• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Tindakan Konsep and Model

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penelitian Tindakan Konsep and Model"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ACTION RESEARCH

(Model dan Langkah)

Dr. SOFYAN, M.Pd sofyan_zaibaski@yahoo.co.id

A. Pengertian

Penelitian tindakan (PT) berawal dari adanya isu-isu praktis seperti keprihatinan dan kebutuhan, yang muncul sebagai bagian rutin dari kegiatan 'di dunia nyata' (Denscombe, 2000: 57). Awalnya, penelitian tindakan juga dilihat sebagai penelitian khusus diarah-kan perubahan berbagai persoalan, dan ini juga telah tetap menjadi bagian inti dari gagasan penelitian tindakan. Pemikiran di sini adalah penelitian yang tidak hanya digu-nakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari masalah yang timbul dalam praktik sehari-hari, tetapi sebenarnya berangkat untuk mengubah hal-hal tentang bagai-mana melakukannya sebagai bagian dari proses penelitian, bukan sebagai renu-ngan yang mengikuti kesimpulan dari penelitian.

(2)

"maha-siswa" yang penerima pasif. Ini dikembangkan lebih lanjut dalam model "pendidikan orang dewasa" di seluruh Amerika Latin.

Orlando Fals Borda (2008) sosiolog dan aktivis politik Kolombia, adalah salah satu promotor utama "penelitian aksi partisipatif" (IAP dalam bahasa Spanyol) di Amerika Latin. Diterbitkan "sejarah ganda pantai", buku yang membandingkan "sejarah" resmi dan resmi "cerita" non pantai utara Kolombia.

Sebelum kita lebih jauh membahas penelitian tindakan (action research), berikut ini akan disampaikan beberapa definidi tentang penelitian tindakan tersebut.

Menurut Mills (2003: 5), Penelitian Tindakan adalah suatu penelitian yang sis-tematis, apa saja yang dilaksanakan oleh para guru, penyelenggara pendidikan, guru konseling/penasihat pendidikan, atau lainnya yang menaruh minat dan berkepentingan dalam proses atau lingkungan belajar mengajar dengan tujuan mengumpulkan informasi seputar cara kerja sekolah, cara mengajar guru, dan cara belajar siswa mereka. Kete-rangan ini dikumpulkan dengan tujuan untuk memperoleh pengertian yang mendalam, mengembangkan praktik refleksi, mempengaruhi perubahan positif pada lingkung-an sekolah (dan praktik bidang pendidikan umumnya), dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Menurut Alasan & Bradbury (2002), penelitian tindakan adalah suatu proses penyelidikan interaktif yang menyeimbangkan tindakan pemecahan masalah diimple-mentasikan dalam konteks kolaborasi dengan data-didorong analisis kolaboratif atau penelitian untuk memahami penyebab yang memungkinkan prediksi masa depan ten-tang perubahan pribadi dan organisasi.

Denscombe (2000: 57-58) mendefinisikan penelitian tindakan berdasarkan em-pat karakteristik berikut ini, bahwa penelitian tindakan:

1. Praktis. Hal ini ditandai penyelesaian masalah-masalah yang mucul sehari-hari biasanya di tempat kerja dan dalam pengaturan organisasi.

(3)

3. Proses Siklus. Penelitian melibatkan umpan balik di mana temuan awal mengha-silkan kemungkinan untuk perubahan yang kemudian diimplementasikan dan di-evaluasi sebagai awal untuk penyelidikan lebih lanjut.

4. Partisipasi. Praktisi adalah orang-orang penting dalam proses penelitian. Partisipasi mereka aktif, bukan pasif.

Schmuck (1997, dalam Mertler, 2011: 22) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai satu upaya untuk “mempelajari situasi nyata sekolah dengan tujuan mening-katkan kualitas aksi dan hasil di dalamnya. Tujuannya juga adalah untuk meningmening-katkan penilaian profesional kita sendiri dan memberikan wawasan tentang sarana yang lebih baik dan efektif dalam mewujudkan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Sementara itu McMillan (2004, dalam Mertler, 2011: 22), mendeskripsikan penelitian tindakan sebagai penelitian yang difokuskan pada pemecahan permasalahan kelas atau sekolah khusus, meningkatkan praktik, atau membantu mengambil keputusan si satu situs lokal. Tujuan untama penelitian tindakan adalah untuk meningkatkan praktik secara langsung di dalam satu atau beberapa kelas atau sekolah.

Dari beberapa definisi sebagaimana disampaikan di atas dapat disimpulkan, bah-wa penelitian tindakan (dalam dunia pendidikan) merupakan penelitian yang dilakukan oleh praktisi pembelajaran (guru mata pelajaran, guru konseling, kepala sekolah, dan pengawas, dan lainnya) yang berusaha memecahkan persoalan dan meningkatkan kua-litas praktik pembelajaran atau proses pendidikan yang mereka hadapi dalam aktivitas kegiatan sehari-hari.

1. Karakteristik Penelitian Tindakan

Menurut Johnson (2008), Mertler dan Charles (2011), Mills (2011), dan Schmuck (1997), hakikat penelitian tindakan tindakan, adalah:

a. PT merupakan sebuah proses yang meningkatkan pendidikan, secara umum, de-ngan cara memasukkan perubahan sebagai elemennya.

b. PT sebuah proses yang melibatkan kerja sama para pendidik untuk mening-katkan praktik pembelajaran mereka sendiri.

c. PT berciri persuatif dan otoritatif, karena dilakukan oleh guru untuk guru. d. PT berciri kolaboratif (kerjasama antarguru).

(4)

f. PT berciri praktis dan relevan dengan guru kelas, karena memungkinkan mere-ka mengakses langsung temuan penelitian.

g. PT mengembangkan refleksi kritis tentang pengajaran seseorang.

h. PT merupakan sebuah pendekatan yang terencana dan sistematis untuk mema-hami pembelajaran.

i. PT merupakan sebuah proses yang menuntt menguji gagasan tentang pendi-dikan.

j. PT merupakan proses bersiklus perencanaan, pengambilan tindakan, pengem-bangan, dan refleksi.

k. PT merupakan justifikasi bagi proses pembelajaran seseorang

Hal yang perlu dipahami tentang penelitian tindakan menurut Mertler (2011: 33-34), adalah:

a. PT bukan hal yang lazim yang dilakukan guru ketika berpikir tentang peng-ajaran, karena PT itu lebih sistematis dan kolaboratif.

b. PT bukan sekedar pemecahan masalah, tetapi PT mencakup penetapan suatu masalah, pengembangan sesuatu yang baru, dan refleksi kritis terhadap efek-tivitasnya.

c. PT tidak dilakukan “terhadap” atau “oleh” orang lain, tetapi PT dilakukan oleh pendidik tertentu terhadap mereka sendiri yang bermitra dengan siswa dan kolega.

d. PT bukan semata-mata implementasi jawaban yang sudah ditetapkan terlebih dahulu pada pertanyaan pendidikan, PT mengeksplorasi, menemukan, dan be-kerja untuk menemukan solusi kreatif bagi permasalahan pendidikan.

e. PT tidak bersifat kesimpulan pasti, hasil PT tidak benar ataupun salah, namun lebih bersifat solusi sementara yang didasarkan kepada hasil observasi dan pengumpulan data lainnya sekaligus yang membutuhkan pengawasan dan eva-luasi agar bisa mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.

(5)

2. Pentingnya Penelitian Tindakan

a. Menghubungkan Teori dengan Praktik

PT memberikan satu kemungkinan solusi untuk menjembatani kesenjangan an-tara penelitian professional dengan praktisi pendidikan dengan menciptakan arus informasi dua arah (Mertler, 2011: 37). Hasil penemuan oleh peneliti dapat digunakan untuk mematangkan praktik-praktik terbaik dan memahami peristiwa yang berlangsung di kelas dengan lebih baik. Menurut Parsons & Brown (2002, dalam Mertler, 2011: 37) menjelaskan arus informasi dua arah secara efektif dengan menyatakan bahwa “keputusan pengajaran tidak hanya dibentuk oleh teori dan penelitian, namun pada gilirannya membantu member bentuk dan arah baru bagi teori penelitian pendidikan”.

b. Peningkatan Praktik Pendidikan

Fokus utama PT adalah peningkatan praktik di kelas. Ketika guru merefleksi dan mengkritisi praktiknya sendiri, sesungguhnya guru menggunakan informasi yang dikumpulkan dan fenomena yang diamatinya sebagai sarana untuk memfa-silitasi pengambilan keputusan yang matang dan praktis (Parsons & Brown, 2002, dalam Mertler, 2011: 38). Refleksi yang terus menerus memberikan per-olehan ilmu pengetahuan baru karena bersangkut-paut dengan proses pembel-ajaran. Refleksi sistematis dalam bentuk PT bisa memberikan stimulasi bagi perybahan dan peningkatan praktik agar bisa menjadikannya cocok bagi indi-vidu yang menjadi mitra kerja.

c. Hubungan dengan Peningkatan Sekolah

(6)

d. Sebagai Sarana untuk Meningkatkan Pertumbuhan Profesional

PT dapat menjadikan sarana untuk memberdayakan para pendidik. Pemberda-yaan guru memungkinkan para guru untuk memperlihatkan kepakaran, bakat, dan kreativitas unik mereka ke dalam kelas, sehingga mereka dapat mengim-plementasikan program-program pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan ke-butuhan siswa mereka dengan sebaik-baiknya (Johnson, 2008, dalam Mertler, 2011: 40). Visi penelitian tindakan sebagai suatu proses siklus sesuai dengan pencarian secara terus menerus dan pengembangan ide profesionalisme (Den-scomber, 2007: 125). Poin-poin penting tentang siklus dalam penelitian tindakan adalah (a) penelitian memberikan umpan balik secara langsung ke dalam prak-tek, dan (b) bahwa proses selalu berlangsung. Refleksi kritis dari peneliti tidak hanya diarahkan pada identifikasi 'masalah' yang layak diselidiki dengan maksud untuk meningkatkan praktek, tetapi juga melibatkan hasil evaluasi yang dapat mendorong penelitian lebih lanjut. Adalah wajar untuk menunjukkan, bahwa ini adalah sesuatu yang ideal dan nyata.

B. Model-model Penelitian Tindakan

Secara umum menurut Mills (2011, dalam Mertler, 2011: 23-24) model-model pe-nelitian tindakan berawal dengan sebuah permasalahan atau tema utama. Model-model tersebut meliputi observasi atau pengawasan terhadap praktik yang sudah berjalan, diikuti oleh pengumpulan dan sintesis informasi dengan data. Terakhir, tindakan ter-tentu diambil yang kemudian berfungsi sebagai landasan bagi tahap penelitian tindakan berikutnya.

Beberapa model tergolong sederhana rancangannya, sedangkan sebagian lain tampak relatif kompleks, sebagaimana digambarkan dalam contoh-contoh berikut: 1. Model Stringer (2007)

(7)

Gambar 1. Penelitian tindakan Berwujud Spriral Interaktif Stringer (dalam Mertler, 2011:25).

2. Model Kurt Lewin (Smith, 2007)

Dikenal sebagai pencipta term “penelitian tindakan”, mengambarkan sebuah spiral penelitian tindakan, yang mencangkup penemuan fakta, perencanaan, pengambilan tindakan, evaluasi, dan perbaikan rencana, sebelum bergerak menuju langkah aksi kedua.

Gambar 2. Spiral Penelitian Tindakan Versi Lewin (dalam Mertler, 2011: 26)

(8)

Model ini mengambarkan siklus penelitian tindakannya meski tidak tampak seperti spiral, namun masih mempresentasikan sebuah proses yang dibangun seputar pan-dangan berputar atau bersiklus. Garis-garis tebal/tak terputus menunjukkan arah utama siklus penelitian tindakan melalui tahap-tahapnya, dalam urutan angka, se-mentara garis-garis putus menunjukkan gerakan maju-mundur di dalam siklus sebagai jaminan perbaikan atau klarifikasi informasi

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Model Calhoun (dalam Mertler, 2011: 27)

4. Model Bachman (2001)

(9)

Gambar 4. Spiral penelitian Tindakan Menurut Bachman (dalam Mertler, 2011: 28).

5. Model Riel (2007)

Model penelitian tindakan dengan pemecahan masalah progresif, melalui model penelitian tindakannya Riel membimbing partisan melalui empat tahap di dalam siklus yaitu perencanaan, pengambilan aksi, pengumpulan bukti, dan refleksi. Model ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 5. Model Penelitian Tindakan Menurut Riel (dalam Mertler, 2011: 29).

(10)

Model yang masih tetap menggambarkan watak proses penelitian tindakan yang berwatak spiral, spiral yang mengarah keatas, memperagakan langkah-langkah perencanaan, pengambilan tindakan, dan refleksi.

Gambar 6. Model Penelitian Tindakan Piggot-Irvine (dalam Mertler, 2011: 30).

7. Model Hendricks (2009)

(11)

Gambar 7. Model Penelitian Tindakan Hendricks (dalam Mertler, 2011: 31).

Menurut Craig A.Metler dalam bukunya Penelitian Tindakan, Improving Schools and Empowering Educators, menyatakan bahwa pilihan model penelitian tinda-kan mana yang sebaiknya dipilih tidaklah terlalu penting, Mertler memandang model-model tersebut pada dasarnya sebagai variasi dari teknik yang sama (seperti terlihat pada kesamaan elemen-elemennya). Menurutnya lagi, secara umun proses penelitian tindakan merupakan suatu prosedur yang terdiri dari empat tahap, keempat tahap ter-sebut yaitu: tahap perencanaan, tahap pengambilan tindakan, tahap pengembangan, dan tahap refleksi. Mertler juga menjelaskan, bahwa berdasarkan hal ini dan dengan me-ngacu pada model-model penelitian tindakan yang telah dijelaskan, dapat dilihat bahwa penelitian tindakan merupakan sebuah proses yang berputar dan berulang yang lazimnya tidak berjalan linear (Johnson, 2008).

(12)

plann-ing); (2) tindakan (acting); (3) pengamatan (observing); dan (4) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus.

C. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Struktur Umum Proses Penelitian Tindakan

Gambar 8. Struktur Penelitian Tindakan.

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa proses umum pelaksanaan penelitian tin-dakan terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1) Tahap perencanaan; 2) Tahap pengambilan tintin-dakan; 3) Tahap pengembangan; dan 4) Tahap refleksi. Membandingkan prosedur umum yang terdiri dari empat tahap tersebut dengan 9 langkah-langkah penelitian tindakan, maka dapat dijelaskan bahwa pada tahap perencanaan terdiri dari langkah 1, 2, 3 dan 4 yaitu: 1) Mengindentifikasi dan membatasi tema; 2) Mengumpulkan informasi; 3) Meninjau pustaka terkait; dan 4) Menyusun rencana penelitian. Selanjutnya pada tahap pengam-bilan tindakan terdiri atas langkah 5 dan 6, yaitu: 1) Mengimplementasikan rencana; dan 2) Mengumpulkan data dan Menganalisa data. Tahap pengembangan terdiri atas

Penelitian Meninjau pustaka terkait Menyusun rencana penelitian Mengimplementasikan rencana dan mengumpulkan data

Menganalisa data Menyusun rencana aksi

Berbagi dan menyampaikan hasil penelitian

(13)

langkah 7, yaitu: Menyusun rencana aksi. Sedangkan tahap terakhir yaitu tahap refleksi terdiri atas langkah 8 dan 9, yaitu: 1) Berbagi dan menyampaikan hasil penelitian; dan 2) Meninjau ulang proses penelitian.

Gambar 9. Integrasi dua bagan organisasional untuk proses penelitian tindakan langkah demi langkah (Mertler, 2011: 58).

(14)

penelitian tindakan sebenarnya tidak memiliki titik akhir yang tegas, misalnya para guru yang melakukan PTK merancang dan mengimplementasikan sebuah penelitian, meng-umpulkan dan menganalisa data agar bisa memantau dan mengevaluasi efektivitas penelitian, serta melakukan revisi dan perbaikan dalam penelitiannya demi implemen-tasi ke depan, revisi dan perbaikan ini akan digunakan dalam mengimplemenimplemen-tasikan penelitian berikutnya, mungkin dengan siswa pada semester berikutnya atau tahun be-rikutnya, demikian secara terus menerus kegiatan penelitian ini dilakukan berdasar per-baikan dari hasil implementasi penelitian sebelumnya.

(15)

Gambar 10. Proses Penelitian Tindakan (diadaptasi dari Mertler, 2011: 60).

Langkah 1: Identifikasi dan Pembatasan Tema

Penting untuk diingat bahwa tujuan dari semua kegiatan penelitian tindakan ada-lah keinginan untuk membuat segala sesuatu menjadi lebih baik, meningkatkan praktik spesifik tertentu, atau memperbaiki sesuatu yang tidak berjalan sebagai mana mestinya (Fraenkel & Wallen, 2003). Tujuan-tujuan tersebut harus dicamkan baik-baik ketika mula-mula mengidentifikasi, dan berikutnya mempersempit tema penelitian. Studi penelitian tindakan yang dirancang dan dilaksanakan oleh para guru kelas seyogyanya mempertimbangkan hal-hal seperti misalnya tuntutan (atau batasan) waktu,

pengum-Siklus

(16)

pulan data dan tingkat kecakapan analisis individu-individu yang melaksanakan pene-litian, dan semua keterbatasan anggaran. Karena alasan-alasan inilah tema penelitian tindakan lazimnya berfokus sempit (Fraenkel & Wallen, 2003).

Langkah 2: Pengumpulan Informasi

Pengumpulan informasi diperoleh dari diskusi antar guru dan penjajakan guru terhadap permasalah pembelajaran yang dihadapi siswa. Siswa berjuang untuk mene-mukan sesuatu yang baik dalam proses pembelajaran yang diikutinya. Guru harus ber-diskusi untuk menemukan dan memformulasikan informasi yang akan diangkat dalam sebuah penelitian tindakan dan merumuskan refleksi yang akan dilakukan.

Langkah 3: Tinjauan Pustaka Terkait

Informasi yang diperoleh dalam langkah kedua selanjutnya dilengkapi dengan studi atau tinjauan pustaka untuk memperkuat landasan penelitian tindakan yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka yang diperlukan adalah dengan menelaah hasil-hasil pene-litian yang sudah dilakukan dan dipublikasikan tentang tema yang sama.

Langkah 4: Penyusunan Rencana Penelitian

Informasi yang sudah didiskusikan dengan dasar publikasi hasil penelitian seru-pa sebagai dasar memantapkan fokus proposal penelitian. Peneliti harus menga-jukan pertanyaan yang bisa diteliti.

Langkah 5: Implementasi Rencana dan Pengumpulan Data

PT dilakukan dengan merancang penilaian berbasis-performa, yang mengkaji tingkat kemampuan siswa dalam menghubungkan peristiwa-peristiwa historis.

Langkah 6: Analisis Data

(17)

psiko-analisis atau sosio-teknis lebih cenderung untuk memilih observasi langsung dan/atau wawancara mendalam. Pneliti dengan latar belakang ini juga dapat mengambil data dari catatan, memo dan laporan bahwa sistem klien secara rutin menghasilkan.

Langkah 7: Penyusunan Rencana Aksi

Berbekal dengan temuan yang ada, peneliti selanjutnya menyusun rencana aksi dengan melakukan pendekatan kepada kepala sekolah, teman sejawat, siswa untuk melakukan revisi dan efektivitas tindakan.

Langkah 8: Berbagi dan Penyampaian Hasil Penelitian

Langkah ini merupakan proses penyampaian hasil penelitian kepada teman sejawat, pengelola kurikulum, pengelola sekolah, dan siswa. Penyampaian hasil pene-litian dilakukan dengan cara mempresentasikan secara terbuka hasil dan temuan dalam penelitian tindakan.

Langkah 9: Peninjauan Proses Penelitian

Proses peninjauan dilakukan untuk memungkinkan penelitian serupa untuk waktu berikutnya dengan memberikan manfaat yang lebih baik. Peninjauan dilakukan pada semua apek langkah-langkah penelitian (metode ilmiah). Hal ini bertujuan agar hasil penelitian benar-benar dapat dapat bermanfaat dan objektif, sehingga dapat menghubungkan antara teori dan praktik di kelas.

DAFTAR RUJUKAN

Denscombe, Martyn. 2000. The Good research Guide for Small-Scale Research Projects. Buckingham-Philadelphi: Open university Press.

Gall, Meredith D., Joyce P. Gall, dan Walter R. Borg. 2007. Educational Research. Eighth Edition. University of Oregon: Pearson.

Mertler, Craig A. 2011. Action Research. California: SAGE Publications, Inc.

Gambar

Gambar 2. Spiral Penelitian Tindakan Versi Lewin (dalam Mertler, 2011: 26)
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Model Calhoun (dalam Mertler, 2011: 27)
Gambar 4. Spiral penelitian Tindakan Menurut Bachman (dalam Mertler, 2011: 28).
Gambar 6. Model Penelitian Tindakan Piggot-Irvine (dalam Mertler, 2011: 30).
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam setiap pertemuan meliputi 3 tahap, yaitu tahap perencanaan ( plan ), pelaksanaan tindakan dan observasi ( do ), dan refleksi ( see ). Pelaksanaan pembelajaran dengan

beberapa siklus, yang dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.. Laporan akhir dari rangkaian kegiatan penelitian tindakan kelas, harus dipaparkan

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari beberapa tahap pelaksanaan yang dinamakan dengan siklus. Tiap siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan perencanaan tindakan yang telah disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini menggunakan perangkat pembelajaran

Paparan data Pelaksanaan Tindakan ( Siklus 1) ... Tahap Perencanaan Tindakan ... Tahap Pelaksanaan Tindakan ... Tahap Observasi ... Observasi Peneliti dan Siswa ... Hasil Observasi

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus.Siklus 1 terdiri dari tiga tindakan dan Siklus 2 terdiri dari tiga tindakan.Kegiatan yang dilaksanakan setiap tahap meliputi

Jenis pene- litian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua si- klus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,

Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti yang dibantu oleh kolaborator melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya yaitu meningkatkan kemampuan mengenal huruf pada