• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PEMBAHASAN - Life At The River

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II. PEMBAHASAN - Life At The River"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II.

PEMBAHASAN

II.1.1 Dari mata ke hati

Tema yang saya berikan yaitu “Life in the river” dengan konsep rancangan

convention hall. yang berbentuk seperti ikan yang melompat dari dalam air. Ide tersebut

terinspirasi saat saya melihat kasus pada site. Dan juga terinspirasi saat melihat gambar ikan melompat.Yang berartikan ikan yang memiliki semanggat hidup , optimis

Gambar 2.1

ikan melompat

Berdasarkan gambar ikan tersebut sehingga terinspirasi ide dengan bentukan massa

yang menyerupai ikan melompat dari dalam air. Saat ikan melompat maka akan terciprak

(2)

Gambar 2.2

konsep

Gambar 2.3

konsep convention

(3)

ini sudah terdapat ikan namun dikarenakan air sungai deli yang kotor dan banyak sampah mengapung membuat kehidupan ikan di sungai deli terbangkalai.

Saat proses asistensi saya terinspirasi dari stakeholder. Saya menyimak ke dua stakeholder. Saya menyimak dan mendapatkan ide bahwa rancangan saya berhubungan

dengan kehidupan di sungai. Tentu kehidupan di sungai tidak hanya membahas ikan.. Sehingga stakeholder membantu saya mendapatkan ide bahwa perlu adanya keterkaitan antara sungai, pengguna, manusia, rumah panggung.

Ide rumah panggung membuat saya mencoba mengkombinasi antara rumah panggung dengan tetesan air.dengan fungsi retail restoran.

Gambar 2.4

Sketsa retail makanan

Saya berpikir sepertinya ikan dengan tetesan air masih kurang menggambarkan pesan saya. Sehingga saya mencoba memilah kembali, ternyata saat ikan melompat dari dalam air tersebut memiliki aktifitas.

(4)

Konsep rekreasi indoor

Aktifitas memancing memerlukan air. Sehingga dengan adanya aktifitas air sehingga masyrakat kota Medan akan menjaga kebersihan air. Dan secara tidak langsung hal tersebut mendorong masyrakat kota Medan agar ikut menjaga kebersihan alam dalam hal ini kebersihan air sungai khususnya.

Tema saya yaitu bernama“ Life In A River” tema ini terinspirasi dari

permasalahan yang terdapat pada site ini. Menurut saya tema ini sangat sederhana namun saya ingin memberikan beberapa keuntungan finansial pada lahan ini. Saya menambahkan

retail restoran. Saya teringat di kota Medan sebelumnya telah terdapat tempat retail restoran. Diantaranya, lili suhary, kesawan squar. dan merdeka walk. Namun saya merasakan tempat

Gambar 2.5

(5)

– tempat hiburan ini masih kurang sebuah pesan. Pesan yang saya maksud seperti tujuan di

didirikannya tempat itu untuk apa. Atau pesan apa yang ingin diberikan. Inilah yang saya rasakan kurangnya sesuatu pada rancancan tempat- tempat

tersebut.

Ini membuat saya termotivasi untuk merancang sebuah tempat yang memiliki pesan. Hal ini saya bagimenjadi 4 fasilitas yang saya berikan. Diantaranya terdapat pada

convention hall, rekreasi indoor, rekreasi outdoor dan retail restoran.

Saya sempat berfikiran untuk menambahkan fasilitas sirkus pada lahan ini. Tujuannya adalah untuk mendukung fungsi ketergantungan antara kehidupan ikan dengan sungai. Saya berfikir jika air kotor maka ikan yang dapat kita latih untuk bermain sirkus akan punah. Sehingga saya ingin memberikan pesan ke masyrakat Medan agar menjaga kebersihan air sngai agar anak cucu kita masih dapat menikmati sirkus ini.

Namun ini masih dalam tahap perencanaan. Namun ini akan saya pertimbangkan

dengan hitungan teknis. Saya ingin membuat pengunjung itu memiliki rasa motivasi. Saya berfikir mungkin dengan awal memberikan pengunjung bergantung pada rekreasi – rekreasi

yang ditawarkan. Dengan adanya rasa ketergantungan sehingga pengunjung akan mulai menjaga semua fasilitas.

(6)

Gambar 2.6

Sketsa sirkus

Dan juga dengan adanya fasilitas – fasilitas ini dapat membangkitkan perekonomian kota medan maupun perekonomian penduduk disekitar site.

Untuk itu saya membuat strategi dengan cara membuat 2 akses masuk dan 1 akses keluar. 2 akses masuk kedalam site ini terdiri dari Jalan Imam Bonjol dan Jalan Mangkubumi. Dan keluar dari Jalan Sukamulia.

Jalan Mangkumi ini saya letakkan fasilitas retail restoran. Namun saya ingin membuat seperti merdeka walk. Dimana terdapat pengunjung yang duduk menikmati makanannya di outdoor maupun didalam toko. Tujuan bila pengunjung yang menikmati makanananya di luar bangunan maka akan terlihat view convention hall yang berbentuk

ikan melompat tersebut.

(7)

Gambar 2.7

3d convention hall

Lalu untuk akses masuk dari Jalan Imam Bonjol saya membuat akses masuk yang seperti jembatan layang. Dan tedapat gapura penyambut. Tujuan terdapatnya gapura ini agar pengunjung seperti disambut. Lalu jembatan ini saya rancang agak berkelok dengan view convention hall, rekreasi outdoor, rekreasi indoor dan retail restoran.

Saya terinspirasi dari jalan tol pada jakarta. Yang saat itu saya lalui dan disekitar Jalan tol itu terdapat proyek yang sedang dibangun. Ini membuat saya menjadi melihat proyek tersebut, ini yang ingin saya angkat. saya ingin pengunjung yang berkunjung ke tempat ini disambut dengan gapura lalu pengunjung dapat melihat seluruh fasilitas yang ditawarkan sehingga pengunjung yang pertama sekali mengunjunggi tempat ini akan terpukau dan tanpa sadar berkata “ waw”

(8)

Untuk akses keluar saya. Berpikiran untuk menggunakan Jalan Sukamulia sebagai akses keluar, pertimbangan jalur ini untuk jalur keluar dikarenakan jalur ini lebih pantas untuk jalur keluar. Apabila jalur ini digunakan sebagai jalur masuk maka akan menimbulkan kemacetan.

II.1.2 Lebih dalam mengenalnya

kami melakukan inventarisasi data. Kami mempersiapkannya melalui data – data yang kami

dapati dilapangan. Diawali dengan kami pergi ke lapangan. Kemudian terdapat saran dari stakeholder. Yang menyarankan.agar kami mencoba meninjau apa – apa saja yang terdapat pada 500 atau 1000 meter dari site kami.lalu membuat maketnya. Akhirnya kami membagi site dengan anggota kelompok.

Site kami bagi menjadi 3 bagian. Sehingga masing – masing mendapatkan 1 daerah untuk di investigasi. Jumlah kami beranggotakan 6 orang. sehingga kami sepakati tiap lahan yang mau diinvestigasi di selidiki oleh 2 orang saja.

Saya bersama dengan teman sekelompok pergi ke lahan kami. Diawali dengan

berkendara menuju daerah yang mau ditelusuri. Hal pertama yang kami bigung yaitu mencari tempar parkir. Site yang akan kami survey ini di seputaran Jalan Iman Bonjol. Dan disana tidak dapat memarkirkan kendaraan di pinggir jalan. Akhirnya kami sepakat dengan memarkirkan kendraan kami di restoran pizza hut. awalnya agak ragu namun kami mencoba melawan rasa keraguan tersebut.

(9)

jalan – jalan tersier. Daerah yang kami jalani ini boleh dikatakan cukup nyaman namun dikarenakan cuaca yang mulai terik kami merasa sangat kepanasan dan cukup lelah. berjalan bulak balik. Saat berjalan tidak jarang pengendara yang melihat kami. Apa yang kami lewati selalu saya foto mulai dari rumah – rumah atau bangunan – bangunan yang terdapat disana. Sedangkan teman saya sibuk mengambar dan memberikan tanda – tanda dimana saja yang terdapat papan pengumuman ataupun batu gsb. dan juga memberikan

tanda fungsi bangunan itu komersil, perkantoran ataupun hanya rumah tinggal.

Gambar 2.8

proses survey lapangan

Dari hasil ini kami jumpai begitu banyak hal – hal yang menurut saya masyrakat

Kota Medan seperti masa bodoh dengan tanda- tanda jalan. Seperti tanda dilarang parkir. Malah dilapangan kami jumpai terdapat kendraan yang berparkir tepat dibawah tanda dilarang parkir. Dan hal tersebut telah saya foto. Begitu juga terdapat di salah satu jalan tidak terdapat batu pemko Medan yang menunjukan berapa gsb pada jalan tersebut.

(10)

Gambar 2.9

Pelangaran lalu lintas

Setiap perjalan yang kami jalani ini saya merasa tidak nyaman. Ini dikarenakan tempat peralan kaki yang semestinya tidak terhalang oleh pepohonan dan seharusnya tidak boleh terdapat jalan yang berlobang. Tetapi dilapangan kami jumpai begitu banyak pepohonan yang ditanam di jalan pejalan kaki, sehingga tidak jarang kami harus turun dari jalan pejalan kaki. Dan berjalan di jalan aspal.ini sangat membahayakan.

Dikarenakan kendraan yang berlalu di Jalan Iman Bonjol ini berkecepatan tinggi.

(11)

dari tanah mungkin dahulu itu merupakan tempat berdirinya sinace. Tiang sinace sudah tidak ada tetapi sisa baut nya masih ada. Ini sanggat berbahaya untuk perjalan kaki.

Gambar 2.10

Sisa baut sinace

Akhirnya perjalanan kami selesai dan kami kembali ke restoran pizza hut dan duduk sejenak sambil memesan beberapa makanan dan minuman, pelayan pizza hut merasa kami aneh. Karena kami berdua masing - masing memesan 2 minuman. Ini terjadi karena kami merasa sangat haus. Ternyata beginilah rasanya pa6 begitu saya berkata dengan teman saya. Sks yang cukup besar dan dari hasil perjalanan sepanjang 500 meter ini. saya menjadi

berpikiran apakah pa 6 yang memiliki sks yang cukup besar ini sudah mencakup olahraga dan kesenian didalamanya. Kami berdua tertawa dan meminum minuman yang kami pesan, Serambi ingin mengetahui bagaimana keadaaan teman kelompok kami yang lain kami pun menghubungi mereka. Dan sungguh menakjukkan mereka telah kembali kekampus, padahal kami duluan pergi dari kampus tetapi teman – teman kami duluan kembali kekampus. Kami tertawa memikirkan hasil kerjaan kami.

(12)

Keesokan hari kami berkumpul dikampus dan mengumpulkan hasil data.lalu membagi tugas untuk membuat maket. Dan hal pertama yang kami pikirkan yaitu untuk membuat maket memerlukan base dan juga ranggka. Untuk membuat 1 rangka maket yang seperti rangka foto itu sekitar 600 hingga 800 ribuan. Ini sungguh membuat kami merasa sayang mengeluarkan biaya yang besar.apa lagi ini hanya maket kawasan bukan maket individu. Akhirnya kami mengambil sisa rangka maket tugas akhir yang sudah tidak

digunakan lagi.awalnya terjadi konflik dengan keputusan itu.

Ada teman sekelompok kami yang merasa tidak enak dengan alumi yang maketnya kami ambil. Tetapi akhirnya kami menggunakan rangka maket milik alumiyang sudah tidak digunakan lagi. Kami berpikiran maket – maket ini akan dibakar juga pada akhirnya. Dari pada dibakar dan merusak lingkunggan lebih baik bagian – bagian maket yang dapat

digunakan kami gunakan kembali.

Gambar 2.11

(13)

Gambar 2.12

Proses pembuatan maket kawasan

kami mulai mengerjakan maket. Maket itu selesai sekitar 2 hari. Awalnya membuat

maket begitu semangat namun lama kelamaan kami menjadi asal jadi saja. Karena bentukan massa yang sulit di potong. Namun maket selesai juga. Walau terjadi sedikit konflik pada saat mengerjakan maket tersebut. Soalnya salah satu anggota kelompok kami asik menghilang tidak tahu melakukan hal apa sehingga maket menjadi memerlukan waktu 2 hari yang seharusnya dapat selesai hanya 1 hari. Hal ini membuat saya jengkel.

(14)

tahu berapa tinggi maket tersebut. Sungguh membuat jengkel apabila berjumpa dengan anggota kelompok yang malas dan tahunya hanya ngomong. akhirnya tahap membuat maket telah selesai.

Gambar 2.13

Maket kawasan

Asistensi dengan stakeholder pun terjadi. Tentu hal yang kami asiskan yaitu mengenai maket dan dari maket itu kami berbicara dimana site kami bentuk lahan, view view yang terdapat disekitar site.

Dari hasil asistensi ternyata terdapat beberaapa bagian pada maket kami yang dilapangan tidak dijumpai. Misalkan pada lapangan sudah berdiri bangunan tetapi pada maket kami tidak membuat terdapat bangunan. Ini dikarenakan kami menggunakan cad Medan yang ternyata tidak update. Sehingga maket harus diperbaiki.

(15)

programing tugas pa 6 kami. Kami mencari dari beberapa referensi. Seperti mengambil dari

programing tugas akhir alumi. Yang membuat proyek sejenis. Dan mencari dari sumber – sumber lain dari internet. yang membahas mengenai convention hall.

Dan kami mulai menyusun data – data tersebut yang tentunya kami rubah dan menyesuaikan dengan ukuran – ukuran kami. Kami tidak mencopy semua data tetapi kami

menyesuaikan data dengan lahan kami dan menyesuaikan dengan ketentuan tugas

pa 6.

Tahap asistensi pun dimulai. Dan stakeholder ingin kami membuat laporan ini seperti membuat komik. Beliaw berkata jangan membuat laporan ini seperti laporan pemerintahan. Kami tertawa mendengar itu. Memang saya pribadi merasa laporan yang semuanya merupakan tulisan itu sangat membosankan. dan amad membuat jenuh. Lebih menyenangkan membuat laporan yang berbentuk komik. sehingga lebih nyaman dan tidak cepat jenuh membaca laporan tersebut. Dengan instruksi itu kami membuat laporan dengan model komik.

Ternyata setelah kami cek kembali lahan kami kurang besar sehingga kami meminta ijin kepada stakeholder dan juga koordinator pa6 untuk membuat site kami semakin lebar agar dapat memaksimal membuat rancangan kami.akhirnya permohonan kami disetujui dan akhirnya lahan kami lebih besar .

(16)

II.1.3 Persiapan minta restu

saya akan membahas mengenai pengembangan tema dan konsep. setelah melewati dari proses analisa site. berjalan hingga 500 meter dari site, membuat maket kawasan berskala 500 meter dan membuat programing.dan sekarang kami memasuki tahap pengembangan tema dan konsep.

Nama tema saya adalah "life in a river". yang pada awalnya bernama "civilitation on the river". proses bagaimana nama ini dapat berubah dan tentu merubah konsep ini

dilewati dengan begitu panjang.

Awalnya saya memang ingin memberikan nama tema saya " life in a river " yang dengan maksud ingin menunjukan kehidupan di dalam sungai. dalam hal ini saya ingin

membahas seputar ikan yanghidup didalam sungai. namun kata "life in a river" sepertinya kurang bombastis bagi yang mendengarnya sehingga saya berkonsultasi dengan teman satu kelompok saya dan lahirlah nama "civilation on the river" dan saat itu kedengaran luar biasa.

Setelah mendengar dan yakin dengan nama itu saya bersama dengan teman saya pergi ke perpustakaan USU untuk mencari buku -buku yang tadinya ingin digunakan untuk

referensi pembuatan skripsi. dan lumayan melelahkan membawa buku yang mungkin memiliki berat sekitar 2 kg lebih.dan saat di studio saya membuka buku dan melihat lihat isi buku yang semuanya berisikan bahasa inggris dan itu amad membuat saya bigung dengan arti bahasanya.

(17)

alur profesi itu seperti sistim skripsi pada kurikulum lama. teryata sistem skripsi alur profesi sangat berbeda.

Asistensi pun terjadi. diawali dengan teman - teman kelompok yang asistensi terlebih dahulu. saya menunggu dan tibalah giliran saya untuk asiatensi. diawali dengan

membahas apa nama tema saya. Saya menjawab " civilitation in a river " lalu saya memjelaskan apa itu " civilation in a river " saya bermaksud ingin membuat pengunjung

yang berkunjung ditempat ini termotivasi dengan adanya rancangan convention hall saya.

Yang seperti ikan yang melompat dari dalam air. lalustakeholder saya menjawab sepertinya berat membahas civilation atau peradaban ini. “tapi mungkin kamu perlu menjabarkan secarah jauh artinya. cobalah melihat dari jauh tema yang kamu mau itu seperti apa. bila kamu memang ingin menggunakan tema kamu mengenai peradaban ini. peradaban yang bagaimana yang kamu ingin bahas. peradaban itu macam - macam bisa saja peradaban membahas mengenai orang yang menggunakan sungai, dan sebagainya. coba kamu tuliskan mungkin 5 kata yang dapat menggambarkan tema kamu yang lebih tepat.”

Kata stakeholder.

Akhirnya saya mulai menulis-nulis apa yang sebenarnya yang cocok dengan tema saya. dan saya terinspirasi dengan kata kesucian yang dalam bahasa inggris itu sancitity. kata itu muncul dari sewaktu stakeholder melakukan prosesasistesi dengan teman saya. dari sana saya mencoba mengambil kata yang mungkin dapat menggambarkan pesan yang saya ingin tuangkan di karya saya ini.

(18)

ingat bahwa sungai disana bersih.sehingga menjadi objek wisata. dan pengunjung boleh memberikan makanan untuk ikan yang ada didalam sungai. dulu saya masih ingat saya memberikan potongan roti kepada ikan -ikan didalam sungai itu. dari sana saya terinspirasi membuat sungai pada site saya. dengan aturan bahwa disungai saya itu merupakan sungai permohonan. sehingga bagi pemgunjung yang berkunjung dan memberikan makan ikan.yang disediakan oleh kami dapat dibeli dan dapat ditaburkan pada permukaan sungai.

Lalu asistensi pun terjadi dan saya memberitahukan semua maksud dari kata " sancitity in a river " kepada stakeholder saya. dan jawaban beliaw ialah sepertinya berat ini

membahas mengenai kesucian. lalu saya menceritakam konsep rancangan saya. dimulai dari convention yang berbentuk ikan melompat dari air. lalu rekreasi indoor yang lebih fokus ke olahraga. dan retail restoran yang berbentuk seperti rumah panggung yang dikombinasi dengan tetesan air. lalustakeholdersaya memberikan ide kepada saya kenapa kamu tidak memberikan nama " "life at a river". lalu saya berpikir sepertinya saya menggunakan nama itu saya. yang saya lucunya pertama sekali saya memang ingin

menggunakan nama itu. lalu saya rubah dan sekarang saya menggunakan nama itu kembali.

(19)

Gambar 2.14

Saat asistensi dengan salah satu stakeholder

Akhirnya saya mulai membuat 3d rancangan saya. saat asistensi saya menunjukkan rancangan saya namun hanya convention yang sudah boleh dikatakan hampir siap. lalu dari proses asistesi itu saya mendapatkan saran dari stakeholder saat asistensi. “kenapa kamu tidak meletakkan bangunan kamu diatas air lalu pengunjung yang ingin ke convention hall kamu it mewati jembatan”.saya menjadi mendapatkan ide dengan membuat trowongan

seperti di seaword yang pengunjungnya dapat melewati trowongan yang dilapisi kaca pada dindingnya. dan akhirnya saya berencana membuatnya begitu. dan untuk parkiran

basement.sayajuga berencana membuatnya begitu.lalu dinding parkiran saya akan

membuat dari kaca pula. Tujuannya agar pengunjung yang memarkirkan kendraannya di basement dapat melihat ikan yang berenang di luar parkiran basement melaui dinding kaca

tersebut.

(20)

yaitu saya ingin membuat jalan dan tempat makan outdoor. yang jalannya seperti mengapung diatas air.

II.1.4 Memilih buah tangan

Isi draf ini membahas pengembangan tema. Setelah melalui proses asistensi dan ternyata disain disukai oleh stakeholder. tetapi terjadi masalah yaitu convention hall tidak dapat masuk kedalam rancangan ini. Hal ini terjadi dikarenakan program ruang untuk convention hall terlalu kecil.

Akhirnya terjadi perubahan rancangan tetapi hasilnya rancangan terlalu memaksa sehingga rancangan saya berubah total dengan rancangan baru.Setelah merancang ulang dan convention hall tidak dapat masuk. saya pun menunjukkan kestakeholder untuk asistensi namun stakeholder berkata “sepertinya rancangan ini terlalu memaksa”. dan

stakeholder kurang menyukai rancangan ini.

(21)

Gambar 2.15

convention hall alternatif ke 2

Akhirnya saya merancang ulang dengan model yang baru. stakeholder saya berkata ”usahakan membuat rancangan yang strukturnya sederhana tetapi bagus dalam model”.

Kelompok kami rata – rata memiliki rancangan yang tidak biasa sehingga membuat stakeholder menjadi pusing dengan strukturnya. dikarenakanstakeholderakan membantu

kami dalam merancang strukturnya.

Salah satu stakeholder kami berkata “kelompok kita kok rancangannya gimana sekali tidak ada yang sederhana. Untuk rancangan seperti ini biasanya saya memikirkannya berhari – hari tetapi ini dapat terpikirkan dalam 1 hari”. Teman sekelompok kami yang awalnya ingin membuat rancangan yang wah. tetapi disaran oleh stakeholderuntuk membuat rancangan yang berbentuk kotak.

Tetapi menurut saya kelompok kami seperti berlomba – lomba. untuk membuat

(22)

awal pertemuan. stakeholderingin kami merancang bentuk bangunan yang tidak biasa sehingga semua berlomba – lomba membuat bentuk yang liar.

Saya sendiri yang awalnya merancang bentuk bangunan yang liar. dan saya pribadi sangat puas tetapi dikarenakan convention hall tidak dapat masuk kedalam bangunan.

akhirnya saya harus menyerah dan berubah. Stakeholder memberi saran “coba kamu merancang bangunan berbentuk kotak lalu dibolongi. Maksudnya kamu merancang bangunan seperti akuarium sehingga dindingnya dibolongi berbentuk ikan”.

Gambar 2.16

3d convention terinspirasi akuarium kotak

(23)

style” saya. Saya senang dengan bentuk – bentuk yang wah. Seperti rancangan Frank

Gehry, atau seperti Zara Hadid.

Saat asistensi dengan stakeholder diberikan motivasi, beliau berkata “ jangan menyerah bagaimana bila rancangan kamu berbentuk kotak tetapi terdapat ikan yang keluar” Saya merasa kalah dengan teman – teman yang memilkiki rancangan yang wah.

Tetapi stakeholder berkata”bukan bentuknya yang diutamakan tetapi daya jual”.

Mendengar hal ltu saya kembali bersemangat.

Gambar 2.17

3d konsep convention

(24)

Gambar 2.18

seaword

Gambar2.19

3d konsep convention berbentuk akuarium seaword

(25)

Dikampus saya merancang. Dan teman sekelompok saya bercanda dengan saya mengenai rancangan saya. Saya cukup tersinggung dan hal itu membuat saya tidak akan menyerah saya akan tunjukan bahwa rancangan saya akan paling bagus dan bermakna.beberapa rancangan saya lakukan. Tetapi belum ada yang dapat membuat saya puas. Saya merasa lemah, galau, dan ingin sekali secepatnya lepas dari belenggu ini. Tetapi saya terus berjuang. Melihat – lihat, berpikir hingga kepala saya sempat pusing.

Hari – hari saya lalui akhirnya saya memikirkan ke 2 perkataan stakeholder saya.

Yang satu ingin saya merancang bangunan dengan stuktur yang sederhana tetapi memiliki bentuk yang bagus. Dan satu lagi ingin saya berjuang dan ingin saya merancang bangunan yang tidak terfokuskan oleh bentuk. tetapi lebih memfokuskan daya jual. Saya memikirkan kedua perkataan stakeholder ini.

Satu stakeholder ingin saya berpikiran lebih jauh lagi. Sehingga memberikan saran ke saya membuat rancangan berbentuk kotak. yang seolah – olah itu ialah akuarium. Saya

menenangkan diri dan saya kembali memikirkan tujuan utama saya meracang ini ialah agar pengunjung melihat bahwa dilahan ini terdapat kasus. Yaitu kasus dimana begitu kotornya sungai deli sehingga ikan ataupun makhluk air yang hidup didalam sana menjadi tidak terurus.

Saya memikirkan saya tidak akan menggunakan saran stakeholder yang menyarankan saya merancang bangunan berbentuk kotak. Buat saya bentuk kotak itu sanggat kaku, tidak menarik, tidak sexy. Akhirnya saya terpikirkan jika seseorang

mengunjungi sea word ataupun melihat akuarium tentu melihatnya dengan mata.

(26)

Gambar 2.20

salah satu karya Santiago Calatrava

Akhirnya saya mencoba mencari internet bangunan – bangunan berbentuk mata manusia. Dan saya melihat sepertinya menarik bentuk ini. Dan ternyata itu rancangan

Santiago Calatarava. Akhirnya saya mencoba – coba sketsa. Saya berpikir bentuk mata tentu harus memiliki bentuk bulat ditengahnya. Saya membayangkan kalau orang melihat ikan tentu dimata akan memantulkan bentuk ikan pada lensa mata. Tiba – tiba terpikirkan bagaimana jika ikannya berbentuk seperti Yin dan Yang.

Akhirnya saya mulai membuat 3d nya. Dan saya berpikiran sepertinya ada yang kurang. Saya merasa unsur ikan kurang terlihat. Akhirnya saya menambahkan bentuk seperti bentuk ekor ikan yang berfungsi sebagai canopy yang diletakkan pada pintu utama. Saya sudah membuat 3d nya. Dan saya juga akan membuat denah beserta potongan, tetapi

(27)

Gambar 2.21

alternatif convention hall bentuk mata

II.1.5 Kejar tayang

Akhirnya hari H sidang skripsi “priview 1” telah jelas diumumkan. dan waktu terasa begitu dekat. Rancangan pa 6 saya belum fix hingga sekarang ini yang menjadi kendala. Bentuk massa bangunan saya mengalami masalah. Terkadang ingin berganti tema tapi saya berpikiran tema saya sudah tepat.

(28)

ikan tidak disetujui sehingga saya harus merubah sedikit. Tidak disetujui dikarenakan kesan yang diberikan terlampau jauh dari tujuan utama saya.

Awalnya saya disarankan membuat bentuk akuarium berbentuk kotak. tetapi saya tidak begitu ingin membuat bentuk kotak. menurut saya bentuk kotak pada bentuk lahan saya ini tidak harmonis. Pun proyek saya ini memiliki tujuan sebagai “ Landmark“.

sehingga tentunya berbentuk yang tidak biasa. Berdasarkan penglihatan saya pada lokasi

bentukan massa sekitar site. didominasi berbentuk kota. Saat saya mengambil mata kuliah arsitektur kota. Telah dijelaskan proyek “Landmark” memang harus berbentuk lain. Hal ini bertujuan untuk menunjukan perbedaan. Dan sebagai sesuatu yang lain. Dan juga untuk memudahkan orang mengingat bangunan tersebut.

Sekian minggu saya berasistensi namun selalu mengalami perubahan bentukan massa. Hingga sekarang melahirkan bentukan massa yang sederhana. dan memiliki struktur konstruksi yang sederhana. Bentuk masssa bangunan yang seperti ikan mengapung.

Gambar 2.22

Bentuk massa convention hall

(29)

denah saya. hasilnya ada yang benar tetapi ada juga yang salah. Namun dikarenakan denah saya belum fix dan bentukan massa saya belum fix ini yang membuat saya menjadi agak tertinggal tetapi semua rancangan denah dan bentukan massa. sudah saya pikirkan baik – baik tinggal menuangkan kedalam bentukan gambar 3 dimensi.

Saat asistensi dengan stakeholder. saya mendapati suatu motivasi yang membuat saya jauh lebih baik. Diantara kedua stakeholdersaya yang menyarankan rancangan kami.

ternyata terjadi perbedaan pendapat diantara ke dua stakeholder kami. Tetapi setelah saya berkonsultasi dengan salah satu stakeholdermengenai hal tersebut. beliaw memberikan jawaban yang membuat saya merasa memiliki pendirian sendiri.

Saya diberikan wewenang untuk membuat rancangan yang sesuai dengan keinginan saya. tetapi memiliki dasar kenapa saya membuat rancangan yang begitu. Hal ini terjadi dikarenakan pada saat proses asistensi terjadi perbedaan pendapat. sehingga membuat saya dan teman – teman saya bigung ingin mengikuti saran stakeholder yang

mana.

Sekarang saya dapat merancang dengan rancangan yang saya rasa baik. Namun tentunya memiliki alasan kenapa begitu. Hal pertama yang saya pikirkan yaitu bagaimana membuat tujuan utama dan fungsi bangunan tersebut tercapai.

Rancangan saya yang paling akhir ini terinspirasi dari bentuk tulang ikan. Awalnya saya bigung bagaimana membuat rancangan yang bagus dengan bentuk tulang ikan. Akhirnya saya mencoba melihat – lihat bentuk tulang ikan. tetapi masih belum memiliki ide. Akhirnya saya mencoba mengedit gambar tulang ikan melalui ponsel saya. dan herannya saya menjadi mendapatkan ide. Dan saya rasa untuk bentukan sudah berbentuk

(30)

yang berbentuk kotak. namun penyusunannya saya buat miring. Hal ini terjadi untuk menunjukan sisik ikan.

Gambar 2.23

editan dari ponsel

Gambar 2.24

Pelengkapan fasat convention hall

Pada parkiran saya merancang 3 basement, dengan 2 lift di sisi kiri dan kanan.

Tangga darurat juga saya sematkan disana. lalu saya akan menambah lagi lift barang, namun masih saya pikirkan ingin diletakkan diselah mana.

(31)

Exebition saya letakkan pada lantai 2 dan conference pada lantai 1. serta convention

hall lantai 3. dengan masing – masing tinggi plafon minimal 10 meter. Ditambah kembali dengan beberapa ruang servis, gudang – gudang, ruang ibadah, ruang perkantoran dan sebgainya.

Ruang perkantoran ini saya letakkan pada lantai 1 dikarenakan untuk memudahkan orang menyewa tempat. Sehingga saya letakkan pada lantai 1. Untuk ruang ibadah juga

lantai 1. Hal ini saya bertujuan untuk menghemat listrik. Karena saya pikir kalau perkantoran saya letakkan pada lantai 1. dapat lebih hemat listrik dikarenakan karyawan tidak naik turun lift. Berbanding terbalik apa bila ruang perkantoran berada di lantai 2 ataupun berada dilantai 3 tentu lift akan berkerja lebih sering dan hal ini dapat membuat listrik boros.

II.1.6 Memilih kostum

Rancangan konsep yang saya buat dimulai dengan membuat bentuk – bentuk massa. Saya sejak awal mulai meracang pa 6 memulai semua dari bentukan 3 dimensi. Dari sana saya dapat mengetahui model yang saya rancang itu tepat tidak diletakkan pada lahan yang ditentukan.

Saya membuat 3 konsep. Ketiga proyek ini terdiri dari convention hall, rekerasi indoor dan retail restoran. Ketiga proyek ini saya sengaja membuatnya saya berpikiran

untuk membuat tempat saya ini menjadi lebih cepat dikenali masyrakat Medan khususnya. tentu saya harus membuat fungsi – fungsi lain yang dapat menarik orang berkunjung ke

(32)

Dimulai dengan convention hall diawali dengan saya merancang mencari – cari gaambar ikan lalu saya menemukan gambar tulang ikan dan saya memadukan dengan bentuk ikan. Saya mencoba merancang dengan mengedit gambar tersebut melalui ponsel saya. Akhirnya saya mendapatkan ide merancang bentuk convention hall.

Berikutnya saya mencoba merancang rekreasi indoor. Rekreasi indoor ini saya dapati ide melalui gambar ekor ikan. dan kolam renang pada Marinabay sand’s di Singapura. Saya mencoba membuat bentukan kolam renang yang saya buat seolah – olah

melayang. Ini saya buat dengan membuat massa bangunan yang saya buat derajat kemiringan menghadap ke selatan. Tujuannya untuk membuat orang yang sedang berenang pada bangunan ini dapat menikmati bentuk bangunan convention dan retail restoran.

Pada retail restoran saya membuat bentukan massa seperti tetesan air, ide ini saya dapati dari tetesan air yang dikibaskan oleh ekor ikan. Saya ingin menunjukan bahwa ikan itu aktif sehingga dapat membuat air menjadi terkibas.

Demi mengejar sidang priview 1 yang semakin dekat akhirnya saya mulai merancang ketiga bangunan itu pada program sketchup. Saya menggunakan sketchup ini dikarenakan dengan menggunakan program ini saya akan mendapat kemudahan. Seperti membuat potongan akan sangat terbantu. Lalu juga dengan site plan sangat membantu. Namun saya tetap menggunakan program auto cad. dikarenakan saya dahulu terbiasa menggunakan auto cad. Sehingga berakibat dengan bentuk massa bangunan saya. yang seperti terlihat 2 dimensi. Sementara bangunan yang bagus itu harus dibuat dilihat secara 3 dimensi.

Hari demi hari saya lewati untuk mengejar ketertinggalan saya. Beberapa kali saya

(33)

merasa massa bangunan saya tidak cocok. Bentukan massa saya pada awalnya begitu liar. Saya merasa sangat puas dengan bentukan massa bangunan yang saya rancang saat itu. tetapi terjadi masalah dengan program ruang. Setelah dihitung ternyata convention hall tidak dapat masuk ke dalam bangunan saya.

Akhirnya dikarenakan waktu sidang yang semakin dekat saya mulai merancang bangunan yang simetris. dan sebenarnya saya kurang puas dengan rancangan ini. Namun

saya berpikiran tidak apa saya mengalah terlebih dahulu. ini dikarenakan hari H sidang sudah semakin dekat.

Dikarenakan bentukan massa bangunan convention saya yang berubah.

sedangkan bentukan massa retail restoran dengan rekreasi indoor tidak berubah sama sekali, halini terjadi dikarenakan waktu yang semakin dekat.

Sidang priview 1 akan diadakan pada senin 12 mei 2014. Saya membuat target bahwa pada hari sabtu saya harus sudah menyelesaikan gambar saya. Akhirnya saya

menyelesaikan gambar saya dan saya print juga. Saya mengerjakan itu hingga saya tidak makan siang dikarenakan waktu yang semakin dekat. Maag pun terjadi.

Teman – teman yang lain ada yang mengprint gambarnya pada hari minggu. Saya

(34)

orang. sehingga saya tidak ingin memprint pada hari minggu meskipun yang lain melakukan hal itu.

Dikarenakan waktu sidang semakin dekat saya tidak melakukan rancangan skematik. Saya langsung merancang 3 dimensi bangunan saya. Sejak awal proses asistensi

saya hanya mengasiskan bentukan massa bangunan saya.

Saya merancang dengan memulai dari luar dahulu baru saya melakukan pembagian ruang pada dalamnya. Akhirnya saya mulai merancang tetapi saya merancang dengan menuangkan segala sesuatu yang sudah saya simpan di pikiran saya. Setiap kali asistensi saya menyimak segala kesalahan yang dialami dengan teman saya.hal itu menjadikan saya menyimpan gambaran denah. untuk denah rancangan saya.

Diawali dengan membuat skematik tetapi dikarenakan waktu semakin dekat untuk sidang sehingga saya langsung membuat denah saja. asistensi pun terjadi. Asistensi dilakukan pada 4 hari sebelum sidang. Awalnya stakeholder ingin asistensi dengan

kamisemua. pada 1 minggu sebelum sidang tetapi dikarenakan jumlah kami 6 orang. dan masing – masing orang saat asistensi sangat menguras tenaga. sehingga dibagi menjadi 2

hari. Saya mendapatkan jadwal asistensi pada hari ke 2.

stakeholder. meyediakan waktunya untuk asistensi dengan kami. Kami sudah

melakukan perjanjian bahwa akan asistensi pada jam 3 sore. Keesokan harinya saya bagun jam 7 pagi dan duduk menghadap komputer. sambil mengerjakan rancangan saya. hingga pukul 12 siang saya berhenti. dikarenakan saya terlalu memaksa untuk menyelesaikan rancangan denah. sehingga kepala saya sedikit pusing.

Akhirnya saya berhenti dan memutuskan untuk melanjutkan rancangan di studio.

(35)

tetapi dikarenakan kami sudah melakukan janji untuk asistensi pada hari itu sehingga saya menepati janji tersebut. Saya menuju ke kampus pada pukul 12 siang. Sesampainya dikampus saya melanjutkan merancang rancangan saya. Akhirnya jam sudah menunjukan pukul 3 sore dan stakeholder saya telah hadir di studio. Dan saya berasistensi namun ke 2 teman saya tidak hadir. Yang seharusnya mereka ikut asistensi juga di hari itu.

Saya asistensi dan stakeholder melihat rancangan denah saya. dan

stakeholderhanya menyarankan untuk merubah letak lift menjadi 1. dan tidak membaginya

menjadi 2 sisi. Awalnya saya membuat 2 sisi lift 1 pada sisi kiri bangunan dan 1 pada sisi kanan. namun setelah melalui proses asistensi saya merubah menjadi 1 letak lift. tujuannya untuk mempermudah akses. dan tujuan lain lebih bagus dari pada dengan lift pada sisi kiri ataupuan pada sisi kanan bangunan.

Ubahan rancangan saya tidak terlaliu banyak. Namun saya tersadar setelah saya melakukan proses penyelesaian untuk sidang pertama. Ternyata denah saya dengan bentuk

massa bangunan saya bermasalah. Tadinya saya ingin memperbaiki tetapi waktu yang sudah semakin dekat. membuat saya tidak sangup untuk memperbaikinya.

II.1.7 Ketegangan restu

Sidang pertama terjadi saya memperesentasikan proyek yang saya rancang. Pertama – tama saya menunggu teman saya untuk mempresentasikan rancangannya terlebih

(36)

Tidak hanya untuk convention, exebition atau confrence. Saya menambahkan retail restoran agar orang yang membawa pasangan dapat duduk berduaan. sambil menikmati makanan dan memandanggi bangunan rancangan saya.

Gambar 2.25

convention

Gambar 2.26

(37)

Gambar 2.27

retail makanan

Lalu saya juga membuat rekreasi indoor. Rekreasi ini saya fokuskan untuk olahraga. Terutama olahraga renang. Saya maju dan mempresentasikan rancangan saya. Saya mempresentasikan proyek saya kurang lebih 8 menit. Saya rasa untuk mempresentasikan tidak perlu lama – lama. Cukup singkat dan bermanfaat.

Setelah selesai dosen penguji mulai memberikan tanggapannya. Dimulai dari salah satu dosen penguji. Beliaw berkata bentuk convention saya sudah kuat dengan bentuk ikan.sudah membawa pesan. pada tujuan utama sudah tepat namun rancangan rekereasi indoor dan retail restoran saya tidak berhubungan dengan rancangan convention saya. Saya

menjawab ”memang tidak berhubungan dikarenakan pada proses asistensi kami lebih fokus

dengan convention hall sehingga pada 2 proyek lainnya terbangkalai’.

Lalu berikutnya diteruskan oleh dosen penguji yang lain. mulai memberikan

(38)

saya hanya menjawab bahwa waktu sidang yang sudah semakin dekat. Akhirnya dosen penguji mengerti dan memaklumi.

Dan yang terakhir adalah ketua penguji. beliaw memberikan argumennya tentang rancangan saya. Sama seperti ke dua dosen penguji sebelumnya. bahwa rancangan saya

antara proyek satu dengan yang lain tidak berhubungan. Dan beliaw memotivasi saya untuk lebih mengembangkan karya saya yang beliaw katakan bahwa karya saya seperti Picasso.

Mendengar argumen – argumen dosen penguji saya berkeinginan untuk merubah

rancangan saya semuanya. Sehingga semua dapat berhubungan. Dan saya berpikir bagaimana untuk membuat rancangan saya dapat berhubungan. Akhirnya saya kepikiran untuk membuat rancangan baru dengan memakai ikan.

Pada convention hall saya akan membuat bentuk rancangannya seperti kepala ikan. lalu pada rekreasi indoor saya membuat bentuk sirip. dan retail restoran saya membuat bentuk ekor ikan.dan masing – masing saya hubungkan dengan jembatan berbentuk seperti tulang ikan.

Rencanananya saya akan membuat kendraan yang datang itu masuk melalui convention dan keluar melalui retail restoran. Ini terjadi diakarenakan saya berpikiran

seperti ikan yang makan atau memasukan sesuatu kedalam tubuh melalkui mulut. dan keluar melalu ekor. hal tersebut yang membuat saya untuk membuat jalur sirkulasi yang

seperti itu.

II.1.8 Akhirnya ku menemukanmu

(39)

1 minggu itu hal yang saya lakukan yaitu mengembangkan hoby saya. dan juga mencari – cari ide – ide untuk merancang. Dimulai dengan membuka internet dan melihat – lihat rancangan – rancangan yang bagus.

Saya sempat berfikir bagaimana jika saya merubah rancangan saya. Dan saya teringat dengan bentuk rancangan. yang bila dilihat pada site plan rancangan saya seperti ikan. Alhasil saya menemukan ide tersebut dan saya merubah rancangan saya. Ide tersebut muncul pada saat saya sudah mau tidur. itu terjadi pada saat malam hari. saya tidak mengerti mengapa dapat terpikirkan hal tersebut. tetapi saya memikirkan semua komentar dosen penguji. yang saya buat menjadi ide dalam merancang komentar – komentar ketiga dosen penguji ini begitu memotifasi saya untuk menemukan suatu bentuk rancangan yang baik. harapan saya dengan perubahan total bentuk rancangan saya ini rancangan saya dapat lebih

baik dari sebelumnya.

1 minggu untuk beristirahat telah terlewati. Dan saya kembali kerutinitas dikampus kembali. pagi itu saya tiba di kampus lebih awal dari yang lain. Saya merancang rancangan saya dengan asiknya. Komentar – komentar teman bermunculan. Ada yang menyukai dan ada juga yang tidak suka. Namun saya bertanya kepada yang tidak suka. Apa yang tidak disukai dan hal – hal tersebut yang saya jadikan pedoman untuk membuat rancangan saya

agar lebih baik.

Menurut teman saya yang tidak menyukai rancangan saya bahwa massa antar bangunan tidak berhubungan. Hal tersebut membuat saya berfikir agar membuat massa

(40)

mengwujudkannya. Saya terlintas bentuk massa namun saya bigung bagaimana untuk menuangkan ide pada pikiran saya kedalam rancangan saya.bukan hal yang mudah memang tetapi saya mencoba – coba merancang dan akhirnya terwujud juga rancangan yang seperti yang saya inginkan.

Saya merancang dan saya tidak memikirkan bagaimana struktur bagunan tersebut. tetapi saya yakin stukturnya pasti bisa. Setelah bentuk bangunan telah sesuai dan ada teman saya yang melihat. dan dia berkata bahwa stakeholder saya pasti suka dengan yang begini. Saya masih penasaran apakah memang benar yang dikatakan teman saya tersebut. Saya ingin menunjukan perubahan bentuk massa saya yang baru tetapi stakeholder saya masih sibuk. Tetapi itu bukan jadi soal. yang saya yakini yaitu melengkapi rancangan saya agar lebih baik lagi.

Gambar 2.28

(41)

Saya ingin melanjutkan rancangan saya agar lebih detail. namun saya khawatir apabila saya melanjutkan apakah rancangan saya ini akan disetujui oleh stakeholdersaya. Akhirnya saya hanya mempersiapkan rancangan 3 dimensi saya. Terkadang jenuh juga membuat rancangan 3 dimensi ini. Mungkin saya butuh memanjakan diri kembali agar ide – ide creative dapat kembali bermunculan. Ingin sekali secepatnya menyelesaikan

rancangan ini dan sidang priview ke 2. saya penasaran dengan apa yang akan terjadi pada

sidang ke 2 nanti.

II.1.9 Jalinan kasih dengan restu

Pengembangan rancangan proyek saya ini telah terjadi. Perubahan drastis dirasakan. Dari rancangan awal yang liar berubah menjadi memaksa.lalu berubah kembali

menjadi rancangan yang tidak berhubungan satu dengan massa yang lain. Akhirnya setelah memalui proses merancang dan proses sidang priview pertama terlahir juga bentukan massa yang boleh dikatakan lebih tepat untuk proyek kali ini.

Pertemuan dengan stakeholder terjadi. Stakeholder ingin kami satu kelompok membuat proses merancang individu. Proses merancang ini dimaksud seperti membuat konsep. Dan stakeholder berusaha memberitahukan maksudnya dengan memberikan kami beberapa contoh yang beliaw tunjukan melalaui ipednya.

(42)

Diawali dengan membuat print screen rancangan saya dari view atas. Itu saya lakukan karena saya ingin menunjukan tipologi bangunan dari atas yang seperti bentuk ikan. Kemudian melanjutkan ke massa – massa bangunan sendiri. Diawali dari kepala ikan yang berfungsi dengan convention. saya sketsa tahap – tahap merancang convention tersebut. Kemudian masuk ketahap rekreasi indoor yang dibuat dengan cara sketsa bentuk sirip ikan. Selanjutnya ekor ikan yang memiliki fungsi sebagai retail restoran.

Dan terakhir adalah jembatan yang berfungsi sebagai penghubung antar massa dan ini memiliki bentuk tulang ikan.

Saat saya merancang rancangan saya distudio salah satu dosen kelompok lain berkata convention saya seperti bentuk hewan armadilo. Saya merasa biasa saja tetapi teman – teman sekelompok saya asik meledeki saya. Sedikit jengkel mendengar cibiran mereka. Saya saat mengerjakan rancangan saya pasti akan diam dan serius mengerjakan. Mereka melalui kesempatan tersebut asik meledeki saya. bahwa saya tidak terima dengan

pendapat dosen tersebut. Saya sudah berkata saya tidak marah tetapi mereka asik meledeki saya. Usil bener anggota kelompok saya. Risih sebenarnya asik diledeki padahal saya tidak merasa kenapa – kenapa. Mereka meledeki saya sedangkan dosen kelompook sebelah sedang duduk didepan kami melakukan asistensi dengan kelompoknya.

Tak lama stakeholder kami datang dan kami melakukan proses asistensi. Diawali dengan teman – teman saya dahulu dan disusul saya. Salah satu teman kelompok saya telat hadir sehingga dia asistensi terakhir. Proses asistensi berlangsung dari jam 3 hingga jam 5 sore

(43)

sekali meledeki saya padahal saya juga senang meledeki mereka. Saya meledeki mereka kembali karena mereka juga meledeki saya.

Stakeholder hanya memandu saya untuk berhenti membuat gambar rancangan massa saya.saya harus secepatnya masuk ke gambar denah, struktur dan gambar me.

Akhirny hari selasa kami akan melakukakan kembali proses asistensi. stakeholder juga membantu saya untuk membuat massa bangunan saya dapat berhubungan dengan cara

menambah rancangan fasat bangunan saya yang semua saling berhubungan. Dengan rancangan fasat yang garis - garis ini dapat lebih membuat ketiga massa bangunan saya akan terlihat lebih berhubungan.

Kemudian rancangan rekreasi indoor saya disarankan stakeholder untuk membuat bangunan dapat menyatu dengan jembatan. Dan dari saran tersebut saya menjadi mendapatkan ide untuk rancangan rekreasi indoor saya. yang akan saya buat didalamnya terdiri dari 2 kolam renang dengan 1 pembelah. Pembelah ini saya buat seperti trowongan

(44)

Gambar 2.29

jembatan yang melewati rekreasi indoor

II.1.10 Meyakinkan hati kembali

Asistensi dengan Stakeholder terjadi dan saya diberikan saran agar rancangan saya lebih baik lagi. Contohnya Stakeholder mengarahkan saya agar rancangan retail restoran saya berbentuk seperti percikan air bukan berbentuk seperti tetesan air. Akhirnya saya sepakat dengan saran pak rudoft. Dikarenakana tema awal saya memang menggambarkan percikan air. dan menggambarkan seperti ikan yang melompat dari dalam air. Akhirnya kesampaian juga tema awal saya tersebut tetapi dapat dilihat pada rancangan pada site plan.

Saya tersadar dan mencoba merubah kembali bentuk rancangan saya. Saya setuju

(45)

Saya melihat dan menikmati rancaangan saya rasanya keren juga rancangan saya bila dilihat dari site plan. Ini dikarenakan dari site plan terlihat jelas berbentuk ikan yang melompat dari air.

Saya merubah dan asitensi dengan Stakeholder. Stakeholder melihat dan

memberikan saya saran agar rekreasi indoor saya diperbesar sedikit. Dan bangunan convention saya agar dimundurkan. Saya sudah mencoba tetapi bila bangunan convenion

dimundur maka melanggar gsb. Dan itu tidak boleh. Jarak gsb pada site ini 15 meter. Ini terjadi dikarenakan bentukan massa convention saya gede dibelakang. tetapi kecil di depan dan panjang. Sementara site pada convention sebaliknya belakang sempit dan depan gede. Sehingga bila bangunan convention saya mundurkan akan melanggar gsb dan tentu itu tidak diperbolehkan.

Saat asistensi Stakeholder membahas dengan saya masalah jembatan saya. Beliaw memberitahu saya bahwa jarak antar kolom jembatan sangat penting. dikarenakan jembatan saya berkelok – kelok sehingga balok jembatan akan di press agar bengkok. tentu jarak

(46)

Gambar 2.30

suasana saat proses asistensi salah satu Stakeholder

(47)

Gambar 2.31

perubahan rancangan rekreasi indoor dan retail restoran

Asistensi dengan Stakeholder telah selesai dan langsung dilanjutkan dengan asistensi dengan Stakeholder yang lain. Stakeholder melihat modul kolom saya yang saya buat 10 x 10. Beliaw berkata kalau modul seperti ini sangat boros. Maksudnya modul saya

menyisahkan ruang untuk 1 kendraan. dapat parkir juga tetapi pada rancangan saya ternyata maksimal 3 mobil yang seharusnya dapat 4. tetapi yang 1 hanya menyisahkan sekit 1.5 meter dan itu tidak dapat diparkikan mobil.

Saya menjawab “kalau terlalu sempit nanti sulit untuk orang turun dari dalam

mobil. Contohnya seperti cambrige medan yang modul kolom basementnya sangat sempit sehingga orang yang ingin turun dari dalam mobil kesulitan”.

(48)

10 meter. sehingga saya membuat modul 10 meter yang awalnya 13 meter. Tetapi kali ini beliaw berkata bahwa modul saya boros. dan beliaw memberitahukan modul kolom basement minimal 8 x 11 atau 8 x 11,5 meter. saya jadi bingung dengan apa yang terjadi. Saya pikir saya yang salah dengar atau Stakeholder yang tidak konsukkuen dengan ucapannya.

Beliaw juga berkata bahwa modul 10 x 10 akan boros dan kalau rancangan ini

diberitahukan ke developer. maka mereka tidak akan mau menerima rancangan seperti ini. Saya benar – benar merasa dikerjain. Cerita dengan teman sekelompok ternyata hal masalah modul ini juga dia alami. Hari ini Stakeholder bilang a besok bilang b. Ini membuat kami menjadi bigung.

Tetapi saat asistensi dengan Stakeholder yang lain. beliaw berkata kalian adalah arsitek. Kata tersebut sedikit membanggakan tetapi sedikit membuat risih. Menurut saya rancangan ini terjadi dikarenakan melewati proses asistensi. sehingga saya merasa

rancangan yang terlahir ini merupakan rancangan para arsitek senior dan arsitek muda.

Coordinator pa6 mengirimkan file layout pada group perancangan arsitektur 6 dan kami diberikan komando untuk mendiskusikan kepada dosen pembimbing kami agar menentukan format layout yang akan dijadikan format layout pada sidang priview 2.

Hal ini kami diskusikan dengan Stakeholder. Dan Stakeholder memberikan kami arahan agar layout yang bagaimana yang akan dipakai. Inti dari diskusi tersebut yaitu ikuti saya layout poster sayembara yang sudah ada. Tetapi lebih baik kalau sedkit dirubah. Dan poster yang akan dipresentasikan tidak usah terlalu banyak cukup sekitar 4 5 lembar. Dan akan lebih murah. kalau terlalu banyak dosen penguji akan menjadi pusing dan malas

(49)

dan bagus seperti nyata. Tetapi dikarenakan file sketchup kami gede. dan sangat lah sulit untuk merender file sebesar itu.ini membuat komputer akan kelelahan dan dapat mati mendadak. Sehingga Stakeholder mengajari kami untuk membuat cara lain. sedikit merepotkan tetapi dapat hasil yang maksimal. Dengan cara gambar diprint hitam putih. kemudian diwarnai secara manual kemudian di scan dan dibagusin dengan photoshop. Sedikit repot memang tetapi saya rasa komputer saya masih sanggup untuk merender file

saya.

II.1.11 Kejar tayang ke pelaminan

Waktu begitu cepat dan tidak terasa sisa 1 minggu untuk asistensi terakhir. Semua sudah mulai sibuk mempersiapkan bahan untuk sidang priview ke 2. Semakin dekat hari untuk disidang priview ke 2. Dan ternyata koordinator pa6 memberikan suatu sistem yaitu validasi dan lay out.

Validasi ini adalah untuk memparaf apa – apa saja yang sudah kami kerjakan.

Dan lay out adalah contoh susunan poster yang akan ditampilakn pada sidang priview ke 2 ini. koordinator pa6 mengirimkan contoh susunan layout dan validasi pada group perancangan arsitektur 6.

Asistesi minggu ini dilaksanakan pada hari selasa dan kamis. Pada hari selasa Stakeholder asistensi dengan kami. dan saya membahas mengenai apa – apa saja perubahan rancangan saya. Mulai dari convention yang rancangannya di buat menjadi lebih sederhana. dan di buat seperti bentuk kepala ikan koi yang memiliki corak. Ide tersebut merupakan

saran dari Stakeholder. Dan Stakeholder setuju dengan ide tersebut,

(50)

bangunan akan terasa panas. dan dapat berdampak dengan kenyamanan pengunjung yang berada didalam bangunan.

Corak – corak berfungsi menjadi kaca. sementara yang tidak memiliki corak itu tidak mengunakan bahan kaca. tetapi bahan yang tidak dapat mentransfer panas. dan cahaya

ke dalam bangunan. Mungkin bahan seperti alukabon.

Stakeholder menjelaskan ke saya. bahwa cahaya tersebut terutama cahaya dari

lampu tidak boleh sebenarnya dibuat secara langsung. kecuali untuk hal – hal tertentu. Cahaya harus dibuat memantul. Dan saya pikir ada benarnya. Di rumah saya terdapat juga lampu yang dipantulkan dan hasilnya lebih terang. Awalnya saya memasang lampu tetapi tidak ada tempat untuk mengantung lampu. sehingga saya memutuskan untuk meletakkan lampu di dekat dinding. dan saat dihidupkan lampunya memantul tetapi ruangan terasa lebih terang.

Kemudian untuk asistensi pada hari kamis. Stakeholder menginginkan kami untuk

print kertas gambar kami. tujuannya adalah agar Stakeholder dapat mencoret pada kertas tersebut. Ini akan membantu kami untuk mempersiapkan bahan untuk sidang priview ke 2. Tetapi terjadi kesalahan pengaturan waktu ternyata. Teman kami sekelompok kami memberitahukan kami pada media sosial line.bahwa Stakeholder akan asistensi pada pukul 1 : 30 ternyata Stakeholder asistensi pada pukul 10 : 30. dan saya bersama teman saya sedang melakukan survey matakuliah lain. Sehingga pada pukul 10 : 30 kami tidak berada di tempat. Ternyata hanya 1 teman kami yang berada ditempat saat itu. Sementara teman kelompok yang mengabarkan jadwal kehadiran Stakeholder sendiri tidak berada di tempat. Saat pukul 12 : 00 kami tiba di studio dan 1 teman kami telah selesai melakukan asistensi.

(51)

Padahal kami mengetahui Stakeholder sudah berada di studio itu. dari balasannya di media sosial line. yang di respon oleh teman kelompok kami. Teman kami membalas bahwa pada pukul 10 : 30 Stakeholder sudah hadir di studio dan sedang asistensi.

Dan saya pergi makan siang bersama dengan teman saya. Setelah makan siang kami

kembali ke studio. Dan ternyata temanyang mengabarkan jadwal kehadiran Stakeholder hadir pada pukul 1 siang. Dan dia berkata bahwa dia salah lihat jam karena angka 10 dan 1

begitu dekat. Silaf katanya. Akhirnya Stakeholder hadir pada pukul 3 siang. dan saya dengan teman yang mengetahui jadwal kehadiran Stakeholder melakukan proses asistensi. setelah teman saya selesai asistensi saya melakukan asistensi. dan teman saya tersebut pamit kepada Stakeholder. Katanya” bang misi mau pigi sholat”. Stakeholder salah dengan. Stakeholder menjawab “hah mau kusuk?” Saya tertawa mendengarnya. Dan saya

melanjutkan asistensi hingga selesai dan Stakeholder memberikan saya semangat beliaw berpesan selamat berjuang. Dan saya bertanya “besok masih ada asistensi bang”.

Stakeholder berkata “tidak sudah selesai asistensi”. sehingga yang terjadi adalah yang

belum asistensi sudah tidak dapat melakukan asistensi.

Pada hari jumat saya mulai mengerjakan perubahan rancangan berdasarkan bantuan dari Stakeholder. Saya mengerjakan rancangan tersebut dengan lebih cepat. dikarenakan kami diberitahu bahwa hari jumat akan dilakukan proses validasi rancangan yang kan dilakukan koordinator pa 6. Awalnya kami berencana untuk validasi layout dahulu kepada Stakeholder. tetapi pada hari jumat Stakeholder tidak hadir di kampus. Kami diberitahukan

sebelumnya bahwa Stakeholder akan keluar kota untuk kepentingan kampus. sehingga Stakeholder tidak berada ditempat. Dan Stakeholder menyampaikan bahwa beliaw akan

(52)

dosen pembimbing. Kami melakukan proses validasi pada hari jumat tetapi dikarenakan banyak juga teman – teman yang gambar untuk lay out belum selesai. sehingga watku validasi layout di perpanjang. Ini sangat membantu kami.

II.1.12 persiapan akat

Semua teman – teman sibuk mempersiapkan bahan untuk validasi. Hari semakin dekat dengan batas validasi yaitu hari sabtu tanggal 21 / 06/ 2014. Pada hari selasa kami tidak melakukan proses studio. dikarenakan kampus difungsikan sebagai tempat uji tes masuk spmb. Akhirnya kami masing – masing mengerjakan di tempat masing – masing.

Hari kamis kami kembali ke rutinitas seperti hari – hari biasa. Teman – teman pada

khawatir kalau tidak dapat secepatnya validasi. Seperti salah satu anggota kelompok

kami.salah satu teman kami sampai minta tolong kepada wakil koordinator pa6.

Lay out teman kami belum selesai. tetapi dia ingin memiliki nilai validasi yang baik.

ini terjadi sedikit kesalah pahaman. Pada awalnya akhir validasi itu adalah hari jumat tanggal 13/06/2014. Tetapi dikarenakan masih banyak yang belum selesai layout nya. sehingga waktu akhir validasi di mundur menjadi 21 / 06/ 2014. Dan saya telah melakukan validasi layout pada hari jumat dengan koordinator pa6.

Koordinator pa6 menggumumkan pada group proses perancangan 6.bahwa bagi

yang tepat waktu melakukan validasi sesuai dengan ketentuan yang ada maka akan mendapatkan hadiah menarik. Hadiah menarik seperti ini yang membuat semua teman –

(53)

` Saya sendiri juga belum selesai bahan validasinya. Pada hari jumat 13/06/2014. Saya hanya mendapatkan 1 tekenan koordinator pa6. Yaitu untuk lay out gambar perpektif. Tetapi setelah itu bentuk layout saya berubah menjadi berbeda susunan sehingga berubah semua. Hal ini terjadi dikarenakan proses asistensi dengan Stakeholder.

Stakeholder membantu saya dengan memberikan ide – ide membuat lay out poster

yang bagus. Stakeholder ingin saya membuat layout yang memiliki latar buram. Misalkan

pada gambar tampak sehingga setiap tampak bangunan berbentuk garis hitam putih namun latar belakang layout tersebut bergambar siteplan atau gambar yang mendukung untuk memperlihatkan tampak bangunan.

Sementara saat validasi dengan wakil koordinator pa6 memberikan saran. bahwa beberapa gambar saya tergolong kecil sehingga perlu di besarkan. Tetapi saya pikir saya akan memperbesar skala gambar saya. Dan tetapi membuat gambar blur pada latar belakang. Tetapi setelah saya selesai membuat susunan layout ternyata saya

mempertimbangkan ide tersebut.

Saya tidak akan membuat 4 lembar poster saya dengan semua latar siteplan ataupun gambar perspektif. Hanya beberapa lembar yang akan saya buat latar belakang.

Ini dikarenakan setelah saya selesai menaruk gambar ke susunan layout ternyata sangat padat dan ramai. Saya khawatir kalau saya menambahkan blur gambar latar belakang maka dosen penguji akan kesulitan melihat poster saya.

Pembuatan maket saya mulai mengerjakannya dan selesai tetapi maket saya tidak sebagus maket teman – teman. Dikarenakan saya yang membuat maket tersebut dan bentuk massa bangunan saya tidak begitu mudah dibuat. Akhirnya maket saya selesai namun tidak

(54)

saya fokuskan. Dikarenakan saya tidak terlalu ahli dalam pembuatan maket. Sehingga saat presentasi sidang priview ke 2 nanti saya akan lebih fokus untuk menjelaskan rancangan saya menggunakan gambar poster 4 lembar dan beberapa gambar denah bangunan.maket ini saya buat dalam waktu 3 jam. Dengan biaya majet awalnya 50 ribu rupiah. Namun yang saya gunakan sekitar 25 ribu saja. Maket yang saya buat ini murni buatan tangan saya. Walau maket saya tidak sebagus teman- teman yang lain tapi saya bangga dengan kerjaan

tangan saya. Inilah original walau tidak bagus tapi saya bangga. Saya bangga akan kejujuran saya malu akan kebohongan.

Saat itu saya berada dikampus.kami diwajibkan untuk berada dikampus agar menempelkan semua format poster dan maket. Teman – teman lain saya perhatikan begitu bangga dengan maket dan hasil presentasinya. Tapi menurut saya mereka bangga akan kebohongan. Saya jumpai terdapat maket teman yang memang rapi dan bagus. Tetapi itu tidak original. Dan biayanya cukup mahal ada yang sampai 2 jutaan. Dan saya lihat sungguh mahal harga maket yang 2 jutaan dengan hasil begitu. Saya tidak pelit ataupun iri hati.

Tetapi saya bangga sekali dengan originalitas. 2 jutaan untuk kebanggaan yang tidak original. Menurut saya itu hal yang bodoh. Mungkin buat beberapa orang kesempurnaan itu amad penting. Tetapi menurut saya kejujuran itu jauh lebih berharga.

(55)

Gambar 2.32

maket individu

II.1.13 Ketegangan akat

Sidang kedua terjadi. Sidang kedua merupakan sidang akhir untuk mata kuliah pa6.

Saat itu pagi hari saya hadir di kampus. Yang saya baru saya sadari ternyata teman- teman semua menggunakan dasi. Sementara saya tidak tahu bahwa diwajibkan menggunakan dasi. Akhirnya saya tetap maju. Dan tiba – tiba salah satu teman sekelompok saya ingin meminjamkan saya dasinya. Sungguh saya amad berterima kasih padanya.

Sidang priview 2 dimulai tetapi hanya di uji oleh 2 dosen penguji. Dan saya mendapatkan kesempatan ke2 untuk mempresentasikan karya saya. Memang punya saya

hanya 6 lembar dan 1 maket. 4 poster dan 2 gambar denah berserta detail. Tetapi menurut dosen penguji punya saya terlampau minimalis. Dan belum maksimal.

(56)

bisa terjadi seperti ini. Saat itu saya tersadar mungkin saya telah melakukan kesalahan yang besar. Saat proses asistensi Stakeholder berkata kepada saya agar saya mencoba merancang rancangan yang berbentuk kotak. Dan dibolonggi berbentuk ikan. Tetapi saya tidak mengikuti perkataan Stakeholder.

Saya egois saya ingin mengeluarkan rancangan yang saya idam- idamkan. Saya sejak memulai kuliah sejak semester 1 hingga semester 8 ini belum pernah mendapatkan kesempatan merancang bangunan berbentuk tidak kotak. Sehingga disaat saya

berkesempatan membuat rancangan tidak kotak saya mengeluarkan semuanya yang telah saya pendam selama hampir 4 tahun ini. Tetapi ternyata hal tersebut membuat saya kerepotan dan menjadi menyesal telah egois mengikuti intuisi saya.

Namun berdasarkan bentukan rancangan saya memang view dari atas atau view dari site plan menyerupai lukisan yang mengambarkan ikan ynag melompat dari dalam air dan mengibaskan air.rancangan saya layaknya sebuah lukisan. Bila dilihat dari udara. Tetapi dari perspektif manusia tidak terlalu menampilkan pesan saya.

Salah satu dosen penguji berkata kepada saya. “Sepertinya kamu harus ulang 1

tahun lagi” saya tersenyum dan berkata”janganlah pak” dan akhirnya proses sidang saya

selesai. Dengan waktu yang singkat dan sungguh akan saya ingat.

Sekitar pukul 1 siang dosen penguji yang tidak hadir tadi akhinya hadir. Dan melakukan proses sidang. Dosen penguji tersebut ternyata sedang dalam kondisi fisik yang kurang sehat. Dan melakukan proses siding dan ketika melihat punya saya. Bahwa format saya kurang lengkap. Gambar yang ditampilkan kurang banyak. Dan beliaw berkata ingin mengusulkan bahwa saya harus menambah gambar.

(57)

saya berkata bahwa saya memiliki konsep atau ide yang bagus dan menarik. Namun untuk bahan presentasi kurang. Teman saya ini pernah magang dnega arsitek senior. Dan dia berkata kalau di dunia arsitek asli ide arsitek ityu yang dituataman sementara uintuk gambar - gambar itu kerjaan drafter.

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.4
Gambar 2.5
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara untuk  mendapat ketebalan yang tepat adalah dengan membuat garis – garis plesteran/patok pada dinding dengan arah vertikal dari atas ke bawah dengan jarak 1 -

Dalam aplikasinya di proses pengeringan kayu nilai di ujung-ujung ruas garis atau di sisi-sisi luar persegi panjang tersebut adalah temperatur yang diberikan

Meskipun pemupukan NPK nyata mempengaruhi bobot kering polong dibanding kontrol, namun penambahan pupuk hayati pada dosis N yang lebih rendah (1/4–1/2 N), meningkatkan hasil

Dengan menggunakan model tersebut diperoleh variabel yang signifikan terhadap TPAK perempuan Jawa Timur adalah TPAK laki-laki, persentase penduduk miskin, PDRB perkapita, UMK,

Menurut Kemenkes RI (2014), klasifikasi hipertensi dibedakan menjadi sebagai berikut. Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi hipertensi primer dan sekunder.

Mencari Deduct Value (DV) yang berupa grafik jenis-jenis

Partai politik mempunyai peranan untuk mengendalikan konflik dari suatu masyarakat yang memiliki keragaman suku bangsa, dimana salah satu lembaga politik dalam

Dengan adanya pembelian barang yang tinggi sehingga harus adanya pengendalian internal yang baik di dalam Hotel Shangri-La Surabaya khususnya dalam siklus