23 Februari 2014 Tahun V – No.08
Tiga Resep Pernikahan Langgeng
Hidup bersama itu merupakan seni, sebuah perjalanan yang
sabar, indah, dan mempesona. Ini tidak berakhir ketika Anda
memutuskan hidup bersama. Sebaliknya, pada saat itu justru
benar-benar baru dimulai. Perjalanan harian ini memiliki
aturan yang dapat diringkas dalam tiga frasa yang berulang
kali saya katakan pada semua keluarga: izin, terimakasih,
dan maaf.
Bolehkah saya (izin) merupakan permintaan sopan untuk
bisa masuk dalam kehidupan orang lain dengan hormat dan
peduli. Kita perlu belajar untuk bertanya, bolehkan saya
melakukan ini? Apakah kamu senang bahwa kita melakukan
dengan cara ini? Singkatnya, meminta izin berarti mampu
masuk dengan sopan dalam kehidupan orang lain.
Hanya saja, ini tidak mudah. Kadang-kadang, Anda bisa
melewati jalan lebih berat. Sebab, kasih sejati tidak
memaksakan diri dengan kekerasan dan agresivitas. Dalam
buku Bunga-Bunga Mungil Santo Fransiskus Asisi, ada
ungkapan: mengetahui sopan santun adalah salah satu sifat
JADWAL MISA
Misa Harian: Senin s/d Jumat 06.00 wib
Hari Sabtu : 17.00 wib Hari Minggu : 06.30 - 09.00 - 17.00 wib
Misa Jumat Pertama : 06.00 - 12.00 - 19.30 wib
Adorasi Ekaristi : Setiap hari Senin 15.00 s/d 22.00 di Kapel ditutup pukul 22.00 dengan ibadat penutup (completorium)
PENYELIDIKAN KANONIK (dengan perjanjian) Hari Senin, 17.00 – 18.30 wib
Romo A.S. Gunawan, Pr. Hari Kamis, 17.00 – 18.30 wib
Romo Anton Baur, Pr.
Website: www.parokisanmare.or.id
Mailing-list:
Facebook Group: SanMaRe Untuk kontribusi berita, artikel, pengumuman atau iklan baris,
silakan email ke : [email protected]
Allah. Sopan santun adalah saudara perempuan amal, yang memadamkan kebencian dan
melestarikan (bab 37).
Terima kasih. Sepertinya mudah mengatakan hal ini. Tetapi, kita mengetahui faktanya
tidak demikian. Tapi, ini penting. Kita sering mengajarkan ke anak-anak, tetapi kita sendiri
melupakannya. Terima kasih merupakan suatu perasaan penting. Apakah Anda ingat Injil
Lukas? Yesus menyembuhkan 10 orang kusta dan kemudian hanya seorang yang kembali
untuk mengucapkan terima kasih pada Yesus. Saat itu Yesus berkata, “Di mana sembilan
lainnya?”
Hal itu juga berlaku bagi kita. Apakah kita bisa berterima kasih? Dalam hubungan Anda dan
kehidupan pernikahan Anda, penting untuk tetap menghidupkan keadaran bahwa orang
lain adalah sebuah karunia. Kita mengucapkan terima kasih atas karunia Allah itu.
Permintaan maaf. Kita membuat begitu banyak kelalaian, begitu banyak kesalahan dalam
hidup. Mungkin tidak ada hari tanpa kita tidak membuat kesalahan. Kitab Suci mengatakan,
orang benar berdosa tujuh kali sehari. Karena itu, lihatlah kebutuhan untuk menggunakan
kata sederhana ini: maaf. Secara umum, kita masing-masing cepat menuduh orang lain dan
membenarkan diri kita sendiri.
Ini dimulai dengan bapa Adam. Ketika Allah bertanya, “Adam, apakah kamu telah makan
buah itu?” Saya? Bukan! Perempuan itu yang memberikannya kepadaku! Begitu jawab
Adam. Kita menuduh orang lain agar tidak mengatakan maaf, mohon ampun. Marilah kita
belajar untuk mengakui kesalahan kita dan meminta maaf. Maaf jika saya bersuara keras,
maaf saya tidak menyapa Anda, maaf saya terlambat. Maaf saya marah, maaf saya kemarin
diam. Ada begitu banyak maaf yang dapat kita katakan setiap hari.
Sebuah keluarga Kristiani juga tumbuh dengan cara ini. Kita semua tahu, keluarga yang
sempurna, suami yang sempurna, atau istri yang sempurna, itu tidak ada. Kita orang-orang
berdosa. Yesus yang mengenal kita dengan baik mengajarkan kita sebuah rahasia: jangan
pernah mengakhiri hari tanpa meminta pengampunan dari orang lain, tanpa membawa
pulang perdamaian ke rumah Anda, ke keluarga Anda.
Biasanya, saat bertengkar, selalu ada sesuatu. Piring beterbangan, saling diam, atau malah
saling teriak. Tapi, tolong ingat hal ini: jangan pernah mengakhiri hari tanpa membuat
perdamaian! Jika kita belajar untuk saling meminta maaf dan saling mengampuni,
pernikahan akan berlangsung langgeng, akan berjalan ke depan.
Ketika pasangan tua merayakan 50 tahun pernikahan, saya pernah mengajukan pertanyaan:
siapa yang telah membuat kalian bertahan? Mereka semua saling memandang, lalu
memandang saya. “Kami berdua,” begitu jawab mereka. Ini adalah kesaksian yang indah.
** Disadur dari bahan dialog Paus Fransiskus dengan puluhan ribu pasangan pada 14 Februari 2014. 2-Mengapa kita harus membuat
tanda salib sebelum masuk ke
Gereja sambil mengambil air suci?
Bu Ina
Romo menjawab:
Bu Ina, tanda salib adalah
tanda kemenangan Kristus
yang menjadi tanda
kemenangan bagi kita juga.
Dalam Warta Sanmare
tanggal 2 Februari 2014
lalu, makna tanda salib telah dijelaskan dengan terang. Rasanya, tidak perlu lagi
dijelaskan di sini.
Lalu, tindakan mengambil air suci merupakan
tanda pengenangan kembali diri kita akan
pembaptisan yang kita terima. Jadi, membuat
tanda salib dengan air suci tersebut menjadi
yang mengingatkan kita akan pembaptisan
kita. Selain itu, membuat tanda salib dengan
air suci tersebut juga menjadi penanda bagi
kita untuk mempersiapkan dan membersihkan
diri sebelum kita merayakan ekaristi di dalam
Gereja
. **
Romo
Menjawab
Umat
Bertanya
Diasuh oleh Romo Anton Baur, Pr
Bagi umat SanMaRe yang memiliki pertanyaan, silakan mengirimkannya ke email : [email protected]
Pojok
Liturgi
Masa Prapaskah
Masa Prapaskah adalah masa 40 hari sebelum Paskah, yang digunakan Gereja untuk mempersiapkan diri dalam merayakan Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus pada hari Minggu Paskah. Masa Pra-Paskah dimulai pada hari Rabu Abu dan berakhir pada siang hari Sabtu Suci. Mengapa masa Prapaskah berlangsung 40 hari lamanya? Sebab 40 hari adalah angka yang diyakini dalam Kitab Suci sebagai waktu untuk pendisiplinan diri, penyembahan serta persiapan.
Musa tinggal di gunung Allah selama 40 hari; Elia berkelana selama 40 hari sebelum ia tiba di gua di mana ia mendapat penglihatan; Niniwe diberi waktu selama 40 hari untuk bertobat; dan yang terutama, sebelum memulai karya pewartaan-Nya, Yesus melewatkan 40 hari di padang gurun untuk berdoa dan berpuasa.
Kristus menghabiskan 40 hari dengan berdoa dan berpuasa untuk mempersiapkan karya pewartaan-Nya, yang mencapai puncaknya dengan wafat serta kebangkitan-Nya, jadi selayaknyalah umat Kristiani meneladani-Nya dengan masa 40 hari berdoa dan berpuasa untuk mempersiapkan perayaan puncak karya pewartaan-Nya, yaitu Jumat Agung (Penyaliban-Nya) dan Minggu Paskah (Kebangkitan-Nya).
Kegiatan apa sajakah yang dilakukan pada hari-hari sepanjang masa Prapaskah? Semangat masa Prapaskah adalah pertobatan. Pertobatan dimengerti sebagai pemulihan kembali kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh dosa, maka pertobatan ini harus diwujudkan dalam relasi dengan Allah, sesama manusia, diri sendiri, dan alam semesta. Menyangkal diri, melakukan tindakan amal kasih, berdoa, berpuasa dan berpantang, memenuhi kewajiban-kewajiban kita secara lebih setia, menerima Sakramen Tobat dan tindakan-tindakan lain yang menyatakan tobat secara umum.
Kerajaan Allah yang diwartakan dan dikerjakan oleh Yesus Kristus mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia, sehingga keselamatan yang dibawa oleh Yesus Kristus memperbaharui seluruh diri manusia dan seluruh alam semesta.
Sumber: www.hidupkatolik.com,www.indocell.net/yesaya 4
-Pojok
Keluarga
Menyiksa Anak dengan Kenyamanan
Sesungguhnya tidak ada anak yang manja. Yang ada hanyalah anak yang dimanjakan orangtuanya. Ada banyak alasan orangtua memanjakan anak. Di kota besar, alasan klasik adalah orangtua kasihan dengan anak yang ditinggal sendirian di rumah hanya dengan pembantu. Kesibukan kerja membuat mereka lebih mengikuti kemauan anak.
Sementara itu, ada orangtua yang tergoda memanjakan anak karena trauma dengan masa lalunya yang sulit dan pahit. Hidup dalam kemiskinan (ortu) yang menyakitkan. Setelah dia menjadi “orang” alias kaya, dia mau anaknya senang. Fasilitas diberikan secara berlebihan. Tak jarang anak sampai taraf duduk di SMP, untuk membuat minuman pun selalu sang Ibu atau pembantu yang menyediakan. Akibatnya , anak tidak mandiri. Daya juangnya tidak bertumbuh.
Harga diri mereka pun relatif rendah. Sebab harga diri mereka dibangun atas apa yang mereka miliki (secara lahiriah) bukan pada karakter dan nilai hidup yang sehat. Penyebab lainnya adalah hubungan batin dengan orangtua tidak terbangun, sehingga mereka cenderung menjadikan teman sebagai sarana curhat dan menghabiskan waktu. Jika mereka bertemu dengan teman yang salah, mereka mudah tersesat dalam pergaulan yang buruk. Apalagi mereka diberi uang jajan berlebihan.
Akibat dimanjakan, daya tahan stres mereka pun tidak terbangun dengan baik. Tantangan dan kesulitan menjadi barang mewah bagi anak yang dimanjakan ini. Hingga masa remaja, mereka tidak cakap
membedakan mana itu keinginan (wants) dan kebutuhan (needs). Dari pengalaman di beberapa pusat rehab dan depresi, ditemukan banyak dari remaja tersebut dibesarkan dengan dimanjakan. Mereka tidak cakap mengelola konflik saat berada di bangku SMP dan SMU. Akibatnya, anak mudah stres, marah dan frustrasi, dan obat (narkoba). Meski mereka mungkin tidak sampai menggunakan narkoba, daya juang mereka relatif rendah.
Sebagai penutup tulisan ini, Mari kita mencoba memikirkan hal ini.
Bahwa hal yang menyiksa hidup (anak) kita sesungguhnya bukanlah kesusahan tetapi justru kesenangan (berlebih). Mereka yang terbiasa
dengan kesenangan, (sering) merasa tak pernah puas dengan berbagai kesenangan. Saat kesusahan datang, dia bingung bukan kepalang serta sulit bersyukur.
Sedangkan mereka yang terbiasa hidup dengan disiplin dan hidup dengan kesusahan, justru lebih tahan banting dengan kesusahan. Mereka mudah terhibur dan menghargai kesenangan meski hanya sedikit. Mereka tertantang mengejar kesenangan (kesuksesan) secara sportif, bukan dengan jalan pintas karena fasilitas orangtua mereka. Bagi mereka, kesulitan justru menjadi pemicu untuk maju dan bertumbuh. Ketika sukses mereka menghargai proses lebih daripada hasil.
Semoga kita diberi hikmat, kasih dan kebijaksanaan mengasuh anak-anak titipan-Nya. Terhindar dari perilaku yang bisa menjadi “penyiksa” anak-anak dengan memanjakan mereka secara berlebihan.
Anak yang lahir dan tumbuh dalam keluarga-keluarga yang
serba ada, penuh kasih sayang tetapi kurang disiplin, menghasilkan
anak manja. Semua keinginan mereka relatif
terpenuhi berlimpah.
Kabar
Lingkungan
Kunjungan OMK Wil 1 ke Rumah Singgah YAI
Sebuah Pelajaran Hidup yang sangat amat berharga dan sungguh berarti yang kami peroleh ketika berada di Yayasan Anyo ini . Bagaimana sahabat-sahabat kecil ini harus bisa bertahan dan berjuang melewati serangkaian pengobatan demi untuk bisa sembuh dari penyakitnya. walaupun sesungguhnya menjalani serangkaian pengobatan itu sangatlah tidak mudah dan mereka harus bisa menahan sakit akibat dari rangkaian kemotheraphy.
Di balik peristiwa itu, kami belajar banyak. Walaupun mereka sahabat-sahabat kecil kami ini menderita sakit yang kita tahu penyakit ini sangat berat dan risikonya adalah kematian, tapi mereka tetap bisa menebar senyum kepada setiap yang datang berbagi semangat yang luar biasa untuk kami . Terimakasih adik-adik, berkat kalian kami tersadarkan bahwa kehidupan ini benar-benar sangat berarti dan menjaga kesehatan itu sangatlah penting. Salam Cinta dari kami untuk kalian. Tetap Semangat, Tetap Tersenyum, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kalian. God Bless You (OMK Wil.1)
- JADWAL LITURGI
MINGGU BIASA VIII – 01 & 02 Maret
Bacaan: Yes. 49:14-15; Mzm. 62:2-3,6-7,8-9ab; Ul. 6a; 1Kor. 4:1-5; Mat. 6:24-34
Saran Nyanyian: PS 323, 842, 961, 380, 541, 647, 697
MINGGU Prapaskah I – 08 & 09 Maret
Bacaan: Kej. 2:7-9;3:1-7; Mzm. 51:3-4,5-6a,12-13,14,17; Ul:lih. 3a; Rm. 5:12-19; Mat. 4:1-11
Saran Nyanyian: PS 479, 490, 605, 606, 671, 698, 812, 965
Sabtu, 01 Maret, pukul 17.00
Koor dan Tatib: St. Bartolomeus - VII Petugas Lektor : Kinet & Maria Kristiono
Putra/i Altar: Kevin Bagas K., Revabelle Maharani, Benedicto Siswoko, Hillary Stephina Putri, William Filipe Rahardjo, Anggitasari Hartawan, Theodorus Albert W., Albertus A. Goenawan, Benigno Areli Siswoko, Maureen Chika
Prodiakon: F.X. Soehartono, Hadi Susanto, Joannes Suharno, Kristian Ong, PGL Sarwanawadya, Susman Riyadi
Sabtu, 08 Maret, pukul 17.00
Koor dan Tatib: St. Gregorius - IV Petugas Lektor : Cicilia Nina & Ellya Siswoko
Putra/i Altar: Alleandra Luwina N., Xaverio Anggara N., Alfa Sebastian Kullit, Patricia Kristina, Gabriela Liviana, Nathania Edrea Haryanto , Mikael Josafat, Timothy Luke Lumy, Anselmus Prayudi, Antonius Rangga H.W.
Prodiakon: Rinto Setiono, Tri Darmawati, A. Bambang K.R., Benni Saptiyanto, Heru Santosa, Joko Galungan
Minggu, 02 Maret, pukul 06.30
Koor dan Tatib: Beata Teresa - III Petugas Lektor : Luisa Martha W & Theresia Wahyunita Putra/i Altar: Catherine Inez M.P., Santos F. Tambunan, Gabriel Kineta, Antonius Priya Prathama, Ignatius Arico Setya, Thomas Lasmono Wibowo, Dylan Alexander, Gabriel Nathaniel, Jessica Nadia, Kevin Stevandhy
Prodiakon: Adrianus Nggala, Antonius Nelwan, Donanta Octaviardi, Frans Narendra, Haryono Widarta, I. Soeprapto
Minggu, 09 Maret, pukul 06.30
Koor dan Tatib: St. Theodorus - III Petugas Lektor : Mariska & Jacinta
Putra/i Altar: Rahardianto Patiung, Grace Simon, Claudia Kartikasari Sutandi, Erica Ratnasari Sutandi, Davianna Inez Halim, Prabandari Ayu, Elisabeth Novadiana, Katarina Sari Kusuma, Margaretha Velicia, Michael Rama Aviandri Prodiakon: Mudjihardjo, RM. Soedjono Respati, Anna Retno H., Djoko Soetarno, F.X. Margiono, Gunawan Wibowo
Minggu, 02 Maret, pukul 09.00
Koor dan Tatib: St. Markus - I
Petugas Lektor : Anna Retno Hapsari & Elisabeth Ratih Putra/i Altar: Septaviel Kenzie, Lukas Setya A.C.P, Andreas Widiatmoko P., Ignatius Prayogo, Virgina Regina, Gita Adinda Satyaningtyas, Josephine Cahyaning P, Fransisca Mariana R.Z., Kiara Anindita, Marie Yohana, Jonathan Mark, Dias Riandari
Prodiakon: Johanes Sumardi, Leo Agung, Prima Widii H., Temmy Royani, Agung Wahju, Dwi Respati, GD Noegroho TR, Hendrawan Thiodorus, Ignatius Sudarmadi, Johanna Kindangen, Maria Yoke Edna, Probel Gultom, Tjhong Vincentius, Agustinus Darmawan
Minggu, 09 Maret, pukul 09.00
Koor dan Tatib: St. Yoh de Brito - I Petugas Lektor : K.F. Nurahasti & Anastasia Agnes Putra/i Altar: Alexander Andi, Christofer Rizal, Fransisca Mariana R.Z., Andreas Widiatmoko P., Ignatius Prayogo, Virgina Regina, Gita Adinda Satyaningtyas, Josephine Cahyaning P, Kiara Anindita, Marie Yohana, Jonathan Mark, Dias Riandari
Prodiakon: Hexana Tri Sasongko, Joachim Sulistyo, Kamilus Arifin , Paul August Liqui, Rudy Trisnanta, Djonowardjoko, Hadi Susanto, Joannes Suharno, Kristian Ong, PGL Sarwanawadya, Susman Riyadi, Adrianus Nggala, Antonius Nelwan, Donanta Octaviardi
Minggu, 02 Maret, pukul 17.00
Koor dan Tatib: St. Emmanuel - VI Petugas Lektor : L. Wiyono & Sofie
Putra/i Altar: Oryza Emmanuella, Atlanta Andieani A.P., Brigieth Rungo Rata, Fridolin Rungo Bala Batti, Carmelita Ome Leba, Diandra Forceila, Maria Carolina Itu Leba, Yohanna Emarina, Brigitta Stephanie, Estherania N
Prodiakon: Bayu Rajasa, Eko Prihadi, Georgino Godong, Indri Prijatmodjo, Johannes Pudjiastoto, Martha Maria Elfian
Minggu, 09 Maret, pukul 17.00
Koor dan Tatib: Sta. Regina - II Petugas Lektor : Yuni & Dhani
Putra/i Altar: Maretha Prita Pradita, Gregorius Rio Alfrian, Felicitas Tania Elvina, Regina Retno Putri M., Shannon Wijaya, Issabella Titta Iswadi, Cita Permata, Caroline Susan Mahadewi, Chelsea Novelia, Archangela Girlani
Prodiakon: Frans Narendra, Haryono Widarta, Ignatius Soeprapto, Johanes Sumardi, Leo Agung, Prima Widii H
PENGUMUMAN
1. Pembaptisan bayi
Baptis Bayi/ Anak, pada Bulan Maret akan diadakan pada Hari Jumat,
tanggal 14 Maret pukul 17:00 di Gereja Santa Maria Regina. Orang tua yang
akan membaptiskan anaknya dimohon mempersiapkan diri. Penyuluhan
baptis bayi pada hari Minggu, 02 Maret, pukul 16.00 di ruang kelas lantai 3.
2. Bincang–Bincang Santai Kitab Suci (Menimba Air Hidup)
Sie Kerasulan Kitab Suci mengundang kehadiran Bapak, Ibu dan Saudara/I
dalam pertemuan “Bincang- Bincang Santai Kitab Suci“ (Menimba Air Hidup)
setiap hari Sabtu kedua dan keempat setiap bulan jam 09.00 – 11.00 di
Ruang Perpustakaan lantai 3.
IKLAN BARIS – Wahana bagi umat yang ingin mengiklankan informasi lowongan pekerjaan, mencari pekerjaan atau jasa usaha pribadi. Materi iklan diserahkan ke sekretariat paroki setiap hari kerja atau email ke:
Ibadat Pembakaran Daun Palma
Ibadat pembakaran daun palma akan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 4 Maret 2014,
pukul 19.30 WIB, dilanjutkan dengan perayaan ekaristi.
Abu hasil pembakaran daun-daun palma kering tersebut akan digunakan dalam ibadat Rabu Abu. Umat dapat berpartisipasi dengan membawa daun-daun palma kering yang ada di rumah. Daun-daun palma kering tersebut dapat dikumpulkan mulai minggu ini dengan meletakkan pada wadah yang telah disediakan di pintu masuk utama gereja, atau dapat
dibawa pada saat ibadat pembakaran daun palma.