187 Vol. 13 No. 2: 187-194 Oktober 2020 Peer-Reviewed URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/ DOI: 10.29239/j.agrikan.13.2.187-194
Kontribusi Penerapan Metode Hazton dan Jajar Legowo pada
Usahatani Padi Sawah di Desa Lolori Kabupaten Halmahera Barat
(
Contribution of Application of the Hazton and Jajar Legowo Methods
to Rice Farming in Lolori Village, West Halmahera Regency
)
Ekaria1 dan Irman Mamulati2
1 PRODI AGRIBISNIS Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate, Indonesia, 2PRODI AKUNTANSIUniversitas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate, Indonesia
Email : ekaria16@yahoo.com; irmanmamulaty@gmail.com
Info Artikel: Diterima: 18 Sept. 2020 Disetujui: 11 Okt. 2020 Dipublikasi: 15 Okt. 2020
Research Article Keyword:Contribution, Hazton Method, Legowo's Jajar Method, Rice Paddy
Korespondensi: Ekaria
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate- Indonesia
Email : ekaria16@yahoo.com
Copyright© Oktober 2020 AGRIKAN
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pendapatan serta berapa besar kontribusi penerapan dengan menggunakan metode hazton dan jajar legowo dalam usahatani padi sawah di Desa Lolori Kabupaten Halmahera Barat. Bentuk analisis yang digunakan adalah analisis usahatani, uji komparatif dan deskriptif presentase. Waktu penelitian mulai dari bulan April 2020 dengan satu kelompok tani yang menggunakan metode hazton sebanyak 21 responden dan satu kelompok tani yang menggunakan metode jajar legowo sebanyak 21 responden.Hasil penelitian menunjukkan bahwa total pendapatan petani padi sawah dengan sistem tanam hazton adalah Rp. 28.891.175/ha/musim tanan dan total pendapatan petani padi sawah dengan sistem tanam jajar legowo adalah Rp. 14.041.858/ha/musim tanam. Berdasarkan dari hasil pehitungan uji perbedaan pendapatan usahatani padi sawah dengan sistem tanam hazton dan jajar legowo diketahui bahwa ada perbedaan pendapatan yang significant antara usahatani padi sawah dengan sistem tanam hazton dan jajar legowo berdasarkan perhitungan diketahui bahwa, t hitung > t tabel, yaitu 2.021 dengan 1.683.85 sehingga H0 ditolak. Serta kontribusi pendapatan terbesar dalam penerapan sistem tanam padi sawah yaitu dengan menggunakan sistem tanam hazton yaitu 89% dibandingkan dengan sistem tanam jajar legowo yaitu 78%.
Abstract. This study aims to determine the income ratio and how much the contribution of the application using the hazton method and legowo row in lowland rice farming in Lolori Village, West Halmahera Regency. The form of analysis used is farm analysis, comparative test and percentage descriptive. The time of the research started from April 2020 with a group of 21 farmers using the hazton method and a group of 21 farmers using the legowo row method. The results showed that the total income of lowland rice farmers with the hazton planting system was Rp. 28,891,175 / ha / cropping season and the total income of lowland rice farmers using the legowo row cropping system is Rp. 14,041,858 / ha / planting season. Based on the results of the calculation of the difference in income of lowland rice farming with the hazton planting system and the legowo row, it is known that there is a significant difference in income between lowland rice farming with the hazton planting system and the legowo row. .85 so H0 is rejected. As well as the largest revenue contribution in the application of the lowland rice planting system, namely by using the hazton planting system, which is 89% compared to the legowo row planting system, which is 78%.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Kabupaten Halmahera Barat merupakan salah satu daerah di Provinsi Maluku Utara yang menjadi priotas dalam pengembangan dan peningkatan produksi beras. Khususnya di Desa Lolori yang terdapat tiga kelompok tani padi sawah tetapi hanya satu kelompok tani padi sawah yang melakukan uji coba penanaman padi dengan menggunakan metode hazton mulai tahun 2018. Metode hazton menggunakan 20 hingga 30 bibit per lubang tanam. Meski tergolong sistem tanam baru tapi menurut Ekaria dan Munawir (2019),
yang melakukan penelitian mengenai analisis usahatani padi sawah dengan metode hazton di Desa Lolori Kabupaten Halmahera Barat di mana hasil penelitian menunjukan nilai R/C > 1 yaitu sebesar 2,79, sehingga kegiatan usahatani tersebut merupakan kegiatan yang efisien/layak dan menguntungkan.
Cara bertani padi dengan metode hazton sebelumnya para petani menerapkan sistem tanam metode jajar legowo. Metode jajar legowo merupakan rekayasa teknik tanam antar rumpun dan barisan sehingga terjadi pemadatan rumpun padi dalam barisan dan melebar antar jarak
188
barisan yang menyebabkan barisan pinggir dapat digunakan untuk memperoleh manfaat sebagai tanaman pinggir (Ninra, dkk, 2011). Darwis (2018),
yang melakukan penelitian mengenai
perbandingan pendapatan petani padi sistem tanam jajar legowo dan sistem tanam hazton di
Kelurahan Ta’, Kecamatan Tanette Riattang
Kabupaten Bone, dimana pendapatan petani dengan menggunakan sistem tanam hazton lebih besar dibandingkan dengan menggunakan sistem tanam jajar legowo. Namun hal sebaliknya belum tentu terjadi di daerah lain terutama di lokasi penelitian yaitu di Desa Lolori karena sebagian petani padi sawah masih tetap menggunakan metode tanam jajar legowo, maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian untuk menganalisis kontribusi penerapan metode hazton dan jajar legowa pada usahatani padi sawah sehingga dapat memberikan rekomendasi kepada petani dalam hal perbandingan dalam penerapan metode tanam yang berbeda sehingga para petani padi sawah menjadi yakin dan percaya untuk beralih ke metode hazton atau tetap menggunakan metode jajar legowo serta memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah dalam pengambilan keputusan dalam pengembangan padi sawah dalam memilih metode tanam yang sudah terbukti dalam meningkatkan produktivitas usahatani padi sawah.
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pendapatan serta berapa besar kontribusi penerapan dengan menggunakan metode hazton dan jajar legowo dalam usahatani padi sawah di Desa Lolori Kabupaten Halmahera Barat.
II. METODE PENELITIAN
2.1. Daerah Penelitian dan Penentuan Responden Penelitian dilaksanakan di Desa Lolori Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat
Provinsi Maluku Utara. Penentuan daerah
penelitian dilakukan secara purposive sampling.
Dengan pertimbangan bahwa daerah penelitian merupakan daerah yang pertama kali melakukan budidaya tanaman padi dengan menggunakan metode hazton. Di Desa Lolori ada 3 kelompok tani tetapi hanya 1 kelompok tani yang menggunakan metode hazton dan 2 kelompok tani lainnya menggunakan metode jajar legowo sehingga penentuan respoden pada penelitian ini yaitu 1 kelompok tani yang menggunakan metode
hazton yang berjumlah 21 orang dan 1 kelompok tani yang menggunakan metode jajar legowo yang berjumlah 21 orang.
2.2. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam
penelitian adalah data primer dan data sekunder.
1. Data primer adalah data yang diperoleh
dari sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh
dari instansi-instansi terkait didaerah penelitian, dan data dari kajian pustaka yang relevan.
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini yaitu wawancara dengan menggunakan kuisioner.
2.3. Metode Analisis Data
Untuk mengetahui perbandingan total produksi, penerimaan dan keuntungan usahatani padi sawah dengan menggunakan metode hazton dan jajar legowo menggunakan analisis kuantitatif (statistik).
2.3.1. Analisis Usahatani
Menurut Soekartawi (2001), untuk
menghitung total biaya produksi dapat dihitung dengan rumus : TC = FC + VC Keterangan : TC = Total biaya (Rp) FC = Biaya tetap (Rp) VC = Biaya variabel (Rp)
Untuk menghitung besarnya penerimaan usahatani dapat dihitung dengan rumus :
TR = Y . Py
Keterangan :
TR = Total penerimaan (Rp) Y = Jumlah produksi Py = Harga jual produk
Keuntungan dari usahatani yang telah dilakukan dihitung dengan menggunakan rumus (Soekartawai, 2001) : Keterangan : TR = Penerimaan (Rp) TC = Biaya Total (Rp)
189 2.3.2. Analisis Uji Komparatif
Untuk menguji perbandingan pendapatan usahatani padi sawah dengan menggunakan metode hazton dan jajar legowo dilakukan dengan analisis statistik uji beda rata-rata atau uji-t (independent sample t-test) dengan uji satu arah
yang digunakan untuk penelitian yang
membandingkan dua variabel. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
t =
√
√
H0 = 0 : Tidak ada perbedaan pendapatan
yang nyata usahatani padi sawah
yang menggunakan metode
hazton dan jajar legowo.
H1 = 0 : Adanya perbedaan yang nyata
dari pendapatanusahatani padi
sawah yang menggunakan
metode hazton dan jajar legowo.
Dimana : X1 = Rata-rata dari usahatani padi sawah dengan menggunakan metode Hazton
X2 = Rata-rata dari usahatani padi sawah dengan menggunakan metode jajar legowo
Kriteria pengujian :
a. Jika t hit > t tabel maka Ho ditolak artinya pendapatanusahatani padi sawah dengan metode hazton berbeda dengan metode jajar legowo.
b. Jika t hit < t tabel maka Ho diterima artinya pendapatanusahatani padi sawah dengan metode hazton tidak berbeda dengan metode jajar legowo.
Data diolah dengan menggunakan program SPSS versi 21.
2.3.3. Analisis Deskriptif Persentase
Untuk mengetahui kontribusi penerapan metode hazton dan jajar legowo usahatani padi sawah digunakan rumus persentase sebagai berikut :
Kontribusi(%)=
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Karakterisrik Responden
Karakteristik petani responden yang
dibahas pada penelitian ini meliputi usia, tingkat pendidikan, pengalaman berusahatani dan luas lahan.
3.1.1. Usia Petani
Usia petani padi sistem tanam hazton dan jajar legowo yang menjadi responden pada penelitian ini berkisar antara 31 sampai 80 tahun. Rata-rata usia petani padi sistem tanam hazton adalah 54 tahun, sedangkan rata-rata usia petani padi sistem tanam jajar legowo adalah 50 tahun. Sebagian besar usia petani padi sistem tanam hazton yang menjadi responden adalah kelompok umur 41 sampai 50 tahun sebanyak 11 orang atau sebesar 52,38 persen. Sementara sebagian besar usia petani responden jajar legowo adalah kelompok umur 41 sampai 50 tahun sebanyak 8 orang atau sebesar 38,09 persen. Secara rinci kelompok umur responden petani padi padi sawah dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
3.1.2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan yang diikuti oleh petani padi sistem hazton dan jajar legowo terdiri dari pendidikan formal dan pendidikan non formal, mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan terakhir petani padi sistem hazton dan jajar legowo sebagian besar adalah SD masing-masing sebanyak 16 dan 17 orang atau sebesar 76,19 dan 80,95 persen, SMP masing-masing sebanyak 2 orang atau sebesar 9,52 persen. Selain itu, tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh oleh petani padi sistem haztonadalah Perguruan Tinggi sebanyak 1 orang atau sebesar 4,76 persen. Secara rinci penggolongan responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 1. Kelompok Umur Petani Padi Sawah Dengan Sistem Tanam Hazton
No Umur (Tahun) Petani Padi Organik
Jumlah Orang Presentase(%)
1. 31–40 3 14,28 2. 41 – 50 11 52,38 3. 51 – 60 5 23,80 4. 61 – 70 1 4,76 5 71 – 80 1 4,76 Total 21 100
190 Tabel 2. Kelompok Umur Petani Padi Sawah Dengan Sistem
Jajar Legowo
No Umur (Tahun) Petani Padi Anorganik
Jumlah Orang Presentase(%)
1. 31 – 40 4 19,04 2. 41 – 50 8 38,09 3. 51 – 60 7 33,33 4. 61 – 70 2 9,52 5 71 – 80 0 0 Total 21 100
Sumber : Data Primer, 2019
Tabel 3. Penggolongan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Sistem Hazton Sistem Jajar Legowo
No Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase
(%) Jumlah Presentase (%) 1 SD 16 76,19 17 80,95 2 SMP 2 9,52 3 14,28 3 SMA 2 9,52 1 4,76 4 Perguruan Tinggi 1 4,76 0 0 Total 21 100 21 100
Sumber : Data Primer, 2020
3.1.3. Pengalaman Berusahatani
Pengalaman bagi setiap petani dalam
berusahatani dapat mempengaruhi dalam
menjalankan usahataninya, karena pengalaman petani sangat berperan dalam mengambil suatu
keputusan. Tabel 4 menunjukkan bahwa
pengalaman berusahtani tertinggi ada pada kisaran 6-10 tahun sebanyak 57% untuk sistem tanam hazton dan 62%untuk sistem tanam jajar legowo sehingga petani dapat dikatakan lebih berpengalaman dalam mengambil keputusan untuk menjalankan usahataninya.
Tabel 4. Karakteristik Petani Berdasarkan Pengalaman Berusahatani
No Pengalaman
Berusahatani (Tahun)
Sistem Hazton Sistem Jajar Legowo
Jumlah (Orang) Presentase (%) Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 2 3 1 – 5 6 – 10 15 – 20 4 12 5 19 57 24 5 13 3 24 62 14 21 100 21 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020
3.1.4. Luas Lahan Usahataninya
Luas lahan merupakan salah satu faktor produksi usahatani yang sangat menentukan dalam proses produksi dan pendapatan yang
diperoleh petani, demikian juga biaya yang akan dikeluarkan dalam usahataninya. Luas lahan petani responden dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Karakteristik Petani Berdasarkan Luas Lahan
No Luas Lahan
(Tahun)
Sistem Hazton Sistem Jajar Legowo
Jumlah (Orang) Presentase (%) Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 2 <1 Ha >1 Ha 21 0 100 0 0 21 0 100 21 100 21 100
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2020
Tabel 5, menunjukkan luas lahan yang digunakan petani padi sawah dengan metode
hazton adalah sama yaitu < 1 ha seluas 0,25 ha yang merupakan instruktur langsung dari Dinas
191
Pertanian Kabupaten Halmahera Barat karena sistem tanam hazton merupakan sistem tanam yang baru diterapkan. Petani padi sawah dengan sistem tanam jajar legowo memiliki luas lahan > 1 ha.
3.2 Analisis Usahatani padi Sawah Sistem Tanam Hazton dan Jajar Legowo
3.2.1 Biaya Produksi
Menurut Soekartawi (2016) biaya usahatani adalah seluruh dana yang di keluarkan untuk usahatani, dan diklarifikasikan menjadi dua yakni biaya tetap dan biaya variabel. Biaya usahatani yang diperhitungkan pada penelitian ini adalah
biaya yang di keluarkan oleh para petani per 1 ha dalam satu musim tanam. Total biaya usahatani diperoleh dari hasil penjumlahan total biaya tetap dan biaya variabel yang di keluarkan petani padi organik maupun anorganik.
Biaya tetap dalam usahatani padi sawah di Desa Toboino meliputi handsplayer, cangkul,
sabit, hentraktor.Sedangkan biaya variable
meliputi pestisida, insektisida, fungisida, pupuk, benih padi, dan hentraktor. Secara terperinci rata-rata biaya produksi berupa biaya tetap dan biaya variabel yang di keluarkan petani padi sawah di Desa Lolori dapat di lihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rata-Rata Penggunaan Biaya Usahatani Responden Yang Menggunakan Sistem Tanam Hazton dan Jajar Legowo/Musim Tanam/Ha
No Teknologi Tanam Biaya Usahatani Jumlah Biaya
Usahatani
Presentase (%)
1 Sistem Tanam Hazton Biaya Tetap 6.533.825 17
Biaya Variabel 13.895.000 36
Total 20.428.825
2 Sistem Tanam Jajar
Legowo
Biaya Tetap 6.764.142 18
Biaya Variabel 11.378.000 29
Total 18.142.142
Jumlah 38.570.967 100 %
Sumber : Data primer setelah diolah,2020
Berdasarkan Tabel 6, menunjukan bahwa rata-rata biaya tetap petani padi sawah di Desa Lolori yang menggunakan sistem tananam hazton sebesar Rp 6.533.825 permusim tanam dan biaya variabel sebesar Rp 13.895.000 permusim tanam, sehingga total biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan per musim tanam yaitu sebesar Rp 20.428.825. sedangkan rata-rata biaya tetap petani sawah yang menggunakan sistem tanam jajar legowo sebesar Rp 6.764.142, permusim tanam dan biaya variabel sebesar Rp 11.378.000. sehingga total biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan petani permusim tanam yaitu sebesar Rp18.142.142.
Sehingga sistem tanam hazton lebih besar dalam pengeluaran biaya untuk usahataninya.
3.2.2 Analisis Penerimaan.
Penerimaan usahatani diperoleh hasil
perkalian antara jumlah produksi yang dihasilkan
dengan harga satuan produksi.Penerimaan
usahatani ini sering disebut penrimaan
kotor.Jumlah produksi yang dihasilkan dan harga yang berlaku jelas berkaitan dengan besarnya penerimaan.Secara terprinci rata-rata produksi dan penerimaan petani padi sawah di Desa Toboino terdapat pada Tabel 7 .
Tabel 7. Rata-rata Jumlah Produksi dan Penerimaan Pada Usahatani Padi Sawah dengan Sisem Tanam Hazton dan Jajar Legowo di Desa Lolori
Teknologi Tanam Produksi (Ton) Harga Satuan
(Rp/Ton)
Penerimaan (Rp)
Sistem Hazton 6,165 8.000.000 49.320.000
Sistem Tanam Jajar Legowo 4,023 8.000.000 32.184.000
Sumber : Data primer setelah diolah, 2020.
Berdasarkan Tabel 7, menunjukan bahwa rata-rata produksi petani padi sawah yang menggunakan sistem tanam hazton yaitu 6,165 ton/musim tanam/ha, dimana harga yang berlaku
pada saat penelitian sebesar Rp 8.000.000/ton, sehingga rata-rata penerimaan yang diperoleh petani padi sawah sebesar Rp 49.320.000/musim tanam. Rata-rata produksi padi sawah yang
192
menggunakan sistem tanam jajar legowo yaitu sebesar 4,023 ton/permusim tanam/ha. Sehingga
rata-rata penerimaan petani sebesar
Rp32.184.000/musim tanam 3.2.3 Analisis Pendapatan
Pendapatan adalah hasil penjualan dari faktor-faktor produksi yang dimiliki kepada sektor produksi atau dapat pula diartikan sebagai
pendapatan yang yang diperoleh atau didapat dari pengurangan total penerimaan dengan total biaya produksi. Dalam pengelolaan usahatani, baik secara tradisional maupun skala teknologi, pendapatan merupakan tujuan akhir yang hendak dicapai.Secara terperinci rata-rata pendapatan yang diterima petani padi sawah di Desa Lolori dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rata-rata Pendapatan Petani Padi Sawah dengan Sistem Tanam Hazton dan Jajar Legowo Per Musim Tanam
Teknologi Tanam Penerimaan
(Rp) Biaya Produksi (Rp) Pendapatan (Rp) Sistem Tanam Hazton 49.320.000 20.428.825 28.891.175
Sistem Tanam Jajar Legowo
32.184.000 18.142.142 14.041.858
Sumber : Data primer setelah diolah, 2020.
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui rata-rata pendapatan petani padi sawah di Desa Lolori yang menggunakan sistem tanam hazton adalah sebesar Rp 28.891.175 per musim tanam dan rata-rata pendapatan petani yang menggunakan sistem tanam jajar legowo sebesar Rp 14.041.858 permusim tanam. Sehingga pendapatan petani padi sawah dengan sistem tanam hazton lebih besar dari sistem tanam jajar legowo.
3.3. Analisis Uji Beda Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sistem Tanam Hazton dan Sistem Tanam Jajar Legowo
Uji beda yang dilakukan pada pendapatan usahatani padi sistem tanam hazton dan jajar legowo berguna untuk mengetahui perbedaan pendapatan secara statistik. Sebelum di lakukan uji beda dua populasi dengan Uji t test, terlebih dahulu dilakukan uji F untuk mengetahui apakah kedua populasi tersebut mempunyai ragam yang homogen atau tidak homogen.
Kedua kelompok data dikatakan homogen jika dk (derajat kebebasan) untuk rumus varian
populasi dan t tabel adalah N1 + N2 – 2 yaitu
21+21-2, sedangkan dk (derajat kebebasan) tidak homogen maka dk (derajat kebebasan) adalah N1-1 atau N2-N1-1 yaitu 2N1-1-N1-1. Pada penelitian ini jumlah sampel yang sama yaitu 21, maka F tabel dengan tingkat kesalahan sebesar 0,05 % adalah 3.23. Maka
rumus t untuk sampel yang sama yakni Separated
Varian. Berikut adalah hasil uji beda total
pendapatan antara usahatani padi dengan sistem tanam hazton dan jajar legowo.
Tabel 8. Hasil Analisis Uji Beda Total Pendapatan Ushatani Padi Sawah dengan Sistem Tanam Hazton dan Jajar Legowo.
Hasil Sistem Tanam Hazton Sistem Tanam Jajar Legowo
N1 = 21 Varian = 31.150.677.196.140 N1 = 21 Varian = 11.619.711.240.619 F = = 2,68 F hitung 2,68 > F tabel 3.23
T hitung 2.021 > T tabel 1.68385 = Ho ditolak
Berdasarkan hasil perhitungan uji F pada tabel 10 diketahui bahwa F hitung lebih besar dibandingkan F tabel 2.68 > 3.23. Dengan demikian kedua kelompok varian data adalah tidak homogen, sehingga dk adalah N1-1 atau N2-2 yaitu 21-1 = 20 dengan taraf kesalahan sebesar 0,05% maka T tabel adalah 1.68385. Dari hasil T hitung
pendapatan usahatani padi sawah dengan sistem tanam hazton dan jajar legowo diperoleh sebesar 2.021.
Diketahui bahwa t hitung > t tabel maka HO ditolak, maka terdapat perbedaan pendapatan antara usahatani padi sawah dengan sistem tanam
193
dikarenakan rata-ratatotal produksidan
penerimaan usahatani padi sawah dengan sistem tanam hazton lebih besar dibandingkan dengan sistem tanam jajar legowo.
3.3 Kontribusi Penerapan Usahatani Padi Sawah
Dengan Sistem Tanam Hazton dan Jajar Legowo
Untuk lebih jelasnya besarnya kontribusi usahatani bawang merah dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Kontribusi Penerapan Usahatani Padi Sawah Dengan Sistem Tanam Hazton dan Jajar Legowo
Sistem Tanam Hazton Sistem Tanam Jajar Legowo
Sumber Pendapatan Jumlah Pendapatan (Rp) Presentase (%) Sumber Pendapatan Jumlah Pendapatan (Rp) Presentase (%) Usahatani Padi Sawah 28.891.175 89 Usahatani Padi Sawah 14.041.858 78 Usahatani Selain Padi Sawah 3.583.000 11 Usahatani Selain Padi Sawah 3.986.000 22 Jumlah 32.474.175 100 Jumlah 18.027.858 100
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2020
Berdasarkan Tabel 9 di atas dapat
disimpulkan bahwa kontribusi pendapatan
terbesar dalam penerapan sistem tanam padi sawah yaitu dengan menggunakan sistem tanam hazton yaitu 89% dan 11% berasal dari pendapatan selain usahatani padi sawah. Usahatani padi sawah dengan metode jajar legowo dengan kontribusi sebesar 78% dan 22% berasal dari pendapatan selain usahatani padi sawah.Hal ini menunjukkan bahwa usahatani padi sawah
dengan sistem tanm hazton memberikan
kontribusi cukup besar terhadap pendapatan total petani.
IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan
Total pendapatan petani padi sawah dengan sistem tanam hazton adalah Rp. 28.891.175 /ha/musim tanan dan total pendapatan petani padi sawah dengan sistem tanam jajar legowo adalah Rp. 14.041.858/ha/musim tanam.Berdasarkan dari
hasil pehitungan uji perbedaan pendapatan usahatani padi sawah dengan sistem tanam hazton dan jajar legowo diketahui bahwa ada perbedaan pendapatan yang signifitan antara usahatani padi sawah dengan sistem tanam hazton dan jajar
legowo berdasarkan perhitungan diketahui
bahwa, t hitung > t tabel, yaitu 2.021 dengan 1.683.85 sehingga H0 ditolak. Serta kontribusi pendapatan terbesar dalam penerapan sistem tanam padi sawah yaitu dengan menggunakan sistem tanam hazton yaitu 89% dibandingkan dengan sistem tanam jajar legowo yaitu 78%. 4.2. Saran
Usahatani padi padi sawah dengan sistem tanam hazton perlu dikembangkan dan diterapkan karena dapat meningkatkan produksi padi sawah sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Perlu adanya pelatihan dan penyuluhan usahatani padi sawah dengan sistem tanam hazton.
REFERENSI
Ahira A, 2012.Pengertian Kontribusi, di akses darihttp://www.anneahira.com/kontribusi.html. Jurnal
Sosial Ekonomi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2015. Panduan Teknologi Budidaya Hazton Tanaman
194
Darwis, Khaeriyah, 2018. Perbandingan Pendapatan Petani Padi Sistem Tanam Jajar Legowo dan Sistem
Tanam Hazton di Kelurahan Ta’, Kecamatan Tanette Riattang Kabupaten Bone. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makasar.
Ekaria dan Munawir Muhammad, 2019. Analisis Usahatani Padi Sawah Dengan Metode Hazton Di Desa
Lolori Kabupaten Halmahera Barat. Hasil Penelitian yang akan di publikasikan di Jurnal
Agrikan Bulan Oktober 2019.
Kartasapoetra, A.G, 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropika. Bina Aksara. Jakarta.
Ninra A, Didi Rukmana, Muhammad Arsyad, 2011. PendapatanUsahatani Padi Sawah denganPenerapan
Teknologi SistemLegowo 2:1 di KabupatenBantaeng. Program Pasca Sarjana Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Noviansyah dan Bariyah, 2018. Analisis Usahatani Padi Teknologi Hazton di Provinsi Kalimantan Barat.
Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan 2018. Vol. 7 No. 1
Suratiyah, K, 2015. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Soekartawi, 2001. Analisis Usaha Tani. UI. Press. Jakarta.
Yunizar dan A. Jamil, 2012. Pengaruh sistem tanam dan macam bahan organik terhadap pertumbuhan dan
hasil padi sawah di daerah Kuala Cinaku, Kabupaten Indragiri Hulu Riau. Prosiding Seminar