• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SDT 1106610 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SDT 1106610 Chapter1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG PENELITIAN

Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan

untuk mengekspresikan rasa keindahan dalam jiwa manusia. Kesenian di

Indonesia beraneka ragam bentuk dan jenisnya baik itu seni tari tradisi, tari rakyat,

maupun modern, yang dikemas sesuai dengan ciri khas dan budaya

masing-masing daerah. Kesenian merupakan bagian dari budaya maka kehadirnya tidak

pernah lepas dari kehidupan manusia. Begitu pula kesenian sebagai kreativitas

dari jiwa manusia mengandung nilai-nilai keindahan dan menarik. Menurut Umar

Kayam (1981 : 38) bahwa “Kesenian tidak pernah berdiri lepas dari masyarakat

karena kesenian merupakan kreativitas dari masyarakat pendukungnya”.

Kesenian itu sendiri bagian bentuk dari kebudayaan yang mempunyai ciri khas

berbeda antara daerah yang satu dengan daerah lainnya. Kesenian merupakan

sarana untuk menyalurkan bakat atau minat dari seseorang dalam menyampaikan

gagasannya dan dikomunikasikan kepada orang lain melalui bentuk karyanya

kepada orang-orang. Menurut Umar Kayan (dalam Lasmawanti, 2013, hlm 2).

“kesenian adalah ungkapan kreativitas dari kebudayaan itu sendiri yang

mana masyarakat sebagai penyangga kebudayaan berperan dalam

mencipta, memberi ruang untuk bergerak, memelihara, kemudian

menciptakan kebudayaan baru”.

Setiap manusia sudah mengenal yang namanya seni yang sudah diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Seni itu sendiri sudah menjadi suatu kebutuhan

manusia dan sudah ada pada diri manusia sejak lahir. Indonesia kaya akan bentuk

kesenian dan beragam akan kesenian baik dari musik, rupa, teater dan tari, tapi

tidak jarang pula kesenian yang ada di daerah-daerah sering terlupakan karena

tidak dikenal dan kurang dilestarikan keberedaannya sehingga dengan semakin

berkembangnya zaman tidak menutup kemungkinan kesenian itu sendiri

mengalami perubahan yang mungkin menjadi kesenian-kesenian baru, bahkan

seni tradisional sudah tidak banyak orang yang mengetahuinya karena kurang

(2)

berunsurkan keindahan yang diungkapkan melalui suatu media tertentu yang

bersifat nyata dan dapat dinikmati oleh kelima panca indera manusia. Banyak

orang mengatakan bahwa pada tahap yang paling awal seni itu merupakan dari

berbagai cara melukiskan dan mengkomunikasikan sesuatu. Pada hakikatnya

semua seni termasuk tari merupakan alat yang cara pengungkapanya melalui

media gerak, yaitu gerak yang telah mengalami stilisasi. Oleh karena itu, seni

merupakan sebagian hasil pengungkapan nilai maupun hasil ekspresi perasaan

jiwa dan pengalaman yang paling hakiki manusia. Seni merupakan salah satu

curahan rasa yang menggambarkan sebuah pengalaman jiwa berupa keindahan,

pemikiran, kesenangan dan perasaan yang lahir dari seorang koreografer dengan

menggunakan media tertentu.

Tari adalah suatu ungkapan pengalaman jiwa manusia yang diekspresikan

melalui medium gerak. Manusia mempelajari atau membaca alam sebagai buku

besar kemudian mengadakan komunikasi rasa sebagai bentuk pengalaman jiwa

sebagai proses menemukan gagasan komunikasi nyata dengan alam sekitar

sehingga tubuh merasakan ketegangan-ketegangan dan ritme-ritme alam

sekitarnya, karena tubuh sebagai instrumen, tubuh merespon perasaan kepada

alam sekitar. Tubuh adalah kesatuan utuh dari seorang individu, bukan

merupakan bagian tubuh orang lain, baik dari sisi fisik (otot, tulang, darah,

daging), pikiran (penalaran), maupun batin (rasa jiwa). Tari adalah suatu

perwujudan ekspresi secara personal. Tari merupakan ekspresi jiwa manusia

yang diungkapkan melalui gerakan tubuh yang dapat dinikmati sebagai bagian

dari komunikasi bahasa tubuh. Tubuh sendiri sebagai media ungkap yang sangat

berperan penting bagi tari. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, dan

memberikan kepuasan tersendiri, tari memiliki peranan penting dalam kehidupan

masyarakat pendukungnya, karena masyarakat tradisi menganggap bahwa tari bisa

berfungsi sebagai sarana ritual, tari sebagai sarana hiburan, tari sebagai sarana

pemujaan, tari tuntunan, dan tari sebagai sarana hiburan.

Masyarakat dalam kenyataan kehidupan disuatu daerah, memandang tari

bukan hanya membutuhkan tari sebagai kepuasan hiburan semata, namun

masyarakat juga memandang bahwa tari dibutuhkan sebagai sarana upacara

(3)

unsur makna apabila ditarikan terkandung kekuatan pesan yang komukatif.

Menurut Kusudiardjo (dalam hidajat, 2006, hlm 24) “Tari adalah keindahan

bentuk dari anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa yang

harmonis”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, tari adalah medium pokoknya gerak yang mengungkapkan hasil pengalaman jiwa atau

ekspresi dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama. Begitu pula kepulauan

Anambas salah satu daerah yang terdapat di Indonesia yang sangat erat dengan

kesenian tradisional khususnya di bidang tari.

Tari adalah ekspresi gerak ritmis dan keadaan-keadaan perasaan yang secara estetis dinilai yang lambang-lambang geraknya dengan sadar dirancang untuk kenikmatan serta kepuasan dari pengalaman ulang, ungkapan, berkomunikasi, melaksanakan serta dari penciptaan bentuk-bentuk (Soedarsono, 1996:2)

Kabupaten Kepulauan Anambas adalah sebuah kabupaten di Provinsi Kepulauan

Riau. Ibukotanya adalah Terempa. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan

Undang-Undang Nomor 33 Tanggal 24 Juni 2008 yang merupakan pemekaran dari

Kabupaten Natuna. Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Kepulauan

Kepulauan Anambas adalah suku melayu. Hal ini terlihat dari bahasa sehari-hari

yang digunakan oleh masyarakat tersebut yaitu bahasa melayu. Selain suku

melayu ada juga suku Tionghoa disebabkan pengaruh perdagangan pada zaman

dahulu. Suku Tionghoa tidak menggunakan bahasa Cina akan tetapi merata

menggunakan bahasa melayu. Selain itu, masih terdapat suku lainya seperti suku

batak, suku dayak dll. Setiap sebuah daerah, tidak luput dari adanya tradisi yang

sifatnya turun temurun yang lama lama tradisi tersebut menjadi budaya tradidisi

yang brelaku di daerah tersebut.

Kepulauan Anambas banyak memiliki kesenian yang beragam, terlihat

dari segi pertunjukanya seperti musik, drama, sastra, teater, rupa dan tari.

Kesenian yang digemari masyarakat Anambas adalah tari zapin, tari mendu, tari

sekapur sirih, tari nyabok/cacah inai dll.

Dari beberapa jenis tari tradisonal yang ada di kepulauan Anambas yang

menarik untuk diteliti yaitu tari Nyabok di Desa Candi, Kecamatan Palmatak

Kabupaten Kepulauan Anambas yang diciptakan sekitar tahun 1950. Pada saat

(4)

digunakan dalam tepung tawar (beras kunyit , beras basuh, beretih, air tepung

tawar, perenjis, embat-embat). Tari Nyabok dilestarikan oleh seorang seniman

yang berasal dari desa Candi yang bernama bapak Ardaya (1969). Tari Nyabok

merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Pada saat menarikan tari

Nyabok penari masuk satu persatu secara bergantian di hadapan kedua mempelai.

Tari Nyabok merupakan tarian sakral yang mulanya diangkat dari cerita zaman

dahulu yang menggambarkan pengantin diibaratkan seorang Raja dan Ratu yang

harus dihormati dan diperlakukan dengan baik sesuai dengan tradisi setempat.

Dalam menarikan tari Nyabok ada yang namanya mencecah inai yang artinya

(cecah inai) sebagai simbol dari rumah tangga dan watak dari manusia itu sendiri

terlihat dari warna merah atau tidaknya inai yang dicecah ketelapak tangan

pengantin. Tari Nyabok awal mulanya ditarikan oleh kaum laki-laki karena gerak

yang digunakan menggunakan ruang gerak yang sangat luas sehingga tak

mungkin dilakukan oleh wanita, dan perkembangan saat sekarang boleh ditarikan

oleh kaum perempuan karena geraknya diperhalus dan bisa dilakukan oleh

perempuan, selain gerak diperhalus agar bisa ditarikan oleh perempuan tentu

paling utama kebutuan agar lestari dan tidak punah dimakan waktu. Saat

pertunjukan tari Nyabok peneliti menyaksikan bahwa wujud petunjukannya tetap

berazas pada ajaran agama islam karena dari syair dan pantun-pantun yang

dinyayikan merupakan pantun-pantu nasehat.

Tari Nyabok dalam adat perkawinan suku melayu merupakan tradisi yang

harus dilaksanakan oleh kedua mempelai setiap mau melangsungkan sebuah

pernikahan sebagai tarian sakral dalam menempuh hidup baru. Tari Nyabok

dilaksanakan sebelum kedua mempelai bersanding. Menurut kepercayaan waktu

penyajian malam hari sesuai dengan tradisi melayu sebagai malam menolak bala

dan melindungi pasangan pengantin dari marabahaya serta memunculkan aura

maupun cahaya pengantin. Dalam Tari Nyabok ada beberapa sesaji yang harus

dipersiapkan yaitu, beras kuning, beras putih, bunga rampai, tepung tawar, air

bunga mawar dan doa. Adapun jumlah orang yang menarikan tari nyabok

ditentukan oleh jumlah lilin, guna untuk mencecah inai, jika jumlah lilin tiga

batang maka yang menarikan atau mencecah inai juga harus berjumlah tiga orang,

(5)

ditentukan sejak dulu yakni (1) 3 orang tingkat masyarakat awam, (2) 5

tingkatan datuk-datuk/encik-encik/wan, (3) 7 orang tingkat keluarga sultan

(tengku/syeh), dan (4) 9 orang tingkat sultan/wali, caranya Inai diletakan

kedalam piring dan diiringi tari Nyabok. Piring yang digunakan ukuran

genggaman melambangkan bentuk rasa syukur dan menjalani hidup pengantin

nanti tidak serakah sesuai dengan ketentuan tradisi melayu.

Pertunjukan yang ada di masyarakat dewasa ini tidak pernah lepas dari

unsur pertunjukan tari tradisional. Adanya kesenian tari dalam masyarakat bisa

menjadi bentuk unsur pertunjukan untuk memperingati peristiwa-peristiwa

penting yang ada dalam masyarakat. Peristiwa tersebut seperti menyambut dan

merayakan suatu kejadian dalam adat istiadat masyarakat seperti penyambutan

petinggi-petinggi negeri, serta upacara adat dan pernikahan. Kesenian berasal dari

aktivitas sehari-hari masyarakat melayu kepulauan Anambas. Seni yang ada di

kepulauan Anambas tidak lepas dari unsur-unsur agama dan adat istiadat yang

dianut masyarakat anambas.

Pada saat sekarang Tari Nyabok masih kurang diperhatikan masyarakat

sekitar, karena minat dari masyarakat tersebut masih kurang mengapresiasi

terhadap seni khususnya tari Nyabok. Seharusnya masyarakat mempunyai

kesadaran rasa untuk memiliki agar tumbuh terus, dan berkembang tidak mati

ditelan waktu apalagi sebuah seni yang tumbuh dan berkembang di daerah sendiri

sampai tidak kenal sangat disayangkan, padahal seni Nyabok tumbuh dan

berkembang di daerah sendiri yaitu Desa Candi harus dijaga kelestarian jangan

sampai punah karena seni yang tumbuh di daerah bisa menjadi ciri khas daerah.

Peneliti malah dikejutkan oleh beberapa masyarakat di desa Candi Kecamatan

Palmatak banyak orang yang tidak mengetahui keberadaan kesenian Tari Nyabok

malah hanya daerah-daerah yang dekat dengan desa Candi seperti desa Piabung,

Kecamatan Palmatak saja yang mengetahuinya.

Tari Nyabok ini sendiri dipertunjukan pada saat acara tertentu yang

dianggap sakral seperti : Upacara adat, Penyambutan petinggi-petinggi negeri, dan

pernikahan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh bapak Ardaya pelaku seni di

desa Candi. Bahwa sebetulnya tari ini berkembang di lingkungan masyarakat desa

(6)

menggunaka upacara khusus cecah inai padahal hanya sebuah judul saja yang

membedakan tari cecah Inai adalah tari nyabok

Bentuk pertunjukanya menampilkan beberapa penari kalau lilinya lima

maka penarinya juga lima, selain itu setiap gerak yang dilakukan kaki tidak boleh

diangkat hanya bisa digeser saja, dan keadaan badan tidak boleh duduk hanya bisa

dalam keadaan setengah berdiri, atau gerak yang dilakukan lebih dominan ke

gerakan silat yang diperhalus.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, agar tari tersebut tidak

dilupakan dengan berjalannya waktu, Maka peneliti mengambil judul “Tari Nyabok Di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas”.

B.RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti mengidentifikasi rumusan

masalah melalui bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang terciptanya Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan

Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas ?

2. Bagaimana Struktur Gerak Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak

Kabupaten Kepulauan Anambas.

3. Bagaimana Struktur Penyajian Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan

Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

C.TUJUAN PENELITIAN

Seperti yang telah dikemukakan pada rumusan masalah adapun tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Tujuan umum :

Tujuan umum penelitian ini adalah sebagai upaya untuk melestarikan

budaya yang ada khususnya di Desa Candi, Kecamatan Palmatak,

(7)

2. Tujuan khusus :

a) Untuk mengetahui yang lebih jelas dan dapat dipercaya tentang

latarbelakang tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak

Kabupaten Kepulauan Anambas.

b) Untuk mengetahui bagaimana struktur gerak Tari Nyabok di Desa

Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

c) Untuk mengetahui lebih dalam struktur penyajian Tari Nyabok di Desa

Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

D.MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat

terutama bagi :

1. Teori

Menambah wawasan dari segi pengetahuan tentang latar belakang, penyajian, dan

bentuk gerak Tari Nyabok di Desa Candi, Kecamatan Palmatak, Kabupaten

Kepulauan Anambas.

2. Praktisi

a) Peneliti :

Menambah wawasan untuk supaya tidak terpaku pada suatu kesenian yang

sudah ada, tanpa meninggalkan kesenian lama. Menambah pengalaman

serta pengetahuan khususnya pada tari Nyabok di Desa Candi, kecamatan

Palmatak,Kabupaten kepulauan Anambas.

b) Masyarakat :

Supaya bisa mempertahankan, menjaga dan tetap melestarikan agar

kesenian didaerah setempat tetap ada juga menunjukkan kekhasan di daerah

tersebut dengan adanya Tari Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak

Kabupaten Kepulauan Anambas.

c) Lembaga :

Pemerintah setempat dapat lebih peduli lagi terhadap keberadaan kesenian

setempat dan tetap melestarikan dan mengembangkan Tari Nyabok Di Desa

Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai aset

(8)

d) Pelaku seni :

Menyumbangkan sebuah ide pemikiran tentang Tari Nyabok bisa menjadi

tari kreasi untuk daerah kepulauan Anambas.

e) Departemen pendidikan seni tari Universitas Pendidikan Indonesia :

Menambah sumber kepustakaan dan referensi mengenai Tari Nusantara

khususnya Tari Nyabok bisa menjadi tari kreasi untuk daerah kepulauan

Anambas.

E. SISTEMATIKA PENULISAN JUDUL

Judul skripsi dirumuskan secara ringkas, komukatif dan dengan

menggunakan bahasa ilmiah yang baik dan benar. Judul skripsi yaitu “Tari

Nyabok di Desa Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas”.

HALAMAN PENGESAHAN

Halaman pengesahan dimaksudkan untuk memberikan legalitas bahwa

semua isi dari skripsi telah disahkan oleh pembimbing I, pembimbing II dan ketua

Departemen Pendidikan Seni Tari.

PERNYATAAN

Pernyataan tentang keaslian skripsi bahwa skripsi yang ditulis benar-benar

asli karya sendiri dan bebas dari plagiatisme, oleh sebab itu pernyaan tersebut

harus ditandatangani oleh penulis.

ABSTRAK

Abstrak untuk skripsi ini diuraikan secara singkat dan lengkap memuat

beberapa hal mengenai judul, hakekat penelitian, tujuan penelitian, metode teknik

pengumpulan data yang digunakan, hasil penelitian dan kesimpulan.

DAFTAR ISI

Daftar isi ditulis dengan judul dan subjudul dan diberikan nomor

(9)

DAFTAR GAMBAR

Daftar gambar ditulis dengan nama gambarnya dan diberikan nomor

halamanya, hal ini agar mempermudah pembaca.

DAFTAR TABEL

Daftar tabel ditulis dengan nama tabel dan diberikan nomor halamanya,

apabila dalam skripsi terdapat tabel maka harus dicantumkan.

BAB I PENDAHULUAN

Bab I pendahuluan merupakan pengantar, yaitu terdiri dari latar belakang

masalah mengenai penjelasan dan alasan masalah tersebut diteliti, pentingnya

masalah itu diteliti dan mengatasi masalah tersebut, rumusan masalah ditulis

dalam bentuk kalimat tanya setelah didahului uraian tentang masalah penelitian.

Tujuan penelitian menyajikan hasil penelitian yang ingin dicapai setelah

penelitian dilakukan, terdapat manfaat penelitian dan struktur organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II kajian pustaka memaparkan mengenai teori yang mendukung dalam

penelitian ini yang mempunyai peran yang sangat penting. Kajian pustaka berisi

tentang kesenian tradisional, fungsi tari di masyarakat, tari yang berfungsi sebagai

sarana ritual, srtuktur penyajian dalam tari dan unsur-unsur pendukung dalam

penyajian tari.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III merode penelitian mamaparkan mengenai lokasi dan subjek

penelitian, penggunaan metode penelitian, definisi operasional, instrumen

penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, dan langkah-langkah

penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan memaparkan mengenai hasil

(10)

Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas dan struktur gerak Tari Nyabok di Desa

Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas. Pembahasan terdiri

dari analisis latar belakang Tari Nyabok dan Struktur gerak Tari Nyabok di Desa

Candi Kecamatan Palmatak Kabupaten Kepulauan Anambas.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab V kesimpulan dan rekomendasi sebagai hasil penelitian.

Rekomendasi yang dipaparkan setelah kesimpulan ditujukan kepada masyarakat

setempat, lembaga, pelaku seni dan Departemen Pendidikan Seni Tari Universitas

Pendidikan Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar pustaka memuat semua yang tertulis di buku dan sumber-sumber

lainnya.

LAMPIRAN

Lampiran berisi semua dokumentasi yang digunakan dalam penelitian dan

penulis hasil-hasilnya menjadi satu karya ilmiah.

RIWAYAT HIDUP

Referensi

Dokumen terkait

8) Tuangkan kedalam gelas lain sedikit saja, lalu masukkan telur kedalam gelas tersebut 9) Kemudia isilah gelas tersebut denan air banyak secukupnya untuk membuat telur melayang.

[r]

Berdasarkan hasil perhitungan persentase nilai total time loss dan hasil dari pengambaran diagram pareto six big losses dapat kita ketahui bahwa persentase nilai breakdown loss dan

Per Favore adalah kata yang didapatkan dari kamus istilah musik, Per Favore sendiri adalah kata yang berasal dari bahasa italia yang berarti 'silahkan, akan tetapi

Budi Darsono Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Jawa

Hasil pengujian membuktikan bahwa sistem ini dapat memberi kategori tanggapan berupa kecepatan motor wiper (sedang atau cepat) dan aktif atau tidaknya

Dengan menganalisis kurva frekuensi dan sudut pantul terhadap kecepatan cermin untuk berbagai sudut datang, akan ditunjukkan arti fisis dari persamaan tersebut.. Untuk menganalisis

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (DISHUBKOMINFO) Kabupaten Kudus sudah menerapkan proses manajemen penilaian dengan menggunakan SKP. Proses penilaian