pustaka
Umum, 2010).
Novel ini ingin menyampaikan pesan bahwa bagaimanapun kehidupan ini kita tidak boleh menyalahkan kehidupan. Karena itu semua telah diatur sedemikian baik oleh Allah SWT. Seperti daun yang jatuh tak
pernah membenci angin. Begitulah kita harus mensyukuri kehidupan.
6. Serial Anak-Anak Mamak yang terdiri dari empat serial yaitu
Burlian (Penerbit Republika, 2009), Pukat (Penerbit Republika,
2010), Eliana (Penerbit Republika, 2011), dan Amelia (Penerbit
Republika, 2013).
Keempat novel tersebut adalah bagian dari Novel Serial Anak-Anak Mamak. Novel inspiratif yang banyak mengandung nilai-nilai pendidikan
khususnya pendidikan Islam. Yang menjadi bahan penelitian dalam penulisan skripsi ini. Novel yang Mengisahkan tentang anak-anak mamak. Kisah kehidupan mereka di pedalaman sumatera. Tentang kehidupan dan
perjuangan mendapatkan pendidikan di tengah keterbatasan. Dan berbagai macam petualangan masa kanak-kanak yang terus melekat hingga mereka
tumbuh dewasa. Kisah anak-anak mamak yang meski dibesarkan dalam kesederhanaan, keterbatasan dan berbaur dengan kepolosan dan kenakalan, Mamak selalu menanamkan arti kerja keras, kejujuran, harga diri serta
D.Unsur Intrinsik Novel Moga Bunda DiSayang Allah
Unsur intrinsik novel adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra
dari dalam. Adapun unsur-unsur intrinsik dalam novel Serial Moga Bunda Disayang Allah adalah sebagai berikut:
1. Tema
perjuangan seorang anak kecil yang tuna rungu, tuna netra, dan tidak bisa berbicara, untuk bisa menjalani hidupnya dengan layak dan
perjuangan pemuda untuk memulihkan hidupnya seperti sedia kala.
2. Penokohan
Berikut ini adalah tokoh-tokoh utama dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye antara lain:
a. Melati
Melati merupakan tokoh utama dalam novel Moga Bunda Disayang Allah, ia adalah sosok anak yang periang, lucu, dan suka
bercanda. Disebabkan melati kehilangan indra penglihatan dan pendengarannya, maka aksesnya dengan dunia sekitar harus terputus hal tersebut membuat Melati terlihat seperti menjadi keras kepala dan
sering memberontak. Kutipan novel :
b. Ibu Hk (ibu Melati)
Ibu Hk adalah sosok yang menjadi ibu dari Melati tokoh ibu
Hk ini sangat keibuan ia merawat Melati dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Tokoh ibu Hk salah satu tokoh dominan, dan
merupakan tokoh protagonis yang sangat sabar, tabah, ikhlas, dan tulus.
Kutipan:
“ Kau sudah bangun, Sayang?” Bunda bertanya lemah, berusaha tersenyum, meski seluruh dunia tahu senyuman itu percuma. (Liye, 2013: 14)
“…. Aku juga tidak tahu kenapa datang pagi ini. Setiap hari mengirimkan surat-surat itu. Aku tidak tahu. Yang aku tahu, kami sudah tiba di batasnya. Sudah hampir berputus asa. Jadi, apa pun kemungkinan yang tersedia, meski itu hanya seujung kuku akan kami coba. Aku tidak tahu kenapa harus berharap padamu, Anakku….” (Liye, 2013: 83)
c. Tuan Hk (ayah Melati)
Tuan HK yang merupakan ayah dari Melati. Ia adalah sosok
yang sangat menyayangi keluarganya, tegas, pekerja keras, dan juga pengusaha yang sukses. Berikut sajian data watak Tuan HK watak tegas:
“APA YANG KAU LAKUKAN!” Tuan HK mendesis. Melangkah galak mendekati Karang. Tangannya mengepal. Rambutnya boleh jadi beruban. Otot-ototnya boleh jadi sudah dimakan usia tengah baya. Tapi pagi ini ia tidak akan segan-segan berkelahi dengan tamu yang tak tau diuntung ini. Baru lima menit diruang makannya, berani sekali membanting
d. Pak Karang
Tragedi tenggelamnya kapal yang telah menewaskan Qintan
dan tujuh belas anak-anak dari taman bacaannya, membuat Karang berubah dan terlihat memiliki peran antagonis. Karang lebih suka
mabuk-mabukan. Pertemuan dengan Melati membuat Karang kembali memiliki semangat dan rasa kasih sayang yang besar kepada anak-anak. Pada saat itulah karang yang sebenarnya memiliki watak
protagonis terlihat ia merupakan pribadi yang sangat menyayangi anak-anak dan tegas.
e. Kinasih
Kinasih adalah tokoh yang jarang muncul di dalam cerita namun memiliki peran yang besar dalam merubah sosok karang.
Kinasih digambarkan sebagai sosok gadis yang ramah, lemah lembut, dan penyayang.
Kutipan:
“Melati akan baik-baik saja, Bun…. Jika Bunda tetap yakin, maka ia pasti akan baik-baik saja.” Kinasih berbisik pelan. Tersenyum. Memotong cerita dua hari lalu. Mencoba membesarkan hati. (Liye, 2013: 39).
“Kau pergi tanpa bilang. Meninggalkan Taman Bacaan meninggalkan anak-anak, meninggalkan...” Kinasih menggigit bibirnya. Ia sebenarnya ingin bilang: meninggalkan aku. (Liye, 2013: 216).
f. Salman
Salamah yang memiliki watak protagonis juga digambarkan sebagai seorang pembantu yang pelupa, namun sangat cekatan dalam bekerja.
g. Ibu Gendut
Ibu gendut adalah sosok yang telah membesarkan Karang.
Karang selalu diajarkan oleh suaminya yang membuka rumah singgah. Sosoknya digambarkan sebagai seorang yang sangat lembut, penuh kasih sayang, dan penyabar, dan ia juga berperan penting dalam
merubah sifat dan sikap Karang. h. Dokter Ryan
Tokoh Dokter Ryan dalam cerita merupakan ayah dari Kinasih, sosoknya juga hanya sekali muncul dalam cerita. Sosoknya digambarkan sebagai seorang pengagum, bertanggung jawab penuh
atas keluarganya.
3. Alur
Alur cerita dalam novel ini adalah alur maju (progresif) yaitu apabila peristiwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita dan alur mundur yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa
yang sedang berlangsung. Jadi alur dalam novel ini adalah alur maju dan mundur atau campuran.
a) Awal
Di suatu kota terdapat sebuah keluarga kaya raya. Yaitu,keluarga HK. Mereka mempunyai seorang anak yang cantik,
bergelombang seperti ombak. Namanya Melati. Sayang Melati tidak dapat melihat dan mendengar. Setiap hari Melati selalu mengamuk
terutama saat sarapan. Ia melempar semua barang yang ada di depannya.
b) Tengah
Masih tenggelam dalam rasa penyesalan dan masa lalunya, saat dimana Bunda HK tidak tega melihat anak sematawayangnya
setiap hari mengamuk. Bunda HK diberitahu ada seseorang yang dapat membantunya yaitu Karang. Sayang membujuk Karang tidak
lah mudah, awalnya karang menolak tawaran Bunda HK. Karang kecelakaan itu terjadi dan merenggun 18 anak taman baca dan satu orang murid kesayangannya, Qintan. Namun akhirnya hati Karangpu
luluh. Karang mau menerima tawaran Bunda HK untuk mendidik Melati. Ternyata mendidik Melati tidak semudah yang dibayangkan
Karang. Sikap Melati memaksa Karang untuk bersikap keras. Perlakuan karang tentu saja membuat Tuan HK geram. Ia tidak terima Melati di perlakukan secara kasar. Berulangkali terjadi pertikaian
antara Tuan HK dan Karang. c) Akhir
Karena ketabahan dan kesabaran Bunda HK dan ketekunan Karang mendidik Melati serta perjuangan Melati, akhirnya Melati bisa mengenal tuhannya, Melati bisa mengontrol emosinya serta melati
4. Sudut Pandang
Orang ke tiga serba tahu. penulis menceritakan orang lain dan
mengetahui semua perasaan dan keadaan dalam tokoh tersebut. Sebagaimana kutipan di bawah ini:
"Ibu-ibu gendut itu berdiri dari kursi rotannya. menatap prihatin. meski tidak berkata-kata lagi. hanya memperhatikan." (Liye, 2013: 21)
5. Gaya bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penulis dalam novel ini sederhana, inspiratif, dan sarat dengan makna. Sehingga dari setiap
kalimat-kalimatnya, pembaca dapat memahami, merasakan makna yang terkandung dalam novel yang dapat memotivasi dan membangkitkan
semangat.
6. Latar atau setting
a. Latar tempat : diperkotaan khas pelabuhan pesisir selatan, dan dirumah
Tuan HK.
b. Latar waktu : pagi, siang dan malam.
c. Latar suasana : menyedihkan, mengharukan dan tegang. 7. Amanat
Didalam hidup ini kita pasti mempunyai masalah. Masalah dan ujian
yang Allah berikan kepada kita melainkan untuk menguji keimanan kita dalam beribadah. Novel ini mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa
nikmat yang telaah Allah berika kepada kita, harus menghargai orang lain dan saling percaya.
E.Sinopsis novel Moga Bunda Disayang Allah
Novel ini menceritakan seorang anak bernama Melati penderita buta dan
tuli untuk bisa mengenali dunia, dan juga perjuangan seorang pemuda bernama Karang untuk bisa keluar dari perasaan bersalah setelah kematian 18 anak didiknya dalam kecelakaan kapal. Melati bocah berusia 6 tahun yang buta dan
tuli sejak dia berusia 3 tahun. Selama 3 tahun ini dunia melati gelap. Dia tidak memiliki akses untuk bisa mengenal dunia dan seisinya. Mata, telinga semua
tertutup baginya. Melati tidak pernah mendapatkan cara untuk mengenal apa yang ingin dikenalnya. Rasa ingin tahu yang dipendam bertahun tahun itu akhirnya memuncak, menjadikan Melati menjadi frustasi dan sulit
dikendalikan. Melati hanya bisa mengucap Baa dan Maa. Orang tuanya berusaha berbagai macam cara untuk bisa mengendalikan Melati. Bahkan tim
dokter ahli yang diundang oleh orang tuanya tidak berhasil mengendalikan Melati. Pak Guru Karang, seorang pemuda yang suka mabuk dan sering bermurung diri di kamar rumah ibu gendut yang akhirnya menjadi guru Melati.
Karang sebenarnya hampir kehilangan semangat hidupnya setelah 18 anak didiknya tewas dalam kecelakaan perahu. Perasaan bersalahnya hampir setiap
hari menghantuinya selama 3 tahun terakhir. Dia bahkan hampir tidak berminat ketika ibunya Melati memintanya untuk membimbing Melati. Tapi demi cintanya terhadap anak-anak Karang akhirnya datang memenuhi permintaan
Semua itu tidak mudah untuk menemukan metode pengajaran bagi Melati. Bagaimana caranya Melati bisa mendengar apa yang dikatakan Karang ?
Bagaimana caranya Melati bisa melihat? Bahkan untuk menangis saja Melati tidak bisa menemukan kosakata yang benar. Dunia Melati benar-benar gelap.
Melati tidak mempunyai akses untuk tahu. Tidak mempunyai cara untuk mengenal apa yang ingin dia kenal. Setiap kali ada yang menyentuh tubuh Melati maka dia akan marah, mengamuk dan melempar apa saja yang tercapai
oleh tangannya.
Karang hampir putus asa. Lalu keajaiban datang ketika air mancur
membasuh lembut telapak tangan Melati. Melati merasakan aliran air di sela jemarinya. Saat itulah untuk pertama kalinya Karang melihat Melati tertawa. Karang akhirnya mengerti, melalui telapak tangan itulah karang menuliskan
kata Air, dan meletakkan telapak tangan Melati kemulutnya dan berkata A-I-R. Melati akhirnya mengerti benda yang menyenangkan itu bernama air. Melalui
telapak tangan Melati, air mancur yang mengalir di tangan dan sela-sela jarinya berhasil mencukilnya. Melalui telapak tangan itulah semua panca indera disitu. Akhirnya dunia Melati tidak lagi gelap. Dia bisa mengenali orang tuanya, dia
bisa mengenali kursi, sendok, pohon dan sebagainya.
F.Kelebihan Novel Moga Bunda Dsayang Allah
Pengarang menciptakan karakter Melati, Bunda dan Karang dalam sosok masing-masing yang tidak bisa dibedakan mana yang lebih pantas disebut sebagai tokoh utama di sini benar-benar terasa adanya tokoh tiga tokoh utama
agen pencerahan. Menyadarkan kita bahwa manusia dalam kedudukannya sendii-sendiri sebenarnya sedang melakoni peran penting dalam kehidupan
nyata.
Cerita ini menyuguhkan perjuangan hidup yang tidak mudah yang di alami
oleh anak yang berkebutuhan khusus, baik Karang yang yatim piatu maupun Melati dengan segala kekurangannya. Namun ada satu kesamaan antara mereka, anak-anak selalu punya janji masa depan yang lebih baik. Penulis
berulang kali mengungkapkan kalimat yang mengingatkan pembaca untuk bersabar, bersyukur, optimis dan tidak boleh putus asa dengan masalah yang
kita hadapi karena Allah menjelaskan dalam Al Qur’an bahwa kesulitan pasti ada kemudahan, dalam novel ini juga banyak terdapat nilai-nilai agama yang bisa diambil manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
G. Kelemahan Novel Moga Bunda Dsayang Allah
Cerita ini ditulis dalam gaya bahasa sehari-hari yang tidak baku.
Penggunaan berulang-ulang kosakata yang tidak baku serta kalimat tambahan yang tidak perlu mengganggu kenyamanan dalam membaca. Seperti penggunaan kata “ibu-ibu gemuk” yang artinya menunjuk pada seorang ibu
yang bertubuh subur dan kata “anak-anak” untuk penunjukan kata benda seorang anak.Pilihan penulis dalam penempatan setting dan kegiatan
kembang api yang dirayakan pada tahun baru Imlek oleh masyarakat termasuk para tokoh novel. Alih-alih menyebutkan secara jelas kota atau negara
terjadinya peristiwa dalam novel, sejak awal penulis hanya menyebutkan tempat-tempat semu: “rumah di atas bukit”, “daerah jauh dari ibukota”, “Tuan
dan Bunda HK”.
Jadi tidak terlihat jelas keberagaman budaya atau mayoritas budaya penduduk yang ada di daerah tempat tinggal tokoh Melati, sehingga kurang
BAB III
HASIL TEMUAN
A.Nilai Akhlak
Nilai adalah ukuran untuk menghukum atau memilih tindakan dan tujuan
tertentu. Tidak terletak pada barang atau peristiwa, tetapi manusia memasukkan nilai kedalamnya. Karena nilai adalah cita, ide, bukan fakta.
Sebab itulah tindakan ada ukuran-ukuran yang obyektif tentang nilai dan karenanya ia tidak dapat dipastikan secara kaku (Rosyadi, 2004: 114).
Nilai merupakan bagian penting dari pengalaman yang mempengaruhi
perilaku individu. Nilai meliputi sikap individu , sebagai setandar bagi tindakan dan keyakinan. Nilai dipelajari dari keluarga, budaya dan orang-orang disekitar
individu. Nilai dapat menyatakan pada orang lain apa yang penting bagi individu dan menentukan individu dalam mengambil keputusan (Lestari, 2012: 77).
Pendidikan Akhlak merupakan bagian terpenting dalam dunia pendidikan. karena akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam Islam, tanpa akhlak
agama menjadi tidak sempurna. Pentingnya kedudukan akhlak dapat dilihat dari berbagai sunnah Rasulullah saw, akhlak Nabi Muhammad yang diutus menyempurnakan akhlak manusia, karena bersumber dalam al Qur’an yang
...
Artinya: “apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya”.
Akhlak bukan hanya sekedar sopan santun, tata krama yang bersifat
lahiriah dari seseorang terhadap orang lain melainkan lebih daripada itu, akhlak yang mulia dalam Islam adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban, menjauhi segala larangan-larangan, memberikan hak kepada yang mempunyainya baik
yang berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan dengan makhluk, dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya.
Merujuk dari uraian diatas, maka penulis akan menjabarkan nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere Liye antara lain akhlak kepada Allah, akhlak pada diri sendiri, akhlak pada keluarga,
dan akhlak pada sesama.
Nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah
karya Tere Liye , di jabarkan sebagai berikut: 1. Nilai akhlak kepada Allah
a. Percaya kepada Allah
1) Sholat Tahajud Kutipan :
terbaik yang dijanjikan. Menghabiskan sisa malam dengan bersimpuh menangis di atas sepotong sajadah. Membuat basah ujung-ujung mukena. Berharap Tuhan berbaik hati memberikan jalan keluar baginya (Liye, 2006: 5).
2) Berdoa
kutipan :
2 Ya Allah, berikanlah keajaiban itu.... ibu-ibu gendut itu mendesis lirih ke langit-langit ruangan. Berdoa doa dengan tulus. Kemudian sambil menghela napas panjang, pelan melanjutkan merajut sweater biru (Liye, 2006: 44).
b. Meyakini Qodho dan Qodarnya Allah
Kutipan :
3 “Biarlah ya Allah, kalau itu sudah menjadi takdirmu. Kami akan bersiap menerima apa adanya” (Liye, 2006: 170).
4 “...atau kami sungguh keliru. Harapan itu sama sekali tak pantas. Jangan-jangan di kehidupan ini memang ada takdir seseorang yang digariskan untuk tidak pernah mengenal siapa penciptanya. Jangan-jangan kamilah yang keliru, melati memang ditakdirkan tidak akan pernah mengenal dunia dan seisinya” (Liye, 2006: 86).
2. Nilai pendidikan Akhlak kepada diri sendiri
Akhlak manusia dapat bernilai baik dan buruk atas semua tingkah laku manusia di dunia. Secara umum akhlak merupakan gambaran perilaku
kehidupan manusia.
Menurut Zuriah (2007: 30) mengatakan bahwa setiap manusia harus mempunyai jati diri, seseorang mampu menghargai dirinya sendiri,
Di dalam novel Moga Bunda Disayang Allah penulis menemukan beberapa nilai akhlak terpuji di antaranya:
a. Sabar
Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah nilai sabar sebagai
berikut: Kutipan :
5 Bunda tak sempat berpikir panjang. Menatap gelas yang dipegang putri semata wayangnya. Uap mengepul perlahan dari cangkir besar. Jeruk panas? Ya bunda selalu memberikan secangkir jeruk panas untuk Melati kalau gadis kecilnya sedang flu. Membantu meminumkannya dengan amat sabaaar....
sekarang? Melatinya yang segelas jeruk panas. Hati-hati sekali, takut tumpah. Ia mengenggam erat piring tatakannya, bahkan dengan kedua belah telapak tangan (Liye, 2006: 8).
6 Ibu-ibu gendut dengan wajah sabar keibuan itu sekali lagi menatap sekilas pemuda di atas ranjang sebelum keluar dari kamar. Menyeka ujung-ujung matanya yang selalu sembab. Berbisik pelan di pengapnya langit-langit, “ semoga engkau berbaik hati Tuhan... lihatlah, dalam tidurnya, dalam mabuknya dalam kondisi seperti ini, wajahnya tetap terlihat amat teduh.... semoga engkau akhirnya berbaik hati....” (Liye, 2006: 13).
7 Sabar, yang! Sabar...” bunda bergegas memegang lengan suaminya. Berbisik bingung. Berkata bingung. Entahlah ia sedang membujuk suaminya atau membujuk hatinya yang juga bingung. Setengah marah. Setengah panik. Setengah tidak mengerti. Semuanya setengah-setengah. Bunda kalut melihat keributan ini (Liye, 2006: 105).
8 Sabar, yang. Sabar... Aku mohon-“ bunda segera mencengkram lengan suaminya, panik, gentar, bingung, entahlah (Liye, 2006: 166).
beruban, kerut di dahi membuatnya terlihat lebih tua dari seharusnya. Matanya yang hitam bening keibuan ditelan semua oleh perasaan “sabar” selama ini. Bunda menyelimuti Melati menciumi dahi putrinya. Menatap lamat-lamat. Lihatlah, Melati seperti malaikat dalam tidurnya. Begitu lucu menggemaskan (Liye, 2006: 198).
10 Seminggua ini, dengan pecahnya simpul komunikasi itu, pekerjaan karang meski masih sulit tapi sudah kelihatan titik terangnya. Masih butuh waktu yang panjang, kesabaran, dan kerja keras untuk membuat Melati sempurna mengerti dan bisa berkomunikasi seperti anak normal lainnya. Tapi Melati memiliki keinginan yang kuat itu (Liye, 2006: 283).
11 Kalau menurutkan hatinya, tuan HK ingin pulang saat itu juga. Tapi ia berusaha menyabarkan diri. Bahkan berpikir, persiapan yang baik untuk melakukan pembicaraan sepenting ini akan membantunya. Ia tidak ingin menyakiti perasaan istrinya, meski bodo amat pemuda sialan itu tersinggung sampai mampus. Maka tuan Hk menunggu jadwal pulang seperti biasanya. Sambil menunggu tak sabaran, dia menyuruh salah satu stafnya untuk mencari tahu siapa pemuda itu (Liye, 2006: 157).
12 “ aku tahu, tembok yang kita hadapi tinggi sekali. Tidak ada cara untuk melewatinya. Tidak ada celah. Sama sekali tidak. Kecuali dengan menghancurkannya berkeping-keping. Kau harus terus berjuang! Terus bersabar (Liye, 2006: 245).
13 “ gadis kecil itu bisa bersabar dengan situasi buruk itu... meski ia tidak pernah kunjung mengerti mengapa iglo lainnya terlihat terang dengan caranya api, sedangkan iglo mereka tidak (Liye, 2006: 249). 14 “ sabar, yang... aku mohon. Berikan akau kesempatan
untuk menjelaskan-“ bunda berusaha menarik tangan suaminya (Liye, 2006: 267).
b. Bersyukur
Bersyukur dapat diartikan berterimakasih atas semuanya yang
Allah berikan. Tanda bersyukur dalam novel Moga Bunda Disayang Allah terdapat kata “syukur”. Adapun nilai syukur telah dirangkum
penulis diantaranya yaitu: Kutipan :
15 Bunda ikut tertawa, menatap lamat-lamat wajah suaminya. Untuk ke sejuta kalinya mengucap syukur dalam hati. Ia benar-benar beruntung memiliki suami, lelaki yang sedang berdiri di hadapannya. Tuan HK, lelaki separuh baya dua tahun lebih tua darinya. Wajahnya yang gagah dan tampan, meski gurat lelah, sedih, penat dan sesak itu tak bisa dihilangkan. Dan semakin terlihat kalau ia sedang di rumah (Liye, 2006: 45).
16 Menukarnya demi anak-anak. Membangun belasan taman bacaan, mengajarkan anak-anak kecil betapa indahnya berbagi, betapa indah merasa cukup, betapa indah berkerja keras kemudian bersyukur atas apa pun hasilnya. Ya Tuhan ia pernah mengenali perasaan ini. Dulu ia tidak mengerti, ketika kuasa langit menukar seluruh janji jual beli itu dengan kekuatan itu. Jual beli yang mengutungkan (Liye, 2006: 116).
18 Karang mendesah pelan, tadi ia hanya ingin mendekap kepala Melati. Ia ingin mengajak gadis kecil itu berhenti sejenak. Ia tahu energi besar yang akhirnya terlepaskan itu membuatnya tak sabaran. Membuat Melati ingin tahu segalanya. Tapi selalu ada waktu untuk berhenti sejenak. Berhenti untuk berbisik tentang rasa terima kasih. Berbisik rasa syukur ke langit-langit kamar. Karang ingin mengajarinya makan kata-kata itu. Mengajarinya tentang hakikat kata-kata itu. Tapi Melati kembali sibuk dengan rasa ingin tahu. Karang mencium rambut ikal Melati. Berbisik, “Terima kasih, Tuhan! Kau sunggu bermurah hati.” (Liye, 200: 179)
19 Di lantai bawah, ibu-ibu gendut meneruskan rajutan. Tersenyum tipis mendengar suara ketukan mesin ketika. Berkata lirih, “terima kasih Tuhan” ia tau dirinya tidak akan bisa membujuk Karang untuk berubah. Tidak dengan kalimat-kalimatnya. Bukan karena percakapan mereka. Tuhan pasti melibatkan diri dalam urusan ini. Dan memang begitulah urusan ini (Liye, 2006: 113).
20 Melati menggeliat lagi, tanpa sadar menyingkapkan selimut yang menutupi tubuhnya. Bunda tersenyum, meski getir, dengan lembut kembali menyelimuti putrinya. Lihatlah, hari ini, putri cantiknya sudah berumur enam tahun. Hari ini, putri cantiknya sudah bisa belajar makan dengan sendok, sudah bisa duduk di atas kursi, ya Allah, seberapa pun berat kesedihan itu, hari ini sungguh ia sama bahagianya seperti saat ia tahu hamil enam tahun silam. Lihatlah, malaikat kecilnya sudah bisa makan dengan baik, duduka di kursi pula. Terima kasih, Tuhan (Liye, 2006: 204). 21 Karang sudah menyeka matanya. Berbisik: terima
kasih, Tuhan! (Liye, 2006: 276).
Tanda bersyukur dalam novel Moga Bunda Disayang Allah terdapat pada kalimat “terima kasih Tuhan” yang menunjukkan rasa
syukur dengan menggunakan lafal “terima kasih Tuhan” terdapat pada tabel nomor: 22, 21,19 dan 20. Sedangkan rasa syukur yang
ditunjukkan melalui kalimat “syukur” yaitu terdapat pada tabel nomor: 15, 16, 17 dan 18.
c. Tidak mudah putus asa
Tidak mudah putus asa adalah lawan dari putus asa. Dalam Islam kita dilarang putus asa dalam menghadapi masalah atau takdir yang
ditentukan oleh Allah SWT kepada hambanya. Kutipan :
23 Aku tahu, kau sama frustasinya denganku. Sama sebalnya. Sama marahnya. Tapi kita tidak boleh putus asa, sayang. Tidak boleh!” Karang menelan ludah, terdiam sejenak (Liye, 2006: 245).
d. Optimis
Orang yang giat bekerja dan berjuang kemudian melandasinya
dengan optimis, mereka akan mampu meraih apa yang dicita-citakan. Kutipan :
24 “suatu saat Kinasih percaya, bahkan Melati bisa memanggil ‘bunda’ dengan sempurna. Memeluk dan menyatakan cintanya kepada bunda dengan utuh-“ (Liye, 2006: 39).
terjadi (Liye, 2006: 216).
26 Ya Allah, tak lelah ia berharap suatu saat keajaiban itu pasti akan datang. Suatu saat janji-mu pasti akan tiba. Bukankah... bukankah engkau yang menggurat kalimat indah itu dalam kitab suci? Sungguh! Dibalik
kesulitan pasti ada kemudahan.... tapi harapan itu
hari-hari ini bagai kabut yang digantang matahari meninggi, menguap. Bagai sisa-sisa air dalam ember bocor menghilang. Bagai rambutnya yang berlahan memutih.... lelah sekali ditunggu, meski hanya menyisakan sedikit asa bahwa janji kemudahan itu akhirnya tiba! (Liye, 2006: 38-39).
27 Semoga janji kemudahan Tuhan akhirnya datang. Semoga keajaiban itu akhirnya tiba (Liye, 2006: 139).
Tanda optimis dalam novel Moga Bunda Disayang Allah terdapat
pada kalimat “suatu saat Kinasih percaya, yakin, dan berharap” yang menunjukkan optimis dengan menggunakan lafal “suatu saat Kinasih percaya” terdapat pada tabel nomor: 24. Lebih lanjut pada nomor: 25
pada cuplikan itu di ceritakan pada kalimat “Yakinlah! Itu pasti akan terjadi”. Pada cuplikan kalimat “Ya Allah, tak lelah ia berharap suatu
saat keajaiban itu pasti akan datang. “Suatu saat janji-mu pasti akan tiba...” pada nomor 26. Dan pada kutipan nomor 27 “semoga janji kemudahan tuhan akhirnya datang”.
e. Malu
Malu adalah sifat atau perasaan yang menimbulkan keengganan
melakukan sesuatu yang rendah atau tidak baik. Kutipan :
28 Bunda mengangguk. Balas menatap wajah
pacaran dulu. Sejak masa remaja yang penuh lirikan tersipu malu.... ia tahu, jika ingin membicarakan sesuatu yang penting suaminya akan memulainya dengan pertanyaan transisi (Liye, 2006: 47).
29 “ boleh.... boleh Salamah pinjam mesin ketik pak guru untuk menulis surat, eee, menulis surat buat, buatnya...” Salamah menggigit bibir, tersipu malu. Sudah kadung ketahuan, kan? (Liye, 2006: 259). 30 Semalam suntu. Jalanan ramai oleh pengunjung.
Riang saling menyapa satu sama lain. Riang bertegur sapa dengan kerabat lama, Teman lama, tetangga lama dan pacar lama. Itulah yang dilakukan salamah sekarang. Sejak tadi sudah pamit. Tersipu malu bilang ingin bertemu seseorang bunda tertawa kecil, mengangguk. Mang Jeje dan pembantu lainnya juga sudah memisahkan diri. Mereka juga ingin bertemu dengan teman-teman dan kerabat lama. Saling bertanya kabar (Liye, 2006: 293).
Dari kutipan cerita di atas dikutip secara langsung oleh penulis dengan kalimat “malu” mengajarkan kita untuk mempunyai rasa malu
karena malu merupakan salah satu dari akhlak yang mulia, f. Sederhana
Nilai kesederhana dalam novel Moga Bunda Disayang Allah dapat dilihat pada waktu bunda HK datang kerumah karang, dan bunda Hk bisa memadu padankan hingga tidak terlihat terlalu mencolok.
Kutipan :
Nilai sederhana yang terdapat pada tabel di atas dikutip secara langsung oleh penulis dengan kalimat “sederhana”.
g. Jujur
Jujur adalah mengatakan dan membuat pernyataan yang
sebenarnya, lawan dari jujur adalah dusta. Kutipan :
32 “ tidak nyonya tunggu dulu untuk pertama kalinya Karang mengeluarkan ekspresi “panik” yang jujur (Liye, 2006: 173).
h. Berkerja keras
Bekerja keras merupakan syarat utama bagi seorang meraih kesuksesan, bekerja keras adalah suatu proses di mana seorang meraih
mimpinya. Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah tuan HK yang mempunyai sifat bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya.
Kutipan :
33 “Aku dua minggu lagi ke Frankurt, yang! Agak lama. Ada banyak yang harus dikerjakan di sana mungkin dua atau tiga minggu” tuan HK diam sejenak, menatap lembut istrinya, “ mempelajari banyak hal disana, tidak apa-apa, kan?” (Liye, 2013: 46).
3. Nilai pendidikan Akhlak kepada keluarga
a. Hak, kewajiban dan kasih sayang suami istri
Salah satu tujuan perkawinan dalam Islam adalah untuk mencari
Bunda Disayang Allah bahwa tuan HK sangat mennyayangi istrinya dan anaknya.
Kutipan :
34 “ Maaf, aku baru bisa pulang sekarang!” tuan HK mengecup lembut dahi istrinya (Liye, 2006: 44).
35 Tidak usaha, yang! Malam ini kau istirahat saja, biar aku yang menyiapkan keperluanku sendiri!” Tuan HK tersenyum, memberi tanda agar istrinya tetap berbaring di ranjang (Liye, 2006: 45)
36 “Apa ku bilang? Terlalu lelah, bukan? Kau sudah seharusnya banyak istirahat, nyonya! Dasar anak nakal!” tuan HK tertawa lebih lebar, bergurau sambil melepas jas hitam mahalnya (Liye, 2006: 45)
37 Diam sejenak. Tuan HK beranjak duduk pinggir ranjang. Meraih tangan istrinya. Mencium lembut jemari yang dilingkari cincin pernikahan mereka. Untuk ukuran mereka yang sudah beruban, pemandangan itu terlihat amat romantis (Liye, 2006: 46-47).
38 Terdiam sejenak. Tuan HK mengelus pipi istrinya, “kau tahu, kita sudah bertahan dengan baik atas segala kesuitan ini. Aku bahkan sedikit pun tidak bisa membayangkan harus melaluinya sendirian tanpa kau. Kau ibu yang baik bagi Melati, bagi keluarga ini. Aku sungguh mencintaimu, yang!” (Liye, 2006: 119). 39 Saat Karang melangkah ke anak tangga pualam, tuan
HK menelepon dari bandara. Bergetar bunda bilang kalau Karang sdang berbenah. Tuan HK berseru puas di seberang gagang. Mengucap beberapa kalimat. Mengucap beberapa pengingat. Lantas menutup pembicaraan dengan kalimat, “ aku mencintaimu, yang.”
“ Aku juga mencintaimu,” bunda menjawab lirih. Meletakkan handset telepon di atas meja. Menghela napas pelan. Beranjak menuju kamar Melati. Tadi pagi, putrinya masih tertidur. Makanya ia urung menyuapinya. Bunda hanya meletakkan mangkuk sup jagung itu di meja kecilnya. Putrinya sekarang pasti sudah bangun. Saatnya ia menyuapi Melati sarapan (Liye, 2006: 176).