• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN IVENTARISASI KUPU-KUPU Di Hutan Banyuwindu, Limbangan Kabupaten Kendal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN IVENTARISASI KUPU-KUPU Di Hutan Banyuwindu, Limbangan Kabupaten Kendal"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

IVENTARISASI

KUPU-KUPU

Di Hutan Banyuwindu, Limbangan

Kabupaten Kendal

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia memiliki sumberdaya alam hayati yang sangat tinggi, hampir sekitar 10% dari semua species makhluk hidup yang ada di dunia ini terdapat di Indonesia. Kekayaan faunanya meliputi sekitar 400.000 species, 7800 species merupakan kelompok vertebrata yang terdiri dari 1500 species burung, 800 species mammalia, 2500 species ikan, 200 species reptil, dan 1000 species amphibia (Ditjen PHPA, 1993)

kupu merupakan salah satu kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia. Kupu-kupu termasuk dalam ordo Lepidoptera, yakni serangga yang sayapnya ditutupi oleh sisik. Kupu-kupu merupakan bagian kecil (sekitar 10%) dari 170.000 jenis Lepidoptera yang ada di dunia dan jumlah jenis kupu-kupu yang telah diketahui di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 13.000 jenis, dan mungkin beberapa ribu jenis lagi yang belum dideterminasi ( Peggie 2004).

Arti kupu-kupu bagi manusia tidak hanya sebagai obyek yang memiliki keindahan, namun dalam banyak hal kupu-kupu memiliki arti penting lain. Penyebaran geografi yang mantap dan keanekaragaman kupu-kupu dapat memberikan informasi yang baik dalam studi lingkungan sebagai indikator lingkungan, serta perubahan yang mungkin terjadi. Kupu-kupu juga memberi andil yang sangat berarti dalam mempertahankan keseimbangan alam dengan bertindak sebagai penyerbuk pada proses pembuahan bunga bersama hewan penyerbuk lainnya (Hamidun 2003).

Kupu-kupu merupakan bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariannya dari kepunahan maupun penurunan keanekaragaman jenisnya. Kupu-kupu telah banyak memberikan manfaat dalam kehidupan manusia,seperti estetika atau keindahan, budaya pendapatan ekonomi, penelitian, petunjuk mutu lingkungan, dan penyebaran tumbuhan (Achmad 2002).

Keberadaan kupu-kupu tidak terlepas dari daya dukung habitatnya, yakni habitat yang memiliki penutupan vegetasi perdu dan pohon yang berakar kuat, serta adanya sungai-sungai yang mengalir. Kerusakan alam seperti berubahnya fungsi areal hutan, sawah, dan perkebunan yang menjadi habitat bagi kupu-kupu , dapat menyebabkan penurunan jumlah maupun jenis kupu-kupu di alam.

Hutan banyuwindu terletak di desa Limbangan, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Propinsi Jawa Tengah. Hutan banyuwindu termasuk salah satu kawasan hutan yang diperkirakan memiliki keanekaragaman satwa liar termasuk kupu-kupu yang cukup tinggi. Lokasi hutan banyuwindu terletak di kawasan perbukitan dan termasuk kawasan yang masih dijumpai berbagai macam tipe habitat seperti tegakan pohon, vegetasi semak berumput, semak belukar, alang-alang, berdekatan dengan ladang, kebun, sawah, dan pekarangan penduduk.

Hutan banyuwindu saat ini mengalami tekanan dari berbagai aktivitas masyarakat di sekitar hutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Tekanan tersebut berupa pengambilan sumber daya hutan seperti penebangan kayu dan reklamasi hutan untuk dijadikan sebagai area perkebunan. Kondisi tersebut dapat berdampak buruk bagi

(3)

pada pelaksanaan di lapangan tetap saja terjadi pelanggaran walaupun sudah mulai berkurang.

Untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan tersebut, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat melalui pemanfaatan potensi kupu-kupu di hutan banyuwindu sebagai ekoturisme. Untuk mengetahui potensi kupu-kupu di hutan banyuwindu perlu dilakukan berbagai penelitian, terutama penelitian mengenai kekayaan jenis kupu-kupu. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data awal untuk pengembangan kawasan hutan banyuwindu sebagai kawasan Ekoturisme.

TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kupu-kupu yang ada di hutan Banyuwindu, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Propinsi Jawa Tengah.

METODE PENELITIAN Area Kajian

Penelitian dilakukan di sepanjang jalur hutan banyuwindu, Kecamatan Limbangan,

Kabupaten Kendal, Propinsi Jawa Tengah. Pengamatan dilakukan di tiga habitat yang berbeda, yaitu vegetasi semak, hutan kopi dan hutan campuran.

Alat dan Bahan

Materi pengamatan adalah jenis-jenis kupu-kupu yang dijumpai di sepanjang jalur pengamatan, sedangkan alat yang digunakan adalah teropong binokuler, jaring kupu-kupu, kaca pembesar, kamera digital dan buku panduan lapangan tentang identifikasi kupu-kupu dari Peggie (2004), Schulze (____) dan Wilson (2008).

Cara Kerja

Penelitian inventarisi jenis kupu-kupu di hutan Banyuwindu dilakukan pada bulan Oktober 2009. Pengambilan data jenis kupu dilakukan pada saat aktivitas kupu-kupu tinggi pada pukul 08.00-11.00 dan 13.00-16.00 dengan menggunakan metode eksplorasi. Inventarisasi jenis kupu-kupu yang hadir pada hutan banyuwindu

dilakukan dengan mencatat semua jenis kupu, kemudian diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi dari Peggie (2004), Schulze (____) dan Wilson (2008).

Analisa Data

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil inventarisasi yang dilakukan di tiga tipe habitat hutan Banyuwindu ditemukan sebanyak 56 jenis (spesies) dari 3 suku (familia) kupu-kupu di hutan Banyuwindu yang terdiri dari suku Papilionidae, Pieridae dan Nymphalidae, (table 1). Dari 56 spesies yang teramati satu jenis masuk dalam CITES Apendiks II dan dilindungi oleh SK Mentan No. 576/Kpts/Um/8/1980 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 yaitu spesies Troides helena. Hal ini menunjukkan bahwa di hutan Banyuwindu terdapat spesies kupu-kupu yang sudah terancam punah dan perlu untuk mendapatkan upaya perlindungan.

Tabel 1. Jenis-jenis kupu-kupu yang di temui di hutan Banyuwindu

No Famili Spesies No Famili Spesies

1 Papilionodae Atrophaneura nox 30 Nymphalidae Faunis canens

2 Losaria coon 31 Helycra hemina

3 Papilio helenus 32 Hypolimnas anomala

4 Papilio memnon 33 Hypolimnas bolina

5 Papilio polytes 34 Hypolimnas missipus

6 Troides helena 35 Ideopsis juventa

7 Papilio demoleon 36 Junonia almana

8 Pieridae Catopsilia scylla 37 Junonia atlites

9 Cepora iudith 38 Junonia erigone

10 Eurema brigitta 39 Junonia iphita

11 Eurema sari 40 Junonia hedonia

12 Delias hyparete 41 Lasippa tiga

13 Delias momea 42 Lethe confusa

14 Leptosia nina 43 Lebadea martha

15 Pareronia valeria 44 Melantis phedima

16 Nymphalidae Bassarona teuta 45 Mycalesis moorei

17 Cethosia hypeae 46 Mycalesis nala

18 Chersonesia peraka 47 Neptis hylas

19 Chersonesia rahria 48 Neptis miah

20 Cupha clagia 49 Neptis vikasi

21 Cupha erymantis 50 Parantica aspasia

22 Danaus plexipus 51 Polyura athamas

23 Elymnias

hypermnestra 52 Potanthus omaha

24 Euploea climena 53 Symbrenthia hypatia

25 Euploea eleusina 54 Thaumantis odana

26 Euploea mulciber 55 Ypthima baldus

27 Euploea sylvester 56 Ypthima nigricans

28 Euthalia mahadeva 57 Telchinnia violae

29 Euthalia monina 58

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kupu-kupu di hutan Banyuwindu di dominasi oleh famili Nymphalidae dengan 42 spesies, kemudian suku Pieridae 8 spesies dan suku Papilionidae dengan 7 spesies. Jumlah kupu-kupu famili Nymphalidae yang tinggi disebabkan oleh adanya kemampuan toleransi terhadap kondisi lingkungan yang tinggi sehingga spesies-spesies dari famili ini mampu tetap survive di berbagai

(5)

Tabel 2. Hasil pengukuran faktor lingkungan

No

Faktor lingkungan

Kisaran

1

Suhu udara

30-31

o

C

2

Ketinggian

750 mdpl

3

Intensitas Cahaya

35-45

4

Kelembaban Udara

63%

Secara umum jumlah spesies kupu-kupu di hutan Banyuwindu dapat dikatakan tinggi. Hal ini karena di hutan Banyuwindu memiliki beberapa tipe habitat yang didukung oleh melimpahnya tanaman di dalamnya. Keberadaan spesies kupu-kupu dipengaruhi oleh keberadaan tumbuhan inang yang menjadi pakan bagi ulat dan kupu-kupu. Kondisi hutan Banyuwindu dengan berbagai macam tumbuhan yang relatif baik menjadi faktor penting yang menyebabkan tingginya jumlah spesies di hutan tersebut.

Dengan mengetahui jenis-jenis kupu-kupu di hutan Banyuwindu selanjutnya dapat dilakukan pengembangan pengelolaan keanekaragaman jenis melalui perlindungan jenis kupu-kupu dan pengelolaan habitat kupu-kupu. Pengelolaan keanekaragaman jenis kupu-kupu dapat mencakup sosialisasi jenis-jenis kupu-kupu yang ada di hutan Banyuwindu serta statusnya dan pelarangan segala bentuk penangkapan maupun perburuan jenis kupu-kupu, khususnya kupu-kupu yang dilindungi dan jenis endemik. Pengelolaan habitat kupu-kupu mencakup penjagaan kelestarian habitat, perbaikan habitat seperti penambahan penanaman jenis tanaman inang, tanaman penghasil nektar jika diperlukan dan pelarangan penebangan jenis vegetasi yang sudah ada. Vegetasi ini diharapkan menjadi bagian dari habitat pakan dan berlindung bagi jenis kupu-kupu.

Melihat besarnya potensi yang terkandung di dalam hutan Banyuwindu khususnya mengenai potensi kupu-kupu, sangat memungkinkan potensi tersebut untuk dapat dikelola dan dimanfaatkan sebagai ekoturisme.

SIMPULAN

Bardasarkan hasil penelitian di hutan Banyuwindu, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, terdapat 57 spesies dari 3 famili kupu-kupu. Satu jenis diantaranya masuk dalam CITES Apendiks II dan dilindungi oleh SK Mentan No. 576/Kpts/Um/8/1980 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 yaitu spesies Troides helena. Jumlah spesies kupu-kupu yang tinggi mengindikasikan bahwa hutan Banyuwindu memiliki potensi yang bagus untuk dimanfaatkan sebagai ekoturisme, khususnya mengenai kupu-kupu.

Ucapan Terimakasih

Penulis berterimakasih kepada semua pihak dan masyarakat Banyuwindu yang telah memberikan dukungan baik moril maupun tenaga atas pelaksanaan penelitian ini sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. 2002. Potensi dan Sebaran Kupu-kupu di Kawasan Taman Wisata Alam Bnatimurung.

Hamidun.M.S. 2003. Penangkaran Kupu-Kupu Oleh Masyarakat di Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. On line at.

http://labkonbiodend.blogspot.com/ [acceced 28 Mei 2009]

International Union for Conservation Nature and Natural Resources (IUCN), United Nation Enviromnetal Programme (UNEP), World Wild Fund (WWF) . 1993. Bumi ahana strategi menuju kehidupan yang berkelanjutan. Terjemahan. Tri Kantjono, W. Walhi, WWF. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal. 32.

Peggie dan M. Amir, 2009. Practial Guide to the Butterflies of Bogor Botanic Garden. LIPI. Bogor

(7)

LAMPIRAN

Gb 1. Kegiatan inventarisasi kupu-kupu di hutan banyuwindu

Gb 2. Identifikasi dengan buku panduan

(8)

Gb 4. Papilio demoleus Gb 5. Papilio memnon

Gambar

Tabel 1. Jenis-jenis kupu-kupu yang di temui di hutan Banyuwindu

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Pembangunan Daerah Pertumbuhan Ekonomi Kecamatan Ketimpangan Distribusi Pendapatan Antar Kecamatan Ketersedian Infrastruktur Tipologi

Ada 5 bentuk dasar dari alat musik Chordophone yaitu Bows (berbentuk busur), Lyra, Harp, Lute dan Zithers. Di sini, alat musik Bows adalah yang tertua dan paling

Bentuk distribusi tegangan tekan untuk baiok yang telah mencapai kekuatan nominal berupa garis lengkung dengan nilai nol yang dtmuiai dari garis netral dan berakhir pada serat

Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas di lakukan dengan uji glejser dan menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari masing-masing variabel profitabilitas,

Proses usahatani padi rawa di Desa Sukanagara memiliki perbedaan yaitu cara penanganan yang disesuaikan dengan kondisi genangan air dan dalam hal budaya; seperti

Pada surat al-Ghasyiyah ayat 17-20 diatas Allah memerintahkan manusia yang berakal untuk memperhatikan, memikirkan dan memahami semua ciptaan-Nya. Dalam mengerjakan

Pembahasan: Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang hubungan status fungsional dengan tingkat depresi pasien stroke diharapkan dapat mengetahui penyebab dan tanda gejala

Cekung ideal dengan bentuk heksagon yang sempurna, kedalaman yang seragam serta kecacatan yang minimum telah berjaya dihasilkan dalam tempoh lebih singkat (≤6 jam) berbanding