• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka - Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien, Financial Distress, Opini Going Concern, dan Reputasi Auditor Terhadap Auditor Switching (studi kasus pada perusahaan manufaktur terdaftar di BEI periode 2008-2011)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka - Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien, Financial Distress, Opini Going Concern, dan Reputasi Auditor Terhadap Auditor Switching (studi kasus pada perusahaan manufaktur terdaftar di BEI periode 2008-2011)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Pustaka

Berikut akan diuraikan beberapa teori yang melandasi penelitian ini, yatu :

2.1.1 Kewajiban Audit Suatu Perusahaan

Audit atas laporan keuangan terutama diperlukan oleh perusahaan berbentuk Perseroan terbatas (PT) yang dikelola oleh manajemen profesional yang ditunjuk oleh pemegang saham. Biasanya setahun sekali dalam Rapat Umum pemegang saham (RUPS) para pemegang saham akan meminta pertanggungjawaban manajemen perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. Statement of Financial Accounting Concepts No. 2 (Pernyataan Konsep Akuntansi Keuangan No. 2) yang dikeluarkan oleh FASB menyatakan bahwa relevansi dan reabilitas merupakan dua kualifikasi utama yang membuat informasi akuntansi dapat berguna bagi pengambilan keputusan. Pengguna laporan keuangan melihat adanya keyakinan bahwa kedua hal tersebut di atas telah dipenuhi sebagaimana tercantum dalam laporan auditor independen.

(2)

i a. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut

mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Karena itu laporan keuangan yang belum diaudit kurang dipercaya kewajarannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut.

b. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini Unqualified

(wajar tanpa pengecualian) dari KAP, berarti pengguna laporan keuangan bisa yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

c. Mulai tahun 2001 perusahaan yang total assetnya Rp. 25 milyar ke atas harus memasukkan audited financial statements nya ke Departemen Perdagangan dan Perindustrian.

d. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial statements nya ke Bapepam paling lambat 90 hari setelah tahun buku. e. SPT yang didukung oleh laporan keuangan yang belum diaudit.

Berdasarkan ketentuan Bapepam dan LK, Laporan keuangan yang disampaikan baik untuk Penawaran Umum maupun untuk laporan berkala, wajib diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Bapepam dan LK. Kewajiban audit tersebut berlaku bagi Emiten dan Perusahaan Publik yang merupakan entitas tunggal maupun sebagai induk perusahaan dari anak perusahaan yang dimilikinya.

(3)

keuangan anak perusahaan dan perusahaan asosiasi dari Emiten atau Perusahaan Publik. Dalam hal tersebut, Bapepam dan LK mengikuti ketentuan yang diatur dalam standar profesi yang ditetapkan oleh asosiasi profesi bersangkutan. Berdasarkan UUPM (Undang-undang Pasar Modal) dan peraturan nomor IX.A.2, IX.C.1 serta IX.C.2 laporan keuangan yang disampaikan dalam Pernyataan Pendaftaran harus disajikan untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun terakhir atau sejak berdirinya bagi perusahaan yang berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun buku dan seluruh periode yang disajikan tersebut wajib diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Bapepam dan LK.

Basis teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang telah cukup sering digunakan selama ini adalah teori agensi (Agency Theory). Dalam teori agensi, auditor independen berperan sebagai penengah kedua belah pihak (agent and principle) yang berbeda kepentingan. Auditor independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri oleh agen (manajer).

(4)

i bersepakat dengan agen. Teori agensi dalam penelitian ini sebagai dasar hipotesis pertama karena Menurut Jones (1996), Meludav dan Ziv (1997) dalam Sinarwati bahwa jika suatu perusahaan mendapatkan opini audit going concern maka perusahaan tersebut akan mendapatkan respon negatif terhadap harga sahamnya, sehingga perusahaan kemungkinan besar akan melakukan pergantian KAP.

Teori agensi juga digunakan sebagai dasar hipotesis keempat bahwa klien dengan tekanan finansial cenderung untuk menggantikan KAP mereka dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang lebih sehat (Schwartz dan Menon, 1985; Hudaib dan Cooke, 2005). Kemudian juga digunakan sebagai dasar hipotesis kelima karena menurut Schwartz dan Menon (1985) bahwa perusahaan yang melakukan pergantian manajemen akan mengganti KAP-nya karena manajemen akan mencari KAP yang sesuai dengan keinginan perusahaan.

Dalam menanggapi berbagai isu yang berkembang mengenai independensi auditor dalam pemberian jasa audit kepada sejumlah perusahaan, maka pemerintah selaku regulator yang diharapkan dapat memfasilitasi kepentingan semua pihak dalam pelaksanaan jasa audit telah menetapkan Keputusan Menteri keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Keputusan tersebut dijadikan sebagai pedoman yang mengatur dan mewajibkan adanya rotasi auditor maupun masa kerja audit (audit tenure).

(5)

Akuntan Publik” pasal 3. Peraturan ini mengatur tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

2.1.2 Auditor Switching

Auditor switching merupakan perpindahan auditor (KAP) yang dilakukan oleh perusahaan klien. Bukti teoritis didasarkan pada teori agensi dan informasi ekonomi. Dalam kedua kasus, permintaan layanan audit muncul terutama dari adanya asimetri informasi. Dalam teori agensi, audit independen berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang timbul dari perilaku mementingkan diri sendiri oleh agen (manajer). Tingkat biaya tersebut bervariasi pada organisasi, tergantung pada variabel seperti ukuran perusahaan, gearing, dan kepemilikan saham manajemen. Dalam informasi ekonomi, pemilihan auditor yang dapat dipercaya digunakan sebagai sinyal kejujuran manajemen (Dopuch dan Simunic, 1980; Dopuch dan Simunic, 1982 dalam Nasser et al., 2006).

(6)

i mengharuskan pergantian dilakukan, yang terjadi adalah salah satu dari dua hal yaitu auditor mengundurkan diri atau auditor diberhentikan oleh klien. Manapun di antara keduanya yang terjadi, perhatian utama adalah pada alasan mengapa peristiwa itu terjadi dan ke mana klien tersebut akan berpindah. Jika alasan pergantian tersebut adalah karena ketidaksepakatan atas praktik akuntansi tertentu, maka diekspektasi klien akan pindah ke auditor yang dapat bersepakat dengan klien. Jadi, fokus perhatian peneliti adalah pada klien.

2.1.3 Ukuran Perusahaan Klien

(7)

dibutuhkan. Sebuah ketidaksesuaian ukuran antara perusahaan klien yang besar diaudit oleh perusahaan audit yang kecil dapat menyebabkan berakhirnya keterlibatan audit (Hudaib dan Cooke, 2005), yaitu auditor switching.

2.1.4 Financial Distress

Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam keadaan kesulitan keuangan. Perusahaan cenderung akan berpindah auditor ketika mengalami kesulitan keuangan. Ada dorongan yang kuat untuk berpindah auditor pada perusahaan yang terancam bangkrut. Kesulitan keuangan signifikan mempengaruhi perusahaan yang terancam bangkrut untuk berpindah KAP (Schwartz dan Menon, 1985).

Menurut Schwartz dan Soo (dalam Sinarwati, 2010) bahwa perusahaan yang bangkrut (kesulitan keuangan) lebih sering untuk berpindah KAP daripada perusahaan yang tidak bangkrut (tidak kesulitan keuangan). Auditor switching juga bisa disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk membayar biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang diakibatkan penurunan kemampuan keuangan perusahaan (Wijayanti, 2010).

2.1.5 Opini Audit going concern

(8)

i 29 paragraf 11 huruf d menyatakan bahwa keragu-raguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit meskipun tidak mempengaruhi pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), yang dinyatakan oleh auditor. Going concern (kelangsungan hidup) merupakan asumsi kelangsungan hidup dalam pelaporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas mengalami kondisi sebaliknya, entitas tersebut menjadi bermasalah.

PSAK 30 (IAI, 2011) menyatakan bahwa going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal yang berlawanan. Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup suatu badan usaha adalah berhubungan dengan asumsi kelangsungan hidup suatu badan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar secara bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar atau kegiatan operasi lainnya.

(9)

1. Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dapat mengidentifikasi keadaan atau peristiwa yang secara keseluruhan menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Mungkin diperlukan untuk memperoleh informasi tambahan mengenai kondisi dan peristiwa beserta bukti-bukti yang mendukung informasi yang mengurangi kesangsian auditor.

2. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, ia harus memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut, dan menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan.

3. Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, ia mengambil kesimpulan apakah ia masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Paragraf 11 sampai dengan 18 mengatur tindakan yang harus diambil oleh auditor apabila auditor memiliki kesangsian mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

4. Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi atau peristiwa yang akan datang. Fakta bahwa entitas kemungkinan akan berakhir

kelangsungan hidupnya setelah menerima laporan dari auditor yang tidak memperlihatkan kesangsian besar, dalam jangka waktu satu tahun setelah tanggal laporan keuangan, tidak berarti dengan sendirinya menunjukkan kinerja audit yang tidak memadai. Oleh karena itu, tidak dicantumkannya kesangsian besar dalam laporan auditor tidak seharusnya dipandang sebagai jaminan mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

(10)

i

Apakah rencana manjemen dapat

Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan berkaitan dengan kelangsungan hidup entitas atau penekanan

atas suatu hal (Emphasis of a Master)

Pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar

Apakah ada kondisi dan/ atau peristiwa

yang berdampak terhadap kelangsungan hidup

entitas?

Gambar 2.1

Pedoman Pernyataan Pendapat Going Concern

(11)

2.1.6 Reputasi Auditor

Reputasi auditor dapat dinilai dari besar kecilnya Kantor Akuntan Publik yaitu dengan melihat ukuran KAP tersebut. Ukuran Kantor Akuntan Publik dapat dikatakan besar jika KAP tersebut berafiliasi dengan Big 4, mempunyai cabang dan klienya perusahaan-perusahaan besar serta mempunyai tenaga profesional diatas 25 orang. Sedangkan Ukuran Kantor Akuntan Publik dikatakan kecil jika tidak berafiliasi dengan Big 4, tidak mempunyai kantor cabang dan klienya perusahaan kecil serta jumlah profesionalnya kurang dari 25 orang (Arens, etal,2003).

Investor akan lebih cenderung untuk memakai data akuntansi yang dihasilkan dari auditor yang bereputasi (Praptitorini dan Januarti, 2007, seperti dikutip Sinarwati, 2010). Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 16 disebutkan bahwa KAP dapat berbentuk:

a. Perseorangan; KAP yang berbentuk badan usaha perseorangan hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang Akuntan Publik yang sekaligus bertindak sebagai pemimpin.

(12)

i Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, proksi yang sering digunakan untuk menilai reputasi Kantor Akuntan Publik adalah dengan menggunakan skala Kantor Akuntan Publik. McKinley et al. (1985) dalam Fanny dan Saputra (2005) menyatakan, ketika sebuah Kantor Akuntan Publik mengklaim dirinya sebagai KAP besar seperti yang dilakukan oleh big four firms, maka mereka akan berusaha keras untuk menjaga nama besar tersebut, mereka menghindari tindakan-tindakan yang dapat mengganggu nama besar mereka.

Adapun KAP yang termasuk dalam kelompok KAP Big 4 (data diperoleh dari wikipedia.org)yaitu :

1. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Hans Tuanakotta Mustofa & Halim; Osman Ramli Satrio & Rekan; Osman Bing Satrio & Rekan. 2. Ernst & Young (EY) yang berafiliasi dengan Prasetio, Sarwoko & Sandjaja;

Purwantono, Sarwoko & Sandjaja.

3. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan Siddharta Siddharta & Widjaja.

4. PricewaterhouseCooper (PwC) yang berafiliasi dengan Haryanto Sahari & Rekan; Tanudiredja, Wibisena & Rekan.

(13)

Williamson UK, Baker Tilly UK, dan Moore Stephens UK. Dari argumen tersebut dapat disimpulkan bahwa jika perusahaan diaudit oleh KAP Big four, maka perusahaan cenderung akan mempertahankan KAP Big four daripada KAP non Big four. Berarti bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP Big four memliki kecendurungan untuk berpindah auditor lebih rendah daripada KAP non Big four. Akan tetapi tidak selamanya perusahaan akan mempertahankan KAP Big four

tersebut karena adanya kewajiban rotasi auditor.

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu

Penelitian ini merujuk pada penelitian terdahulu dalam tabel 2.1. berikut ini.

Riset Variabel Obyek

Penelitian

Alat

Analisis

Variabel yang

Signifikan Dependen Independen

(14)

i terdaftar di BEI pada tahun 2003- 2007 dan investasi yang terdaftar di BEI pada tahun 2006- 2008 dan terpilih 76 perusahaan KAP, opini audit, financial

distress, persentase perubahan

ROA, dan ukuran klien

Perusahaan go publik non keuangan yang terdaftar pada BEI antara tahun 2003-2009 menggunakan purposive sampling dan terpilih 912 perusahaan

Sumber : Hasil Olahan Peneliti (2013)

2.3 Kerangka Konseptual

(15)

yang mendasari terjadinya pengambilan keputusan pihak manajemen perusahaan termasuk pengambilan keputusan untuk melakukan pergantian KAP yang mengaudit laporan keuangan perusahaan bersangkutan. Beberapa hal yang mendasari pengambilan keputusan tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan pendekatan perilaku yang terdapat dalam perumusan teori akuntansi (pendekatan deksriptif). Pendekatan perilaku terhadap perumusan teori akuntansi menitikberatkan relevansi pengambilan keputusan dari informasi yang diberitakan dan pada perilaku individu serta perilaku kelompok yang disebabkan oleh pemberitaan informasi. Pendekatan perilaku terhadap perumusan suatu teori akuntansi dikaitkan dengan perilaku manusia selama perilaku manusia itu menyangkut masalah dan informasi akuntansi (dalam Belkaoui, 1986:48-49).

(16)

i kepentingan pihak agen dan prinsipal) yang menggunakan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusannya. Adapun terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku individu atau kelompok tersebut dalam pengambilan keputusan melakukan pergantian KAP (auditor switching), yaitu ukuran perusahaan klien, financial distress, opini going concern dan reputasi auditor. Hubungan antara ukuran perusahaan klien, financial distress, opini going concern dan reputasi auditor terhadap pelaksanaan auditor switching dapat digambarkan dalam kerangka konseptual penelitian pada gambar 2.2.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dan tidak dapat mengetahui pengaruhnya secara Ukuran perusahaan klien (X1)

Financial distress (X2)

Opini going concern (X3)

Reputasi Auditor (X4)

Pelaksanaan

Auditor Swtiching

Variabel Independen Variabel Dependen

H1

H2

H3

H4

H5

Gambar 2.2

(17)

simultan karena hasil pengujian dengan metode regresi logistik hanya ada pengujian secara parsial.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Hipotesis untuk hubungan masing-masing variabel indenpenden terhadap variabel dependen diuraikan berikut ini.

2.4.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien terhadap Auditor Switching

Selain efek kemungkinan jenis KAP pada panjangnya audit tenure, pilihan perusahaan audit dapat dikaitkan dengan ukuran auditee dan jenis layanan yang diperlukan. Auditee yang lebih besar, karena kompleksitas operasi mereka dan peningkatan pemisahan antara manajemen dan kepemilikan, sangat memerlukan KAP yang dapat mengurangi agency cost (Watts dan Zimmerman, 1986 dalam Nasser et al., 2006) dan ancaman kepentingan pribadi auditor (Hudaib dan Cooke, 2005). Selain itu, sebagai ukuran peningkatan perusahaan, kemungkinan bahwa jumlah konflik agensi juga meningkat dan ini mungkin akan meningkatkan permintaan untuk membedakan kualitas auditor (Palmrose, 1984 dalam Nasser et al., 2006).

(18)

i

H1 : Ukuran perusahaan klien berpengaruh negatif terhadap kemungkinan pelaksanaan auditor switching.

2.4.2. Pengaruh Financial Distress terhadap Auditor Switching

Ada dorongan yang kuat untuk berpindah auditor pada perusahaan yang terancam bangkrut. Kesulitan keuangan signifikan mempengaruhi perusahaan yang terancam bangkrut untuk berpindah KAP (Schwartz dan Menon, 1985). Selain itu, Schwartz dan Soo (1995) dalam Damayanti dan Sudarma (2007) menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah auditor daripada perusahaan yang tidak bangkrut.

Posisi keuangan auditee mungkin memiliki implikasi penting pada keputusan mempertahankan KAP. Kondisi perusahaan klien yang terancam bangkrut cenderung meningkatkan evaluasi subjektivitas dan kehati-hatian auditor. Dalam kondisi seperti ini suatu perusahaan akan cenderung melakukan auditor switching. Auditor switching

juga bisa disebabkan karena perusahaan sudah tidak lagi memiliki kemampuan untuk membayar biaya audit yang dibebankan oleh KAP yang diakibatkan penurunan kemampuan keuangan perusahaan.

Klien dengan tekanan finansial cenderung untuk menggantikan KAP mereka dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang lebih sehat (Schwartz dan Menon, 1985; Hudaib dan Cooke, 2005). Dengan demikian, auditor pada distressed clients

(19)

mereka pada klien yang lebih sehat dan pada gilirannya akan cenderung diganti. Hipotesis berikutnya dinyatakan sebagai berikut:

H2 :Financial distress berpengaruh negatif terhadap kemungkinan pelaksanaan

auditor switching.

2.4.3. Pengaruh Opini Going Concern terhadap Auditor switching

Jika auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian (tidak dengan harapan perusahaan), perusahaan akan berpindah KAP yang mungkin dapat memberikan opini sesuai dengan yang diharapkan perusahaan (Tandirerung, 2006 dalam Damayanti dan Sudarma, 2007). Manajemen akan memberhentikan auditornya atas opini yang tidak diharapkan perusahaan atas laporan keuangannya dan berharap untuk mendapatkan auditor yang lebih lunak/more pliable (Carcello dan Neal, 2003 dalam Damayanti dan Sudarma, 2007). Chow dan Rice (1982) mendapatkan bukti empiris bahwa perusahaan cenderung berpindah KAP setelah menerima qualified opinion atas laporan keuangannya. Oleh karena itu dapat dinayatakan hipotesis bahwa:

H3 : Opini going concern berpengaruh positif terhadap kemungkinan pelaksanaan auditor switching.

2.4.4. Pengaruh Reputasi auditor terhadap Auditor Switching

(20)

i (Halim, 1997 dalam Damayanti dan Sudarma, 2007). Expertise KAP merupakan salah satu atribut dalam servis KAP besar (Mardiyah, 2002). Adanya faktor expertise

itu akan menentukan perubahan auditor oleh perusahaan sehingga perusahaan lebih memilih KAP besar. Eichenseher dan Shields dalam Kartika (2006) mengemukakan fenomena bahwa persepsi expensive/mahalnya kantor akuntan akan menentukan kesuksesan klien.

Telah diusulkan dalam literatur bahwa KAP yang lebih besar (Big 4) biasanya dianggap lebih mampu mempertahankan tingkat independensi yang memadai daripada rekan-rekan mereka yang lebih kecil karena mereka biasanya menyediakan berbagai layanan untuk klien dalam jumlah yang besar, sehingga mengurangi ketergantungan mereka pada klien tertentu (Dopuch, 1984; Wilson dan Grimlund, 1990 dalam Nasser et al., 2006). Selain itu, KAP yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit yang tinggi dan menikmati reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis dan karena itu, akan berusaha untuk mempertahankan independensi mereka untuk menjaga image mereka (DeAngelo, 1981; Dopuch, 1984; Wilson dan Grimlund, 1990 dalam Nasser et al., 2006).

(21)

H4 : Reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap kemungkinan pelaksanaan auditor switching.

2.4.5. Pengaruh Ukuran erusahaan Klien, Financial Distress, Opini

Going Concern, dan Reputasi Auditor terhadap Auditor Switching

Selain menetapkan hipotesis pengaruh tiap variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yakni auditor switching, maka selanjutnya peneliti akan menetapkan hipotesis pengaruh keseluruhan variabel independen tersebut secara bersamaan terhadap variabel dependen. Penetapan hipotesis ini perlu dilakukan berkaitan dengan uji simultan yang akan dilakukan terhadap keseluruhan variabel independen dengan tujuan untuk melihat pengaruhnya secara bersamaan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu maka hipotesis lima (H5) dinyatakan sebagai berikut :

Gambar

Gambar 2.1
 Gambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Studi literatur mengasumsikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi emisi kendaraan adalah kapasitas ruas jalan, jarak perjalanan dari asal ke Kawasan Senayan,

Hal ini juga berimplikasi positif dalam pengelolaan sumber daya, karena masyarakat Wakatobi mempunyai kepercayaan diri yang cukup kuat untuk mampu mengelola sumber daya

T-butanol merupakan bahan baku yang digunakan sebagai Co-solvent untuk industri pembuatan cat, denaturalisasi etanol, penghilang cat ( thinner ), dan dapat berfungsi

Kegiatan pada Din as PU Cipt a Karya dan Pengairan Kabupaten M u si Ban yuasin Tah un An ggar an

Sungguhpun demikian ada beberapa ha1 yang relatif masih kurang, seperti dana operasional yang dirasakan sangat kurang, ha1 ini karena hanya bersumber dari BBM, Dinas Sosial,

Rabb-ku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul

Malcollm Brownlee yang dikutip oleh Inu Kencana Syafiie, menerangkan bahwa etika, moral, atau akhlak dalam Islam itu adalah berbuat baik, seperti menolong, mencintai,