• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kobelisme insiden si abdul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kobelisme insiden si abdul"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Kobelisme “insiden si abdul”

Kali ini,

aku akan cerita tentang Kobel lagi ya? Gapapa ya? Memang tak akan pernah habis cerita tentang dia, tentang kelakuan konyol, kelakuan yang aneh dan selalu saja menghibur. Hehe.

Sebetulnya, jika kita baru saja berkenalan dengan sosok Kobel, kita pasti akan terkecoh dengan lelaki yang tingginya hampir seratus tujuhpuluh empat, berbadan sexi, lengkap dengan rambut jengrak, berdiri ke atas. Lelaki ini istimewa, ia bisa berbagai bahasa, polyglot sebutannya dalam bahasa Rusia. Ia sanggup bicara dalam bahasa arab, inggris, sunda, sedikit jawa, serta Rusia. Mantabkan? Hebat, kataku. Kobel, itu namanya.

Jangan salah, meskipun anak ini super ajaib. Tetep saja orangnya gokil abis. Sampai terkadang, terasa garing. Bagiku, tanpanya, aku akui Rostov

(2)

akan terus diselubungi awan hitam tanpa hari-hari seistimewa saat Kobel memulai harinya dengan kegokilan yang super ajaib ini.

Sebetulnya ia emang gokil segokil-gokilnya. Hanya saja, aku tak tahu bagaimana cara menulis yang baik untuk mengexpresikan ke gokilannya.

Di suatu hari, saat Kobel akan melaksanakan sholat dikamarnya. Maklum, ini orang lulusan pesantren. Jadi, masih mau sedikit ingat sama yang diatas. Ternyata, tak disangka datang seorang sobat asing mereka dari maroko, Sofyan namanya. Ia juga seorang muslim. Sebetulnya, Sofyan bukan asli sekali dari maroko, karena ibunya orang Rusia. Jadi, blesteran gitu.

Sofyan juga biasa di panggil ‘akhi’ oleh Kobel, Dita dan Uchok. Ini bersahabat karib yang cukup langka, dengan kawan-kawan dari Indonesia. Kenapa? Ya, karena orang Indonesia makan nasi setiap hari. Lho ga nyambung? Tapi bener, yang membuat akhi suka dengan pelajar Indonesia

(3)

terlihat super aneh, seperti halnya Kobel dan Uchok. Meskipun, waktu pertama kali datang. Uchok adalah pria normal pada umumnya, sebelum menjelma kmenjadi seperti Kobel, yang mlintir otaknya. Hehe.

Si akhi ini, juga tergila-gila dengan film ‘god father’ sampai ia pernah bilang pada kami, jika nanti sudah lulus kuliah dari Rusia, ia hendak jadi mafia. Biar keren, katanya. Si akhi ini tipe orang Rusia yang dingin dan kaku. Keanehan yang terjadi pada dirinya ini, disinyalir berkat terlalu sering makan nasi bersama pelajar Indonesia. Hehe. Back

to the story,

Kobel yang hendak sholat ternyata menggunakan sarung khas asia tenggara, bukan karena tradisi. Tapi, lebih karena hampir seluruh celananya najis. Kobel, memang jarang banget cuci baju. Jadwal laundrynya adalah satu bulan sekali. Itu juga hanya direndam dengan pewangi, kemudian dibilas seadanya.

(4)

Kebetulan, akhi berdiri diposisi sebelah Kobel yang sedang berganti dari celana ke sarung, dan ternyata ia tertarik dengan suatu hal baru yang benar-benar baru menurutnya juga unik. Langsung saja, ia menunjuk kearah ‘hal yang paling sensitif untuk umat manusia’ milik Kobel. Tanpa basa-basi ia langsung saja menunjuk apa yang membuatnya penasaran dengan jari telunjuknnya

”What this is, bel?” Tanyanya penuh tanda tanya.

Dasar Kobel, yang camen. Yang ada didalam pikirannya adalah ‘hal-hal jorok, sepanjang masa’ dan dengan lantang Kobel langsung menjawab tanpa pikir panjang

“Lho? Kamu tak tahu namanya? Ingin tahu?” Jawabnya genit.

Tanpa disadari sebelumnya, akhi inipun memasang wajah serius, dengan terus melihat kearah sarung. Dan, sekali lagi. Bukan ‘isi’ dari

(5)

terhipnotis dan mengangguk mantap maka akhi menjawab,

”Da, hacu znat. Ya, aku ingin tahu!”

Kobel dengan senang menunjuk ke arah ‘daerah sensitif’nya yang terletak tepat diballik sarung yang ia gunakan, serta menjawab

” This called ‘abdul’!” Jawabnya penuh wibawa, Sofyan mendadak membisu, ia terlihat bingung, Uchok yang sedari tadi sedang berjoged tidak jelas didalam kamar juga menjadi terdiam mematung. Dita yang kebetulan juga sedang berada didalam kamar tersebut sontak langsung bengong. Dan sepertinya, semua orang dalam kamar telah mengetahui tentang maksud pertanyaan Sofyan.

Sadar seluruh kamar teridam, Kobel tersadar “What, do you mean?” Tanya Sofyan

“Yap, you ask me about my d*ck right? Yes, this called abdul!” Sekali lagi jawaban pasti Kobel.

(6)

Wajah Sofyan mendadak menjadi merah padam, menahan tawa sekuat tenaga, sedang Uchok dan Dita serempak langsung tertawa sekeras-kerasnya hingga terjongkok-jongkok.

Akhirnya, pertahanan untuk Sofyan yang sedari tadi mati-matian memendam tawanya ini mencair. Ia, menunduk sambil megang perutnya hingga terkentut-kentut. Semua ini terjadi, karena Sofyan tak pernah menebak bahwa

‘isi’ sarung Kobel memiliki nama abdul.

Setelah ‘tragedi abdul’, Kobel sukses menulari orang-orang sekitar dengan kegokilan yang setiap hari berganti tema. Tak hanya Sofyan yang akhirnya menjadi terobsesi menjadi lakon ‘god father’, bahkan Uchok dan Dita akhir-akhir ini menjadi sedikit lebih gokil, mungkin semua ini karena virus baru ciptaan Kobel yang bernama ‘Kobelisme’.

(7)

Si

ompong

dan

balada rumah sakit

“Dinda,

kamu bisa ke rumah sakit sekarang?? Ompong masuk rumah sakit aku lagi di dalam ambulan menuju rumah sakit di cgb! Centralni gasudarsvenni balnitse/rumah sakit sentral”

Suara Angel terdengar panic di sebrang sana. Ah, jangan-jangan penyakit liver Ompong kambuh lagi? Ompong. Selalu, begitu jika terlalu lelah. Memang, kuliah di medisinki sangat berat. Apalagi ditambah dengan sulitnya bahasa Rusia sebagai bahasa pengantar. Tapi, inilah sebuah pilihan. Karena, sudah ga mungkin lagi kita mundur dan menyesali segala yang telah kita pilih.

Aku selalu merasa hanya orang-orang terpilih oleh Tuhan lah yang mampu dan sanggup tinggal di Rusia dengan segala keunikannya. Termasuk Ompong.

(8)

Aku ditemani mbak Leli terus berjalan di tengah rintikan hujan yang mengguyur kota Rostov, wajah kami berdua sendu. Kami tak bisa membayangkan, betapa ompong sedang tersiksa di rumah yang katanya untuk orang pesakitan itu.

Begitu kami sampai di halte cgb, kami berdua langsung berlari menghampiri Angel yang duduk sendiri diruangan tunggu UGD. Ia tertunduk lesu dengan mata yang berkaca-kaca, penuh dengan kekhawatiran.

“Dinda, Mbak Leli, mohon doanya buat Ompong ya. Tadi ia sudah minta dibacakan surat Al-quran. Aku takut sekali, hiks.” Katanya dengan airmata menetes tak tertahan.

Kami bertiga saling berpelukan. Tentu, tanpa perlu diminta kami bertiga akan selalu mendoakan keselamatan Ompong, karena ia juga keluarga kami disini, di Rusia ini.

(9)

medisinski universitet, universitas kedokteran. Lama

Angel berdialog dengan sang dokter, entah tenatng sesuatu yang nampaknya sangat serius. Hingga tak lama, akhirnya kulihat Angel mengangguk tanda mengerti, sementara itu, tiba-tiba beberapa suster laki-laki menyeret bed tempat Ompong berbaring untuk dipindahkan ke ruang mengerikan yang disebut dengan ruang endoskopi.

“Mbak Leli, Dinda, sekarang Ompong akan melakukan endoskopi, minta doanya biar ia kuat ya?”

Kami mengantar ompong keruang endoskopi, kulihat Ompong sekilas, matanya nanar kosong. Sepertinya, ia tak lagi ada semangat hidup sesebentar airmatanya meleleh tak terbendung, ada gejolak perasaan takut dan kalut. Kami hanya bisa menenangkan sambil mendoakannya.

Semangat Ompong!

“Kak Angel, to..l..oong kasih tau dokternya, aku ga mau di endoskopi. Aku Takut sekali Kak. Sakiit.. Kak Dinda, Mba Leli, tolooong dong. Bilang sama

(10)

dokternya! Aku takut, hiks hiks” suara Ompong meminta pertolongan, ia terlihat super sangat ketakutan.

“Ompong. Kamu harus kuat ini semua demi kebaikan kamu. Jangan takut yah! Berdoa saja. Kita ada disini untuk kamu” jawabku menenangkan, padahal dalam hatiku, tak urung aku merasa sangat rapuh saat melihatnya tak berdaya. Ingin rasanya menangis. Ah, ompong kasihan kamu jauh dari orangtua dan kau harus merasakan rumah sakit disini?

Ompong memasuki ruang endoskopi dengan dibantu oleh Angel, sementara aku dan mbak Leli hanya mengantar hingga depan ruangan. Kami berdua saling berpandangan. Tak taau harus berkata apa. Kulihat wajah terakhir Ompong. Penuh dengan harapan agar aku dan mbak Leli melarikannya dari ruang horror itu.

Referensi

Dokumen terkait

Sodargo (1980 : 62) juga berpendapat bahwa retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa pekerjaan, usaha atau

Studi literatur dilakukan untuk memperoleh data atau dokumen serta arsip yang digunakan sebagai pelengkapdata, dengan teknik ini informasi serta data bisa dijabarkan

Implementasi kebijakan kampus merdeka direfleksikan dalam 8 (delapan) indikator kinerja utama yang tertuang dalam keputusan tersebut. Sasaran yang ingin dicapai

Karena bertolak dari sini, maka dengan bantuan suatu senyawa penyidikjaringan yang sesuai akan dapat ditentukan apakah suatu em- brio dalam kandungan itu masih hidup atau telah

Dengan demikian prototipe generator 99 Mo/ 99m Tc berbasis kolom MBZ yang ditandem dengan kolom alumina sudah dapat menghasilkan radioisotop 99m Tc yang memiliki

Lalu pada Label B (blok kuning) muncul candle bullish dengan body yang kecil, dari bentuk candle tersebut B (blok kuning) muncul candle bullish dengan body yang

Hasil kajian tentang biomarka asam fraksi monoester sedimen laut Arafura MD.05-2967 pada kedalaman sedimen 900 cm menunjukkan adanya kontribusi organisme laut berupa bakteri

Keadaan yang dapat dikatakan sebagai upaya yang layak tidak dijelaskan secara rinci, sehingga menimbulkan masalah hukum dalam penegakkan hukum pelanggaran