• Tidak ada hasil yang ditemukan

07. MIXED METHODS RESEARCH DESIGN (RANCANGAN PENELITIAN METODE CAMPURAN).docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "07. MIXED METHODS RESEARCH DESIGN (RANCANGAN PENELITIAN METODE CAMPURAN).docx"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang

Penelitian pada hakikatnya adalah sebuah upaya untuk memprediksi, Penelitian pada hakikatnya adalah sebuah upaya untuk memprediksi, menemukan, atau memverifikasi

menemukan, atau memverifikasi suatu kebenaran. Agar tujuan suatu kebenaran. Agar tujuan tersebut dapat dicapai,tersebut dapat dicapai, setiap penelitian harus menggunakan pendekatan yang tepat, karena pendekatan yang setiap penelitian harus menggunakan pendekatan yang tepat, karena pendekatan yang digunakan dalam sebuah penelitian sangat menentukan keseluruhan langkah penelitian digunakan dalam sebuah penelitian sangat menentukan keseluruhan langkah penelitian tersebut. Sehubungan dengan itu, sejak awal pelaksanaannya pendekatan tersebut. Sehubungan dengan itu, sejak awal pelaksanaannya pendekatan setiap penelitian sudah harus ditentukan dengan jelas. Penentuan pendekatan yang akan setiap penelitian sudah harus ditentukan dengan jelas. Penentuan pendekatan yang akan digunakan sangat tergantung pada paradigma yang dianut peneliti.

digunakan sangat tergantung pada paradigma yang dianut peneliti.

Setiap metode penelitian memiliki keunggulan dan kekurangan. Oleh karena Setiap metode penelitian memiliki keunggulan dan kekurangan. Oleh karena itu metode kuntitatif dan kualitatif keberadaannya tidak perlu dipertentangkan karena itu metode kuntitatif dan kualitatif keberadaannya tidak perlu dipertentangkan karena keduanya justru saling melengkapi. Metode kuantitatif cocok digunakan untuk keduanya justru saling melengkapi. Metode kuantitatif cocok digunakan untuk  penelitian

 penelitian yang yang masalahnya masalahnya sudah sudah jelas, jelas, dan dan umumnya umumnya dilakukan dilakukan pada pada populasi populasi yangyang luas sehingga hasil penelitian kurang mendalam. Untuk mendapatkan hasil penelitian luas sehingga hasil penelitian kurang mendalam. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, maka para peneliti akhir-akhir banyak yang menggunakan campuran yang lebih baik, maka para peneliti akhir-akhir banyak yang menggunakan campuran antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan asumsi menggunakan dua antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan asumsi menggunakan dua  pendekatan lebih baik dari pada mengg

 pendekatan lebih baik dari pada menggunakan satu pendekatan.unakan satu pendekatan.

Seiring berkembangnya penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam ilmu sosial Seiring berkembangnya penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam ilmu sosial humaniora, penelitian dengan mixed method yakni menerapkan kombinasi dua metode humaniora, penelitian dengan mixed method yakni menerapkan kombinasi dua metode kualitatif dan kuantitatif menjadi kian popular. Popularitas ini, salah satunya disebabkan kualitatif dan kuantitatif menjadi kian popular. Popularitas ini, salah satunya disebabkan oleh kenyataan bahwa metodologi penelitian terus berevolusi dan berkembang, dan oleh kenyataan bahwa metodologi penelitian terus berevolusi dan berkembang, dan mixed method 

mixed method   adalah salah satu wujud dari perkembangan ini yang memanfaatkan  adalah salah satu wujud dari perkembangan ini yang memanfaatkan kekuatan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif sekaligus. Apalagi, kekuatan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif sekaligus. Apalagi, masalah-masalah yang diangkat oleh pakar ilmu sosial dan kesehatan begitu kompleks sehingga masalah yang diangkat oleh pakar ilmu sosial dan kesehatan begitu kompleks sehingga menerapkan hanya satu metode saja tentu tidak memadai untuk menjabarkan menerapkan hanya satu metode saja tentu tidak memadai untuk menjabarkan kompleksitas ini. Sifat interdisipliner penelitian juga turut memengaruhi tim penelitian kompleksitas ini. Sifat interdisipliner penelitian juga turut memengaruhi tim penelitian yang terdiri dari individu-individu yang memiliki minat dan metode metodologis yang yang terdiri dari individu-individu yang memiliki minat dan metode metodologis yang  beragam.

 beragam. Pada Pada akhirnya, akhirnya, ada ada begitu begitu banyak banyak manfaat manfaat yang yang dapat dapat diperoleh diperoleh daridari kombinasi penelitian kualitatif dan kuantitatif ini dibanding hanya menerapkan salah kombinasi penelitian kualitatif dan kuantitatif ini dibanding hanya menerapkan salah

(2)

satu dari kedua metode tersebut secara terpisah. Salah satu manfaatnya adalah memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap masalah-masalah penelitian mixed methods.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian mixed methods?

2. Kapan digunakannya mixed methods? 3. Apa tipe desain mixed methods?

4. Bagaimana langkah-langkah desain penelitian mixed methods?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari mixed methods. 2. Untuk mengetahui digunakannya mixed methods. 3. Untuk mengetahui tipe desain mixed methods.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

 Mi xed Methods

(Metode Campuran)

 Mixed Methods research design (rancangan penelitian metode campuran) merupakan suatu prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, dan “mencampur” metode kuantitatif dan metode kualitatif dalam suatu penelitian atau serangkaian  penelitian untuk memahami permasalahan penelitian (Creswell dan Plano Clark, 2011).

Penggunaan metode kuantitatif dan kualitatif secara gabungan, memberikan  pemahaman yang lebih baik tentang permaslahan dan pertanyaan penelitian. Perlunya memahami penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, hal ini membuat tipe rancangan ini membutuhkan keterampilan tertentu. Kelemahannya membutuhkan waktu yang cukup banyak, membutuhkan pengumpulan data, dan analisis data ekstensif, dan  juga mengharuskan peneliti untuk berpartisipasi secara totalitas dalam suatu tim  penelitian dengan beragam keterampilan ketiga menggunakan rancangan metode

campuran ini.

Penelitian ini juga melibatkan merging (menyatukan atau menggabungkan), connecting (menghubungkan atau membuat basis data yang satu menjelaskan basis data yang lain), building (membangun atau membuat basis-data yang satu membangun sesuatu yang batu yang digunakan dalam basis data yang lain), dan embedding (menanamkan atau menempatkan basis data yang satu dalam basis data lain yang lebih  besar). Artinya data tersebut di-mixed   (dicampur) dalam metode campuran (Creswell,

2015)

2.2 Kapan Melaksanakan Penelitian

 Mi xed Methods

Pada saat melaksanakan penelitian  Mixed Methods yang diperlukan adalah mempunyai data kuantitatif dan data kualitatif, dan dari data-data tersebut memberikan  pemahaman yang lebih baik tentang permasalahan penelitian. Penelitian metode ini merupakan rancangan yang baik untuk digunakan jika peneliti mencoba mendasarkan  pada kekuatan pada data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif seperti skor pada  berbagai instrumen, memperoleh angka tertentu yang dapat dianalisis secara statistik,

(4)

dan dapat memunculkan hasil-hasil untuk mengakses frekuensi dan kekuatan penelitian dan dapat menyediakan informasi yang berguna jika perlu mendeskripsikan penelitian. Sedangkan data kualitatif yang dalam konteks wawancara terbuka yang memberikan kata-kata aktual orang dalam penelitian, menawarkan banyak prespektif yang berbeda tentang topik penelitian dan memberikan gambaran kompleks tentang situasinya. Pada dasarnya dengan mengakses hasil penelitian (kuantittaif) maupun proses (kualitatif),  peneliti dapat mengembangkan gambaran kompleks tentang fenomena sosial (Greence

dan Caracelli, 1997).

Ketika seorang peneliti melaksanakan penelitian dengan menggunakan metode campuran (mixed methods) biasanya karena memang adanya kebutuhan untuk menjawab permasalahan penelitian, karena jika hanya menggunakan satu metode (kualitatif atau kuantitatif) akan tidak mencukupkan data atau tidak cukup menjawab  permasalahan penelitian. Karena semakin banyak data yang didapatkan, maka data yang

semakin luas, dapat mengelaborasi, dan menjelaskan data dasar yang pertama (Creswell, 2015)

Penggunaan metode campuran memberikan perspektif alternatif dalam suatu  penelitian. Salah satu contohnya adalah suatu penelitian eksperimental dimana eksperimen itu mendapatkan informasi yang berguna tentang hasil, tetapi pengumpulan data kualitatif tambahan mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang  bagaimana intervensi eksperimen sebenarnya bekerja. Rancangan penelitian dengan

menggunakan metode campuran sering digunakan untuk mengalami pendekatan metode  penelitian yang terbaru, bahwa metode campuran lebih dapat diterima dibandingkan  penelitian kualitatif murni, karena masih ada komponen kuantitatif dalam penelitiannya

(Creswell, 2015 ).

2.3 Perkembangan

 Mi xed Methods

Sejarah perkembangan metode penelitian  Mixed Methods diuraikan  berdasarkan diskusi terdahulu melalui beberapa tahap (Creswell: 2012). Pada tahun 1959, Campbell dan Fiske memperkenalkan pendekatan multimethod, akan tetapi pada masa itu Campbell dan Fiske tidak dalam penelitian metode campuran, mereka  berusaha mengembangkan sifat-sifat psikologis yang valid dengan mengumpulkan

(5)

 berbagai bentuk data kuantitatif. Untuk mengembangkan sifat-sifat ini, mereka melakukan suatu proses dimana peneliti akan mengumpulkan beberapa langkah dari  beberapa ciri-ciri dan menilai setiap langkah menggunakan dua metode yang mereka

lakukan dengan langkah-langkah dari sifat-sifat yang berbeda yang melibatkan metode terpisah.

Beberapa tahun kemudian, Jick pada tahun 1979 menggunakan kombinasi survei, wawancara semi terstruktur, observasi, dan bahan-bahan arsip untuk memberikan "gambaran yang kaya dan komprehensif" dari kecemasan dan ketidakamanan kerja selama merger organisasi. Artikel Jick menggunakan studi merger untuk menggambarkan prosedur triangulasi data. Triangulasi tersebut diterapkan dalam  penelitian, yang berarti bahwa peneliti bisa menambah pertanyaan untuk meningkatkan  pemahaman mereka dengan mengumpulkan data dari berbagai jenis metode. Peningkatan pertanyaan ini dapat menjadikan kekuatan dari setiap jenis metode dan menetralkan kelemahannya satu sama lain.

Seiring dengan perkembangan yang terjadi dalam waktu yang cukup lama, awalnya penelitian mixed metode menerima banyak kontra sebab masing-masing  pendekatan menarik asumsi dengan filosofi yang berbeda, namun perdebatan yang terjadi dijadikan sebagai bentuk upaya peningkatan prosedural dari penelitian ini. Hingga diperoleh kesimpulan bahwa mixed metode merupakan desain alternatif yang dapat membantu peneliti memahami masalah dalam fenomena penelitian yang lebih akurat untuk penelitian tertentu.

Adanya  Mixed Methods Research mengkombinasikan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif sehingga akan menghasilkan pemahaman yang lebih baik terhadap masalah penelitian dibandingkan bila hanya menggunakan salah satu  pendekatan saja. Mixed Methods Research memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

1.  Mixed Methods menghasilkan fakta lebih komprehensif dalam meneliti masalah penelitian, karena peneliti memiliki kebebasan untuk menggunakan semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan.

2.  Mixed Methods dapat menjawab pertanyaan penelitian yang tidak dapat dijawab oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif.  Mixed Methods merupakan sebagai alat pengumpul data tidak hanya terbatas pada satu alat saja.

(6)

3.  Mixed Methods mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi, yang tidak  banyak dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Kolaborasi yang dimaksud adalah kolaborasi sosial, behavioral, dan kolaborasi humanistik.

4.  Mixed Methods research mendorong untuk menggunakan berbagai pandangan atau paradigma.

5.  Mixed Methods  bersifat “praktis” k arena peneliti memiliki keleluasaaan menggunakan metode untuk meneliti masalah.

Kelebihan Mixed Methods didasari “asumsi filosofis” yaitu:

1. Ada paradigma atau pandangan “terbaik” tentang mixed method research. 2. Peneliti dapat menggunakan berbagai paradigma dan pandangan dalam

 penelitian mixed method.

3. Pandangan/paradigma berhubungan erat dengan jenis desain mix ed method dan sangat menentukan jenis desain.

Penggunaan metode campuran atau mixed method ini dapat dilakukan dengan dua desain seperti gambar berikut ini

Gambar 1. Sistem notasi Mixed Methods (Sumber: Creswell, 2012)

 Pada studi pertama menunjukkan bahwa peneliti menempatkan penekanan pada kedua data kuantitatif dan kualitatif dan mengintegrasikan atau menggabungkan data dalam penelitian ini.

(7)

 Pada studi kedua peneliti menekankan data kuantitatif dalam tahap pertama dari studi, diikuti dengan penekanan kecil pada data kualitatif dalam tahap kedua  penelitian.

2.4 Tipe Desain

 Mi xed Methods

Menurut Creswell (2012), awalnya ada empat desain penelitian Mixed Methods yang digunakan sebagai metode dasar yaitu the convergent parallel design, the explanatory sequential design, the exploratory sequential design, the embedded design namun saat ini ditambah dua model sebagai bentuk kompleks yang juga populer yaitu the transformative design dan the multiphase design.

1.

The Convergent Parallel Design

Tujuan dari metode penelitian model convergent (concurrent) parallel design adalah untuk mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dan menggunakannya secara bersama-sama untuk digunakan dalam memahami permasalahan dalam  penelitian yang dilakukan. Penelitian model convergent parallel design dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2. Model Convergent Parallel Design (Sumber: Creswell, 2012)

Kelebihan dari model penelitian ini:

a) Menggabungkan keunggulan dari kedua data yang dikombinasikan, yaitu data kuantitatif yang dapat digunakan untuk menggeneralisasikan dan data kualitatif yang dapat digunakan untuk menjelaskan konteksnya.

 b) Peneliti memperoleh informasi melalui metode terbaik yang ditawarkan oleh teknik pengumpulan data baik secara kuantitatif maupun kualitatif.

Kelemahan dari model penelitian ini:

(8)

M i x e d M e t h o d s R e s e a r c h D e s i n Pa e 8 hasil penelitian yang menyimpang.

2. The Explanatory Sequential Design

Model penelitian explanatory sequential design diawali dengan pengumpulan data kuantitatif kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data kualitatif untuk membantu menjelaskan dan menguraikan hasil yang diperoleh oleh data kuantitatif, sehingga hasil penelitian model penelitian ini bersifat explanatory atau menjelaskan suatu gambaran umum (generalisasi).

Hal yang mendasari model penelitian ini adalah bahwa data kuantitatif yang diperoleh pada tahap pertama dapat memberikan gambaran umum (generalisasi) tentang masalah penelitian, untuk analisis lebih lanjut maka diperlukan data kualitatif untuk menjelaskan gambaran umum tersebut (Creswell, 2012). Terdapat 2 model explanatory design  yaitu: (1)  follow up explanation models  dan (2)  participant  selection models.  Follow up explanation models  digunakan apabila peneliti membutuhkan data kualitatif untuk memperjelas atau memperluas hasil kuantitatif.  Participant selection models dapat digunakan apabila peneliti membutuhkan informasi kuantitatif dalam rangka mengidentifikasi dan menyeleksi partisipan untuk  follow up dan memperdalam studi kualitatif. Penelitian explanatory sequential design models dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3. Model Explanatory Sequential Design (Sumber: Creswell, 2012) Kelebihan dari model penelitian ini:

a) Data kuantitatif dan kualitatif dapat diidentifikasi dengan sangat jelas, sehingga memudakan bagi pembaca dan peneliti lain yang berencana untuk mendesign penelitian dengan menggunakan model ini.

Kelemahan dari model penelitian ini:

a) Penelitian ini memerlukan keahlian peneliti dalam menentukan aspek apa pada data kuantitatif yang perlu ditindaklanjuti dengan menggunakan data kualitatif, sehingga untuk melakukan penelitian diperlukan waktu yang cukup

(9)

lama.

3.

The E xploratory Sequential D esign

Model penelitian exploratory sequential design diawali dengan pengumpulan data kualitatif kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data kuantitatif. Tujuan dari  pengumpulan data kualitatif di tahap pertama adalah untuk mengeksplorasi fenomena yang ada terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data kuantitatif untuk menjelaskan hubungan variabel yang ditemukan dalam data kualitatif (Creswell, 2012). Desain ini sangat bermanfaat jika peneliti bermaksud untuk mengembangkan dan menguji suatu instrumen karena dianggap instrumen kurang tepat atau untuk mengidentifikasi variable-variabel penting melalui studi kuantitatif pada saat variabel  penting tersebut tidak diketahui.

Ada dua model exploratory design yaitu (1) instrument development model dan (2) taxonomy development model. Instrument development model digunakan apabila  perlu mengembangkan dan mengimplementasikan instrumen kuantitatif untuk memperjelas temuan kualitatif. Taxonomy development model digunakan apabila hasil temuan pada fase kualitatif diperjelas lebih lanjut melalui kegiatan mengidentifikasi variable-variabel penting, mengembangkan suatu taksonomi atau sistem klasifikasi, mengembangkan teori, dan berikutnya fase uji kuantitatif hasil secara detail. Dengan model ini fase kualitatif menghasilkan kategori atau hubungan khusus. Penelitian model  Exploratory Sequential Design dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4. Model Exploratory Sequential Design (Sumber: Creswell, 2012)

Kelebihan dari model penelitian ini:

a) Peneliti untuk mengidentifikasi langkah-langkah sebenarnya didasarkan pada data kualitatif yang diperoleh dari peserta penelitian.

(10)

 pendapat peserta (objek penelitian) tanpa melalui pendekatan untuk menentukan variabel yang belum diketahui.

Kelemahan dari model penelitian ini adalah

a) Penelitian ini membutuhkan waktu yang sangat lama terutama untuk mengumpulkan data serta validasi instrumen baik data kualitatif maupun kuantitatif.

4.

The Embedded Design

Model penelitian embedded design merupakan model penelitian yang mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama atau berurutan dimana salah satu bentuk data memainkan peran pendukung bagi bentuk data yang lain (Creswell, 2012). Pada model penelitian kombinasi ini tidak melihat bagaimana urutan  pengumpulan datanya, namun lebih menekankan pada dominasi bobot data (data utama dan data pendukung). Data pendukung biasanya memiliki proporsi yang kecil dalam  penelitian kombinasi dengan tujuan untuk menambah atau mendukung bentuk utama

dari data.

Ada dua model embedded , yaitu: (1) embedded experimental models  dan (2) correlational models. Embedded experimental  models adalah data kualitatif digunakan dalam desain experimental (baik dalam eksperimen murni maupun kuasi eksperimen). Prioritas utama model ini dikembangkan dari kuantitatif, metodologi eksperimen, dan data kualitatif mengikuti/mendukung metodologi.  Embedded models correlational  adalah kebalikan dari eksperimental model. Dalam model ini data kualitatif mendukung desain kuantitatif. Peneliti mengumpulkan data kualitatif sebagai bagian dari kegiatan studi korelasional untuk membantu proses pelaksanaan kerja penelitian korelasional. Penelitian model embedded design dapat digambarkan sebagai berikut.

(11)

Gambar 5. Model Embedded Design (Sumber: Creswell, 2012)

Kelebihan dari model penelitian ini:

a) Dapat menggunakan kelebihan dari masing-masing bentuk data dalam proses analisis data.

 b) Peneliti dapat mengumpulkan data kualitatif dengan desain penelitian yang lebih menekankan pada desain kuantitatif, sehingga data kuantitatif (data utama) yang diperoleh lebih mudah dianalisa dan diidentifikasi dengan dukungan data kualitatif.

Tantangan dalam menggunakan model penelitian ini antara lain terletak pada kejelasan data pendukungnya, pengkombinasian atau penggabungan kedua data yang  berbeda, serta dimungkinkan terjadinya interferensi hasil penelitian oleh data  pendukung.

5.

The Transformative Design

Model penelitian transformative design  merupakan model penelitian yang menggunakan salah satu dari keempat model sebelumnya (convergent, explanatory, exploratory, embedded ) yang didesain menggunakan suatu kerangka transformatif atau lensa (Creswell, 2012). Kerangka transformatif ini bertujuan untuk mengatasi masalah sosial yang terjadi pada suatu populasi yang terpinggirkan (kurang terwakilkan) yang masih terlibat dalam penelitian yang membawa perubahan. Menurut Greene dalam Creswell (2012), kekuatan dari model penelitian ini adalah berbasis pada nilai dan ideologinya. Kerangka transformatif yang sering digunakan dalam  Mixed Methods antara lain mengenai feminisme, ras, etnis, disabilitas, gay, atau lesbian. Tantangan dalam model penelitian ini adalah mengintegrasikan kerangka transformatif menjadi suatu penelitian kombinasi. Desain penelitian kombinasi model transformative design dapat digambarkan sebagai berikut.

(12)

6.

The Multiphase Design

Model penelitian multiphase design merupakan model penelitian yang berdasar  pada model convergent, explanatory, exploratory, dan embedded . Penelitian dapat dikatakan sebagai multiphase design  jika peneliti melakukan penelitian melalui serangkaian tahapan atau penelitian secara terpisah yang memiliki satu program tujuan penelitian (Creswell, 2012). Desain penelitian kombinasi model multiphase design dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 7. Model Multiphase Design (Sumber: Creswell, 2012)

Model penelitian multiphase design memiliki memiliki kelebihan yaitu dapat memahami secara lebih baik dari suatu penelitian melalui beberapa program yang dilakukan secara bersama-sama. Tantangan yang muncul dalam model penelitian kombinasi ini adalah kerja sama tim peneliti dalam mengintegrasikan proyek atau  program secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama serta lamanya waktu

yang diperlukan selama proses penelitian.

2.5 Langkah-langkah dan Evaluasi dalam melakukan

 Mi xed Methods

Study a) Langkah-langkah

 Mi xed Methods Study 

Langkah-langkah dalam penelitian  Mixed Methods menyediakan panduan umum untuk membantu dalam melakukan penelitian ini. Proses penelitian  Mixed Methods dapat digambarkan sebagai berikut.

(13)

Gambar 8. Langkah-Langkah Penelitian Mixed Methods Sumber: Creswell, 2012

1. Mengambil Keputusan Bahwa

 Mi xed-Methods

 dapat Dilakukan

Penelitian mixed-methods  membutuhkan peneliti atau sekelompok peneliti yang menguasai dan berpengalaman pada metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Sangat  jarang ditemui sesorang secara individu mempunyai kemampuan yang cukup untuk melaksanakan penelitian mixed- methods. Pertanyaan mendasar bagi seseorang yang akan melakukan penelitian mixed-methods adalah: Apakah anda punya waktu, energi, dan sumber daya yang mencukupi untuk melakukan penelitian model ini? Jika tidak, dapatkah anda berkolaborasi dengan peneliti lain yang dapat melengkapi kekuranganmu? Jika anda belum menguasai teknik dan kekurangan sumberdaya, akan lebih baik memikirkan ulang konsep penelitian menjadi murni kuantitatif atau kualitatif daripada memaksakan metode mixed-methods yang tidak dapat diselesaikan karena waktu yang tidak mencukupi.

(14)

 2.

Mengembangkan Rasionalisasi yang Jelas Mengenai Pelaksanaan Penelitian

 Mi xed-Methods

Peneliti harus dapat memberikan filosofi yang jelas mengapa metode kuantitatif dan kualitatif digunakan bersama dalam menjawab suatu masalah yang akan diajukan. Bila latar belakang tidak mendukung kedua metode untuk digabungkan, mixed-methods tidak perlu dilakukan.

3. Mengidentifikasi Strategi Pengumpulan Data

Rasionalisasi sebuah penelitian akan menuntun kepada prosedur pengumpulan data. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah (1) prioritas data kualitatif dan kuantitatif; (2) urutan pengumpulan data; dan (3) bentuk spesifik dari data kuantitatif (catatan kedatangan partisipan) dan kualitatif (gambar, rekaman) yang akan dikumpulkan.

Dalam hal prioritas data yang akan dikumpulkan, terdapat tiga pilihan yang dapat diambil sebagai berikut.

a. Data kuantitatif dan kualitatif mempunyai bobot yang sama

 b. Data kuantitatif memiliki bobot yang lebih besar daripada data kualitati f c. Data kualitatif memiliki bobot yang lebih besar daripada data kuantitatif

Prioritas pengumpulan data berarti bahwa peneliti lebih menekankan satu  jenis data dibanding dengan data yang lain. Pertimbangan selanjutnya adalah mengenai

urutan pengambilan data. Beberapa pilihan pengambilan data adalah sebagai berikut. a. Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan

 b. Mengumpulkan data kuantitatif terlebih dahulu, kemudian diikuti data kualitatif c. Mengumpulkan data kualitatif terlebih dahulu, kemudian diikuti data kuantitatif 4. Mengembangkan Rumusan Masalah Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Rumusan masalah akan menentukan jenis desain penelitian yang akan digunakan. Rumusan masalah dapat diajukan menggunakan dua set pertanyaan yang meliputi pertanyaan kuantitatif dan kualitatif. Pertanyaan kuantitatif merujuk pada hubungan variabel independen dan dependen, sedangkan pertanyaan kuantitatif merujuk pada pertanyaan terbuka untuk mendeskripsikan s uatu fenomena.

Misalnya pada penelitian yang dilakukan oleh Stains dkk (2007), merumuskan  pertanyaan penelitian dengan dua set pertanyaan : “ 1) Apa yang menjadi dasar fokus  siswa baru dalam mengklasifikasikan substansi kimia seperti, unsur, senyawa, atau

(15)

campuran berdasarkan representasi mikroskopik? (pertanyaan kuantitatif); 2)  Bagaimana pola penalaran siswa baru untuk mengklasifikasikan substansi kimia ke

dalam kelas/grup yang berbeda?(pernyataan kualitatif)”.

Ada cara lain dalam merumuskan masalah untuk penelitian Mixed Methods tetapi sebagian besar peneliti tidak familiar. Perumusan masalah didasarkan pada tipe desain  penelitian  Mixed Methods yang digunakan. Berikut tabel contoh rumusan masalah

mixed methods.

Tabel 1. Contoh rumusan masalah mixed methods.

Tipe penelitian

mixed method 

Contoh pertanyaan rumusan masalah

Eksplanatory Bagaimana data kualitatif dapat memberikan penguatan terhadap data kuantitatif yang diperoleh?

Eksploratory Apakah instrumen yang dikembangkan pada fase kedua (sebagai hasil eksplorasi pada fase pertama) merupakan instrumen yang lebih baik dan mampu digunakan sebagai alat ukur (validitas instrumen telah teruji)?

Embedded design Bagaimana data kualitatif dapat memperkuat data kuantitatif? (Sumber: cresswell, 2012)

Rumusan masalah secara general dapat menuntun pada pengembangan hipotesis penelitian. Hipotesis dapat diajukan melalui pendekatan kuantitatif maupun kualitatif.

5. Mengumpulkan Data Kuantitatif dan Kualitatif

Pada penelitian mixed methods, urutan pengumpulan data akan tergantung pada  jenis desain. Namun, dalam semua desain, fase penelitian ini akan panjang dan membutuhkan organisasi informasi yang baik. Program statistik dan program analisis teks dapat menyediakan sistem yang berguna untuk menyimpan, mengelola, dan merekam data.

6. Menganalisis Data Secara terpisah, bersamaan, atau keduanya

Analisis data juga akan berhubungan dengan jenis tertentu dari desain  Mixed  Methods yang digunakan. Analisis data dapat dilakukan secara terpisah dari data kuantitatif dan data kualitatif, seperti dalam desain explanatory dan exploratory, atau mengintegrasikan analisis data, seperti dalam desain konvergen.

(16)

7. Menuliskan Laporan

Langkah terakhir dalam studi Mixed Methods adalah menulis laporan. Beberapa variasi terlihat dalam struktur penulisan mixed methods, seperti berikut:

a. Laporan yang ditulis dalam dua fase.

Penulisan ini melibatkan satu sesi untuk menspesifikasikan masalah dan kajian literatur. Dilanjutkan dengan sesi dua yang berisi pengumpulan data, analisis, dan interpretasi.

b. Laporan yang mengintegrasikan fase kuantitatif dan kualitatif dari studi di setiap bagian.

Laporan dituliskan dengan mengintegrasikan fase kuantitatif dan kualitatif pada tiap fase. Rumusan masalah dituliskan sebagai pertanyaan kuantitatif dan kualitatif, kemudian pengumpulan data di fase lain menggambarkan integrasi kedua metode tersebut. Analisis data ditulis dengan menggabungkan dua data sehingga cara ini disebut dengan desain konvergen.

8. Evaluasi Penelitian

 Mi xed method 

Bagaimana cara pembaca mengetahui bahwa penelitian mixed method   yang ditulis oleh seseorang memiliki kualitas yang baik? Kualitas dari suatu penelitian mixed method  dikatakan baik apabila;

1. Peneliti mendeskripsikan bahwa desain mixed methods  adalah pendekatan yang terbaik untuk menjawab rumusan masalah penelitian sebab data kuantitatif saja tidak cukup memberikan jawaban tanpa adanya data kualiatatif, atau sebaliknya. Peneliti menjelaskan kajian teoritis ( framework ) secara mantap

2. Menggabungkan atau mengkombinasikan pengumpulan dan analisis data kuantitatif yang tepat dan kualitatif yang meyakinkan.

3. Secara eksplisit mengkombinasikan dua set data 4. Melakukan cross-check  data kualitatif

5. Memberikan sinyal kepada pembaca bahwa penelitan yang dilakukan adalah mixed-methods.

(17)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1.  Mixed Methods research design (rancangan penelitian metode campuran) merupakan suatu prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, dan “mencampur” metode kuantitatif dan metode kualitatif dalam suatu penelitian.

2. Waktu pelaksanaan mixed methods research design adalah ketika seorang peneliti mempunyai data kuantitatif maupun kualititatif, ketika tipe satu penelitian saja tidak cukup dalam menjawab permasalahan penelitian, ketika seorang peneliti membutuhkan perspektif alternatif dalam suatu penelitian.

3. Ada enam desain penelitian Mixed Methods yang digunakan sebagai metode dasar yaitu the convergent parallel design, the explanatory sequential design, the exploratory sequential design, the embedded design, the transformative design, dan the multiphase design.

4. Langkah-langkah dalam melakukan desain penelitian mixed methods adalah: a. Menentukan apakah penelitian mixed methods itu layak

 b. Mengidentifikasi latar belakang pemikiran untuk mencampurkan metode c. Mengidentifikasi strategi pengumpulan data

d. Mengembangkan pertanyaan kuantitatif, kualitatif, dan Mixed Methods e. Mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif

f. Menganalisis data secara terpisah, secara bersamaan, atau keduanya

g. Menulis laporan sebagai suatu penelitian satu fase atau dua fase atau penelitian multitahap.

Gambar

Gambar 1. Sistem notasi Mixed Methods (Sumber: Creswell, 2012)
Gambar 2. Model Convergent Parallel Design (Sumber: Creswell, 2012)
Gambar 3. Model Explanatory Sequential Design (Sumber: Creswell, 2012)
Gambar 4. Model Exploratory Sequential Design (Sumber: Creswell, 2012)
+4

Referensi

Dokumen terkait

(1) Dalam hal Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1) yang seluruhnya tidak disetujui oleh Wajib Pajak dalam Pembahasan

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah merupakan suatu sistem yang membentuk siklus yang dimulai dari proses penetapan visi, misi, tujuan dan

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dalam artikel dibahas optimalisasi tata letak barang yang dapat disimpan pada tempat penyimpanan barang yang sudah ada sehingga barang yang

Siswa memeragakan tari sigeh penguten dengan senyum namun pandangan tidak sesuai dengan ragam gerak yang dilakukan tetapi tanpa ragu..

a) Pemanggilan secara Referensi merupakan upaya untuk melewatkan alamat dari suatu variabel ke dalam fungsi. b) Yang dikirimkan ke fungsi adalah alamat letak dari nilai

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu: (1) untuk mengoptimalkan kemampuan melompat, guru menjelaskan langkah-langkah permainan secara berurutan

Disampimg itu untuk melengkapi data yang diperlukan, sum ber data juga diperoleh dari walimurid anak TK Aisyiyah I (3 orang) dan walimurid TK Universitas M uhammadiyah Purwokerto

Tes pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan literasi matematika siswa kelas X MAN Insan Cendekia Tanah Laut dalam menyelesaikan