Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model bahan ajar untuk pembelajaran tematik pada siswa kelas II SD. Dengan itu, maka dipilihlah model penelitian dan pengembangan dengan pendekatan Research and Development (R&D). Model desain R&D yang digunakan adalah model penelitian dan pengembangan dalam dunia pendidikan, karena yang dikembangkan adalah komponen desain instruksional. Dari berbagai pendekatan yang ada, dipilihlah model R&D yang disusun oleh Walter R. Borg dan Meredith D. Gall dalam bukunya ”Educational Research: An Introduction”.
Pendekatan sistem ini dikenal dengan nama ”Model P engembangan Borg & Gall”. Sedangkan untuk prosedur pengembangan bahan ajar menggunakan pendekatan sistem oleh Walter Dick, Lou Carey, dan James Carey dalam bukunya ” The Systematic Design of Instruction” yang dikenal dengan nama ”Model P engembangan Desain Instruksional Dick & Carey”. Pemilihan pendekatan model pengembangan bahan ajar dengan model Dick & Carey juga didasarkan pada berbagai pertimbangan praktis-akademis dalam pengembangan bahan ajar. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Thohri (2013, hlm. 78) merinci berbagai pertimbangan tersebut antara lain: ”... (1) Model Dick & Carey memiliki tahapan pengembangan yang cocok untuk desain instruksional pembelajaran; (2) Model Dick & Carey yang khusus untuk desain pembelajaran (instructional design) memuat komponen pembelajaran yang akan dikembangkan dengan jelas tahap demi tahap. Artinya tahapan prosedural Model Dick & Carey adalah tahapan prosedural-komponensial sehingga mudah dilakukan bagi pengajar; dan (3) Model Dick Carey diacu sebagai model teoretis mandiri dalam ranah disiplin desain pembelajaran dan menjadi salah satu model pengembangan dalam R&D. Dengan berbagai pertimbangan tersebut, maka peneliti menetapkan metode penelitian yang akan digunakan yaitu model Borg & Gall. Sedangkan untuk metode prosedural untuk mengembangkan bahan ajar menggunakan model Dick & Carey.
B. Metode Penelitian
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
model Dick & Carey, maka metode penelitian yang digunakan adalah ada dua, yaitu penelitian deskriptif-kualitatif dan improftif-evaluatif (Sukmadinata:2008, hlm. 18).
Thohri (2013, hlm. 79) menuliskan bahwa “…metode deksriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi objektif pembelajaran tematik pada siswa kelas II SD di setting penelitian yang dipaparkan secara kualitatif, adapun metode improftif-evaluatif digunakan untuk perbaikan kondisi yang ada berdasarkan hasil penelitian terdahulu. Pada tahap ini dilakukan pengembangan model yang melalui serangkaian evaluasi (assessment dan judgment)”. Secara garis besar, modifikasi kedua model tersebut tergambar dalam Gambar 3.1 berikut dibawah ini.
3) Tahap Ujicoba dan Revisi Produk, tahapan ini melalui 3 kegiatan, yaitu:
a) Ujicoba yang dilakukan pada penelitian ini adalah ujicoba terbatas, dilakukan dua kali ujicoba dan dua kali revisi produk.
b) Penyempurnaan Produk Akhir (Fina l Product Revision)
2) Tahap Pengembangan Model Bahan Ajar, tahapan ini peneliti mengembangkan draf awal model sampai menguji dan memvalidasi draf awal model bahan ajar. Tahapan pengembangan model R&D Dick & Carey (reduksif) meliputi:
a) Menyusun silabus tematik siswa kelas II SD b) Menyusun RPP tematik siswa kelas II SD c) Menganalisis dan merumuskan tujuan
pembelajaran tematik kelas II SD
d) Mengidentifikasi tingkah laku siswa kelas II SD
e) Mengembangkan butir tes
f) Mengembangkan strategi pembelajaran g) Memilih dan mengembangkan materi
1) Tahap Pendahuluan, meliputi kegiatan identifikasi kebutuhan yang dilakukan peneliti terhadap keadaan sekolah, proses pembelajaran, guru, siswa, penggunaan materi, penggunaan strategi mengajar, dan pemilihan media. Identifikasi kebutuhan ini dilakukan melalui 2 kegiatan, yaitu:
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
C. Populasi dan Sampel
Sukmadinata (2011, hlm. 250) memperoleh kesimpulan tentang “…populasi adalah kelompok yang besar dalam lingkup wilayah yang luas, tetapi hanya dengan meneliti kelompok kecil dalam daerah yang lebih sempit”. Dalam penelitian, populasi ini dibedakan antara lain populasi secara umum dengan populasi target. Maka, populasi umum dari penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Harapan 1 Bandung, kemudian populasi target dari penelitian ini adalah siswa kelas II SDN Harapan 1 Bandung.
Sugiyono (2011, hlm. 62) mengemukakan bahwa “…pengertian dari sampel adalah sebagian dari populasi”. Penentuan sampel yang dilakukan menggunakan teknik purposive sampling atas dasar pertimbangan yang dilakukan berdasarkan identifikasi masalah. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas IIA dari SDN Harapan 1 Bandung yang berjumlah 30 siswa.
D. Definisi Operasional
Untuk mempermudah memahami maksud dari keseluruhan penelitian ini agar terhindar dari perbedaan penafsiran makna istilah-istilah tersebut, maka peneliti perlu memberikan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Bahan Ajar
Bahan Ajar merupakan bahan yang digunakan oleh guru dan siswa berisikan tujuan pembelajaran, materi-materi, latihan-latihan, dan evaluasi, sehingga memudahkan guru dan siswa berinteraksi dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
b. Penguasaan Konsep
Penguasaan konsep dapat diartikan sebagai kemampuan berfikir seseorang dalam mengungkapkan kembali suatu pengetahuan yang dipelajari, seperti pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan struktur berdasarkan ciri-ciri dari masing-masing pengetahuan tersebut.
c. Operasi bilangan
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini ada 3 jenis instrumen. 1) P ertama, instrumen pedoman wawancara yang digunakan untuk melakukan survei ke SDN Harapan 1 Bandung dalam rangka memperoleh gambaran yang menyeluruh, lengkap dan jelas tentang kondisi pembelajaran dan ketertarikan, tanggapan serta pandangan siswa terhadap bahan ajar yang akan dikembangkan. 2) Kedua, yaitu instrumen yang digunakan dalam kegiatan justifikasi atau validasi
terhadap bahan ajar matematika. Instrumen ini berupa kuesioner yang akan diberikan kepada ahli dalam materi pembelajaran tematik sekolah dasar sebagai pedoman penilaian terhadap kelayakan bahan ajar. Untuk ahli materi yang akan memberi justifikasi terhadap bahan ajar adalah sebagai berikut.
a. Dr. H. SP, M, Ed, selaku Dosen Jurusan Pendidikan Matematika, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, sebagai Ahli Materi I.
b. ER, S. Pd, selaku lulusan Sarjana Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang, sebagai Ahli Materi II.
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep Perkalian dan Pembagian
No. Komponen Indikator No. Soal
A. Mengingat Siswa dapat mengenal bentuk
perkalian pada bilangan cacah yang hasilnya kurang dari 100.
1
Siswa dapat mengenal bentuk pembagian pada bilangan cacah yang hasilnya kurang dari 100.
6
B. Memahami Siswa dapat menyebutkan
bentuk perkalian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung perkalian kurang dari 100.
2
Siswa dapat menyebutkan bentuk pembagian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung pembagian kurang dari 100.
Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk perkalian dari masalah sehari-hari yang sederhana.
5
Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk pembagian dari masalah sehari-hari yang sederhana.
10
C. Mengaplikasikan Siswa dapat menyebutkan bentuk perkalian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung perkalian kurang dari 100.
2
Siswa dapat menyebutkan bentuk pembagian dari gabungan beberapa kumpulan benda dengan hasil hitung pembagian kurang dari 100.
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
No. Komponen Indikator No. Soal
C. Mengaplikasikan Siswa dapat membuat kalimat matematika yang menyatakan bentuk perkalian dari gabungan beberapa kumpulan benda sejenis yang banyak anggotanya sama.
3
Siswa dapat membuat kalimat matematika yang menyatakan bentuk pembagian dari gabungan beberapa kumpulan benda sejenis yang banyak anggotanya sama.
Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk perkalian dari masalah sehari-hari yang sederhana.
5
Siswa dapat menuliskan model atau kalimat matematika yang menyatakan bentuk pembagian dari masalah sehari-hari yang sederhana.
10
Dalam pengembangan instrumen tes yang diterapkan pada siswa, agar diperoleh instrumen tes yang valid dan reliabel. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian pun akan valid dan reliabel. maka ditempuh beberapa prosedur sebagai berikut.
a) Uji Validitas Instrumen
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Dengan keterangan sebagai berikut:
ΣXY : merupakan jumlah skor X dikali Skor Y
Sebuah tes dikatakan mempunyai koefisien korelasi jika terdapat korelasi antara -1,00 sampai +1,00. Selanjutnya uji validitas tiap item instrumen dilakukan dengan membandingkan rXY ( rhitung ) dengan nilai kritis rtabel (nilai tabel). penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran tematik yang diolah dengan Anates Versi 4.1.0 disajikan pada tabel 3.2 di bawah ini.
Tabel 3.2
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
b) Uji Reliabilitas Instrumen
Sugiyono (2011, hlm. 348) menuliskan dalam bukunya “Statistika untuk P enelitian” bahwa “…instrumen yang dikatakan reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”. Data diolah menggunakan Anates Versi 4.1.0 dan diperoleh nilai r. Perhitungan reliabilitas menggunakan formula Cronbach-Alpha (Sugiyono, 2011, hlm. 365) berikut ini.
r
1Dengan keterangan sebagai berikut: K : mean kuadrat antar subyek
∑Si2 : mean kuadrat kesalahan
∑St2 : varians total
Interpretasi dari nilai reliabilitas adalah sebagai berikut. Tabel 3.3
Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Besarnya r Tingkat Reliabilitas 0,90 < r ≤1,00 Sangat tinggi 0,70 < r ≤0,90 Tinggi
0,40 < r ≤0,70 Sedang
0,20 < r ≤0,40 Rendah
r ≤0,20 Sangat rendah
Selanjutnya nilai r yang diperoleh dari perhitungan ditafsirkan dengan menggunakan interpretasi nilai r dari Guilford (Suherman &Kusumah, 1990) dan data yang diperoleh dianalisis dengan Anates Versi 4.1.0. Setelah dilakukan perhitungan, maka diperoleh koefisien reliabilitas tes bentuk essay sebesar 0, 86 yang berarti soal-soal dalam tes yang diujicobakan memiliki reliabilitas tinggi.
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Arikunto (2009, hlm. 207) menuliskan dalam bukunya “Dasar-Dasar Evaluasi P endidikan” bahwa “…soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar”.
Didalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi simbol P yang
merupakan singkatan dari “proporsi”. Formula yang digunakan untuk melihat indeks kesukaran soal adalah sebagai berikut.
Dengan keterangan sebagai berikut. P : Indeks kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes.
Untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaran soal, digunakan interpretasi tingkat kesukaran. Interpretasi tersebut disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.4
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Taraf Tingkat
Kesukaran Klasifikasi
TK = 0,00 Soal terlalu sukar 0,00 < TK ≤0,30 Soal sukar 0,30 < TK ≤0,70 Soal sedang 0,70 < TK < 1,00 Soal mudah
TK = 1,00 Soal terlalu mudah
Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5
Tingkat Kesukaran Butir Soal
No. Butir Soal Tingkat Kesukaran Kategori
1 No. 1 0,75 Mudah
2 No. 2 0,54 Sedang
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
4 No. 4 0,87 Sangat Mudah
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran 10 butir soal tes penguasaan konsep terdapat 1 soal dengan kategori sangat mudah, 1 soal dengan kategori mudah, 7 soal dengan kategori sedang, 1 soal dalam kategori sukar.
Pengujian kesahihan instrumen tes bentuk essay meliputi validitas butir soal, reliabilitas, dan tingkat kesukaran dilakukan dengan menggunakan Anates Versi 4.1.0 Rincian hasil uji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6
Rincian Hasil Ujicoba Instrumen Tes Penguasaan Konsep Butir validitas, reliabilitas,dan tingkat kesukaran diatas terdapat 7 butir soal yang akan dipergunakan pada saat tes yakni butir soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7, dan 8. Untuk soal yang tidak dipakai maka diperbaiki dengan pertimbangan dari guru.
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1) Tahap Pendahuluan
Tahap pendahuluan berisi kegiatan penelitian untuk memperoleh data lapangan secara komprehensif.. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pendahuluan, diantaranya:
a) Survei Lapangan. Pada tahap pendahuluan, langkah yang pertama dilakukan adalah survei lapangan atau wawancara dengan guru kelas IIA di SDN Harapan 1 Bandung untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan tentang kondisi pembelajaran tematik yang dilakukan selama ini. Peneliti mendapatkan data-data yang akan dijadikan pertimbangan dalam pengembangan bahan ajar yang akan dilakukan untuk pembelajaran tematik kelas II SDN Harapan 1 Bandung. Perolehan data tersebut digunakan sebagai acuan peneliti sehingga tidak melenceng dari kurikulum yang berlaku di SDN Harapan 1 Bandung.
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
yaitu buku, jurnal, artikel, penelitian terdahulu dan yang lainnya yang relevan dengan penelitian ini.
2) Tahap Pengembangan Model Bahan Ajar
Pada tahapan ini peneliti mengembangkan draf awal model sampai menguji dan memvalidasi draf awal model bahan ajar. Validasi yang dilakukan adalah validasi internal melalui validator ahli dalam pendidikan matematika sekolah dasar.
Tahapan pengembangan model R&D Dick & Carey (reduksif) meliputi (A) mengidentifikasi tujuan pembelajaran tematik untuk siswa kelas II SD; (B) melakukan analisis kebutuhan pembelajaran tematik untuk siswa kelas II SD; (C) mengidentifikasi perilaku dan karakteristik siswa kelas II SD; (D) merumuskan tujuan pembelajaran; (E) mengembangkan strategi pembelajaran yang akan digunakan; hasil kegiatan; dan (F) mengembangkan dan memilih materi pembelajaran untuk siswa kelas II SD. Adapun tahapan yang dilakukan secara simultan yaitu revisi atau perbaikan yang dilakukan seiring dengan kegiatan pengembangan.
Pada tahap pengembangan, hasil kegiatan ini adalah diperolehnya desain awal model bahan ajar yang siap untuk divalidasi oleh ahli. Sebelum diuji-coba, draf awal model bahan ajar direview oleh para ahli. Review ini bertujuan untuk memperoleh saran, perbaikan, dan masukan para ahli. Pemilihan pakar atau ahli yang akan membantu kegiatan validasi didasarkan pada berbagai kriteria. Kriteria pakar untuk expert judgment adalah (a) memiliki kualifikasi pendidikan doctor sebagai ahli materi I dan minimal pendidikan sarjana untuk ahli materi II yang akan me-review draf awal model bahan ajar; dan (b) diutamakan memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang pembelajaran Matematika sekolah dasar.
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
b) Merevisi Hasil Ujicoba. Tahap ini meliputi perbaikan atau penyempurnaan produk yang diujicoba pada ujicoba awal berdasarkan pertimbangan hasil diskusi dengan guru, hasil pengamatan observer dan penilaian yang diberikan siswa.
c) Penyempurnaan Produk Akhir (F inal P roduct Revision). Tahap ini meliputi perbaikan atau penyempurnaan produk akhir yang diujicoba pada uji pelaksanaan lapangan berdasarkan pertimbangan hasil diskusi dengan guru, hasil pengamatan observer dan penilaian yang diberikan siswa.
G.Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat dalam menentukan
tujuan penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.
a. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak
digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskripsi kuantitatif.
Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara
individual. Wawancara dilakukan untuk menganalisis masalah-masalah yang
muncul atau dialami guru saat pembelajaran. Peneliti melakukan wawancara
dengan guru untuk dijadikan kajian penentuan latar belakang masalah, rumusan
masalah kemudian peneliti menawarkan berbagai alternatif pemecahan masalah.
b. Angket/ kuesioner
Angket atau questionnaire merupakan salah satu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan
responden), tetapi menggunakan alat instrumen untuk diberikan dan diisi oleh
responden. Instrumen atau alat pengumpulan datanya berisi sejumlah pertanyaan
atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
c. Lembar observasi
Lembar observasi atau pengamatan merupakan salah satu bentuk pengumpulan
data melalui kegiatan pengamatan dengan panduan lembar pengamatan untuk
diisi oleh observer mana saja item yang sudah dilakukan selama penelitian dan
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
d. Studi Dokumentasi
Studi dokumenter adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik. Studi dokumenter ini digunakan untuk mengumpulkan
dokumen-dokumen hasil kerja atau produk belajar siswa.
e. Tes
Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan media modul pembelajaran tematik.
2. Teknik Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh, teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Statistika dekriptif, digunakan untuk pengolahan data yang bersifat nominal dan ordinal dengan menggunakan teknik persen yang disajikan dalam bentuk tabel. Dalam penelitian ini teknik pengolahan data dengan statistika deskriptif tersebut digunakan untuk mengolah data sebagai berikut : (1) data tentang pembelajaran tematik; (2) data tentang penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran; (3) Data tentang perencanaan dan pengembangan draft awal model; dan (4) data tentang implementasi pembelajaran tematik dengan menggunakan bahan ajar.
Prosedur analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Pemeriksaan data; (2) Klasifikasi data; (3) Tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang telah dibuat sebelumnya; (4) Menghitung frekuensi jawaban atau data; (5) Penghitungan data dengan menggunakan teknik statistika yang dipilih; (6) Memvisualisasikan data melalui grafik, tabel atau yang lainnya; dan (7) Menganalisis dan menafsirkan data sesuai dengan pertanyaan penelitian
Isma Nastiti Maharani, 2015
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS II D I SD N HARAPAN 1 BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Desain eksperimen Before-After (Desain Kelompok Eksperimen Setelah dan Sesudah perlakuan) yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Kelompok P retest Perlakuan P osttest
Kelompok Eksperimen O1 X O2
Kelompok eksperimen diberikan pola pembelajaran tematik dengan menggunakan bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti yaitu bahan ajar untuk diterapkan pada siswa kelas IIA SDN Harapan 1 Bandung.
Perhitungan desain eksperimen menggunakan P aired Samples t-Test dengan bantuan aplikasi “Statplus 2009 Portable Version 5.8.4”. P aired Samples t-Test ini merupakan prosedur yang digunakan untuk membandingkan rata-rata dua variabel dalam satu grup. Artinya analisis ini berguna untuk melakukan pengujian terhadap satu sampel yang mendapatkan suatu treatment yang kemudian akan dibandingkan rata-rata dari sampel tersebut antara sebelum dan sesudah treatment. Dalam perhitungan manual P aired-sample t-Test menggunakan rumus sebagai berikut :