i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KHULAFAURRASYIDIN MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF MODELTEAMS GAMESTOURNAMENT (TGT)
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 ANDONG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
NURUL HIDAYAH
NIM 111-14-037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
1
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI KHULAFAURRASYIDIN MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 ANDONG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
NURUL HIDAYAH
NIM 111-14-037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
5 MOTTO
Artinya: “Dan Barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah
itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik”
Q.S. Al-Isra’:19
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Bapak dan Ibuku tersayang, Bapak Aris Sarminto dan Ibu Lasmini yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasehat, kasih sayang, waktu, tenaga dan motivasi dalam kehidupanku.
2. Adik-adikku Muhammad Mudzakkir dan Triana Kamilia Latifah atas dukungan yang tidak ada hentinya kepadaku.
3. Sahabat-sahabat tercinta, Ida Risqi Afita, Astri Wahyuningsih, Ririn Sukasih, Villa Shofa Zain, Nurul Fatimah, Hanifah, Dwi Indah Setiyani yang memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.
4. Keluarga Besar Forum Komunikasi Mahasiswa Boyolali (FKMB) Salatiga. 5. Teman-teman PPL IAIN Salatiga tahun 2017 di MA Al-Bidayah Bandungan.
6
7. Teman-teman sebimbingan yang selalu bertukar informasi.
7
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi Khulafaurrasyidin melalui pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT)pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong Tahun Pelajaran 2017/2018.” ini, untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI.
4. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing saya dari semester awal sampai saat ini, yang meluangkan waktu untuk bimbingan akademik, dengan penuh kesabaran.
5. Ibu Dra. Nur Hasanah, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
arahan dan bimbingan hingga skripsi ini selesai.
6. Bapak, Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu
8
7. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral dan material kepada saya
.
8. Bapak Jaka Santosa, M.Pd. selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Andong, Kabupaten
Boyolali, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Bapak Sarjono, S.Ag. selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP
Negeri 2 Andong yang telah membantu dalam melakukan penelitian.
10.Kepada seluruh siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Andong Kabupaten Boyolaliyang
telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
11.Sahabat dan teman–teman yang senantiasa menginspirasi, berjuang bersama-sama
dan saling memberikan dukungan.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat berharga bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
Salatiga, 10 September 2018 Penulis,
9 ABSTRAK
Hidayah, Nurul. 2018. Peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi Khulafaurrasyidin melalui pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong tahun pelajaran 2017/2018. Skripsi, Salatiga: Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
Kata Kunci: Prestasi Belajar, Pembelajaran Kooperatif model Teams Games Tournament
(TGT)
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi Khulafaurrasyidin pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong Kabupaten Boyolali. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament
(TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi Khulafaurrasyidin pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong Tahun Pelajaran 2017/2018, Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research) sebanyak dua siklus.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melaui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus masing-masing terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal.
10
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Penelitian ... 6
F. Definisi Operasional ... 7
1. Prestasi Belajar ... 7
11
3. Pembelajaran Kooperatif ... 9
4. Teams Games Tournament (TGT) ... 9
G. Metode Penelitian ... 10
1. Rancangan Penelitian ... 10
2. Subjek Penelitian ... 11
3. Langkah-Langkah Penelitian ... 12
4. Teknik Pengumpulan Data... 13
5. Instrumen Penelitian ... 14
6. Analisis Data ... 15
H. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 17
1. Prestasi Belajar a. Belajar ... 17
b. Prestasi Belajar... 20
2. Pendidikan Agama Islam a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 28
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 29
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 30
d. Materi PAI Kelas VII Semester Genap ... 30
3. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif...46
12
c. Keuntungan penggunaan pembelajaran
kooperatif...49
d. Teams Games Tournament (TGT) ...50
B. Kajian Pustaka ...56
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP Negeri 2 Andong ... 60
1. Profil Sekolah ... 60
2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ... 60
3. Keadaan Siswa ... 62
4. Keadaan Guru ... 62
5. Sarana dan Prasarana ... 63
6. Subjek Penelitian ... 63
7. Pelaksanaan Penelitian ... 65
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 1. Perencanaan Tindakan ... 66
2. Pelaksanaan Tindakan ... 67
3. Pengamatan/Observasi ... 69
4. Refleksi ... 72
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 1. Perencanaan Tindakan ... 72
2. Pelaksanaan Tindakan ... 73
3. Pengamatan/Observasi ... 76
13 A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pra Siklus ... 80
2. Deskripsi Data Siklus I ... 83
3. Deskripsi Data Siklus II ... 86
B. Pembahasan ... 88
1. Siklus I ... 89
2. Siklus II ... 94
3. Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II...100
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...101
B. Saran...102
14
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa SMP Negeri 2 Andong ... 62
Tabel 3.2data Jumlah Guru dan Karyawan SMP Negeri 2 Andong ... 62
Tabel 3.3 Daftar Sarana dan Prasarana SMP Negeri 2 Andong ... 63
Tabel 3.4 Daftar Responden Siswa Kelas VII B ... 63
Tabel 3.5 Lembar Observasi Terhadap Guru Siklus 1 ... 69
Tabel 3.6 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus 1 ... 70
Tabel 3.7 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus II ... 75
Tabel 3.8 Lembar Observasi Terhadap Siswa Siklus II ... 76
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian murni SMP Negeri 2 Andong ... 79
Tabel 4.2 Nilai Evaluasi Siklus I ... 81
Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Siklus II ... 84
Tabel 4.4 Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus ... 85
Tabel 4.5 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus I ... 87
Tabel 4.6 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus I ... 88
Tabel 4.7 Lembar Observasi terhadap Siswa Siklus II ... 92
Tabel 4.8 Lembar Observasi terhadap Guru Siklus II ... 93
15
DAFTAR GAMBAR
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 6 Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Lampiran 7 Jawaban Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 8 Nilai Ulangan Harian Pendidikan Agama Islam Kelas VII B Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus I
Lampiran 10 Nilai Evaluasi Siklus II
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus II Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus I Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa Siklus II Lampiran 15 Daftar Hadir Siswa Siklus 1 Lampiran 16 Daftar Hadir Siswa Siklus 1 Lampiran 17 Profil Sekolah
Lampiran 18 Lembar Konsultasi
Lampiran 19 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi Lampiran 20 Surat Pengantar Lembaga
Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 22 Daftar Nilai SKK
17 BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu rencana untuk membentuk generasi
penerus bangsa dalam suasana pembelajaran dengan memberikan ilmu
pengetahuan, agar tercapai kemampuan, spiritual keagamaan, kecerdasan,
kepribadian, akhlak mulia, serta pengendalian diri. Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka
1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara (Rusman, 2015:71).
Menurut Kastolani (2014: 56), belajar adalah tahapan perubahan
perilaku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalamannya
berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya dan latihan yang
diperkuatnya. Hasil akhir dari sebuah pembelajaran adalah adanya prestasi
baik berupa prestasi dalam aspek pengetahuan, keterampilan, dan tingkah
18
Menurut Poerwodarminto dalam Mila Ratnawati, yang dimaksud
dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan atau dikerjakan
oleh seseorang. Sedangkan prestasi belajar itu sendiri diartikan sebagai
prestasi yang dicapai oleh seorang siswa pada jangka waktu tertentu dan
dicatat dalam buku rapor sekolah (Eva, 2013: 387). Prestasi belajar ini
dapat dilihat dari penguasaan peserta didik terhadap materi mata pelajaran
yang ditempuhnya. Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian
tindakan kelas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan
ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al
-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman (Majid, 2012: 11). Oleh karena itu, pembelajaran Pendidikan
Agama Islam bukan hanya bertujuan mengenalkan dan mengajarkan
pengetahuan mengenai agama, tetapi juga bagaimana menanamkan
nilai-nilai agama dalam diri siswa sehingga agama tidak hanya sebatas
pengetahuan melainkan dapat diterapkan dalam kehidupan.
Umumnya dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
guru menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dalam
penyampaian materi. Metode ceramah dilakukan dengan penyajian materi
melalui penjelasan lisan guru kepada peserta didiknya. Aktivitas peserta
19
menyimak sambil sesekali mencatat (Sutikno, 2014 : 40). Hal ini sering
menyebabkan siswa bosan dan pada akhirnya tidak memperhatikan.
Bahkan dengan hanya menggunakan metode ceramah ini mengakibatkan
siswa cenderung kurang tertarik, dan bahkan kurang termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran. Agar pembelajaran Pendidikan Agama Islam
tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan, guru perlu memahami dan
menguasai keterampilan yang dapat mendukung kegiatan belajar
mengajar. Selain itu guru juga dituntut memiliki berbagai kompetensi yang
dibutuhkan oleh siswa, antara lain menguasai materi yang diajarkan,
mampu memilih metode yang tepat untuk mendukung berlangsungnya
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi penulis pada hari senin tanggal 08
Januari 2018 terhadap pelaksanaan dan hasil pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri 2 Andong kabupaten Boyolali, ditemukan
beberapa permasalahan, diantaranya: pertama, pembelajaran selama ini masih cenderung monoton dan belum divariasikan dengan metode lain
yang lebih variatif. Hal ini mengakibatkan aktivitas peserta didik rendah
dan pasif. Kedua, hasil belajar peserta didik masih rendah, hal ini dibuktikan dari hasil evaluasi belajar kelas VII B, dari 32 siswa hanya 6
siswa yang mendapatkan nilai diatas 65 sebagai kriteria kelulusan
minimum (KKM). Artinya, hanya 18,75% siswa kelas VII B yang
20
Pada penelitian ini akan meneliti lebih jauh lagi mengenai materi
Khulafaurrasyidin yang termasuk dalam kategori sejarah, dan dirasa
sangat memerlukan waktu yang banyak untuk memahami materi tersebut.
Sehingga siswa cenderung malas untuk membaca dan mudah lupa. Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya dapat dilakukan berbagai
upaya memperbaiki program pembelajaran, khususnya dalam penggunaan
metode pembelajaran. Agar pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada
materi Khulafaurrasyidin menjadi pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan, salah satunya dapat dilaksanakan dengan penerapan
metode pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) merupakan pertandingan permainan tim akademik yang fokus pada
komposisi kelompok pada level kemampuan saja. Setiap siswa
ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari beberapa siswa yang
berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi. Dengan demikian,
masing-masing kelompok memiliki komposisi anggota yang sebanding (Huda,
2011: 117). Dengan pembelajaran ini, diharapkan siswa mampu belajar
dengan menyenangkan dan membangun kerjasama antar sesama anggota
kelompok sehingga mampu memahami materi dengan baik. Mengingat
dalam Teams Games Tournament (TGT) terdapat unsur kompetisi untuk mengumpulkan skor sebanyak-banyaknya maka hal ini dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa yang akan berdampak pada nilai
21
Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul: “Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam materi
Khulafaur Rasyidin melalui Pembelajaran Kooperatif Model Teams Games Tournament (TGT) pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2
Andong Tahun Pelajaran 2017/2018.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
penelitian ini adalah: Apakah Pembelajaran Kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam materi Khulafaur Rasyidin pada siswa kelas VII SMP Negeri
2 Andong kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam materi
Khulafaur Rasyidin melalui pembelajaran kooperatif model Teams Games
Tournament (TGT) pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Andong kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat menambah khazanah
ilmiah mengenai bidang pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
22
Tournament (TGT) dalam meningkatkan hasil belajar sehingga dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi peneliti-peneliti berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Melalui model pembelajaran yang inovatif, memudahkan siswa
dalam memahami materi pembelajaran dari guru.
b. Bagi Guru
1) Dapat meningkatkan profesionalisme guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
2) Dapat menjadikan kreatifitas guru dalam menyajikan
pembelajaran.
3) Dapat memperoleh model pembelajaran yang tepat dalam
menyajikan materi pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan
sumbangan atau masukan positif dan menjadi alternatif media
pembelajaran PAI sehingga mampu meningkatkan kualitas sekolah
sebagai lembaga pendidikan di masyarakat.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara atas masalah
23
berpikir, yang berisikan pernyataan sebagai jawaban masalah
penelitian yang diatasi dengan tindakan penelitian. Karena hipotesis
dapat menghubungkan teori yang relevan dengan kenyataan yang ada
atau fakta, atau dari kenyataan dengan teori yang relevan (Sukardi,
2011: 41). Jadi, suatu hipotesis akan diterima jika disertai dengan
fakta-fakta yang membenarkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah “Jika pembelajaran kooperatif model Teams
Games Tournament (TGT) diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi Khulafaur Rasyidin maka hasil belajar siswa
kelas VII di SMP Negeri 2 Andong tahun pelajaran 2017/2018 dapat
ditingkatkan”.
2. Indikator Keberhasilan
Penelitian yang baik harus memiliki indikator keberhasilan untuk
dijadikan alat ukur dalam menentukan keberhasilan penelitian.
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Presentase hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus
sebelumnya ke siklus berikutnya dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) 65.
b. Pemahaman siswa berdasarkan tes siklus dikatakan meningkat
apabila dalam proses pembelajaran terlihat adanya peningkatan
jumlah siswa yang tuntas pemahaman dari siklus sebelumnya ke
24 F. Definisi Operasional
1. Prestasi Belajar
Winkel (2009: 57) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan
perubahan dalam bidang kognitif, bidang sensorik-motorik, bidang
dinamik-afektif (Linda dan Putu, 2015: 326). Belajar tidak hanya
penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan
kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial,
macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan.Prestasi
belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang
diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan prestasi belajar siswa
selama waktu tertentu (Tiara Ernita, 2013: 973). Jadi, Prestasi belajar
adalah suatu perubahan kemampuan siswa yang mencakup ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diperoleh dari pengalaman
belajar selama waktu tertentu.Dalam penelitian ini, prestasi belajar
adalah nilai yang diperoleh siswa setelah siswa tersebut mengerjakan
tes yang diberikan oleh guru dan selanjutnya dibuktikan dengan nilai
hasil evaluasi.
2. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam
Al-25
Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan, serta penggunaan pengalaman (Majid, 2012: 11).
Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah
pendidkan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah
selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara
menyeluruh serta menjadikan ajaran agama itu sebagai suatu
pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di
dunia maupun di akhirat kelak (Daradjat, 2000:86)
Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan
terencana yang dilakukan pendidik dalam mempersiapkan peserta
didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
3. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran
kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus
didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara
kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap pembelajar bertanggung
jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan
pembelajaran anggota-anggota yang lain (Huda, 2011:29).
26
Teams Games Tournament (TGT) adalah model pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan memainkan permainan dengan
anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor
tim mereka (Trianto, 2009:83).Model ini melibatkan seluruh siswa
tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement (Shoimin,
2014:203)
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam pendekatan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action
Research (CAR), yang artinya kegiatan penelitian yang dilakukan di
kelas. Arikunto (2010: 130) menjelaskan pengertian PTK secara lebih
sistematis. Pertama, penelitian merupakan kegiatan mencermati suatu
objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Kedua,
tindakan merupakan gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan
terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK gerakan ini dikenal
dengan siklus-siklus untuk kegiatan peserta didik. Ketiga, kelas adalah
tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu
bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama. Dari ketiga
27
tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap
kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
kelas secara bersamaan (Suyadi, 2010 : 18).
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki proses
pembelajaran secara terus menerus. Penelitian tindakan kelas
dilaksanakan secara berkesinambungan dimana setiap siklus
mencerminkan peningkatan atau perbaikan. Siklus sebelumnya
merupakan patokan untuk siklus selanjutnya. Penelitian ini
direncanakan dalam dua siklus, tiap siklus memuat empat tahap, yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berikut ini
merupakan tahapan pelaksanaan siklus PTK ( Suyadi : 2010: 50 ).
Gambar 1.1 Model Tahapan Pelaksanaan Pelaksanaan PTK Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan Refleksi
?
SIKLUS I28 2. Subjek Penelitian
Subjek yang dikenai penelitian yaitu peserta didik kelas VII SMP
Negeri 2 Andong Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2017/2018,
yaitu kelas VII B yang beranggotakan 32 siswa yang terdiri dari 13
putra dan 19 putri.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian ini rencananya akan dilakukan dalam 2 siklus. Dari
masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar
Pendidikan Agama Islam materi Khulafaurrasyidin melalui
pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) Melalui pembelajaran tersebut diharapkan siswa tertarik sehingga
tidak bosan selama proses pembelajaran. Selanjutnya, untuk
mencapai tujuan tersebut dilakukan perencanaan sebagai berikut:
1) Menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa.
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
3) Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses
pembelajaran yang relevan. Misalnya menyediakan papan
29
4) Membuat instrumen observasi dan lembar evaluasi
pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung sesuai Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat sebelumnya.
c. Pengamatan
Peneliti mengamati proses pelaksanaan untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan yang dicapai dalam upaya meningkatkan hasil
belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi
Khulafaurrasyidin. Dalam proses ini peneliti mengumpulkan data yang
berkaitan dengan perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran,
selanjutnya data tersebut dijadikan bahan refleksi. Data tersebut berupa
data hasil observasi terhadap guru dan siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Tahap ini digunakan untuk mengetahui apakah tindakan yang
dilakukan dapat mencapai tujuan yang diharapkan atau tidak selain itu
sebagai bahan acuan untuk merancang perencanaan selanjutnya untuk
memperbaiki kelemahan pada siklus sebelumnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang diperlukan pada penelitian
tindakan kelas ini yaitu:
30
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek
dari sitematika fenomena yang diselidiki. (Sukandarrumidi, 2012
: 69).
b. Tes
Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab,
harus ditanggapi, atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang
yang dites. Tes pada umumnya dimaksudkan untuk mengukur
aspek-aspek perilaku manusia, seperti aspek pengetahuan
(kognitif), aspek sikap (afektif), maupun aspek keterampilan
(psikomotor). Hal yang hendak diukur adalah tingkat penguasaan
peserta didik terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan
(Sudaryono, 2012: 101-102). Tes digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa pada setiap siklusnya, seingga dapat diketahui
tingkat ketuntasan belajar siswa.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
peneliti gunakan untuk mengumpulkan foto kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
model Teams Games Tournamen (TGT).
5. Instrumen Penelitian
a. Tes tertulis/soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang terkait
31
b. Lembar Observasi, pada lembar observasi ini yang diamati yaitu kinerja guru pada saat proses pembelajaran melalui pembelajaran
kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) dan observasi
terhadap siswa dalam mengikuti pelajaran.
6. Analisis Data
Analisis data adalah analisis yang telah terkumpul guna
mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian
untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85). Analisis data
dilakukan dalam setiap siklusnya dengan cara memberikan soal tes
formatif pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran. Data yang
terkumpul dianalisis per siklus untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar yang dicapai siswa. Hal ini untuk membuktikan hipotesis
tindakan maka hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik untuk
menghitung ketuntasan klasikal. Apabila hasil belajar siswa secara
klasikal mencapai ≥ 85% maka siklus dihentikan. Rumus untuk
menghitung persentase ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut
(Daryanto, 2011: 192):
× 100%
H. Sistematika Penulisan
Skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian
inti, dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari: sampul, lembar
32
pertanyaan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar gambar, dan daftar tabel.
Pada bagian inti terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:
BAB 1 Pendahuluan
Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis,
definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II Kajian Pustaka
Pada bab ini membahas tentang definisi prestasi belajar,
Pendidikan Agama Islam, materi Khulafaur Rasyidin, dan
metode Teams Games Tournament (TGT).
BAB III Pelaksanaan Penelitian
Bab ini berisi tentang gambaran umum SMP Negeri 2 Andong,
deskripsi pelaksanaan siklus 1, dan deskripsi pelaksanaan
siklus II.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini membahas tentang deskripsi per siklus dan
pembahasan.
BAB V Penutup
Pada bab meliputi simpulan dari seluruh pembahasan dalam
33
Pada bagian akhir dilengkapi daftar pustaka, lampiran-lampiran
34 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Prestasi Belajar
a. Belajar
1) Pengertian belajar
Pengertian belajar menurut bahasa adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah
laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman
(Nurochim, 2013: 6). Pengertian belajar dapat kita temukan
dalam berbagai sumber atau literatur. Burton, dalam sebuah
buku “The Guidance of Learning Activities”, merumuskan
pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dengan
individu dan individu dengan lingkungannya (Aunurrahman,
2016: 35).
Adapun Menurut Morgan dan kawan-kawan (1986) belajar
adalah perubahan tingkah laku dan relatif tetap dan terjadi
sebagai hasil latihan atau pengalaman. Pernyataan Morgan dan
kawan-kawan ini senada dengan apa yang dikemukakan para
ahli yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang
35
Belajar adalah suatu aktivitas yang yang dilakukan oleh
seseorang dengan sengaja dan dalam keadaan sadar untuk
memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru
sehingga memungkinkan seseorang tersebut berubah
perilakunya, dan perubahan tersebut relatif tetap baik dalam
berpikir, merasa, maupun bertindak (Susanto, 2013: 4).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil
interaksi antara individu dengan lingkungan.
2) Ciri-ciri belajar
Berdasarkan berbagai pengertian tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar memiliki ciri-ciri (Nurochim, 2013:
7-8) sebagai berikut:
a) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan
tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
b) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan
menetap.
c) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus
dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan
36
d) Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh
pertumbuhan fisik/kedewasaan, tidak karena kelelahan,
penyakit atau pengaruh obat-obatan.
3) Prinsip-prinsip belajar
Menurut Soekamto dan Winataputra (1997) dalam buku
Baharuddin dan Wahyuni (2008: 16) di dalam tugas
melaksanakan proses belajar mengajar, seorang guru perlu
memperhatikan beberapa prinsip belajar berikut:
a) Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar,
bukan orang lain. Untuk itu, siswalah yang harus bertindak
aktif.
b) Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat
kemampuannya.
c) Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat
penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan
selama proses belajar.
d) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang
dilakukan siswa akan membuat proses belajar lebih
berarti.
e) Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia
diberi tanggung jawab dan kepercayaan penuh atas
37 b. Prestasi belajar
1) Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai
seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar
bidang akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang
dicatat pada setiap akhir semester di dalam buki laporan yang
disebut rapor (Eva, 2013: 387).
Sedangkan Winkel (2009: 57) menjelaskan bahwa prestasi
belajar merupakan perubahan dalam bidang kognitif, bidang
sensorik-motorik, bidang dinamik-afektif, dan mengakibatkan
manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Linda dan
Putu, 2015: 326).
Menurut Suryabrata (2006: 297) prestasi belajar sebagai
nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan
oleh guru terkait dengan kemajuan prestasi belajar siswa
selama waktu tertentu. Menurut Muhibbin (2010: 102) prestasi
belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang
Tiara Ernita, 2013: 973)
Jadi, prestasi belajar adalah suatu kemampuan atau
kecakapan yang dicapai dalam bidang kognitif, psikomotorik
dan afektif dari proses belajar dalam waktu tertentu.
38
Menurut Sumadi Suryabrata dan Shertzer dan Stone dalam
Winkle, secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua
bagian (Eva, 2013: 388-392), yaitu faktor internal dan faktor
eksternal:
a) Faktor Internal
Merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:
(1) Faktor fisiologis
Dalam hal ini, faktor fisiologis yang dimaksud
adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan dan
panca indera.
(a) Kesehatan badan
Untuk dapat menempuh studi yang baik siswa
perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan
tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi
penghalang bagi siswa dalam menyelesaikan
program studinya. Dalam upaya memelihara
kesehatan fisiknya, siswa perlu memperhatikan
pola makan dan pola tidur, untuk memperlancar
metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga
39
meningkatkan ketangkasan fisik dibutuhkan
olahraga yang teratur.
(b) Panca indera
Berfungsinya panca indera merupakan syarat
dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik.
Dalam sistem pendidikan dewasa ini di antara
panca indera itu yang paling memegang peranan
dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini
penting, karena sebagian besar hal-hal yang
dipelajari oleh manusia dipelajari melalui
penglihatan dan pendengaran. Dengan demikian,
seorang anak yang memiliki cacat fisik atau
bahkan cacat mental akan menghambat dirinya
didalam menangkap pelajaran, sehingga pada
akhirnya akan mempengaruhi prestasi belajarnya di
sekolah.
(2) Faktor psikologis
Ada banyak faktor psikologis yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa, antara lain
adalah :
(a) Intelligensi
Pada umumnya, prestasi belajar yang
40
dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa.
Menurut Binet, hakikat inteligensi adalah
kemampuan untuk menetapkan dan
mempertahankan suatu tujuan, untuk
mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka
mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan
diri secara kritis dan objektif. Taraf inteligensi
ini sangat mempengaruhi prestasi belajar
seorang siswa, di mana siswa yang memiliki
taraf inteligensi tinggi mempunyai peluang lebih
besar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih
tinggi. Sebaliknya, siswa yang memiliki taraf
inteligensi yang rendah diperkirakan juga akan
memiliki prestasi belajar yang rendah. Namun
bukanlah suatu yang tidak mungkin jika siswa
dengan taraf inteligensi rendah memiliki
prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya.
(b) Sikap
Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang
percaya diri merupakan faktor yang
menghambat siswa dalam menampilkan prestasi
belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan, sikap
41
secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap
siswa yang positif terhadap mata pelajaran di
sekolah merupakan langkah awal yang baik
dalam proses belajar mengajar di sekolah.
(c) Motivasi
Menurut Irwanto, motivasi adalah penggerak
perilaku. Motivasi belajar adalah pendorong
seseorang untuk belajar. Motivasi timbul karena
adanya keinginan atau kebutuhan-kebutuhan
dalam diri seseorang. Seseorang berhasil dalam
belajar karena ia ingin belajar. Sedangkan
menurut Winkle, motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh
siswa tercapai. Motivasi belajar merupakan
faktor psikis yang bersifat non intelektual.
Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah
atau semangat belajar, siswa yang termotivasi
kuat akan mempunyai banyak energi untuk
42 b) Faktor Eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri siswa, ada
hal-hal lain di luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar yang akan diraih, antara lain adalah:
(1) Faktor lingkungan keluarga
(a) Sosial ekonomi keluarga
Dengan sosial ekonomi yang memadai,
seseorang lebih berkesempatan mendapatkan
fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku,
alat tulis hingga pemilihan sekolah.
(b) Pendidikan orang tua
Orang tua yang telah menempuh jenjang
pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan
dan memahami pentingnya pendidikan bagi
anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai
jenjang pendidikan yang lebih rendah.
(c) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara
anggota keluarga
Dukungan dari keluarga merupakan suatu
pemacu semangat berpretasi bagi seseorang.
Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung,
berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak
43
(2) Faktor lingkungan sekolah
(a) Sarana dan prasarana
Kelengkapan fasilitas sekolah seperti papan
tulis, OHP akan membantu kelancaran proses
belajar mengajar di sekolah. Selain itu bentuk
ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar
sekolah juga dapat mempengaruhi proses belajar
mengajar.
(b) Kompetensi guru dan siswa
Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam
meraih prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana
tanpa disertai kinerja yang baik dari para
penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seorang
siswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi
dengan baik di sekolah terpenuhi, misalnya dengan
tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang
berkualitas, yang dapat memenuhi rasa ingin
tahunya, hubungan dengan guru dan
teman-temannya berlangsung harmonis, maka siswa akan
memperoleh iklim belajar yang menyenangkan.
Dengan demikian, ia akan terdorong untuk
terus-menerus meningkatkan prestasi belajarnya.
44
Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara
memberikan materi tersebut kepada siswa. Metode
pembelajaran yang lebih interaktif sangat
diperlukan untuk menumbuhkan minat dan peran
serta siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sarlito
Wirawan menyatakan bahwa faktor yang paling
penting adalah faktor guru. Jika guru mengajar
dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin
tinggi, luwes dan mampu membuat siswa menjadi
senang akan pelajaran, maka prestasi belajar siswa
akan cenderung tinggi, palingtidak siswa tersebut
tidak bosan dalam mengikuti pelajaran.
(3) Faktor lingkungan masyarakat
(a) Sosial budaya
Pandangan masyarakat tentang pentingnya
pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan
pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih
memandang rendah pendidikan akan enggan
mengirimkan anaknya ke sekolah dan cenderung
memandang rendah pekerjaan guru/pengajar.
(b) Partisipasi terhadap pendidikan
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan
45
pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran)
sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan
lebih menghargai dan berusaha memajukan
pendidikan dan ilmu pengetahuan.
2. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui
ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap
anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama
Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan
agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi
keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat
kelak (Daradjat, 2011: 86).
Menurut Abdul Majid (2014:11) Pendidikan Agama Islam
adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik
untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani,
bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama
Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis,
melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman.
Jadi, Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan
46
didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, pelatihan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
b. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi
sebagai berikut (Majid, 2014: 15-16):
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah swt.
2) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
3) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidup baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran
agama Islam.
4) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta
didik dalam keyakinan, pemahaman, dan mengalaman ajaran
dalam kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat
membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya
47
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
(alam nyata dan nirnyata), sistem dan fungsionalnya.
7) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki
bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tesebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan
melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,
pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam
hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk
dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
(Majid, 2014: 16).
d. Materi Pendidikan Agama Islam Kelas VII Semester Genap
1) Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian 1. Menghayati perjuangan
dan kepribadian sebagai penerus strategi adalah orang-orang yang dimuliakan Allah.
1.2Meyakini bahwa al-Khulafa ar-Rasyidin adalah orang-orang yang wajib untuk diteladani 2. Meneladani perilaku
terpuji al-Khulafa ar-Rasyidin
48
2.2Mengajak teman untuk meneladani perilaku terpuji al-Khulafa ar-Rasyidin baik di sekolah maupu di lingkungan rumah.
3. Memahami sejarah perjuangan dan kepribadian al-Khulafa ar-Rasyidin
3.1Menjelaskan riwayat al-Khulafa ar-Rasyidin 3.2Menyebutkan jasa-jasa
al-Khulafa ar-Rasyidin 4. Menyajikan strategi
perjuangan dan kepribadian al-Khulafaur Ar-Rasyidin.
4.1Menyebutkan contoh perilaku terpuji al-Khulafa ar-Rasyidin dalam kehidupan sehari-hari. 4.2Mengidentifikasikan
nilai-nilai keteladanan sifat terpuji yang dimiliki oleh al-Khulafa ar-Rasyidin.
2) Materi Khulafaurrasyidin
49
Terkait kata khalifah dalam ayat tersebut Ahmad Mustafa
Al-Maraghi menafsirkan(khalifah pada makna yang lain yaitu
pengganti Allah atau peminpin bagi manusia yang lain).
Sedangkan Al-Imam Ibnu Kasir Ad-Dimasyqi memaparkan
makna khalifah adalah suatu kaum yang sebagiaanya
menggantikan sebagian yang lain silih berganti, abad demi
abad, dan dari generasi kegenerasi (Ahmad Fuadi, 2016: 355).
Rasulullah wafat tanpa meninggalkan wasiat kepada
seseorang untuk meneruskan kekhalifahan. Sekelompok orang
berpendapat bahwa Abu Bakar lebih berhak atau kekhalifahan
karena Rasulullah meridhainya dalam hal-hal agama dengan
menyuruhnya mengimami sholat jama’ah selama beliau sakit.
Oleh karena itu, mereka menghendaki supaya Abu Bakar
menjadi khalifah. Kelompok yang lain berpendapat bahwa
orang yang paling berhak atas kekhalifahan adalah dari
kalangan ahlul bait, yaitu Abdullah bin Abbas atau Ali bin Abi
Thalib. Masih ada yang berpendapat bahwa yang paling berhak
atas kekhalifahan adalah salah seorang dari kaum Quraisy yang
termasuk kaum Muhajirin periode pertama. Selain itu,
kelompok lainnya lagi berpendapat bahwa yang paling berhak
atas kekhalifahan adalah kaum Anshor.
Masalah suksesi mengakibatkan suasana politik umat Islam
50
bersusah payah dan berhasil membina persaudaraan sejati yang
kokoh diantara kaum Muhajirin dan kaum Anshor.
Dilambatkannya pemakaman jenazsh beliau menggambarkan
betapa gawatnya krisis suksesi itu. Ada tiga golongan yang
bersaing ketat dalam perebutan kepemimpinan ini, yaitu kaum
Anshor, kaum Muhajirin, dan keluarga Hasyim.
Dalam pertemuan di balai pertemuan bani Saidah di
Madinah, kaum Anshor mencalonkan Sa’ad bin Ubadah,
pemuka Khazraj. Selain itu, kaum muhajirin mendesak Abu
Bakar sebagai calon karena dipandang yang paling layak untuk
mengganikan nabi. Dipihak lain, terdapat sekelomook orang
yang menghendaki Ali bin Abi Thalib karena nabi telah
menunjuk secara terang-terangan sebagai penggantinya,
disamping ia adalah menantu dan kerabat nabi.
Masing-masing golongan merasa paling berhak menjadi
pengurus nabi. Namun berkat tindakan tegas dari Umar bin
Al-Khaththab dan Abu Ubaidah berupa intervensi mereka
persatuan umat menjadi lemah. Akhirnya, dengan semangat
ukhuwah Islamiyah terpilihlah Abu Bakar. Ia adalah orang
Quraisy yang merupakan pilihan ideal karena sejak dulu
51
Sepeninggal Rasulullah ada empat orang pengganti Nabi.
Mereka adalah para pemimpin yang adil dan benar. Mereka
menyelamatkan dan mengembangkan dasar-dasar tradisi dari
sang Nabi bagi kemajuan Islam dan umatnya, oleh karena itu,
para khalifah sesudah Nabi memperoleh gelar Al-Khulafa’ A
r-Rasyidin atau para khalifah yang mendapat bimbingan (Samsul
Munir, 2014: 48-68). Para khalifah tersebut antara lain:
a) Abu bakar Ash-Shiddiq (11-13 H/632-634 M)
Nama lengkap Abu Bakar adalah Abdullah bin Abi
Quhafa At-Tamimi. Abu Bakar lahir pada tahun 573 M
dari sebuah keluarga terhormat di Mekah dua tahun satu
bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad saw.
Abu Bakar diberi gelar oleh Rasulullah saw. “as
-siddiq”, artinya yang benar. Ketika itu, Rasulullah saw
melakukan Isra’ Mi’raj, yaitu melakukan perjalanan
malam dari masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil
Aqsa di Palestina dan naik ke langit sampai ke Sidratul
Muntaha dalam waktu sepertiga malam. Pada peristiwa itu Rasulullah saw diberi tugas oleh Allah berupa sholat
lima kali sehari semalam. Ketika berita itu disampaikan
kepada orang-orang kafir Mekah, serentak orang-orang
kafir Mekah tidak mempercayainya, bahkan mereka
52
kebohongan. Akan tetapi, Abu Bakar langsung
membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi tersebut.
Abu Bakar as-Siddiq termasuk as-sabiqun al-awwalun, yaitu orang-orang yang pertama masuk Islam. Ketika ia masuk Islam, seluruh harta dan jiwanya
dikorbankan untuk membela agama Islam yang pada
saat ini masih belum berkembang. Dengan kegigihan
dan keuletannya, beliau setia mendampingi Nabi
Muhammad saw mau hijrah, ia tetap setia
mendampinginya, meskipun rintangan yang
dihadapinya sangat berat.
Abu Bakar diangkat menjadi khalifah sepeninggal
Rasulullah. Terpilihnya Abu Bakar telah menyadarkan
umat untuk bersatu dalam melanjtkan tugas mulia Nabi.
Menyadari bahwa kekuatan kepemimpinannya
bertumpu pada umat, hal yang menjadi perhatian
khalifah adalah merealisasikan keinginan Nabi yang
hampir tidak terlaksanakan, keinginan Nabi itu adalah
mengirimkan ekspedisi ke perbatasan Syiria dibawah
pimpinan Usamah untuk membalas pembunuh ayahnya,
Zaid, dan kerugian yang diderita oleh umat Islam dalam
perang Mu’tah. Sebagai sahabat yang menentang keras
53
ekspedisi itu sukses dan membawa pengaruh positif
bagi umat Islam, khususnya dalam membangkitkan
kepercayaan diri yang nyaris pudar.
Wafatnya Nabi mengakibatkan beberapa masalah
bagimasyarakat muslim. Orang-orang Arab yang lemah
imannya menyatakan murtad. Mereka menolak
berbai’at kepada khalifah yang baru dan bahkan
menentang agama Islam. Mereka menggap bahwa
perjanjian dengan Islam menjadi batal dengan
sendirinya apabila Muhammad meninggal.
Oleh sebab itu, tidak mengherankan banyaknya
suku Arab yang melepaskan diri dari ikatan agama
Islam. Mereka adalah orang-orang yang baru memasuki
agama Islam. Belum cukup waktu bagi Nabi dan para
sahabatnya untuk mengajari mereka prinsip-prinsip
keimanan.
Dalam memerangi kaum murtad, banyak penghafal
Al-Quran yang tewas. Hal ini membuat Umar menjadi
cemas. Oleh karena itu, ia menasehati Abu Bakar untuk
membuat mushaf Alquran. Mulanya khalifah ragu
melakukannya, karena hal ini tidak dilakukan pada
zaman Nabi. Akan tetapi Abu Bakar kemudian setuju
54
As-Suyuti, pengumpulan Alquran ini termasuk salah
satu jasa besar dari khalifah Abu Bakar.
Peperangan melawan para pengacau meneguhkan
Khalifah Abu Bakar sebagai penyelamat Islam. Ia
berhasil menyelamatkan Islam dari kekacauan dan
membuat agama itu kembali memperoleh kesetiaan dari
seluruh jazirah Arab.
Sesudah memulihkan ketertiban di dalam negeri,
Abu Bakar mengalihkan perhatian untuk memperkuat
perbatasan dengan wilayah Persia dan Romawi Timur.
Upaya ini pada akhirnya menyebabkan peperangan
melawan dua kerajaan itu.
Ketika pasukan Islam telah meraih beberapa
kemenangan yang dapat memberikan kemenangan
selanjutnya, Khalifah Abu Bakar meninggal dunia. Ia
meninggal pada hari Senin tanggal 23 Agustus 634.
Sebelumnya ia sakit dan terbaring di tempat tidur
selama 15 hari. Usianya 63 tahun dari kekhalifahannya
berlangsung selama 2 tahun, 3 bulan, dan 11 hari.
b) Umar bin Al-Khaththab (13-23 H/634-644 M)
Nama lengkap Umar bin Al-Khaththab adalah Umar
Bin Al-Khaththab bin Nufail. Ia merupakan keturunan
55
yang terpandang mulia. Umar dilahirkan di Mekah
empat tahun sebelum kelahiran Nabi. Ia ikut
memelihara ternak ayahnya dan berdagang hingga ke
Syiria. Ia juga dipercaya oleh suku Quraisy untuk
berunding dengan suku-suku lain apabila ada masalah.
Umar masuk Islam pada tahun kelima setelah kenabian.
Ia menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi dan
dijadikan sebagai tempat rujukan oleh beliau mengenai
hal-hal yang penting.
Setelah Rasulullah wafat, Umar dapat memecahkan
masalah rumit tentang siapa yang berhak menggantikan
beliau dalam memimpin umat. Dengan terpilihnya Abu
Bakar, ia pun menjadi penasihat dan tangan kanan
khalifah. Sebelum meninggal dunia, Abu Bakar telah
menunjuk Umar bin Al-Khaththab untuk menjadi
penerusnya.
Umar menjadi khalifah karena Abu Bakar
menunjuknya. Akan tetapi hal itu sebenarnya melalui
musyawarah di mana Abu Bakar merekomendasikan
Umar lalu selanjutnya diserahkan kepada umat. Adapun
sebelum merekomendasikan Abu Bakar berkonsultasi
dengan beberapa sahabat, antara lain Abdurrahman bin
56
Umar bin Kaththab mendapat gelar Amir
Al-Mu’minah (pemimpin orang-orang beriman)
sehubungan dengan penaklukan-penaklukan yang
berlangsung pada masa pemerintahannya.
Ketika para pembangkang di negeri telah dikikis
habis oleh Khalifah Abu Bakar, era penaklukan pun
dimulai. Belum genap satu tahun memerintah, Umar
telah berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam.
Pada tahun 635 Masehi, Damaskus ditundukkan.
Setahun kemudian seluruh wilayah Syiria jatuh ke
tangan kaum muslimin setelah pertempuran hebat di
Lembah Yarmuk, di sebelah timur anak Sungai
Yordania. Pasukan Romawi yang terkenal kuat itu
tunduk kepada pasukan Islam.
Dari Syiria, pasukan kaum muslim melanjutkan ke
Mesir dan membuat kemenangan-kemenangan di
wilayah Afrika bagian utara. Bangsa Romawi telah
menguasai Mesir sejak tahun 30 SM dan menjadikan
wilayah subur itu sebagai sumber pemasok gandum
yang terpenting.
Dengan jatuhnya Iskandariah maka sempurnalah
57
ke kota baru yang bernama Fustat yang dibangun oleh
Amr bin Al-Ash pada tahun 20 H.
Pusat kekuasaan Islam di Madinah mengalami
perkembangan yang amat pesat, bersamaan dengan
keberhasilan ekspansi di atas. Khalifah Umar telah
berhasil membuat dasar-dasar pemerintahan untuk
melayani tuntutan masyarakat baru yang terus
berkembang. Umar mendirikan dewan-dewan,
membangun baitul mal, mencetak mata uang,
membentuk kesatuan tentara untuk melindungi daerah
tapal batas, mengatur gaji, mengangkat hakim-hakim,
dan melakukan hisbah.
Khalifah Umar juga meletakkan prinsip-prinsip
demokratis dalam pemerintahannya dengan
membangun jaringan pemerintah sipil yang sempurna.
Khalifah Umar dikenal bukan saja pandai menciptakan
peraturan-peraturan baru, ia juga memperbaiki dan
mengkaji ulang kebijakan yang telah ada demi
tercapainya kemaslahatan umat.
Pada tanggal 1 Muharram 23 Hijriyah (644 M),
seorang budak persia yang bernama Feroz atau Abu
Lu’lu’ah tiba-tiba menikam Khalifah yang akan
58
parah dan sakit selama tiga hari. Dari atas
pembaringannya, ia mengangkat komisi pemilih yang
akan memilih penggantinya. Setelah tiga hari, Khalifah
Umar wafat. Ia memerintah selama 10 tahun 6 bulan,
dan 4 hari.
c) Utsman bin Affan (23-35 H/644-656 M)
Nama lengkap Utsman bin Affan adalah Utsman bin
Affan bin Abdil Ash bin Umaiyah bin Abdi Syams bin
Abdi Manaf. Ia berasal dari suku Quraisy. Ibunya
bernama Arwa binti Kuraiz dari Bani Abdi Syams.
Utsman lahir di Thaif, enam tahun setelah Tahun Gajah.
Ia memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar dan
menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi. Ia sangat
kaya, tetapi sangat bersahaja. Sebagian besar
kekayaannya digunakan untuk kepentingan Islam.
Utsman bin Affan mendapat julukan zunnur’ain yang berarti pemilik dua cahaya. Julukan ini didapat
karen Utsman telah menikahi putri kedua dan ketiga
Rasulullah, yaitu Ruqayah dan Ummu Kulsum. Utsman
bin Affan tidak segan-segan mengeluarkan
kekayaannya untuk kepentingan agama dan masyarakat
umum. Ia membeli sumur yang jernih airnya dari
59
dengan dua setengah kilogram emas pada waktu itu.
Sumur itu ia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum.
Utsman juga memberi bantuan untuk memperluas
Masjid Madinah dan membeli tanah di sekitarnya. Ia
mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor kuda,
ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang
Tabuk yang nilainya sama dengan sepertiga biaya
ekspedisi tersebut. Pada masa pemerintahan Abu Bakar,
Utsman juga pernah memberikan gandum yang
diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum
miskin yang menderita di musim kering (Ahsan, 2016:
178).
Disamping itu, ia meriwayatkan 150 hadits. Seperti
halnya Umar, Utsman naik menjadi khalifah melalui
proses pemilihan. Bedanya, Umar dipilih atas
penunjukan langsung, sedangkan Utsman diangkat atas
penunjukan tidak langsung, yaitu melewati majelis
Syura yang dibentuk oleh Umar menjelang wafatnya.
Khalifah Umar mencalonkan enam orang, yaitu
Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair
bin Awwam, Sa’ad binAbi Waqash, dan Abdullah.
Setelah melalui sidang, majelis syura akhirnya memberi
60
pemerintahannya adalah yang terlama, yaitu 12 tahun.
Meskipun demikian, tidak seluruh masa
pemerintahannya baik dan sukses, terlebih lagi enam
tahun terakhir yang merupakan masa terburuk.
Pada masa-masa awal dari pemerintahannya,
Utsman melanjutkan kesuksesan para pendahulunya,
terutama dalam perluasan wilayah kekuasaan.
Daerah-daerah strategis yang sudah dikuasai Islam, seperti
Mesir dan Irak, terus dilindungi dengan melakukan
serangkaian ekspedisi militer yang direncanakan secara
cermat di semua lini. Di Mesir, pasukan muslim
diinstruksikan untuk memasuki Afrika Utara. Salah satu
pertempuran penting disitu adalah Dzat As-Sawari (peperangan tiang kapal) yang terjadi di Laut Tengah,
dekat kota Iskandariah. Pasukan Islam dibawah
pimpinan Abdullah bin Abi Sarah melawan pasukan
Romawi dibawah peimpinan kaisar Konstantin.
Karya monumental Utsman yang dipersembahkan
kepada umat Islam adalah penyusunan Al-Quran.
Penyusunan ini untuk mengakhiri perbedaan dalam
membaca Al-Quran. Selama pengiriman ekspedisi
61
dalam membaca Al-Quran di kalangan tentara muslim
yang direkrut dari Syiria dan Irak.
Upaya penyusunan Al-Quran diketuai oleh Zaid bin
Tsabit. Adapun hal pertama yang dilakukan dewan
penyusunan adalah mengumpulkan tulisan-tulisan
Al-Quran yang diantaranya disimpan oleh Hafshah, Istri
Nabi saw. Selanjutnya, dewan membuat beberapa
salinan naskah Al-Quran untuk dikirimkan ke berbagai
wilayah sebagai pedoman yang benar untuk masa
selanjutnya. Setelah melewati masa-masa yang
gemilang, pada paruh terakhir masa kekuasaannya,
Khalifah Utsman menghadapi berbagai pemberontakan
di dalam negeri.
d) Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)
Nama lengkap Abi bin Abi Thalib adalah Ali bin
Abi Thalib bin Abdil Muthalib bin Hasyim bin Abdi
Manaf bin Qushay. Ali dilahirkan oleh pasangan
Fatimah binti Asad dan Abu Thalib.
Pada usia remaja setelah wahyu turun, ali banyak
belajar langsung dari Rasulullah. Beliau selalu dekat
Nabi karena menjadi anak angkatnya dan berlanjut
menjadi menantunya. Didikan langsung Nabi kepada
62
menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas, berani dan
sabar.
Sebagaimana khalifah Umar bin Khatab, Ali bin
Abi Thalib sebagai khalifah terakhir juga memiliki sifat
yang sama, cerdas dan tegas. Proses pergantian
Khalifah dari Utsman bin Affan ke Ali bin Abi Thalib
mengalami hambatan. Dalam situasi genting seperti ini,
Ali bin Abi Thalib tampil dengan tegas sehingga dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
timbul, inilah kepiawaian Khalifah Ali bin Abi Thalib
(Ahsan, 2016: 179).
Ali bin Abi Talib diangkat menjadi khalifah yang
keempat menggantikan khalifah Utsman bin Affan.
Tugas pertama yang dilakukan oleh Khalifah Ali adalah
menghidupkan cita-cita Abu Bakar dan Umar, yaitu
menarik kembali semua tanah dan hibah yang telah
dibagikan Utsman kepada kaum kerabatnya. Ali juga
segera menurunkan semua gubernur yang tidak
disenangii rakyat. Selanjutnya, Uman bin Hanif
diangkat menjadi gubernur Bashrah, menggantikan
Abdullah, Gubernur Syiria, Mu’awiyah, juga diminta
meletakkan jabatan. Akan tetapi, ia menolak perintah