LEMBAGA BANTUAN HUKUM MEDAN
DAHULU – SEKARANG DAN KEDEPAN
I. PENDAHULUAN
Setelah 24 (duapuluh empat) tahun melakukan kiprahnya, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan telah menjadi sebuah organisasi berjangkauan Nasional bahkan Internasional dengan konsekwensi dengan menyuarakan permasalahan rakyat, mengontrol penyalahgunaaan kekuasaan, ketidakadilan serta prilaku aparatur negara terhadap rakyat. Namun keseluruhan kinerja para pengabdi bantuan hukum di Lembaga Bantuan Hukum Medan tetap berpijak pada koridor nilai-nilai standart hukum dan penghormatan Hak Asasi Manusia dengan orientasi terwujudnya negara hukum yang demokratis.
Dalam perjalan panjangnya sejumlah perubahan telah terjadi didalam tubuh organisasi, baik itu pada tataran konsep (bantuan hukum), orientasi kegiatan, struktur kerja dan juga corak hubungan dengan berbagai kekuatan ataupun kelompok sosial politik yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan yang terakhir krisis pendanaan masih terasa dalam tubuh organisasi.
Komitmen organisasi Lembaga Bantuan Hukum Medan untuk masuk dalam kancah perjuangan transisi menuju negara hukum yang demokratis bersama-sama rakyat melalui celah-celah ruang politis sesungguhnya telah muncul sejak awal berdirinya LBH. Namun bantuan sesungguhnya menjadi “entri point” yang dipandang strategis dalam upaya realisasi demokratisasi dan hak asasi manusia, namun artikulasinya tampak tidak selalu konstan, megingat konstalasi politik yang berkembang ditanah air baik dalam konteks rezim orde lama, orde baru sampai pada pemerintahan kabinet Gotong Royong dibawah kepemimpinan Megawati Soekarno Putri dengan Hamzah Haz yang mengedepankan nilai-nilai demokratis dan penghormatan hak asasi manusia dalam menyikapi permasalahan serta penderitaan rakyat yang telah berkepanjangan, dalam kondisi krisis kepercayaan ini tidak ada pilihan lain Lembaga Bantuan Hukum Medan bersama-sama organisasi rakyat dan jaringan kerja (elemen-elemen pro perubahan) melibatkan diri mendorong terciptanya satu kesadaran kolektif ditingkat para pengambil kebijakan.
Dengan penuh rasa keyakinan keoptimisan serta didukung dengan kepercayaan masyarakat maka organisasi Lembaga Bantuan Hukum (YLBHI) dan khususnya LBH Medan akan tetap eksis kedepan dalam menyuarakan permasalahan rakyat dan mendorong terciptanya nilai-nilai perubahan yang berorientasi pada penegakan supremasi hukum dan penghormatan hak-hak asasi manusia.
II. SEJARAH LBH MEDAN
Kongres Nasional V Persatuan Advokat Indonesia (PERADIN) tahun 1976 di Hotel Ambarukmo, Yogyakarta mencetuskan gagasan bahwa PERADIN merupakan organisasi perjuangan untuk menegakkan hukum dan keadilan serta menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia. Gagasan tersebut mendapat sambutan baik dari seluruh peserta yang hadir untuk membentuk LBH.
Adnan Buyung Nasution, pada waktu itu menjabat Ketua DPP PERADIN, juga direktur LBH Jakarta mencoba menantang tekad tersebut dengan mengatakan, "Apakah PERADIN berani mendirikan LBH ?" Ucapan tersebut menantang utusan dari Medan seperti, H. Syarif Siregar, SH, Mahjoedanil, SH, dan MD. Sakti Hasibuan, SH untuk segera mendirikan LBH di Medan.
Dengan semangat tinggi didorong oleh keinginan luhur memperjuangkan kebenaran, keadilan, dan dukungan sejumlah Advokat dan Pengacar yang ingin menyumbangkan tenaga, maka pada tanggal 28 Januari 1978 diresmikanlah LBH Medan dibawah pimpinan Mahjoedanil, SH. Pelantikannya sendiri dihadiri oleh pengurus DPP PERADIN, A.Rahman Saleh, SH, dan Direktur LBH Jakarta, Adnan Buyung Nst, SH.
Pimpinan LBH Medan sejak berdiri, adalah : - 1978 – 1982 : Mahjoedanil, SH
- 1982 – 1988 : Kamaluddin Lubis, SH - 1988 – 1990 : HASANUDDIN, SH
- 1990 – 1991 : ALAMSYAH HAMDANI, SH (meneruskan) - 1991 – 1994 : ALAMSYAH HAMDANI, SH
- 1994 – 1997 : ALAMSYAH HAMDANI, SH - 1997 – 2000 : KUSBIANTO, SH
- 2000 – 2003 : IRHAM BUANA NASUTION, SH - 2003 – 2006 : IRHAM BUANA NASUTION, SH
I. STRUKTUR ORGANISASI
No N A M A JABATAN KETERANGAN 1 IRHAM BUANA NASUTION,
SH.,M.Hum
Direktur Pembela Umum 2 SEDARITA GINTING, SH. Wakil Direktur
Bid.Operasional Pembela Umum 3 HADININGTYAS, SH Koordnator Bid.Litigasi Pembela Umum 4 ADIMANSYAR, SH.,M.Hum Koordinator Bid. Non
Litigasi
Pembela Umum 5 NURIYONO,SH Koordinator Bid. Fun
Reising Paralegal Bantuan Hukum 6 IKHWALUDDIN SIMATUPANG,
SH.,M.Hum Staf Koor.Bid. Litigasi Pembela Umum 7 ALKAF MASRI, SH Staf Koor. Bid. Fun
Reising
Paralegal Bantuan Hukum
8 FERERIUS PURBA, SH Staf Koor.Bid.Litigasi Pembela Umum 9 ADE LESMANA, SH Asisten
Koor.Bid.Litigasi Asisten Pembela Umum 10 MUSLIM MUIS, SH Asisten.Koor.Bid.Non
Litigasi
Asisten Pembela Umum
11 RIFIAN Staf.Informasi &
Dokumentasi Karyawan 12 NINA WATI MANURUNG Staf Keuangan & Kasir Karyawan 13 RENI LORENSA Staf Administrasi Karyawan 14 ABDUL GANI Ofice Boy Karyawan 15 JAMALUDDIN Jaga Malam Karyawan 16 JASNIS SULUNGS Koordinator LBH Pos
Asahan & Tj. Balai
Paralegal Bantuan Hukum
Labuhan Batu
16 YOPI MARIADI, SH Voluntir Magang 17 HELMIDAH LUBIS, SH Voluntir Magang
Dari seluruh personil yang aktif di LBH Medan yang memiliki kartu Advokad sebanyak 7 (tujuh) orang. Disamping itu LBH Medan saat sekarang ini sedang menjalankan proses pendidikan magang (in clas) sebanyak 30 orang.
III. AKTIVITAS LEMBAGA
Aktivitas Yang pernah dilakukan LBH Medan oleh masing-masing Koordinator Divisi yang terangkum di bawah ini, diantaranya :
a. Pengorganisasian masyarakat korban ketidak adilan seperti sengketa pertanahan/lingkungan dan masyarakat adat;
b. Pengorganisasian masyarakat nelayan pantai Timur dan pantai Barat (Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Tengah) Sumatera Utara.
c. Kampanye dan publikasi terhadap isu sengketa pertanahan/lingkungan; d. Pendampingan terhadap korban pelanggaran HAM;
e. Kampanye dan publikasi terhadap korban pelanggaran HAM serta kebijakan pemerintah yang tidak peduli akan HAM;
f. Pendampingan terhadap korban kesewenangan pengusaha terhadap buruh;
g. Kampanye dan publikasi terhadap isu dan kebijakan pengusaha/penguasa terhadap perburuhan; h. Pendidikan dan Pelatihan bagi Organisasi Rakyat (OR) dampingan seperti, petani, nelayan, dan
buruh.
Agenda kegiatan Yang sedang dilakukan, diantaranya :
a. Pendidikan dan koonsolidasi bagi OR petani, nelayan, dan buruh;
b. Pendidikan demokrasi dan HAM (PILKADA) bagi OR petani, nelayan dan buruh; c. Pendampingan terhadap korban kekerasan & pelanggaran HAM;
d. Penguatan jaringan dengan lembaga funding untuk program tertentu; e. Diskusi kampung ditingkat komunitas dampingan
f. Konsultasi & Advokasi hukum dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten dan Kota.
Pola dan Srategi Pelayanan Hukum dan Penanganan Kasus
Tingkat kepercayaan masyarakat Sumatera Utara terhadap kinerja Lembaga Bantuan Hukum Medan masih relatif tinggi, hal ini terbukti dari banyaknya masyarakat yang datang ke kantor LBH Medan melaporkan permasalahan yang sedang dihadapi, namun demikian dari laporan & pengaduan masyarakat tersebut LBH Medan memproritaskan kasus-kasus struktural, kekerasan dan prilaku kebijakan publik, serta pola penanganannya tidak mengedepankan penandatanganan surat kuasa, akan tetapi lebih cendrung mengutamakan bentuk partisipasi dan kerja sama dalam melakukan kontrol terhadap aparat penegak hukum, metoda ini dianggap lebih efektif dalam konteks membangun resistensi maupun proses pembelajaran masyarakat untuk berani mengkritisi kinerja pejabat publik, dan tidak terkesan menciptakan pola ketergantungan yang diartikan mengarah pada bentuk pembodohan terhadap masyarakat.
Dalam konteks kasus kasus publik dengan issu pertanahan, lingkungan, perburuhan maupun pengungsi yang nota bene merupakan dampingan LBH Medan yang telah terorganisir beberapa tahun sebelumnya,
masih tetap melakukan pengorganisasian ditingkat komunitas petani, buruh, nelayan dan pengungsi. Upaya Loby - loby kebijakan, kampaye dan langkah -langkah strategis lainnya merupakan bagian dari proses perjuangan rakyat.
Jaringan LSM, Akademisi, Mahasiswa maupun elemen lainnya adalah merupakan bagian dari mitra kerja organiasai dalam konteks membangun satu kesadaran kongkrit guna mendorong lahirnya nilai-nilai perubahan
KASUS TAHUN 2004
No Jenis Kasus Pola Penanganan Jumlah Keterangan
1 P E R D A T A Konsultasi 42 Kasus
Tanda Tangan Kuasa
1. Perdata 3 Kasus Permasalahan masyarakat dengan perusahaan
2. PTUN 2 Kasus 1. Permasalahan antara masyarakat Polonia dengan Masyarakat yang mengklaim dari komunitas Melayu 2. Permasalahan antara masyarakat dengan BPN dan Perkebunan Jumlah 47 Kasus P I D A N A Konsultasi 29 Kasus
Tanda Tangan Kuasa 6 kasus 1. Kasus kekerasan Kepolisian 2. Praperadilan
Jumlah 35 Kasus
KASUS TAHUN 2005
No Jenis Kasus Pola Penanganan Jumlah Keterangan
1 P E R D A T A Konsultasi 25 Kasus Tanda tangan Kuasa :
1. Perdata
2 Kasus
Permasalahan masyarakat miskin kota dengan perusahaan
2. PTUN 3 Kasus Permasalahan KPU dengan Partai Politik
Jumlah 30 Kasus
2 P I D A N A Konsultasi 25 Kasus
Tanda Tangan Kuasa 5 Kasus 1.Korban kerja sama Polisis dengan Perusahaan 2. Praperadilan
IV. SUMBER PENDANAAN
No Nama Lembaga Donor Program Kegiatan Keterangan
1 TIFA 1. Diskusi Kampung
2. Institusional Suport 1.Program 1 Tahun dalam bentuk diskusi ditingkat komunitas masyarakat di 6 Kabupaten & Kota 2.Honor Staf & Karyawan
2 FES 1. Seminar
2. Trening For Trainers (TOT)
1. Sosialisasi menyangkut Pilkada 2. Partisipasi Pilkada
3 PPA Consultan Retooling Program 3 Bulan 4 Sumbangan Masyarakat Administrasi, Konsultasi
dan Advokasi 1.2.Konsultasi Kasus Pendampingan Kasus
5 KPU Provinsi Konsultasi & Advokasi Gugatan Partai Politik & Calon Kepala daerah di PTUN
6 Panwas Kabupaten & Kota Konsultasi & Advokasi Gugatan Partai Politik & Calon Kepala daerah di PTUN
7 Panwas Pemilu Provinsi Konsultasi & Advokasi Gugatan Partai Politik & Calon Kepala daerah di PTUN
V. PROGRAM
Lembaga Bantuan Hukum Medan saat sekarang masih komitmen dengan program-program strategis baik dalam proses penguatan dan pemberdayaan ditingkat komunitas maupun dampingan maupun yang sifatnya bekerja sama dengan jaringan LSM, aparat penegak hukum dan berbagai elemen lainnya. Dalam menghadapi berbagai permasalahan yang sifatnya monitoring evaluasi internal eksternal sekaligus dalam rangka penyusunan program strategis tahunan, Lembaga bantuan Hukum Medan mengadakan rapat kerja daerah.
Medan, 15 Juli 2005