WATER HEATER DENGAN PANJANG PIPA 10 METER
480 LUBANG UDARA SERTA PENAMBAHAN
TUTUP GAS BUANG
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Mesin
Diajukan oleh
ANDREAS ARDI DARMAWAN NIM : 105214040
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
WATER HEATER WITH 10 METERS LENGTH OF PIPE
480 AIR INTAKE HOLES AND EXHAUST GAS COVER
ADDITION
FINAL PROJECT
As partial fulfillment of the requirement
to obtain the Sarjana Teknik degree in Mechanical Engineering
By
ANDREAS ARDI DARMAWAN STUDENT NUMBER : 105214040
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRM
DEPARTMENT OF MECHANICAL ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
iii
iv
.
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 15 Juli 2014
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma :
Nama : Andreas Ardi Darmawan
Nomor Mahasiswa : 105214040
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :
Water Heater dengan Panjang Pipa 10 Meter 480 Lubang Udara serta Penambahan Tutup Gas Buang
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media yang lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 15 Juli 2014
Yang menyatakan,
vii
ABSTRAK
Salah satu teknologi yang sekarang ini banyak diminati di kalangan rumah tangga adalah water heater. Selain kebutuhan rumah tangga, water heater banyak digunakan untuk kebutuhan rumah sakit, hotel dan industri.
Penelitian ini bertujuan untuk (a) merancang dan membuat water heater
tenaga gas LPG, (b) mendapatkan hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water heater, (c) mendapatkan hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor, (d) menghitung kalor yang diberikan gas LPG pada water heater, (e) menghitung kalor yang diterima air, (f) menghitung efisiensi water heater.
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Program Studi Teknik Mesin Sanata Dharma. Water heater yang dibuat memiliki dimensi tinggi 37 cm, diameter tabung paling luar 34 cm, diameter tabung tengah 26 cm, diameter tabung paling dalam 9 cm, 480 lubang udara pada tabung paling luar, panjang pipa 10 meter, diameter dalam pipa saluran air 1,27 cm, dan 8 buah sirip dari pipa tembaga dengan diameter dalam sirip 1,27 cm. Variasi dilakukan pada tinggi pembukaan tutup gas buang, yaitu sebesar 10 putaran (1 cm), 20 putaran (2 cm), dan 30 putaran (3 cm).
Hasil penelitian memberikan beberapa kesimpulan yaitu (a) Water heater yang sudah dibuat mampu menghasilkan debit sebesar 15,60 liter/menit pada suhu 38,7°C, (b) Hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water heater terbaik dinyatakan dengan persamaan : To = 97,61Q-0,328. (c) Hubungan antara debit air
dengan laju aliran kalor yang diterima air terbaik dinyatakan dengan persamaan : qair = -9,3456Q2 + 419,95Q + 8404,1. (d) Laju aliran kalor yang diberikan gas
LPG untuk tinggi pembukaan tutup gas buang 2 cm sebesar 21,312 kW, (e) Laju aliran kalor yang diterima air paling tinggi pada suhu 35,9°C untuk tinggi pembukaan tutup gas buang 2 cm sebesar 13,452 kW, (f) Hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater terbaik dinyatakan dengan persamaan : η = -0,0439Q2 + 1,9705Q + 39,434.
viii heater, ( c ) get relations between discharge to the rate of water flow kalor, ( d ) count kalor given by LPG gas into water heater, ( e ) count kalor that received by water ( f ) count the efficiency of water heater.
This research conducted in laboratories of mechanical engineering sanata darma. The dimensions of water heater as high as 37 cm , the outer of diameter of a tube is 34 cm, the diameter of a middle tube is 26 cm, the diameter of a central a tube is 9 cm, 480 air holes in a tube most outside, a length of pipe 10 meters, the diameter of in a pipe 1.27 cm, and 8 fins of a copper pipe with a diameter in the fins of 1.27 cm. The variation is on the opening of the exhaust gases, amounting to 10 rounds as high as 1 cm, 20 rounds as high as 2 cm, and 30 rounds as high as
relation between a discharge of water at the rate of flow of heat engine received water best expressed with an equation: qair = -9,3456Q2 + 419,95Q + 8404,1. ( d )
the rate of flow of heat engine given gas cylinders as high as 2 cm of opening cover the exhaust gases as much as 21,312 kW ( e ) the rate of flow of heat engine received the most high water at a temperature high 35,9oC for the opening cover the exhaust gases as high as 2 cm as much as 13,452 kW (f) the relation between a discharge of water efficiency of water heater best expressed with an equation: η = -0,0439Q2 + 1,9705Q + 39,434.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang atas
berkat dan kasih serta penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul : Water Heater dengan Panjang Pipa 10 Meter 480 Lubang Udara serta
Penambahan Tutup Gas Buang, dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan Strata-1
(S-1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penelitian dan penyusunan
Skripsi ini melibatkan banyak pihak. Dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Sanata Dharma
2. Ir. PK. Purwadi, M.T selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan Kepala Program
Studi Teknik Mesin yang telah banyak memberikan bimbingan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Veronica Retno Hendartini selaku orang tua yang telah banyak memberi
dukungan moril maupun materi dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Thomas Iskandar Kurniawan selaku kakak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh staf pengajar Program Studi Teknik Mesin dan staf sekretariat
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
x
7. Deni Rahman P., Galih Kristianto, Dominico Savio KW., Ignatius Robby F.
yang tak henti - hentinya memberikan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Rekan–rekan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
khususnya angkatan 2010, senior dan junior yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian dan penyusunan Skripsi ini
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami mengharapkan
masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakannya.
Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca. Terima
kasih.
Yogyakarta, 15 Juli 2014
x
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL... i
TITLE PAGE... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vi
ABSTRAK... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... x
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR TABEL... xvii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah... 4
1.3 Tujuan... 4
1.4 Batsan Dalam Pembuatan Water Heater... 4
1.5 Manfaat... 5
BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA... 6
xi
2.1.1 Perpindahan Kalor... 6
2.1.2 Perancangan Pipa Saluran Air... 8
2.1.3 Saluran Udara Untuk Kebutuhan Pembakaran... 11
2.1.4 Sirip... 11
2.1.5 Isolator... 12
2.1.6 Bahan Bakar / Sumber Energi... 13
2.1.7 Kebutuhan Udara... 15
2.1.8 Saluran Gas Buang... 15
2.1.9 Sumber Api... 16
2.1.10 Laju Aliran Kalor... 16
2.1.11 Laju Aliran Kalor yang Diberikan Gas... 18
2.1.12 Efisiensi... 18
2.2 Tinjauan Pustaka... 19
2.2.1 Water Heater yang Ada di Pasaran... 19
2.2.2 Skema Water Heater... 22
2.2.3 Hasil Penelitian Water Heater Gas... 25
BAB III PEMBUATAN ALAT... 28
3.1 Rancangan Water Heater... 28
3.2 Cara Kerja Water Heater ... 32
3.3 Persiapan... 32
3.4 Peralatan – peralatan yang Dipergunakan... 32
xii
3.4.2 Alat yang Dipergunakan... 35
3.5 Perakitan... 37
BAB IV METODE PENELITIAN... 39
4.1 Skematik Alat Penelitian... 39
4.2 Variasi Penelitian... 39
4.3 Alat Bantu Penelitian... 40
4.4 Cara Mendapatkan Data... 44
4.5 Cara Mengolah Data... 45
4.6 Cara Mendapatkan Kesimpulan... 46
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 47
5.1 Hasil Pengujian... 47
5.2 Penghitungan Matematis... 48
5.2.1 Penghitungan Kecepatan Air Rata – rata... 49
5.2.2 Penghitungan Laju Aliran Massa Air... 51
5.2.3 Penghitungan Laju Aliran Kalor yang Diterima air... 52
5.2.4 Penghitungan Laju Aliran Kalor yang Diberikan Gas.. 53
5.2.5 Efisiensi... 54
5.3 Pembahasan... 61
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 67
6.1 Kesimpulan... 67
6.2 Saran... 68
DAFTAR PUSTAKA... 70
xiii
DAFTAR GAMBAR
hal
Gambar 2.1 Kompor gas highpressure yang digunakan pada water heater 16
Gambar 2.2 Aliran fluida... 17
Gambar 2.3 Water heater 1... 19
Gambar 2.4 Water heater 2... 20
Gambar 2.5 Water heater 3... 21
Gambar 2.6 Skema water heater gas dengan tangki... 22
Gambar 2.7 Skema water heater gas dengan tangki penampungan... 23
Gambar 2.8 Skema water heater dengan tangki penampungan dan pipa spiral... 24
Gambar 2.9 Skema water heater tanpa tangki penampungan... 25
Gambar 3.1 Kerangka tabung water heater bagian luar... 28
Gambar 3.2 Kerangka tabung water heater bagian tengah... 29
Gambar 3.3 Kerangka tabung water heater bagian dalam dengan spring center... 29
Gambar 3.4 Kerangka jadi water heater... 29
Gambar 3.5 Pipa saluran air... 30
Gambar 3.6 Tutup gas buang water heater... 30
Gamabr 3.7 Selimut tabung water heater bagian dalam... 30
Gambar 3.8 Selimut tabung water heater bagian tengah... 31
xiv
Gambar 3.10 Rancangan water heater yang sudah jadi... 31
Gambar 3.11 Pipa Tembaga... 33
Gambar 3.12 Plat Galvanum... 33
Gambar 3.13 Besi Nako... 34
Gambar 3.14 Plat Strip... 34
Gambar 3.15 Plat Acer... 34
Gambar 3.16 Paku Ripet... 35
Gambar 3.17 Kawat... 35
Gambar 3.18 Mesin las listrik... 36
Gambar 3.19 Alat penekuk dan pemotong pipa... 36
Gambar 4.1 Skema pengujian water heater... 39
Gambar 4.2 Tabung gas LPG dan regulator... 41
Gambar 4.3 Timbangan gantung... 41
Gambar 4.4 Gelas ukur... 42
Gambar 4.5 Termokopel dan penampil suhu digital... 42
Gambar 4.6 Kran air... 43
Gambar 4.7 Kompor high pressure... 43 Gambar 5.1 Hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water
heater dengan pembukaan tutup gas buang 10 putaran (1 cm) 57 Gambar 5.2 Hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water
xv
Gambar 5.3 Hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water
heater dengan pembukaan tutup gas buang 30 putaran (3 cm) 58 Gambar 5.4 Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor yang
diterima air, water heater dengan pembukaan tutup gas
buang 10 putaran (1 cm)... 58
Gambar 5.5 Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor yang
diterima air, water heater dengan pembukaan tutup gas
buang 20 putaran (2 cm)... 59
Gambar 5.6 Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor yang
diterima air, water heater dengan pembukaan tutup gas
buang 30 putaran (3 cm)... 59
Gambar 5.7 Hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater
dengan pembukaan tutup gas buang 10 putaran (1 cm)... 60
Gambar 5.8 Hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater
dengan pembukaan tutup gas buang 20 putaran (2 cm)... 60
Gambar 5.9 Hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater
dengan pembukaan tutup gas buang 30 putaran (3 cm)... 61
Gambar 5.10 Hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water heater pada pembukaan tutup 10 putaran (1 cm), 20 putaran (2 cm), dan 30 putaran (3 cm)... 62
Gambar 5.11 Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor yang
diterima air water heater pada pembukaan tutup 10 putaran
xvi
Gambar 5.12 Hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater
pada pembukaan tutup 10 putaran (1 cm), 20 putaran (2 cm),
xvii
DAFTAR TABEL
hal
Tabel 2.1 Tabel perbandingan kekuatan material antara tembaga dan
jenis material yang lain... 9
Tabel 2.2 Nilai konduktivitas termal... 10
Tabel 2.3 Konduktifitas termal untuk beberapa media isolator... 13
Tabel 2.4 Daya pemanasan dan efisiensi alat masak dengan gas LPG dan
bahan bakar lainnya... 14
Tabel 2.5 Komposisi udara dalam keadaan normal... 15
Tabel 4.1 Tabel isian konsumsi gas... 44
Tabel 4.2 Tabel isian volume air pada tinggi pembukaan tutup gas buang
: 1 cm... 44
Tabel 4.3 Tabel isian volume air pada tinggi pembukaan tutup gas buang
: 2 cm... 45
Tabel 4.4 Tabel isian volume air pada tinggi pembukaan tutup gas buang
: 3 cm... 45
Tabel 5.1 Konsumsi gas pada setiap tinggi pembukaan tutup gas
buang... 47
Tabel 5.2 Hasil pengujian water heater dengan tinggi pembukaan tutup
gas buang 10 putaran (1 cm)... 47
Tabel 5.3 Hasil pengujian water heater dengan tinggi pembukaan tutup
xviii
Tabel 5.4 Hasil pengujian water heater dengan tinggi pembukaan tutup
gas buang 30 putaran (3 cm)... 48
Tabel 5.5 Laju aliran kalor yang diberikan oleh gas... 54
Tabel 5.6 Tabel penghitungan mair dan qair water heater dengan tinggi
pembukaan tutup gas buang 10 putaran (1 cm)... 55
Tabel 5.7 Tabel penghitungan mair dan qair water heater dengan tinggi
pembukaan tutup gas buang 20 putaran (2 cm)... 56
Tabel 5.8 Tabel penghitungan mair dan qair water heater dengan tinggi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Seiring dengan semakin canggihnya teknologi di era, globalisasi semakin
banyak pula kita dituntut untuk mengejar ilmu pengetahuan ke arah teknologi
yang lebih maju untuk meningkatkan kesejahteraan dan mencapai apa yang telah
dicita-citakan. Berbagai macam kebutuhan rumah tangga menjadi semakin praktis
berkat kemajuan teknologi. Salah satu teknologi yang sekarang ini banyak
diminati di kalangan rumah tangga adalah water heater (pemanas air). Pada awalnya, water heater lebih banyak digunakan pada negara-negara yang beriklim dingin. Namun, kini negara-negara tropis seperti di Indonesia pun mulai marak
menggunakan water heater. Sebagian besar konsumen water heater tersebut adalah masyarakat yang tinggal di kota-kota besar.
Bagi pekerja kantor, rasa lelah setelah bekerja seharian di kantor memang
menyebalkan. Tentu mereka memerlukan sebuah kenyamanan ketika pulang ke
rumah. Nah, kenyamanan tersebut antara lain dapat dinikmati dengan berendam di
air panas. Alat yang paling tepat digunakan adalah water heater. Water heater
adalah suatu alat pemanas air modern yang dibuat khusus untuk memenuhi
kebutuhan air panas dengan cara yang praktis. Selain digunakan untuk kebutuhan
rumah tangga, water heater biasa digunakan untuk kebutuhan rumah sakit, yaitu untuk menyediakan kebutuhan air panas untuk keperluan mandi pasien. Selain di
mandi dengan air panas. Selain di rumah sakit dan hotel, water heater juga digunakan untuk kebutuhan industri. Salah satu industri yang memanfaatkan
water heater adalah industri pemotongan ayam. Pada industri pemotongan ayam, air panas digunakan untuk merendam ayam sehingga mempermudah proses
pencabutan bulu ayam.
Water heater terbuat dari susunan pipa tembaga yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan air panas saat air mengalir melalui pipa.Pada
umumnya water heater dibagi menjadi tiga jenis; water heater surya, water heater
listrik, dan water heater listrik. Water heater surya biasanya diletakan di atas atap.
Water heater surya adalah water heater yang memanfaatkan energi matahari untuk sumber energi pada proses pemanasan. Keuntungan memakai water heater
surya adalah sumber tenaga yang dibutuhkan untuk proses pemanasan diperoleh
secara gratis, water heater surya tidak menimbulkan bunyi yang berisik, serta merupakan water heater paling ramah lingkungan daripada jenis water heater
yang lain, sedangkan kerugian menggunakan water heater ini adalah biaya awal yang dibutuhkan untuk membuat water heater surya sangat mahal, memerlukan tempat yang luas untuk pemasangan, water heater jenis ini juga sangat bergantung pada cuaca, dan proses pemanasan air membutuhkan waktu yang relatif lama.
Selain itu, karena water heater surya menggunakan tangki penampungan air, maka air panas yang dihasilkan terbatas sesuai daya tampung tangki
penampungan. Water heater yang kedua adalah water heater listrik. Water heater
memiliki beberapa keuntungan, yaitu tidak menimbulkan bunyi yang keras saat
pemanasan air, tidak membutuhkan tempat yang luas untuk pemasangan, serta
tidak memiliki emisi gas buang. Kerugian menggunakan water heater listrik yaitu memiliki risiko terjadi korsleting, biaya yang dibutuhkan untuk membuat alat
mahal, air panas yang dihasilkan tidak stabil, sangat bergantung pada energi
listrik, serta karena water heater listrik menggunakan tangki penampungan, maka air panas yang dihasilkan terbatas.
Water heater yang ketiga adalah water heater gas. Water heater jenis ini menggunakan gas LPG sebagai bahan bakar dan lebih menguntungkan
dibandingkan dengan water heater listrik dan water heater surya. Water heater
gas adalah salah satu water heater yang mempunyai banyak variasi. Hal ini dilakukan untuk memenuhi standar efisiensi pemanasan yang baik. Variasi yang
sering dibuat pada water heater gas yaitu panjang pipa tembaga yang digunakan, jumlah lubang udara yang dibutuhkan, pembukaan tutup gas buang dan masih
banyak lagi. Keuntungan dari water heater jenis ini adalah sumber tenaga yang dibutuhkan mudah didapat, biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan alat cukup
murah, air panas yang dihasilkan stabil, karena tidak menggunakan tangki
penampungan air panas yang dihasilkan tidak terbatas dan dapat digunakan
sewaktu-waktu. Water heater gas memiliki kerugian yaitu menimbulkan bunyi yang berisik saat proses pemanasan dan juga water heater gas ini memiliki emisi gas buang.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti termotivasi dan terpancing
air yang besar serta menghasilkan efisiensi yang tinggi pada suhu air yang
dipergunakan untuk mandi.
1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
a. Apakah besar kecilnya pembukaan tutup gas buang berpengaruh terhadap
suhu air keluar pada water heater?
b. Apakah besar kecilnya pembukaan tutup gas buang berpengaruh terhadap
efisiensi water heater?
1.3Tujuan
Tujuan dari penelitian tentang water heater ini adalah : a. Merancang dan membuat water heater tenaga gas LPG
b. Mendapatkan hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water heater
c. Mendapatkan hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor
d. Menghitung kalor yang diberikan gas LPG pada water heater
e. Menghitung kalor yang diterima air
f. Menghitung efisiensi water heater
1.4Batasan Dalam Pembuatan Water Heater
Untuk memfokuskan penelitian dan memperjelas penyelesaian sehingga
mudah dipahami dan penyusunannya terarah, maka dilakukan pembatasan
masalah sebagai berikut :
b. Jumlah tabung : 3 buah, tabung 1 (tabung paling dalam) dengan diameter : 9
cm dengan jumlah lubang udara 221 lubang, tabung 2 (tabung tengah)
memiliki diameter 26 cm dengan jumlah lubang udara 680 lubang, dan tabung
3 (tabung paling luar) memiliki diameter 34 cm dengan jumlah lubang udara
480 lubang.
c. Bahan pipa tembaga dengan diameter dalam 1,27 cm , diameter luar 1,47 cm.
d. Bahan bakar : gas LPG, jenis kompor : bertekanan tinggi (high pressure). e. Suhu air yang dihasilkan: lebih dari 38°C dengan debit air minimal sebesar 6
liter/menit.
f. Kondisi air yang masuk ke dalam water heater sama dengan suhu air kamar mandi (25°C - 28°C).
1.5Manfaat
Manfaat penelitian tentang water heater gas adalah :
a. Menghasilkan prototipe water heater tenaga gas LPG dengan konstruksi yang sederhana, harga yang murah dan mudah dalam mengoperasikannya sehingga
dapat diterima dan dipergunakan oleh seluruh kalangan masyarakat.
b. Dapat menjadi salah satu referensi sumber ilmu bagi mahasiswa yang ingin
menambah pengetahuannya dalam pembuatan water heater
6
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1Dasar Teori
2.1.1 Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor adalah proses berpindahnya kalor dari benda yang
mempunyai temperatur tinggi ke benda lain yang temperaturnya lebih rendah
dengan melalui atau tanpa zat perantara. Apa yang ada dalam perpindahan, yang
disebut panas, tidak dapat diukur dan diamati secara langsung, tetapi pengaruhnya
dapat diamati dan diukur (Kreith, 1985). Kalor dapat berpindah dari suatu tempat /
benda ke tempat lain melalui tiga cara, yaitu secara konduksi, secara konveksi,
dan secara radiasi.
a. Perpindahan panas konduksi
Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas yang dihasilkan dari
kontak langsung antara permukaan – permukaan benda. Konduksi terjadi hanya
bila dengan menyentuh atau menghubungkan permukaan – permukaan yang
mengandung panas. Setiap benda mempunyai konduktivitas termal (kemampuan
mengalirkan panas) tertentu yang akan mempengaruhi panas yang dihantarkan
dari sisi yang panas ke sisi yang lebih dingin. Semakin tinggi nilai konduktivitas
benda, semakin cepat mengalirkan panas yang diterima dari satu sisi ke sisi yang
lain dan lebih cepat pula benda menjadi dingin. Contoh perpindahan panas secara
energi panas (kalor) menuju ujung sirip yang lain, hal ini diikuti dengan
mengalirnya energi panas (kalor) menuju ke bagian pipa saluran air yang
berhimpitan dengan sirip.
b. Perpindahan Panas Konveksi
Perpindahan panas konveksi merupakan perpindahan panas (kalor) yang
disertai dengan berpindahnya zat perantara. Konveksi sebenarnya mirip dengan
konduksi, hanya saja perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas tanpa
disertai zat perantara, sedangkan perpindahan panas konveksi disertai
berpindahnya zat perantara. Perpindahan panas secara konveksi bisa terjadi pada
zat cair dan gas. Proses perpindahan panas secara konveksi yang terjadi pada
water heater ini pada saat panas yang diterima oleh pipa tembaga dari api kompor gas yang secara konstan dan dengan tekanan yang tinggi, kemudian panas
diterima oleh air yang mengalir melalui pipa tembaga tersebut, selain itu terjadi
ketika energi panas (kalor) mengalir ke udara yang berada di dalam tabung water heater.
c. Perpindahan Panas Radiasi
Merupakan perpindahan panas yang dapat terjadi tanpa menggunakan zat
perantara, jika sebuah benda di dalam sebuah ruangan, dan suhu dinding – dinding
pengurung lebih rendah daripada suhu benda, maka suhu benda tersebut akan
turun sekalipun dalam ruangan tersebut hampa. Proses perpindahan panas dari
suatu benda terjadi berdasarkan suhunya, tanpa bantuan dari zat perantara disebut
terjadi dalam water heater yaitu ketika energi panas (kalor) mengalir dari tabung bagian luar water heater menuju tabung bagian dalam.
2.1.2 Perancangan Pipa Saluran Air
Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan perancangan pipa saluran air
diantaranya adalah hambatan pipa, kehalusan permukaan saluran pipa, bahan pipa,
dan diameter saluran pipa.
a. Hambatan Pipa Saluran Air
Hambatan pipa saluran air diusahakan sekecil mungkin supaya ketika air
mengalir di dalam pipa, penurunan tekanan yang terjadi kecil. Karenanya saluran
pipa diusahakan tidak mengalami pembelokan. Kalaupun terjadi pembelokan,
diusahakan sudut pembelokan dibuat besar (lebih dari 90°) dan biasanya tidak
terjadi lekukan tetapi hanya lengkungan. Semakin besar sudut pembelokan,
semakin kecil penurunan tekanan yang terjadi. Pembelokan saluran pipa yang
dibuat melingkar-lingkar akan menghasilkan penurunan tekanan yang kecil. Jika
penurunannya kecil, maka daya pompa yang dibutuhkan untuk mendorong air
juga berdaya kecil.
b. Kehalusan Permukaan Pipa Saluran Air
Bagian dalam pipa tembaga juga dipilih yang baik. Semakin halus permukaan
pipa bagian dalam, semakin kecil gesekan yang terjadi, sehingga aliran air
menjadi semakin lancar.
c. Bahan Pipa
Bahan pipa dipilih yang baik dalam hal kemampuan dalam memindahkan
besar, mampu memindahkan kalor yang diterima dari api ke fluida air yang
mengalir di dalam pipa. Menurut Holman (1963), tembaga mempunyai nilai
konduktifitas sebesar 385 W/m.oC. Alasan menggunakan pipa tembaga adalah
karena pipa tembaga mampu menahan kebocoran karena memiliki tekstur yang
kuat, ulet dan tidak mudah pecah, kemudian mampu menahan korosi karena
tembaga merupakan bahan anti karat sehingga mampu menghilangkan masalah air
keruh / cokelat dan berbau karena karat. Pipa tembaga juga tahan lama dan
mampu bertahan sampai lebih dari 50 tahun, dan pipa tembaga sangat mudah di
tekuk / dibentuk. Tembaga memiliki kekuatan tarik sebesar 345-689 Mpa dan
untuk keuletannya sebesar 5 - 50%, dan titik lebur dari tembaga adalah 1080º
Celcius. Bila dibandingkan dengan kekuatan tarik alumunium, tembaga
mempunyai kekuatan yang lebih besar dari alumunium, begitu pula dengan
keuletan dan titik leburnya. Sehingga pipa tembaga mampu bertahan lebih lama
bila dibandingkan dengan pipa alumunium.
Tabel 2.1Tabel perbandingan kekuatan material antara tembaga dan jenis material yang lain. (Sumber: google.co.id)
Tabel 2.2 Nilai konduktivitas termal (Sumber : Holman, 1988)
Bahan Konduktifitas termal (k)
W/m.oC Btu/h.ft.oF
Karbon dioksida 0,0146 0,00844
d. Diameter Pipa Saluran Air
Diameter pipa saluran air harus dipilih sedemikian rupa. Semakin kecil
diameter pipa, semakin besar hambatan yang ditimbulkan. Semakin kecil ukuran
diameter dalam pipa saluran air, maka semakin besar pula daya pompa yang
diperlukan water heater. Selain itu, jika semakin kecil ukuran diameter dalam pipa saluran air yang digunakan, maka suhu air yang dihasilkan (suhu air yang
keluar dari water heater) akan semakin tinggi, akan tetapi debit yang dihasilkan
2.1.3 Saluran Udara Untuk Kebutuhan Pembakaran
Pada suatu proses pembakaran, oksigen sangat dibutuhkan agar proses
pembakaran berlangsung dengan sempurna. Kekurangan oksigen dapat
mengakibatkan bentuk api yang tidak sesuai yang diinginkan (tidak dapat
menyebar secara merata keseluruh bagian water heater serta dapat mengganggu nyala api), sehingga energi panas yang diberikan dalam bentuk kalor tidak
optimal. Hal ini mengakibatkan panas (kalor) yang diterima oleh fluida air yang
mengalir didalam pipa menjadi sedikit, sehingga suhu air keluar yang dihasilkan
water heater kurang optimal. Untuk merancang sistem saluran udara yang baik, maka diusahakan ukuran diameter lubang saluran udara dibuat merata pada semua
permukaan tabung water heater supaya udara yang masuk mampu mencapai keseluruh bagian water heater. Dalam hal ini ukuran diameter lubang saluran udara diusahakan agar tidak terlalu besar supaya udara yang masuk tidak terlalu
berlebihan. Sementara itu pada penutup gas buang water heater diberi lubang pada bagian tengah saja, hal ini dilakukan agar sisa gas buang pada proses
pembakaran akan keluar melalui lubang tersebut dan juga agar panas yang
diterima dari kompor tidak langsung keluar melalui tutup gas buang water heater.
2.1.4 Sirip
Fungsi sirip adalah untuk memperluas permukaan dari benda yang dipasangi
sirip sehingga pelepasan panas bisa berlangsung lebih cepat. Jika sirip dipasang di
saluran air yang akan di panaskan, maka sirip akan menangkap panas api yang di
berikan kompor sehingga mampu memanaskan pipa saluran air dengan lebih cepat
panas dapat langsung tersalurkan. Maka dari itu pemasangan sirip juga
berpengaruh terhadap suhu keluar air dari water heater. Pemilihan bahan
pembuatan sirip tidaklah sembarangan karena berpengaruh terhadap panas yang
dihantarkan. Semakin besar nilai konduktivitas termal bahan sirip, semakin besar
kalor yang dapat ditangkap oleh sirip
2.1.5 Isolator
Isolasi termal adalah metode atau proses yang digunakan untuk
mengurangi perpindahan panas (kalor). Bahan yang digunakan untuk mengurangi
laju perpindahan panas itu disebut isolator. Energi panas (kalor) dapat ditransfer
secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Panas dapat lolos meskipun ada upaya
untuk menutupinya, tapi isolator mengurangi panas yang lolos tersebut. Isolasi
termal dapat menjaga wilayah tertutup seperti bangunan atau tubuh agar terasa
hangat lebih lama dari yang sewajarnya, tetapi itu tidak mencegah hasil akhirnya,
yaitu masuknya air dingin dan keluarnya air panas. Isolator juga dapat bekerja
sebaliknya, yaitu menjaga bagian dalam suatu wadah terasa dingin lebih lama dari
biasanya. Oleh karena itu di dalam water heater diberikan semacam isolator agar panas hasil pembakaran tidak keluar. Isolator tersebut adalah udara, karena udara
merupakan isolator yang murah, dan sangat mudah didapatkan. Maka dari itu
water heater diberikan lubang – lubang udara yang berfungsi sebagai pemasukan udara untuk kebutuhan pembakaran sekaligus sebagai isolator. Benda – benda
Tabel 2.3 Konduktifitas termal untuk beberapa media isolator (Sumber : Holman , 1988)
Isolator Konduktifitas termal (k)
W/m.oC
Gabus 0,042
Wool 0,040
Kayu 0,08 – 0,16
Bata 0,84
Udara 0,023
2.1.6 Bahan Bakar / Sumber Energi
Water heater gas menggunakan bahan bakar LPG (Liquid Petroleum Gas). LPG adalah campuran dari berbagai macam unsur hidrokarbon yang berasal dari
gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah
menjadi cair. Ada tiga macam jenis LPG yang di produksi oleh Pertamina antara
lain, LPG untuk keperluan rumah tangga, LPG gas propana dan LPG gas butana.
Untuk sumber energi gas yang di gunakan oleh water heater menggunakan LPG untuk keperluan rumah tangga karena memiliki komposisi campuran antara
propana (C3H8) dan butana (C4H10)
Perbandingan gas propana dan butana adalah sekitar 30 : 70 dengan komposisi
sebesar 99% dan selebihnya adalah gas petana (C5H12) dan etana (C2H6) yang
dicairkan. Tekanan uap LPG cair di dalam tabung sekitar 5 – 6,2 kg/cm2. Agar
mempunyai bau yang khas dan untuk mengetahui bila terjadi kebocoran maka,
Reaksi pembakaran propana (C3H8), jika terbakar sempurna adalah sebagai
berikut :
C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O + panas propana + oksigen → karbondioksida + uap air + panas
dan untuk Reaksi pembakaran butana (C4H10), jika terbakar sempurna adalah
sebagai berikut :
2 C4H10 + 13O2 → 8CO2 + 10H2O + panas
butana + oksigen → karbondioksida + uap air + panas
Menurut wikipedia panas yang dihasilkan (LHV) reaksi tersebut hampir sama
dengan propana setara dengan 46 MJ/kg.
Tabel 2.4 Daya pemanasan dan efisiensi alat masak dengan gas LPG dan bahan bakar lainnya
(Sumber:aptogaz.files.wordpress.com/2007/07/peranan-lpg-di-dapur-anda.pdf
Bahan bakar Daya pemanasan Efisiensi alat masak
Kayu bakar 4000 kkal/kg 15 %
Arang 8000 kkal/kg 15 %
Minyak tanah 11000 kkal/kg 40 %
Listrik 860 kkal/kWh 60 %
2.1.7 Kebutuhan Udara
Pada kenyataanya proses pembakaran itu tidak bisa sempurna. Agar di dalam
proses pembakaran bisa mencapai optimal maka, di perlukan udara. Proses
pembakaran pada water heater dapat menggunakan udara yang diambil dari udara bebas disekitar melalui lubang – lubang udara yang berada pada dinding water heater. Jumlah lubang udara juga berpengaruh terhadap proses pemanasan pada
water heater.
Tabel 2.5 Komposisi udara dalam keadaan normal
(Sumberhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25772/4/Chapter%20II.p df)
2.1.8 Saluran Gas Buang
Hasil pembakaran bahan bakar akan menghasilkan gas buang. Gas buang yang
dihasilkan berupa gas dan uap air yang keluar. Kemudian gas buang atau gas asap
harus diberikan jalan untuk keluar dari water heater agar nyala api tidak terganggu. Dalam perancangan saluran gas buang, diusahakan agar gas buang
dapat mengalir keluar dengan lancar. Perlu diperhatikan juga, penempatan lubang
keluar dari gas buang, harus dipilih sedemikian rupa agar tidak mengganggu
pengguna dari water heater
No Komposisi udara Prosentase
1 Nitrogen 78,1 %
2 Oksigen 20,95 %
3 Karbondioksida 0,03 %
2.1.9 Sumber Api
Sumber api atau sumber energi yang digunakan pada water heater ini adalah kompor. Ada berbagai macam jenis kompor yang tersedia di pasaran, dari mulai
bentuk, dan bahan bakar yang digunakan. Ada kompor yang mampu memberikan
api yang besar tetapi ada pula yang mampu memberikan api yang kecil. Perbedaan
nyala api tersebut salah satunya disebabkan oleh bahan bakar yang digunakan
oleh setiap kompor berbeda – beda. Sumber api atau kompor yang digunakan
untuk penelitian ini adalah kompor bertekanan tinggi (high pressure) yang menggunakan bahan bakar LPG.
Gambar 2.1 Kompor gas highpressure yang digunakan pada water heater
2.1.10 Laju Aliran Kalor
Laju aliran kalor yang diterima air ketika mengalir di dalam saluran pipa dapat
Gambar 2.2 Aliran fluida
qair = laju aliran kalor yang diterima air (watt)
2.1.11 Laju Aliran Kalor yang Diberikan Gas
untuk LPG sebesar 11.900 kkal/kg
2.1.12 Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan antara laju aliran kalor yang diterima air dengan
laju aliran kalor yang diberikan oleh gas. Efisiensi water heater dapat dihitung
qair = laju aliran kalor yang diterima air (watt)
2.2Tinjauan Pustaka
2.2.1 Water Heater yang Ada di Pasaran
Sebagai referensi water heater gas yang akan dibuat, maka penulis mengambil beberapa water heater gas sebagai pembanding untuk water heater yang telah dibuat. Gambar 2.3, 2.4, 2.5 menyajikan water heater gas yang ada di pasaran :
a. Water heater 1
Gambar 2.3 Water heater 1
Kapasitas maksimum : 6 liter / menit
Dimensi (p x l x t) mm : 300 mm x 440 mm x 460 mm
Tipe Gas : LPG
Temperatur maksimal : 40°C-75°C
b. Water heater 2
Gambar 2.4 Water heater 2
Kapasitas maksimum : 5 liter/menit
Dimensi (p×l×t) mm : 402 mm x 290 mm x 170 mm
Tipe Gas : LPG
Temperatur maksimal : 30°C-50°C
c. Water heater 3
Gambar 2.5 Water heater 3
Kapasitas maksimum : 6 liter/menit
Dimensi (p×l×t) mm : 369 mm ×290 mm ×138 mm
Tipe Gas : LPG
Temperatur maksimal : 30°C-50°C
2.2.2 Skema Water Heater
Banyak sekali skema perancangan water heater gas yang ada di pasaran. Gambar 2.6, 2.7, 2.8, dan 2.9 menyajikan beberapa model rancangan water heater
yang ada di pasaran.
a. Skema water heater dengan tangki penampungan
Pada umumnya water heater jenis ini mempunyai prinsip kerja yang sama dengan memanaskan air dengan panci. Air dingin masuk melalui pipa inlet ke
tangki penampungan, kemudian air dipanaskan di dalam tangki penampungan
menggunakan kompor gas LPG yang berada di bawah tangki penampungan,
setelah itu air panas keluar melalui saluran pipa outlet
Gambar 2.6 Skema water heater gas dengan tangki
b. Skema water heater dengan tangki penampungan
Prinsip kerja alat ini sama dengan merebus air dengan panci. Air ditampung di
memanfaatkan panas gas buang yang keluar melalui pipa saluran gas buang yang
berada di dalam tangki penampungan.
Gambar 2.7 Skema water heater gas dengan tangki penampungan
c. Skema water heater dengan tangki penampung dan pipa spiral
Prinsip kerja water heater ini yaitu sama dengan cara memanasi air dengan panci. Air yang masuk ke dalam tangki penampungan bersentuhan langsung
dengan pipa spiral yang sudah dipanasi dengan kompor gas, kompor gas sendiri
terletak di bawah pipa spiral. Energi panas / kalor yang diterima pipa spiral
disalurkan langsung ke air pada tangki penampungan, selain berfungsi sebagai
penyalur panas, pipa spiral juga berfungsi sebagai saluran gas buang hasil
Gambar 2.8 Skema water heater dengan tangki penampungan dan pipa spiral
d. Skema water heater tanpa tangki penampungan atau tankless
Cara kerja water heater jenis ini yaitu dengan mengalirkan air melalui pipa saluran yang langsung dipanasi di atas api secara langsung menggunkan kompor
gas, hal ini mengakibatkan proses pemanasan terjadi lebih cepat tanpa
menggunakan tangki penampungan terlebih dahulu. Skema ini diberi sirip untuk
meningkatkan penangkapan kalor dari sumber pemanas. Ada kipas yang berfungsi
Gambar 2.9 Skema water heater tanpa tangki penampungan
2.2.3 Hasil Penelitian Water Heater Gas
Putra, P.H (2012) tentang water heatergas LPG yang berjudul “Water Heater
Dengan Panjang Pipa 20 Meter Dan 300 Lubang Masuk Udara Pada Dinding
Luar”. Penelitian tersebut dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut : (a)
Water heater yang dibuat memiliki dimensi tinggi 90 cm, (b) Diameter pada
dinding luar 25 cm, (c) Diameter pada dinding dalam 20 cm, (d) Panjang pipa 20
meter, (e) Diameter bahan pipa 3/8 inci, (f) 300 lubang masuk udara pada dinding
luar, (g) 1005 lubang pada dinding dalam water heater, (h) 6 buah sirip dari pipa
berdiameter 3/8 inci, (i) Variasi dilakukan pada besarnya debit air masuk water
heater. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan : (a) Water heater yang dibuat
mampu bersaing dengan water heater yang ada dipasaran , yang mampu
Hubung anantara debit air yang mengalir (m) dengan temperature air keluar water
heater (To) dapat dinyatakan dengan persamaan To = -0,027 m3 + 1,126 m2 –
16,52 m + 129,9 (m dalam liter/menit, To dalam °C) dan R2 = 0,94. (c) Hubungan
antara debit air yang mengalir dengan laju perpindahan kalor dinyatakan dengan
persamaan qair = 17,09 m3 + 489 m2 + 439 m + 3654 (m dalam liter/menit, qair
dalam watt) dan R2 = 0,94. (d) Hubungan debit air (dalam liter/menit) dengan
efisiensi water heater (dalam %) dinyatakan dengan persamaan η = 0,77 mair2 +
14,24 mair + 31,04 dan R2 = 0,94.
Kristianto, H (2013) mengadakan penelitian tentang water heater gas LPG
yang berjudul “Water Heater Dengan 3 Model Pembuangan Gas Buang”.
Penelitian ini dilakukan dengan variasi pada pembuangan gas buang. Pada
penelitian tersebut didapatkan : (a) Water heater dapat dibuat dengan baik dan mampu bersaing dengan water heater yang ada di pasaran, yang mampu menghasilkan air panas dengan temperatur 35,4oC pada debit 7,2 liter/menit, (b)
Hubungan antara debit air yang megalir (m) dengan temperatur air yang keluar
water heater dinyatakan dengan persamaan : To = –0,2215 m3 + 4,5633 m2 –
29,935 m + 121,9 (m dalam liter/menit, To dalam °C), (c) Hubungan antara debit
air yang mengalir dengan laju perpindahan kalor dinyatakan dengan persamaan
qair = –2,6026 m3 + 6,9591 m2 + 302,15 m + 2536,7 (m dalam liter/menit, qair
dalam watt). (d) Hubungan antara debit air yang mengalir dengan efisiensi water heater dapat dinyatakan dengan persamaan : η = –0,0376 m3 + 0,1006 m2 +
Pada tahun 2014, Dharma Panjili mengadakan penelitian tentang water heater gas LPG yang berjudul “Karakteristik Water Heater Dengan Panjang Pipa 14 Meter, Diameter 0,5 Inchi Dan Bersirip” yang bertujuan : (a) Merancang dan
membuat water heater menggunakan sirip dengan bahan bakar LPG, (b)
Mengetahui hubungan antara debit air dengan suhu air keluar, (c) Mengetahui
energi kalor yang diserap air, (d) Mengetahui kalor yang diserap water heater, (e) Mengengetahui efisiensi water heater, (f) Mengetahui hasil kerja terbaik water heater dengan variasi penutup. Penelitian ini dilakukan dengan batasan-batasan sebagai berikut : (a) Tin water heater 25oC-27oC, (b) Panjang pipa lintasan 14
meter, (c) Tout water heater ≥40oC dengan debit minimal 6 liter/menit, (d) Panjang pipa 14 meter, (e) Bahan pipa adalah tembaga, (f) Water heater diberi sirip, (g) pembakar menggunakan kompor LPG, (h) Variasi dilakukan pada
besarnya debit air masuk water heater dengan debit gas yang konstan, penutu
tertutup penuh, terbuka 10 putaran, dan 20 putaran. Pada penelitian tersebut
didapatkan : (a) Water heater dapat dibuat dengan baik dan mampu bersaing dengan water heater yang ada di pasaran, (b) Hasil terbaik hubungan antara debit air masuk dengan Tout menggunakan variasi penutup tertutup penuh (c) Hasil
terbaik dalam variasi penutup antara debit air yang masuk dengan laju aliran kalor
yang diterima air pada variasi penutup terbuka 10 putaran yang berkisar antara
7,533 kW-12,556 kW (d) Hasil terbaik hubungan debit air mauk dengan efisiensi
water heater menggunakan variasi penutup tertutup penuh (e) Kalor yang
diberikan gas LPG sebesar : 36,535 kW, (f) Untuk variasi penutup water heater,
28
BAB III
PEMBUATAN ALAT
3.1Rancangan Water Heater
Rancangan water heater yang akan dibuat terdiri dari tiga bagian, yaitu tabung luar, tabung tengah dan tabung dalam dan memilikki penutup gas buang pada
bagian atas. Kerangka water heater dibuat menggunakan plat besi strip dan besi nako, bagian selimut water heater dibuat menggunakan plat galvanum, sementara tutup gas buang dibuat menggunakan plat acer. Pipa saluran air dibuat
menggunakan bahan pipa tembaga dengan diameter dalam ½ inchi (1,27 cm).
Gambaran rancangan water heater tersaji pada Gambar 3.10, sedangkan untuk rancangan bagian dari water heater tersaji pada Gambar 3.1, Gambar 3.2, Gambar 3.3, Gambar 3.4, Gambar 3.5, Gambar 3.6, Gambar 3.7, Gambar 3.8, dan 3.9.
Gambar 3.2 Kerangka tabung water heater bagian tengah
Gambar 3.3 Kerangka tabung water heater bagian dalam dengan spring center
Gambar 3.5 Pipa saluran air
Gambar 3.6 Tutup gas buang water heater
Gambar 3.8 Selimut tabung water heater bagian tengah
Gambar 3.9 Selimut tabung water heater bagian luar
3.2Cara Kerja Water Heater
Cara kerja water heater ini sebenarnya sangat sederhana, prinsipnya hampir sama seperti memasak air dengan menggunakan panci yang dipanaskan di atas
kompor. Perbedaannya terletak pada keadaan / kondisi air yang dipanaskan. Jika
menggunakan water heater, air dialirkan melalui pipa saluran air (pipa tembaga), kemudian bagian bawah pipa saluran air dipanaskan menggunakan kompor gas
bertekanan tinggi sehingga terjadi perubahan suhu air dari air dingin menjadi air
panas secara konstan dan cepat. Air yang keluar dari dalam water heater sudah menjadi air panas yang sesuai dengan suhu yang kita inginkan dan langsung bisa
digunakan.
3.3Persiapan
Sebelum memulai pembuatan water heater, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. Persiapan dimulai dari menentukan rancangan water heater yang akan dibuat. Rancangan water heater dapat dibuat dengan menggambar desain
water heater, baik menggambar langsung dengan tangan maupun dapat menggunakan software yang mendukung. Setelah rancangan water heater selesai dibuat, kita dapat menentukan bahan - bahan yang akan digunakan dalam
pembuatan water heater lalu membelinya. Setelah semuanya siap, pembuatan
water heater bisa dilakukan.
3.4Peralatan – peralatan yang Dipergunakan
3.4.1 Bahan yang Dipergunakan
Pada penelitian yang akan dilakukan, penulis mempersiapkan beberapa bahan
a. Pipa tembaga berdiameter dalam ½ inci (1,27 cm) untuk membuat pipa
saluran air dan sirip
b. Plat galvanum sebagai selimut kerangka water heater
c. Besi nako ukuran 10 mm x 10 mm sebagai kerangka water heater
d. Plat strip ukuran 1,5 cm dan 2,5 cm sebagai kerangka water heater
e. Plat acer sebagai tutup gas buang water heater
f. Paku ripet untuk melekatkan plat galvanum pada kerangka water heater
g. Kawat untuk mengikat sirip
Gambar 3.11 Pipa Tembaga
Gambar 3.13 Besi Nako
Gambar 3.14 Plat Strip
Gambar 3.16 Paku Ripet
Gambar 3.17 Kawat
3.4.2 Alat yang Dipergunakan
Pada proses pembuatan water heater peralatan yang digunakan meliputi : a. Mesin bor, untuk membuat lubang pada plat galvanum dan plat strip
b. Gerinda, untuk menghaluskan sisa pengelasan kerangka water heater. c. Alat pemotong pipa, untuk memotong pipa tembaga
d. Alat penekuk pipa, untuk menekuk pipa tembaga
e. Mesin las listrik, untuk mengelas kerangka water heater
g. Gunting seng, untuk memotong plat galvanum
h. Tang, untuk memasang sirip pada lengkungan pipa
i. Penggaris, untuk mengukur bahan – bahan yang akan dipotong
j. Spidol, untuk memberi tanda pada bagian yang akan dipotong dan dibor
k. Ragum, digunakan untuk mencekam bahan yang akan dipotong
l. Palu, untuk merapikan bentuk plat galvanum maupun plat strip dan besi nako
Gambar 3.18 Mesin las listrik
3.5Perakitan
Setelah rancangan water heater ditentukan dan semua bahan yang dibutuhkan sudah terkumpul, proses selanjutnya adalah proses pembuatan water heater. Langkah – langkah dalam pembuatan water heater adalah sebagai berikut :
a. Membuat Pipa Saluran Air
Pada proses ini, pipa saluran air dibuat menggunakan pipa tembaga dengan
ukuran diameter dalam ½ inci (1,27 cm), pipa dipotong menggunakan alat
pemotong pipa sepanjang 10 meter dan ditekuk melingkar menyerupai bentuk per
(spiral) menggunakan alat penekuk pipa. Penekukan pipa dilakukan dengan hati –
hati, hal ini dilakukan supaya pipa tidak terlipat atau patah. Pada saat penekukan
pipa, usahakan tidak terjadi lipatan pada pipa agar aliran air yang masuk melewati
pipa tidak terhambat. Jika ada hambatan yang terjadi, akan mempengaruhi debit
air yang dihasilkan water heater. b. Membuat Sirip
Sirip dibuat menggunakan pipa tembaga dengan ukuran diameter dalam ½ inci
(1,27 cm). Pipa tembaga dipotong - potong menggunakan alat pemotong pipa
menjadi 8 bagian dengan panjang masing – masing 35 cm.
c. Membuat Kerangka Water Heater
Pada proses ini, langkah pertama yang dilakukan adalah memotong besi nako
dan dibentuk menjadi lingkaran. Besi nako dibentuk menjadi 3 ukuran, untuk
ukuran kerangka tabung paling dalam yaitu yaitu diameter 9 cm,untuk kerangka
tabung bagian tengah yaitu diameter 26 cm, dan ukuran diameter kerangka tabung
Langkah kedua adalah memotong plat strip sejumlah 12 potong, plat strip
ukuran 1,5 cm sejumlah 4 potong dan plat strip ukuran 2,5 cm sejumlah 8 potong.
Plat strip ukuran 1,5 cm digunakan untuk kerangka tabung bagian paling dalam,
sedangkan plat strip yang berukuran 2,5 cm digunakan untuk kerangka tabung
bagian tengah dan yang paling luar. Pada proses ini plat strip dipotong
menggunakan gergaji besi.
Langkah selanjutnya adalah proses pemasangan / pengelasan kerangka tabung
water heater. Pada proses ini, pengelasan kerangka paling dalam dan paling luar langsung dapat dilakukan. Namun untuk kerangka bagian tengah, pipa saluran
terlebih dahulu dimasukan dalam kerangka tengah dan setelah itu baru dimulai
proses pengelasan.
d. Pembuatan Selimut
Sama seperti kerangkanya, selimut water heater juga dibuat menjadi 3 bagian, yaitu bagian paling dalam, tengah dan paling luar. Selimut dibuat menggunakan
plat galvanum. Setelah itu selimut diberi lubang sirkulasi udara menggunakan
mesin bor. Untuk selimut paling dalam 221 lubang, bagian tengah 680 lubang,
dan untuk selimut paling luar adalah 480 lubang.
e. Pembuatan Tutup Gas Buang Water Heater
Tutup gas buang dibuat menggunakan plat acer dengan tebal 3 mm. Hal ini
dilakukan agar tutup gas buang tidak mengalami pembengkokan ketika
dipanaskan. Pada bagian tengah tutup gas buang diberi lubang, yang berfungsi
39
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1Skematik Alat Penelitian
Skema instalasi alat - alat yang digunakan selama pengambilan data water heater berlangsung disajikan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Skema pengujian water heater
Air dialirkan menuju water heater dari kran air. Kran air digunakan untuk mengatur besar kecilnya debit air yang masuk ke dalam water heater. Sumber api diperoleh dari kompor gas high pressure dengan bahan bakar gas LPG. Suhu air masuk dan suhu air keluar diukur menggunkan termometer digital.
4.2Variasi Penelitian
pembukaan tutup gas buang water heater dengan debit gas yang konstan. Pembukaan yang dilakukan yaitu dengan memutar tutup gas buang sebanyak 10
putaran (1 cm), 20 putaran (2 cm), dan 30 putaran (3 cm) untuk masing – masing
debit air.
4.3Alat Bantu Penelitian
Dalam penelitian water heater yang dilakukan, diperlukan alat – alat pengujian, alat – alat yang digunakan antara lain :
a. Termokopel dan penampil suhu digital, sebagai alat ukur suhu air yang keluar
b. Kompor gas high pressure dan gas LPG, sebagai sumber energi kalor c. Kran air, sebagai pengatur debit air
d. Selang air, untuk menghubungkan kran air ke water heater
e. Klem untuk meguatkan sambungan selang
f. Tang dan obeng, untuk memutar tutup gas buang dan mengencangkan klem
g. Regulator high pressure dan selang regulator untuk mengubungkan gas LPG ke kompor gas high pressure
h. Timbangan gantung digital, digunakan untuk mengukur berat gas LPG
i. Stopwatch, sebagai penunjuk waktu
j. Gelas ukur, untuk menampung air yang keluar dan sebagai alat untuk
Gambar 4.2 Tabung gas LPG dan regulator
Gambar 4.4 Gelas ukur
Gambar 4.6 Kran air
4.4Cara Mendapatkan Data
Data diperoleh pada saat penelitian dilakukan. Data – data yang diperoleh
adalah : temperatur air masuk dan keluar water heater, besarnya volume air yang mengalir dalam satuan waktu, besarnya berat gas yang dipergunakan dalam satuan
waktu setiap pembukaan tutup gas buang pada ketinggian tertentu. Data – data
yang diperoleh dicatat dan dimasukkan pada kolom – kolom data pada tabel yang
sudah dipersiapkan sebelumnya.
Tabel 4.1 Tabel isian konsumsi gas
No. Berat awal
Tabel 4.2 Tabel isian volume air pada tinggi pembukaan tutup gas buang : 1 cm
Tabel 4.3 Tabel isian volume air pada tinggi pembukaan tutup gas buang : 2 cm
Tabel 4.4 Tabel isian volume air pada tinggi pembukaan tutup gas buang : 3 cm
No. Volume air
a. Hubungan antara debit air yang mengalir dengan suhu air keluar water heater
c. Kalor yang diberikan gas LPG pada water heater
d. Kalor yang diterima air
e. Efisiensi pada water heater
Laju aliran kalor yang diterima air dapat dihitung menggunakan persamaan
(2.1). Laju aliran kalor yang diberikan gas dapat dihitung menggunakan
persamaan (2.4). Efisiensi dapat dihitung menggunakan persamaan (2.5). Untuk
mempermudah dalam melakukan pembahasan, data – data yang sudah diolah
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
4.6Cara Mendapatkan Kesimpulan
Setelah data diperoleh dan diolah, dilakukan pembahasan terhadap hasil
penelitian. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan memperhatikan tujuan
penelitian yang sudah dinyatakan sebelumnya. Kesimpulan sebaiknya menjawab
47
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1Hasil Pengujian
Konsumsi gas dari hasil pengujian disajikan pada Tabel 5,1. Proses pengujian
water heater dilakukan pasa kondisi tekanan udara luar dan besarnya aliran gas LPG diatur konstan, yaitu pada posisi maksimum.
Tabel 5.1 Konsumsi gas pada setiap tinggi pembukaan tutup gas buang
No. Berat awal gas (kg)
Berat akhir gas (kg)
Waktu
(menit) Tinggi pembukaan tutup gas buang
1 27,468 27,073 15 1 cm
2 25,886 25,503 15 2 cm
3 24,346 23,958 15 3 cm
Pada pengujian yang telah dilakukan terhadap water heater, diperoleh data yang meliputi debit air, suhu air masuk (Ti), suhu air keluar (To). Data disajikan
pada Tabel 5.2, Tabel 5.3, dan Tabel 5.4 untuk beberapa perlakuan pada
pembukaan tutup gas buang.
Tabel 5.3 Hasil pengujian water heater dengan tinggi pembukaan tutup gas buang
Tabel 5.4 Hasil pengujian water heater dengan tinggi pembukaan tutup gas buang 30 putaran (3 cm)
laju aliran kalor yang diterima air (qair) dilakukan dengan mempergunakan data –
data yang tersaji pada Tabel 5.2, Tabel 5.3, dan Tabel 5.4. Adapun data – data lain
Jari – jari pipa saluran air (r) : 0,00635 m = ½ inci
Massa jenis air (ρ) : 1000 kg/m3
Kalor jenis air (cair) : 4179 J/(kg°C)
Kapasitas panas gas (Cgas) : 11900 kkal/kg = 49820540 J/kg
(tersaji pada Tabel 2.4)
5.2.1 Penghitungan Kecepatan Air Rata – rata
Penghitungan kecepatan air rata – rata (um) yang mengalir di dalam pipa
saluran air menggunakan persamaan (2.3) :
m
6,42 liter/10 detik (data lain pada Tabel 5.2).
air
Hasil penghitungan kecepatan rata – rata air (um) untuk data lain, secara lengkap
Contoh penghitungan, untuk tinggi pembukaan tutup 2 cm pada debit air =
5,80 liter/10 detik (data lain pada Tabel 5.3).
air
Hasil penghitungan kecepatan rata – rata air (um) untuk data lain, secara lengkap
tersaji pada Tabel 5.7.
Contoh penghitungan, untuk tinggi pembukaan tutup 3 cm pada debit air =
6,04 liter/10 detik (data lain pada Tabel 5.4).
air
Hasil penghitungan kecepatan rata – rata air (um) untuk data lain, secara lengkap
5.2.2 Penghitungan Laju Aliran Massa Air
Penghitungan laju aliran massa air (mair) di dalam pipa saluran air
menggunakan persamaan (2.2) :
air
m = (massa jenis air)(luaspenampangpipa)(kecepatanair)
= (.r2)um
Contoh penghitungan, untuk tinggi pembukaan tutup 1 cm, pada debit air =
6,42 liter/10 detik (data lain pada Tabel 5.2).
air
5,8 liter/10 detik (data lain pada Tabel 5.3).
air
6,04 liter/10 detik (data lain pada Tabel 5.4).
air
= (1000)(3,14(0,006352))(4,770)
= 0,604 kg/s
Hasil penghitungan laju aliran massa air (mair) untuk data lain, secara lengkap
tersaji pada Tabel 5.8.
5.2.3 Penghitungan Laju Aliran Kalor yang Diterima Air
Penghitungan laju aliran kalor yang diterima air (qair) di dalam pipa saluran air
menggunakan persamaan (2.1) :
air
q = (laju aliran massaair)(kalor jenisair)(To Ti)watt
= mair.cair(ToTi)watt
Contoh penghitungan, untuk tinggi pembukaan tutup 1 cm, pada debit air =
6,42 liter/10 detik (data lain pada Tabel 5.2).
air
q = mair.cair(ToTi)watt
= (0,642)(4179)(31,927,6)watt
= (2682,918)(4,3)watt = 11536,55 watt
Hasil penghitungan laju aliran kalor yang diterima air (qair) untuk data lain, secara
lengkap tersaji pada Tabel 5.6.
Contoh penghitungan, untuk tinggi pembukaan tutup 2 cm, pada debit air =
5,8 liter/10 detik (data lain pada Tabel 5.3)
air
q = mair.cair(ToTi)watt
= (0,580)(4179)(32,127,2)watt
Hasil penghitungan laju aliran kalor yang diterima air (qair) untuk data lain, secara
lengkap tersaji pada Tabel 5.7.
Contoh penghitungan, untuk tinggi pembukaan tutup 3 cm, pada debit air =
6,04 liter/10 detik (data lain pada Tabel 5.4).
air
q = mair.cair(ToTi)watt
= (0,580)(4179)(32,127,2)watt
= (2423,82)(4,9)watt = 11876,72 watt
Hasil penghitungan laju aliran kalor yang diterima air (qair) untuk data lain, secara
lengkap tersaji pada Tabel 5.8.
Catatan : 1 watt = J/s
5.2.4 Penghitungan Laju Aliran Kalor yang Diberikan Gas
Penghitungan laju aliran kalor yang diberikan gas (qgas) dapat menggunakan
persamaan (2.4) :
gas
q = (laju aliran massagas) (kapasitasgas) watt
= mgas.Cgas
Untuk penghitungan, debit gas diambil dari data pembukaan tutup gas buang
sebesar 1 cm yaitu 1,58 kg/jam dikonversi ke kg/detik.
gas
q = (1,58/3600)(11900x4186,6)watt
= 21865,68144 watt
Untuk penghitungan, debit gas diambil dari data pembukaan tutup gas buang
gas
q = (1,54/3600)(11900x4186,6)watt
= 21312,11989 watt
Untuk penghitungan, debit gas diambil dari data pembukaan tutup gas buang
sebesar 1 cm yaitu 1,56 kg/jam dikonversi ke kg/detik.
gas
q = (1,56/3600)(11900x4186,6)watt
= 21588,90067 watt
Tabel 5.5 Laju aliran kalor yang diberikan oleh gas
No
Efisiensi water heater adalah perbandingan antara laju aliran kalor yang diterima air dengan laju aliran kalor yang diberikan gas. Efisiensi water heater
dapat dihitung menggunakan persamaan (2.5) :
= 100%
6,42 liter/10 detik (data lain pada Tabel 5.2).
= 100%
Contoh penghitungan, untuk tinggi pembukaan tutup 2 cm, pada debit air =
5,80 liter/10 detik (data lain pada Tabel 5.3).
= 100%
Hasil penghitungan efisiensi water heater (η) untuk data lain, secara lengkap tersaji pada Tabel 5.7.
Contoh penghitungan, untuk tinggi pembukaan tutup 3 cm, pada debit air =
6,04 liter/10 detik (data lain pada Tabel 5.4).
= 100%
Hasil penghitungan efisiensi water heater (η) untuk data lain, secara lengkap tersaji pada Tabel 5.8.
Tabel 5.6 Tabel penghitungan mair dan qair water heater dengan tinggi pembukaan
tutup gas buang 10 putaran (1 cm)
Tabel 5.7 Tabel penghitungan mair dan qair water heater dengan tinggi pembukaan
tutup gas buang 20 putaran (2 cm)
Tabel 5.8 Tabel penghitungan mair dan qair water heater dengan tinggi pembukaan
tutup gas buang 30 putaran (3 cm)
Data – data pada Tabel 5.4, Tabel 5.5, Tabel 5.6 digunakan untuk
mendapatkan hubungan antara debit air dan suhu air keluar water heater, mendapatkan hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air,
mendapatkan hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater. Hasil disajikan dalam bentuk grafik.
Gambar 5.1 Hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water heater
dengan pembukaan tutup gas buang 10 putaran (1 cm) pada suhu input 27,6 °C
Gambar 5.2 Hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water heater
Gambar 5.3 Hubungan antara debit air dengan suhu air keluar water heater
dengan pembukaan tutup gas buang 30 putaran (3 cm) pada suhu input 27,4 °C
Gambar 5.4 Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air,
Gambar 5.5 Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air,
water heater dengan pembukaan tutup gas buang 20 putaran (2 cm) pada suhu input 27,2 °C
Gambar 5.6 Hubungan antara debit air dengan laju aliran kalor yang diterima air,
water heater dengan pembukaan tutup gas buang 30 putaran (3 cm) pada suhu input 27,4 °C
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00
Gambar 5.7 Hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater dengan pembukaan tutup gas buang 10 putaran (1 cm) pada suhu input 27,6 °C
Gambar 5.8 Hubungan antara debit air dengan efisiensi water heater dengan pembukaan tutup gas buang 20 putaran (2 cm) pada suhu input 27,2 °C