• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. SOP Embung Atau Situ

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2. SOP Embung Atau Situ"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

STANDARD OPERASI DAN PROSEDUR

(SOP)

PENGELOLAAN EMBUNG/SITU

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR

DIREKTORAT BINA OPERASI DAN PEMELIHARAAN

(2)

MACAM TAMPUNGAN AIR (RESERVOAR)

TAMPUNGAN AIR YANG DIBENTUK SECARA

ALAMI (DANAU, SITU), TIDAK PUNYA INLET

SUMBER AIR DARI HUJAN, ADA YANG TIDAK

PUNYA OUTLET

TAMPUNGAN

AIR YANG DIBENTUK OLEH

MANUSIA (BENDUNGAN, EMBUNG)  DI

DAERAH NTB EMBUNG ADA YANG MEMPUNYAI

INLET ADA JUGA YANG TIDAK (TADAH HUJAN)

(3)

EMBUNG

ADALAH

BANGUNAN

KONSERVASI

AIR

BERBENTUK

KOLAM UNTUK MENAMPUNG AIR

HUJAN DAN AIR LIMPASAN (RUN OFF)

SERTA SUMBER AIR LAINNYA UNTUK

MENDUKUNG USAHA PERTANIAN,

PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN.

(4)

TUJUAN PEMBANGUNAN EMBUNG

Diantaranya :

1. Menampung air hujan dan aliran permukaan (run

off) pada wilayah sekitarnya serta sumber air

lainnya yang memungkinkan seperti mata air, parit,

sungai-sungai kecil dan sebagainya.

2. Menyediakan sumber air sebagai suplesi irigasi di

musim

kemarau

untuk

tanaman

palawija,

hortikultura

semusim,

tanaman

perkebunan

(5)

PADA

UMUMNYA

EMBUNG

MEMPUNYAI TAMPUNGAN AIR YANG

KECIL TETAPI DI NTB ATAU NTT ADA

EMBUNG

YANG

MEMPUNYAI

TAMPUNGAN AIR LEBIH DARI 2 JUTA

M3, CONTOH EMBUNG HALIWEN

DAN EMBUNG HAEKRIT DI NTT

(6)
(7)

FUNGSI TUNGGAL :

KEPERLUAN IRIGASI ATAU,

PENGENDALIAN BANJIR ATAU,

KONSERVASI DAN PENYEDIAAN AIR ATAU,

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

FUNGSI MULTIGUNA :

PENYEDIAAN AIR, YANG BERFUNGSI GABUNGAN UNTUK

IRIGASI, PENGENDALIAN BANJIR, RUMAH TANGGA/AIR

MINUM, KONSERVASI , PERIKANAN DARAT, PLTA DAN

PARIWISATA

(8)

KEPERLUAN IRIGASI

UNTUK KEPERLUAN IRIGASI HAL YANG HARUS

DIPERHATIKAN ANTARA LAIN :

1. MUKA AIR WADUK  UNTUK PENCAPAIN AIR

KE AREAL IRIGASI

2. VOLUME WADUK  UNTUK MEMENUHI

KEBUTUHAN AIR IRIGASI

3. KUALITAS AIR  TIDAK MENGANDUK ZAT

KIMIA YANG MEMATIKAN TANAMAN

4. KEBUTUHAN AIR IRIGASI (POLA TANAM) 

UNTUK MENENTUKAN POLA OPERASI

(9)

KEPERLUAN PENGENDALI BANJIR

YANG HAURUS DIPERHATIKAN HANYA

OPERASI PINTU DAN KAPASITAS PALUNG

SUNGAI DI HILIRNYA

UNTUK ITU PINTU AIR HARUS SELALU DIJAGA

JANGAN SAMPAI MACET ATAU MENEMUI

KENDALA PENGOPERASIANNYA. BILA PINTU

MACET AKAN BERAKIBAT FATAL,

PENGOPERASIANNYA HARUS

MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN PALUNG

SUNGAI AGAR TIDAK SAMPAI MELUAP.

(10)

KEPERLUAN PLTA

YANG

HARUS

DIPERHATIKAN

UNTUK

KEPERLUAR

PLTA

ADALAH HEAD ATAU TINGGI

JATUHNYA AIR ATAU DEBIT AIR

YANG KELUAR MELALUI TAILRIS

YANG BERFUNGSI SEBAGAI

TENAGA AIR UNTUK MEMUTAR

TURBINE.

(11)

Bendungan disamping memiliki manfaat yang besar,

juga menyimpan potensi bahaya yang besar pula di

hilirnya. Di Indonesia sampai saat ini telah terdapat

284

bendungan yang tergolong bendungan besar,

sebanyak

257

bendungan milik Kementerian

Pekerjaan Umum dan sisanya

27

bendungan di

lingkungan lain seperti PLN Persero, Swasta (PT.

INCO) dan lainnya, yang kesemuanya memerlukan

pemeliharaan untuk menjamin kelangsungannya.

(12)

Berdasarkan pengalaman yang baru terjadi yaitu

Situ Gintung Ciputat Tanggerang yang tinggi tanggul

kurang dari 15 m dan tampungan air volumenya

kurang dari 500 ribu m

3

, begitu jebol memakan

korban jiwa yang banyak dan kerugian harta benda

yang nilainya sangat besar. Begitu pula bendungan

Sempor Jawa Tengah pada 1 Desember tahun 1967

yang sedang dibangun jebol akibat banjir yang

menimpanya mengakibatkan korban jiwa sekitar

200 orang dan merusak sarana dan prasarana.

Pengalaman jebolnya bendungan dialami juga di

Luar Negeri.

(13)
(14)

DAFTAR BENDUNGAN,

(15)
(16)

Alur Pikir

(3/3)

PENURUNAN DAYA DUKUNG/FUNGSI: - Volume berkurang, - Luas berkurang, - Peredaman banjir berkurang.

- Kualitas air menurun, - Cepat surut/mengering. PENURUNAN KEAMANAN: - Pintu-pintu rusak, - Tanggul tidak terpelihara, - Kapasitas pelimpah

menjadi tidak cukup.

PENGELOLAAN OPTIMAL:

- Keamanan bangunan terjaga,

- Keselamatan masyarakat terjamin,

- Fungsi berjalan optimal, - Keberadaan situ dapat

lestari. TEKANAN SOSIAL:

- Alih fungsi untuk pemanfaatan lain, - Penyerobotan lahan, - Pengalihan hak tanah

untuk permukiman dll.

BAHAYA:

- Banjir, overtopping, - Tanggul runtuh, - Air tanah tercemar, - Sumber penyakit.

Operasi & Pemeliharaan Optimal

Operasi & Pemeliharaan Tidak Optimal

Peman-tauan ALUR PIKIR

PERMASALAHAN DAN PERLUNYA PEMANTAUAN SITU-SITU

Sekitar 10% Situ Alamiah :

- Di areal depresi

- Tidak dengan Tanggul,

- Tidak ada Resiko runtuh.

Sekitar 90% Situ Buatan :

- Dengan Tanggul , - Resiko tanggul runtuh.

MANFAAT SITU :

- Konservasi;

- Sumber air: irigasi, air baku; - Meredam banjir; - Perikanan. - Pariwisata. TEKANAN LINGKUNGAN: - Pencemaran air bertambah,

- Inflow banjir bertambah, - Sedimantasi bertambah, - Inflow pada musim

kering berkurang,

SITU ADA DI 3 PROVINSI: DKI, JABAR, BANTEN

Jumlah 423 PENGGUNAAN LAHAN: PERUBAHAN - Di hilir: areal Irigasi

menjadi permukiman bahkan perkotaan; - Sekitar situ: lahan

pertanian menjadi permukiman,

- Di hulu: hutan menjadi lahan pertanian dan permukiman. Tidak Memadai Memadai SOP Pemantauan Situ/Embung

SOP Pemantauan

Situ/Embung diperlukan

sebagai langkah awal

Pemantauan yang

memadai agar dapat

melakukan operasi dan

pemeliharaan secara

optimal

(17)

Pasal 21 ayat 1:

Perlindungan dan pelestarian sumber air ditujukan untuk

melindungi dan melestarikan sumber air beserta lingkungan

keberadaannya terhadap kerusakan atau gangguan yang

disebabkan oleh daya alam, termasuk kekeringan dan yang

disebabkan oleh tindakan manusia.

Pasal 24:

Setiap orang atau badan usaha dilarang melakukan kegiatan yang

mengakibatkan rusaknya sumber air dan prasarananya,

mengganggu upaya pengawetan air, dan/atau mengakibatkan

pencemaran air.

Dasar Hukum Pengelolaan Situ

Situ merupakan sumber air dan juga prasarana sumber air sehingga wajib

untuk dilindungi dan dilestarikan dengan dijaga jangan sampai rusak apalagi

dirusak.

(18)

Penjelasan Pasal 145 ayat 1:

Pemantauan meliputi pengamatan dan pengukuran melalui alat/instrumen

yang dilakukan terus menerus oleh Pengelola bendungan.

Pemeriksaan meliputi pengamatan secara visual, pengujian peralatan

hidro-mekanik dan hidro-elektrik yang dilakukan oleh Pengelola bendungan

secara rutin, tahunan, besar, dan luar biasa.

Dasar Hukum Pemantauan Situ

Berdasar Pasal 137:

Pengelolaan bendungan selain bendungan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 3 ayat (2) dilakukan sesuai dengan tahapan

pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 .

Berdasar Peraturan Pemerintah nomor 37 Tahun 2010

Sedangkan Pasal 74 berisi Penglolaan Bendungan, ini berarti Pemantauan Situ

juga dapat mengacu ke PP 37.

(19)

Lingkup Pemantauan

Kegiatan

Metode

Pelaksana

Waktu

Pemantauan

Pengamatan dan

Pengukuran alat/

instrumen

Pengelola

Bendungan/Embu

ng

Terus

menerus

Pemeriksaan

Pengamatan visual,

Pengujian peralatan

mekanik,

hidro-elektrik.

Pengelola

Bendungan/Embu

ng

Rutin,

Tahunan,

Besar,

Luar biasa.

Dari PP 37 Tahun 2010 penjelasan pasal 145, lingkup pekerjaan pemantauan dapat

dirinci sebagai berikut.

(20)

Kondisi bangunan situ/Embung (tanggul dan bangunan

pelengkap);

Perilaku situ: volume tampungan, aliran masuk, aliran keluar;

Sedimentasi;

Kualitas air;

Pemanfaatan ruang;

Sempadan situ/Embung;

Penggunaan lahan pada daerah tangkapan air.

Sasaran Yang Dipantau

(21)

Organisasi Pemantauan Situ

Unit Pengelola, dengan organisasi:

Organisasi ini dapat juga

diletakkan pada Seksi

O&P pada Dinas

PU/PSDA

Pengelola /BBWS Pemantauan Petugas Petugas Petugas/ Penjaga Situ Unit Pengelola Operasi/ Pemeliharaan Petugas Petugas

(22)

Kondisi Bangunan Situ dan

Alat Pemantauannya (Studi Kasus)

No. Nama Situ Tanggul Spillway Penguras Pengambilan Instrumen

1 Ciburuy Urugan Tanah diperkuat

pasangan batu di hulu tidak ada tidak ada Rusak peilskal

2 Kamojing

Urugan Tanah dengan pelindung balok-balok beton

ada Baik Rusak

peilskal, V-Notch, patok geser, penakar hujan

3 Citapen Urugan Tanah diperkuat

pasangan batu di hulu ada Baik Rusak peilskal

4 Gede

Urugan Tanah diperkuat pasangan batu di hulu dan hilir

ada Baik Baik peilskal

5 Lengkong tidak ada tidak ada Baik Rusak peilskal

6 Ranca Beureum Urugan Tanah ada Baik Rusak peilskal

7 Bagendit tidak ada tidak ada tidak ada Baik peilskal

8 Cangkuang Urugan Tanah tidak ada tidak ada Baik

(23)

No. Nama Situ Tanggul Spillway Penguras Pengambilan Instrumen

9 Mangga Bolong

Urugan Tanah diperkuat pasangan batu di hulu dan hilir

ada Rusak tidak ada peilskal

10 Babakan

Urugan Tanah diperkuat pasangan batu di hulu dan hilir

ada Baik Baik peilskal

11 Pedongkelan Urugan Tanah diperkuat

pasangan batu di hulu ada Baik tidak ada peilskal

12 Bojong Sari Urugan Tanah ada Baik tidak ada peilskal

13 Pondok Bendo Urugan Tanah diperkuat

pasangan batu di hulu ada Rusak tidak ada peilskal

14 Sasak Tinggi Urugan Tanah diperkuat

pasangan batu di hulu ada Rusak tidak ada peilskal

15 Patrasana Urugan Tanah tidak ada Rusak tidak ada

Kondisi Bangunan Situ dan

(24)

Permasalahan Pada Situ

(1/2)

I. BANGUNAN SITU

1. Tanggul

a. Banjir besar apalagi sampai melimpas tanggul. Taraf muka air b. Longsor pada tebing tanggul menyebabkan tanggul menjadi lemah. Geser/turun

c. Bocoran yang membawa bahan-bahan penyusun tanggul. Rembesan di lereng hilir d. Tanggul pecah dan menjadi jalan bocornya yang cepat membesar. Retakan

2. Pelimpah

a. Kurang atau tidak cukupnya kapasitas pelimpah. Pelimpah sering penuh b. Terganggunya aliran hingga melimpah tidak optimal. Timbunan material di alur

c. Bocoran pada sambungan pasangan dengan tanah. Rembesan di sambungan d. Bocoran akibat erosi buluh. Aliran dari bawah fondasi e. Patah pada pasangan batu/beton. Retak pada pasangan

3. Bangunan Penguras

a. Pintu tidak berfungsi. Pintu diuji operasi

b. Terganggunya aliran di hulu dan hilir pintu. Timbunan material di alur c. Bocoran pada sambungan pasangan dengan tanah. Rembesan di sambungan d. Bocoran akibat erosi buluh. Aliran dari bawah fondasi e. Patah pada pasangan batu/beton. Retak pada pasangan

4. Bangunan Pengambilan

a. Pintu tidak berfungsi. Pintu diuji operasi

b. Terganggunya aliran di hulu dan hilir pintu. Timbunan material di alur c. Bocoran pada sambungan pasangan dengan tanah. Rembesan di sambungan d. Bocoran akibat erosi buluh. Aliran dari bawah fondasi e. Patah pada pasangan batu/beton. Retak pada pasangan

(25)

Permasalahan Pada Situ

(2/2)

II. AREAL TAMPUNGAN

1. Seberapa air yang masih tertampung di situ. Taraf muka air

2. Seberapa debit yang masuk ke situ. Taraf muka air masuk/hujan

3. Seberapa debit yang keluar dari situ. Taraf muka air keluar

4. Sampah, mengurangi kuantitas dan kualitas air situ. Sampah

5. Pencemaran, mengurangi kualitas air situ. Warna dan bau air

6. Gulma air, mengurangi kuantitas air situ. Gulma air

7. Sedimentasi, mengurangi kuantitas air situ. Kekeruhan air dan endapan

8. Alih fungsi lahan. Lahan yang dialih fungsikan

III. SEMPADAN

1. Perubahan penggunaan sempadan. Penggunaan lahan

2. Sumber pencemaran di sempadan. Sumber pencemaran

IV. DERAH TANGKAPAN AIR

1. Perubahan penggunaan lahan: hutan jadi ladang jadi permukiman. Penggunaan lahan

2. Sumber pencemaran: pembuangan sampah, pertambangan. Sumber pencemaran

(26)

Kebutuhan Pemantauan

(1/2)

I. Bangunan

1. Tanggul

a. Rembesan/bocoran Pengamatan kalau ada rembesan atau bocoran,

Pengamatan papan duga muka air pengukur rembesan (V-Notch)

b. Retakan Pengamatan bila ada retakan yang dapat menjadi jalan bocoran.

c. Geser/turun Pengamatan kalau tubuh tanggul bergeser (horisontal dan vertikal),

Pengukuran secara geodetik bila ada patok tetap dan patok geser.

2. Spillway

a. Kinerja Pengamatan saat banjir: pelimpah cukup atau tidak

Pengamatan saat tidak banjir: ada material pengganggu atau tidak

b. Retakan Pengamatan kalau ada retakan yang dapat menjadi jalan bocoran.

c. Bocoran di sekitar fondasi Pengamatan kalau ada rembesan di sambungan pasangan dan tanah

Pengamatan kalau ada bocoran melalui dasar fondasi.

3. Bangunan Penguras

a. Kinerja Pengamatan apakah pintu dapat dioperasikan,

b. Retakan Pengamatan bila ada retakan yang dapat menjadi jalan bocoran.

c. Bocoran di sekitar fondasi Pengamatan kalau ada bocoran melalui kanan, kiri bangunan

Pengamatan kalau ada bocoran melalui dasar fondasi.

4. Bangunan Pengambilan

a. Kinerja Pengamatan apakah pintu dapat dioperasikan,

b. Retakan Pengamatan bila ada retakan yang dapat menjadi jalan bocoran.

c. Bocoran di sekitar fondasi Pengamatan kalau ada bocoran melalui kanan, kiri bangunan

Pengamatan kalau ada bocoran melalui dasar fondasi.

(27)

Kebutuhan Pemantauan

(2/2)

II. Areal Tampungan

1. Air Tertampung Pengukuran taraf tampungan air situ dengan papan duga muka air, 2. Debit masuk Pengukuran taraf aliran masuk dengan papan duga muka air,

3. Debit Melimpah Pengukuran taraf aliran melimpah dengan papan duga muka air,

4. Debit pengambilan Pengukuran debit dengan papan duga muka air di Bang. Pengambilan 5. Sampah Pengamatan ada/tidak sampah dan berapa % menutup situ.

Kualitas air Pengamatan secara visual perubahan kualitas air

6. Pengambilan sampel dan uji kualitas air di laboratorium. 7. Gulma air Pengamatan ada/tidak gulma air dan berapa % menutup situ. 8. Sedimentasi Pengamatan ada/tidak, banyak/sedikit sedimen yang masuk,

Pengukuran pendangkalan dan penyempitan situ. 9. Alih Fungsi Lahan Pengamatan apakah ada alih fungsi lahan situ

Memperkirakan luas lahan yang dialih-fungsi.

III. Sempadan

1. Penggunaan lahan Pengamatan apakah ada perubahan penggunaan lahan, Memperkirakan luas lahan yang berubah.

2. Sumber Pencemaran Pengamatan apakah ada sumber pencemaran di sempadan,

IV. Daerah Tangkapan Air

1. Penggunaan lahan Pengamatan apakah ada perubahan penggunaan lahan Memperkirakan luasnya perubahan lahan

2. Sumber pencemaran Pengamatan ada/tidak sumber pencemaran

(28)

Ilustrasi Hubungan Pemantauan

(1/2)

A

B

(29)

(2/2)

A

B

C

(30)

Mengacu ke PP 37 pasal 3, pasal 137 dan pasal 74:

Situ, khususnya yang buatan, termasuk bendungan juga

tetapi tidak termasuk yang dimaksud pada pasal 3 ayat 2

(a, b dan c).

Pengelolaan situ dilakukan sesuai dengan tahapan

pengelolaan bendungan.

Pemantauan merupakan bagian dari pengelolaan, maka:

Pemantauan Situ tetap mengacu kepada pemantauan

bendungan,

Situ lebih sederhana dengan alat pemantauan yang

terbatas, sehingga pemantauannya juga sederhana.

(31)

Prisip Pemantauan Situ adalah Sederhana, tetapi bisa

mendapatkan indikasi bila ada gejala atau penyebab yang

dapat memicu kegagalan bangunan:

Rembesan,

Pergerakan tanggul (tubuh bendungan): penurunan,

pergeseran;

Kerusakan a.l. longsoran, pengikisan dan retakan;

Tidak/kurang berfungsinya bangunan pengeluaran a.l.

kapasitas pelimpah kurang, ada material yang

menutup alur, pintu penguras tidak dapat

dioperasikan.

(32)

Periode dan Obyek Pemantauan

Kegiatan

Periode

Obyek yang dipantau

Pemantauan • Rutin -

Harian

Papan duga air: tampungan, pelimpah,

pengambilan dan V-Notch

Pemeriksaan • Rutin -

Harian

Rembesan pada tanggul dan sambungan

pasangan batu/beton dengan tanah,

Bocoran pada pasangan batu/beton

Gangguan pada alur pelimpah.

Pemeriksaan • Rutin -

Mingguan

Retakan/pergeseran/penurunan pada tanggul,

Retak/pecah pada pasangan batu/beton,

Fungsi pintu-pintu air,

Lantai kolam penenang,

Erosi buluh,

Gulma air,

Sampah,

Pencemaran.

(33)

Kegiatan

Periode

Obyek yang dipantau

Pemeriksaan • Rutin -

Bulanan

Pemanfaatan ruang pada tampungan situ,

Perubahan penggunaan lahan pada sempadan,

Sumber pencemaran pada sempadan,

Perubahan penggunaan lahan pada daerah

tangkapan air,

Sumber pencemaran pada daerah tangkapan

air.

Pemeriksaan • Berkala

6 Bulanan

atau

tahunan.

Pergeseran puncak/lereng tanggul (patok

geser),

Kualitas air (pengambilan sampel dan uji

laboratorium),

Batas areal tampungan,

Sedimentasi (endapan di tampungan situ).

(34)

Gambar

Ilustrasi Hubungan Pemantauan  (1/2)
Ilustrasi Hubungan Pemantauan

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan pendapat tersebut Restuti, dkk (2013) juga mengemukakan pendapat bahwa benda konkret adalah benda-benda asli atau tiruan dalam bentuk nyata

(2017), dan Kasanah & Worokinasih (2018) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara kinerja portofolio saham syariah dan non-syariah yang

Zirconia merupakan bahan keramik yang mempunyai sifat mekanis baik dan banyak digunakan sebagai media untuk meningkatkan ketangguhan retak bahan keramik lain diantaranya

Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang penulis bahas adalah skripsi di atas hanya menjelaskan tentang kecocokan teori al-Qur‘an dengan teori biologi, tapi

Ragam ikan teri didapati 4 jenis, dengan dugaan rata-rata volume hasil tangkap setiap bulan dari kawasan perairan Galang sebagai berikut; Ikan Teri Kecil

Berdasarkan perhitungan diatas dimana r hitung lebih besar dari nilai r tabel, Maka Ha diterima yang berbunyi bahwa “Ada Hubungan antara Kinerja guru dan prestasi belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan wisata kampung jodipan memberikan pengaruh positif terhadap perubahan pendapatan masyarakat, masyarakat mendapatkan

Masalah utama yang dihadapi dalam pembangunan dan pengoperasian waduk adalah banyaknya sedimentasi pada sungai sebagai aliran utama yang masuk ke waduk sehingga membuat air