• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sampah. Penyakit kulit dapat menyerang keseluruh atau sebagian tubuh tertentu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. sampah. Penyakit kulit dapat menyerang keseluruh atau sebagian tubuh tertentu."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Penyakit Kulit

Penyakit kulit merupakan kelainan kulit yang diakibatkan oleh adanya jamur,

kuman-kuman, parasit, virus maupun infeksi. Penyakit jamur dapat hidup dan

berkembang biak ditempat pembuangan sampah dan pada petugas pengangkut

sampah. Penyakit kulit dapat menyerang keseluruh atau sebagian tubuh tertentu.

Bahan-bahan yang mengandung nitrit yang terdapat dalam sampah secara kontak

langsung dapat menimbulkan alergi dan iritasi.

Penyakit kulit dapat menyerang siapa saja terutama mereka yang berhubungan

dengan sampah. Kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah merupakan

suatu hal yang harus dihindari atau dicegah oleh pengangkut sampah agar tidak

mengganggu aktifitas dan produktifitas kerja.

2.2 Jenis-Jenis Penyakit Kulit 1. Eksim (ekzema)

Eksim ditandai dengan kulit kemerah-merahan, bersisik, pecah-pecah, merasa

gatal terlebih pada malam hari, timbul gelembung kecil yang diisi air atau nanah,

bengkak, melepuh, berwarna merah, amat gatal dan merasa panas. Penyebabnya

alergi terhadap rangsangan zat kimia spesifik, atau kepekaan terhadap makanan

spesifik layaknya udang, ikan laut, alkohol, vetsin. Pencegahan : menghindari hal-hal

(2)

2. Kudis (skabies)

Gejala : timbul gatal hebat di malam hari, terlebih di sela-sela jari tangan,

dibawah ketiak, aerole (sekeliling puting payudara), dan permukaan depan

pergelangan. Kudis gampang menular keorang lain baik dengan langsung ataupun

tidak langsung (handuk dan baju). Pencegahan : kudis seringkali terjadi di tempat

yang buruk, jadi memelihara kebersihan tubuh adalah sesuatu yang harus bila ingin

terhindar dari penyakit kulit.

3. Kurap

Penyebab penyakit kurap : jamur. Gejala : kulit jadi tebal dan timbul

lingkaran-lingkaran, bersisik, lembab, berair, dan merasa gatal. Setelah itu timbul

bercak keputihan . Pencegahan : menjaga kebersihan kulit terlebih di area tengkuk,

leher, dan kulit kepala.

4. Bisul (furunkel)

Bisul disebabkan karena adanya infeksi bakteri stafilokokus aureus pada kulit

lewat folikel rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat yang sesudaah itu

menyebabkan infeksi lokal. Faktor yang menambah risiko terkena bisul diantaranya

kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, pelemahan diabetes, kosmetika yang

menyumbat pori dan pemakaian bahan kimia.

5. Ketombe (seboroid)

Penyebab penyakit ini diduga erat kaitannya dengan kegiatan kelenjar sebasea

dikulit. Seboroid yang terjadi pada kulit kepala kerap di sebut juga dengan nama

(3)

6. Lepra

Kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya ialah

mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinitas

pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudian dapat ke

organ lain kecuali susunan saraf pusat.

Gejala : umumnya gejala awalnya kulit tampak mengkerut apalagi bila penyakit

tersebut telah akut kumannya perlahan-lahan akan mengonsumsi kulit dan daging,

bila sudah terkena penyakit kulit tipe ini segera berobat ke dokter.

7. Panu atau Panau

Panau atau panu adalah salah satu penyakit kulit yang dikarenakan oleh

jamur, penyakit panu ditandai dengan bercak yang ada pada kulit dibarengi rasa gatal

pada waktu berkeringat. Bercak-bercak ini dapat berwarna putih, coklat atau merah

bergantung warna kulit si penderita. Panau sangat banyak didapati pada remaja usia

belasan. Walau demikian panau juga dapat ditemukan pada penderita berusia tua.

Cara pencegahan penyakit kulit panau bisa dilakukan dengan melindungi kebersihan

kulit, dan bisa diobati dengan obat-obatan tradisional layaknya daun sirih yang

digabung dengan kapur sirih dan dioles pada kulit yang terserang panu.

8. Infeksi jamur kulit

Jamur dapat tumbuh dipermukaan kulit kita, dan mengakibatkan kerusakan

tekstur kulit hingga tampak buruk. Belum lagi, rasa gatal yang kerap menyerang

menyertai infeksi jamur tersebut. Bila tidak selekasnya diatasi, jamur kulit dengan

(4)

2.3 Pengertian Sampah dan Pengangkut Sampah

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi

oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan

manusia dan dibuang (Notoatmodjo. Soekidjo, 2007).

Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai,

tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak

terfjadi dengan sendirinya (Chandra. B, 2007).

Permasalahan sampah dimulai sejak meningkatnya jumlah manusia dan

hewan penghasil sampah, dengan semakin padatnya populasi penduduk disuatu area.

Untuk daerah pedesaan yang jumlah penduduknya masih relatif sedikit, permasalahan

sampah tidak begitu terasa karena sampah yang dihasilkan masih dapat ditanggulangi

dengan cara sederhana misalnya dibakar, ditimbun, atau dibiarkan mengering sendiri.

Untuk daerah dengan penduduk padat (pemukiman, perkotaan) yang area terbukanya

tinggal sedikit, dirasakan bahwa sampah menjadi problem tersendiri (Suyono dan

Budiman, 2010).

Penanganan sampah tidak hanya sampai dibak sampah saja tetapi lebih dari

itu, bila bak tersebut sudah penuh. Bila dibiarkan menumpuk akan menyebabkan

masalah estetika (bau, kotor) dan menjadi sarang serangga pengganggu (lalat,

nyamuk, lipas) dan tikus yang kesemuanya akan mengakibatkan gangguan kesehatan

(5)

Untuk itu agar sampah tidak akan mengakibatkan gangguan kesehatan maka

dibutuhkan petugas yang dapat menanggulangi hal tersebut agar sampah tidak

mengganggu masyarakat. Hal ini menjadi tugas para pekerja pengangkut sampah

untuk membawa sampah ke Tempat Pembuangan Akhir.

Bagi beberapa orang sampah merupakan benda yang tidak berharga dan tidak

berfungsi sama sekali. Namun, bagi pekerja pengangkut sampah, sampah merupakan

sumber mata pencaharian mereka. Karena tanpa adanya sampah para pekerja

pengangkut sampah ini tidak dapat menghasilkan yang namanya uang. Untuk

mencukupi kebutuhan tersebut para pekerja pengangkut sampah ini rela bekerja

walaupun sampah tersebut berbahaya bagi kesehatan mereka.

Pekerja pengangkut sampah sering juga disebut dengan petugas kebersihan

yang bertugas mengangkut sampah. Sampah-sampah yang dikumpulkan oleh petugas

dari tepi-tepi jalan atau tempat-tempat sampah didepan rumah rumah penduduk

menggunakan mobil sampah. Pekerja pengangkut sampah ini melakukan tugasnya

setiap hari, yaitu mengumpulkan sampah dan dibawa ketempat pembuangan khusus.

Pekerjaan ini sangat beresiko karena berhubungan langsung dengan sampah atau

berbagai macam kotoran (Trim Sutidja, 2006).

2.3.1 Pengaruh Sampah Terhadap Kesehatan

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah

tersebut akan hidup berbagai mikro organisme penyebab penyakit (bacteri patogen),

(6)

itu sampah harus dikelola dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu

atau mengancam kesehatan masyarakat (Notoatmodjo, Soekidjo.2007).

Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi efek

yang langsung dan efek tidak langsung. Efek langsung adalah efek yang disebabkan

karena kontak langsung dengan sampah. Misalnya sampah beracun, sampah yang

korosif terhadap tubuh, terhadap sampah karsinogenik, teratogenik dan lainnya.

Selain itu adapula sampah yang mengandung kuman patogen, sehingga dapat

menimbulkan penyakit. Efek tidak langsung yaitu pengaruh yang tidak langsung

dapat dirasakan oleh masyarakat akibat proses pembusukan, pembakaran, dan

pembuangan sampah. Penyakit bawaan sampah sangat luas dan dapat berupa penyakit

menular, tidak menular seperti bakteri, jamur cacing dan zat kimia, dapat juga berupa

akibat kebakaran, keracunan dan lain-lain. Secara keseluruhan lingkungan berperan

penting akan kesejahteraan dan kesehatan hidup manusia.

Menurut Gumbira Said, 2003 lingkungan biologis diantaranya sampah dapat

menimbulkan penyakit pada manusia dan sebagian bahkan dapat menularkan

keseluruh masyarakat. Penyebarab penyakit kemasyarat dapat terjadi melalui kontak

badan, kontak udara, penyebaran melalui air, sampah dan lain-lain. Pola dan

penyebaran penyakit sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kontak antara penyakit,

media penyebaran dan individu yang rentan terhadap penyakit.

Mengingat sampah merupakan bahan yang dapat membahayakan, maka perlu

adanya perencanaan yang baik dalam pengelolaan sampah dengan

(7)

melaksanakan kerjanya terlindungi dari resiko kecelakaan kerja dan terjangkitnya

penyakit yang diakibatkan sampah. Petugas pengumpul sampah dalam bekerja setiap

harinya selalu terkontak langsung dengan sampah sehingga sangat rentan terhadap

gangguan kesehatan, karena petugas dan pengangkut sampah mempunyai andil besar

dalam usaha keberhasilan pengelolaan sampah.

Dalam pengelolaan sampah kota tidak berdampak negatif terhadap kesehatan,

dapat diperkirakan efek pencemaran kronik yang lebih berbahaya dapat dialami oleh

para pengumpul sampah atau pengangkut sampah.

2.3.2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi

kesehatan masyarakat dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat

lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan

masyarakat lingkungan perusahaan tersebut, melalui usaha-usaha preventif, promotif,

dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat

kerja atau lingkungan kerja (Notoatmodjo. Soekidjo, 2007).

Tingkat kesehatan dari seseorang mempunyai pengaruh yang besar terhadap

penampilan dan kapasitas kerjanya. Dengan demikian program kesehatan kerja tidak

hanya mengusahakan peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan baik fisik,

mental dan kesejahteraan sosial tetapi juga pencapaian kerja yang optimal. Salah satu

masalah kesehatan yang timbul pada tempat kerja adalah kecelakaan kerja atau yang

(8)

berkaitan dengan fasilitas kerja, bahaya dan proses pengolahannnya, tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan keselamatan kerja yang memiliki

sasaran segala tempat kerja.

Salah satu faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya kecelakaan yaitu

faktor manusia. Penerapan cara-cara kerja dan prosedur kerja yang baik dapat

mengurangi bahaya dan resiko terhadap tenaga kerja. Oleh karena itu dalam usaha

melindungi tenaga kerja hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu pengamanan setempat,

peralatan, lingkungan kerja dan penggunaan alat pelindung perorangan untuk

melindungi dari bahaya kesehatan. Demikian juga kebersihan diri dan pakaiannya

merupakan hal penting untuk para pekerja. Untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan para pekerja yaitu pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, penempatan kerja

yang baik dan pemeriksaan kesehatan secara rutin sehingga apabila ditemukan

gangguan kesehatan dapat segera ditangani. Disamping itu, pendidikan kesehatan

bagi pekerja serta penerapan prinsip-prinsip keselamatan dan ergonomic

dilingkungan kerja harus dilakukan.

Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja

yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat dicapai, apabila didukung oleh lingkungan

kerja yang memenuhi syarat-sayarat kesehatan (Notoatmodjo. Soekidjo, 2007).

2.4 Higiene Pribadi

Higiene pribadi adalah suatu pencegahan penyakit yang menitik beratkan pada

usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut

(9)

Kata higiene digunakan untuk menggambarkan penerapan prinsip-prinsip

kebersihan untuk perlindungan kesehatan manusia. Brownell (R. Sihite, 2000)

menyatakan higiene adalah bagaimana caranya orang memelihara dan melindungi

kesehatan.

Personal higiene adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan

seseorang untuk kesejahteraan fisisk dan psikis. Ukuran kebersihan atau penampilan

seseorang dalam pemenuhan kebutuhan personal higiene berbeda pada setiap orang

sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan (Retno. dkk, 2002).

Sedangkan Gosh dalam (jie. Ain, 2009) berpendapat bahwa adalah suatu ilmu

kesehatan yang mencakup seluruh faktor yang membantu atau mendorong adanya

kehidupan yang sehat baik perorangan maupun melalui masyarakat. Precott dalam

(Jie. Ain, 2009) menyatakan bahwa higiene terbagi kedalam dua aspek yang

menyangkut lingkungan (environment).

Didalam undang- undang nomor 2 tahun 1996, dinyatakan sebagai kesehatan

masyarakat yang meliputi semua usaha untuk memelihara, melindungi, dan

mempertinggi derajat kesehatan badan, jiwa, baik untuk umum maupun perorangan

yang bertujuan memberikan dasar-dasar kelanjutan hidup yang sehat, serta

mempertinggi kesehatan dalam perikemanusiaan.

Personal higiene mengacu kepada kebersihan perseorangan. Kesehatan

manusia merupakan sumber potensial mikroorganisme yang dapat menyebabkan

(10)

Usaha kesehatan perseorangan (pribadi), dalam kehidupan sehari- hari kita

akan berusaha mencegah datangnya penyakit yang dapat mengganggu kesehatan diri

kita usaha- usaha yang dapat dilakukan antara lain:

1. Mandi minimal 2 kali sehari untuk mencegah dan menghindari penyakit kulit

2. Menyikat gigi

3. Pakaian yang bersih, dan

4. Olahraga

Selain usaha-usaha diatas untuk menghindari kecelakaan kerja sebaiknya

memakai alat pelindung diri misalnya masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, dan

pakaian khusus kerja.

Pemeliharaan personal higiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan

kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik, dan psikisnya. Seseorang

dikatakan memiliki personal higiene baik apabila orang tersebut dapat menjaga

kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata,

hidung dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapian

pakaiannya.

Tujuan dari personal higiene adalah (Tarwoto dan Wortonah, 2004) :

1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

2. Memelihara kesehatan diri seseorang

3. Memperbaiki personal higiene yang kurang

(11)

5. Menciptakan keindahan

6. Meningkatkan rasa percaya diri

Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal higiene dan

tujuannya adalah :

1. Perawatan Kulit

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai

kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature dan sensasi, sehingga

diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kulit

memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Khususnya pada

para pengangkut sampah, perawatan, kulit ini sangat penting diperhatikan karena

kondisi pekerjaan mereka yang tidak bersih sehingga besar kemungkinan akan

terkena berbagai macam penyakit seperti penyakit kulit.

2. Mandi

Mandi merupakan higiene total. Mandi dapat dikategorikan sebagai

pembersihan atau terapeutik. Tujuan mandi adalah untuk menjaga kebersihan tubuh,

mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran darah, dan

menambah kenyamanan seseorang. Mandi dapat menghilangkan mikroorganisme dari

kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak, memperbaiki sirkulasi darah

ke kulit, dan membuat seseorang merasa rileks dan segar. Mandi dapat dilakukan 2

(12)

3. Perawatan Mulut

Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari. Gigi dan mulut merupakan

bagian penting harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai

kuman dapat masuk. Higiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan

mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok dan membersihkan gigi dari partikel-partikel

makanan, plak, bakteri, memasae gusi, dan mengurangi ketidak nyamanan yang

dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin

muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang

gusi), dan sariawan. Higiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya

menstimulasi nafsu makan.

Tujuan perawatan higiene mulut adalah akan memiliki mukosa mulut utuh

yang terhidrasi baik secara untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan

melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut, dan gigi,

meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik higiene

mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan higiene mulut dengan benar.

4. Perawatan Mata, Hidung, dan Telinga

Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung,dan telinga,

selama seseorang mandi. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan

untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan oleh air mata. Normalnya,

kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing ke dalam mata.

Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan. Namun seseorang dengan

(13)

mempunyai implikasi untuk ketajaman pendengaran. Bila benda asing berkumpul

dikanal telinga luar, maka akan terganggu kondusi suara. Hidumg berfungsi sebagai

indera penciuman, memantau temperatur dan kelembaban udara yang dihirup, serta

mencegah masuknya partikel asing ke dalam sistem pernapasan. Tujuan perawatan

mata, hidung, dan telinga adalah agar seseorang memiliki organ sensorik berfungsi

normal, mata, hidung, dan telinga, yang bebas dari infeksi.

5. Perawatan Rambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara

penampilan dan perawatan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan

mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari–hari. Menyikat,

menyisir, dan bershampo adalah cara- cara dasar higiene perawatan rambut, distribusi

pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal,

stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat-

obatan dapat mempengaruhi karakteritik rambut. Rambut merupakan bagian dari

tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut

perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan

menjadikan seseorang tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Tujuan

perawatan rambut adalah agar seseorang memiliki rambut dan kulit kepala yang

bersih dan sehat agar pada saat bekerja merasa nyaman dan tetap sehat.

6. Perawatan Kuku Kaki maupun Tangan

Kaki, tangan dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk

(14)

akan masalah kaki, tangan dan kuku sampai terjadinya nyeri atau ketidak nyamanan.

Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal higiene karena

berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku

seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Begitu pula dengan tangan, bakteri

akan terikut dengan tangan saat menyentuh sesuatu yang kotor, sampah, dan lain-

lain. Dengan demikian seseorang sebaiknya menggunakan sanitaiser yang dapat

mengurangi perpindahan bakteri tersebut. Sarung tangan plastik merupakan salah satu

solusinya. Hal tersebut yang akan mencegah perpindahan bakteri patogen dari tangan

ketubuh ataupun kulit. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu

yang terpisah.

7. Perawatan Genetalia

Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Seorang pekerja

yang paling butuh perawatan genetalia yang teliti adalah seorang pekerja yang

beresiko terbesar memperoleh infeksi. Tujuan perawatan genetalia adalah untuk

mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genetalia, meningkatkan

kenyamanan serta mempertahankan personal higiene.

2.5 Penggunaan Alat Pelindung Diri

Menurut Budiono. Sugeng 2003, alat pelindung diri adalah seperangkat alat

yang digunakan tenaga kerja yang melindungi sebagian atau seluruh tubuh dari

adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja.

Berdasarkan undang- undang RI No. 1 Tahun 1970 bahwa pengurus atau

(15)

untuk para pekerja dan para pekerja berkewajiban memakai APD/ PPE dengan tepat

dan benar. Tujuan dari penerapan undang- undang ini adalah unuk melindungi

kesehatan pekerja tersebut dari risiko bahaya di tempat kerja. Jenis APD/ PPE yang di

perlukan dalam berbagai aktifitas kerja di industri sangat tergantung pada aktifitas

yang dilakukan dan jenis bahaya yangterpapar.

Kesadaran para pekerja akan penggunaan alat pelindung diri (APD) dalam

bekerja ternyata masih sangat rendah. Berdasarkan temuan dari survei sejak tahun

2004 sampai saat ini banyak sakali di temukan kesalahan dan kekurangan dalam

menggunakan APD di berbagai perusahaan baik lokal maupun berskala internasional.

Ada dua faktor utama yang melatar belakangi masalah ini yaitu rendahnya tanggung

jawab management terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja dan rendahnya

tingkat kesadaran para pekerja dalam menggunakan APD.

2.5.1 Syarat Alat Pelindung Diri

Pemilihan APD yang handal secara cermat adalah merupakan persyaratan

mutlak yang sangat dasar. Pemakaian APD yang tidak tepat dapat mencelakakan

tenaga kerja yang memakainya karena mereka tidak terlindung dari bahaya potensial

yang ada di tempat mereka terpapar. Jadi, pemilihan APD harus sesuai ketentuan

seperti berikut (Budiono. Sugeng, 2003) :

1. Harus memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya yang spesifik

atau bahaya yang dihadapi oleh pekerja,

2. Beratnya harus seringan mungkin dan tidak menyebabkan rasa ketiknyamanan

(16)

3. Harus dapat dipakai sacara fleksibel

4. Bentuknya harus cukup menarik

5. Tidak mudah rusak

6. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya

7. Suku cadangnya harus mudah di peroleh sehingga pemeliharaan alat

pelindung diri dapat di lakukan dengan mudah.

8. Memenuhi ketentuan standar yang ada

9. Pemeliharaannya mudah

10.Tidak membatasi gerak, dan

11.Rasa “ tidak nyaman” tidak berlebihan “( rasa tidak nyaman” tidak mungki hilang sama sekali, namun di harapkan masih dalam batas toleransi).

Oleh sebab itu pemeliharaan dan kontrol terhadap alat pelindung diri penting

karena alat pelindung diri sensitif terhadap perubahan tertentu, punya masa kerja

tertentu dan APD dapat menularkan beberapa jenis penyakit jika secara bergantian.

2.5.2 Jenis Alat Pelindung Diri

Menurut Sutarno. Alfonsus, ( 2009) tipe-tipe alat pelindung diri adalah:

1. Penggunaan alat pelindung diri adalah untuk melindungi kulit dan selaput lendir

dari mikroorganisme.

2. Tipe – tipe alat pelindung diri:

a. Sarung Tangan

(17)

c. Kacamata atau pelindung mata

d. Baju atau apron

Sedangkan menurut Siswanto (1991), alat pelindung diri adalah :

1. Alat Pelindung Tangan

Sarung tangan merupakan alat pelindung diri yang paling banyak digunakan.

Hal ini tidaklah mengherankan karena kecelakaan pada tangan sering terjadi. Dalam

memilih sarung tangan yang tepat, perlu mempertimbangkan faktor – faktor antara

lain :

a. Kepekaan yang di perlukan dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya untuk

pekerjan yang halus, pemakaian sarung tangan yang tipis akan memberikan

kepekaan (sensibilitas) yang lebih besar dari sarung tangan yang berukuran

tebal.

b. Bagian tangan yang harus di lindungi, apakah tangan saja atau tangan dan

lengan bawah.

Menurut bentuknya, sarung tangan dapat dibedakan menjadi :

1. Sarung tangan biasa

2. Gaunlets atau sarung tangan yang dilapisi plat logam

3. Mitts atau sarung tangan dimana keempat jari pemakainya dibungkus menjadi

satu kecuali ibu jari yang mempunyai pembungkus sendiri (bentuknya seperti

(18)

Macam-macam sarung tangan antara lain :

a. Sarung tangan karet

b. Sarung tangan kulit

2. Alat pelindung kaki atau sepatu boot

Sepatu keselamatan kerja (safety shoes) digunakan untuk melindungi kaki dari

bahaya tertusuk benda-benda tajam. Sepatu pelindung kaki ini terbuat dari kulit.

3. Pakaian Kerja

Pakaian pelindung atau pakaian kerja ini digunakan untuk melindungi

pemakainya dari benda yang kotor, dan cuaca yang panas.

2.6 Kerangka Teori PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI HIGIENE PRIBADI KEJADIAN PENYAKIT KULIT PADA PEKERJA PENGANGKUT SAMPAH

1. Pemakaian pakaian kerja 2. Pemakaian sarung tangan 3. Pemakaian sepatu kerja 4. Pemakaian masker 1. Kebersihan Kulit

2. Kebersihan kuku 3. Kebersihan rambut

(19)

2.7 Kerangka Konsep

Ket :

= Variabel bebas = Variabel terikat

Dari kerangka konsep diatas bisa dilihat bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi pekerja pengangkut sampah yaitu higiene pribadi pekerja pengangkut

sampah, penggunaan alat pelindung diri pada saat melaksanakan tugas sebagai

pekerja pengangkut sampah, dan penyakit kulit yang dapat ditimbulkan akibat

kurangnya memperhatikan higiene pribadi dan penggunaan alat pelindung diri.

2.8 Hipotesis

Terdapat hubungan antara higiene pribadi dan penggunaan alat pelindung diri

dengan kejadian penyakit kulit pada pekerja pengangkut sampah.

KEJADIAN PENYAKIT KULIT PADA PEKERJA PENGANGKUT SAMPAH HIGIENE PRIBADI PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan ruang lingkup dan batasan dalam penelitian ini yaitu hanya terbatas pada audit kepatuhan keamanan informasi untuk memberikan rekomendasi kebijakan dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap penggunaan SI berpengaruh pada minat mahasiswa dalam penggunaan SI, ekspektasi kinerja berpengaruh pada sikap

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahan Dengan Return On Assets Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Beursa

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan analisis dan uji laboratorium di perairan perencanaan pembangunan Pelabuhan Marunda, Jakarta

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang distribusi sedimen dasar di Perairan Pelabuhan Cirebon dapat disimpulkan bahwa jenis sedimen dasar yang terdapat

Pada penelitian ini, peneliti mensimulasikan sistem informasi PLTS menggunakan arduino, memonitoring data melalui WEB menggunakan Ethernet Shield dan

Hasil analisis ragam menunjukan bahwa spesies pohon penopang untuk tanaman anggrek yaitu pada jenis pohon penopang pohon akasia ( Acacia auriculiformis ), cemara bundel ( Cupressus