• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Khulafaurrasyidin Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Andong Tahun Pelajaran 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Khulafaurrasyidin Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Andong Tahun Pelajaran 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KHULAFAURRASYIDIN MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF MODELTEAMS GAMESTOURNAMENT (TGT)

PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 ANDONG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

NURUL HIDAYAH

NIM 111-14-037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

1

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KHULAFAURRASYIDIN MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 ANDONG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)

Oleh:

NURUL HIDAYAH

NIM 111-14-037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

5 MOTTO















Artinya: “Dan Barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah

itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik”

Q.S. Al-Isra’:19

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Bapak dan Ibuku tersayang, Bapak Aris Sarminto dan Ibu Lasmini yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasehat, kasih sayang, waktu, tenaga dan motivasi dalam kehidupanku.

2. Adik-adikku Muhammad Mudzakkir dan Triana Kamilia Latifah atas dukungan yang tidak ada hentinya kepadaku.

3. Sahabat-sahabat tercinta, Ida Risqi Afita, Astri Wahyuningsih, Ririn Sukasih, Villa Shofa Zain, Nurul Fatimah, Hanifah, Dwi Indah Setiyani yang memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

4. Keluarga Besar Forum Komunikasi Mahasiswa Boyolali (FKMB) Salatiga. 5. Teman-teman PPL IAIN Salatiga tahun 2017 di MA Al-Bidayah Bandungan.

(8)

6

7. Teman-teman sebimbingan yang selalu bertukar informasi.

(9)

7

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi Khulafaurrasyidin melalui pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT)pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong Tahun Pelajaran 2017/2018.” ini, untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI.

4. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing saya dari semester awal sampai saat ini, yang meluangkan waktu untuk bimbingan akademik, dengan penuh kesabaran.

5. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan

arahan dan bimbingan hingga skripsi ini selesai.

6. Bapak, Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu

(10)

8

7. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral dan material kepada saya

.

8. Bapak Jaka Santosa, M.Pd. selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Andong, Kabupaten

Boyolali, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

9. Bapak Sarjono, S.Ag. selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP

Negeri 2 Andong yang telah membantu dalam melakukan penelitian.

10.Kepada seluruh siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Andong Kabupaten Boyolaliyang

telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian.

11.Sahabat dan teman–teman yang senantiasa menginspirasi, berjuang bersama-sama

dan saling memberikan dukungan.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat berharga bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Salatiga, 10 September 2018 Penulis,

(11)

9 ABSTRAK

Hidayah, Nurul. 2018. Peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi Khulafaurrasyidin melalui pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong tahun pelajaran 2017/2018. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Nur Hasanah, M.Pd.

Kata Kunci: Prestasi Belajar, Pembelajaran Kooperatif model Teams Games Tournament

(TGT)

Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi Khulafaurrasyidin pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong Kabupaten Boyolali. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament

(TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi Khulafaurrasyidin pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong Tahun Pelajaran 2017/2018, Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research) sebanyak dua siklus.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melaui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus masing-masing terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.

(12)

10

DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR BERLOGO

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Penelitian ... 6

F. Definisi Operasional ... 7

1. Prestasi Belajar ... 7

(13)

11

3. Pembelajaran Kooperatif ... 9

4. Teams Games Tournament (TGT) ... 9

G. Metode Penelitian ... 10

1. Rancangan Penelitian ... 10

2. Subjek Penelitian ... 11

3. Langkah-Langkah Penelitian ... 12

4. Teknik Pengumpulan Data... 13

5. Instrumen Penelitian ... 14

6. Analisis Data ... 15

H. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 17

1. Prestasi Belajar a. Belajar ... 17

b. Prestasi Belajar... 20

2. Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 28

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 29

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 30

d. Materi PAI Kelas VII Semester Genap ... 30

3. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif...46

(14)

12

c. Keuntungan penggunaan pembelajaran

kooperatif...49

d. Teams Games Tournament (TGT) ...50

B. Kajian Pustaka ...56

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Andong ... 60

1. Profil Sekolah ... 60

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 60

3. Keadaan Siswa ... 62

4. Keadaan Guru ... 62

5. Sarana dan Prasarana ... 63

6. Subjek Penelitian ... 63

7. Pelaksanaan Penelitian ... 65

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 1. Perencanaan Tindakan ... 66

2. Pelaksanaan Tindakan ... 67

3. Pengamatan/Observasi ... 69

4. Refleksi ... 72

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Tindakan ... 72

2. Pelaksanaan Tindakan ... 73

3. Pengamatan/Observasi ... 76

(15)

13 A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pra Siklus ... 80

2. Deskripsi Data Siklus I ... 83

3. Deskripsi Data Siklus II ... 86

B. Pembahasan ... 88

1. Siklus I ... 89

2. Siklus II ... 94

3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II...100

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...101

B. Saran...102

(16)

14

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Andong ... 62

Tabel 3.2data Jumlah Guru dan Karyawan SMP Negeri 2 Andong ... 62

Tabel 3.3 Daftar Sarana dan Prasarana SMP Negeri 2 Andong ... 63

Tabel 3.4 Daftar Responden Siswa Kelas VII B ... 63

Tabel 3.5 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus 1 ... 69

Tabel 3.6 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus 1 ... 70

Tabel 3.7 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus II ... 75

Tabel 3.8 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II ... 76

Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian murni SMP Negeri 2 Andong ... 79

Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus I ... 81

Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Siklus II ... 84

Tabel 4.4 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus ... 85

Tabel 4.5 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus I ... 87

Tabel 4.6 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus I ... 88

Tabel 4.7 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus II ... 92

Tabel 4.8 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus II ... 93

(17)

15

DAFTAR GAMBAR

(18)

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II

Lampiran 6 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Lampiran 7 Jawaban Soal Evaluasi Siklus II

Lampiran 8 Nilai Ulangan Harian Pendidikan Agama Islam Kelas VII B Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus I

Lampiran 10 Nilai Evaluasi Siklus II

Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus II Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus I Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa Siklus II Lampiran 15 Daftar Hadir Siswa Siklus 1 Lampiran 16 Daftar Hadir Siswa Siklus 1 Lampiran 17 Profil Sekolah

Lampiran 18 Lembar Konsultasi

Lampiran 19 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi Lampiran 20 Surat Pengantar Lembaga

Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 22 Daftar Nilai SKK

(19)

17 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu rencana untuk membentuk generasi

penerus bangsa dalam suasana pembelajaran dengan memberikan ilmu

pengetahuan, agar tercapai kemampuan, spiritual keagamaan, kecerdasan,

kepribadian, akhlak mulia, serta pengendalian diri. Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka

1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara (Rusman, 2015:71).

Menurut Kastolani (2014: 56), belajar adalah tahapan perubahan

perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalamannya

berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dan latihan yang

diperkuatnya. Hasil akhir dari sebuah pembelajaran adalah adanya prestasi

baik berupa prestasi dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan tingkah

(20)

18

Menurut Poerwodarminto dalam Mila Ratnawati, yang dimaksud

dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan

oleh seseorang. Sedangkan prestasi belajar itu sendiri diartikan sebagai

prestasi yang dicapai oleh seorang siswa pada jangka waktu tertentu dan

dicatat dalam buku rapor sekolah (Eva, 2013: 387). Prestasi belajar ini

dapat dilihat dari penguasaan peserta didik terhadap materi mata pelajaran

yang ditempuhnya. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian

tindakan kelas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan

ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al

-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan

pengalaman (Majid, 2012: 11). Oleh karena itu, pembelajaran Pendidikan

Agama Islam bukan hanya bertujuan mengenalkan dan mengajarkan

pengetahuan mengenai agama, tetapi juga bagaimana menanamkan

nilai-nilai agama dalam diri siswa sehingga agama tidak hanya sebatas

pengetahuan melainkan dapat diterapkan dalam kehidupan.

Umumnya dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

guru menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dalam

penyampaian materi. Metode ceramah dilakukan dengan penyajian materi

melalui penjelasan lisan guru kepada peserta didiknya. Aktivitas peserta

(21)

19

menyimak sambil sesekali mencatat (Sutikno, 2014 : 40). Hal ini sering

menyebabkan siswa bosan dan pada akhirnya tidak memperhatikan.

Bahkan dengan hanya menggunakan metode ceramah ini mengakibatkan

siswa cenderung kurang tertarik, dan bahkan kurang termotivasi dalam

mengikuti pembelajaran. Agar pembelajaran Pendidikan Agama Islam

tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan, guru perlu memahami dan

menguasai keterampilan yang dapat mendukung kegiatan belajar

mengajar. Selain itu guru juga dituntut memiliki berbagai kompetensi yang

dibutuhkan oleh siswa, antara lain menguasai materi yang diajarkan,

mampu memilih metode yang tepat untuk mendukung berlangsungnya

pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi penulis pada hari senin tanggal 08

Januari 2018 terhadap pelaksanaan dan hasil pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP Negeri 2 Andong kabupaten Boyolali, ditemukan

beberapa permasalahan, diantaranya: pertama, pembelajaran selama ini masih cenderung monoton dan belum divariasikan dengan metode lain

yang lebih variatif. Hal ini mengakibatkan aktivitas peserta didik rendah

dan pasif. Kedua, hasil belajar peserta didik masih rendah, hal ini dibuktikan dari hasil evaluasi belajar kelas VII B, dari 32 siswa hanya 6

siswa yang mendapatkan nilai diatas 65 sebagai kriteria kelulusan

minimum (KKM). Artinya, hanya 18,75% siswa kelas VII B yang

(22)

20

Pada penelitian ini akan meneliti lebih jauh lagi mengenai materi

Khulafaurrasyidin yang termasuk dalam kategori sejarah, dan dirasa

sangat memerlukan waktu yang banyak untuk memahami materi tersebut.

Sehingga siswa cenderung malas untuk membaca dan mudah lupa. Untuk

meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya dapat dilakukan berbagai

upaya memperbaiki program pembelajaran, khususnya dalam penggunaan

metode pembelajaran. Agar pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

materi Khulafaurrasyidin menjadi pembelajaran yang aktif dan

menyenangkan, salah satunya dapat dilaksanakan dengan penerapan

metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) merupakan pertandingan permainan tim akademik yang fokus pada

komposisi kelompok pada level kemampuan saja. Setiap siswa

ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari beberapa siswa yang

berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dengan demikian,

masing-masing kelompok memiliki komposisi anggota yang sebanding (Huda,

2011: 117). Dengan pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu belajar

dengan menyenangkan dan membangun kerjasama antar sesama anggota

kelompok sehingga mampu memahami materi dengan baik. Mengingat

dalam Teams Games Tournament (TGT) terdapat unsur kompetisi untuk mengumpulkan skor sebanyak-banyaknya maka hal ini dapat

menumbuhkan motivasi belajar siswa yang akan berdampak pada nilai

(23)

21

Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul: “Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam materi

Khulafaur Rasyidin melalui Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2

Andong Tahun Pelajaran 2017/2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah: Apakah Pembelajaran Kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi Khulafaur Rasyidin pada siswa kelas VII SMP Negeri

2 Andong kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam materi

Khulafaur Rasyidin melalui pembelajaran kooperatif model Teams Games

Tournament (TGT) pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat menambah khazanah

ilmiah mengenai bidang pembelajaran Pendidikan Agama Islam,

(24)

22

Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti-peneliti berikutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Melalui model pembelajaran yang inovatif, memudahkan siswa

dalam memahami materi pembelajaran dari guru.

b. Bagi Guru

1) Dapat meningkatkan profesionalisme guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam.

2) Dapat menjadikan kreatifitas guru dalam menyajikan

pembelajaran.

3) Dapat memperoleh model pembelajaran yang tepat dalam

menyajikan materi pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan

sumbangan atau masukan positif dan menjadi alternatif media

pembelajaran PAI sehingga mampu meningkatkan kualitas sekolah

sebagai lembaga pendidikan di masyarakat.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara atas masalah

(25)

23

berpikir, yang berisikan pernyataan sebagai jawaban masalah

penelitian yang diatasi dengan tindakan penelitian. Karena hipotesis

dapat menghubungkan teori yang relevan dengan kenyataan yang ada

atau fakta, atau dari kenyataan dengan teori yang relevan (Sukardi,

2011: 41). Jadi, suatu hipotesis akan diterima jika disertai dengan

fakta-fakta yang membenarkan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis tindakan dalam

penelitian ini adalah “Jika pembelajaran kooperatif model Teams

Games Tournament (TGT) diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Khulafaur Rasyidin maka hasil belajar siswa

kelas VII di SMP Negeri 2 Andong tahun pelajaran 2017/2018 dapat

ditingkatkan”.

2. Indikator Keberhasilan

Penelitian yang baik harus memiliki indikator keberhasilan untuk

dijadikan alat ukur dalam menentukan keberhasilan penelitian.

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Presentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus

sebelumnya ke siklus berikutnya dengan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) 65.

b. Pemahaman siswa berdasarkan tes siklus dikatakan meningkat

apabila dalam proses pembelajaran terlihat adanya peningkatan

jumlah siswa yang tuntas pemahaman dari siklus sebelumnya ke

(26)

24 F. Definisi Operasional

1. Prestasi Belajar

Winkel (2009: 57) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan

perubahan dalam bidang kognitif, bidang sensorik-motorik, bidang

dinamik-afektif (Linda dan Putu, 2015: 326). Belajar tidak hanya

penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan

kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial,

macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan.Prestasi

belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang

diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan prestasi belajar siswa

selama waktu tertentu (Tiara Ernita, 2013: 973). Jadi, Prestasi belajar

adalah suatu perubahan kemampuan siswa yang mencakup ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh dari pengalaman

belajar selama waktu tertentu.Dalam penelitian ini, prestasi belajar

adalah nilai yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut mengerjakan

tes yang diberikan oleh guru dan selanjutnya dibuktikan dengan nilai

hasil evaluasi.

2. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam

(27)

Al-25

Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

latihan, serta penggunaan pengalaman (Majid, 2012: 11).

Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah

pendidkan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa

bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah

selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara

menyeluruh serta menjadikan ajaran agama itu sebagai suatu

pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di

dunia maupun di akhirat kelak (Daradjat, 2000:86)

Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan

terencana yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta

didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

3. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran

kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus

didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara

kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung

jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan

pembelajaran anggota-anggota yang lain (Huda, 2011:29).

(28)

26

Teams Games Tournament (TGT) adalah model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan memainkan permainan dengan

anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor

tim mereka (Trianto, 2009:83).Model ini melibatkan seluruh siswa

tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor

sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement (Shoimin,

2014:203)

G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam pendekatan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

Research (CAR), yang artinya kegiatan penelitian yang dilakukan di

kelas. Arikunto (2010: 130) menjelaskan pengertian PTK secara lebih

sistematis. Pertama, penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu

objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Kedua,

tindakan merupakan gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan

terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK gerakan ini dikenal

dengan siklus-siklus untuk kegiatan peserta didik. Ketiga, kelas adalah

tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu

bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama. Dari ketiga

(29)

27

tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap

kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010 : 18).

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki proses

pembelajaran secara terus menerus. Penelitian tindakan kelas

dilaksanakan secara berkesinambungan dimana setiap siklus

mencerminkan peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya

merupakan patokan untuk siklus selanjutnya. Penelitian ini

direncanakan dalam dua siklus, tiap siklus memuat empat tahap, yaitu:

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berikut ini

merupakan tahapan pelaksanaan siklus PTK ( Suyadi : 2010: 50 ).

Gambar 1.1 Model Tahapan Pelaksanaan Pelaksanaan PTK Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Pengamatan Refleksi

?

SIKLUS I

(30)

28 2. Subjek Penelitian

Subjek yang dikenai penelitian yaitu peserta didik kelas VII SMP

Negeri 2 Andong Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018,

yaitu kelas VII B yang beranggotakan 32 siswa yang terdiri dari 13

putra dan 19 putri.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilakukan dalam 2 siklus. Dari

masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi.

a. Perencanaan

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam materi Khulafaurrasyidin melalui

pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) Melalui pembelajaran tersebut diharapkan siswa tertarik sehingga

tidak bosan selama proses pembelajaran. Selanjutnya, untuk

mencapai tujuan tersebut dilakukan perencanaan sebagai berikut:

1) Menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa.

2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3) Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses

pembelajaran yang relevan. Misalnya menyediakan papan

(31)

29

4) Membuat instrumen observasi dan lembar evaluasi

pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung sesuai Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya.

c. Pengamatan

Peneliti mengamati proses pelaksanaan untuk mengetahui sejauh

mana keberhasilan yang dicapai dalam upaya meningkatkan hasil

belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi

Khulafaurrasyidin. Dalam proses ini peneliti mengumpulkan data yang

berkaitan dengan perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran,

selanjutnya data tersebut dijadikan bahan refleksi. Data tersebut berupa

data hasil observasi terhadap guru dan siswa pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Tahap ini digunakan untuk mengetahui apakah tindakan yang

dilakukan dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak selain itu

sebagai bahan acuan untuk merancang perencanaan selanjutnya untuk

memperbaiki kelemahan pada siklus sebelumnya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang diperlukan pada penelitian

tindakan kelas ini yaitu:

(32)

30

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek

dari sitematika fenomena yang diselidiki. (Sukandarrumidi, 2012

: 69).

b. Tes

Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab,

harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang

yang dites. Tes pada umumnya dimaksudkan untuk mengukur

aspek-aspek perilaku manusia, seperti aspek pengetahuan

(kognitif), aspek sikap (afektif), maupun aspek keterampilan

(psikomotor). Hal yang hendak diukur adalah tingkat penguasaan

peserta didik terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan

(Sudaryono, 2012: 101-102). Tes digunakan untuk mengetahui

hasil belajar siswa pada setiap siklusnya, seingga dapat diketahui

tingkat ketuntasan belajar siswa.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang

peneliti gunakan untuk mengumpulkan foto kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

model Teams Games Tournamen (TGT).

5. Instrumen Penelitian

a. Tes tertulis/soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar

siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang terkait

(33)

31

b. Lembar Observasi, pada lembar observasi ini yang diamati yaitu kinerja guru pada saat proses pembelajaran melalui pembelajaran

kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) dan observasi

terhadap siswa dalam mengikuti pelajaran.

6. Analisis Data

Analisis data adalah analisis yang telah terkumpul guna

mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian

untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Analisis data

dilakukan dalam setiap siklusnya dengan cara memberikan soal tes

formatif pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Data yang

terkumpul dianalisis per siklus untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar yang dicapai siswa. Hal ini untuk membuktikan hipotesis

tindakan maka hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik untuk

menghitung ketuntasan klasikal. Apabila hasil belajar siswa secara

klasikal mencapai ≥ 85% maka siklus dihentikan. Rumus untuk

menghitung persentase ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut

(Daryanto, 2011: 192):

× 100%

H. Sistematika Penulisan

Skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian

inti, dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari: sampul, lembar

(34)

32

pertanyaan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar,

abstrak, daftar gambar, dan daftar tabel.

Pada bagian inti terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan

Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis,

definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Pada bab ini membahas tentang definisi prestasi belajar,

Pendidikan Agama Islam, materi Khulafaur Rasyidin, dan

metode Teams Games Tournament (TGT).

BAB III Pelaksanaan Penelitian

Bab ini berisi tentang gambaran umum SMP Negeri 2 Andong,

deskripsi pelaksanaan siklus 1, dan deskripsi pelaksanaan

siklus II.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini membahas tentang deskripsi per siklus dan

pembahasan.

BAB V Penutup

Pada bab meliputi simpulan dari seluruh pembahasan dalam

(35)

33

Pada bagian akhir dilengkapi daftar pustaka, lampiran-lampiran

(36)

34 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Prestasi Belajar

a. Belajar

1) Pengertian belajar

Pengertian belajar menurut bahasa adalah berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah

laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman

(Nurochim, 2013: 6). Pengertian belajar dapat kita temukan

dalam berbagai sumber atau literatur. Burton, dalam sebuah

buku “The Guidance of Learning Activities”, merumuskan

pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dengan

individu dan individu dengan lingkungannya (Aunurrahman,

2016: 35).

Adapun Menurut Morgan dan kawan-kawan (1986) belajar

adalah perubahan tingkah laku dan relatif tetap dan terjadi

sebagai hasil latihan atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan

kawan-kawan ini senada dengan apa yang dikemukakan para

ahli yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang

(37)

35

Belajar adalah suatu aktivitas yang yang dilakukan oleh

seseorang dengan sengaja dan dalam keadaan sadar untuk

memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru

sehingga memungkinkan seseorang tersebut berubah

perilakunya, dan perubahan tersebut relatif tetap baik dalam

berpikir, merasa, maupun bertindak (Susanto, 2013: 4).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil

interaksi antara individu dengan lingkungan.

2) Ciri-ciri belajar

Berdasarkan berbagai pengertian tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa belajar memiliki ciri-ciri (Nurochim, 2013:

7-8) sebagai berikut:

a) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan

tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan

(psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).

b) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan

menetap.

c) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus

dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan

(38)

36

d) Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh

pertumbuhan fisik/kedewasaan, tidak karena kelelahan,

penyakit atau pengaruh obat-obatan.

3) Prinsip-prinsip belajar

Menurut Soekamto dan Winataputra (1997) dalam buku

Baharuddin dan Wahyuni (2008: 16) di dalam tugas

melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu

memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:

a) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar,

bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak

aktif.

b) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat

kemampuannya.

c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat

penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan

selama proses belajar.

d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang

dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih

berarti.

e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia

diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas

(39)

37 b. Prestasi belajar

1) Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai

seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar

bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang

dicatat pada setiap akhir semester di dalam buki laporan yang

disebut rapor (Eva, 2013: 387).

Sedangkan Winkel (2009: 57) menjelaskan bahwa prestasi

belajar merupakan perubahan dalam bidang kognitif, bidang

sensorik-motorik, bidang dinamik-afektif, dan mengakibatkan

manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Linda dan

Putu, 2015: 326).

Menurut Suryabrata (2006: 297) prestasi belajar sebagai

nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan

oleh guru terkait dengan kemajuan prestasi belajar siswa

selama waktu tertentu. Menurut Muhibbin (2010: 102) prestasi

belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari

kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang

Tiara Ernita, 2013: 973)

Jadi, prestasi belajar adalah suatu kemampuan atau

kecakapan yang dicapai dalam bidang kognitif, psikomotorik

dan afektif dari proses belajar dalam waktu tertentu.

(40)

38

Menurut Sumadi Suryabrata dan Shertzer dan Stone dalam

Winkle, secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua

bagian (Eva, 2013: 388-392), yaitu faktor internal dan faktor

eksternal:

a) Faktor Internal

Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa

yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat

dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

(1) Faktor fisiologis

Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud

adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan

panca indera.

(a) Kesehatan badan

Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa

perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan

tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi

penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan

program studinya. Dalam upaya memelihara

kesehatan fisiknya, siswa perlu memperhatikan

pola makan dan pola tidur, untuk memperlancar

metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga

(41)

39

meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan

olahraga yang teratur.

(b) Panca indera

Berfungsinya panca indera merupakan syarat

dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik.

Dalam sistem pendidikan dewasa ini di antara

panca indera itu yang paling memegang peranan

dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini

penting, karena sebagian besar hal-hal yang

dipelajari oleh manusia dipelajari melalui

penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian,

seorang anak yang memiliki cacat fisik atau

bahkan cacat mental akan menghambat dirinya

didalam menangkap pelajaran, sehingga pada

akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya di

sekolah.

(2) Faktor psikologis

Ada banyak faktor psikologis yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain

adalah :

(a) Intelligensi

Pada umumnya, prestasi belajar yang

(42)

40

dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa.

Menurut Binet, hakikat inteligensi adalah

kemampuan untuk menetapkan dan

mempertahankan suatu tujuan, untuk

mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka

mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan

diri secara kritis dan objektif. Taraf inteligensi

ini sangat mempengaruhi prestasi belajar

seorang siswa, di mana siswa yang memiliki

taraf inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih

besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih

tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf

inteligensi yang rendah diperkirakan juga akan

memiliki prestasi belajar yang rendah. Namun

bukanlah suatu yang tidak mungkin jika siswa

dengan taraf inteligensi rendah memiliki

prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya.

(b) Sikap

Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang

percaya diri merupakan faktor yang

menghambat siswa dalam menampilkan prestasi

belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan, sikap

(43)

41

secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap

siswa yang positif terhadap mata pelajaran di

sekolah merupakan langkah awal yang baik

dalam proses belajar mengajar di sekolah.

(c) Motivasi

Menurut Irwanto, motivasi adalah penggerak

perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong

seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena

adanya keinginan atau kebutuhan-kebutuhan

dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam

belajar karena ia ingin belajar. Sedangkan

menurut Winkle, motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa

yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar

dan yang memberikan arah pada kegiatan

belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh

siswa tercapai. Motivasi belajar merupakan

faktor psikis yang bersifat non intelektual.

Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah

atau semangat belajar, siswa yang termotivasi

kuat akan mempunyai banyak energi untuk

(44)

42 b) Faktor Eksternal

Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada

hal-hal lain di luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi

belajar yang akan diraih, antara lain adalah:

(1) Faktor lingkungan keluarga

(a) Sosial ekonomi keluarga

Dengan sosial ekonomi yang memadai,

seseorang lebih berkesempatan mendapatkan

fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku,

alat tulis hingga pemilihan sekolah.

(b) Pendidikan orang tua

Orang tua yang telah menempuh jenjang

pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan

dan memahami pentingnya pendidikan bagi

anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai

jenjang pendidikan yang lebih rendah.

(c) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara

anggota keluarga

Dukungan dari keluarga merupakan suatu

pemacu semangat berpretasi bagi seseorang.

Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung,

berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak

(45)

43

(2) Faktor lingkungan sekolah

(a) Sarana dan prasarana

Kelengkapan fasilitas sekolah seperti papan

tulis, OHP akan membantu kelancaran proses

belajar mengajar di sekolah. Selain itu bentuk

ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar

sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar

mengajar.

(b) Kompetensi guru dan siswa

Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam

meraih prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana

tanpa disertai kinerja yang baik dari para

penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seorang

siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi

dengan baik di sekolah terpenuhi, misalnya dengan

tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang

berkualitas, yang dapat memenuhi rasa ingin

tahunya, hubungan dengan guru dan

teman-temannya berlangsung harmonis, maka siswa akan

memperoleh iklim belajar yang menyenangkan.

Dengan demikian, ia akan terdorong untuk

terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya.

(46)

44

Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara

memberikan materi tersebut kepada siswa. Metode

pembelajaran yang lebih interaktif sangat

diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran

serta siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sarlito

Wirawan menyatakan bahwa faktor yang paling

penting adalah faktor guru. Jika guru mengajar

dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin

tinggi, luwes dan mampu membuat siswa menjadi

senang akan pelajaran, maka prestasi belajar siswa

akan cenderung tinggi, palingtidak siswa tersebut

tidak bosan dalam mengikuti pelajaran.

(3) Faktor lingkungan masyarakat

(a) Sosial budaya

Pandangan masyarakat tentang pentingnya

pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan

pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih

memandang rendah pendidikan akan enggan

mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung

memandang rendah pekerjaan guru/pengajar.

(b) Partisipasi terhadap pendidikan

Bila semua pihak telah berpartisipasi dan

(47)

45

pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran)

sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan

lebih menghargai dan berusaha memajukan

pendidikan dan ilmu pengetahuan.

2. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui

ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap

anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat

memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama

Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan

agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi

keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat

kelak (Daradjat, 2011: 86).

Menurut Abdul Majid (2014:11) Pendidikan Agama Islam

adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik

untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani,

bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis,

melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan

pengalaman.

Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan

(48)

46

didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

b. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi

sebagai berikut (Majid, 2014: 15-16):

1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

peserta didik kepada Allah swt.

2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungan hidup baik lingkungan fisik maupun lingkungan

sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran

agama Islam.

4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta

didik dalam keyakinan, pemahaman, dan mengalaman ajaran

dalam kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat

membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya

(49)

47

6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum

(alam nyata dan nirnyata), sistem dan fungsionalnya.

7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki

bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tesebut dapat

berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk

dirinya sendiri dan bagi orang lain.

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah

bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan

melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam

hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk

dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

(Majid, 2014: 16).

d. Materi Pendidikan Agama Islam Kelas VII Semester Genap

1) Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian 1. Menghayati perjuangan

dan kepribadian sebagai penerus strategi adalah orang-orang yang dimuliakan Allah.

1.2Meyakini bahwa al-Khulafa ar-Rasyidin adalah orang-orang yang wajib untuk diteladani 2. Meneladani perilaku

terpuji al-Khulafa ar-Rasyidin

(50)

48

2.2Mengajak teman untuk meneladani perilaku terpuji al-Khulafa ar-Rasyidin baik di sekolah maupu di lingkungan rumah.

3. Memahami sejarah perjuangan dan kepribadian al-Khulafa ar-Rasyidin

3.1Menjelaskan riwayat al-Khulafa ar-Rasyidin 3.2Menyebutkan jasa-jasa

al-Khulafa ar-Rasyidin 4. Menyajikan strategi

perjuangan dan kepribadian al-Khulafaur Ar-Rasyidin.

4.1Menyebutkan contoh perilaku terpuji al-Khulafa ar-Rasyidin dalam kehidupan sehari-hari. 4.2Mengidentifikasikan

nilai-nilai keteladanan sifat terpuji yang dimiliki oleh al-Khulafa ar-Rasyidin.

2) Materi Khulafaurrasyidin

(51)

49

Terkait kata khalifah dalam ayat tersebut Ahmad Mustafa

Al-Maraghi menafsirkan(khalifah pada makna yang lain yaitu

pengganti Allah atau peminpin bagi manusia yang lain).

Sedangkan Al-Imam Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi memaparkan

makna khalifah adalah suatu kaum yang sebagiaanya

menggantikan sebagian yang lain silih berganti, abad demi

abad, dan dari generasi kegenerasi (Ahmad Fuadi, 2016: 355).

Rasulullah wafat tanpa meninggalkan wasiat kepada

seseorang untuk meneruskan kekhalifahan. Sekelompok orang

berpendapat bahwa Abu Bakar lebih berhak atau kekhalifahan

karena Rasulullah meridhainya dalam hal-hal agama dengan

menyuruhnya mengimami sholat jama’ah selama beliau sakit.

Oleh karena itu, mereka menghendaki supaya Abu Bakar

menjadi khalifah. Kelompok yang lain berpendapat bahwa

orang yang paling berhak atas kekhalifahan adalah dari

kalangan ahlul bait, yaitu Abdullah bin Abbas atau Ali bin Abi

Thalib. Masih ada yang berpendapat bahwa yang paling berhak

atas kekhalifahan adalah salah seorang dari kaum Quraisy yang

termasuk kaum Muhajirin periode pertama. Selain itu,

kelompok lainnya lagi berpendapat bahwa yang paling berhak

atas kekhalifahan adalah kaum Anshor.

Masalah suksesi mengakibatkan suasana politik umat Islam

(52)

50

bersusah payah dan berhasil membina persaudaraan sejati yang

kokoh diantara kaum Muhajirin dan kaum Anshor.

Dilambatkannya pemakaman jenazsh beliau menggambarkan

betapa gawatnya krisis suksesi itu. Ada tiga golongan yang

bersaing ketat dalam perebutan kepemimpinan ini, yaitu kaum

Anshor, kaum Muhajirin, dan keluarga Hasyim.

Dalam pertemuan di balai pertemuan bani Saidah di

Madinah, kaum Anshor mencalonkan Sa’ad bin Ubadah,

pemuka Khazraj. Selain itu, kaum muhajirin mendesak Abu

Bakar sebagai calon karena dipandang yang paling layak untuk

mengganikan nabi. Dipihak lain, terdapat sekelomook orang

yang menghendaki Ali bin Abi Thalib karena nabi telah

menunjuk secara terang-terangan sebagai penggantinya,

disamping ia adalah menantu dan kerabat nabi.

Masing-masing golongan merasa paling berhak menjadi

pengurus nabi. Namun berkat tindakan tegas dari Umar bin

Al-Khaththab dan Abu Ubaidah berupa intervensi mereka

persatuan umat menjadi lemah. Akhirnya, dengan semangat

ukhuwah Islamiyah terpilihlah Abu Bakar. Ia adalah orang

Quraisy yang merupakan pilihan ideal karena sejak dulu

(53)

51

Sepeninggal Rasulullah ada empat orang pengganti Nabi.

Mereka adalah para pemimpin yang adil dan benar. Mereka

menyelamatkan dan mengembangkan dasar-dasar tradisi dari

sang Nabi bagi kemajuan Islam dan umatnya, oleh karena itu,

para khalifah sesudah Nabi memperoleh gelar Al-Khulafa’ A

r-Rasyidin atau para khalifah yang mendapat bimbingan (Samsul

Munir, 2014: 48-68). Para khalifah tersebut antara lain:

a) Abu bakar Ash-Shiddiq (11-13 H/632-634 M)

Nama lengkap Abu Bakar adalah Abdullah bin Abi

Quhafa At-Tamimi. Abu Bakar lahir pada tahun 573 M

dari sebuah keluarga terhormat di Mekah dua tahun satu

bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad saw.

Abu Bakar diberi gelar oleh Rasulullah saw. “as

-siddiq”, artinya yang benar. Ketika itu, Rasulullah saw

melakukan Isra’ Mi’raj, yaitu melakukan perjalanan

malam dari masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil

Aqsa di Palestina dan naik ke langit sampai ke Sidratul

Muntaha dalam waktu sepertiga malam. Pada peristiwa itu Rasulullah saw diberi tugas oleh Allah berupa sholat

lima kali sehari semalam. Ketika berita itu disampaikan

kepada orang-orang kafir Mekah, serentak orang-orang

kafir Mekah tidak mempercayainya, bahkan mereka

(54)

52

kebohongan. Akan tetapi, Abu Bakar langsung

membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi tersebut.

Abu Bakar as-Siddiq termasuk as-sabiqun al-awwalun, yaitu orang-orang yang pertama masuk Islam. Ketika ia masuk Islam, seluruh harta dan jiwanya

dikorbankan untuk membela agama Islam yang pada

saat ini masih belum berkembang. Dengan kegigihan

dan keuletannya, beliau setia mendampingi Nabi

Muhammad saw mau hijrah, ia tetap setia

mendampinginya, meskipun rintangan yang

dihadapinya sangat berat.

Abu Bakar diangkat menjadi khalifah sepeninggal

Rasulullah. Terpilihnya Abu Bakar telah menyadarkan

umat untuk bersatu dalam melanjtkan tugas mulia Nabi.

Menyadari bahwa kekuatan kepemimpinannya

bertumpu pada umat, hal yang menjadi perhatian

khalifah adalah merealisasikan keinginan Nabi yang

hampir tidak terlaksanakan, keinginan Nabi itu adalah

mengirimkan ekspedisi ke perbatasan Syiria dibawah

pimpinan Usamah untuk membalas pembunuh ayahnya,

Zaid, dan kerugian yang diderita oleh umat Islam dalam

perang Mu’tah. Sebagai sahabat yang menentang keras

(55)

53

ekspedisi itu sukses dan membawa pengaruh positif

bagi umat Islam, khususnya dalam membangkitkan

kepercayaan diri yang nyaris pudar.

Wafatnya Nabi mengakibatkan beberapa masalah

bagimasyarakat muslim. Orang-orang Arab yang lemah

imannya menyatakan murtad. Mereka menolak

berbai’at kepada khalifah yang baru dan bahkan

menentang agama Islam. Mereka menggap bahwa

perjanjian dengan Islam menjadi batal dengan

sendirinya apabila Muhammad meninggal.

Oleh sebab itu, tidak mengherankan banyaknya

suku Arab yang melepaskan diri dari ikatan agama

Islam. Mereka adalah orang-orang yang baru memasuki

agama Islam. Belum cukup waktu bagi Nabi dan para

sahabatnya untuk mengajari mereka prinsip-prinsip

keimanan.

Dalam memerangi kaum murtad, banyak penghafal

Al-Quran yang tewas. Hal ini membuat Umar menjadi

cemas. Oleh karena itu, ia menasehati Abu Bakar untuk

membuat mushaf Alquran. Mulanya khalifah ragu

melakukannya, karena hal ini tidak dilakukan pada

zaman Nabi. Akan tetapi Abu Bakar kemudian setuju

(56)

54

As-Suyuti, pengumpulan Alquran ini termasuk salah

satu jasa besar dari khalifah Abu Bakar.

Peperangan melawan para pengacau meneguhkan

Khalifah Abu Bakar sebagai penyelamat Islam. Ia

berhasil menyelamatkan Islam dari kekacauan dan

membuat agama itu kembali memperoleh kesetiaan dari

seluruh jazirah Arab.

Sesudah memulihkan ketertiban di dalam negeri,

Abu Bakar mengalihkan perhatian untuk memperkuat

perbatasan dengan wilayah Persia dan Romawi Timur.

Upaya ini pada akhirnya menyebabkan peperangan

melawan dua kerajaan itu.

Ketika pasukan Islam telah meraih beberapa

kemenangan yang dapat memberikan kemenangan

selanjutnya, Khalifah Abu Bakar meninggal dunia. Ia

meninggal pada hari Senin tanggal 23 Agustus 634.

Sebelumnya ia sakit dan terbaring di tempat tidur

selama 15 hari. Usianya 63 tahun dari kekhalifahannya

berlangsung selama 2 tahun, 3 bulan, dan 11 hari.

b) Umar bin Al-Khaththab (13-23 H/634-644 M)

Nama lengkap Umar bin Al-Khaththab adalah Umar

Bin Al-Khaththab bin Nufail. Ia merupakan keturunan

(57)

55

yang terpandang mulia. Umar dilahirkan di Mekah

empat tahun sebelum kelahiran Nabi. Ia ikut

memelihara ternak ayahnya dan berdagang hingga ke

Syiria. Ia juga dipercaya oleh suku Quraisy untuk

berunding dengan suku-suku lain apabila ada masalah.

Umar masuk Islam pada tahun kelima setelah kenabian.

Ia menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi dan

dijadikan sebagai tempat rujukan oleh beliau mengenai

hal-hal yang penting.

Setelah Rasulullah wafat, Umar dapat memecahkan

masalah rumit tentang siapa yang berhak menggantikan

beliau dalam memimpin umat. Dengan terpilihnya Abu

Bakar, ia pun menjadi penasihat dan tangan kanan

khalifah. Sebelum meninggal dunia, Abu Bakar telah

menunjuk Umar bin Al-Khaththab untuk menjadi

penerusnya.

Umar menjadi khalifah karena Abu Bakar

menunjuknya. Akan tetapi hal itu sebenarnya melalui

musyawarah di mana Abu Bakar merekomendasikan

Umar lalu selanjutnya diserahkan kepada umat. Adapun

sebelum merekomendasikan Abu Bakar berkonsultasi

dengan beberapa sahabat, antara lain Abdurrahman bin

(58)

56

Umar bin Kaththab mendapat gelar Amir

Al-Mu’minah (pemimpin orang-orang beriman)

sehubungan dengan penaklukan-penaklukan yang

berlangsung pada masa pemerintahannya.

Ketika para pembangkang di negeri telah dikikis

habis oleh Khalifah Abu Bakar, era penaklukan pun

dimulai. Belum genap satu tahun memerintah, Umar

telah berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam.

Pada tahun 635 Masehi, Damaskus ditundukkan.

Setahun kemudian seluruh wilayah Syiria jatuh ke

tangan kaum muslimin setelah pertempuran hebat di

Lembah Yarmuk, di sebelah timur anak Sungai

Yordania. Pasukan Romawi yang terkenal kuat itu

tunduk kepada pasukan Islam.

Dari Syiria, pasukan kaum muslim melanjutkan ke

Mesir dan membuat kemenangan-kemenangan di

wilayah Afrika bagian utara. Bangsa Romawi telah

menguasai Mesir sejak tahun 30 SM dan menjadikan

wilayah subur itu sebagai sumber pemasok gandum

yang terpenting.

Dengan jatuhnya Iskandariah maka sempurnalah

(59)

57

ke kota baru yang bernama Fustat yang dibangun oleh

Amr bin Al-Ash pada tahun 20 H.

Pusat kekuasaan Islam di Madinah mengalami

perkembangan yang amat pesat, bersamaan dengan

keberhasilan ekspansi di atas. Khalifah Umar telah

berhasil membuat dasar-dasar pemerintahan untuk

melayani tuntutan masyarakat baru yang terus

berkembang. Umar mendirikan dewan-dewan,

membangun baitul mal, mencetak mata uang,

membentuk kesatuan tentara untuk melindungi daerah

tapal batas, mengatur gaji, mengangkat hakim-hakim,

dan melakukan hisbah.

Khalifah Umar juga meletakkan prinsip-prinsip

demokratis dalam pemerintahannya dengan

membangun jaringan pemerintah sipil yang sempurna.

Khalifah Umar dikenal bukan saja pandai menciptakan

peraturan-peraturan baru, ia juga memperbaiki dan

mengkaji ulang kebijakan yang telah ada demi

tercapainya kemaslahatan umat.

Pada tanggal 1 Muharram 23 Hijriyah (644 M),

seorang budak persia yang bernama Feroz atau Abu

Lu’lu’ah tiba-tiba menikam Khalifah yang akan

(60)

58

parah dan sakit selama tiga hari. Dari atas

pembaringannya, ia mengangkat komisi pemilih yang

akan memilih penggantinya. Setelah tiga hari, Khalifah

Umar wafat. Ia memerintah selama 10 tahun 6 bulan,

dan 4 hari.

c) Utsman bin Affan (23-35 H/644-656 M)

Nama lengkap Utsman bin Affan adalah Utsman bin

Affan bin Abdil Ash bin Umaiyah bin Abdi Syams bin

Abdi Manaf. Ia berasal dari suku Quraisy. Ibunya

bernama Arwa binti Kuraiz dari Bani Abdi Syams.

Utsman lahir di Thaif, enam tahun setelah Tahun Gajah.

Ia memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar dan

menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi. Ia sangat

kaya, tetapi sangat bersahaja. Sebagian besar

kekayaannya digunakan untuk kepentingan Islam.

Utsman bin Affan mendapat julukan zunnur’ain yang berarti pemilik dua cahaya. Julukan ini didapat

karen Utsman telah menikahi putri kedua dan ketiga

Rasulullah, yaitu Ruqayah dan Ummu Kulsum. Utsman

bin Affan tidak segan-segan mengeluarkan

kekayaannya untuk kepentingan agama dan masyarakat

umum. Ia membeli sumur yang jernih airnya dari

(61)

59

dengan dua setengah kilogram emas pada waktu itu.

Sumur itu ia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum.

Utsman juga memberi bantuan untuk memperluas

Masjid Madinah dan membeli tanah di sekitarnya. Ia

mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda,

ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang

Tabuk yang nilainya sama dengan sepertiga biaya

ekspedisi tersebut. Pada masa pemerintahan Abu Bakar,

Utsman juga pernah memberikan gandum yang

diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum

miskin yang menderita di musim kering (Ahsan, 2016:

178).

Disamping itu, ia meriwayatkan 150 hadits. Seperti

halnya Umar, Utsman naik menjadi khalifah melalui

proses pemilihan. Bedanya, Umar dipilih atas

penunjukan langsung, sedangkan Utsman diangkat atas

penunjukan tidak langsung, yaitu melewati majelis

Syura yang dibentuk oleh Umar menjelang wafatnya.

Khalifah Umar mencalonkan enam orang, yaitu

Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair

bin Awwam, Sa’ad binAbi Waqash, dan Abdullah.

Setelah melalui sidang, majelis syura akhirnya memberi

(62)

60

pemerintahannya adalah yang terlama, yaitu 12 tahun.

Meskipun demikian, tidak seluruh masa

pemerintahannya baik dan sukses, terlebih lagi enam

tahun terakhir yang merupakan masa terburuk.

Pada masa-masa awal dari pemerintahannya,

Utsman melanjutkan kesuksesan para pendahulunya,

terutama dalam perluasan wilayah kekuasaan.

Daerah-daerah strategis yang sudah dikuasai Islam, seperti

Mesir dan Irak, terus dilindungi dengan melakukan

serangkaian ekspedisi militer yang direncanakan secara

cermat di semua lini. Di Mesir, pasukan muslim

diinstruksikan untuk memasuki Afrika Utara. Salah satu

pertempuran penting disitu adalah Dzat As-Sawari (peperangan tiang kapal) yang terjadi di Laut Tengah,

dekat kota Iskandariah. Pasukan Islam dibawah

pimpinan Abdullah bin Abi Sarah melawan pasukan

Romawi dibawah peimpinan kaisar Konstantin.

Karya monumental Utsman yang dipersembahkan

kepada umat Islam adalah penyusunan Al-Quran.

Penyusunan ini untuk mengakhiri perbedaan dalam

membaca Al-Quran. Selama pengiriman ekspedisi

(63)

61

dalam membaca Al-Quran di kalangan tentara muslim

yang direkrut dari Syiria dan Irak.

Upaya penyusunan Al-Quran diketuai oleh Zaid bin

Tsabit. Adapun hal pertama yang dilakukan dewan

penyusunan adalah mengumpulkan tulisan-tulisan

Al-Quran yang diantaranya disimpan oleh Hafshah, Istri

Nabi saw. Selanjutnya, dewan membuat beberapa

salinan naskah Al-Quran untuk dikirimkan ke berbagai

wilayah sebagai pedoman yang benar untuk masa

selanjutnya. Setelah melewati masa-masa yang

gemilang, pada paruh terakhir masa kekuasaannya,

Khalifah Utsman menghadapi berbagai pemberontakan

di dalam negeri.

d) Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)

Nama lengkap Abi bin Abi Thalib adalah Ali bin

Abi Thalib bin Abdil Muthalib bin Hasyim bin Abdi

Manaf bin Qushay. Ali dilahirkan oleh pasangan

Fatimah binti Asad dan Abu Thalib.

Pada usia remaja setelah wahyu turun, ali banyak

belajar langsung dari Rasulullah. Beliau selalu dekat

Nabi karena menjadi anak angkatnya dan berlanjut

menjadi menantunya. Didikan langsung Nabi kepada

(64)

62

menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani dan

sabar.

Sebagaimana khalifah Umar bin Khatab, Ali bin

Abi Thalib sebagai khalifah terakhir juga memiliki sifat

yang sama, cerdas dan tegas. Proses pergantian

Khalifah dari Utsman bin Affan ke Ali bin Abi Thalib

mengalami hambatan. Dalam situasi genting seperti ini,

Ali bin Abi Thalib tampil dengan tegas sehingga dapat

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang

timbul, inilah kepiawaian Khalifah Ali bin Abi Thalib

(Ahsan, 2016: 179).

Ali bin Abi Talib diangkat menjadi khalifah yang

keempat menggantikan khalifah Utsman bin Affan.

Tugas pertama yang dilakukan oleh Khalifah Ali adalah

menghidupkan cita-cita Abu Bakar dan Umar, yaitu

menarik kembali semua tanah dan hibah yang telah

dibagikan Utsman kepada kaum kerabatnya. Ali juga

segera menurunkan semua gubernur yang tidak

disenangii rakyat. Selanjutnya, Uman bin Hanif

diangkat menjadi gubernur Bashrah, menggantikan

Abdullah, Gubernur Syiria, Mu’awiyah, juga diminta

meletakkan jabatan. Akan tetapi, ia menolak perintah

Gambar

Gambar 1.1 Model Tahapan  Pelaksanaan Pelaksanaan PTK
Tabel 3.2
Tabel 3.4 Daftar Responden Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Andong
Tabel 3.5 Lembar Observasi Tehadap Guru Siklus 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Human error atau kesalahan manusia kerap sering terjadi pada penyusunan data-data, pencatatan transaksi, pembuatan laporan dan pekerjaan yang masih mengandalkan teknologi manual.

perbedaan pengalaman interaksi. Pada kegiatan pembelajaran membaca permulaan maupun membaca pemahaman, guru harus mampu menyetarakan kemampuan siswa untuk meningkatkan

R & D adalah perusahaan yang memproduksi produk celana panjang dan jaket, dalam menentukan harga pokok produksi atau total biaya produksi perusahaan menjumlahkan seluruh

Ben

Oleh karena angka kesakitan jiwa semakin tahun semakin meningkat seperti kelainan pada anak yang makan makanan yang tidak lazim seperti makan pasir, makan paku dll, serta

Satpam Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) masih menggunakan absensi dengan sistem tanda tangan yang dibuat manual dan data yang berkaitan juga menggunakan

Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan

Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui bahwa perilaku informasi yang dikemukakan oleh Niedzwiedzka (2003) adalah seluruh perilaku manusia yang berkaitan dengan sumber