BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini
dari suatu populasi menurut Nazir (2006), bahwa :
“Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti kelompok manusia,suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun kilasan peristiwa pada masa sekarang dengan faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, surat-surat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki”.
Pernyataaan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian metode deskriptif
adalah suatu metode yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan secara
sistematis, aktual dan akurat dengan mengumpulkan data berdasarkan penelitian
yang dilakukan
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
surat-surat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
3.2Operasional Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel Penelitian
Sekaran (2003) dan Cooper dan Schindler (2003) mengungkapkan
pengertian variabel sebagai segala sesuatu yang dapat dibedakan atau mempunyai
variasi nilai (dalam Zulganef, 2008:63).
Variebel dalam penelitian kali ini adalah Pajak Penerangan Jalan, Menurut
Undang-undang No.28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah,
Menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 tahun 2002 pajak
penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik dengan ketentuan
bahwa di wilayah Daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya
dibayar oleh Pemerintah Daerah. Indikator Pajak Penerangan Jalan adalah sebagai
berikut:
1. Potensi (Pajak Penerangan Jalan) Potensi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1995) adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan, kekuatan, kesanggupan; daya. Potensi Pajak Penerangan Jalan
ini diperoleh dengan cara mengalikan basis pajak (Tax Base) Pajak
Penerangan Jalan dengan tarif pajak yang berlaku. Basis pajak (Tax Base)
merupakan hasil perhitungan biaya tarif beban dengan biaya pemakaian listrik
(KWH). Untuk mendapatkan hasil biaya tarif beban menurut Harun Hamroeli
(2003) dengan cara mengalikan persentase Pajak Penerangan Jalan
berdasarkan golongan pelanggan PLN (Golongan Rumah Tangga, Bisnis dan
Industri),Jumlah pelanggan PLN dan rata-rata tarif dasar listrik dari
masing-masing golongan pelanggan PLN. Sedangkan untuk mendapatkan hasil biaya
pemakaian listrik (KWH) dengan cara mengalikan persentase pajak
penerangan jalan berdasarkan golongan pelanggan PLN (Golongan Rumah
Tangga, Bisnis dan Industri), Jumlah pemakaian listrik (KWH) dan rata-rata
tarif dasar listrik dari masing-masing golongan pelanggan PLN. Dengan
indikatornya : (Biaya Beban + Biaya Pemakaian Listrik) x Tarif Pajak
.(Rasio)
2. Kontribusi (Pajak Penerangan Jalan) Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1995) pengertian kontribusi adalah sumbangan. Kontribusi
adalahsesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan
biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. Sehingga kontribusi disini dapat
diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh Pendapatan Asli Daerah
terhadap besarnya Belanja Pemerintah Daerah. Dengan indikator : Pn =
3. Realisasi(Pajak Penerangan Jalan) Realisasi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (1995) adalah proses menjadikannyata atau perwujudan. Realisasi
Penerimaan Pajak Penerangan Jalan adalah Jumlah nominal hasil pemasukan
pajak pendapatan daerah yangberhasil diperoleh oleh Kota Bandung pada
Pada Periode 2007-2011. Dengan indikator : Jumlah Realisasi PPJ Kota
Bandung. (rasio)
3.3Sumber Data
3.3.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya; Diamati
dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki,2002:55).Data primer digunakan
untuk mengetahui profil penerangan jalan di Kota Bandung. Data ini menjelaskan
bagaimana kondisi riil tentang penerangan jalan, pelaksanaan di lapangan dan
rencana-rencana yang akan dilakukan berkaitan tentang penerangan jalan di Kota
Bandung.
3.2.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti (Marzuki, 2002:56).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
menggunakan data deret berkala (time series), atau runtut waktu selama lima
tahun yaitu dari tahun 2007 - 2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yaitu data diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara, dalam hal ini dari dinas-dinas atau instansi pemerintah, diantaranya
a. Realisasi penerimaan Pajak Penerangan Jalan Umum Kota Bandung tahun
2007 – 2011 , bersumber dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan dan
Aset (DPPKA) Kota Bandung.
b. Data Biaya Beban Listrik dan Biaya Pemakaian setiap bulan selama tahun
2007-2011, bersumber dari PT. PLN Persero APJ Kota Bandung.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang berupa
sumber tertulis buku, direktori, dan data-data lain yang berkaitan dengan
penelitian. Dokumen yang dimaksud adalah meliputi data target dan realisasi
Pajak Daerah dan Pajak Penerangan Jalan di Kota Bandung, adapun data tersebut
diperoleh dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Kekayaan dan Aset (DPPKA) Kota
Bandung, data biaya tarif beban listrik dan biaya pemakaian listrik per golongan
tarif bersumber dari PT. PLN Persero APJ Kota Bandung.
3.5 Teknik Pengolahan Data
3.5.1 Perhitungan Potensi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan
Potensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kemampuan yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya.
Analisis perhitungan potensi mutlak diperlukan dalam analisis menetapkan target
rasional. Dengan potensi yang ada, setelah dibandingkan penerimaan untuk masa
yang akan datang, maka akan didapatkan besarnya potensi yang terpendam,
sehingga akan dapat diperkirakan rencana tindakan apa yang akan dilakukan
rencana penerimaan yang akan datang. Untuk menghitung potensi penerimaan
Pajak Penerangan Jalan menurut Harun Hamroeli (2003) dengan rumus sebagai
berikut:
Taxe Base PPJ = Biaya Beban + Biaya Pemakaian
Setelah diperoleh basis pajaknya, kemudian potensi penerimaan Pajak
Penerangan Jalan dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Basis Pajak Penerangan Jalan x Tarif Pajak (sesuai dengan golongan
pelanggan pln)
Semakin besar hasilnya, maka semakin besar potensi penerimaan
yang bakal diterima sebagai penerimaan Pajak Penerangan Jalan.
3.5.2 Perhitungan Kontribusi Pajak Penerangan Jalan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) pengertian kontribusi
adalah sumbangan. Kontribusi adalahsesuatu yang diberikan bersama-sama
dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama.
Sehingga kontribusi disini dapat diartikan sebagai sumbangan yang diberikan oleh
Pendapatan Asli Daerah terhadap besarnya Belanja Pemerintah Daerah.
Menurut Whidi Indra (2005) Rumus yang digunakan untuk menghitung
kontribusi sebagai berikut:
Pn = .
Keterangan :
Pn : kontribusi penerimaan pajak penerangan jalan terhadap
pendapatan asli daerah
QY: jumlah penerimaan pendapatan asli daerah
QX: jumlah penerimaan pajak penerangan jalan