• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN LONGSOR DI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN LONGSOR DI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN LONGSOR

DI KABUPATEN BOGOR

JAWA BARAT

Oleh

Bayu Septianto Satrio Utomo

A24103092

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

(2)

IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN LONGSOR

DI KABUPATEN BOGOR

JAWA BARAT

Skripsi

Sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

Bayu Septianto Satrio Utomo

A24103092

PROGRAM STUDI ILMU TANAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

(3)

RINGKASAN

BAYU SEPTIANTO SATRIO UTOMO

.

Identifikasi Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Bogor Jawa Barat. (Dibimbing oleh KOMARSA GANDASASMITA dan BOEDI TJAHJONO).

Bencana alam yang banyak terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia akhir-akhir ini telah menimbulkan berbagai macam dampak fisik, sosial, dan ekonomi yang sangat mengganggu kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk bencana alam tersebut adalah tanah longsor (landslide). Kabupaten Bogor merupakan salah satu daerah yang sering mengalami bencana tanah longsor khususnya di daerah yang berbahan induk vulkanik, karena 80% wilayahnya merupakan hamparan dari bahan – bahan induk vulkanik.

Tujuan utama dilakukannya penelitian ini adalah mengidentifikasi kemungkinan dan penyebab terjadinya longsor pada daerah – daerah yang berbahan induk vulkanik, mempelajari bentuk dan karakteristik longsor, dan memetakan daerah – daerah yang berpotensi terjadinya longsor.

Berkaitan dengan tujuan tersebut, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa longsor akan meningkat seiring dengan bertambahnya kemiringan lereng yang dipengaruhi juga oleh berbagai faktor seperti penggunaan lahan dan kerapatan vegetasi.

Untuk mengetahui hubungan antara kemiringan (slope) dan panjang lereng pada seluruh lokasi longsor, maka seluruh data dimasukkan ke dalam kurva boxplot sehingga dapat dilihat sebaran kejadian longsor pada tiap – tiap selang kemiringan.

Regression Analyisis merupakan salah satu metode yang digunakan untuk membuat 3 model prediksi longsor yaitu; jenis longsor, luas areal longsor dan luas hamparan material longsor. Tiap – tiap parameter mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap model prediksi longsor.

Jenis longsor yang ditemukan terdiri dari longsoran rotasi (slump) dan longsoran translasi (sliding), dimana lereng dengan kemiringan ≥ 30% akan berpotensi terjadinya longsor. Proporsi areal longsor lebih dipengaruhi oleh kemiringan lereng, sedangkan luas material hamparan longsor dan tipe longsoran lebih dipengaruhi oleh tipe penggunaan lahan (landuse).

(4)

SUMMARY

BAYU SEPTIANTO SATRIO UTOMO

.

Identification Landslide Sensitive Area at Bogor Resident, West Java. (Guided by KOMARSA GANDASASMITA and BOEDI TJAHJONO).

Disaster that more happened in all of Indonesian has recently make any kind of physical, social, and economical effect which disturbs human living. One kind of that disaster is landslide. Bogor resident is a place that often experience of landslide especially a place that contain primary material volcanic, because 80 % of that place is spread out area of primary material volcanic.

The first purpose of this research is identificated probability and motive of landslide to volcanic contained areas, learning shape and characteristic of landslide, and mapping landslide potentially areas.

Depent of that purpose, this research result show that landslide will grow together of increasing slope declivity affected by any factors like land processing and vegetation density.

To understand corellation between slope declivity and slope length of whole landslide area, all of data must be set on to boxplot curve so we can find landslide propagation every each slope interval.

Regression Analysis which is method to create three modeling prediction of landslide; type of landslide, width areal of landslide and spreading area material of landslide. Each of parameter have different effect to prediction model of landslide.

Type of landslide that found from slump and slide where slope with declivity ≥ 30% potentially become landslide. Proportion areal of landslide more affected by slope area, and spreading area of landslide and type of landslide will be more affected land processing.

(5)

Judul : IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN LONGSOR di KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

Nama : Bayu Septianto Satrio Utomo

NRP

:

A24103092

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Komarsa Gandasasmita, M.Sc. NIP. 130 536 697

Dr. Boedi Tjahjono NIP. 131 846 877

Tanggal Lulus:

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP. 131 124 019

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di DKI Jakarta, pada tanggal 25 September 1985. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Sayid Budi Santoso dan Ibu Lilik Pakartining Wulan.

Pada tahun 1997, penulis lulus dari SDN Duren Tiga 05 pagi Jakarta Selatan, kemudian pada tahun 2000 penulis menyelesaikan studi di SLTP Tarakanita 1 Jakarta Selatan. Selanjutnya penulis lulus dari SMU Pangudi Luhur 1 Jakarta Selatan pada tahun 2003.

Pada tahun 2003, penulis diterima di Program Studi Ilmu Tanah dan Manajemen Sumberdaya Lahan, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Pada tahun 2007, Penulis menjadi asisten mata kuliah Pengantar Penginderaan Jauh. Penulis juga aktif di berbagai organisasi mahasiswa, antara lain pada tahun 2004, sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (HMIT) dan pada tahun 2005 menjadi anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Pertanian IPB (DPM-A). Penulis juga aktif di kepengurusan UKM Basket IPB (AGRIC), tahun 2004 sampai 2006.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Identifikasi Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Bogor Jawa Barat”. Dalam skripsi ini penulis mencoba memaparkan mengenai faktor – faktor penyebab longsor, dilihat dari tingkat kemiringan lereng, panjang lereng, vegetasi, bahan induk dan penggunaan lahan.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar Sarjana Pertanian di Program studi Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu dan Nenekku tercinta, atas kasih sayang dan motivasinya.

2. Dr. Ir. Komarsa Gandasasmita, M.Sc. dan Dr. Boedi Tjahjono selaku dosen pembimbing skripsi, atas bimbingan, saran dan motivasinya selama penulisan skripsi.

3. Dr. Ir. D. P. Tejo Baskoro selaku dosen penguji.

4. Prof. Dr. Ir. Naik Sinukaban, M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik, yang telah memberikan pengarahan selama kuliah.

5. Ma Pren’s: Imet, Joko, Indro, Bayu, Ijey, Bobi, Akhyar, Ito, Latief, Kulu, Bebek atas kebersamaannya selama masa kuliah.

6. Sange, Nying - nying, Monyet, Ma Nigga, Mamocun, Hendra, Pontas, Wondo, Rosyid, Reydiana, Mas Darwis atas dukungannya selama penelitian.

7. Agi, Fina Sofiana, Laila, Toge, Ardi, Oyot, Cupil dan teman – teman Lab Penginderaan Jauh atas masukan dan sarannya..

8. Mahasiswa tanah A’37, 38, 39, 40, 41, 42 serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis selama masa kuliah.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun semua pihak yang berkepentingan.

Bogor, Februari 2008

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR... iii

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan... 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Longsor... 3 2.2 Kelerengan... 5

2.3 Kerapatan vegetasi dan Penggunaan lahan ... 6

2.4 Aktifitas manusia ... 7

KONDISI FISIK GEOGRAFIS DAERAH PENELITIAN 3.1 Topografi ... 8

3.2 Geologi ... 9

3.3 Iklim ... 9

BAHAN DAN METODE 4.1 Waktu dan Tempat... 10

4.2 Bahan dan Alat ... 10

4.3 Metode Penelitian ... 10

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik dan Sebaran Longsor... 15

5.2 Hubungan Antara Kemiringan dan Panjang Lereng ... 19

5.3 Hubungan Antara Kemiringan dan Panjang Lereng di Lokasi Longsor ... 21

5.4 Model Statistika ... 23

5.5 Prediksi Longsor di Kabupaten Bogor... 27

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 29

6.2 Saran... 29

DAFTAR PUSTAKA... 31

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Jenis Longsor (Direktorat Geologi Tata Lingkungan, 2000) ... 15

2. Jenis Longsor di Daerah Penelitian... 15

3. Kejadian longsor pada tiap bahan induk ... 16

4. Penggunaaan Lahan di Lokasi Longsoran... 17

5. Hubungan Kemiringan dan Panjang Lereng (Peta Topografik) ... 20

6. Hubungan Kemiringan dan Panjang Lereng (Lokasi Penelitian) ... 21

7. Luas hamparan material longsoran di lokasi penelitian ... 22

8. Proporsi areal longsor di lokasi penelitian ... 22

9. Peta daerah berpotensi longsor pada berbagai kecamatan di Kabupaten Bogor ... 29

10. Peta daerah berpotensi longsor pada berbagai tipe penggunaan lahan di Kabupaten Bogor ... 30

DAFTAR TABEL

1. Kelas Lereng ... 11

2. Variabel yang Digunakan Dalam Penelitian Tanah Longsor... 13

3. Data Pengambilan Sampel di Lapangan... 18 4. Derajat hubungan antara variabel pada analisis multiple regression 24

(10)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bencana alam yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia akhir-akhir ini telah menimbulkan berbagai macam dampak fisik, sosial, dan ekonomi yang sangat merugikan kehidupan masyarakat, salah satunya adalah bencana tanah longsor, atau lebih dikenal dengan gerakan massa tanah, batuan, atau kombinasinya, yang sering terjadi pada lereng – lereng alami atau buatan. Tanah longsor sebenarnya merupakan fenomena alam, yaitu alam mencari keseimbangan baru akibat adanya gangguan atau adanya faktor yang mempengaruhinya sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan gerakan tanah (Suryolelono, 2002).

Longsor yang terjadi sifatnya tidak dapat diduga atau tiba-tiba. Oleh sebab itu proses terjadinya tanah longsor sangatlah besar dampaknya terhadap kehidupan manusia, khususnya bila menimpa lahan pertanian, lahan pemukiman, dan lahan usaha. Untuk itu studi mengenai proses terjadinya tanah longsor disertai dengan faktor-faktor penyebabnya sangatlah penting.

Di daerah pegunungan terdapat banyak lahan yang ditutupi oleh lapisan tanah yang lunak atau gembur dimana air dapat dengan mudah merembes ke dalam tanah tersebut. Air rembesan ini kemudian berkumpul di atas lapisan batuan atau di atas lapisan tanah yang lebih kedap air. Air dari hasil rembesan ini dapat memicu terjadinya gerakan tanah dimana lapisan yang lebih kedap air tersebut dapat berfungsi sebagai bidang luncur yang mempermudah terjadinya tanah longsor.

Gerakan dari material longsor (tanah dan batu) dapat berlangsung dengan sangat cepat ataupun lambat (Surono, 2003). Berdasarkan informasi yang dikeluarkan pada tahun 2007 oleh Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, tanah longsor banyak terdapat wilayah di Provinsi Jawa Barat yang tergolong dalam Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi. Penetapan wilayah tersebut sebagai kawasan berpotensi longsor belum sepenuhnya menjawab pertanyaan yaitu faktor-faktor apa saja yang sangat berperan terhadap terjadinya longsor. Hal ini penting diketahui untuk mengantisipasi terjadinya longsor dimasa yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

0eker%a dengan selamat dan aman +erarti menurunkan resiko ke.elakaan& "eselamatan ker%a adalah keselamatan $ang +erkaitan dengan mesin) esa*at) alat ker%a) +ahan dan roses

Untuk menerapkan manajemen stratejik suatu organisasi harus dapat merumuskan visi, misi, tujuan dan strateji yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Penerapan

Akan tetapi, diantara sesama anak-anak dengan leukemia sel-T prekursor, kadar Hb yang rendah pada saat terdiagnosa dapat meningkatkan resiko outcome yang buruk, jika

Informan masih kanak - kanak ketika ayah intorman melakukan poligami dan kemudian ayah jarang pulang ke rumah, sedangkan pada usia informan sangat dibutuhkan

Dengan adanya penerapan sistem informasi penggunaan dana kas kecil yang sudah terkomputerisasi, diharapkan pembuatan laporan kas kecil menjadi akurat, tepat dan cepat

Selain faktor psikologis dan lama waktu menjalani hemodialisis yang memiliki hubungan dengan kejadian insomnia pada pasien hemodialisis, penelitian ini tidak

Prevalensi ibu yang menerapkan ASI eksklusif sebagai kontrasepsi metode amenore laktasi lebih banyak 5,6 kali pada ibu yang mendapatkan dukungan dari petugas kesehatan