• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pelaksanaan Proyek Irigasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Pelaksanaan Proyek Irigasi"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

THE POST

THE POST TSUNAMI REHABILITATIOTSUNAMI REHABILITATION OF N OF AGRICULTURE INFRASTRUCTUAGRICULTURE INFRASTRUCTURERE IN NAD PROVINCE PROJECT

IN NAD PROVINCE PROJECT Islamic Development Bank (IDB) Islamic Development Bank (IDB) IND - 125

IND - 125

PEDOMAN PELAKSANAAN PROYEK

PEDOMAN PELAKSANAAN PROYEK

DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIANSARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

(2)

ii

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Proyek

Proyek The Post Tsunami Rehabilitation of Agriculture Infrastructure The Post Tsunami Rehabilitation of Agriculture Infrastructure   in NAD  in NAD Province yang mendapat dana pinjaman dari

Province yang mendapat dana pinjaman dari Islamic Development Bank Islamic Development Bank (IDB)(IDB) adalahadalah proyek untuk memperbaiki prasarana pertanian pada lokasi yang terkena dampak proyek untuk memperbaiki prasarana pertanian pada lokasi yang terkena dampak bencana Tsunami, sehingga produktifitas pertanian dapat kembali seperti sebelum bencana Tsunami, sehingga produktifitas pertanian dapat kembali seperti sebelum kena bencana.

kena bencana.

Lokasi pelaksanaan proyek ada di 10 (sepuluh) kabupaten Propinsi Aceh, yaitu Lokasi pelaksanaan proyek ada di 10 (sepuluh) kabupaten Propinsi Aceh, yaitu  Aceh Besar,

 Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Nagan Raya, Aceh Barat Daya, PBarat Daya, Pidie, Pidie idie, Pidie Jaya,Jaya, Bireuen, Aceh Utara dan Aceh Timur. Komponen kegiatannya adalah : (1) Bireuen, Aceh Utara dan Aceh Timur. Komponen kegiatannya adalah : (1) Konstruksi/

Konstruksi/Civil Works Civil Works , (2) Penyuluhan dan Demplot; (3) Penguatan Kelembagaan, (2) Penyuluhan dan Demplot; (3) Penguatan Kelembagaan dan Pelatihan Petani; (4) Project Management Unit; (5) Auditing Keuangan Proyek; dan Pelatihan Petani; (4) Project Management Unit; (5) Auditing Keuangan Proyek; dan (6) Pelayanan Konsultan.

dan (6) Pelayanan Konsultan.

Dalam pelaksanaan proyek dipandang perlu untuk membentuk organisasi Dalam pelaksanaan proyek dipandang perlu untuk membentuk organisasi pelaksanaan proyek di setiap tingkatan, yaitu Project Management Unit (PMU) di pelaksanaan proyek di setiap tingkatan, yaitu Project Management Unit (PMU) di tingkat pusat dan Project Coordination and Implementation Unit (PCIU) di tingkat tingkat pusat dan Project Coordination and Implementation Unit (PCIU) di tingkat provinsi.

provinsi. Buku

Buku Pedoman Pelaksanaan Proyek The Post Tsunami RehabilitationPedoman Pelaksanaan Proyek The Post Tsunami Rehabilitation of Agriculture Infrastructure in NAD Province 

of Agriculture Infrastructure in NAD Province  ProjectProject ini merupakan salahini merupakan salah satu bahan acuan bagi para pelaksana proyek dalam melaksanakan kegiatan proyek satu bahan acuan bagi para pelaksana proyek dalam melaksanakan kegiatan proyek di lapangan. di lapangan. Jakarta, Desember 2011 Jakarta, Desember 2011 Direktur, Direktur,

Ir. Prasetyo Nuchsin, MM. Ir. Prasetyo Nuchsin, MM. NIP. 19570903 198503 1 001 NIP. 19570903 198503 1 001

(3)

ii

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Proyek

Proyek The Post Tsunami Rehabilitation of Agriculture Infrastructure The Post Tsunami Rehabilitation of Agriculture Infrastructure   in NAD  in NAD Province yang mendapat dana pinjaman dari

Province yang mendapat dana pinjaman dari Islamic Development Bank Islamic Development Bank (IDB)(IDB) adalahadalah proyek untuk memperbaiki prasarana pertanian pada lokasi yang terkena dampak proyek untuk memperbaiki prasarana pertanian pada lokasi yang terkena dampak bencana Tsunami, sehingga produktifitas pertanian dapat kembali seperti sebelum bencana Tsunami, sehingga produktifitas pertanian dapat kembali seperti sebelum kena bencana.

kena bencana.

Lokasi pelaksanaan proyek ada di 10 (sepuluh) kabupaten Propinsi Aceh, yaitu Lokasi pelaksanaan proyek ada di 10 (sepuluh) kabupaten Propinsi Aceh, yaitu  Aceh Besar,

 Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Nagan Raya, Aceh Barat Daya, PBarat Daya, Pidie, Pidie idie, Pidie Jaya,Jaya, Bireuen, Aceh Utara dan Aceh Timur. Komponen kegiatannya adalah : (1) Bireuen, Aceh Utara dan Aceh Timur. Komponen kegiatannya adalah : (1) Konstruksi/

Konstruksi/Civil Works Civil Works , (2) Penyuluhan dan Demplot; (3) Penguatan Kelembagaan, (2) Penyuluhan dan Demplot; (3) Penguatan Kelembagaan dan Pelatihan Petani; (4) Project Management Unit; (5) Auditing Keuangan Proyek; dan Pelatihan Petani; (4) Project Management Unit; (5) Auditing Keuangan Proyek; dan (6) Pelayanan Konsultan.

dan (6) Pelayanan Konsultan.

Dalam pelaksanaan proyek dipandang perlu untuk membentuk organisasi Dalam pelaksanaan proyek dipandang perlu untuk membentuk organisasi pelaksanaan proyek di setiap tingkatan, yaitu Project Management Unit (PMU) di pelaksanaan proyek di setiap tingkatan, yaitu Project Management Unit (PMU) di tingkat pusat dan Project Coordination and Implementation Unit (PCIU) di tingkat tingkat pusat dan Project Coordination and Implementation Unit (PCIU) di tingkat provinsi.

provinsi. Buku

Buku Pedoman Pelaksanaan Proyek The Post Tsunami RehabilitationPedoman Pelaksanaan Proyek The Post Tsunami Rehabilitation of Agriculture Infrastructure in NAD Province 

of Agriculture Infrastructure in NAD Province  ProjectProject ini merupakan salahini merupakan salah satu bahan acuan bagi para pelaksana proyek dalam melaksanakan kegiatan proyek satu bahan acuan bagi para pelaksana proyek dalam melaksanakan kegiatan proyek di lapangan. di lapangan. Jakarta, Desember 2011 Jakarta, Desember 2011 Direktur, Direktur,

Ir. Prasetyo Nuchsin, MM. Ir. Prasetyo Nuchsin, MM. NIP. 19570903 198503 1 001 NIP. 19570903 198503 1 001

(4)

ii ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

halaman halaman Kata

Kata Pengantar Pengantar ... ii Daftar Isi ... Daftar Isi ... iiii Daftar Gambar

Daftar Gambar... vv Daftar

Daftar Tabel Tabel ... vv

BAB

BAB I I UmumUmum ... ... I-1I-1  A.

 A. Pendahuluan Pendahuluan ... I-1I-1 1. Latar Belakan

1. Latar Belakang ...g ... I-1I-1 2.

2. Tujuan Tujuan Proyek Proyek ... I-2I-2 B.

B. Deskripsi Deskripsi Kegiatan Kegiatan ... I-4I-4 1. Pendekatan Kegia

1. Pendekatan Kegiatan ...tan ... I-4I-4 2. Target Group

2. Target Group... I-4I-4 3. Lokasi

3. Lokasi Kegiatan ...Kegiatan ... I-4I-4 4.

4. Komponen Komponen Kegiatan Kegiatan ... I-5I-5 1.

1. Konstruksi/ Konstruksi/ Pekerjaan Pekerjaan Sipil Sipil ...I-5I-5 2. Project Management, Design and Supervision

2. Project Management, Design and Supervision Consultant

Consultant (PMDSC) (PMDSC) ... I-7I-7 5. Organis

5. Organisasi asi Pelaksana Pelaksana Kegiatan Kegiatan ...I-7I-7 6. Jadwal Kegiatan ... 6. Jadwal Kegiatan ... I-8I-8 C.

C. Monitoring Monitoring dan dan Evaluasi Evaluasi ... I-9I-9 BAB

BAB II II Perbaikan Perbaikan Jaringan Jaringan Irigasi Irigasi dan dan Drainase Drainase TingkatTingkat Usaha Tani

Usaha Tani ... ... II-1II-1  A.

 A. Petunjuk Pelaksanaan Perbaikan Jaringan TingkatPetunjuk Pelaksanaan Perbaikan Jaringan Tingkat Usaha

Usaha Tani Tani ... II-1II-1 1. Latar Belakan

1. Latar Belakang ...g ... II-1II-1 2. Maksud dan Tujuan ... 2. Maksud dan Tujuan ... II-1II-1 3. Ta

3. Target dan rget dan Kriteria LokaKriteria Lokasi si ... II-2II-2 4. Pengertian ... 4. Pengertian ... II-2II-2 B. Komponen Kegiatan ... B. Komponen Kegiatan ... II-6II-6

1. Pekerjaan survei, Investigasi dan Desain ... 1. Pekerjaan survei, Investigasi dan Desain ...II-6II-6 2.

(5)

iii

BAB III Pembuatan Jalan Usaha Tani ... III-1  A. Pelaksanaan Jalan Usaha Tani ...III-1 1. Pendahuluan ... III-1 2. Tujuan ... III-2 B. Pengertian Ruang Lingkup Pekerjaan ...III-2 1. Pengertian-pengertian ... III-2 2. Ruang Lingkup Pekerjaan ... III-3 3. Pemeliharaan ... III-3 C. Tahap-tahap Pelaksanaan dan Spesifikasi Pekerjaan ... III-4 1. Penjelasan Dan Pemasangan Patok ... III-4 2. Pelaksanaan Pekerjaan ... III-4 D. Pengawasan Pekerjaan, Pemeriksaan, Penyerahan dan

Pembayaran Hasil Pekerjaan ... III-7 1. Pengawasan Pekerjaan ... III-7 2. Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Konsultan Pengawas... III-8 3. Penyerahan Hasil Pekerjaan ... III-8 4. Pembayaran Hasil Pekerjaan Konsultan Pengawas

dan Kontraktor ... III-9 E. Gambar Jalan Usaha Tani ... III-9 1. Jalan Usaha Tani Utama ...III-10 2. Jalan Usaha Tani Cabang ... III-10

BAB IV Pembangunan / Rehabilitasi Embung ...IV-1 1. Pendahuluan ... IV-1 2. Tujuan ... IV-1  A. Tahapan Pelaksanaan ... IV-2 1. Persyaratan Lokasi ... IV-2 2. Persyaratan Petani / Kelompok Tani ... IV-2 3. Survey Calon Petani / Calon Lokasi (CP/CL) ... IV-2 4. Desain ... IV-3 5. Pengadaan Bahan dan Peralatan ...IV-3 6. Konstruksi ... IV-3 7. Pengawasan ... IV-5 8. Pembiayaan ... IV-5 B. Monitoring dan Evaluasi ... IV-9 1. Monitoring dan Evaluasi ... IV-9

(6)

iv

2. Operasi dan Pemeliharaan ...IV-9 C. Gambar Embung ... IV-8 1. Contoh Sketsa Bentuk Embung ...IV-8 2. Contoh Desain Embung Sederhana ... IV-9

BAB V Pelatihan Petugas dan Penyuluh Lapangan ... V-1  A. Pendahuluan ... V-1 1. Latar Belakang ... V-1 2. Tujuan ... V-1 B. Pelatihan Petugas dan Penyuluh ... V-3 1. Pelatihan Petugas ... V-3 2. Pelatihan Penyuluh ... V-3 3. Pelaksanaan Pelatihan ... V-5 Lampiran Daftar Isian Pelatihan Petugas dan PPL ... V-7

BAB VI Pelatihan Petani ... VI-1  A. Pendahuluan ... VI-1 1. Latar Belakang ... VI-1 2. Tujuan ... VI-1 B. Pelaksanaan Latihan Petani ... VI-3 1. Perencanaan ... VI-3 2. Pelaksanaan Pelatihan ... VI-6 Lampiran Daftar Isian Pelatihan Petani ... VI-9

(7)

v

DAFTAR GAMBAR

1 Gambar 1.1 Kurva S PMDSC... I-8 2 Gambar 2.1 Tipikal Penampang Saluran Tersier ... II-9 3 Gambar 3.1 Tipikal Penampang Jalan Usaha Tani Utama... III-10 4 Gambar 3.2 Tipikal Penampang Jalan Usaha Tani Cabang... III-10 5 Gambar 4.1 Sketsa Embung Tampak Samping (Penampang

Melintang... IV-8 6 Gambar 4.2 Sketsa Embung Tampak Atas... IV-8 7 Gambar 4.3 Desain Embung Sederhana Tampak Samping (Penampang

Melintang)... IV-9 8 Gambar 4.4 Desain Embung Sederhana Tampak Atas... IV-9

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1.1 Lokasi Kegiatan Proyek... I-4 2 Tabel 1.2 Pekerjaan Konstruksi di tiap Kabupaten... I-6 3 Tabel 2.1 Pembagian Jenis Irigasi Permukaan... II-3

(8)

I - 1

BAB I

UMUM

 A. PENDAHULUAN 1. L ATARBELAKANG

Gempa bumi yang diikuti dengan Gelombang Tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004, berdampak pada hancurnya semua sarana dan prasarana terutama yang ada di daerah pesisir pantai Propinsi Aceh. Kerusakan yang ditimbulkan tidak hanya menghancurkan fasilitas publik seperti komunikasi, transportasi, pemasaran, bank dan lain-lain, tetapi juga menghancurkan lahan pertanian produktif yang tersebar dari Pantai Barat  sampai ke Pantai Timur Provinsi Aceh.

Berdasarkan data dan informasi kerusakan pada sektor pertanian dijumpai sekitar 28.826 ha dari daerah irigasi pertanian yang produktif dan 40.889 ha lahan kering hancur disebabkan oleh lumpur dan puing-puing yang mengubur permukaan tanaman yang akan dipanen. Peristiwa ini berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi pedesaan dimana mayoritas populasi penduduk (80%) adalah petani.

Peristiwa Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami berdampak negatif pada daerah pertanian, antara lain : menurunnya hasil panen, hilangnya kesempatan kerja, hilangnya batas kepemilikan lahan pertanian; rusaknya fasilitas irigasi utama dan tersier; perubahan drastis siklus tata air yang akan merubah kondisi fisik tanah, dalam hal ini kondisi kimia tanah yang kaitannya dengan kandungan unsur sodium atau garam yang tinggi pada permukaan tanah.

Rehabilitasi dan rekonstruksi perlu segera dilakukan untuk menghindari efek buruk lainnya pada tanaman. Sebagian dari aktivitas yang akan dikerjakan untuk menangani masalah pertanian sebagai contoh adalah rehabilitasi saluran irigasi desa, saluran drainase, jalan usaha tani, gorong-gorong dan pembuatan embung.

(9)

I - 2

Gempa bumi dan Tsunami telah menyebabkan perubahan drastis pada siklus tata guna air. Di samping itu Tsunami juga menyebabkan kerusakan pada banyak irigasi dan beberapa fasilitas pengairan sehingga pemberian air irigasi yang diperlukan untuk tanaman tidak dapat terpenuhi.

Sumber air untuk irigasi pertanian yang berasal dari curah hujan atau air tanah, pada daerah yang terkena tsunami, ketersediaan suplai air untuk irigasi tersebut dapat disediakan melalui rehabilitasi infrastruktur irigasi dalam hal ini saluran irigasi dan saluran drainase. Pada saat musim kemarau, untuk mengurangi bencana kekeringan pada tanaman, pembuatan/rehabilitasi embung sangatlah diperlukan.

Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami (RP3T) berbantuan IDB merupakan salah satu komitmen pemerintah untuk pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian. Walaupun basis kegiatan proyek adalah perbaikan jaringan irigasi dan lahan pada skim irigasi desa, namun kegiatan lain yang akan meningkatkan kemampuan petani sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani akan terwujud sesuai dengan harapan kita semua.

2. TUJUANPROYEK 

Tujuan utama dari proyek ini adalah mengupayakan kegiatan renovasi dan rekonstruksi di 10 (sepuluh) Kabupaten di Provinsi Aceh, melalui intervensi di komponen infrastruktur pertanian khususnya pada saluran irigasi dan drainase,  jalan usaha tani dan embung, serta penguatan kelembagaan.

Tujuan lainnya adalah meningkatkan kondisi kehidupan sehari-hari masyarakat di Prov. Aceh, terutama para petani, dengan menyediakan jaringan irigasi, drainase, jalan usaha tani, gorong-gorong dan embung yang baik.

(10)

I - 3

Hasil yang diharapkan melalui proyek ini adalah sebagai berikut :

a. Terehabilitasi dan terekonstruksinya jaringan irigasi tingkat usaha tani dan saluran drainase serta fasilitas penampungan air (embung) dan jalan usaha tani sehingga jaringan tersebut akan kembali berfungsi dengan baik.

b. Produktivitas tanam dapat dikembalikan seperti pada saat sebelum terjadi bencana.

c. Petani lokal dapat kembali beraktivitas seperti sebelumnya dan dapat menghidupi dirinya sendiri kearah yang lebih baik.

d. Pendapatan Petani dapat diperbaiki, kesempatan kerja tersedia, dan kemiskinan dapat dikurangi.

Pengoperasian dan pemeliharaan lebih lanjut jaringan, setelah periode proyek akan dikelola oleh petani sendiri secara berkesinambungan.

(11)

I - 4

B. DESKRIPSI KEGIATAN

1. PENDEKATANK EGIATAN

Kegiatan Proyek Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami (RP3T) di Provinsi  Aceh dijadwalkan dimulai pada tahun bulan Januari 2009 dan diharapkan dapat

diselesaikan pada bulan Juli 2012. Target Kegiatan proyek ini adalah Petani di sekitar lokasi bencana Tsunami yang tersebar pada 10 (sepuluh) Kabupaten di Propinsi Aceh.

Kegiatan ini memberikan manfaat bagi masyarakat tani sekitar proyek, khususnya petani padi, dengan dilaksanakannya kegiatan-kegiatan dalam rangka mendukung usaha tani, seperti pengenalan penggunaan benih unggul, teknologi irigasi moderen, pelatihan-pelatihan dan demonstrasi, serta didapatnya informasi yang berkaitan dengan teknologi baru.

2. T ARGETGROUP

Target Group atau penerima manfaat dari kegiatan proyek ini adalah petani berpenghasilan rendah dan skala kecil yang terkena dampak bencana Tsunami, melalui rehabilitasi dan pembangunan irigasi dan drainase sekitar 25.474 ha lahan pertanian yang melibatkan sekitar 29.327  petani dan keluarganya, serta pembangunan jalan usahatani sekitar 346.508 M2.

3. LOKASIK EGIATAN

Lokasi kegiatan terletak pada 10 Kabupaten di Provinsi Aceh yaitu :

Wilayah Barat Wilayah Timur

1. Kabupaten Aceh Besar 6. Kabupaten Pidie 2. Kabupaten Aceh Jaya 7. Kabupaten Pidie Jaya 3. Kabupaten Aceh Barat 8. Kabupaten Bieureun 4. Kabupaten Nagan Raya 9. Kabupaten Aceh Utara 5. Kabupaten Aceh Barat Daya 10. Kabupaten Aceh Timur

(12)

I - 5

4. K OMPONENK EGIATAN

Komponen/Kategori kegiatan yang akan dilaksanakan selama proyek berlangsung adalah sebagai berikut :

1). Konstruksi/Pekerjaan Sipil (Civil Works)

Pekerjaan Konstruksi dilaksanakan secara kontraktual oleh pihak ketiga, dibagi menjadi 3 (tiga) paket pekerjaan :

1. Paket I meliputi Kabupaten Aceh Besar dikerjakan oleh PT. Fajar Parahiyangan.

2. Paket II meliputi Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara dan Aceh Timur dikerjakan oleh PT. Waskita Karya.

3. Paket III meliputi Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya dan Aceh Barat Daya dikerjakan oleh PT. Waskita Karya.

Kontrak pekerjaan ini dimulai pada tanggal 24 Juni 2011 sampai dengan tanggal 19 Januari 2012 dan anggaran untuk kegiatan konstruksi ini dialokasikan dalam DIPA propinsi. Adapun jenis kegiatan yang termasuk dalam konstruksi/pekerjaan sipil terdiri dari :

a. Jaringan Irigasi dan Drainase

Perbaikan jaringan irigasi meliputi perbaikan jarigan irigasi tersier direncanakan sepanjang 127.748 M’  dan saluran drainase direncanakan 147.742 M’ yang diharapkan dapat mengairi 25.474 ha lahan sawah.

b. Jalan Usaha Tani dan Embung

Konstruksi/rehabilitasi jalan usaha tani direncanakan seluas 346.508 M2 dengan lebar jalan usaha tani berkisar antara 2-3 m. Gorong-gorong direncanakan sebanyak 501 unit. Jalan Usaha Tani di harapkan dapat berfungsi untuk mengurangi biaya operasional petani dan memperbaiki akses pasar yang akan menghubungkan dari daerah produksi kepada konsumen. Selain itu komponen yang termasuk ke dalam kategori ini adalah rencana perbaikan 38 embung yang akan digunakan untuk menampung air irigasi untuk sawah dan usaha perikanan.

Rincian volume dan jenis kegiatan untuk tiap Kabupaten sesuai Tabel 1.1 berikut ini.

(13)

I - 6 No. Description Quantity No. Description Quantity

WILAYAH BARAT WILAYAH TIMUR

1. Kab. Aceh Besar 6. Kab. Pidie

a. On Farm Irrigation 24.388 M’ a. On Farm Irrigation 4.350 M’ b. On Farm Drainage 48.235 M’ b. On Farm Drainage 4.313 M’

c. Farm Road c. Farm Road

- Road 98.229 M2 - Road 4.285 M2

- Culvert 177 Unit - Culvert

-d. Farm Ponds 8 Unit d. Farm Ponds -2. Kab. Aceh Jaya 7. Kab. Pidie Jaya

a. On Farm Irrigation 6.364 M’ a. On Farm Irrigation 4.350 M’ b. On Farm Drainage 18.903 M’ b. On Farm Drainage 6.017 M’

c. Farm Road c. Farm Road

- Road 57.560 M2 - Road 4.285 M2

- Culvert 75 Unit - Culvert

-d. Farm Ponds 2 Unit d. Farm Ponds -3. Kab. Aceh Barat 8. Kab. Bieureun

a. On Farm Irrigation 23.958 M’ a. On Farm Irrigation 13.030 M’ b. On Farm Drainage 26.346 M’ b. On Farm Drainage 28.810 M’

c. Farm Road c. Farm Road

- Road 78.463 M2 - Road 49.583 M2 - Culvert 95 Unit - Culvert 66 Unit d. Farm Ponds 8 Unit d. Farm Ponds 19 Unit 4. Kab. Nagan Raya 9. Kab. Aceh Utara

a. On Farm Irrigation 17.550 M’ a. On Farm Irrigation 10.285 M’ b. On Farm Drainage 4.340 M’ b. On Farm Drainage 9.328 M’

c. Farm Road c. Farm Road

- Road 8.600 M2 - Road 18.048 M2

- Culvert 20 Unit - Culvert 34 Unit d. Farm Ponds 1 Unit d. Farm Ponds -5. Kab. Aceh Barat Daya 10. Kab. Aceh Timur

a. On Farm Irrigation 11.023 M’ a. On Farm Irrigation 12.450 M’ b. On Farm Drainage 1.450 M’ b. On Farm Drainage

-c. Farm Road c. Farm Road

- Road 3.905 M2 - Road 23.550 M2

- Culvert 5 Unit - Culvert 29 Unit d. Farm Ponds 1 Unit d. Farm Ponds

-Tabel 1.2. Pekerjaan Konstruksi di tiap kabupaten

Pada kegiatan ini, khususnya pekerjaan perbaikan jaringan irigasi dan drainase serta pembuatan jalan usaha tani dan embung, dilaksanakan pada lahan pertanian yang sudah ada (bukan lahan bukaan baru). Pihak IDB dan Kementerian Pertanian tidak menyediakan biaya untuk pembebasan lahan. Proses pengadaan (tender) untuk kegiatan civil works  dilakukan di tingkat propinsi.

(14)

I - 7

2). Project Management, Design and Supervision Consultant (PMDSC)

Konsultan PMDSC direkrut oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian untuk membantu kelancaran tugas Project Management Unit   (PMU) dan PCIU dalam pelaksanaan proyek sehingga proyek akan berjalan secara efektif. Tugas konsultan PMDSC antara lain :

- Melaksanakan Detail Engineering Design  (DED) untuk kegiatan konstruksi. - Menyiapkan dokumen tender untuk pelaksanaan kegiatan konstruksi. - Melakukan supervisi pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

- Membantu dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan.

- Memantau dan mengevaluasi kegiatan proyek secara keseluruhan.

- Menyiapkan  progress report   pelaksanaan proyek dan Project Completion Report  (PCR).

- Membantu Provinsi dalam mengumpulkan informasi semua komponen proyek.

5. ORGANISASIPELAKSANAK EGIATAN

Sebagai Executing Agency  di Tingkat Provinsi dibentuk Project Coordination and Implementation Unit (PCIU)  sesuai Surat Keputusan Gubernur Nomor : 420/484/2010 Tanggal 9 Agustus 2010, yang bertanggung jawab sebagai pelaksana harian Kegiatan.

Tugas dan fungsi organisasi kegiatan adalah sebagai berikut :

Project Coordination and Implementation Unit (PCIU) Aceh.

- Melaksanakan kegiatan mulai dari perencanaan sampai dengan berakhirnya seluruh komponen kegiatan Bantuan IDB.

- Melaksanakan koordinasi dengan tim teknis dan instansi terkait terutama dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi.

- Melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur IDB dan ketentuan perundangan yang berlaku dan dibantu oleh konsultan Project Management Design Supervision Consultant (PMDSC).

(15)

I - 8

- Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan pada kabupaten yang melaksanakan kegiatan IDB serta melaporkan secara tertulis pelaksanaan kegiatan.

- Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh.

6. J ADWALK EGIATAN

Jadwal pelaksanaan seluruh kegiatan pada Proyek RP3T secara rinci dapat dilihat pada Kurva S PMDSC dibawah ini.

(16)

I - 9

C. MONITORING DAN EVALUASI

Kegiatan monitoring dan evaluasi mencakup komponen aspek fisik dan keuangan, termasuk perkembangan pelaksanaan kegiatan. Kategori yang termasuk ke dalam kegiatan Pekerjaan Konstruksi/rekonstruksi/rehabilitasi Infrastruktur (Pekerjaan Sipil) antara lain :

• Irigasi Tingkat Usaha Tani sepanjang 127.748 M’. • Drainase tingkat usaha tani sepanjang 147.742 M’. • Jalan Usaha Tani seluas 346.508 M2

• Gorong-gorong sebanyak 501 unit.

• Pembuatan/rehabilitasi Embung sebanyak 38 unit.

Monitoring lapangan dilakukan sesuai dengan dengan Kontrak Kegiatan rekanan dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh.

Dari hasil monitoring dan evaluasi kegiatan maka perlu dilaporkan dalam bentuk laporan tentang kemajuan pelaksanaan kegiatan dan dikirimkan ke Islamic Development Bank sebagai pihak donor adalah :

1. Laporan Bulanan

Laporan bulanan diantaranya berupa laporan realisasi fisik dan keuangan serta pencapaian pelaksanaan kegiatan per bulan yang ada di setiap kabupaten dan disampaikan dari Provinsi ke Pusat.

2. Laporan Triwulan Kegiatan ; laporan tersebut dibuat tentang kemajuan realisasi proyek selama tiga bulan yang merekam kemajuan per kegiatan dan permasalahan yang dihadapi serta upaya pemecahannya. Laporan kwartal ini disiapkan dan disusun oleh pelaksana di tingkat kabupaten, provinsi dan pusat untuk dikirimkan ke kantor pusat IDB.

3. Laporan Tahunan ;   laporan tahunan merupakan laporan keadaan kegiatan selama satu tahun yang memuat target dan kemajuan realisasi proyek pada satu tahun yang berjalan. Laporan ini juga memuat permasalahan yang dihadapi serta upaya

(17)

I - 10

pemecahannya. Laporan tahunan ini disiapkan dan disusun oleh pelaksana di tingkat Kabupaten, provinsi dan pusat untuk dikirimkan kepada IDB.

(18)

II - 1

BAB II

PERBAIKAN JARINGAN IRIGASI DAN DRAINASE

TINGKAT USAHA TANI

 A. PETUNJUK PELAKSANAAN PERBAIKAN JARINGAN TINGKAT USAHA TANI

1. L ATARBELAKANG

Dampak negatif dari bencana alam Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami pada daerah pertanian, antara lain: menurunnya hasil panen, hilangnya kesempatan kerja, hilangnya batas kepemilikan lahan pertanian, rusaknya fasilitas irigasi utama dan tersier, perubahan drastis siklus tata air yang akan merubah kondisi fisik tanah, dalam hal ini kondisi tanah yang kaitannya dengan kandungan unsur sodium atau garam yang tinggi pada permukaan tanah.

Usaha perbaikan tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan reklamasi, rehabilitasi, dan konstruksi untuk segera dilaksanakan agar dapat menghindari efek buruk lainnya pada tanaman. Sebagian dari aktivitas yang akan dikerjakan untuk menangani masalah pertanian, antara lain adalah rehabilitasi jaringan irigasi desa, saluran drainase, jalan usaha tani, gorong-gorong dan pembuatan embung.

Kegiatan RP3T yang mendapat bantuan pinjaman dari Islamic Development Bank  diarahkan dalam usaha memperbaiki prasarana pertanian dan peningkatan kualitas SDM baik petani maupun petugas pertanian di 10 kabupaten, Propinsi Aceh pasca bencana Tsunami.

2. M AKSUD DAN TUJUAN

Pedoman Perbaikan Jaringan Irigasi dan Drainase dimaksudkan sebagai acuan bagi petugas dalam melakukan bimbingan teknis bagi pelaksana proyek maupun petani yang akan melakukan kegiatan perbaikan jaringan irigasi dan drainase.

(19)

II - 2 II - 2

Tujuan kegiatan perbaikan jaringan irigasi desa adalah: Tujuan kegiatan perbaikan jaringan irigasi desa adalah: a.

a. Meningkatkan jumlah dan waktu ketersediaan air irigasi.Meningkatkan jumlah dan waktu ketersediaan air irigasi. b.

b. Meningkatkan areal tanam melalui peningkatan IP dan penambahan bakuMeningkatkan areal tanam melalui peningkatan IP dan penambahan baku lahan.

lahan. c.

c. Meningkatkan produktivitas dan mutu hasil usaha tani.Meningkatkan produktivitas dan mutu hasil usaha tani.

3.

3. TT ARGET DAN ARGET DAN K K RITERIARITERIALLOKASIOKASI 1)

1) Target Daerah Irigasi Yang Akan DiperbaikiTarget Daerah Irigasi Yang Akan Diperbaiki

Pada kegiatan ini difokuskan untuk daerah irigasi tersier/kuarter/desa di lokasi Pada kegiatan ini difokuskan untuk daerah irigasi tersier/kuarter/desa di lokasi Proyek. Sebagai pemanfaat dari kegiatan ini adalah petani padi pemakai air Proyek. Sebagai pemanfaat dari kegiatan ini adalah petani padi pemakai air berskala kecil dan berpendapatan rendah di lokasi Proyek di 10 kabupaten berskala kecil dan berpendapatan rendah di lokasi Proyek di 10 kabupaten dalam Propinsi Aceh yang terkena bencana Tsunami dengan menggunakan dalam Propinsi Aceh yang terkena bencana Tsunami dengan menggunakan fasilitas jaringan irigasi serta telah/belum mempunyai P3A. Calon lokasi di fasilitas jaringan irigasi serta telah/belum mempunyai P3A. Calon lokasi di tetapkan melalui SK. Bupati.

tetapkan melalui SK. Bupati.

2) Kriteria Lokasi 2) Kriteria Lokasi

a.

a. Luas areal sawah Luas areal sawah > 25 ha > 25 ha dan < 500 ha dan < 500 ha / Petak T/ Petak Tersier.ersier. b.

b. Jaringan irigasi Jaringan irigasi tersebut memerlukan tersebut memerlukan perbaikan/rehabilitasi dan/atauperbaikan/rehabilitasi dan/atau peningkatan.

peningkatan. c.

c. Belum pernah Belum pernah dan tidak dan tidak sedang dibiayai sedang dibiayai oleh donor oleh donor lain.lain.

d. Lebih diutamakan terletak di daerah yang terkena dampak bencana d. Lebih diutamakan terletak di daerah yang terkena dampak bencana

Tsunami. Tsunami.

4.

4. PPENGERTIANENGERTIAN

Beberapa istilah yang dipergunakan dalam pedoman umum ini mempunyai Beberapa istilah yang dipergunakan dalam pedoman umum ini mempunyai pengertian sebagai berikut :

pengertian sebagai berikut :

• Bangunan Boks Bagi Bangunan Boks Bagi  adalah bangunan yang terletak di saluran tersier atau adalah bangunan yang terletak di saluran tersier atau

kuarter yang berfungsi untuk membagi aliran

kuarter yang berfungsi untuk membagi aliran air ke cabangnya.air ke cabangnya.

• Bangunan Pelengkap Bangunan Pelengkap   adalah bangunan yang dibuat agar aliran air irigasi  adalah bangunan yang dibuat agar aliran air irigasi

tidak terhambat akibat dari kondisi topografi yang dilewati oleh salu

tidak terhambat akibat dari kondisi topografi yang dilewati oleh saluran irigasi.ran irigasi.

• Bangunan Terjun Bangunan Terjun   adalah bangunan yang berfungsi menurunkan muka air  adalah bangunan yang berfungsi menurunkan muka air

dan tinggi energi yang dipusatkan di

(20)

II - 3 II - 3

• Bangunan Utama Bangunan Utama   adalah bangunan yang dipergunakan untuk menangkap  adalah bangunan yang dipergunakan untuk menangkap

atau mengambil air dari sumbernya seperti sungai

atau mengambil air dari sumbernya seperti sungai atau mata air lainnya.atau mata air lainnya.

• Bendung Bendung  adalah usaha untuk menaikkan tinggi permukaan air, mengarahkan adalah usaha untuk menaikkan tinggi permukaan air, mengarahkan

air sungai dengan cara membendung sungai. Jumlah dan tinggi permukaan air sungai dengan cara membendung sungai. Jumlah dan tinggi permukaan dipengaruhi oleh debit sungai musim hujan dan kemarau.

dipengaruhi oleh debit sungai musim hujan dan kemarau.

• Daerah Irigasi Daerah Irigasi   adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu  adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu

 jaringan irigasi yang biasa disingkat dengan DI.  jaringan irigasi yang biasa disingkat dengan DI.

• Gorong-Gorong Gorong-Gorong   adalah bangunan fisik yang dibangun memotong jalan  adalah bangunan fisik yang dibangun memotong jalan

usaha tani/galengan yang berfungsi untuk penyaluran air. usaha tani/galengan yang berfungsi untuk penyaluran air.

• Irigasi Irigasi  adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang usaha adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang usaha

pertanian. Pembagian jenis irigasi air permukaan dibagi dalam 4 kelompok pertanian. Pembagian jenis irigasi air permukaan dibagi dalam 4 kelompok dengan kriteria sebagai berikut :

dengan kriteria sebagai berikut :

No

No Jenis Jenis Irigasi Irigasi KriteriaKriteria 1

1 Teknis Teknis Keadaan Keadaan airnya airnya dapat dapat diukur diukur disetiap disetiap tingkatan tingkatan penyaluranpenyaluran dan pembagian air, biasanya dibangun dan dikelola dan pembagian air, biasanya dibangun dan dikelola pemerintah.

pemerintah. 2

2 Setengah Setengah Teknis Teknis Hanya Hanya dapat dapat diukur diukur pada pada saluran saluran primer primer dan dan sekunder,sekunder, biasanya dibangun dan dikelola pemerintah.

biasanya dibangun dan dikelola pemerintah. 3

3 Sederhana Sederhana Keadaan Keadaan airnya airnya tidak tidak dapat dapat diukur diukur disetiap disetiap jenisjenis penyaluran dan pembagian air biasanya dibangun dan penyaluran dan pembagian air biasanya dibangun dan dikelola oleh petani/masyarakat.

dikelola oleh petani/masyarakat. 4

4 Tadah Tadah Hujan Hujan Sumber Sumber air air berasal berasal dari dari air air hujan hujan yang yang jatuh jatuh langsung langsung keke petakan sawah, dilengkapi dengan saluran pembawa dan petakan sawah, dilengkapi dengan saluran pembawa dan pembuang tingkat usaha tani.

pembuang tingkat usaha tani. Tabel 2.1. Pembagian Jenis Irigasi Air

Tabel 2.1. Pembagian Jenis Irigasi Air PermukaanPermukaan

• Jaringan Irigasi Jaringan Irigasi   adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu  adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu

kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pengambilan dan pembagian air.

penyediaan, pengambilan dan pembagian air.

• Jaringan Utama Jaringan Utama   adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu sistem  adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu sistem

irigasi, mulai dari bangunan utama (bendung/bendungan) saluran irigasi, mulai dari bangunan utama (bendung/bendungan) saluran induk/primer, saluran sekunder dan bangunan sadap serta bangunan induk/primer, saluran sekunder dan bangunan sadap serta bangunan pelengkapnya.

pelengkapnya.

• Jaringan Tersier Jaringan Tersier   adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana  adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana

pelayanan air di dalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang pelayanan air di dalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang

(21)

II - 4 II - 4

disebut saluran tersier, saluran pembagi yang disebut kuarter dan saluran disebut saluran tersier, saluran pembagi yang disebut kuarter dan saluran pembuang, berikut bangunan turutan serta pelengkapnya.

pembuang, berikut bangunan turutan serta pelengkapnya.

• Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT)   adalah saluran air irigasi  adalah saluran air irigasi

yang membawa air dari saluran tersier ke saluran kuarter sampai ke petakan yang membawa air dari saluran tersier ke saluran kuarter sampai ke petakan sawah.

sawah.

• Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi  adalah kegiatan pengelolaan adalah kegiatan pengelolaan

air dan jaringan irigasi meliputi kegiatan penyediaan, pembagian, pemberian, air dan jaringan irigasi meliputi kegiatan penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, pembuangan termasuk pemeliharaan jaringan secara tepat guna penggunaan, pembuangan termasuk pemeliharaan jaringan secara tepat guna dan berhasil guna.

dan berhasil guna.

• Partisipatif Partisipatif   adalah peran serta petani dan pemerintah atas prinsip  adalah peran serta petani dan pemerintah atas prinsip

kesetaraan dalam setiap tahapan kegiatan sejak perencanaan, pengawasan, kesetaraan dalam setiap tahapan kegiatan sejak perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta pemanfaatan hasil termasuk pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta pemanfaatan hasil termasuk pembiayaan.

pembiayaan.

• Pengambilan Bebas Pengambilan Bebas   adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai yang  adalah bangunan yang dibuat di tepi sungai yang

mengalirkan air sungai ke dalam jaringan irigasi, tanpa mengatur tinggi muka mengalirkan air sungai ke dalam jaringan irigasi, tanpa mengatur tinggi muka air di sungai.

air di sungai.

• Perkumpulan Petani Pemakai Air Perkumpulan Petani Pemakai Air  (P3A) (P3A)   adalah istilah umum untuk  adalah istilah umum untuk

kelembagaan pengelola irigasi termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa kelembagaan pengelola irigasi termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang dibentuk secara demokratis. termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang dibentuk secara demokratis.

• Petani Pemakai Air Petani Pemakai Air   adalah semua petani yang mendapat nikmat dan  adalah semua petani yang mendapat nikmat dan

manfaat secara langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi termasuk manfaat secara langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang meliputi pemilik sawah, pemilik irigasi pompa atau reklamasi rawa yang meliputi pemilik sawah, pemilik penggarap/ penyakap, pemilik kolam ikan yang mendapat air dari jaringan penggarap/ penyakap, pemilik kolam ikan yang mendapat air dari jaringan irigasi/ reklamasi rawa, dan pemakai air irigasi lainnya.

irigasi/ reklamasi rawa, dan pemakai air irigasi lainnya.

• Pintu Air Pintu Air   adalah bangunan fisik yang dapat mengatur keluar masuk air  adalah bangunan fisik yang dapat mengatur keluar masuk air

pasang/surut sesuai dengan kebutuhan tanaman yang diusahakan. pasang/surut sesuai dengan kebutuhan tanaman yang diusahakan.

• Rehabilitasi dan Peningkatan Irigasi yang sifatnya ringan Rehabilitasi dan Peningkatan Irigasi yang sifatnya ringan   adalah  adalah

kegiatan yang masih dapat ditangani oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air, kegiatan yang masih dapat ditangani oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air, Gabungan P3A, Induk P3A, tidak mengganggu keamanan bangunan, tidak Gabungan P3A, Induk P3A, tidak mengganggu keamanan bangunan, tidak merubah fungsi bangunan dan tidak merubah sistem.

(22)

II - 5

• Saluran Kuarter  adalah saluran pembawa air irigasi yang mengambil air dari

boxs bagi di saluran tertier yang berada dalam jaringan irigasi.

• Saluran Tersier   adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana

pelayanan air di dalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang disebut saluran tersier, yang mengambil air dari bangunan sekunder. Saluran pembaginya disebut saluran kuarter dan saluran pembuangnya, berikut bangunan turutan serta pelengkapnya, termasuk dalam hal ini jaringan irigasi pompa yang luas areal pelayanannya disamakan dengan areal tersier.

• Siphon   adalah bangunan air yang dipakai untuk mengalirkan air irigasi

dengan menggunakan gravitasi melalui bagian bawah sungai.

• Sumber Air   adalah tempat/wadah air baik yang terdapat pada, diatas,

maupun dibawah permukaan tanah (dalam penjelasan termasuk dalam pengertian: sungai, danau, mata air, aquifer, situ, waduk, rawa dan muara serta dijelaskan sifat wadah air yang kering permanen).

• Talang  adalah bangunan air yang melintas di atas saluran/sungai atau jalan

(23)

II - 6

B. KOMPONEN KEGIATAN

1. SURVEI , INVESTIGASI DANDESAIN

Pekerjaan survei, investigasi dan desain (SID) adalah pekerjaan yang dilakukan oleh Project Management Design Supervision Consultant   (PMDSC). Terkait dengan kegiatan ini maka di daerah perlu dilakukan kegiatan CP/ CL, untuk menginventarisasi kembali daerah irigasi/jaringan irigasi desa yang akan dikembangkan/direhabilitasi. Oleh karena itu dalam uraian berikut hanya akan diulas secara ringkas mengenai kegiatan yang terkait dengan detail desain sebagai berikut:

1) Pengumpulan Data Hidrologi

Parameter-parameter hidrologi yang diperlukan untuk perancangan jaringan irigasi antara lain, curah hujan, debit puncak dan debit andalan. Parameter-parameter tersebut akan terkait dengan kebutuhan air tanaman, kebutuhan air irigasi, ukuran dan kekuatan bangunan bangunan irigasi yang harus dibuat, luas areal potensial dan aktual yang biasa diairi.

2) Pengukuran Situasi dan Topografi

Pengukuran situasi dan topografi dilakukan untuk seluruh areal proyek yang akan dilayani. Peta yang dihasilkan dengan skala 1 : 2.000, dengan memuat saluran dan bangunan yang telah ada, batas wilayah administratif, tata guna lahan (sawah, tegalan, kampung, kuburan), vegetasi utama dan kondisi tanah, misalnya berpasir, lempung, dsb. Interval garis contour   yang dibuat adalah sebagai berikut : pada tanah datar < 2 % - 0,5 m, tanah berombak dan landai 2-5 % - 1 m, berbukit-bukit 5-20 % - 2m, dan bergunung-gunung >20 % - 5 m.

Untuk pengukuran saluran dan bangunan-bangunan lainnya harus dilakukan secara detil di lokasi tersebut dan sekitarnya dengan skala 1 : 150. Sedangkan untuk saluran : peta trase saluran dan profil memanjang dengan skala 1 : 50.

(24)

II - 7

3) Peta Desain

Berdasarkan data dan informasi di atas selanjutnya dilakukan pembuatan rancangan. desain dari jaringan irigasi yang ada. Dalam desain yang dibuat harus memuat : peta situasi dan topografi dari seluruh areal proyek; peta tata letak jaringan irigasi termasuk pembagian petak-petak tersier, sub tersier, peta skema irigasi; peta skema bangunan; gambar desain dari bendung, saluran dan bangunan (boks bagi, gorong-gorong, talang) yang akan dibangun; peta trase saluran; peta profil memanjang dan melintang dari bangunan yang dibuat; perhitungan teknis desain dari saluran dan bangunan yang dibuat; debit dan luas areal yang diairi serta rencana anggaran biaya. Dalam perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) tersebut dilengkapi pula dengan perhitungan volume pekerjaan, harga satuan biaya berdasarkan SK Bupati setempat pada tahun yang lalu atau tahun berjalan. Karena terbatasnya dana yang tersedia, bangunan irigasi yang dibuat agar disesuaikan dengan ketersediaan dana serta prioritas kebutuhan lapangan.

Keterangan  :

1) Rehabilitasi/ Perbaikan Jaringan Irigasi

a) Untuk rehab saluran atau bangunan irigasi yang tidak merubah dimensi, yang diperlukan :

 Desain; yang meliputi gambar teknis, skala, ukuran dan RAB. Gambar teknis tersebut dapat menggunakan gambar yang sudah ada (as built drawing ).

b) Untuk rehab saluran atau bangunan irigasi yang merubah dimensi dan luas areal oncoran, yang diperlukan :

 Desain; yang meliputi gambar teknis, skala, ukuran dan RAB.

 Peta situasi dan topografi, jika tidak merubah lokasi/luas areal pelayanan irigasi yang sudah ada dapat menggunakan peta situasi dan topografi yang sudah ada sebelumnya.

(25)

II - 8

2) Pembangunan Jaringan Irigasi Baru

a) Saluran baru; memerlukan peta topografi pada saluran yang akan dibangun, trase saluran, gambar desain saluran, ukuran penampang melintang dan memanjang, kemiringan saluran dan talud, serta RAB.

b) Jaringan irigasi baru; memerlukan peta dan gambar desain, rencana O&P, perhitungan teknis serta RAB sesuai dengan ketentuan seperti di atas.

2. K ONSTRUKSI

Termasuk perbaikan fasilitas jaringan irigasi desa meliputi pengembalian kondisi jaringan seperti semula maupun peningkatan (upgrade ) baik secara permanen maupun tidak permanen. Bangunan yang direhab/ ditingkatkan antara lain: pengambilan bebas (free intake) , saluran pembawa/ pembuang, pintu air, boks bagi, bangunan terjun, siphon, bangunan pelimpas, dsb tergantung dari kebutuhan masing-masing lokasi.

Mengingat terbatasnya biaya yang tersedia maka:

b. Bagian jaringan yang dipilih sebagai prioritas untuk diperbaiki diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar daripada yang lainnya.

c. Partisipasi masyarakat yang diperlukan pada tahap konstruksi adalah tidak sekedar mengikutsertakan mereka sebagai pekerja/ buruh bangunan, tetapi memberikan andil/ kontribusi dalam pembuatan saluran/ bangunan, dan memberikan pengawasan terhadap kontraktor pelaksana bangunan sehingga hasil dan kualitas bangunan yang dibuat dapat memuaskan.

d. Karena dana pinjaman dari IDB ini bersifat kontraktual, untuk menghindari

terjadinya masalah administrasi seyogyanya bagian jaringan yang dikerjakan oleh kontraktor dibedakan dengan yang dikerjakan melalui partisipasi masyarakat. (Lokasi Jaringan Usaha Tani terlampir).

e. Kontraktor menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak dan desain yang tidak disiapkan oleh konsultan PMDSC untuk tiap lokasi.

(26)

II - 9

Konstruksi saluran tersier dibuat sederhana dari beton pracetak telal 6 cm dengan penampang trapesium. Tipikal penampang saluran tersier dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1. Tipikal Penampang Saluran Tersier

Dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan apabila terdapat kendala/masalah, maka oleh Dinas Pertanian Kabupaten dapat memilih kegiatan kelokasi yang lebih layak setelah mendapatkan persetujuan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Aceh dan Consultant PMDSC Provinsi.

(27)

III - 1

BAB III

PEMBUATAN JALAN USAHA TANI

 A. PELAKSANAAN JALAN USAHA TANI

1. PENDAHULUAN

Pesatnya pertumbuhan pembangunan di segala bidang terutama industri sangat berpengaruh terhadap pengembangan sektor pertanian adalah adanya alih fungsi lahan sawah pertanian khususnya sawah menjadi non pertanian atau non sawah.

Beralihnya fungsi lahan yang sangat banyak disatu pihak dan disisi lain rendahnya laju pembukaan lahan/sawah baru mengakibatkan terjadinya penyusutan (konversi) luas lahan sawah yang secara komulatif akan semakin besar. Untuk itu pemerintah melalui kegiatan berbantuan IDB berusaha untuk mengganti pengurangan tersebut. Berdasarkan hasil Detailed Engineering Design (DED) yang dilakukan oleh konsultan PMDSC, luas lahan yang memerlukan pembangunan/perbaikan Jalan Usaha Tani pada 10 kabupaten di Propinsi Aceh adalah 346.508 M2 untuk jalan dengan rincian di Aceh Besar 98.229 M2, Aceh Jaya 57.560 M2, Aceh Barat 78.463 M2, Nagan Raya 8.600 M2, Aceh Barat Daya 3.905 M2, Pidie dan Pidie Jaya 8.570 M2, Bieureun 49.583 M2, Aceh Utara 18.048 M2, dan Aceh Timur 23.550 M2. Untuk melaksanakannya diperlukan kegiatan detail desain untuk pembuatan/perbaikan jalan usaha tani pada lokasi kegiatan.

Sehubungan dengan kegiatan tersebut maka perlu disusun pedoman teknis mengenai pelaksanaan konstruksi pembangunan dan rehabilitasi jalan usahatani.

(28)

III - 2

2. TUJUAN

Tujuan dikeluarkannya Pedoman Teknis Konstruksi Jalan Usaha Tani adalah untuk memberikan arah kepada petugas daerah atau masyarakat dalam hal teknik membangun/merehabilitasi jalan usahatani sesuai dengan standar teknis yang berlaku, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam membangun dan memelihara jalan usahatani.

B. PENGERTIAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. PENGERTIAN-PENGERTIAN

Beberapa pengertian atau batasan yang berkaitan dengan pembangunan/ rehabilitasi jalan usahatani antara lain sebagai berikut :

1) Jalan Usahatani Utama

Jalan usahatani utama adalah jalan yang merupakan akses dari jalan desa atau pemukiman ke lahan usahatani yang berfungsi sebagai sarana transportasi dalam pengangkutan sarana produksi pertanian, hasil panen dan alat mesin pertanian.

2) Jalan Usahatani Cabang

Jalan usahatani cabang adalah jalan yang merupakan akses dari jalan usahatani utama ke jalan usahatani pembantu dan atau kepetakan-petakan sawah.

3) Jalan Usahatani Pembantu

Jalan usahatani pembantu adalah jalan yang merupakan akses dari jalan usahatani cabang ke petakan-petakan sawah.

(29)

III - 3

4) Kawasan Sentra Produksi Tanaman Pangan

Kawasan sentra produksi tanaman pangan adalah suatu kawasan yang merupakan pusat-pusat pengembangan komoditas pangan khususnya padi, jagung dan kedele dengan luasan berkisar antara 500 s/d 1.000 ha per kawasan.

2. R UANGLINGKUPPEKERJAAN

Ruang Lingkup Pekerjaan Konstruksi Pembangunan dan Rehabilitasi Jalan Usahatani adalah :

1) Pembersihan Lahan 2) Galian dan timbunan

3) Pemadatan dan perataan tanah untuk pondasi dasar 4) Pekerjaan pengerasan jalan

Seluruh volume pekerjaan konstruksi ini mengacu pada hasil detail desain yang telah dilakukan, dan kegiatan konstruksi tersebut dilaksanakan oleh pihak ketiga, namun sedapat mungkin melibatkan tenaga kerja petani setempat.

3. PEMELIHARAAN

Kegiatan pemeliharaan jalan usahatani dilaksanakan oleh masyarakat petani/ kelompok tani disekitar wilayah tersebut setelah pekerjaan konstruksi selesai dilaksanakan.

(30)

III - 4

C. TAHAP-TAHAP PELAKSANAAN DAN SPESIFIKASI PEKERJAAN 1. PENJELASAN DANPEMASANGANP ATOK

a. Setelah SPMK diterima oleh Pihak ke Tiga, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menangani kegiatan RP3T-IDB menugaskan Project Coordination Implementation Unit   (PCIU). Propinsi/Kabupaten dan rekanan untuk memberikan penjelasan/sosialisasi tentang rencana pelaksanaan pekerjaan di lapangan kepada petani peserta.

Tujuan penjelasan/sosialisasi pekerjaan kepada petani adalah :

(1) Agar petani mengetahui bahwa pada lahannya akan diadakan pembangunan /rehabilitasi jalan usahatani.

(2). Agar petani memahami dan mengetahui manfaat jalan usahatani dan bersedia menunjukkan batas kepemilikan lahan yang akan dikonstruksi jalan usahataninya serta memelihara jalan usahatani tersebut.

b. Setelah mendapat penjelasan seperti yang dimaksud pada butir a, maka petani secara berkelompok per hamparan lahan agar menunjukkan batas pemilikan lahan yang akan dibangun jalan usahataninya.

2. PELAKSANAANPEKERJAAN

1) Penyediaan Direksi Kit

Sebelum melakukan pekerjaan di lapangan, pihak kontraktor harus menyediakan direksi kit atau tempat lainnya yang sejenis di lokasi yang strategis untuk kantor pihak I, Pihak II dan pihak III sebagai tempat penyimpanan peralatan yang dapat menunjang kegiatan di lapangan.

(31)

III - 5

2) Pemeriksaan Lapangan

Setelah kontraktor ditetapkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), maka kontraktor bersama-sama Konsultan Supervisi, Staf Project Coordination and Implementation Unit   (PCIU), Staf Dinas Pertanian Kabupaten, Kepala Desa, dan Petani Pemilik Tanah melaksanakan pemeriksaan lapangan di lokasi yang akan dikerjakan pembangunan/ rehabilitasi jalan usahatani yang akan dikerjakan dengan berpedoman pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta desain pembangunan/ rehabilitasi jalan usahatani guna mencocokan keadaan sesungguhnya di lapangan. Dalam pembangunan jalan usahatani tersebut selain pembangunan jalan dan drainase juga termasuk pembangunan gorong-gorong, jembatan pada sepanjang jalan yang akan dikonstruksi (jika ada). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan lokasi antara lain :

• Batas-batas areal yang akan dikerjakan.

• Pernyataan kesediaan petani, bahwa tidak ada tuntutan ganti rugi

terhadap lahannya yang terkena jalan.

• Nama-nama petani, kondisi jalan (drainase, gorong-gorong dan

embung), keadaan vegetasi.

 Apabila batas-batas areal, nama petani, kondisi jalan (drainase, gorong-gorong, embung), keadaan vegetasi yang tercantum didalam desain tidak sesuai dengan keadaan lapangan (telah berubah), maka desain pembangunan/ rehabilitasi jalan usahatani tersebut harus disesuaikan/ diperbaiki. Penyesuaian / perbaikan desain dilakukan oleh Konsultan Supervisi (Pengawas) dibantu Kontraktor dan Petani Pemilik serta Kepala Desa.

(32)

III - 6

3. Pemasangan Patok-patok

Kontraktor disaksikan oleh Konsultan Supervisi (Pengawas), Staf PCIU dan Staf Dinas Pertanian Kabupaten, Kepala Desa dan Petani memasang patok – patok batas yang akan dikerjakan dalam pembangunan dan rehabilitasi jalan usahatani.

4. Pembuatan Rencana Kerja

Kontraktor maupun Konsultan Supervisi (Pengawas) harus membuat rencana kerja mingguan dan bulanan yang disampaikan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang dalam hal ini adalah Project Coordination and Implementation Unit  (PCIU) dengan tembusan Kepala Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten, untuk diberitahukan kepada Kepala Desa dan petani guna pelaksanaan di lapangan.

5. Pelaksanaan Pekerjaan

Seluruh pekerjaan pembangunan/rehabilitasi jalan usahatani yang dilaksanakan oleh kontraktor harus sesuai dengan yang tercantum didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) serta desain. Seluruh pekerjaan tersebut diawasi oleh konsultan supervisi (pengawas) dan dilengkapi dengan berita acara pengawasan tentang pelaksanaan kemajuan pekerjaan.

6. Pembuatan Dokumentasi (Photo)

Pihak pelaksana harus membuat photo yang menggambarkan :

• Lokasi sebelum pekerjaan konstruksi pembangunan/ rehabilitasi jalan

(33)

III - 7

• Pada saat tahap pekerjaan konstruksi pembangunan/ rehabilitasi jalan

usahatani dilaksanakan

• Pekerjaan konstruksi pembangunan/ rehabilitasi jalan usahatani selesai

dilaksanakan.

D. PENGAWASAN PEKERJAAN, PEMERIKSAAN, PENYERAHAN DAN PEMBAYARAN HASIL PEKERJAAN

1. PENGAWASANPEKERJAAN

Pengawasan pekerjaan konstruksi pembangunan/rehabilitasi jalan usahatani dilakukan oleh Konsultan PMDSC yang telah ditetapkan oleh Pusat, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Konsultan PMDSC bekerja sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan oleh pusat.

2) Seluruh pekerjaan pembangunan/ rehabilitasi yang dilaksanakan oleh kontraktor diawasi oleh konsultan PMDSC dan konsultan pengawas tersebut day to day  harus berada di lapangan.

3) Konsultan pengawas mengawasi pekerjaan berdasarkan Rencana Kerja dan syarat-syarat, desain dan Kontrak Pekerjaan Konstruksi Pembangunan/ Rehabilitasi.

4) Konsultan Pengawas memeriksa patok-patok batas yang akan dikerjakan bersama-sama dengan kontraktor.

5) Konsultan Pengawas melakukan penyesuain atau perbaikan desain bila diperlukan. Penyesuaian desain ini digambarkan langsung pada gambar desain yang ada dan ditandatangani oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dan Staf PCIU/ Staf Dinas Pertanian Kabupaten.

6) Konsultan Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada kontraktor pelaksana dan tembusannya disampaikan kepada KPA melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/ PCIU.

(34)

III - 8

7) Konsultan Pengawas harus membuat Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan yang berisi tentang: (1) Panjang dan lebar yang selesai dikonstruksi, (2) Kemajuan pekerjaan yang tergambar didalam desain yang menunjukkan lokasi tersebut sudah selesai dikonstruksi maupun sedang dalam pelaksanaan. Berita Acara tersebut ditanda tangani oleh Kontraktor dan Konsultan Pengawas.

8) Berita Acara Pengawasan Pekerjaan tersebut dibuat sesuai dengan prestasi pekerjaan yang dicapai oleh kontraktor.

2. PEMERIKSAANH ASILPEKERJAANK ONSULTANPENGAWAS

1. Pemeriksaan hasil pekerjaan konsultan pengawas/ Konsultan PMDSC dilakukan oleh Tim Pemeriksa Pekerjaan

2. Tim Pemeriksa pekerjaan dibentuk oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), terdiri dari Staf PCIU, Staf Dinas Pertanian Kabupaten dengan jumlah anggota sekurang-kurangnya tiga orang.

3. Tugas Tim Pemeriksa adalah :

-

Mencocokkan hasil pekerjaan konstruksi pembangunan / rehabilitasi di lapangan,

-

Memeriksa kehadiran petugas di lapangan

4. Hasil pekerjaan pemeriksaan lapangan dibuat dalam suatu berita acara yang ditandatangani oleh konsultan pengawas (konsultan PMDSC), Kontraktor dan Tim Pemeriksa Pekerjaan.

3. PENYERAHANH ASILPEKERJAAN

Setelah Berita Acara Pengawasan Pekerjaan ditandatangani, selanjutnya diajukan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui PCIU untuk dipergunakan sebagai dasar dalam pembuatan Berita Acara Penyerahan Hasil Pekerjaan Konstruksi Pembangunan/Rehabilitasi. Berita Acara Penyerahan

(35)

III - 9

Hasil Pekerjaan Konstruksi Pembangunan/Rehabilitasi ditandatangani oleh Kontraktor dan Kuasa Pengguna Anggaran.

4. PEMBAYARANH ASILPEKERJAANK ONSULTANPENGAWAS DANK ONTRAKTOR 

1) Pembayaran Hasil Pekerjaan Konsultan Pengawas

Pembayaran pekerjaan konsultan pengawas yang dalam hal ini adalah konsultan PMDSC, pembayarannya dilakukan oleh KPA Pusat sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku didalam kontraknya. 2) Pembayaran Hasil Pekerjaan Kontraktor

Pembayaran hasil pekerjaan untuk pelaksanaan konstruksi pembangunan  /rehabilitasi mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

-

Uang muka dapat diberikan kepada pelaksana pekerjaan dengan mengikuti ketentuan dan persyaratan yang berlaku dalam Perpres No. 54 Tahun 2010 dan, guideline IDB, ketentuan Perubahan dan Peraturan lain yang berlaku pada saat kontrak ditanda tangani.

-

Pembayaran hasil pekerjaan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan prestasi pekerjaan yang dicapai, yang dinyatakan dengan Berita Acara Penilaian Hasil Pekerjaan.

E. GAMBAR JALAN USAHA TANI

 Agar Jalan Usaha Tani tidak banyak menggunakan lahan petani dan untuk mendapatkan ketinggian yang cukup terhadap genangan banjir, di kiri kanan Jalan Usaha Tani diperkuat dengan pasangan batu. Gambar tipikal penampang Jalan Usaha Tani dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan 3.2 berikut.

(36)

III - 10

1. J ALANUSAHAT ANIUTAMA

Gambar 3.1. Tipikal Penampang Jalan Usaha Tani Utama

2. J ALANUSAHAT ANIC ABANG

(37)

IV - 1

BAB IV

PEMBANGUNAN / REHABILITASI EMBUNG

1. PENDAHULUAN

Salah satu komponen kegiatan yang tertuang dalam Loan Agreement  Proyek Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami (RP3T), yang masuk dalam kategori Civil Work   adalah adalah pembuangunan embung (Farm Ponds ) sebagai salah satu upaya memanfaatkan limpahan air hujan untuk keperluan pertanian.

Embung merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan. Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan sebagai sumber irigasi suplementer untuk budidaya komoditas pertanian bernilai ekonomis tinggi.

Berdasarkan hasil Detailed Engineering Design (DED) yang dibuat oleh konsultan PMDSC, jumlah embung yang akan dibangun di 10 kabupaten Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah sebanyak 38 Unit, dengan rincian di Aceh Besar 8 unit, Aceh Jaya 2 unit, Aceh Barat 8 unit, Nagan Raya 1 unit, Aceh Barat Daya 1 unit, dan Bireuen 19 unit.

2. TUJUAN

Tujuan pembangunan embung pada lokasi Proyek The Post Tsunami Rehabilitation of Agriculture Infrastructure in Aceh Province , antara lain ialah: 1. Menampung air hujan dan aliran permukaan (run off ) pada lokasi proyek dan

wilayah sekitarnya serta sumber air lainnya yang memungkinkan seperti mata air, parit, sungai-sungai kecil, dan sebagainya.

2. Menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi di musim kemarau untuk

(38)

IV - 2  A. TAHAPAN PELAKSANAAN

Pembangunan embung di lokasi proyek di 10 kabupaten dalam Propinsi Aceh harus memenuhi persyaratan lokasi dan persyaratan petani serta kelompok tani

1. PERSYARATAN LOKASI

1. Daerah pertanian lahan kering yang memerlukan pasokan air dari embung sebagai suplesi air irigasi.

2.  Air tanahnya sangat dalam. 3. Bukan lahan berpasir.

4. Terdapat sumber air yang dapat ditampung baik berupa air hujan, aliran permukaan dan mata air atau parit atau sungai kecil.

5. Wilayah sebelah atasnya mempunyai daerah tangkapan air atau wilayah yang mempunyai sumber air untuk dimasukkan ke embung, seperti mata air, sungai kecil atau parit dan sebagainya.

2. PERSYARATAN PETANI/K ELOMPOKT ANI

1. Bersedia menyediakan lahan untuk embung tanpa ganti rugi dan dinyatakan dalam surat pernyataan.

2. Kelompok tani yang terpilih adalah kelompok tani yang telah ada sebelumnya, bukan kelompok tani yang baru dibentuk karena ada kegiatan ini.

3. Bersedia mengoperasikan, memelihara bangunan secara berkelompok dan bersedia menanggung biaya operasional dan pemeliharaan dan dinyatakan dalam surat pernyataan.

3. SURVEYC ALONPETANI/ C ALONLOKASI(CP/CL)

Penanggung jawab kegiatan adalah Dinas Pertanian Kabupaten untuk menentukan calon lokasi dan calon petani/kelompok tani sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pada butir 1 dan 2.

(39)

IV - 3 4. DESAIN

Desain dibuat oleh konsultan Project Management Design Supervision Consultant (PMDSC). Desain diusahakan sesederhana mungkin agar dapat dibaca oleh pelaksana di lapangan.

Dalam menyusun desain perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Melakukan observasi lapangan untuk menentukan konstruksi embung yang paling sesuai dengan kondisi lokasi setempat. Misalnya pada kondisi tanah yang porus, dinding embung dapat dibangun dengan memanfaatkan alur alami, saluran drainase, menampung mata air atau menggali tanah, atau langsung menampung air hujan.

2. Menentukan letak geografis embung

Dalam menentukan letak embung harus diperhatikan posisi lahan dan areal pertanaman, lokasi sumber air, ketinggian dan kemiringan lahan. Sebaiknya letak embung lebih tinggi dibandingkan lahan usaha tani agar distribusi dan pengaliran air ke lahan pertanian/peternakan dapat dilakukan dengan sistem gravitasi.

3. Daerah atas calon lokasi embung sebaiknya merupakan daerah tangkapan air hujan, yang aliran permukaannya dapat diarahkan masuk ke embung.

5. PENGADAAN B AHAN DANPERALATAN

Pengadaan bahan dan peralatan dilaksanakan oleh rekanan agar mengikuti pedoman yang dikeluarkan oleh Islamic Development Bank dan Dokumen Kontrak.

6. K ONSTRUKSI

Konstruksi pembangunan embung dilakukan oleh pihak ketiga melalui proses pengadaan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Propinsi bersamaan dengan proses pelaksanaan pengadaan untuk kegiatan Perbaikan jaringan irigasi dan drainase serta pembuatan jalan usaha tani.

(40)

IV - 4

Pelaksanaan pembuatan embung dilakukan dalam beberapa tahap antara lain : 1. Bentuk Permukaan Embung.

a. Bentuk permukaan embung disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

b. Volume galian mencerminkan banyaknya air yang akan ditampung. Besaran volume yang dibuat minimal 170 m3. Besaran volume embung ini akan tergantung kepada konstruksi embung yang akan digunakan. Embung dengan konstruksi sederhana (tanpa memperkuat dinding) memungkinkan akan lebih luas dari volume minimal tersebut.

2. Menggali Tanah.

Penggalian dapat pula dilakukan di dekat alur alami/drainase/mata air untuk dapat dijadikan sebagai sumber air ke dalam embung.

3. Dinding pinggir embung dibuat miring atau tegak dengan kedalaman galian 2 s/d 2.5 m (tergantung kondisi lapangan). Tanggul dibuat agak tinggi untuk menghindari kotoran yang terbawa air limpasan.

4. Memperkokoh dinding embung.

a. Prinsip tahapan ini adalah agar embung tidak mudah retak dan air yang telah berada embung tidak bocor. Jika struktur tanah yang ada kuat dan memungkinkan air di embung tidak bocor, maka kegiatan ini tidak diperlukan. Penguatan dinding embung ini juga dapat dilakukan pada bagian-bagian tertentu yang rawan bocor.

b. Untuk memperkokoh dinding embung, ada beberapa bahan yang bisa digunakan tergantung dari bahan/material yang mudah diperoleh di lokasi dan biaya yang tersedia. Adapun bahan/material yang dapat dipakai untuk dinding embung antara lain pasangan batu bata, pasangan batu kali atau dibuat dari beton. Proses pembuatan dinding embung seperti membangun kolam, kemudian permukaan dinding embung dapat dilapisi dengan adukan pasir dan semen.

c. Jika diperlukan dasar embung dapat dipasangi batu bata/batu kali yang dilapisi semen agar tidak bocor.

d. Untuk mengurangi longsor pada dinding embung, dapat dibuat tangga atau undakan di sekeliling dinding selain dapat juga berfungsi untuk mempermudah pengambilan air.

(41)

IV - 5

5. Pembuatan saluran pemasukan (inlet ).

Pembuatan saluran pemasukan berupa sudetan dari saluran air ke embung sangatlah penting. Saluran pemasukan dibuat untuk mengarahkan aliran air yang masuk kedalam embung, sehingga tidak merusak dinding/tanggul. Saluran pemasukan ini dapat dilengkapi dengan pintu pembuka/penutup berupa balok sekat yang mudah dibuka dan ditutup.

6. Membuat pelimpas air/saluran pembuangan (outlet ).

Pelimpas air sangat diperlukan bagi embung yang dibuat pada alur alami atau saluran drainase. Hal ini untuk melindungi bendung sekaligus mengalirkan air berlebih. Demikian pula pembuatan saluran pembuangan bagi embung.

7. Apabila dinilai kelayakan oleh konsultan PMDSC maka dapat dilakukan penggabungan beberapa embung menjadi satu embung yang disesuaikan dengan jumlah dana yang tersedia dan desain yang ada.

7. PENGAWASAN

Pengawasan pekerjaan konstruksi dilakukan oleh Konsultan Project Management Desain Supervision Consultant   (PMDSC) bersama-sama dengan Dinas Pertanian Propinsi dan Kabupaten.

8. PEMBIAYAAN

Biaya untuk pembangunan embung disediakan melalui dana pinjaman dari Islamic Development Bank   pada katagori Civil Works, y ang dialokasikan pada DIPA Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Aceh.

(42)

IV - 6 B. MONITORING DAN EVALUASI

1. MONITORING DANE VALUASI

Monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap keseluruhan kegiatan pembangunan embung yang meliputi :

1. Kegiatan perencanaan, antara lain : pemilihan lokasi, sosialisasi, rencana pembiayaan, dukungan dari Pemda, dan lain-lain.

2. Kegiatan pelaksanaan, antara lain : persiapan, penyusunan rencana kegiatan, organisasi, tugas dan fungsi pelaksana, pengadaan dan penggunaan bahan/alat, pelaksanaan kegiatan fisik, produktifitas pekerjaan, dan lain-lain. 3. Kegiatan pengendalian, antara lain : peranan pengawasan, teknis

pelaksanaan, dan lain-lain.

2. OPERASI DANPEMELIHARAAN

Operasi dan pemeliharaan embung yang telah selesai dikonstruksi dilakukan oleh petani/kelompok tani/P3A pengelola embung. Pemanfaatan air embung dilakukan dengan membuat jaringan/saluran air ke lahan usaha tani. Ada beberapa cara untuk mengairi lahan usaha tani, antara lain :

1.  Apabila lahan bertopografi miring (lereng), maka air dapat dialirkan dari petak lahan usaha tani secara gravitasi.

2.  Apabila lahan agak datar, maka dapat digunakan teknik irigasi pompa bertekanan seperti irigasi tetes (drip irigation), sprinkle dan disalurkan langsung ke lahan atau dengan alat manual lainnya untuk menaikkan air.

Kebutuhan air tanaman harus menjadi acuan utama dalam pemberian air irigasi suplementer.

Untuk menjaga keberlanjutan embung, maka beberapa komponen pemeliharaan embung yang perlu mendapatkan perhatian antara lain :

(43)

IV - 7

1. Mengurangi kehilangan air karena penguapan.

Untuk mengurangi kehilangan air oleh penguapan dapat dilakukan, antara lain dengan :

a. Buat tiang peneduh di pinggir bibir embung kemudian di atas embung dibuat anyaman untuk media rambatan tanaman dan ditanami dengan tanaman merambat.

b. Tiang penahan angin disamping (wind breaker) pada sisi datangnya angin dan bisa ditanami dengan tanaman merambat atau pohon sebagai pengganti tiang.

2. Memelihara/Melindungi embung.

a. Pemagaran sementara untuk mencegah gangguan ternak terhadap tanggul embung.

b. Pengangkatan endapan lumpur. c. Perbaikan tanggul bocor.

(44)

IV - 8 C. GAMBAR EMBUNG

1. CONTOH SKETSABENTUKEMBUNG

Kedalaman Embung

Gambar 4.1 Sketsa Embung Tampak Samping (Penampang Melintang)

Panjang Embung

Saluran Pemasukan

Gambar 4.2. Sketsa Embung Tampak Atas

   L  e    b  a  r    E  m    b  u   n   g Saluran Pembuang / Pengeluaran

(45)

IV - 9 2. CONTOHDESAINEMBUNGSEDERHANA

Gambar 4.4. Desain Embung Sederhana Tampak Atas Gambar 4.3. Desain Embung Sederhana Tampak Samping

(Penampang Melintang)

Embung

 Arah Topografi Kebawah

Lahan Pertanian

Outlet

Inlet

(46)

V - 1

BAB V

PELATIHAN PETUGAS DAN PENYULUH LAPANGAN

 A. PENDAHULUAN 1. L ATARBELAKANG

Kegiatan Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami (RP3T) di Provinsi Aceh diarahkan untuk pembangunan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian. Salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan adalah penguatan kelembagaan melalui pelatihan staf, petugas lapang/penyuluh dan petani/ P3A/kelompok tani.

Pelatihan petugas dan Penyuluh Pertanian dilakukan untuk meningkatkan kinerja dan keterampilan, baik di tingkat provinsi, kabupaten maupun di lapangan. Melalui kegiatan pelatihan diharapkan terjadi penguasaan berbagai teknologi dalam rangka pelaksanaan pembinaan kepada para petani secara berkesinambungan. Kegiatan pelatihan inipun dapat mengarahkan kegiatan bimbingan dari petugas lapang terhadap kelompok tani secara lebih intensif.

2. TUJUAN

Tujuan pelatihan petugas dan penyuluh pertanian pada Proyek Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami (RP3T) di Provinsi Aceh adalah :

a. Meningkatkan kemampuan dalam pembinaan kepada petani.

b. Meningkatkan pengetahuan dalam pengelolaan irigasi desa terutama dalam hal peraturan yang mengatur irigasi, pengelolaan irigasi di tingkat usahatani serta pemberdayaan P3A dan Kelompok Tani.

(47)

V - 2

B. PELATIHAN PETUGAS DAN PENYULUH

1. PELATIHANPETUGAS

1) Sasaran

Sasaran dari pelatihan ini adalah para staf Dinas Pertanian Kabupaten dan Kecamatan pada lokasi Proyek Rehabilitasi Prasarana Pertanian Pasca Tsunami (RP3T) di Provinsi Aceh di 10 kabupaten (Aceh Besar,  Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Pidie, Pidie

Jaya, Bieureun, Aceh Utara, dan Aceh Timur).

2) Metodologi

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan secara klasikal dan praktek dengan menggunakan pendekatan pendidikan orang dewasa (andragogi) sehingga menciptakan suasana yang kondusif bagi pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan efektifitas pelatihan. Untuk pelatihan petugas ini perbandingan teori dan praktek adalah 70 : 30 (70% teori dan 30% praktek). Metoda yang digunakan adalah metoda partisipatif guna mendukung proses pelatihan, antara lain : Studi Kasus, diskusi kelompok, simulasi, dan lain-lain).

3) Materi

Materi pelatihan petugas disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Kabupaten dan daerah irigasi, dengan materi antara lain : a. Survey, Investigasi dan Design Tataguna Air serta Pengenalan

Sistim Informasi Geografis (SIG).

b. Metode Penyuluhan (Kemampuan dan Pemecahan Masalah) dan Teori Komunikasi.

c. On Farm Water Management (Metode Cepat Penilaian Kinerja Jaringan).

Gambar

Tabel 1.2.  Pekerjaan Konstruksi di tiap kabupaten
Gambar 1.1. Kurva S PMDSC
Tabel 2.1. Pembagian Jenis Irigasi Air Permukaan Permukaan
Gambar 2.1.  Tipikal Penampang Saluran Tersier
+4

Referensi

Dokumen terkait

individu dapat melakukan aktifitas menonton film, berolah raga, jalan-jalan atau kegiatan lain yang dilakukan di rumah dan lingkungannya, (3) Bepergian ( day Trip ), individu dapat

Perhitungan dengan mengunakan metode direct costing akan melibatkan elemen-elemen biaya yang bersifat variabel saja sebagai unsur harga pokok maupun dalam

Kuadran IV adalah bank syariah yang memiliki tingkat efisiensi tinggi dan memiliki tingkat produktivitas yang baik, sehingga bank yang masuk ke kuadran ini

Oleh karena itu, penulis akan membangun sebuah Aplikasi Dashboard untuk Monitoring dan Controlling tumbuh kembang anak, pemberian imunisasi dan vitamin A guna

VRP with Multiple Trip, karakteristik dari VRP ini memungkinkan setiap kendaraan dapat memiliki lebih dari satu rute perjalanan dalam satu horizon perencanaan namun

Subhanahu wa Ta'ala atas segala nikmat, karunia, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Rerata Nilai

masing sebanyak 100 µL menggunakan pipet eppendorf larutan contoh yang telah siap dianalisis lalu dimasukkan ke dalam tabung analisis yang telah berisi 50 mL larutan SnCl 2 10