• Tidak ada hasil yang ditemukan

LIDYA MAKU Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LIDYA MAKU Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

DESKRIPSI MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 TELAGA

KABUPATEN GORONTALO

LIDYA MAKU

Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Tuti Wantu, Irvan Usman

ABSTRAK

Lidya Maku, 2013. Deskripsi Minat Belajar Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo. Skripsi, Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo.

Permasalahan yang peneliti angkat dalam penelitian ini adalah bagaimana minat belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo? Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo. Untuk mendapatkan jawaban terhadap permasalahan di atas, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data dalam bentuk angket dan studi dokumentasi Dari hasil presentase pengolahan data diperoleh hasil dimana untuk indikator keinginan belajar sebesar 65,93 %, indikator kemauan untuk belajar 63,89 % dan indikator perhatian terhadap materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran sebesar 67,61%.

Berdasarkan analisa data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa minat belajar siswa kelas VIII di Kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga masih tergolong cukup dan belum memenuhi target yang diharapkan.

Kata kunci: Minat Belajar Siswa

Dr. Hj. Tuti Wantu, M.Pd. Kons, Dosen pada jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo, Irvan Usman, S.Pd M.Si

(3)

3

Salah satu faktor utama untuk mencapai sukses dalam segala bidang, baik berupa studi, kerja, hobi atau aktivitas apapun adalah minat. Dengan tumbuhnya minat dalam diri seseorang akan melahirkan perhatian untuk melakukan sesuatu dengan tekun dalam jangka waktu yang lama, lebih berkonsentrasi, mudah untuk mengingat dan tidak mudah bosan dengan apa yang dipelajari.

Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu.

Banyak kasus penyebab kegagalan studi disebabkan karena kurangnya minat belajar. Karena dengan adanya minat siswa akan lebih perhatian untuk melakukan segala sesuatunya, siswa akan lebih konsentrasi dan tidak mudah bosan serta lebih semangat untuk mempelajari sesuatu.

Beberapa mata pelajaran merupakan ilmu yang penuh dengan logika dan kepastian. karena itu mata pelajaran seperti matematika dan IPA banyak ditakuti dan jarang diminati oleh siswa dijenjang pendidikan khususnya siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Telaga. Ini disebabkan karena siswa belum mengerti pentingnya belajar ilmu-ilmu pasti untuk mencapai suatu tujuan dan cita-cita, walaupun minat belajar siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Telaga pada beberapa mata pelajaran bervariasi tetapi sebagian masih dikategorikan rendah.

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Telaga merupakan salah satu dari sekian banyak sekolah menengah di Kabupaten Gorontalo yang berusaha mencetak lulusan terbaik.

Keberhasilan untuk meningkatkan mutu lulusan dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang merupakan hasil dari proses belajar siswa yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah minat. Minat belajar yang tinggi akan berimplikasi pada hasil belajar yang baik, begitu pula dengan minat belajar yang rendah siswa akan malas belajar sehingga menyebabkan hasil belajar yang kurang memuaskan.

(4)

4

Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab rendahnya minat siswa dalam belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam diri siswa seperti motivasi belajar siswa dan kesehatan siswa. Adapun faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri siswa yang terdiri dari pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat di mana siswa tersebut berada.

Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran berangsung, dimana ada siswa lebih memilih tidak masuk kelas saat jadwal pelajaran yang mereka tidak senangi, tidak mengerjakan PR, ketika pembelajaran berlangsung siswa banyak keluar masuk kelas dengan berbagai macam alasan, dan juga ketika di minta mengerjakan soal, banyak siswa memilih diam daripada mengerjakan tugas yang diberikan.

Gejala-gejala tersebut menandakan bahwa siswa tidak berminat mengikuti pelajaran yang memerlukan logika yang sangat tinggi. Hal ini perlu mendapatkan solusi yang tepat. Dari faktor tersebut maka diharapkan adanya motivasi dari orang tua, teman serta tenaga pendidik sehingga dapat memberikan arti bagi individu dalam meraih prestasi belajar secara optimal khususnya bidang matematika. Salah satu upaya untuk meningkatkan minat belajar siswa pada bidang studi matematika dengan memberikan bimbingan belajar.

Pelayanan bimbingan dan konseling di SMP meliputi bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar, dan bidang bimbingan karier. Salah satu bidang bimbingan yang membantu siswa mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan minat belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan ketrampilan serta menyiapkan melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi adalah bimbingan belajar. Menurut Thantawi (2005:11) bimbingan belajar adalah sebagai berikut:

Bimbingan belajar adalah bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang membantu individu atau peserta didik dalam mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkan untuk pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.

(5)

5

Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah suatu bantuan yang diberikan kepada siswa untuk mengatasi masalah-masalah dalam belajar sehingga mendapat hasil yang baik.

Bidang bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan melalui berbagai jenis layanan. Layanan bimbingan dan konseling meliputi layanan orientasi, layanan pembelajaran, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling individu, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan kelompok dan layanan informasi. Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan siswa mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan minat belajarnya, serta berbagi aspek tujuan kegiatan belajar lainnya adalah layanan pembelajaran.

Dewa Ketut Sukardi (2008: 62) mengemukakan bahwa layanan bimbingan belajar adalah:

Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan

Tujuan dari layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar adalah agar siswa mampu menguasai pengetahuan dan dapat mengembangkan keterampilan yang diperoleh dari sekolah, sehingga dengan diberikannya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar maka diharapkan siswa termotivasi dalam mencapai prestasi yang optimal dan mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat dari sekolah.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru di sekolah, fakta di lapangan yakni di SMP Negeri 1 Telaga, layanan pembelajaran di SMP Negeri 1 Telaga diberikan kepada seluruh siswa secara rutin, yaitu dengan adanya jam mata pelajaran bimbingan konseling satu jam setiap minggunya.

Meskipun demikian masih banyak permasalahan yang dihadapi siswa berkenaan dengan kebiasaan belajarnya yang tergolong masih belum efektif, misalnya belajar asal belajar, belajar tanpa persiapan, pasif akan kegiatan kelas, baru belajar pada saat akan ujian atau ulangan saja, serta tidak mempunyai minat yang tinggi untuk belajar. Hal ini

(6)

6

dapat ditunjukkan oleh perbedaan nilai prestasi masing-masing siswa, ada yang di atas rata kelas, di bawah rata kelas dan ada pula yang berada tepat pada garis rata-rata kelas. Kenyataan tersebut mendorong peneliti untuk secara khusus memberikan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar guna mengetahui minat belajar siswa. Bimbingan dan konseling belajar diberikan kepada siswa agar dapat membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang baik untuk mengenal pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Bimbingan belajar diberikan secara personal atau pribadi, hal ini dimaksudkan agar guru mengetahui kendala apa yang dihadapi oleh siswa tersebut dalam belajar. Untuk mengetahui seberapa besar minat belajar siswa maka guru melakukan pendataan awal dengan melakukan kunjungan kerumah, melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran juga melakukan Tanya jawab siswa. Di samping itu sepanjang pengetahuan penulis di SMP Negeri 1 Telaga belum pernah diadakan penelitian tentang hal tersebut.

Untuk melihat bagaimana layanan bimbingan dan konseling mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang. “Deskripsi Minat Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo”.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas di identifikasi beberapa masalah diantaranya :

1. Terdapat siswa lebih memilih tidak masuk kelas pada saat jadwal pelajaran yang mereka tidak senangi.

2. Terdapat siswa yang tidak mengerjakan pekerjaaan rumah (PR).

3. Ketika pembelajaran berlangsung siswa banyak yang keluar masuk dengan berbagai macam alasan.

4. Masih banyak siswa yang memilih diam ketika di minta untuk mengerjakan tugas.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka permasalahan dalam penelitian ini difokuskan pada bagaimana minat belajar siswa di SMP Negeri 1 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.

(7)

7

a. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan keterampilan cara meningkatkan minat belajar siswa, b.) Bagi sekolah, dapat dijadikan acuan atau pedoman utuk memberikan rekomendasi kepada guru-guru yang lain dalam meningkatkan minat belajar siswa. Manfaat Teoritis a) Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Bimbingan dan Konseling belajar. b) Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam di bidang bimbingan belajar.

Kajian Teori

Pengertian Minat Belajar

Pada hakekatnya secara psikis seseorang memiliki suatu kegiatan pada dirinya berbeda-beda, misalnya motivasi, minat, bakat dan sebagainya. Sedangkan minat sendiri merupakan ungkapan psikis yang sangat penting untuk mencapai suatu kebutuhan manusia.

Menurut Slameto (2010 : 182) minat adalah satu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasar adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri. Selanjutnya Muhibbin, (2010:152) mengemukakan minat (interest) berarti kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat tidak termasuk istilah popular dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan”.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya, (Djaali, 2009:121). Sementara Shaffat, (2009:47) mengatakan minat mempunyai andil yang sangat besar dan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya nilai prestasi belajar dan kerja seseorang. Menurut Djoko Restyo Putra (2011:21), minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seseorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Fungsi minat bagi kehidupan anak, salah satunya

(8)

8

yaitu minat sebagai pendorong tenaga yang kuat serta prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minatnya.

Tanpa adanya minat belajar, siswa tidak akan dapat menerima pelajaran yang diberikan oleh guru secara maksimal, sehinnga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai secara optimal.

Sedangkan belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dengan keadan bahwa karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecendrungan-kecendrungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan sementara dari organisme, Iskandar (2009:102).

Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah.

Belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi sebagai buah dari kegiatan belajar yang diperoleh oleh peserta didik melalui proses pembelajaran di kelas. Proses perubahan perilaku tersebut ditunjukkan oleh peserta didik menjadi tahu, menjadi terampil, menjadi berbudi, dan menjadi manusia yang mampumenggunakan akal pikirannya sebelum bertindak dan mengambil keputusan untuk melakuakan sesuatu, (Hadis, 2010 : 2).

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Belajar adalah kerangka kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik (Djamarah, 2002:13). Menurut Anni (2006:16) ada 3 unsur pokok tentang pengertian belajar, adalah sebagai berikut:

a) Adanya perubahan perilaku b) Adanya proses pengalaman

c) Lamanya waktu perubahan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar yang berbentuk perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

(9)

9

Pengertian belajar dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh perubahan perilaku individu yang disebabkan oleh proses pengalaman, baik yang menyangkut kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Minat belajar merupakan suatu sikap tertentu yang sangat pribadi pada seseorang yang ingin belajar. Minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing anak. Pihak lain hanya memperkuat, menumbuhkan dan memelihara minat yang telah dimiliki seseorang.

b. Aspek-Aspeek Minat Belajar

Lester & Alice Crow dalam Loekmono mengemukakan lima butir motif penting yang dapat dijadikan alasan–alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seseorang yakni: 1) Suatu hasrat keras untuk memperoleh nlai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran, 2) Suatu dorongan batin memuaskan rasa ingin tahu dalam satu bidang atau lain bidang studi, 3) Hasrat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi, 4) Hasrat untuk menerima pujian dari orang tua, guru dan teman-teman, 5) Gambaran diri di masa mendatang untuk meraih sukses dalam bidang khusus tertentu.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disintesis bahwa minat belajar adalah pernyataan psikis yang membuat seseorang berkeinginan memusatkan perhatian untuk mempelajari sesuatu guna mencapai tujuan belajar. Oleh karena itu seorang guru dalam menyampaikan pelajaran harus mampu membuat siswa senang dalam belajar. Dengan timbulnya minat yang besar maka besar juga usaha untuk mempelajari pelajaran tersebut dan diharapkan siswa memperoleh hasil belajar yang maksimal. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Menurut Slameto (2003:54) faktor-faktor yang mempengaruhi minat dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan, sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

(10)

10 Bimbingan dan Konseling Belajar

Mugiarso (2009: 53) menjelaskan bimbingan belajar adalah bantuan dari pembimbing pada siswa agar dapat mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkannya melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. Bimbingan belajar sangat berguna sekali untuk peserta didik dalam pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya, mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan menjalani program penilaian hasil belajar. Selain itu juga untuk pemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok. Upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar

Siswa yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah dengan (1) pengajaran perbaikan, (2) kegiatan pengayaan, (3) peningkatan motovasi belajar, (4) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif.

Hubungan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Belajar dengan Minat Belajar Siswa

Hubungan guru pembimbing dan siswa merupakan alat utama dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling belajar.

Dari pernyataan diatas mengisyaratkan bahwa apapun teori dan pendekatan yang digunakan guru pembimbing dalam pelaksanaan bimbingan, peranan hubungan antara guru pembimbing dengan siswa tetap merupakan hal terpenting dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling belajar yang akan membawa perubahan perilaku pada diri siswa.

Berikut ini dijelaskan kualitas hubungan antara guru pembimbing dengan siswa dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

(11)

11

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Telaga. Sumber data penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Telaga yang terbagi atas 8 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 240 orang. Sampel penelitian ini menggunakan sebagian anggota populasi yang berjumlah 30 orang. Desain penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dengan satu variabel yakni Studi deskriptif tentang minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga.

Untuk mendapatkan data yang mendukung pemecahan masalah dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yakni angket.

Pengujian validitas instrumen penelitian ini menggunakan korelasi Pearson. Cara analisisnya dengan cara menghitung koefisien korelasi antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pernyataan tersebut. Dengan menggunakan rumus:

𝑟 = 𝑛 𝑥𝑦 − 𝑥 𝑦

𝑛 𝑥2− 𝑥 2 𝑛 𝑦2− 𝑦 2 (Arikunto, 2010: 213)

Uji realibilitas instrumen ini menggunakan Cronbach Alpha dengan cara menghitung koefisien reliabilitas instrument dengan rumus sebagai berikut:

𝑟 = 𝑘 − 1 𝑘 1 − 𝑆𝑖 𝑆𝑡

(Riduwan, 2012:98) Berdasarkan hasil perhitungan EXECEL diperoleh :

K = 20

𝑆𝑖 = 15,07

𝑆𝑡 = 230,6

Data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis persentase, analisis dilakukan dengan melihat sebaran angket dari seluruh responden. Hasil sebaran angket tersebut kemudian dipersentase dengan menggunakan tabel frekuensi (persentase) dengan formulasi sebagai berikut:

(12)

12 P= 𝑓

𝑛 𝑥100%

Dimana:

P = Persentase N = Jumlah responden, dan f = Frekuensi masing-masing jawaban 100 = Bilangan tetap. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Sesuai pemaparan pada bab sebelumnya bahwa penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dimana peneliti akan mencari gambaran apa tentang minat belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Telaga.

Dari hasil penelitian peritem ditemukan di peroleh gambaran bahwa dalam minat belajar dengan indikator : Keinginan belajar, kemauan untuk belajar dan perhatian terhadap pelajaran dan kegiatan pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut : rekapitulasi pendapat responden tentang perhatian terhadap materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran

No Item pernyataan Skor % Klasifikasi

1. Saya akan meminta guru untuk menegur anak-anak yang membuat keributan di luar kelas ketika pelajaran berlangsung

83 69,17 % Tinggi

2. Saya akan pindah kebangku yang jauh dari keributan di luar kelas ketika pelajaran

72 60% Rendah

3. Saya tetap memperhatikan penjelasan guru meskipun saya duduk dibangku paling belakang

93 77,5 % Sangat tinggi

4 Saya tidak menghiraukan anak – anak yang berlalu lalang di luar kelas

93 77,5 % Sangat Tinggi 5 Saya belajar jika di suruh orang tua 72 60% Rendah 6 Saya sering melihat tayangan

pembelajaran di TV

68 56,67 % Rendah 7 Saya sering mencari informasi di internet

tentang materi pelajaran

84 70 Sangat Tinggi 8 Saya senang bermain tebak-tebakkan

dengan teman

84 70 Sangat tinggi

(13)

13

Berdasarkan hasil analisis rekapitulasi pada indikator tentang perhatian terhadap materi pelajaran dan kegiatan pembelajara terdapat delapan item pernyataan yang terdiri dari saya akan meminta guru untuk menegur anak-anak yang membuat keributan di luar kelas ketika pelajaran berlangsung dengan jumlah persen (69,17 %), item kedua dengan pernyataan Saya akan pindah kebangku yang jauh dari keributan di luar kelas ketika pelajaran dengan jumlah persen (60%), item ketiga dengan pernyataan saya tetap memperhatikan penjelasan guru meskipun saya duduk dibangku paling belakang dengan jumlah persen (77,50%), item ke empat dengan pernyataan saya tidak menghiraukan anak–anak yang berlalu lalang di luar kelas dengan jumlah persen (77,50%), item ke lima dengan pernyataan saya belajar jika di suruh orang tua dengan jumlah persen (60%) dan item ke enam dengan pernyataan saya sering melihat tayangan pembelajaran di TV dengan jumlah persen (56,67%), item ke tujuh dengan pernyataan Saya sering mencari informasi di internet tentang materi pelajaran dengan jumlah persen (70%) dan item ke delapan dengan pernyataan saya senang bermain tebak-tebakkan dengan teman dengan jumlah persen (70%) . Dari hasil rekapitulasi pada tabel 24, menunjukan bahwa jumlah rata-rata dari indikator tentang kemauan belajar tergolong cukup karena berada pada angka 67,61%.

Dari hasil pengelohan data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa masih termasuk dalam kategori cukup. Hal ini terlihat dari rekapitulasi pendapat responden untuk indikator keinginan belajar, kemauan dalam belajar dan perhatian terhadap materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran seperti terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1 Persentase Hasil Penyebaran Angket Yang Meliputi 3 Indikator

No Indikator Persentase (%)

1 Keinginan untuk belajar 65,98%

2 Kemauan untuk belajar 63,89%

3 Perhatian terhadap materi pelajaran dan kegiatan pmbelajaran

67,61%

Berdasarkan tabel persentase hasil penyebaran angket disimpulkan bahwa minat belajar siswa masih belum terlalu memadai atau masih tergolong cukup. Hal ini terlihat pada tabel dimana pada indikator keinginan dalam belajar dengan persentase sebesar

(14)

14

65,98%, indikator kemauan belajar deengan persentas 63,89% dan perhatian terhadap materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran sebesar 67,61 %.

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga Kabupaten Gorontalo masih tergolong cukup. Hal ini terlihat dari persentase hasil penyebaran angket kepada 30 orang siswa dimana dari hasil penyebaran angket diperoleh gambaran bahwa siswa belum memiliki minat belajar yang tinggi terhadap semua materi pelajaran.

Dari hasil penyebaran angket tersebut diperoleh gambaran bahwa minat belajar siswa dengan indikator keinginan untuk belajar sebesar 65,98 %. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga belum menunjukkan keinginan belajar yang tinggi.

Selanjutnya untuk indikator kemauan dalam belajar 63,89 %. Hal ini berarti dapat dikatakan bahwa siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga tidak memiliki kemauan belajar yang keras, sehimgga mempengaruhi prestasi mereka di sekolah..

Untuk indikator yang ketiga yaitu perhatian terhadap materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran dimana hasil persentase diperoleh sebesar 67,69%. Hal ini berarti bahwa animo atau perhatian siswa terhadap semua materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran masih tergolong cukup. Dari hasil persentase ketiga indikator tersebut maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Telaga masih tergolong cukup sehingga menghasilkan prestasi yang belum memuaskan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa. secara umum minat belajar siswa masih tergolong cukup. Hal ini terlihat dari hasil presentase pengolahan data dimana untuk indikator keinginan belajar sebesar 65,98 %, indikator kemauan untuk belajar 63,98% dan indikator perhatian terhadap materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran sebesar 67, 61%. Dari ketiga indikator yang telah ditetapkan di peroleh gambaran bahwa siswa belum memiliki usaha yang gigih dalam meningkatkan prestasi belajar mereka. Karena

(15)

15

dengan minat yang tinggi maka setiap orang akan mampu menghadapi segala tantangan yang mereka temui di lapangan.

Saran

Dengan memperhatikan hasil analisa data, pembahasan dan kesimpulan, maka penulis mengemukakan beberapa saran : a) Bagi Guru. Guru hendaknya melakukan bimbingan belajar secara kontinyu terhadap peserta didik terutama anak memiliki tingkat kecerdasan dibawah rata-rata. Serta memahami karakteristik peserta didiknya. b) Bagi Peserta Didik. Peserta didik hendaknya memiliki minat serta kemauan yang keras dan banyak berlatih di rumah, dengan mencari berbagai informasi melalui berbagai media, jangan hanya tergantung kepada pembelajaran dan bimbingan para guru. Karena apabila peserta didik bergantung pada guru maka ketika tidak ada guru tidak akan terjadi proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadis dan Nurhayati, 2010 Op.Cit,

Anas Sudijono, 2009. Pengantar Statistik Pendidikan,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arikunto Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian: Jakarta Djaali, 2009 Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Bumi Aksara

Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus. 2009 Pengembangan Profesionalitas Guru,

Jakarta: Gaung persada.

Iskandar, 2009 Psikologi Pendidikan (Sebuah orientasi Baru). Ciputat : Gaung Persada Press.

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2009. Muhibbin Syah. 2010 Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pres.

Prayitno & Amti, Eraman 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling . Jakarta Rineka Cipta

Shaffat Indri, 2009 Optimized Learning Strategy, Jakarta: Prestasi Pustaka,

Slameto, 2010 Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinnya, Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono, 2010Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta

Sukardi, Dewa Ketut, 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta. Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 1 Persentase Hasil Penyebaran Angket Yang Meliputi 3 Indikator

Referensi

Dokumen terkait

Peserta dari SMK Negeri 2 Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku yang mengikuti kegiatan Uji Kompetensi Keahlian di SUPM Negeri Waiheru Ambon

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

1) Penguatan peran dan fungsi Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah sebagai institusi fasilitator, motivator, dan pengayom dalam pengembangan kapasitas

Peningkatan Kemampuan Menggunakan Huruf Kapital dalam Menulis Karangan Deskripsi dengan Metode Drill pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta Tahun Ajaran

Cara semacam ini jauh lebih efektif untuk menatap tantangan profesi guru-dosen di masa depan jika dibandingkan dengan bila pendidik bertindak sebagai single fighter dalam

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penyebab rendahnya partisipasi suami PUS sebagai akseptor KB di Desa

Maka pencegahan penularan secara vertikal merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam memutus rantai penularan Hepatitis B (Konsensus PPHI, 2006). Oleh karena

Responden ke dua dan ketiga sebelum dan sesudah diberikan pernapasan yoga ( pranayama ) dengan penurunan 2 skore kategori stres ringan karena responden merasa gerakan