• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah Sejarah Bawang Merah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah Sejarah Bawang Merah"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Bawang Merah

Sejarah Bawang Merah

Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu

tahun lalu. Dalam peninggalan sejarah banyak ditemukan bukti-bukti yang mengisahkan tentang khasiat dan kehebatan tanaman ini.

Tanaman bawang merah diduga berasal dari Asia Tengah yaitu dideretan

daerah sekitar India, Pakistan, sampai Palestina. Bangsa Mesir sudah mengenalnya sejak 3200-2700 SM, bangsa Yunani kuno sejak 2100 SM,

sedangkan di Israel sejak 1500 SM. Hal ini diketahui dari bukti-bukti peninggalan sejarah, seperti patung, tugu, dan batu-batu pada zaman dinasti Mesir, Yunani Kuno, Israel, dan lain-lain (Rahayu dan Nur, 1999).

Perkembangan Bawang Merah Di Indonesia

Eropa Barat dan Eropa Timur memang terlambat mengenal bawang

merah. Ada yang menduga, sekitar abad ke-8-an. Dari belahan benua ini bawang mulai menyebar luas hingga daratan Amerika, Asia Timur, dan Tenggara. Penyebaran ini berhubungan dengan perburuan rempah-rempah oleh bangsa

Eropa ke wilayah timur jauh, yang kemudian berekor dengan pendudukan kolonial Belanda di Indonesia (Wibowo, 2010).

Botani Tanaman Bawang Merah

Di dalam dunia tumbuhan, bawang merah merupakan tanaman hartikultura yang tumbuh di daerah dataran tinggi. Bawang merah juga merupakan komoditi

(2)

Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae

Class : Monocotyledoneae Ordo : Liliales/Liliflorae

Famili : Liliaceae Genus : Allium

Spesies : Allium ascalonicum atau

Allium cepa var. Ascalonicum

Ditinjau dari hubungan kekerabatannya, bawang merah termasuk keluarga

Liliaceae. Keluarga ini mempunyai ciri berumbi lapis, berakar serabut, dan bentuk daun silindris. Umbi lapis tersebut berasal dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang-batang semu serta berubah bentuk dan fungsinya

(Rahayu dan Nur, 1999). Jenis-Jenis Bawang Merah

Jenis bawang merah ada tiga, yaitu :

1. Bawang bombay (Common onion group) : Allium cepa L. Var. Cepa: umbinya besar, biasanya tunggal, dan selalu diperbanyak dengan biji.

Bawang bombay ini merupakan jenis yang paling banyak dibudidayakaan di seluruh dunia dibandingkan dengan jenis yang lain.

(3)

golongan bawang merah ini ialah yang disebut syaalot atau brambang yang sering disinonimkan dengan Allium ascalonicum.

3. Bawang daun (Proliferum group): Allium cepa L. Var. Proliferum:

kadang-kadang dinamakan tree union, biasanya perkembangan umbinya kurang baik. Umbinya kadang-kadang terbentuk pada tangkai atau ujung

tangkai bunganya (inflorescense bulbs). Jenis Evergreen biasanya dimanfaatkan daunnya, jenis ini tidak membentuk umbi dan diperbanyak dengan bijinya

(Ashari, 1995). Waktu Panen

Bawang merah dipanen menurut tujuan penanamannya. Bergantung pada varietasnya, pemanenan dilakukan dalam waktu 45 sampai 98 hari sesudah ditanam di lapangan untuk bawang daun, dan 90 sampai 150 hari bila diambil

umbinya. Namun umbi sudah masak bila jaringan pada bagian leher mulai menjadi lunak dan ujungnya mulai terpisah dan berubah warnanya. Timbulnya zat

warna merah dan bau tajam yang khas merupakan petunjuk pemanenan yang penting bagi bawang merah (Pantastico, 1975).

Manfaat Bawang Merah

Bawang merah selain digunakan untuk bumbu sayuran juga dibuat acar dan sering juga digunakan sebagi campuran obat-obatan. Kandungan vitaminnya,

(4)

Pengirisan

Cara pengirisan dibagi menjadi 3 macam, antara lain: 1. Pengirisan dengan tangan,

2. Pengirisan dengan pisau sugu/ sudut, dan 3. Pengirisan dengan pisau putar

(Tonton O., 2006).

Mesin pengiris bawang yang terdapat dipasaran dibedakan berdasarkan dua prinsip kerja, antara lain: Cara kerja manual (apabila handel diputar maka

gaya akan diteruskan oleh poros utama menuju ke roda gigi. Karena antara roda gigi driver dan roda gigi driven berhubungan maka roda gigi driven juga akan

berputar bersama-sama dengan poros utama, dimana pada poros utama terpasang piringan yang juga ikut berputar. Karena pada piringan yang berputar maka pisau yang terpasang pada piringan menyayat ubi yang ada ditabung pemasukan) dan

cara kerja motor (mesin ini digerakkan oleh motor listrik pada poros motor dipasang pulley driver, dan poros utama terpasang pulley driven dan pulley

dihubungkan dengan sabuk V belt sehingga bila motor dihidupkan maka pulley driver akan berputar dan akan memutar pulley driven. Karena kedua pulley terpasang pada poros motor dan poros utama juga akan ikut berputar, dimana pada

poros utama terpasang piringan berputar maka pisau juga akan ikut berputar. Sehingga piringan yang sudah terpasang pisau tersebut akan menyayat bawang

yang ada di tabung pemasukan) (Sugiantoro, 2002).

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, untuk mesin pengiris bawang merah yang menggunakan penggerak motor listrik diketahui penggunaan

(5)

baku dari hopper, pisau, dan pully terbuat dari stainless steel serta rangka dan frame. terbuat dari besi atau baja. Pada mesin pengiris bawang merah, posisi bawang merah pada waktu mengalami proses pengirisan dilakukan secara

horizontal, masuk ke dalam ruangan pengirisan. Kecepatan putaran optimal dari pisau adalah 100 – 200 rpm (Widiantara, 2010).

Pengolahan Bawang Merah

Bawang pada umumnya digunakan sebagai bumbu masakan. Ada beberapa pengolahan bawang yang dipakai selain menjadi bumbu masakan, yaitu:

1. Bawang goreng kemasan

Penggunaan yang utama dari bawang adalah sebagai bumbu masak.

Sebagaimana hasil pertanian lainnya bawang mudah mengalami kerusakan dan penurunan mutu. Salah satu usaha pengawetan bawang adalah dengan cara pembuatan menjadi bawang goreng. Selain awet, bawang goreng juga akan

menunjukan lingkup penggunaannya. Hal yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai cita rasa atau rasabawangnya hilang.

Secara umum, proses produksi bawang goreng adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan/sortasi, dilakukan untuk memilih bahan baku bawang merah yang tidak terlalu muda.

2. Pengupasan kulit luar bawang merah dengan menggunakan pisau. Setelah bersih dari kulit luar, kemudian bawang merah dicuci dengan air bersih.

3. Pengirisan, menggunakan alat pengiris yang dapat digerakkan dengan tangan/manual atau menggunakan motor penggerak. Irisan-irisan bawang goreng yang dihasilkan kemudian dicuci kembali.

(6)

tepung terigu dan tapioka. Komposisi terigu dan tapioka sebagai bahan pencampur tergantung pada kualitas bawang goreng yang akan diproduksi. Kualitas hasilproduksi bawang goreng dikelompokan menjadi tiga bagian, yaitu

kualitas I, II dan III dengan komposisi bahan pencampur berturut-turut sekitar 8 – 10 ; 12,5 – 15,0 dan 20 – 22 persen dari jumlah bahan baku bawang merah yang

digunakan.

5. Penggorengan dalam kancah besar. Minyak goreng yang biasa digunakan adalah minyak sayur. Hasil penggorengan disimpan sementara dalam tempat

penyaringan untuk menampung minyak berlebih. 6. Penurunan kadar minyak, terdiri dari dua cara, yaitu :

a. Cara tradisional, yaitu dengan menyimpan bawang goreng di dalam sebuah drum setelah di dalamnya terlebih dulu ditempatkan kertas merang secara berselingan sampai drum terisi penuh. Fungsi kertas merang adalah untuk

menyaring minyak yang masih terkandung dalam bawang goreng.

b. Cara mekanis, yaitu menggunakan mesin yang digerakkan oleh listrik dengan

sistem putar (sentrifuse) dalam kecepatan tertentu, sehingga minyak yang terkandung dalam bawang goreng dapat turun.

7. Pengemasan/Labeling (pemberian label/cap). Pengemasan dilakukan dengan

cara menyimpan produk akhir bawang goreng dalam plastik-plastik.

2. Bawang merah bubuk dan bawang merah irisan

Selain bawang digunakan untuk bumbu masakan, bawang juga biasa diolah menjadi bawang merah bubuk dan bawang merah irisan. Proses produksi bawang merah bubuk dan bawang merah irisan kering adalah sebagai berikut :

(7)

Bawang merah dikupas terlebih dahulu sebelum diiris. Pengirisan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam untuk mencegah kerusakan jaringan bawang, sehingga perubahan enzim dan hilangnya rasa pedas dapat

dikurangi. Tebal irisan bawang kira-kira 1/8 – ¼ inchi (3 - 6 mm). 2. Perendaman dalam Larutan Natrium bisulfit

Proses perendaman dalam larutan Na-bisulfit berguna untuk melindungi zat gizi tertentu dan menghambat perubahan warna karena reaksi pencoklatan enzimatis (enzymatic browning), serta untuk mencegah kerusakan oleh serangga

dan mikroorganisme pada bahan pangan yang akan dikeringkan. Perendaman bawang merah ke dalam larutan bisulfit sebelum pengeringan akan memberikan

warna yang baik pada produk akhir tetapi menyebabkan kerusakan pada flavor dan aroma.

3. Penambahan Tepung Maizena

Pati merupakan komoponen terbesar dalam tepung maizena. Granula pati pada jagung terdiri dari dua macam molekul, yaitu amilosa dan milopektin.

Molekul amilosa berkisar antara 50-60 persen. Pati dengan kandungan amilopektin yang tinggi apabila terkena panas akan menjadi lebih lengket daripada pati dengan kandungan amilosa tinggi. Selain itu pati beramilopektin

tinggi mempunyai daya kembang yang lebih kecil. Pati dengan kadar amilosa yang tinggi lebih banyak menyerap air pada proses pemasakan tetapi menjadi

lebih cepat mengering kembali dan menjadi cepat keras. 4. Pengeringan dengan Oven

Pengeringan adalah suatu metoda untuk mengeluarkan sebagian air dari

(8)

panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai batas mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan terutama dalah luas permukaan bahan, suhu

pengeringan, aliran udara dan tekanan uap air di udara. Pengeringan bawang merah dapat dilakukan dengan sistem batch. Pengeringan dengan sistem batch

dilakukan pada suhu 37,8 – 60°C, selama 7 – 48 jam dengan kandungan air akhir 3 –5 persen. Semua sistem pengeringan hampa mempunyai 4 elemen terpenting, yaitu ruang hampa dengan konstruksi tertentu, alat-alat untuk mensuplai panas,

alat-alat mempertahankan kondisi hampa dan komponen-komponen untuk mengumpulkan uap air yang dievaporasikan dari bahan pangan.

Pengaruh pengeringan terhadap nilai gizi sayuran menyebabkan penurunan nilai gizi tertentu. Pengaruh pengeringan terhadap warna bahan yang dikeringkan dapat disebabkan oleh reaksi enzymatic browning, reaksi

nonenzymatic browning dan reaksi karamelisasi. Pengeringan buah-buahan dan sayur-sayuran menyebabkan penyusutan jaringan, kematian sel dan perubahan

yang banyak dari cytoplasma di dalam sel. Mikroorganisme seperti Aspergillus niger dan Eschericia coli tidak tumbuh pada bawang merah kering. Sedangkan jumlah fungi pada bawang merah kering berkurang dari 104 fungi/gram bawang

merah menjadi sekitar 10 – 4.500 fungi per gram.

5. Pengecilan Ukuran Dengan penggiling (Hammer Mill)

Potongan-potongan bawang berbentuk irisan tipis yang telah mengalami dehidrasi sampai kadar air tertentu, diperkecil dengan menggiling menjadi bentuk bubuk yang diinginkan. Pengecilan ukuran dilakukan dengan menggunakan

(9)

kecepatan tertentu dan ayakan yang digunakan mempunyai ukuran lubang minimum 100 mesh dan maksimum 140 mesh. Kadar air akhir bubuk maksimum 14 persen.

Tujuan Penggunaan Alat Mesin Pertanian dengan Sumber Tenaga Mekanis (Mekanisasi Pertanian)

Mekanisasi pertanian adalah bagian penting dari industri pertanian saat ini. Menurut Shin and Curtis (1978), hal ini disebabkan karena nilai efisiensi produksi

dan kualitas proses pengolahan bergantung pada mekanisasi. Teknologi dari yang sederhana sampai canggih mempunyai peranan sangat penting dalam transformasi

suatu bahan mentah atau baku menjadi suatu produk dengan nilai tambah lebih tinggi.

Dalam kegiatan agribisnis dan agroindustri, teknologi (pertanian)

diperlukan sejak penyiapan lahan, penyediaan pupuk, produksi, pemanenan, penanganan pasca panen, pengolahan hasil, pengemasan serta distribusi dan pengangkutan sampai pemasaran. Hal penting yang patut dicermati pada kegiatan

agroindutri adalah teknologi yang menjadi kendala utama. Oleh sebab itu teknologi harus dikembangkan secara terus menerus melalui kegiatan penelitian

dan pengembangan (Mangunwidjaja dan Sailah, 2005).

Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima.

Diharapkan perubahan suatu sistem akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum,

tujuan mekanisasi pertanian adalah:

(10)

c. Menurunkan ongkos produksi.

d. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi. e. Meningkatkan taraf hidup petani.

f. Memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsistem (tipe pertanian kebutuhan keluarga) menjadi tipe pertanian komersil.

Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan alat mesin pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006).

Alat Pengiris Bawang Merah

Menurut Sugiantoro (2012), alat pengiris bawang dibedakan menjadi dua

prinsip kerja, yaitu: Cara kerja manual, apabila handel diputar maka gaya akan diteruskan oleh poros utama menuju ke roda gigi. Karena antara roda gigi driver dan roda gigi driven berhubungan maka roda gigi driven juga akan berputar

bersama-sama dengan poros utama, dimana pada poros utama terpasang piringan yang juga ikut berputar. Karena pada piringan yang berputar maka pisau yang

terpasang pada piringan menyayat bawang yang ada ditabung pemasukan. Hasil sayatan akan jatuh ke bak penadah. Cara kerja motor, mesin ini digerakkan oleh motor listrik pada poros motor dipasang pulleydriver, dan poros utama terpasang

pulley driven dan pulley dihubungkan dengan sabuk V belt sehingga bila motor dihidupkan maka pulley driver akan berputar dan akan memutar pulley driven.

(11)

menyayat bawang yang ada ditabung pemasukan dan hasil sayatan jatuh ke bak penadah.

Pada saat ini masih banyak alat pengirisan yang berkapasitas besar dan

tidak dapat digunakan oleh industri rumahan. Kelemahan dari alat yang ada dipasaran yaitu tidak seragamnya hasil irisan dan penggunaan listrik yang sangat

besar pada alat ini. Pada mesin-mesin yang telah terdapat dipasaran menggunakan konstruksi bahan campuran seperti besi dan stainless steel pada rangka bagian luar yang dapat mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada bahan baku yang

diiris dan tidak diperhatikannya sarana untuk membersihkan alat tersebut. Pada pengirisan bawang perlu memperhatikan kebersihan dan bahan konstruksi alat.

Hal itu untuk menghindari racun yang berasal dari kontaminasi bahan dengan alat.

Salah satu alat pengiris bawang manual yang terdapat dipasaran memiliki

konstruksi rangka dan bodi sangat sederhana yaitu dengan memanfaatkan potongan-potongan papan dibentuk kotak segi empat dengan panjang 40 cm, lebar 14 cm, dan ketinggian 15 – 20 cm, dan dibuatkan kotak kayutempat bahan

yang akan diiris dengan ukuran 12 x 12 cm dengan tinggi 11 cm.Pada bagian atas menggunakan tungkai penekan bahan dengan model T dengan ukuran panjang

10 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 14 cm. kotak bahan denganmenggunakan lahar 4 buah pada landasannya dengan memakai rel. Dengandemikian bahan yang didorong pada kotak dapat bekerja dengan cepat. Sedangkan pada lantai

rangka/bodi dilubang pada bagian tengah dengan kemiringan 45°, dan dipasangkan pisau pengiris dari plat baja yang sudah ditajamkan menggunakan

(12)

dalam mengoperasikan tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama. Dapat mengiris bawang dalam 1 liter dengan waktu 3 – 5 menit.

Dipasaran sudah terdapat alat pengiris bawang merah mekanis yang

menggunakan tenaga penggerak motor listrik. Mesin pengiris bawang merah dengan motor berpisau vertikal adalah salah satu alat yang bertujuan untuk

mendukung peningkatan hasil produksi irisan bawang merah, yang siap digoreng. Mesin pengiris bawang merah ini menggunakan energi listrik yang kecil dan harganya juga relatif murah sehingga dapat di lakukan di desa-desa terutama pada

sentra-sentra Industri Kecil (Rahmat, 2008).

Prinsip kerja mesin pengiris bawang ini adalah dengan menggunakan rotor

berpisau dengan penggerak listrik. Adapun prinsip kerja dari mesin ini adalah sebagai berikut : Bawang yang sudah dikupas kulit keringnya dimasukkan ke dalam corong kemudian piringan yang di punggungnya terdapat pisau, akan

berputar karena digerakkan oleh motor listrik. Akibat putaran tersebut bawang akan teriris dan irisan tersebut akan jatuh ke bawah. Alat ini memiliki dimensi

panjang 30,5 cm, lebar 35,5 cm dan tinggi 55,5 cm. Kecepatan putaran pisau alat ini sebesar 560 rpm. Kapasitas untuk alat pengiris bawang ini 1 kg/menit. Tipe pisau pada alat ini diletakkan secara horizontal.

Konstruksi bahan yang dipilih untuk pisau adalah stainless steel. Pemilihan konstruksi stainless steel ini untuk menghindari terjadinya karat pada

pisau karena akan kontak langsung dengan bahan baku yang akan diiris. Selain itu untuk menghindari terjadinya korosif pada pisau sehingga tidak mencemari bahan yang diiris. Piringan pisau menggunakan bahan dasar durall. Bahan dasar durall

(13)

piringan sebagai dudukan pisau, maka harus dapat mengatur posisi pisau dan sudut kemiringan pisau untuk mendapatkan hasil irisan yang optimum. Selain itu kemiringan pisau mempengaruhi ketebalan irisan pada bawang yang dihasilkan.

Pembuatan pintu didepan alat pengiris ini bertujuan untuk mempermudah proses sanitasi terhadap mesin pengiris bawang. Dengan membuka pintu dan melepaskan

piringan pisau pada mesin maka dapat dengan mudah untuk membersihkan alat tersebut.

Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian

Menurut Daywin, dkk., 2008, kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu

produk (contoh : ha, kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi:

ha.jam/kW, kg.jam/kW, lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut:

Kapasitas Alat = Produkyangdihasilkan

Waktu ……….(3)

Analisis Ekonomi Biaya Pemakaian Alat

Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).

Biaya pokok =

[

BT

x + BTT

]

C ... (4)

Dimana:

(14)

BTT = total biaya tidak tetap ( Rp/jam) x = total jam kerja pertahun (jam/tahun) C = Kapasitas alat (jam/satuan produksi)

Biaya tetap

Biaya tetap terdiri dari:

1. Biaya penyusutan (metode garis lurus)

D = P−S

n ... (5)

Dimana:

D = biaya penyusutan (Rp/tahun)

P = nilai awal alsin (harga beli/pembuatan) (Rp)

S = nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp) n = umur ekonomi (tahun)

2. Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan besarnya:

I = i(P)(n+1)

2n ... (6)

Dimana:

i = total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)

3. Di negara Indonesia belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk

mesin-mesin dan peralatan pertanian, bahwa beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya.

(15)

Biaya tidak tetap

Biaya tetap terdiri dari:

1. Biaya perbaikan untuk motor listrik sebagai sumber tenaga penggerak.

Biaya perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan:

Biaya reperasi = 1,2%(P−S)

1000jam ... (7)

2. Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini tergantung kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau

gaji pertahun dibagi dengan total jam kerjanya (Darun, 2002).

Break Ivent Point (BIP)

Break even point (analisis titik impas) umumnya berhubungan dengan proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat membiayai sendiri (Self financing). Dan selanjutnya dapat

berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.

Analisis titik impas juga digunakan untuk:

1. Perhitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha. 2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetepkan tambahan investasi

untuk peralatan produksi.

3. Tingkat produksi dan penjualan yang menghasilkan ekuivalensi (kesamaan) dari dua alternatif usulan investasi.

(Waldyono, 2008).

Manfaat perhitungan titik impas (break event point) adalah untuk

(16)

yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa ada keuntungan.

Untuk mengetahui produksi titik (BEP) maka dapat digunakan rumus

sebagai berikut:

N = F

(R−V) ... (8)

Dimana:

N = jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (Kg) F = biaya tetap pertahun (Rp)

R = penerimaan dari tiap unit produksi (harga jual) (Rp)

V = biaya tidak tetap per unit produksi (Darun, 2002).

Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan dan biaya yang digunakan akan semakin besar

juga. Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang akan dihasilkan (Soeharno, 2007).

Net Present Value (NPV)

Net Present value (NPV) adalah selisih antara present value dari investasi nilai sekarang dari penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Identifikasi

masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan metode analisis finansial dengan kriteria investasi. Net Present Value adalah kriteria yang

(17)

CIF – COF ≥ 0 ... (9) Dimana :

CIF = chas inflow

COF = chas outflow

Sementera itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan

bertindak sebagai tingkat bungan modal dalam perhitungan :

Penerimaan (CIF) = pendapatan x (P/A, i, n) + nilai akhir x (P/F, i, n) Pengeluaran (COF) = investasi + pembiayaan (P/A, i, n).

Criteria NPV yaitu :

- NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan

- NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan

- NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang

dikeluarkan (Darun, 2002).

Internal Rate of Return (IRR)

Dengan menggunakan metode IRR akan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi

yang dijelaskan dalam bentuk % perode waktu. Logika sederhananya menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa

besar pula kewajiban yang harus dipenuhi (Giatman, 2006).

Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, pada discount rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat

(18)

IRR = i1 –

NPV1

(NPV2−NPV1) (i1 – i2) ... (10)

Dimana :

i1 = suku bunga bank paling atraktif

i2 = suku bunga coba-coba

NPV1 = NPV awal pada i1

NPV2 = NPV pada i2

Referensi

Dokumen terkait

Jika harga kubis maupun bawang merah pada masa tanam sebelumnya tinggi, maka petani akan berlomba-lomba ikut menanam komoditas tersebut lebih banyak relatif

Pada prinsipnya, terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi pembungaan, yaitu : (1) adanya hormon pembungaan atau florigen atau produksi stimulus pembungaan pada daun

prinsip kerjanya adalah ketika motor di beri tegangan arus DC maka stator akan berputar maka secara otomatis akan memutar baling- baling yang terpasang pada ujung rotor

Jika harga kubis maupun bawang merah pada masa tanam sebelumnya tinggi, maka petani akan berlomba-lomba ikut menanam komoditas tersebut lebih banyak relatif

Meskipun tanaman bawang merah dapat membentuk umbi bila ditanam di daerah yang rata-rata suhu udaranya 22ºC, namun hasil umbinya tidak akan optimal seperti bila ditanam di daerah

Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut dengan discus yang berbentuk seperti cakram , tipis, dan pendek sebagai melekatnya akar dan mata tunas, diatas discus

Kandungan alisin pada bawang merah dan senyawa sulfida lain yang terkandung dalam minyak atsiri bawang merah memiliki daya antimikroba tinggi bersifat bakterisidal

Mesin pengiris bawang merah yang akan dirancang menggunakan pisau pengiris vertikal, menggunakan motor listrik dengan pengerak pulley lalu ditransmisikan menggunakan