• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSPLORASI DAN APLIKASI RAGAM HIAS BATAK DENGAN TEKNIK DIGITAL PRINTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSPLORASI DAN APLIKASI RAGAM HIAS BATAK DENGAN TEKNIK DIGITAL PRINTING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EKSPLORASI DAN APLIKASI RAGAM HIAS BATAK

DENGAN TEKNIK DIGITAL PRINTING

Olivia Christine Angelina

Ratna Panggabean

Program Studi Sarjana Kriya Tekstil, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email: alex13under@yahoo.com

Kata Kunci : batak, ragam hias, Ulos, ukiran, digital printing

Abstrak

Indonesia memiliki beragam jenis suku yang tersebar luas di pelosok tanah air yang membawa masing-masing keunikan tersendiri disetiap artefak yang dimiliki. Contohnya bentuk tekstil yaitu kain tenun dan ada ukiran. Suku Batak memiliki hasil tenun yang biasa disebut Ulos. Ulos memiliki arti selimut. Namun makna dari Ulos semakin mendalam, terdapat nilai sarat kasih sayang dan pesan. Pada ukiran terdapat juga simbol-simbol yang memiliki arti eratnya hubungan manusia dengan alam. Fenomena perkembangan teknologi yang terjadi di dunia, membawa serta perkembangan tekstil menuju kearah eksplorasi tak terbatas. Berbagai tehnik diperkenalkan sebagai cara baru kepada dunia. Salah satu tehnik itu adalah digital printing.

Abstract

Indonesia has variety of tribes that are widespread throughout the country where every tribe bring the uniqueness in each of artifacts owned. For example the form of textile fabrics and carved. Batak tribes have woven the so-called Ulos. Ulos means blanket. But the meaning of Ulos deepens; there is love and value-laden messages. In the carvings there are also symbols that have meaning close relationship with nature. The phenomenon of technological developments brings with it the development of textiles moving towards infinite exploration. Various techniques are introduced as a new way to the world. One technique that is digital printing.

1. Pendahuluan

Indonesia berdiri bukanlah dari satu budaya saja. Melainkan dari berbagai banyak budaya. Indonesia memiliki banyak ragam budaya yang tersebar luas di seluruh pelosok tanah air. Dimana disetiap suku yang ada di Indonesia membawa masing-masing keunikan kebudayaannya.Suku Batak memiliki kebudayaan dan kesenian yang mirip satu sama lainnya, yaitu seni tenun tradisional yaitu ulos. Dan juga seni ukir pada rumah adat Batak yang kurang lebih hampir sama disetiap sub sukunya.

Namun dengan perkembangan teknologi dan jaman, segala sesuatu yang berbau tradisional mulai ditinggalkan karena tidak sejalan dan generasi muda menunjukkan ketidak tertarikkannya terhadap segala sesuatu yang berbau tradisional. Namun terjadi pergerakan seperti back to nature yang menyebabkan masyarakat mulai memperhatikan lagi kebudayaan apa saja yang masyarakat Indonesia punya dan apa yang harus diperjuangkan. Seperti contohnya menciptakan produk dengan motif baru yang berbau etnik tradisional dan menggunakan teknik digital printing.

2. Proses Studi Kreatif

Tujuan mengeksplorasi ragam hias Batak adalah untuk mengajak masyarakat mengenal kebudayaan Batak dan mencintainya lebih dalam lagi. Pemilihan aplikasi pada kain sutra satin dan kain sutra crinkle dengan teknik digital printing adalah ingin memperkenalkan citra Batak dengan nuansa warna yang baru, lebih eksploratif, berwarna cerah, lembut, tidak kaku, dan dieksplorasi secara modern.

(2)

3. Hasil Studi dan Pembahasan

Ragam Hias Batak memiliki karakteristik detail yang beragam, ada yang rumit ada yang terkesan sederhana. Menganalisa bentuk dari ragam hias tersebut adalah hal pertama yang harus dilakukan. Seperti pada ragam hias pada Gorga Batak yang sering ditemui adalah motif yang menyerupai bentuk huruf “S” yang banyak terdapat pada balok kayu Gorga. Juga ragam hias ukiran Ulu Paung, ukiran ini berbentuk kepala kerbau bertanduk, sebagai perlambang kekuatan untuk menahan serangan jahat/musuh. Setelah dianalisa, dilakukan eksplorasi komposisi bentuk ragam hias yang mencitrakan Batak.

Tabel 1 Komposisi Eksplorasi Ragam Hias Gorga

NO GAMBAR PROGRAM

1

Gambar 1 Komposisi eksplorasi ragam hias Gorga 1 (Ilustrasi: Olivia Christine, 2012)

Adobe Photoshop

2

Gambar 2 Komposisi eksplorasi ragam hias Gorga 2 (Ilustrasi: Olivia Christine, 2012)

(3)

Tabel 2 Eksplorasi Motif Ulos

NO GAMBAR PROGRAM

1

Gambar 3 Eksplorasi motif Ulos 1 (Ilustrasi: Olivia Christine, 2012)

Adobe Photoshop

2

Gambar 4Eksplorasi motif Ulos 2 1 (Ilustrasi: Olivia Christine, 2012)

Adobe Photoshop

3

Gambar 5 Eksplorasi motif Ulos 3 1 (Ilustrasi: Olivia Christine, 2012)

Adobe Photoshop

4

Gambar 6 Eksplorasi motif Ulos 4 1 (Ilustrasi: Olivia Christine, 2012)

(4)

5

Gambar 7 Eksplorasi motif Ulos 5 1 (Ilustrasi: Olivia Christine, 2012)

Adobe Photoshop

Dengan memutuskan produk yang akan direalisasikan adalah kain dan selendang, setiap produk memiliki tema dan image board yang mewakili setiap produk. Hal ini ingin memberikan sifat-sifat dan makna-makna tersirat yang bervariasi pada produk. Sehingga ingin menunjukkan bahwa citra kaku pada ragam hias Batak bisa diubah sedemikian rupa, menjadi suatu yang lembut, dan cerah. Untuk Karya selendang dan kain, konsepnya berjudul “Colorful Batak”. Beberapa definisi tentang judul karya produk, seperti berikut :

Menurut Webster Dictionary, kata “colorful” mengandung makna :

 Mempunyai warna mencolok.

 Mempunyai warna atau sebuah warna tertentu, terkadang dipakai dalam kombinasi/komposisi.

 Menjadi cerah, indah, cemerlang atau mempesonakan. Menurut Oxford Dictionary, kata “colorful” mengandung makna :

 Mempunyai banyak atau variasi warna; cerah

 Penuh dengan hal menarik; lincah dan menyenangkan

Kata “colorful” diartikan dalam Bahasa Indonesia menjadi “penuh warna”. Menurut KBBI, kata “penuh warna; warna-warni” mengandung arti :

1.

bermacam-macam warna; berwarna-warna:

2.

Mempunyai bermacam-macam warna; beraneka warna;

Kata “Batak” mengarah kepada nama suku di Sumatra Utara yaitu suku Batak. Jadi dapat dikonklusikan secara umum tema ini ingin membuat Batak memiliki bermacam-macam warna. Sedangkan secara khusus, Batak dalam tema ini mengarah untuk produk tekstil dengan mengambil unsur-unsur dari Batak yaitu ragam hias yang dimilikinya. Jadi warna utama dalam kebudayaan Batak seperti merah, hitam, biru indigo yang terdapat pada Ulos kebanyakan dan warna merah hitam dan putih pada rumah Gorga bisa lebih banyak dan lebih eksperimental. Dan motif yang terdapat pada Ulos dan rumah Gorga yang umumnya geometris bisa di olah lebih menarik lagi dengan kecanggihan teknologi perkembangan zaman.

Pertama-tama adalah image board awal citra Batak itu sendiri, dimana citra Batak yang terkenal dari danau Toba yang indah, bentuk rumah Gorga yang dipenuhi ukiran-ukiran khas, artefak-artefaknya, alat musik gondang, kehidupan masyarakat dan partonun yang menghasilkan kain Ulos.

(5)

Gambar 8 Image board Citra Batak (Sumber: koleksi pribadi)

Tema konsep “Colorful Batak” mempunyai sub tema yang membentuk karakter produk masing-masing. Untuk produk selendang dengan motif Sadum, konsep diciptakan adalah “Sensuality”. Sensuality mempunyai arti the condition of being pleasing or fulfilling to the senses, apabila diartikan dalam bahasa Indonesia adalah kondisi yang menyenangkan atau memuaskan ke pengertian. Disini penulis ingin menonjolkan sifat ekspresi sensual dari warna jingga menuju merah muda.

Untuk produk selendang motif Mangiring, konsep yang diciptakan adalah Fire and Ice. Fire yang berarti api dan Ice yang berarti es merupakan dua hal yang berlawanan, namun memiliki keunikan dan kekuatan karakter masing-masing. Api memiliki karakter kuat dan panas, sedangkan es memiliki karakter dingin dan misterius.

Untuk produk selendang motif Sibolang, konsep yang diciptakan adalah “Sky with Soil” atau Langit dengan tanah, menceritakan sebuah kondisi Langit biru pekat yang mempunyai letak di atas dan tanah dengan warna coklat pekat yang mempunyai letak di bawah, dianalogikan sebagai tempat manusia untuk menjalani kehidupan.

Pada produk kain, 6 konsep yang diciptakan adalah Not Just Grey. Grey atau warna abu-abu merupakan warna yang dihasilkan dari pencampuran warna putih yang ditambahkan sedikit warna hitam. Yang dimaksud dengan kata “not just” disini adalah warna yang dipakai adalah tidak hanya abu-abu, tapi terdapat percampuran warna hijau toska, merah, biru, dan kuning di konsep ini.

Kuning-Jingga. Dari sub tema ini sudah jelas bahwa warna utama dari produk kain adalah kuning dan jingga. Dikomposisi sedemikian rupa sehingga tercipta perpaduan warna yang menarik di selembar kain dengan motif.

Into the GreenTema Into the Green menunjukkan warna hijau yang biasanya muncul di daun tanaman yang sering ditemui. Ada juga batu topaz yang memiliki warna hijau yang memukau.

Image board berjudul creamy Gorga ini mempunyai produk kain yang memiliki motif ragam hias Gorga yang umumnya berwarna merah dan hitam, namun diganti dengan warna broken white agak ke krem untuk memberikan kesan polos dan lembut.

Dari banyak alternatif komposisi selendang yang berhasil dibuat, 6 komposisi motif Ulos terpilih untuk dijadikan produk. Berikut adalah komposisi motif selendang yang terpilih :

(6)

Gambar 9 Selendang Motif Ulos Mangiring 1 (Sumber : koleksi pribadi)

Gambar 10 Selendang Motif Ulos Mangiring 2 (Sumber : koleksi pribadi)

Gambar 11 Selendang Motif Ulos Sadum 1 (Sumber : koleksi pribadi)

Gambar 12 Selendang Motif Ulos Sadum 2 (Sumber : koleksi pribadi)

Gambar 13 Selendang Motif Ulos Sibolang 1 (Sumber : koleksi pribadi)

Gambar 14 Selendang Motif Ulos Sibolang 2 (Sumber : koleksi pribadi)

Setelah dipilih, selendang diprint diatas kain satin sutra dan kain sutra crinkle, dengan rencana kain satin sutra sebagai bagian atas selendang, dan kain satin sutra crinkle sebagai bagian bawah selendang. Setiap selendang memiliki ukuran 50 cm x 2 m. Pemilihan bahan sutra satin untuk selendang karena penulis ingin mendapatkan efek mengkilap untuk nilai luxury. Dan keuntungan yang dicari adalah efek dove pada yang cenderung gelap pada bagian belakang kain. Jadi, pada saat di satukan pada kain sutra crinkle, yang muncul adalah efek dimensi citra.

Untuk produk kain, motif terpilih ada enam sebagai motif perulangan untuk produk kain,setelah itu diprint di atas kain satin sutra dan kain sutra ATBM dengan ukuran setiap motif kain adalah 110 cm x 3 m.

(7)

Tabel 3 Eksplorasi Reka Latar pada Produk Kain

NO EKSPLORASI MOTIF - KAIN JENIS KAIN EKSPLORASI

1

Gambar 15 Eksplorasi Motif – Kain 1 (Sumber : koleksi pribadi)

Satin Sutra Foiling

2

Gambar 16 Eksplorasi Motif – Kain 2 (Sumber : koleksi pribadi)

Satin Sutra

Beading

3

Gambar 17 Eksplorasi Motif – Kain 3 (Sumber : koleksi pribadi)

Satin Sutra

Beading

4

Gambar 18 Eksplorasi Motif – Kain 4 (Sumber : koleksi pribadi)

Sutra ATBM Beading

5

Gambar 19 Eksplorasi Motif – Kain 5 (Sumber : koleksi pribadi)

Satin Sutra Beading

6

Gambar 20 Eksplorasi Motif – Kain 6 (Sumber : koleksi pribadi)

(8)

Hasil akhir pada produk selendang adalah sebagai berikut:

Gambar 21 Produk Selendang Motif Ulos (Sumber : koleksi pribadi)

Hasil akhir pada produk kain adalah sebagai berikut:

(9)

Foto display siding adalah sebagai berikut:

Gambar 23 Foto Dispay Siding (Sumber : koleksi pribadi)

4. Kesimpulan

Dalam membuat suatu karya produk, apabila berhubungan dengan kebudayaan khususnya Indonesia, sangatlah perlu untuk mengetahui seluk beluk kebudayaan tersebut. Untuk bisa mengambil esensi atau pesan yang tergandung dalam kebudayaan tersebut sehingga memudahkan dalam membuat konsep karya dan eksekusi produk.

Rupanya dibutuhkan rencana yang sangat diperhitungkan dan sangat dibutuhkan ketepatan, kecepatan dan kecekatan agar karya yang dikerjakan menjadi bagus dan mempunyai nilai estetika. Haruslah dipersiapkan dari jauh-jauh hari untuk menciptakan konsep, dan saat pengerjaan produk, tidak boleh diburu waktu, melainkan harus dikontrol setiap progresnya.

Ucapan terima Kasih

Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Kriya Tekstil FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing Ibu Ratna Panggabean.

Daftar Pustaka

F. G. Fowler. 1924.. Pocket Oxford Dictionary. Oxford: Clarendon Press. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1998. Balai Pustaka, Jakarta.

Niessen, Sandra. 1985. Motifs of Life in Toba Batak Texts and Textiles. Verhandelingen Series of the KITLV No. 110, Dordrecht: Foris Publications.

(10)

Panggabean, R. 1979. Tenunan Tradisional Batak – Ragidup. Skripsi.Bandung. Departemen Seni Rupa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

Gambar

Tabel 1 Komposisi Eksplorasi Ragam Hias Gorga
Tabel 2 Eksplorasi Motif Ulos
Gambar 7 Eksplorasi motif Ulos 5 1 (Ilustrasi:
Gambar 8 Image board Citra Batak (Sumber: koleksi pribadi)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual 0.. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba

Dengan menggunakan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa check list adalah salah satu alat observasi yang ditujukan untuk memperoleh

• Pada suatu struktur balok bentang panjang yang memiliki beberapa tumpuan, terkadang dapat dibuat kombinasi dari beberapa balok yang lebih pendek yang disebut balok

Berdasarkan gejala diatas penulis ingin mengetahui sejauh mana Rohani Islam dapat membentuk akhlak siswa dan mengatasi kenakalan remaja, yang penulis tuangkan dalam

Similarly, the concept of the symbolic use of knowledge tends towards the dominance of political rationality as it assumes the relevant politico- administrative actors tap and

Jangka waktu Ciptaan yang tergolong ke dalam ekspresi budaya tradisional diatur dalam Pasal 60 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 yang berisi: Hak Cipta

Berdasarkan perhitungan sebelumnya, diperoleh bahwa elevasi saluran open sewer dapat mencapai -5,667 di bawah Air Rendah Purnama pada akhir open sewer (patok KDM04400),

Setelah ditanyakan apakah beliau sebagai penghuni merasa terganggu dengan pemandangan jemuran di rusun tempat tinggalnya, beliau mengatakan tidak memiliki pilihan