• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan hasil belajar matematika tentang jaring-jaring kubus dan balok dengan media puzzle pada kelas V SD Muhammadiyah Gunungpring Muntilan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan hasil belajar matematika tentang jaring-jaring kubus dan balok dengan media puzzle pada kelas V SD Muhammadiyah Gunungpring Muntilan."

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

vi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG JARING -JARING KUBUS DAN BALOK DENGAN MEDIA PUZZLE PADA KELAS V SD MUHAMMADIYAH GUNUNGPRING MUNTILAN

ABSTRAK

Penelitian ini berlatar belakang bahwa pembelajaran matematika dalam Kompetensi Dasar menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana dengan materi pokok jaring-jaring kubus dan balok sering mengalami hambatan dalam mencapai hasil belajar. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa dalam Kompetensi Dasar tersebut dengan menggunakan media puzzle.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Gunungpring, Muntilan, Kelas V tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 39 siswa dengan objek penelitian peningkatan hasil belajar matematika dalam menentukan jaring-jaring kubus dan balok. Waktu pelaksanaan penelitian dari perencanaan sampai dengan pelaporan dari bulan April 2012 sampai Februari 2013.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik tes dan non tes untuk merekam segala perilaku siswa dan guru selama penelitian siklus I dan siklus II berlangsung. Teknik analisis yang dipergunakan adalah teknik kuantitatif dan kualitatif. Kegiatan penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara bertahap melalui siklus-siklus, yang setiap siklusnya dilaksanakan tiga kali pertemuan. Target penelitian adalah peningkatan ketuntasan belajar sebesar 75% dari jumlah siswa. Pada tindakan siklus I terjadi peningkatan sebesar 71,79% atau sebanyak 29 siswa dari 39 siswa. Pada tindakan siklus II terjadi peningkatan hingga 89,74% atau sebanyak 35 siswa dari 39 siswa tuntas. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menentukan jaring-jaring kubus dan balok

(2)

vii

ENHANCEMENT OF MATHEMATICS LEARNING OUTCOMES IN CUBES AND BLOCKS NETS WITH PUZZLE MEDIA FOR GRADE V

ELEMENTARY SCHOOL OF MUHAMMADIYAH GUNUNGPRING MUNTILAN

ABSTRACT

The background of this research is the learning of mathematics in Basic Competence of determining nets of various simple geometrical with subject matter of nets of cubes and blocks often have obstacles in achieving learning outcomes. This study aims to increase the students learning outcomes in basic

competence by using puzzle media. . This Classroom Action Research was conducted in Elementary School of

Muhammadiyah Gunungpring, Muntilan, Grade V year academic 2011-2012 with 39 students and the object of the research is mathematics learning outcomes in determining nets of cubes and blocks. The timing of the research which is from planning to reporting is from April 2012 to February 2013. … The data collection techniques used in this research is that tests and non-test techniques to record the behavior of students and teachers within the research of cycles I and cycle II. The analysis technique used is quantitative and qualitative techniques. The classroom action research activities carried out in stages through cycles by which each cycle held three meetings. The target of the research is the increase by 75% mastery learning of the students. In the first cycle, it increased up to 71.79% or 29 students of the 39 students. In the second cycle, it increase by 89.74% or 35 students of the 39 students completed. According to the research done by the writer, it can be concluded that the use of the puzzle media can improve student learning outcomes in determining nets of cubes and blocks

(3)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG JARING-JARING KUBUS DAN BALOK DENGAN MEDIA PUZZLE PADA KELAS V SD MUHAMMADIYAH GUNUNGPRING MUNTILAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

DISUSUN OLEH :

NAMA : UMI RETNOWATI

NIM : 101132054

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG JARING-JARING KUBUS DAN BALOK DENGAN MEDIA PUZZLE PADA KELAS V SD MUHAMMADIYAH GUNUNGPRING MUNTILAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

DISUSUN OLEH :

NAMA : UMI RETNOWATI

NIM : 101132054

PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv MOTTO

1. Hidup adalah suatu perjuangan, maka berjuanglah jika ingin hidup yang sebenarnya.

2. Tak ada ucap kata enggan menggapai asa, niscaya rasa bangga yang ada. 3. Boleh kamu berangan, tapi jangan berpangku tangan.

(8)

v

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Umi Retnowati

NIM : 101132054

Program Studi : PGSD

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan dalam penyelesaian studi pada universitas lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Yogyakarta, 15 November 2013 Yang Menyatakan,

(9)

vi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG JARING -JARING KUBUS DAN BALOK DENGAN MEDIA PUZZLE PADA KELAS V SD MUHAMMADIYAH GUNUNGPRING MUNTILAN

ABSTRAK

Penelitian ini berlatar belakang bahwa pembelajaran matematika dalam Kompetensi Dasar menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana dengan materi pokok jaring-jaring kubus dan balok sering mengalami hambatan dalam mencapai hasil belajar. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa dalam Kompetensi Dasar tersebut dengan menggunakan media puzzle.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah Gunungpring, Muntilan, Kelas V tahun pelajaran 2011-2012 yang berjumlah 39 siswa dengan objek penelitian peningkatan hasil belajar matematika dalam menentukan jaring-jaring kubus dan balok. Waktu pelaksanaan penelitian dari perencanaan sampai dengan pelaporan dari bulan April 2012 sampai Februari 2013.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik tes dan non tes untuk merekam segala perilaku siswa dan guru selama penelitian siklus I dan siklus II berlangsung. Teknik analisis yang dipergunakan adalah teknik kuantitatif dan kualitatif. Kegiatan penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara bertahap melalui siklus-siklus, yang setiap siklusnya dilaksanakan tiga kali pertemuan. Target penelitian adalah peningkatan ketuntasan belajar sebesar 75% dari jumlah siswa. Pada tindakan siklus I terjadi peningkatan sebesar 71,79% atau sebanyak 29 siswa dari 39 siswa. Pada tindakan siklus II terjadi peningkatan hingga 89,74% atau sebanyak 35 siswa dari 39 siswa tuntas. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menentukan jaring-jaring kubus dan balok

(10)

vii

ENHANCEMENT OF MATHEMATICS LEARNING OUTCOMES IN CUBES AND BLOCKS NETS WITH PUZZLE MEDIA FOR GRADE V

ELEMENTARY SCHOOL OF MUHAMMADIYAH GUNUNGPRING MUNTILAN

ABSTRACT

The background of this research is the learning of mathematics in Basic Competence of determining nets of various simple geometrical with subject matter of nets of cubes and blocks often have obstacles in achieving learning outcomes. This study aims to increase the students learning outcomes in basic

competence by using puzzle media. . This Classroom Action Research was conducted in Elementary School of

Muhammadiyah Gunungpring, Muntilan, Grade V year academic 2011-2012 with 39 students and the object of the research is mathematics learning outcomes in determining nets of cubes and blocks. The timing of the research which is from planning to reporting is from April 2012 to February 2013. … The data collection techniques used in this research is that tests and non-test techniques to record the behavior of students and teachers within the research of cycles I and cycle II. The analysis technique used is quantitative and qualitative techniques. The classroom action research activities carried out in stages through cycles by which each cycle held three meetings. The target of the research is the increase by 75% mastery learning of the students. In the first cycle, it increased up to 71.79% or 29 students of the 39 students. In the second cycle, it increase by 89.74% or 35 students of the 39 students completed. According to the research done by the writer, it can be concluded that the use of the puzzle media can improve student learning outcomes in determining nets of cubes and blocks

(11)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan laporan ini merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Universitas Sanata Dharma.

Penyusunan laporan ini dapat diselesaikan atas dorongan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberi kesempatan penulis untuk menyelesaikan studi pada Program Sarjana (S1) Kependidikan bagi guru dalam jabatan Program Studi PGSD di Universitas Sanata Dharma

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ, MA. selaku Ketua Program Studi PGSD

3. Drs. YB. Adimassana, MA. selaku koordinator Program Sarjana (S1) Kependidikan bagi guru dalam jabatan Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma

4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. selaku dosen pembimbing

5. Anis Asroni, S.Pd. selaku Kepala Sekolah yang telah memberi kesempatan melakukan penelitian ini

(12)

ix

Mudah–mudahan budi dan amal baik semua pihak memperoleh imbalan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Sepenuhnya penulis menyadari bahwa penelitian masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna kesempurnaan penulisan laporan ini.

Akhirnya, besar harapan saya semoga penulisan laporan ini bermanfaat bagi kita semua dalam rangka peningkatan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.

Yogyakarta, 15 November 2012 Penulis

(13)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMANPERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO . ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ... v

ABSTRAK . ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR . ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... ... 3

C. PerumusanMasalah . ... 3

D. PemecahanMasalah ... 3

E. Batasan Pengertian ... 4

F. TujuanPenelitian ... 4

G. Manfaat Penelitian . ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian / Landasan Teori ... 6

1. Pengertian Belajar .. ... 6

2. Hasil Belajar . ... 7

3. Pembelajaran Matematika SD . ... 9

(14)

xi

b. Pembelajaran Matematika . ... 10

c. Jaring-jaring Bangun Ruang . ... 13

4. Media Pembelajaran ... 14

a. Pengertian Media . ... 14

b. Macam-macam Media . ... 16

c. Media Puzzle . ... 17

5. Penggunaan Media Puzzle Dalam Pembelajaran Matema- tika . ... 19

B. Penelitian Yang Relevan ... 19

C. Kerangka Pikir . ... 21

D. Hipotesis Tindakan . ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 23

B. Setting Penelitian ... 23

1. Tempat Penelitian . ... 23

2. Subyek Penelitian . ... 23

3. Obyek Penelitian . ... 23

4. Waktu Penelitian . ... 24

C. Desain Tindakan ... 25

D. Rencana Tindakan ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Alat Pengumpulan Data . ... 30

G. Teknik Analisis Data . ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DeskripsiPenelitian ... 33

B. Hasil Penelitian ... 34

(15)

xii BAB V KESIMPULAN DANSARAN

A. Kesimpulan ... 49 B. Saran . ... 49

(16)

xiii DAFTAR TABEL

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model peneltian tindakan kelas ... 25

Grafik 4.1 Pencapaian hasil siklus 1 ... 38

Grafik 4.2 Persentase hasil siklus 1... 39

Grafik 4.3 Pencapaian hasil belajar setelah dilakukan tindakan ... 44

(18)

xv DAFTAR LAMPIRAN

1. Nilai Kognitif Siklus I . ... 54

2. Nilai Afektif Siklus I . ... 56

3. Nilai Psikomotor Siklus I . ... 57

4. Rekapitulasi Nilai Siklus I . ... 58

5. Nilai Kognitif Siklus II . ... 59

6. Nilai Afektif Siklus II . ... 61

7. Nilai Psikomotor Siklus II . ... 62

8. Rekapitulasi Nilai Siklus II . ... 63

9. Pencapaian Hasil Belajar Setelah Dilakukan Tindakan . ... 64

10. Silabus Siklus I . ... 65

11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I . ... 68

12. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I . ... 75

13. Soal Evaluasi Siklus I . ... 78

14. Kunci Jawaban . ... 83

15. Silabus Siklus II . ... 84

16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II . ... 87

17. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II . ... 94

18. Soal Evaluasi Siklus II . ... 97

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan nasional yang diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti halnya tujuan pendidikan nasional, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, selain beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta sehat jasmani dan rohani, juga memiliki kemampuan dan ketrampilan. Dalam meningkatkan kemampuan dan ketrampilan di bidang pendidikan diperlukan model pembelajaran yang efektif dan efisien serta mengikuti perkembangan jaman. Sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, ceramah menjadi pilihan utama dalam strategi pengajaran.

(20)

strategi pembelajaran yang lebih memperdayakan siswa dan penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai,sehingga pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan.

Berdasar pengamatan penulis secara langsung dalam pembelajaran matematika diperoleh gambaran bahwa ternyata secara umum kesulitan yang dihadapi siswa adalah mereka kurang mampu mengaitkan konsep-konsep matematika dengan kegiatan kehidupan sehari-hari. Kecuali itu ada kesan siswa menganggap pelajaran matematika hanya merupakan suatu beban, sehingga tak heran banyak siswa yang tidak menyenangi pelajaran matematika. Seperti halnya yang penulis alami sendiri dalam pembelajaran matematika kelas VSD Muhammadiyah Gunungpring Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang,sering mengalami kesulitan dalam kompetensi dasar menentukan jaring-jaring kubus dan balok.Hal ini terlihat dari hasilevaluasi siswayang belummencapaikriteria ketuntasan minimalmasihbanyak. Sebagai contoh nilai rata-rata siswa kelas V pada tahun pelajaran 2010-2011 hanyamencapai67,97 dengan persentase keberhasilan yang mencapai KKM 62,85%. Terkait dengan permasalahan yang ada, beberapa faktor yang menyebabkan antara lain:

1. Strategi pembelajaran yang digunakan kurang menarik dan bersifat verbalisme.

2. Tidak adanya media pembelajaran,sehingga siswa tidak berkesan terhadap materi tersebut.

(21)

matematika siswa kelas V SD Muhammadiyah Gunungpring Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang.

B. PembatasanMasalah

Dalampenelitian ini penulis membatasi masalah hanya pada :

1. Siswa kelas lima SD Muhammadiyah Gunungpring Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang

2. Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di depan, maka perumusan masalah yang diajukan sebagai berikut :

“Bagaimanakah penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa kelas V SD Muhammadiyah Gunungpring tahun pelajaran 2011-2012 dalam menentukan jaring-jaring kubus dan balok?”

D. Pemecahan Masalah

(22)

bangun ruang,dimana penggunaannya dengan cara merangkai-rangkai sehingga membentuk jaring-jaring suatu kubus dan balok.

E. Batasan Pengertian

Agar tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu disampaikan beberapa pengertian sebagai berikut :

1. Hasil belajar dalam penelitian ini yang dimaksud adalah nilai yang dicapaioleh siswa setelah mempelajari tentang jaring-jaring kubus dan balok pada akhir pembelajaran

2. Jaring-jaring kubus dan balok merupakan susunan beberapa bangun datar yang apabila digabungkan dalam susunan tertentu dapat membentuk sebuah kubus atau balok

3. Media puzzle merupakan alat sederhana yang terbuat dari bahan yang dapat dibongkar pasang yang dirancang sebagai permainan yang dapat merangsang siswa untuk mengembangkan daya pikirnya dalam menentukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus atau balok.

F. Tujuan Penelitian

(23)

G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

a) Membuka wawasan baru tentang strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran agar lebih efektif.

b) Merupakan pengalaman baru yang dapat dikembangkan untuk pembelajaran.

2. Bagi Siswa

a) Memiliki pengalaman baru dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga diharapkan dapat mengurangi kejenuhan atau kebosanan b) Bila media pembelajaran digunakan secara berkesinambungan (tidak

hanya sekali waktu penelitian dilakukan) pada materi lain, prestasi belajar akan meningkat.

3. Bagi Guru

a) Merupakan model pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan.

(24)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian / Landasan Teori 1. Pengertian Belajar

Banyak orang beranggapan bahwa belajar adalah hanya sekedar mencari ilmu di sekolah-sekolah saja. Namun yang sebenarnya arti belajar itu sangatlah luas, sehingga banyak teori tentang belajar atau pengertian tentang belajar.

Hilgard dan Bower (1983) mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam suatu situasi (Nana Syaodih, 2009:156).

Abu Ahmadi (1991:121) mendefinisikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang barus secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

(25)

Belajar menurut Laster D. Crow and Alice Crow (1958 h.225) adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap (Nana Syaodih, 2009:155).

W.S. Winkel (1989:36) berpendapat bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilka perubahan-perubahan dalam pengetahuan - pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.

Dari beberapa pengertian belajar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu melalui pengalaman yang diperolehnya, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang dipengaruhi oleh faktor dari luar dan faktor dari dalam diri yang saling berinteraksi yang mengakibatkan perubahan tingkah laku dalam dirinya sehingga menghasilkan perubahan berupa penambahan pengetahuan – pemahaman, kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap.

2. Hasil Belajar

(26)

Nana Sudjana (2010:22) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana (2010:22) yang secara garis besar membagi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.

Herman Hudoyo (1988) dalam Ety Syarifah, Muh Doyin (2008:44) berpendapat bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh dari serangkaian usaha yang disengaja dalam rangka untuk memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubah tingkah laku. Hasil belajar dapat berupa penguasaan terhadap suatu materi.

Nana Syaodih (2009:102) menyatakan bahwa hasil belajar atau achevement merupakan realisasi atau penalaran dari kecakapan-kecakapan operasional atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik.

(27)

kognitif, afektif dan psikomotor sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku.

3. Pembelajaran Matematika SD a. Hakikat Matematika

Karso (1999:1.4) menyatakan hakekat matematika adalah ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hierarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat arti dan semacamnya, sehingga para ahli matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika. Dari dunia matematika yang merupakan sebuah sistem deduktif mampu mengembangkan model-model matematika sehingga interpretasi dari sistem matematik, ternyata dapat digunakan untuk mengatasi persoalan dunia nyata.

Menurut James (Raodhatul Jannah. 2011:26) matematika diartikan sebagai ilmu logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain dengan jumlah yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.

(28)

matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keteraturan dan keharmonisannya.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lain dengan jumlah yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri yang bersifat deduktif, aksiomatik, formal, hierarkis, dan abstrak.

b. Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika merupakan salah satu kajian yang selalu menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan karakteristik khususnya antara hakikat anak dengan hakikat matematika. Mengingat adanya perbedaan karakteristik itu, maka diperlukan adanya kemampuan khusus dari seorang guru untuk menjembatani antara dunia anak yang belum berpikir secara deduktif untuk dapat mengerti dunia matematika yang bersifat deduktif.

Menurut Bruner dalam Karso, dkk; (1999:1.12) belajar matematika terbagi menjadi 3 tahapan yaitu :

a. Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan

(29)

Pada tahap ini anak telah mengubah, menandai dan menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. Dengan kata lain anak dapat membayangkan kembali atau memberikan gambaran dalam pikirannya tentang benda atau peristiwa yang dialami meskipun benda tersebut tidak lagi dihadapannya.

c. Tahap Simbolik

Pada tahap terakhir ini anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam bentuk simbol dan bahasa. Anak sudah mampu memahami simbol-simbol dan menjelaskan dengan bahasanya (Karso, dkk; 2007:13).

Menurut Dienes dalam Karso, dkk; (1999:1.17), ia memandang matematika sebagai pelajaran struktur, klarifikasi struktur, relasi-relasi dalam struktur, dan mengklarifikasi relasi-relasi-relasi-relasi antar struktur. Dienes membagi tahapan dalam belajar matematika yaitu :

1) Bermain Bebas

Pada tahap awal ini anak-anak bermain bebas tanpa diarahkan dengan menggunakan benda-benda konkrit.

2) Permainan

Anak mulai mengamati pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep.

3) Penelaahan Kesamaan Sifat

(30)

4) Tahap Representasi

Pada tahap ini mulai belajar membuat pernyataan tentang sifat kesamaan konsep matematika yang diperoleh pada sifat tahap ketiga.

5) Tahap Simbolis

Selain perlu menciptakan simbol matematika atau rumusan verbal yang cocok untuk menyatakan konsep yang reseprentasinya sudah diketahui pada tahap keempat.

6) Tahap Formalisasi

Merupakan tahap terakhir dan belajar konsep, anak bukan hanya sekedar mampu merumuskan teorema serta membuktikan secara deduktif tetapi harus sampai pada sistem yang berlaku dan pemahaman konsep.

Yuniati dalam Raudhatul Jannah (2011:78) merumuskan setidaknya ada lima tujuan umum pembelajaran matematika, yakni belajar untuk berkomunikasi (mathematical communication), belajar untuk bernalar (mathematical reasoning), belajar untuk memecahkan maslah (mathematical problem solving), belajar untuk mengkaitkan ide (mathematical connection), dan pembentukan sikap positif terhadap matematika (positive attitude toward mathematics)

(31)

intelektual atau berpikir siswa di sekolah dasar dalam pembelajaran matematika. Anak usia sekolah dasar pada umumnya berada pada tahap berpikir operasional kongkrit, namun tidak menutup kemungkinan mereka masih berada pada tahap praoperasi, sehingga dalam pembelajaran matematika perlu dikembangkan strategi pembelajaran dengan menggunakan media secara optimal.

c. Jaring-jaring Bangun Ruang

Siskandar (1990:381) menyatakan bahwa jaring-jaring adalah rangkaian sisi suatu bangun ruang yang dibuka (direbahkan).

Cholis Sa’dijah (1998/1999:126) berpendapat bahwa

jaring-jaring kubus merupakan bentuk khusus yang dapat digulung untuk membentuk suatu benda yang berbentuk kubus. Demikian pula jaring-jaring balok. Kegiatan yang melibatkan pembuatan dan penggunaan jaring-jaring adalah sangat baik untuk membantu anak-anak mengembangkan kemampuan visualisasi mereka mengenai ruang.

(32)

hubungan antar bangun, dalam kompetensi dasarnya yaitu menentukan jaring-jaring berbagai bangun ruang sederhana. Di sini peneliti hanya akan mengukur keberhasilan belajar matematika dalam menentukan jaring-jaring kubus dan balok.

Adapun gambar jaring-jaring kubus dan balok yang dimaksud sebagai contoh :

a) Jaring – jaring kubus

b) Jaring – jaring balok

4. Media Pembelajaran a. Pengertian Media

(33)

Heinich, dkk. dalam Azhar Arsyad (2007:4) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, gambar, bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi.

Menurut Wilber Schramm (1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran (Asep Heri Hermawan, dkk; 2010:11.18).

Miarso (1980) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa (Asep Heri Hermawan, dkk; 2010:11.18).

Menurut Rossi dan Breidle (1966:3) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya (Wina Sanjaya, 2006:161).

(34)

b. Macam-macam Media

Mengingat begitu banyak media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, beberapa ahli mencoba mengidentifikasi dan membuat klasifikasi media.

Schramm dalam Asep Hery Hermawan, dkk; (2010:11.19) mengklasifikasikan media menjadi dua jenis, yaitu media sederhana (papan tulis, gambar, poster, peta) dan media canggih (radio, film, televisi, komputer).

Bretz dalam Asep Hery Hermawan, dkk; (2010:11.19)mengklasifikasikan media berdasarkan tiga unsur yaitu : suara, bentuk, dan gerak. Bretz diantaranya menggolongkan media ke dalam kelompok media cetak, media audio, media visual diam, media visual gerak, media audiovisual diam, dan media audiovisual gerak.

Tosti dan Ball dalam Asep Hery Hermawan, dkk; (2010:11.19) menyusun pengelompokan media menjadi enam kelompok media penyaji, yaitu :

a) Kelompok Kesatu : grafis, bahan cetak, dan gambar diam b) Kelompok Kedua : media proyeksi diam

c) Kelompok Ketiga : media audio

d) Kelompok Keempat: media gambar hidup / film e) Kelompok Kelima : media televisi

(35)

Dari berbagai pengelompokkan media pembelajaran tersebut, secara garis besar media pembelajaran dapat dipilah menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut :

a) Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan.

b) Media Audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk mempelajari bahan ajar. c) Media Audiovisual

Media audiovisual yaitu yang merupakan kombinasi audio dan visual atau disebut media pandang dengar.

c. Media Puzzle

(36)

untuk memusatkan perhatian dan memahami konsep tertentu seperti bentuk, warna, ukuran dan jumlah. Media puzzle adalah media visual dua dimensi yang mempunyai kemampuan untuk menyampaikan informasi secara visual tentang segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah penyampaian pesan yang dilakukan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang minat belajar siswa. Dalam pembelajaran, penyampaian informasi yan hanya melalui bahasa verbal selalu dapat menimbulkan verbalisme, juga gairah siswa dalam menangkap pesan akan semakin berkurang, karena siswa akan kurang diajak berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan.

Media puzzle terbuat dari bahan-bahan yang mudah dibongkar pasang (karton, plastik tebal, kayu tipis). Media puzzle yang peneliti rancang adalah permainan edukatif yang dapat merangsang siswa untuk mengembangkan daya pikirnya untuk menemukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok yang berbeda. Media puzzle terbuat dari bahan plastik tebal yang berbentuk bangun-bangun datar yang dapat dirangkai dan dapat membentuk sebuah bangun ruang, rangkaian yang dapat membentuk ruang tersebut merupakan jaring-jaring. Dengan cara bongkar pasang dapat ditemukan beberapa rangkaian yang berbeda untuk dibuat sebuah bangun ruang.

(37)

mengembangkan kemampuan untuk memahami konsep jaring-jaring kubus dan balok.

5. Penggunaan Media Puzzle Dalam Pembelajaran Matematika

Menurut Yohannes dalam Raudhatul Jannah (2011:64, yang penting dalam pengajaran matematika adalah dilakukan dengan cara asyik dan menyenangkan, sehingga membuat anak betah karena seperti sedang bermain.

Dalam penelitian ini penulis membuat sendiri media puzzle yang terbuat dari bahan sederhana dan berbentuk potongan-potongan bangun datar persegi dan persegi panjang. Cara menggunakannya merangkai dan bongkar pasang bangung tersebut dengan bantuan selotif sehingga membentuk sebuah jaring-jaring kubus atau balok, siswa melakukan berulang-ulang dengan cara asyik dan menyenangkan bersma kelompoknya hingga memperoleh berbagai bentuk jaring-jaring kubus atau balok yang berbeda.

B. Penelitian yang Relevan

Pada penelitian ini penulis mengambil literatur dari beberapa penelitian yang relevan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini, diantaranya sebagai berikut

(38)

Metamorfosis dalam Pembelajaran Sains Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SD Sawunggaling I/382 Surabaya”,hasil penelitian trsbut

adalah pembelajaran sains dengan memanfaatkan media puzzle metamorfosis dengan pokok bahasan pertumbuhan hewan dan tumbuhan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai yang diraih siswa setelah memanfaatkan media puzzle metamorfosis. Media puzzle metamorfosis juga dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.

Penelitian lain yang relevan penelitian yang dilakukan oleh Arif Setiawan tahun 2010 dengan judul”Penggunaan Media Puzzle Untuk

Meningkatkan Kemampuan Peta Buta Indonesia Pada Mata Pelajaran IPS

siswa kelas V SDN Sambikerep III Surabaya” hasil penelitian tersebut

adalah pembelajaran IPS siswa dngan media puzzle memiliki dampak positif dalam meningkatkan kemampuan membaca peta buta pada siswa SD kelas V.Hal ini terlihat dari peningkatan nilai rata-rataketuntasan belajar siswa di setiap siklus. Dengan media puzzle juga dapat menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

(39)

meningkatkan hasil belajar siswa.Hubungannya dengan penggunaan media puzzle dalam proses pembelajaran adanya kesamaan orientasi dan pola pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung dalam suasana senang dan menyenangkan.

C. Kerangka Pikir

Hasil belajar siswa khusunya dalam menentukan jaring-jaring kubus dan balok pada siswa kelas V SD Muhammadiyah Gunungpring masih banyak nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru kurang mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran.

Oleh sebab itu digunakan suatu cara untuk meningkatkan hasil belajar tersebut yaitu dengan menggunakan media puzzle dalam pembelajaran matematika. Dalam menggunakan media tersebut siswa melakukan bongkar pasang media puzzle yang disediakan oleh guru sehingga siswa benar-benar memahami konsep jaring-jaring kubus dan balok.

(40)

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan landasan teoritis di atas,maka dapatlah dibuat hipotesis sebagai berikut:

“Dengan menggunakan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar

(41)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).IGAK Wardhani ,(2010:1.4) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru,sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Muhammadiyah Gunungpring Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa pada kelas V tahun pelajaran 2011-2012 di SD Muhammadiyah Gunungpring Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang yang berjumlah 39 siswa.

3. Obyek Penelitian

(42)

4. Waktu Penelitian

[image:42.595.73.521.217.730.2]

Pelaksanaan kegiatan penelitian ini persiapan hingga pelaporan hasil penelitian dilaksanakan selama sebelas bulan, yakni mulai bulan April 2012 hingga bulan Februari 2013. Jadwal kegiatan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel. 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Apr

il

Mei Juni Juli

Agst us S ept ember Oktobe r Nove mber De se mber Ja nua ri F ebr ua ri

1 Pengumpulan data kondisi awal V

2 Observasi V

3 Ijin pengambilan

data V

4 Pengambilan data V

5 Analisia data V V

6 Penyusunan

laporan V V V

7 Persiapan Ujian V V

8 Ujian skripsi

V 9 Revisi laporan

(43)

C. Desain Tindakan

Penelitian ditujukan untuk perbaikan pembelajaran yang merupakan aktifitas perbaikan realita pelaksanaan kurikulum di sekolah. Untuk itu penelitian dilaksanakan dalam siklus sistematis dan penulis memilih model Kemmis dan Mc. Taggart (Kasihani Kasbolah, 2001:63).

[image:43.595.69.522.227.696.2]

Kemmis mendesain tindakan yang terdiri dari 4 tahap yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Dapat penulis sampaikan bagan tindakan di bawah ini.

Gambar 3.1.

Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc. Taggart

Rencana Tindakan

Refleksi

Observasi Pelaksanaan

Tindakan

Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Observasi

Refleksi Siklus I

(44)

D. Rencana Tindakan

Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa langkah persiapan. Langkah ini dilakukan agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan harapan. Langkah-langkah tersebut diantaranya : 1) Persiapan

a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah Dasar Muhammadiyah Gunungpring Kecamatan Muntilan. Permintaan ijin di sini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar oleh persetujuan pihak sekolah dan mendapatkan data yan sesuai. b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mencari informasi tentang kondisi awal prestasi siswa serta kendala-kendala yang dialami guru dalam menyampaikan materi belajar. Informasi-informasi diperoleh dengan hasil wawancari dari guru kelas V. Berdasarkan wawancara tersebut maka didapatkan data nilai siswa kelas V.

c. Identifikasi Masalah

Setelah diperoleh data dari hasil wawancara maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak lanjutnya.

d. Mengkaji Kompetensi Dasar dan Materi Pokoknya

(45)

e. Menyusun Rencana Siklus

Selanjutnya adalah menentukan rencana tindakan penelitian yang akan dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas.

f. Menyiapkan sumber bahan pengajaran g. Menyusun silabus, RPP, dan LKS

h. Membuat kisi-kisi dan soal untuk tes atau evaluasi pada siklus I dan siklus II

2) Rencana Tindakan Setiap Siklus a. Siklus I

1) Rencana Tindakan

a) Kegiatan pembelajaran diawali dengan ucapan salam, do’a, presensi dan apersepsi

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran

c) Guru menjelaskan tentang jaring-jaring kubus dan balok. d) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil

e) Pembagian lembar kerja

f) Siswa mengerjakan lembar kerja. g) Laporan hasil diskusi kelompok. 2) Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana tindakan.

(46)

a) Mengamati kegiatan pembelajaran kemudian mencatat hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada lembar observasi.

b) Memeriksa LKS.

4) Refleksi

a) Mengidentifikasi kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.

b) Membicarakan dengan teman sejawat tentang kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.

c) Membandingkan hasil yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk merencanakan kegiatan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

b. Siklus II

1) Rencana Tindakan

a) Kegiatan awal : ucapan salam, do’a, presensi dan apersepsi b) Menyampaikan tujuan pembelajaran

c) Pembagian siswa menjadi beberapa kelompok d) Membagi lembar kerja

(47)

f) Siswa melakukan berulang-ulang bongkar pasang hingga mendapatkan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok. g) Melaporkan hasil diskusi

h) Tanya jawab tentang hasil diskusi 2) Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan.

3) Observasi

a) Mengamati kegiatan pembelajaran dan mencatat hal-hal penting yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran pada lembar observasi

b) Memeriksa LKS 4) Refleksi

a) Mengidentifikasi kendala yang dihadapi dalam penggunaan media puzzle bangunruang.

b) Membicarakan dengan teman sejawat tentang kendala yang dihadapi, kekurangan dan temuan-temuan lain selama kegiatan pembelajaran.

(48)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan untuk memperoleh data merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan penelitian yang harus ditempuh dalam usaha mencapai tujuan penelitian. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dipergunakan dua macam teknik yaitu teknik tes dan teknik non tes. Tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan kognitif. Sedangkan non tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar siswa yang berkaitan dengan aspek afektif dan psikomotor. Dengan demikian data yang diperoleh secara keseluruhan merupakan hasil belajar yang meliputi tiga aspek tersebut yakni kognitif, afektif, dan psikomotor.

F. Alat Pengumpulan Data

(49)

dengan penilaiannya dan lembar pengamatan yang digunakan dalam proses pembelajaran.

G. Teknik Analisis Data 1. Kriteria Keberhasilan

[image:49.595.67.525.145.661.2]

Kondisi awal hasil belajar siswa dan kondisi akhir yang diharapkan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2. Kriteria Keberhasilan

No Peubah Indikator Kondisi

Awal

Kondisi Akhir 1 Hasil

belajar

Rata-rata nilai siswa dalam mengerjakan soal-soal ulangan tentang jaring-jaring kubus dan balok

67,97 75

Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM

62,85% 75%

Kriteria ketuntasan minimal pada kondisi awal adalah 70. Sedangkan kriteria ketuntasan minimal pada pelaksanaan tindakan kelas adalah 75

(50)

2. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari penilaian setelah tindakan dilakukan, baik pada siklus pertama maupun siklus kedua. Data tersebut merupakan hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang diperoleh setelah atau selama proses pembelajaran.

Langkah-langkahnya :

a. Menghitung skor nilai secara keseluruhan baik dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor

b. Menghitung skor rata – rata kelas dengan rumus :

SR =

c. Menghitung persentase keberhasilan :

X 100 %

d. Membandingkan tingkat prestasi pada setiap akhir siklus dengan kondisi awal, untuk menyimpulkan apakah terjadi peningkatan hasil belajar atau tidak.

Jumlah skor seluruh siswa Jumlah siswa

(51)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Penelitian

SD Muhammadiyah Gunungpring merupakan sekolah yang berada di tengah perkampungan dengan jumlah siswa 664 orang yang terbagi menjadi 18 kelas. Kondisi siswa berasal dari wilayah Kabupaten Magelang dari pelosok hingga kota. Siswa datang ke sekolah dengan menggunakan antar jemput sekolah, sehingga siswa yang rumahnya pelosok siap dijemput jam 05.00 wib. Latar belakang pekerjaan orang tua beragam, banyak orang tua yang kerjanya pulang sore, sehingga mereka cenderung menyekolahkan putra- putrinya ke SD Muhammadiyah Gunungpring karena pulangnya juga sore. Untuk siswa kelas III - V melaksanakan dua kurikulum yaitu KTSP dan kurikulum Madrasah Diniyah, maka sejumlah mata pelajaran dalam kurikulum Diniyahnya pun harus terselesaikan dalam kurun waktu pembelajaran, sehingga beban siswa bertambah.

(52)

strategi pembelajaran baik metode, pendekatan model pembelajaran dan media yang digunakan, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Melihat kondisi seperti tersebut di atas guru mulai berpikir bagaimana agar kondisi tersebut dapat teratasi. Guru mulai mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran, mengadakan diskusi dengan teman sejawat untuk memecahkan masalah tersebut. Akhirnya dapat ditemukan sebuah gagasan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pembelajaran dengan menggunakan media puzzle bangun datar adalah cara praktis yang dapat digunakan dalam menentukan jaring-jaring kubus dan balok.

Atas dasar gagasan yang timbul, sebagai guru sekaligus peneliti PTK ini selanjutnya dikembangkan pada kelas VA SD Muhammadiyah Gunungpring. Adapun tahapan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Dalam setiap siklus terdiri atas proses perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi tindakan.

B. Hasil Penelitian 1. Siklus Pertama

a. Rencana Kegiatan

(53)

mengajar untuk menyampaikan materi yang telah dipersiapkan pada RPP. Tujuan pembelajaran pada pertemuan ini adalah menemukan berbagai macam bentuk jaring-jaring kubus. Pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 orang siswa. Pada akhir pembelajaran masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok. Pertemuan kedua merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama, kegiatan pembelajarannya dilaksankan dalam bentuk kelompok kecil (kelompok sama pada pertemuan pertama), sedangkan tujuan pembelajarannya untuk menemukan berbagai macam bentuk jaring-jaring balok. Selanjutnya pertemuan ketiga dilaksanakannya evaluasi untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar yang merupakan penilaian kognitif. Penilaian dilaksanakan juga pada proses belajar dengan mengamati sebagai penilaian afektif, sedangkan penilaian psikomotor dilaksanakan melalui pemberian tugas.

b. Pelaksanaan Tindakan

(54)

aspek : a) kerjasama dalam kelompok, b) menghargai pendapat orang lain, c) tanggung jawab, d) empatik terhadap pembelajaran. Pada akhir pembelajaran masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi, kelompok yang lain memberikan tanggapan. Pada pertemuan ini masing-masing kelompok menemukan jaring-jaring kubus berkisar 5 sampai 8 macam.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Mei 2012 selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama. Kelompok belajar sama dengan pertemuan pertama, hanya tujuan pembelajarannya yang berbeda yakni menemukan berbagai bentuk jaring-jaring balok. Hasil temuan digambar pada lembar kerja yang disediakan. Pada akhir pembelajaran masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi, sedang kelompok yang lain memberikan tanggapan. Guru mengamati kegiatan siswa dalam berdiskusi kelompok. Jaring-jaring balok yang ditemukan siswa paling banyak 6 bentuk yang berbeda.

(55)

c. Observasi / Pengamatan

Pada saat pembelajaran baik pada pertemuan satu dan dua, guru mengamati aktivitas siswa dalam berdiskusi kelompok untuk menilai aspek afektif. Siswa mulai aktif, mulai mengembangkan daya kreativitasnya, hal ini terlihat siswa dalam menemukan jaring-jaring kubus dan balok dengan menggambar dan mengguntingnya meskipun banyak memerlukan waktu. Anak-anak yang tidak aktif dalam pembelajaran masih ada, mereka kurang berperan dalam pembelajaran. Jaring-jaring kubus dan balok yang mereka temukan masing-masing kelompok berbeda, rata-rata kurang dari sepuluh macam. Hal ini perlu adanya peningkatan dalam proses pembelajaran hingga semua siswa aktif.

d. Refleksi

Ada beberapa hal yang ditemukan selama proses pembelajaran pada siklus satu berlangsung, antara lain :

a) Dalam kegiatan diskusi kelompok masih ada anak yang pasif, karena menggantungkan pada temannya

b) Dalam menemukan jaring-jaring kubus maupun balok terlalu lama karena anak masih membayangkan

(56)

d) Hasil penelitian ini indikator keberhasilan adalah 78,46 dan persentase 71,79%. Karena target indikator keberhasilan masih di bawah atau belum mencapai 75%, maka penelitian dilanjutkan dengan mengadakan siklus dua.

[image:56.595.71.523.219.665.2]

e. Lebih jelasnya hasil tindakan siklus I dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Grafik 4.1.

Pencapaian Hasil Siklus I

67,97

(57)
[image:57.595.70.521.138.695.2]

Grafik 4.2.

Persentase Pencapaian Hasil Siklus I

dilihat dari diagram di atas bahwa rata-rata nilai dari 67,97 menjadi 78,46, sehingga mengalami kenaikan sebesar 10,49 dengan peningkatan prosentasi keberhasilan dari 62,85% menjadi 71,79% adalah sebesar 8,94%.

2. Siklus Kedua

a. Rencana Kegiatan

Siklus kedua juga dilaksanakan dua kali pertemuan untuk kegiatan belajar mengajar dan satu kali pertemuan untuk palaksanaan

62,85%

(58)

evaluasi. Pertemuan pertama dilaksanakan proses kegiatan belajar mengajar untuk menyampaikan materi yang telah dipersiapkan pada RPP. Tujuan pembelajaran pada pertemuan ini sama dengan pertemuan pertama pada siklus satu yaitu menemukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus yang berbeda.

Berdasarkan hasil pada siklus satu disusun rancangan kegiatan untuk siklus kedua. Pada siklus kedua ini lebih dikondisikan untuk belajar dengan bermain bongkar pasang bangun datar, sehingga semua siswa aktif dalam kelompoknya. Dalam pembelajaran pada siklus dua diharapkan siswa lebih aktif dan kreatif serta menyenangkan. Pada akhir pembelajran masing- masing kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok, sedang kelompok yang lain memberikan tanggapan.

Pertemuan kedua merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama dengan kelompok yang sama, siswa berdiskusi untuk menemukan berbagai bentuk jaring-jaring balok yang berbeda dengan bermain bongkar pasang. Pada akhir pembelajaran masing- masing kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok, dan kelompok lain memberikan tanggapan. Selanjutnya pertemuan ketiga pelaksanaan evaluasi. Penilaian dilaksanakan sebagaimana pada siklus satu yang meliputi penilain kognitif, afektif dan psikomotor.

b. Pelaksanaan Tindakan

(59)

pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajran dalam RPP masing-masing kelompok menerima model kubus, persegi, dan LKS. Sesuai dengan petunjuk siswa melakukan kegiatan belajar dengan bermain bongkar pasang 6 persegi untuk dibuat berbagai bentuk jaring-jaring kubus yang berbeda. Dengan menyusun 6 persegi tersebut siswa menemukan jaring-jaring kubus dan hasil temuannya digambar pada lembar kerja. Selama proses pembelajaran guru mengamati siswa dalam kerja kelompoknya, dengan lembar pengamatan yang meliputi aspek : a) kerja sama dalam kelompok, b) menghargai pendapat orang lain, c) tanggung jawab, d) empatik dalam pembelajaran yang selanjutnya dijadikan sebagai penilaian afektif. Pada akhir pembelajaran masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok, sedangkan kelompok yang lain memberikan tanggapan. Pada pertemuan ini masing- masing kelompok bisa menemukan jaring- jaring kubus di atas 10 macam.

(60)

yang berbeda dan LKS. Pembelajarannya sama dengan pertemuan pertama yaitu bermain bongkar pasang 6 persegi panjang untuk menemukan jaring-jaring balok. Pada akhir pembelajaran masing- masing kelompok melaporkan hasil diskusi, dan kelompok yang lain memberikan tanggapan. Selama proses pembelajaran guru mengamati siswa dalam kerja kelompok yang selanjutnya sebagai penilaian afektif. Pembelajaran dengan bermain bongkar pasang masing-masing kelompok minimal menemukan 10 macam bentuk jaring-jaring balok.

Pertemuan ketiga dilaksanakan evaluasi dengan jumlah soal 20 yang dilaksanaan pada hari Kamis, 24 Mei 2012, yang selanjutnya dijadikan sebagai penilaian kognitif. Penilaian psikomotor dilaksanakan dengan memberi tugas untuk menggambar jaring-jaring kubus dan balok kemudian dibuat model kubus dan balok. Aspek penilaian psikomotor meliputi : a) persiapan, b) ketepatan, c) ketrampilan, d) hasil akhir. Rekapitulasi penilaian siklus dua meliputi penilaian kognitif, afektif, dan psikomotor.

c. Observasi / Pengamatan

(61)

semakin aktif, asyik, semua mempunyai peran. Mereka semakin dapat mengembangkan daya kreativitasnya karena mereka belajar melalui pengalamannya sendiri, sehingga jaring-jaring yang mereka temukan semakin banyak. Karena keterbatasan waktu, siswa hanya diberi kesempatan untuk menemukan jaring-jaring kubus dan balok maksimal sepuluh macam.

d. Refleksi

Beberapa hal yang ditemukan selama proses pembelajaran berlangsung antara lain :

1) Dalam diskusi kelompok setiap siswa aktif, seakan terorganisasi, masing-masing mempunyai peran dalam kelompoknya

2) Siswa berkesempatan mengembangkan kreatifitasnya sehingga banyak menemukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus dan balok. 3) Siswa lebih jelas dan memahami konsep karena mengalami sendiri

dengan pembelajaran yang nyata 4) Pembelajaran lebih menyenangkan

5) Pada siklus dua ini indikator keberhasilan telah tercapai seperti yang diharapkan, maka siklus berikutnya dihentikan.

(62)

Grafik 4.3.

[image:62.595.73.519.164.753.2]

Pencapaian Hasil Belajar Setelah Dilakukan Tindakan

Grafik 4.4.

Persentase Pencapaian Hasil Belajar Setelah Dilakukan Tindakan 67,97

78,46 81,71

62,85%

71,79%

(63)

Dari diagram di atas dapat dilihat peningkatan dari kondisi awal sampai dengan siklus II adalah rata-rata nilai dari 67,97 menjadi 81,71 dengan persentase 62,85% menjadi 89,74%. Dengan demikikan peningkatannya rata-rata nilai sebesar 13,74 dengan persentase 6,89%.

C. Pembahasan

(64)
[image:64.595.70.546.138.746.2]

Tabel 4.1. Pencapaian Hasil Belajar Setelah Dilakukan Tindakan

NO

KONDISI AWAL

SESUDAH TINDAKAN

SIKLUS I SIKLUS II

Nilai Ketuntasan Nilai Ketuntasan Nilai Ketuntasan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 65 √ 62 √ 70 √

2 67 √ 78 √ 81 √

3 68 √ 75 √ 81 √

4 68 √ 85 √ 86 √

5 50 √ 70 √ 84 √

6 68 √ 78 √ 84 √

7 63 √ 74 √ 80 √

8 67 √ 81 √ 87 √

9 55 √ 83 √ 85 √

10 90 √ 75 √ 78 √

11 68 √ 81 √ 82 √

12 60 √ 72 √ 72 √

13 85 √ 72 √ 76 √

14 62 √ 73 √ 78 √

15 55 √ 80 √ 83 √

16 62 √ 82 √ 85 √

17 67 79 √ 78 √

18 77 √ 77 √ 84 √

19 62 √ √ 77 √ 80 √

20 60 √ 79 √ 85 √

21 72 √ 85 √ 87 √

22 67 √ 82 √ 86 √

23 77 √ 82 √ 85 √

24 81 √ 68 √ 73 √

25 67 √ 82 √ 82 √

26 75 √ 85 √ 87 √

27 58 √ 79 √ 81 √

28 60 √ 86 √ 88 √

29 80 √ 82 √ 83 √

30 69 √ 82 √ 83 √

31 68 √ 76 √ 77 √

(65)

33 83 √ 90 √ 86 √

34 80 √ 72 √ 83 √

35 67 √ 85 √ 88 √

36 80 √ 81 √

37 73 √ 73 √

38 84 √ 85 √

39 71 √ 77 √

40 Kebe rhasil

an 67.97 78.46 81.71

Perse

ntase 62,85% 71,79% 89,74%

(66)

yaitu rata-rata 75, namun persentase siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal belum mencapai kriteria yang diharapkan yaitu 75%. Dengan demikian penelitian dilanjutkan dengan siklus II.

(67)

49 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian mengenai “Peningkatan Hasil Belajar Mtematika tentang Jaring-jaring Kubus dan Balok dengan Median Puzzle pada Kelas V SD Muhammadiyah Gunung Pring Muntilan”, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang jaring-jaring kubus dan balok pada SD Muhammadiyah Gungung Pring tahun pelajaran 2011/2012. Siswa lebih aktif, kreatif, dan merasa senang dalam belajar matematika dalam memahami konsep jaring-jaring kubus dan balok, karena dalam pembelajaran siswa bermain bongkar pasang media puzzle untuk menemukan berbagai bentuk jaring-jaring kubus atau balok yang berbeda.

Media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terlihat dari rata-rata nilai 67,97 pada kondisi awal meningkat menjadi 81,71 pada akhir siklus I. Sedangkan persentase siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal sebesar 62,85% meningkat menjadi 89,74% pada akhir siklus II.

B. Saran

(68)

belajar di SD Muhammadiyah Gunungpring Muntilan. Beberapa saran yang perlu peneliti sampaikan sebagai berikut.

1. Bagi Guru

Media puzzle bangun datar dalam pembelajaran matematika hendaknya tetap digunakan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar dan dapat dikembangkan untuk bangun-bangun ruang yang lain.

2. Bagi Siswa

Hendaknya siswa dapat menggunakan media yang disediakan oleh guru secara maksimal sehingga hasil yang diperoleh maksimal juga.

3. Bagi Kepala Sekolah

(69)

51

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Arif Setiawan. 2010. Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Peta Buta Indonesia Pada Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V SD N Sambikerep II Surabaya. Surabaya: Program Studi D1 PJJ PGSD

Asep Herry Hernawan, dkk, 2004. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Asep Herry Hernawan, dkk, 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Azhar Arsyad, 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Cholis Sa’dijah. 1998/1999. Pendidikan Matematika II. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Ety Syarifah dan Mukh Doyin. 2008. Teknik Penyusunan Proposal dan Laporan

Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Bandungan Institute

(70)

Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: Universitas Negeri Malang

Karso,dkk. 1999. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka

Muhibin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Nanik Wayuni dan Irena Yolanita Maureen. 2010. Pemanfaatan Media Puzzle Metamorfosis dalam Pembelajaran Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SD N Sawunggaling I/382 Surabaya. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Raodhatul Jannah. 2011. Membuat Anak Cinta Matematika dan Eksak Lainnya.Yogyakarta : DIVA Press.

Russefendi.1972.Model Pembelajaran Matematika. http://file.upi.edu/Direktory /DUAL_MODES/MODEL_PEMBELAJARAN_MATEMATIKA/HAKEKAT _MATEMATIKA.pdf. Diunduh pada tanggal 9 February 2013

(71)

Walter, Elisabeth. 2008. Cambridge Advanced Learner’s Dictionary. Cambridge University Press.www.dictionarycambridge.org. diunduh pada tanggal 2 February 2013.

W.S. Winkel. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia

(72)

SIKLUS I

NO IND L/P NAMA SISWA NO SOAL Jumlah Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 1954 L Muh. Rizqullah Akbar Syiehan SP 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 11 55

2 2009 L Aditya Nurhidayat 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 18 90

3 2011 L Afnan Irsyad Izati 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 90

4 2013 L Agus Tri Sadono 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100

5 2019 L Akhmad Farhan Nazhari 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 14 70

6 2021 P Al Mira Dwi samanta 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 17 85

7 2023 L Alie Akbar Rafsanjani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 18 90

8 2024 P Alifa Nabila Rahmadanti 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 18 90

9 2028 P Amalia Shafira Raisa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 95

10 2029 L Amar Yusuf Eka Saputra 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 90

11 2033 L Arbi' Zidane Faizin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100

12 2036 L Arjun David Abiyasa 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 16 80

13 2037 L Arkaan Handika Pangestu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 17 85

14 2038 P Asmal Qonita Budi Rahayu 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 14 70

15 2043 L Bima Hendra Mukti 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90

16 2050 L Eric Nada Mahendra 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95

17 2056 P Farrah Nuril Azmi 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 90

18 2058 P Febbi Nuzula Rosmasita 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 16 80

19 2061 P Fernanda Zanice Lintang Sari 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 15 75

20 2064 L Ghoutshillah Sofia Ardhi 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90

21 2070 P Jihan Azzahra Widowati 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90

22 2074 P Latifah Nuraeni 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 90

23 2077 L Miftakhul Huda Nur Assyifa 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90

24 2079 L Muhammad Abyan Aji Laksono 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 14 70

25 2092 P Nur Khamidah Putri Wulandari 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 17 85

26 2093 P Nuvaisa Ayu Sabrina 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95

(73)

29 2100 P Reza Novita Irawati 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 90 30 2101 P Rheina Faticha Assyamsa H 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 90 31 2104 P Rizqa Putri Aldina 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 17 85 32 2108 P Safira Khoirun Nisa 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95 33 2115 P Tasyavira Niken Hernanda 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100 34 2120 L Yusuf Adi Darmawan 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 15 75 35 2124 L Zayyan Adib Kautsar 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95 36 2129 P Midori Rahmadany Putri Susilo 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90 37 2245 L Faisal Wahyu Riyan Binawan 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85 38 2362 L Andhika Ramadhan Fahrezi 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95 39 2395 L Muhammad Afrizal Sauqi Billah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 14 70

(74)

NO IND L/P NAMA SISWA Kerja Jumlah

sama

Menghargai pendapat orang lain

Tanggung

Jawab Empatik

1 1954 L Muh. Rizqullah Akbar Syiehan 0

2 2009 L Aditya Nurhidayat 20 17 15 17 69

3 2011 L Afnan Irsyad Izati 17 17 17 15 66

4 2013 L Agus Tri Sadono 20 20 20 20 80

5 2019 L Akhmad Farhan Nazhari 18 16 18 16 68

6 2021 P Al Mira Dwi samanta 20 18 18 18 74

7 2023 L Alie Akbar Rafsanjani 15 16 17 17 65

8 2024 P Alifa Nabila Rahmadanti 20 18 19 19 76

9 2028 P Amalia Shafira Raisa 19 19 20 19 77

10 2029 L Amar Yusuf Eka Saputra 15 17 16 16 64

11 2033 L Arbi' Zidane Faizin 18 20 18 19 75

12 2036 L Arjun David Abiyasa 15 18 17 17 67

13 2037 L Arkaan Handika Pangestu 15 16 17 16 64

14 2038 P Asmal Qonita Budi Rahayu 20 18 17 18 73

15 2043 L Bima Hendra Mukti 19 19 18 18 74

16 2050 L Eric Nada Mahendra 20 20 22 20 82

17 2056 P Farrah Nuril Azmi 19 19 18 18 74

18 2058 P Febbi Nuzula Rosmasita 20 21 20 20 81

19 2061 P Fernanda Zanice Lintang Sari 20 20 18 18 76

20 2064 L Ghoutshillah Sofia Ardhi 19 19 21 19 78

21 2070 P Jihan Azzahra Widowati 20 22 22 20 84

22 2074 P Latifah Nuraeni 20 20 20 20 80

23 2077 L Miftakhul Huda Nur Assyifa 20 20 22 20 82

24 2079 L Muhammad Abyan Aji Laksono 16 17 17 16 66

25 2092 P Nur Khamidah Putri Wulandari 20 20 20 20 80

26 2093 P Nuvaisa Ayu Sabrina 20 22 22 20 84

27 2094 L Oscar Iqbal Mustafa 19 19 19 19 76

28 2098 P Renisa Shofia Rahma 22 20 22 20 84

29 2100 P Reza Novita Irawati 20 20 20 19 79

30 2101 P Rheina Faticha Assyamsa H 20 20 20 20 80

31 2104 P Rizqa Putri Aldina 20 18 18 19 75

32 2108 P Safira Khoirun Nisa 20 20 18 19 77

33 2115 P Tasyavira Niken Hernanda 0

34 2120 L Yusuf Adi Darmawan 18 17 18 18 71

35 2124 L Zayyan Adib Kautsar 22 20 22 20 84

36 2129 P Midori Rahmadany Putri Susilo 20 20 20 20 80

37 2245 L Faisal Wahyu Riyan Binawan 16 18 17 16 67

38 2362 L Andhika Ramadhan Fahrezi 20 20 20 20 80

39 2395 L Muhammad Afrizal Sauqi Billah 18 18 20 18 74

40

(75)

NO IND L/P NAMA SISWA Persiapan JML 20 Keterampilan 30 Ketepatan 30 Hasil Akhir 20

1 1954 L Muh. Rizqullah Akbar Syiehan 19 17 18 14 68

2 2009 L Aditya Nurhidayat 20 20 20 15 75

3 2011 L Afnan Irsyad Izati 18 18 19 13 68

4 2013 L Agus Tri Sadono 19 21 18 17 75

5 2019 L Akhmad Farhan Nazhari 18 20 19 15 72

6 2021 P Al Mira Dwi samanta 19 20 19 16 74

7 2023 L Alie Akbar Rafsanjani 18 18 18 14 68

8 2024 P Alifa Nabila Rahmadanti 20 21 20 17 78

9 2028 P Amalia Shafira Raisa 20 21 20 17 78

10 2029 L Amar Yusuf Eka Saputra 18 19 19 16 72

11 2033 L Arbi' Zidane Faizin 18 18 18 14 68

12 2036 L Arjun David Abiyasa 18 19 18 13 68

13 2037 L Arkaan Handika Pangestu 18 17 19 13 67

14 2038 P Asmal Qonita Budi Rahayu 20 20 19 16 75

15 2043 L Bima Hendra Mukti 19 20 21 15 75

16 2050 L Eric Nada Mahendra 19 18 18 15 70

17 2056 P Farrah Nuril Azmi 20 20 18 16 74

18 2058 P Febbi Nuzula Rosmasita 20 17 17 16 70

19 2061 P Fernanda Zanice Lintang Sari 20 22 21 17 80

20 2064 L Ghoutshillah Sofia Ardhi 18 19 18 15 70

21 2070 P Jihan Azzahra Widowati 20 22 21 17 80

Gambar

Tabel 4.1 pencapaianhasilbelajarsetelahdilakukantindakan ........................
Grafik 4.1 Pencapaian hasil siklus 1  ..........................................................
Tabel. 3.1. Jadwal Kegiatan Penelitian
Gambar 3.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Frisian Flag Indonesia adalah agar penulis mampu mengetahui cara pengujian bahan baku berupa susu sapi murni serta mampu mengetahui karakteristik dari bahan baku yang

J.CO Donuts & Coffee dikalangan konsumen terkait dengan variabel- variabel yang dapat mempengaruhi niat pembelian seperti yang sudah di jelaskan diawal,

Adapun hubungan nilai yang dirasa dengan niat pembelian kembali menurut peneliti Choi dan Kim (2013) Tasya Febriani Rambitan (2013:919), yang menunjukkan bahwa nilai yang

Ada fungsi tertentu dari merek yang memiliki pengaruh kuat pada niat pembelian yaitu citra merek , kualitas produk, pengetahuan produk, keterlibatan produk , atribut

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh pemberian terapi musik klasik terhadap tingkat kecemasan penderita gagal ginjal kronik yang menjalani

analisisdata dan informasi terkait ketahanan pangan, industri, serta energi baru dan terbarukan dalam bentuk tulisan dilengkapi peta, tabel, dan grafik.. pengetahuan prosedural

Sugai-sungai yang mengalir di Kabupaten Muara Enim bersifat perennial yang dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi, topografi, sifat tanah yang permiabel, dan akifer

dimasukkan dalam tray isi 104 lubang, kemudian benih ditanam pada media semai tersebut dengan jumlah 1 benih per lubang.. Lubang tray yang tidak ditanami