• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN TINGKAT STRES SISWA SMAN 3 BANDUNG KELAS XII MENJELANG UJIAN NASIONAL 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN TINGKAT STRES SISWA SMAN 3 BANDUNG KELAS XII MENJELANG UJIAN NASIONAL 2012"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)GAMBARAN TINGKAT STRES SISWA SMAN 3 BANDUNG KELAS XII MENJELANG UJIAN NASIONAL 2012 Oseatiarla Arian Kinantie1 Taty Hernawaty1 Nur Oktavia Hidayati1 1. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat. ABSTRAK Stres didefinisikan sebagai tuntutan yang melebihi kemampuan dan membahayakan kesejahteraan. Siswa SMA kelas XII digolongkan dalam usia remaja. Pola emosi remaja yang belum matang membuat remaja rentan mengalami stres. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana tingkat stres yang dialami siswa SMA menjelang Ujian Nasional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen DASS-21 yang dikembangkan oleh Lovibond dan Lovibond (1995), kepada 192 siswa yang bersedia menjadi responden. Dari pengumpulan data tersebut didapatkan hasil bahwa sebagian kecil dari responden (4,15%) dikelompokkan dalam keadaan normal, sebagian kecil (15,2%) dikelompokkan dalam tingkat stres ringan, setengah dari responden (49,74%) dikelompokkan dalam tingkat stres sedang, hampir setengahnya dari responden (30,05%) dikelompokkan dalam tingkat stres berat, dan sebagian kecil dari responden (0,52%) dikelompokkan dalam tingkat stres sangat berat. Kata kunci : stres, siswa, remaja, Ujian Nasional. ABSTRACT Stress is defined as a demand that exceeds capacity and endangering the welfare. High school students were classified in adolescence. Emotional patterns of immature make adolescence susceptible to stress. This study aims to describe how the level of stress by high school students before the National Exam. The data was collected using the DASS-21 instrument who developed by Lovibond and Lovibond (1995) to 192 students. From the collection of these data showed that a fraction of the respondents (4.15%) are grouped under normal circumstances, a minority (15.2%) grouped in the mild stress level, half of respondents (49.74%) are grouped in levels of stress are, nearly half of respondents (30.05%) are grouped into levels of stress, and the fraction of respondents (0.52%) are grouped in a very severe stress levels. Keywords: stress, students, adolescent, the National Examination. Oseatiarla Arian Kinantie Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang) Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536. 1.

(2) PENDAHULUAN Ujian Nasional adalah sistem evaluasi dalam bentuk pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik tingkat dasar dan menengah secara nasional, (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2010). Keharusan menerima Ujian Nasional sebagai syarat kelulusan menjadi beban bagi siswa. Beban yang melebihi kemampuan menghadapinya didefinisikan sebagai stres, seperti yang diungkapkan Lazarus dan Folkman, (1986), bahwa stres adalah hubungan antara seseorang dengan lingkungannya, dimana dalam hubungan itu terdapat tuntutan yang melebihi kemampuan dan membahayakan kesejahteraannya. Siswa SMA kelas XII dalam penggolongan umur menurut WHO (1995), adalah termasuk dalam kelompok remaja akhir (17-19 tahun), dimana pada tahap ini proses berfikir mulai kompleks (Poltekes Depkes Jakarta I, 2010). Remaja menunjukkan peningkatan kortisol sebagai respon terhadap stres signifikan lebih besar daripada anak-anak usia pertengahan (7-12), (Stroud, et al., 2009). Siswa sebagai remaja dapat saja mengalami kegoncangan jika menerima tekanan dari dalam diri mereka maupun dari lingkungan luar diri mereka. Pada masa remaja ini siswa memiliki karakteristik untuk berperan sebagai orang dewasa, salah satunya menghadapi masalah sendiri tanpa bantuan orang lain (Hurlock, 1980). SMAN 3 Bandung adalah sekolah dengan lulusan-lulusan terbaik di Bandung, sekolah ini juga menyandang nama baik sekolah unggulan nomor satu di Kota. Oseatiarla Arian Kinantie Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang) Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536. 2.

(3) Bandung. Dalam journal professional school counseling menjelaskan bahwa efikasi diri adalah kepercayaan terhadap potensi diri. Efikasi akademik bersifat memprediksi kemampuan siswa, siswa dengan akademis yang tinggi memiliki efikasi tinggi, sehingga lebih gigih dalam komitmen, menentukan sasaran dan monitoring dibandingkan siswa yang lain, (Uwah, et al., 2008). SMAN 3 Bandung dipandang memiliki akademis yang tinggi, sehingga akan memiliki efikasi yang tinggi pula. Sedangkan Lazarus & Folkman (1986) menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian terhadap stres, salah satunya adalah komitmen. Seseorang akan menjadi mudah stres jika sesuatu yang dijadikan sebagai komitmen terganggu atau terancam. Siswa SMAN 3 Bandung dengan efikasi tinggi melihat Ujian Nasional sebagai peristiwa penting yang menyangkut masa depannya, sehingga siswa akan lebih rentan terhadap stres. SMAN 3 Bandung terdiri dari 11 kelas untuk kelas XII yang rata-rata jumlah siswa per kelas adalah 35 siswa. Setiap tahun SMAN 3 Bandung mengadakan pemantapan materi untuk persiapan Ujian Nasional pada bulan-bulan mendekati Ujian Nasional. Dari 375 siswa didapatkan 15 siswa kelas XII yang bersedia untuk diwawancarai. Diantaranya, 3 siswa menyatakan belum merasakan gejala-gejala stres, sedangkan sisanya memiliki keluhan yang beragam. Sebagian besar siswa mengungkapkan mereka merasa tegang dan takut tidak lulus, sedikit dari mereka mengungkapkan adanya kesulitan berkonsentrasi saat belajar. Hal tersebut sesuai. Oseatiarla Arian Kinantie Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang) Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536. 3.

(4) dengan keterangan dari salah satu guru BK sebelumnya yang mengemukakan bahwa siswa kelas XII banyak mengeluhkan ketegangan, kejenuhan terhadap proses pembelajaran yang terus menerus, dan semakin sedikit kesempatan bersantai. Stres yang dikemukakan oleh Lovibond & Lovibond (1995) terbagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu tidak stres (normal), stres ringan, stres sedang, stres berat, dan stres sangat berat. Langkah awal yang diambil untuk mengatasi stres yang terjadi pada siswa kelas XII, adalah menggambarkan tingkat stres yang dialami. Maka diambillah judul penelitian “Gambaran Tingkat Stres Siswa Kelas XII SMAN 3 Bandung Menjelang Ujian Nasional”. Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah, yaitu “Bagaimana gambaran tingkat stres siswa kelas XII SMAN 3 Bandung menjelang Ujian Nasional 2012?” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres siswa kelas XII SMAN 3 Bandung menjelang Ujian Nasional 2012.. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, sedangkan variabel dalam penelitian ini adalah “Tingkat Stres Siswa SMAN 3 Bandung Kelas XII Menjelang Ujian Nasional”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMAN 3 Bandung yang berjumlah 371 siswa. Kemudian dengan menggunakan rumus Slovin didapatkan Oseatiarla Arian Kinantie Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang) Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536. 4.

(5) jumlah sampel sebanyak 193 siswa. Menggunakan teknik proportionate stratified random sampling, 193 siswa tersebut dibagi secara proporsional pada 11 kelas. Sampel diambil dengan menentukan nomor absensi siswa, kemudian ditentukan siswa yang menjadi calon responden. Dari 193 siswa yang menjadi sampel, 1 siswa menolak menjadi responden, dan tidak dimasukkan dalam perhitungan. Untuk menggali mengenai tingkat stres siswa SMAN 3 Bandung menjelang Ujian Nasional, digunakan angket atau kuesioner DASS-21 (Depression Anxiety Stress Scale) yang dikembangkan oleh Lovibond dan Lovibond (1995). Instrumen DASS memiliki nilai validitas terendah 0,51 dan nilai validitas tertinggi adalah 0,65. Sedangkan nilai reliabilitas adalah 0.90. Dari 21 item, dipilih pernyataan yang sesuai untuk mengukur tingkat stress berjumlah tujuh pernyataan, yaitu pernyataan nomor 1, 6, 8, 11, 12, 14, dan 18. Responden diminta untuk memberikan responnya pada 4 penilaian berskala ordinal yaitu 0 = tidak pernah, 1 = kadang-kadang, 2 = sering, 3 = hampir setiap saat, dengan memberikan tanda √ (ceklis) pada kolom yang tersedia. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut: 1. Peneliti menentukan responden. 2. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Oseatiarla Arian Kinantie Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang) Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536. 5.

(6) 3. Peneliti menjelaskan cara-cara pengisian kuesioner. 4. Apabila responden sudah mengerti lalu peneliti menanyakan kesediaannya untuk mengisi kuesioner (bersedia atau tidak responden tetap mengisi informed consent dilembar kuesioner). 5. Peneliti membagikan kuesioner yang akan diisi oleh responden. Selama pengisian kuesioner, responden akan didampingi oleh peneliti, sehingga ketika ada hal-hal yang membingungkan responden akan segera dapat dijelaskan oleh peneliti. Data yang diperoleh dari penjumlahan skor hasil pengisian kuesioner untuk skala stres, dimasukkan ke dalam pembagian rating/taraf berdasarkan DASS-21 sebagai berikut : Tabel 1 Pembagian skor berdasarkan DASS-21 Tingkat Normal Ringan Sedang Berat Sangat berat. Skor 0-7 8-9 10-12 13-16 17+. Data tersebut kemudian dikelompokkan menggunakan rumus distribusi frekuensi relatif atau f(%), (Sudjana, 2005) :. % =.   . % n. Oseatiarla Arian Kinantie Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang) Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536. 6.

(7) Selanjutnya dari persentasi tersebut diinterpretasikan sebagai berikut : 0%. : Tak seorang pun dari responden. 1-26%. : Sebagian kecil dari responden. 27-49% : Hampir setengahnya dari responden 50%. : Setengahnya dari responden. 51-75% : Hampir sebagian besar dari responden 76-99% : Hampir seluruhnya dari responden 100%. : Seluruhnya dari responden. (Al Rasyid, 1994). Oseatiarla Arian Kinantie Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang) Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536. 7.

(8) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari pengambilan data digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2. Gambaran Tingkat Stres Siswa SMAN 3 Bandung Tingkat Normal Ringan Sedang Berat Sangat berat Total. F 8 29 96 58 1 192. % 4,18 15,10 50 30,20 0,52 100%. Berdasarkan tabel 2 diperoleh data bahwa sebagian kecil dari responden (4,18%) dikelompokkan dalam keadaan normal, sebagian kecil lainnya dari responden (15,10%) dikelompokkan dalam tingkat stres ringan, setengah dari responden (50%) dikelompokkan dalam tingkat stres sedang, hampir setengahnya dari responden (30,20%) dikelompokkan dalam tingkat stres berat, dan sebagian kecil dari responden (0,52%) dikelompokkan dalam tingkat stres sangat berat. Dari interpretasi hasil yang sudah disebutkan, bahwa setengah dari responden (50%) dikategorikan dalam tingkat sedang. Lovibond (1995) membagi stres dalam beberapa. tingkat. menurut. seringnya. respon. dirasakan. dan. mengganggu. keseimbangan. Stres adalah hubungan antara seseorang dengan lingkungannya, yang dalam hubungan itu terdapat tuntutan yang melebihi kemampuan dan membahayakan kesejahteraannya (Lazarus & Folkman, 1986). Selanjutnya, dalam Lazarus dan. Oseatiarla Arian Kinantie Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang) Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536. 8.

(9) Folkman (1986) terdapat tiga hal yang berhubungan dengan stres, yaitu stimulus (stresor), respon, dan proses. Ujian Nasional bagi siswa adalah salah satu penentu kelulusan, begitu pula pada siswa SMAN 3 Bandung. Ujian Nasional adalah standar nasional yang tidak dapat ditolak oleh siswa. Pada saat menjelang Ujian Nasional, siswa dapat saja mengalami stres, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Masa dimana siswa menjelang Ujian Nasional dapat menimbulkan stimulus yang menstimuli munculnya stres, seperti waktu belajar yang melampaui batas jenuh, latihan soal yang melampaui kapasitas tubuh siswa, dan sebagainya. Sementara itu, perkembangan usia pada siswa SMA, khususnya SMAN 3 Bandung termasuk dalam kelompok usia remaja akhir. Siswa mulai mencoba menempatkan dirinya sebagai orang dewasa di lingkungan sosial. Siswa menyelesaikan masalahnya sendiri dan menganggap dirinya mampu mengatasi masalah tersebut tanpa bimbingan orang dewasa (Hurlock, 1980). Stroud, et al. (2009) dalam jurnal psikologi menyertakan hasil penelitiannya bahwa usia remaja memiliki respon stres signifikan lebih besar daripada usia di bawahnya. Berdasarkan teori-teori tersebut, siswa sangat berisiko mengalami stres. Jika Ujian Nasional dan hal-hal yang berkaitan dengan proses menjelang Ujian Nasional menimbulkan tekanan (stimulus), dan siswa sebagai remaja dengan tanpa bimbingan orang dewasa memaksakan diri untuk mencoba mengatasi tekanannya sendiri, maka dapat mengakibatkan stress yang berat. Siswa yang merasakan Ujian Nasional dan hal-hal yang berkaitan dengan proses menjelang Ujian Nasional sebagai beban Oseatiarla Arian Kinantie Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang) Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536. 9.

(10) (tuntutan) yang melebihi kapasitasnya, baik secara fisik maupun emosi, berisiko mengalami stres yang cukup berat. Menurut wawancara, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum menyatakan bahwa sekolah telah mempersiapkan siswa-siswanya dalam hal pematangan materi pembelajaran, terutama pelajaran-pelajaran yang akan diujiankan sejak mereka mulai memasuki semester genap, yaitu pada awal bulan Januari. Persiapan yang cukup matang dari sekolah dan dari siswa secara individu dapat memberi kesan bahwa tuntutan (stimulus) yang dirasakan tidak terlalu menganggu, sehingga stres yang dirasakan tergolong dalam stres tingkat sedang. Selain itu, interaksi dengan sekolah juga berperan dengan tingkat stres siswa, yaitu interaksi siswa-siswa, siswa-guru, siswa-lingkungan sekolah, (Pranadji & Muharifah, 2010). Menurut data dokumentasi sekolah prihal kunjungan siswa ke BK memperlihatkan bahwa siswa kelas XII jauh lebih sering atau jauh lebih banyak yang melakukan interaksi dengan BK dibanding kelas X dan kelas XI. Data tersebut juga memberikan informasi tentang persentasi siswa yang melakukan interaksi dengan BK tiga bulan terakhir dihitung dari seluruh populasi kelas XII, yaitu 6% dari populasi pada bulan Januari, 8% dari populasi pada bulan Februari, dan 18% dari populasi pada bulan Maret. Selanjutnya dapat dilihat peningkatan persentasi setiap bulan, pada bulan Februari, terjadi peningkatan frekuensi kunjungan sebanyak 2%, pada bulan Maret terjadi peningkatan frekuensi kunjungan sebanyak 10%. Dari data-data tersebut dapat dilihat bahwa interaksi siswa dengan sekolah sudah berjalan cukup baik. Oseatiarla Arian Kinantie Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang) Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536. 10.

(11) Stres yang dirasakan siswa kembali pada penilaian terhadap tuntutan yang dirasakannya. Lazarus & Folkman (1986) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian tersebut, yaitu faktor personal dan faktor situasional. Faktor personal diantaranya adalah komitmen dan kepercayaan. Siswa dalam konteks ini memiliki komitmen terhadap diri sendiri, bahwa Ujian Nasional adalah peristiwa yang penting, menyangkut masa depannya, dan bahwa siswa harus dapat melewatinya untuk selanjutnya meneruskan masa depan. Ujian Nasional dianggap penting, namun karena ada hal yang mengancam, maka terjadilah stres. Selain itu dalam faktor personal disebutkan kepercayaan, terutama kepercayaan pada diri sendiri. Kepercayaan siswa pada kemampuannya sendiri berpengaruh terhadap penilaian stres yang dirasakan, apakah menjadi tantangan atau justru mengancam. Faktor lain yang mempengaruhi penilaian terhadap stres yaitu faktor situasional. Hal yang termasuk dalam faktor situasional yaitu ketidakpasian. Siswa mengalami ketidakpastian, lulus atau tidak lulus, mampu atau tidak mampu, terkait juga dengan hal kemampuan memprediksi, apakah siswa dapat menghadapi Ujian Nasional dengan baik atau tidak. Faktor situasional yang paling terlihat adalah durasi dan kesegaraan waktu. Semakin mendekati Ujian Nasional, tuntutan dapat dinilai mengancam bahkan membahayakan. Menjelang Ujian Nasional, siswa menilai tuntutan yang dirasakan melebihi kemampuan yang dimilikinya, dan mungkin justru membahayakan.. Oseatiarla Arian Kinantie Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang) Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536. 11.

(12) SIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan bahwa sebagian kecil dari responden (4,15%) dikelompokkan dalam keadaan normal, sebagian kecil lainnya dari responden (15,2%) dikelompokkan dalam tingkat stres ringan, setengah dari responden (49,74%) dikelompokkan dalam tingkat stres sedang, hampir setengahnya dari responden (30,05%) dikelompokkan dalam tingkat stres berat, dan sebagian kecil dari responden (0,52%) dikelompokkan dalam tingkat stres sangat berat. Hal tersebut berkaitan dengan seperti apa tuntutan dinilai oleh siswa, tidak berbahaya, mengancam, atau membahayakan. Dukungan dari lingkungan berperan sebagai resource yang secara aktif mempengaruhi derajat stres.. SARAN 1. Pada penelitian ini terlihat faktor-faktor yang berpengaruh pada tingkat stres siswa menjelang Ujian Nasional. Maka disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan untuk membahas pengaruh-pengaruh tersebut. 2. Disarankan kepada institusi SMAN 3 Bandung untuk mengagendakan pelatihan manajemen stres menjelang Ujian Nasional secara rutin, serta memodifikasi teknik pematangan materi, agar lebih menyenangkan untuk menghindari jenuh pada siswa. 3. Peran perawat jiwa pada lingkup komunitas, belum banyak yang menyinggung tentang stres pada siswa menjelang Ujian Nasional, disarankan Oseatiarla Arian Kinantie Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang) Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536. 12.

(13) kepada profesi keperawatan untuk mengintervensi kasus serupa, dan menggali intervensi-intervensi lain yang mungkin dapat diterapkan pada siswa agar lebih aplikatif.. DAFTAR PUSTAKA Al Rasyid, H. 1994. Dasar-Dasar Statistika dan Terapan. Program Pasca Sarjana. Bandung : Universitas Padjadjaran Arikunto, S. 2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta _______ . 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Depression Anxiety Stress Scale (DASS-21) Instrument. Available at : http://www.blackdoginstitute.org.au/docs/3.DASS21withscoringinfo.pdf (diakses 2 Maret 2012) Hurlock, E. 1980. Psikologi Perkembangan Ed. 5. Jakarta : Erlangga Henry & Crawford. 2005. The Short-Form Version of the Depression Anxiety Stress Scale (DASS-21): Construct validity and normative data in a large no-clinical sample. J. of Clinical Psychology (2005), 44, 227-239. Available at : http://www.abdn.ac.uk/~psy086/dept/pdfs/BJCP_2005_DASS21.pdf (diakses 28 Februari 2012) Lazarus & Folkman. 1986. Stress, Appraisal, and Coping. New York : Spinger Publishing Company. Available at : http://books.google.co.id/books?id=iySQQuUpr8C&printsec=frontcover&dq=lazarus&hl=id#v=onepage&q=lazar us&f=false (diakses Februari 2012) Lazarus, R. 1999. Stress and Emotions. New York : Spinger Publishing Company. Available at: http://books.google.co.id/books?id=mATTP46QIp4C&printsec=frontcover&d q=lazarus&hl=id#v=onepage&q=lazarus&f=false (diakses Maret 2012). Oseatiarla Arian Kinantie Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang) Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536. 13.

(14) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2010. http://perpustakaan.kemdiknas.go.id/digilib/index.php?p=show_detail&id=49 9#, (diakses pada 17-01-2012) Pranadji & Muharifah. 2010. Interaksi Antara Remaja, Ayah, Dan Sekolah Serta Hubungannya Dengan Tingkat Stres Dalam Menghadapi Ujian Nasional Pada Siswa SMA. J. Ilm. Kel. & Kons., Januari 2010, p : 18-26. Available at: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/43439/Diah%20Krisna tuti%20nPranadji.pdf (diakses Mei 2012) Stroud, Laura R; Foster, E; Papandonatos, G-D; Handwerger, K; Granger, D-A; et al. Stress response and the adolescent transition:Performance versus peer rejection stressors. J. of Development and Psychopathology 21. 1 (Jan 2009): 47-68. Available at : http://search.proquest.com/docview/201697265/fulltextPDF/13455521738530 47685/2?accountid=48290 (diakses 17-01-2012) Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Sudjana. 2006. Metode Statistika. Bandung : Tarsito Tim Poltekes Depkes Jakarta I. 2010. Kesehatan Remaja (Problem dan Solusinya). Jakarta : Salemba Medika Uwah, C.J ; McMahon, H.G ; and Furlow, C.F. 2008. School Belonging, Educational Aspirations, and Academic Self-Efficacy Among African American Male High School Students: Implications for School Counselors. J of Professional School Counseling. American School Counselor Association.6.296-30. Available at : http://schoolcounselor.metapress.com/content/n30x601325426677/?references Mode=Show (diakses 15-07-2012). Oseatiarla Arian Kinantie Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (JL. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor- Sumedang) Email : osea_collections@yahoo.com, 085722448536. 14.

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, umur perusahaan dan leverage terhadap kualitas pelaporan keuangan pada perusahaan jasa

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing tingkat satuan pendidikan (Depdiknas, 2006). KTSP tersebut terdiri dari tujuan

Hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan adanya sistem Informasi Penjadwalan Dokter Berbasis Web dengan menggunakan Framework Codeigniter

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Dalam Kasus Terdakwa (Suratno) melakukan penjualan minuman keras tanpa

Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan dalam rumusan masalah, yang menjadi tujuan ini adalahuntuk mengetahui pengaruh yang signifikan melalui variasi latihan

ada beberapa judul drama Korea yang menceritakan tentang penindasan terhadap kaum perempuan, dimana pemeran utama perempuan digambarkan sebagai sosok yang ceroboh, tidak pintar

Seleksi program Coop Telkom Group 2011 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang memenuhi syarat untuk melaksanakan program Coop di lingkungan Telkom selama (3) tiga bulan

dengantenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untukdikonsultasikan atau ditangani bersama dengan