1 BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Parasetamol adalah obat yang sangat luas digunakan sebagai antipiretik (penurun suhu tubuh) dan analgesik (pengurang rasa sakit) yang efektif dan relatif aman bila digunakan dalam dosis terapi. Namun dosis tinggi parasetamol yang diterima tubuh secara akut maupun akumulatif dapat menyebabkan kerusakan hati yang berpotensial menjadi gagal hati.1 Dosis anjuran parasetamol untuk dewasa adalah 300-1000mg per kali dengan dosis maksimal 4000mg sehari.2 Diketahui pula terjadi kerusakan hepar akibat toksisitas parasetamol pada pengobatan mandiri untuk mengurangi nyeri dan penurun panas dengan dosis yang melebihi dosis anjuran 4000mg per hari.1 Setelah 48 jam pemberian paracetamol dosis tunggal, akan terjadi peningkatan enzim-enzim transaminase yaitu Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT) dan Serum Glutamat Oksaloasetat
(SGOT), Alkali Phospat Aminotransferase (ALP), bilirubin dan pemanjangan protrombin time sebagai akibat pembentukan metabolit reaktif toksik (N-asetil-p
benzoquinonimine) dan radikal bebas melalui proses biotransformasi oleh enzim
Kerusakan hati akibat toksisitas parasetamol telah diketahui akibat terbentuknya metabolit N-acetyl-p-benzoquinone imine (NAPQI).4 NAPQ1 dapat menurunkan glutation hati (GSH) dan terikat secara kovalen pada protein sel dan merusak hepatosit melalui disfungsi mitokondrial, peroksidasi lipid, stress oksidatif, dan fragmentasi DNA.1 Penelitian-penelitian sebelumnya telah melaporkan bahwa tanaman-tanaman yang mengandung antioksidan dapat menurunkan efek kerusakan hati pada hewan coba yang diberi parasetamol dosis toksik. 5,6,7,8
Vitamin E dikenal memiliki fungsi antioksidan. Penelitian terdahulu melaporkan bahwa vitamin E dapat menurunkan kadar SGPT dan derajat perlemakan hati pada tikus yang diberi karbon tetraklorida.9 Vitamin E dengan seleneum meningkatkan enzim glutation peroksidase, superoksid dismutase, dan katalase pada tikus yang diberi racun malathion.10
Penelitian ini menggunakan vitamin E sebagai variabel bebas. Dosis vitamin E oral dinyatakan memiliki fungsi antioksidan pada tikus Wistar jantan pada dosis 20mg/kgbb11 dan 50mg/kgbb12.
Pada penelitian ini digunakan tikus Sprague Dawley yang diberikan vitamin E dosis bertingkat dan parasetamol dengan dosis 1500mg/kgbb per oral. Derajat kerusakan hati pada tikus Sprague Dawley yang diberikan parasetamol ditentukan dengan mengukur kadar total bilirubin.
Glutamyl Transferase, dan Total Protein Serum) pada tikus Sprague Dawley yang
diberi parasetamol.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dibuat rumusan masalah : Berapakah dosis optimal vitamin E untuk menurunkan kadar total bilirubin pada tikus Sprague Dawley yang diberi parasetamol 1500mg/kgbb per oral?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui manfaat vitamin E sebagai antioksidan yang mengurangi kerusakan hati pada tikus Sprague Dawley yang diberi parasetamol 1500mg/kgbb per oral dengan parameter kerusakan hati adalah total bilirubin.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Membandingkan kadar total bilirubin pada tikus Sprague Dawley yang diberi parasetamol 1500mg/kgBB per oral pada
2. Mengetahui dosis optimal vitamin E untuk menurunkan kadar total bilirubin pada tikus Sprague Dawley yang diberi parasetamol 1500mg/kgBB per oral.
1.3 Manfaat Penelitian
1. Mengetahui dosis optimal vitamin E untuk menurunkan kadar total bilirubin pada tikus Sprague Dawley yang diberi parasetamol 1500mg/kgBB per oral.
2. Sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai vitamin E sebagai antioksidan pada manusia.
1.4 Keaslian Penelitian
Penelitian terdahulu telah menyatakan bahwa antioksidan dari tanaman tertentu dapat menurunkan efek kerusakan hari pada hewan coba yang diberi parasetamol. Parameter kerusakan hati yang diperiksa adalah kadar SGPT, SGOT, bilirubin direk serum, dan nekrosis jaringan hati.
Diketahui pula vitamin E memiliki khasiat antioksidan. Antioksidan pada vitamin E dilaporkan dapat menurunkan efek kerusakan hati.
Tabel 1. Tabel Orisinalitas Penelitian
Peneliti Topik/Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian
Sabina EP,
Pragasam SJ,
Kumar S, Rasool M , 2010
6-gingerol, an active ingredient of ginger, protects
acetaminophen-induced
hepatotoxicity in mice.
Eksperimental; Tikus
diinduksi dengan
acetaminophen dengan dosis 900 mg/kg untuk menjadikan
Hepatotoxicity,kemudian diberikan antioksidan 6-gingerol ( 30 mg per kg ) untuk melihat enzim
AST,ALT dan ALP,
total bilirubin serum, dan antioksidan status.
6-gingerol (akar
jahe) dapat
menurunkan enzim
ALT, ASP,ALP
dan bilirubin direct dan meningkatkan total antioksidan yaitu GPx dan
Protective effects of goldenseal (Hydrastis canadensis L.) on acetaminophen-induced hepatotoxicity through inhibition of CYP2E1 in rats
Experimental design;
tikus diberikan
Hydrastis canadensis L secara oral
Ekstrak Hydrastis
canadensis L.
menghambat kerja sitokrom CYP2EI, menurunkan kadar SGPT dan SGOT. E/selenium against malathion-induced injuries on the antioxidant status and apoptosis-related gene expression in rats.
Eksperimental
Tikus dibagi 5 kelompok yaitu: kelompok I (kontrol), Kelompok II
tikus diberikan
malathion , Kelompok III, tikus yang diberikan malathion diintervensi
dengan α
tocoferol+selenium, Kelompok IV, tikus yang diberi malathion diintervensi dengan α
tocoferol dan Kelompok
V tikus diberikan
Malathion dan
diintervensi Selenium Setiap kelompok terdiri atas 10 ekor tikus
Vitamin E dengan selenium
meningkatkan enzim glutation peroksidase, superoksid
dismutase, dan katalase pada tikus yang diberi racun malathion.
Yachi R, Igarashi O, Kiose C, 2010
Protective effects of Vitamin E analogs
against Carbon
Tetrachloride- Induced Fatty liver in Rats
Eksperimental Vitamin E (α
Tocoferol) dengan selenium
meningkatkan enzim glutation peroksidase, superoksid
katalase pada tikus Biochemical Changes in Tissues and Blood Of Catfish (Clarias gariepinus):
antioxidant defense and role of alpha tocoferol
Eksperimen Vitamin E dapat
menurunkan kadar lipid peroksida, SGPT, dan SGOT pada ikan catfish yang keracunan deltamethrin
againts various
hepatotoxic in rats.
The Effect Of The Aqueous extract of Kohautia Grandiflora
on paracetamol
induced liver damage.
Eksperimen
Eksperimen pada tikus 20 tikus albino dari strain Wistar berat
120-180g yang
dikelompokkan menjadi 4 kelompok.
Andrographis paniculata, Phyllanthus niruri, dan Phyllanthus
emblica Linn
menurunkan kadar SGOT, SGPT, ALP, pada kadar serum AST, ALT, albumin dan bilirubin.