• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Pisang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Pisang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Tanaman Pisang

Pisang adalah tanaman yang berasal dari kawasan Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman buah ini kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Penyebaran tanaman ini selanjutnya hampir merata ke seluruh dunia, yakni meliputi daerah tropis dan sub tropis, dimulai dari Asia Tenggara ke Timur melalui Lautan Teduh sampai ke Hawaii. Selain itu, tanaman pisang menyebar ke Barat melalui Samudera Atlantik, Kepulauan Kanari sampai Benua Amerika (Stover dan Simmonds, 1987).

Negara-negara penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama, Honduras, India, Equador, Thailand, Karibia, Columbia, Meksiko, Venezuela dan Hawai. Indonesia merupakan negara penghasil pisang nomor empat di dunia (Satuhu, et al., 2001).

Buah pisang juga memiliki banyak manfaat. Kandungan yang terdapat dalam pisang antara lain vitamin A, vitamin B (Thiamine, Riboflavin, Niacin, vitamin B6, Folic Acid), vitamin C, Kalsium, Magnesium, Besi, dan Seng. Dengan demikian pisang juga merupakan salah satu bahan pangan yang mampu meningkatkan gizi masyarakat (Kasijadi, 2006).

(2)

tumbuh menjadi tunas anakan. Bunganya tunggal, keluar pada ujung batang dan hanya sekali berbunga selama hidupnya (monokarpik) (Sunarjono, 2000).

Pohon pisang selalu melakukan regenerasi sebelum berbuah dan mati, yaitu melalui tunas-tunas yang tumbuh pada bonggolnya. Dengan cara itulah pohon pisang mempertahankan eksistensinya untuk memberikan manfaat kepada manusia. Berdasarkan Satuhu dan Supriyadi (2001), pisang dapat digolongkan menjadi 4 jenis:

a. Pisang yang dapat dimakan langsung setelah matang, misalnya pisang kepok, pisang susu, pisang hijau, pisang mas, pisang raja dan pisang barangan.

b. Pisang yang dapat dimakan setelah diolah terlebih dahulu, misalnya pisang tanduk, pisang uli, pisang kapas dan pisang bangkahulu.

c. Pisang yang dapat dimakan langsung setelah matang maupun diolah terlebih dahulu, misalnya pisang kepok dan pisang raja.

d. Pisang yang dapat dikonsumsi sewaktu masih mentah, misalnya pisang klutuk atau pisang batu untuk campuran membuat rujak.

Morfologi Tanaman Pisang Barangan

Kedudukan pisang barangan dalam taksonomi tumbuhan menurut Suprapti (2005) adalah sebagai berikut :

Kerajaan : Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Scitaminae Famili : Musaceae Sub Famili : Muscoideae Genus : Musa

(3)

Indonesia dan Asia Tenggara merupakan pusat keragaman genetik (Musaceae) dan memiliki banyak jenis pisang (termasuk pisang liar) yang tersebar hampir di seluruh Indonesia. Lebih dari duaratus varietas ditanam petani yang seluruhnya adalah varietas alam yang belum mengalami perbaikan/pemuliaan. Plasma nutfah pisang diploid AA – yang terdiri atas berbagai formasi dari jenis liar Musa acuminate Colla dan berbagai varietas budidaya (kultivar) merupakan sumber

gen untuk perbaikan genetik pisang (Crouch et al., 1999).

Pisang barangan adalah salah satu jenis pisang yang sangat digemari oleh konsumen meskipun harganya lebih mahal dibandingkan jenis lainnya. Permintaan akan pisang barangan terus meningkat tetapi tidak diiringi dengan peningkatan kualitas dan area tanah. Ada beberapa jenis pisang barangan yaitu pisang barangan merah, kuning dan putih. Ciri khas setiap jenis ini dibedakan dengan mudah dari warna dan aroma daging buahnya sedangkan morfologi tanaman hampir seragam. Daging buah pisang barangan merah berwarna kuning kemerah-merahan, pisang barangan kuning daging buahnya berwarna kuning muda, sedangkan pisang barangan putih daging buahnya berwarna putih, lebih kecil dan tidak harum sehingga kurang diminati konsumen. Pisang Barangan Merah sangat disukai masyarakat karena aromanya lebih harum dan lebih manis dibandingkan Barangan Kuning dan Putih (Wahyudi, 2004).

(4)

macam perakaran yaitu perakaran utama, akar batang yang menempel pada bonggol batang dan perakaran sekunder, akar tumbuh dari perakaran utama sepanjang 5 cm dari pangkal akar (Satuhu dan Supriadi, 2000).

Batang pisang sebenarnya terletak dalam tanah berupa umbi batang. Dibagian atas umbi batang terdapat titik tumbuh yang menghasilkan daun dan pada suatu saat akan tumbuh bunga pisang (jantung). Sedang yang berdiri tegak diatas tanah yang biasanya dianggap batang itu adalah batang semu. Batang semu ini terbentuk dari pelepah daun pisang yang saling menelungkup dan menutupi dengan kuat dan kompak sehingga bisa berdiri tegak seperti batang tanaman. Tinggi batang semu ini berkisar 3,5 – 7,5 meter tergantung jenisnya (Cahyono, 1995).

Bonggol adalah batang pisang yang terdapat didalam tanah. Pada sepertiga bagian bonggol sebelah atas terdapat mata calon tumbuh tunas anakan (Gunawan, 1987). Lembaran daun (lamina) pisang lebar dengan urat daun utama menonjol berukuran besar sebagai pengembangan morfologis lapisan batang semu (gedebong). Urat daun utama ini sering disebut sebagai pelepah daun. Lembaran daun yang lebar berurat sejajar dan tegak lurus pada pelepah daun. Urat daun ini tidak ada ikatan daun yang kuat ditepinya sehingga daun mudah sobek akibat terkena angin kencang (Suhardiman, 1997).

(5)

bunga jantung dapat pula terdiri dari 1-2 rangkaian bunga sehingga deretan sisirnya sangat panjang, misalnya pisang seribu (Gunawan, 1987).

Kulit buah kuning kemerahan dengan bintik- bintik coklat. Daging buah agak orange. Satu tandan terdiri dari 8-12 sisir. Dalam setiap sisir terdiri dari 12-20 buah. Bentuk, warna dan rasa buah digunakan untuk menentukan klon / jenis tanaman pisang. Adapun pembentukan buah pisang sesudah keluar, maka akan terbentuk sisir pertama, kemudian memanjang lagi dan terbentuk sisir kedua dan ketiga dan seterusnya. Jantungnya perlu dipotong sebab sudah tidak bisa menghasilkan sisir lagi (Wattimena, 1992).

Syarat Tumbuh Tanaman Pisang Barangan

Iklim tropis basah, lembab dan panas mendukung pertumbuhan pisang barangan. Tanaman pisang barangan akan berproduksi dengan baik apabila pertumbuhannya juga subur. Tanaman ini menghendaki iklim panas, terutama di daerah tropik. Pisang barangan pada umumnya memerlukan matahari penuh, sangat peka terhadap angin kencang karena dapat merobek daun-daunnya, sehingga berpengaruh terhadap hasil buahnya. Memerlukan curah hujan bulanan antara 200-220 mm. Kapasitas lapang tidak boleh dibawah 60-70%, karena itu pengairan pada tanaman pisang barangan sangat dianjurkan terutama pada musim panas. Tanaman pisang barangan menghendaki tanah yang gembur, kaya bahan organik (3%), berdrainase baik, dan pH antara 4,5 hingga 7,5. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah dengan pH antara 4,5 hingga 8,5, sedangkan pH optimal adalah 6,0. Untuk itu tanah yang terlalu rendah pHnya dapat ditambahkan dolomite (BPTP Aceh, 2010).

(6)

menjadi dewasa. Pada umumnya tunas muncul dari bonggol bagian atas, sehingga anakan pisang barangan semakin lama semakin mendekati permukaan tanah, akibatnya pertumbuhan anakan lambat karena akarnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Daun pisang barangan terus berkembang hingga yang muncul menjadi lebar, namun berkurang lagi lebarnya menjadi kecil seperti bendera bila bunganya keluar. Buah pisang barangan adalah partenokarpi, dan buahnya dapat dipanen setelah 80-90 hari sejak keluar jantung (BPTP Aceh, 2010 ).

Pisang barangan dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat. Tanaman ini memerlukan makanan yang banyak sehingga sebaiknya pisang barangan ditanam di tanah berhumus dengan pemupukan. Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 - 200 cm, di daerah setengah basah 100 - 200 cm dan di daerah kering 50 – 150 cm. Tanah yang telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik. Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang barangan tidak hidup pada tanah yang mengandung garam 0,07%. Tanaman ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl. (BPTP Aceh, 2010).

Varietas dan Karakteristik Pisang Barangan

Berdasarkan analisis karakter beberapa jenis pisang telah digolongkan sebagai berikut :

(7)

lembut dan kering, sangat manis, beraroma bagus, satu tandan berisi 10-12 sisir. Contoh : pisang barangan.(3). Golongan AAA. Sifat : buahnya medium sampai besar, kulit buah buah tebal berwarna kuning, daging buah krem keputiha, tekstur halus, manis dan beraroma bagus, satu tandan berisi 8-12 sisir. Contoh : pisang ambon. (4). Golongan AAA. Sifat : buah sedang hingga besar, kulit buah hijau pucat/kekuningan, daging buah putih hingga krem, tekstur halus dan manis, satu tandan berisi 8-12 sisir. Contoh : pisang ambon lumut. (5). Golongan AAA. Sifat : buah besar, kulit buah berwarna kuning tipis, daging buah krem, tekstur agak padat, agak beraroma, manis, satu tandan berisi 10-14 sisir. Contoh : pisang ambon putih. (6). Golongan AAB. Sifat : buahnya kecil hingga medium, kulit buahnya berwarna kuning, daging buah putih, tekstur lembut/lunak. Rasa agak sepet, satu tandan berisi 5-9 sisir. Contoh : pisang raja sereh (Ashari, 1995).

(8)

Contoh : pisang kapok. (11). Golongan BBB. Sifat : buahnya berukuran medium hingga besar, kulit buah tebal berwarna kuning, daging buah krem keputihan, tektur lembut, rasa manis, satu tandan berisi 10-16 sisir. Contoh : pisang kapok dan saba. (Ashari, 1995).

Keragaman Plasma Nutfah, eksplorasi dan Identifikasi Tanaman Pisang Barangan

Identifikasi kultivar pisang di Indonesia telah banyak dilakukan oleh instansi pemerintahan terutama tanaman pisang yang ada di Kebun Plasma. Di Kebun Plasma Koleksi Plasma Nutfah Pisang Cibinong telah diidentifikasi sebanyak 35 kultivar, Pusat Penelitian Hortikultura sub-stasiun Tlekung Jawa Timur 31 kultivar dan Kebun Raya Purwodadi 59 kultivar. Di Kebun Plasma Nutfah Pisang Kotamadya Yogyakarta telah teridentifikasi 152 kultivar pisang yang selanjutnya dapat dikelompokkan dalam 6 kelompok genom yaitu : AA, AAA, AAB, ABB, ABBB dan BB ( Jumari dan Pudjoarianto, 2000).

(9)

Penelitian kekayaan keragaman genetik spesies tanaman dalam habitat asli belum pernah dilakukan terhadap spesies yang diduga berasal dari Indonesia seperti padi, tebu, pisang, salak, rambutan, nangka, durian, kelapa, dan sebagainya, sehingga pembuktian bahwa Indonesia merupakan pusat berbagai spesies tanaman tersebut belum pernah dilakukan secara ilmiah oleh penelitian bangsa Indonesia sendiri (Sumarno dan Zuraida, 2008).

Kondisi Umum Kabupaten Aceh Timur

Kabupaten Aceh Timur dengan luas wilayah 6.040,60 km2, secara geografis terletak pada koordinat 4009’- 5016’ Lintang Utara dan 97013’-980

Kondisi iklim di wilayah Kabupaten Aceh Timur termasuk daerah beriklim tropis dengan suhu udara normal yang bervariasi antara 26

02’ Bujur Timur, yang keadaan tanah merupakan dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0-308 meter diatas permukaan laut. Berdasarkan keragaman tanah secara umum Kabupaten Aceh Timur memiliki jenis tanah Podsolik Merah Kuning (PMK), Mediteran, Organosol/Alluvial, Latosol dan Podsolik (Azwar, 2006).

0

Referensi

Dokumen terkait

Yang Diharapk an Hasil Peng ujian Ke si m pu lan 1 Mengos ongkan semua isian data registrasi member pada form registrasi kemudia n mengklik tombol Daftar Username:

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan,

Setiap pekerja dan pengusaha yang mengalami perselisihan mengenai hak, PHK dan kepentingan yang tidak berhasil diselesaikan dengan cara konsiliasi atau mediasi

Untuk mencapai produktivitas kerja karyawan yang tinggi, perusahaan perlu memperhatikan masalah upah dan jaminan sosial yang merupakan faktor pendorong dalam

Abstract — Digital era has influenced varians business and marketing types. Social media has given big impact on marketer to promote their brands, covering

Bel atau lonceng sekolah adalah suatau perangkat atau alat komunikasi yang sering ditemukan di sekolah. Perangkat ini merupakan alat bantu untuk memberikan instruktsi

[r]

Peranan komunikasi tokoh adat dalam melestarikan Upacara Adat Belian Suku Paser di Kecamatan Long Kali Kabupaten Paser adalah konsep yang harus dilakukan oleh tokoh adat