• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian tindakan kelas ini, bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatakan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka peneliti menyarankan pada guru sebagai berikut:

1. Guru perlu menggunakan pembelajaran kooperatif model Teams Games Tournament (TGT) sebagai salah satu strategi pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2. Sebaiknya guru melakukan pembelajaran seperti yang peneliti lakukan di kelas lain agar mendapatkan hasil yang lebih akurat sehingga dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran pada kurikulum 2013.

120

DAFTAR PUSTAKA

Ahsan, Muhammad dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kementrian dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Amin, Samsul Munir. 2014. Sejarah Dakwah. Jakarta: Amzah.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta Aunurrahman. 2016. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Bahrudin dan Wahyuni, Esa Nur. 2008. Teori Belajar dan pembelajaran. Jogjakarta : ar-ruz media.

Daradjat, Zakiyah. 2000. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi Aksara.

Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media.

Fuadi, Ahmad. 2016. Esensi Manusia Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam. Jurnal Tarbiyah, (Online), Vol. 23, No. 2. (https://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id, diakses 24 September 2018).

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kastolani. 2014. Model pembelajaran inovatif: teori dan aplikasi. Salatiga :STAIN Salatiga Press.

Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Nurochim. 2013. Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Rusman. 2011. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Setiawati, Linda dan Putu Sudira. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Praktik Kejuruan Siswa SMK Program Studi Keahlian Teknik Komputer dan Informatika. Jurnal Pendidikan Vokasi. (http://journal.uny.ac.id, diakses 10 April 2018).

Shoimin, Aris. 2014. 68 Metode Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

121

Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajarn Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.

Sukandarrumidi. 2012. Metodologi penelitian. Jogjakarta : Gajah mada university press.

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.. Yogyakarta: PT Bumi Aksara.

Suprapto, Hugo Aris. 2017. Penerapan Metode Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa. Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains, (Online), Vol. 5, No. 1. (http://jurnal.uim.ac.id/index.php/fkip, diakses 03 April 2018).

Sutikno, M. Sobry. 2014. Metode & Model-model pembelajaran. Mataram: Holistica.

Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Diva Press.

Thaib, Eva Nauli. 2013. Hubungan Antara Prestasi Belajar dengan Kecerdasan Emosional. Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, (Online), Vol. VIII, No. 2. (https://jurnal:ar-raniry.ac.id, diakses 10 April 2018).

Tiara Ernita. 2013. Hubungan Cara Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Pkn pada Siswa Kelas X SMA N Banjasmasin. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, (Online), Vol. 6, No. 11. (ppjp.unlam.ac.id, diakses 10 April 2018).

Trianto. 2009. Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: konsep landasan dan implementasinya, pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.

122

123

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMP Negeri 2 Andong

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas/Semester : VII/Genap

Materi Pokok : Sikap Terpuji al-Khulafa al-Rasyidin Alokasi Waktu : 1 x Pertemuan (2x40 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan kenegaraan terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif, dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang teori.

B.Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1.13 Menghayati perjuangan dan kepribadian sebagai penerus strategi perjuangan dan kepribadian al-Khulafa al-Rasyidin dalam menegakkan risalah Allah swt.

1.13.1 Meyakini bahwa al-Khulafa ar-Rasyidin adalah orang-orang yang dimuliakan Allah.

124

1.13.2 Meyakini bahwa al-Khulafa ar-Rasyidin adalah orang-orang yang wajib untuk diteladani.

2.13 Meneladani perilaku terpuji al-Khulafa ar-Rasyidin 2.13.1 Meneladani perilaku terpuji al-Khulafa ar-Rasyidin

2.13.2 Mengajak teman untuk meneladani perilaku terpuji al-Khulafa ar-Rasyidin baik di sekolah maupu di lingkungan rumah. 3.13 Memahami sejarah perjuangan dan kepribadian al-Khulafa

ar-Rasyidin

3.13.1 Menjelaskan riwayat al-Khulafa ar-Rasyidin 3.13.2 Menyebutkan jasa-jasa al-Khulafa ar-Rasyidin

4.13 Menyajikan strategi perjuangan dan kepribadian al-Khulafaur Ar-Rasyidin.

4.13.1 Menyebutkan contoh perilaku terpuji al-Khulafa ar-Rasyidin dalam kehidupan sehari-hari.

4.13.2 Mengidentifikasikan nilai-nilai keteladanan sifat terpuji yang dimiliki oleh al-Khulafa ar-Rasyidin.

C.Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran siswa dapat: 1. Menjelaskan riwayat al-Khulafa ar-Rasyidin dengan benar. 2. Menyebutkan jasa-jasa al-Khulafa ar-Rasyidin dengan benar. Fokus penguatan karakter: Tanggung jawab dan disiplin.

D. Materi Pembelajaran

1. Materi Reguler

Sepeninggal Rsaulullah ada empat orang pengganti Nabi. Mereka adalah para pemimpin yang adil dan benar. Mereka menyelamatkan dan mengembangkan dasar-dasar tradisi dari sang Nabi bagi kemajuan Islam dan umatnya, oleh karena itu, para khalifah sesudah Nabi memperoleh gelar Al-Khulafa’ Ar-Rasyidin atau para khalifah yang mendapat bimbingan. Para khalifah tersebut antara lain:

125

a. Abu bakar Ash-Shiddiq (11-13 H/632-634 M)

Nama lengkap Abu Bakar adalah Abdullah bin Abi Quhafa At-Tamimi. Abu Bakar lahir pada tahun 573 M dari sebuah keluarga terhormat di Mekah dua tahun satu bulan setelah kelahiran Nabi Muhammad saw.

Abu Bakar diberi gelar oleh Rasulullah saw. as-siddiq, artinya yang benar. Ketika itu, Rasulullah saw melakukan Isra’ Mi’raj, yaitu melakukan perjalanan malam dari masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina dan naik ke langit sampai ke Sidratul Muntaha dalam waktu sepertiga malam. Pada peristiwa itu Rasulullah saw diberi tugas oleh Allah berupa sholat lima kali sehari semalam. Ketika berita itu disampaikan kepada orang-orang kafir Mekah, serentak orang-orang kafir Mekah tidak mempercayainya, bahkan mereka menganggap bahwa nabi Muhammad saw melakukan kebohongan. Akan tetapi, Abu Bakar langsung membenarkan apa yang dikatakan oleh Nabi tersebut.

Abu Bakar as-Siddiq termasuk as-sabiqun al-awwalun, yaitu orang-orang yang pertama masuk Islam. Ketika ia masuk Islam, seluruh harta dan jiwanya dikorbankan untuk membela agama Islam yang pada saat ini masih belum berkembang.

Abu Bakar diangkat menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah. Menyadari bahwa kekuatan kepemimpinannya bertumpu pada umat, hal yang menjadi perhatian khalifah adalah merealisasikan keinginan Nabi yang hampir tidak terlaksanakan, keinginan Nabi itu adalah mengirimkan ekspedisi ke perbatasan Syiria dibawah pimpinan Usamah untuk membalas pembunuh ayahnya, Zaid, dan kerugian yang diderita oleh umat Islam dalam perang Mu’tah.

Wafatnya Nabi mengakibatkan beberapa masalah bagi masyarakat muslim. Orang-orang Arab yang lemah imannya menyatakan murtad. Mereka menolak berbai’at kepada khalifah yang baru dan bahkan menentang agama Islam. Mereka menganggap

126

bahwa perjanjian dengan Islam menjadi batal dengan sendirinya apabila Muhammad meninggal.

Dalam memerangi kaum murtad, banyak penghafal Alquran yang tewas. Hal ini membuat Umar menjadi cemas. Oleh karena itu, ia menasehati Abu Bakar untuk membuat mushaf Alquran. Mulanya khalifah ragu melakukannya, karena hal ini tidak dilakukan pada zaman Nabi. Akan tetapi Abu Bakar kemudian setuju dan menugaskan Zaid bin Tsabit. Menurut Jalaluddin As-Suyuti, pengumpulan Alquran ini termasuk salah satu jasa besar dari khalifah Abu Bakar.

Peperangan melawan para pengacau meneguhkan Khalifah Abu Bakar sebagai penyelamat Islam. Ia berhasil menyelamatkan Islam dari kekacauan dan membuat agama itu kembali memperoleh kesetiaan dari seluruh jazirah Arab.

Ketika pasukan Islam telah meraih beberapa kemenangan yang dapat memberikan kemenangan selanjutnya, Khalifah Abu Bakar meninggal dunia. Ia meninggal pada hari Senin tanggal 23 Agustus 634. Sebelumnya ia sakit dan terbaring di tempat tidur selama 15 hari. Usianya 63 tahun dari kekhalifahannya berlangsung selama 2 tahun, 3 bulan, dan 11 hari.

b. Umar bin Al-Khaththab (13-23 H/634-644 M)

Nama lengkap Umar bin Khaththab adalah Umar Bin Khaththab bin Nufail. Ia merupakan keturunan Abdul Uzza Al-Quraisy dari suku Adi, salah satu suku yang terpandang mulia. Umar dilahirkan di Mekah empat tahun sebelum kelahiran Nabi. Umar masuk Islam pada tahun kelima setelah kenabian. Ia menjadi salah satu sahabat terdekat Nabi dan dijadikan sebagai tempat rujukan oleh beliau mengenai hal-hal yang penting.

Setelah Rasulullah wafat, Umar dapat memecahkan masalah rumit tentang siapa yang berhak menggantikan beliau dalam memimpin umat. Dengan terpilihnya Abu Bakar, ia pun menjadi penasihat dan tangan kanan khalifah. Sebelum meninggal dunia, Abu

127

Bakar telah menunjuk Umar bin Al-Khaththab untuk menjadi penerusnya. Umar bin Kaththab mendapat gelar Amir Al-Mu’minah

(pemimpin orang-orang beriman) sehubungan dengan penaklukan-penaklukan yang berlangsung pada masa pemerintahannya.

Ketika para pembangkang di negeri telah dikikis habis oleh Khalifah Abu Bakar, era penaklukan pun dimulai. Belum genap satu tahun memerintah, Umar telah berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam. Pada tahun 635 Masehi, Damaskus ditundukkan. Setahun kemudian seluruh wilayah Syiria jatuh ke tangan kaum muslimin setelah pertempuran hebat di Lembah Yarmuk, di sebelah timur anak Sungai Yordania. Pasukan Romawi yang terkenal kuat itu tunduk kepada pasukan Islam.

Pusat kekuasaan Islam di Madinah mengalami perkembangan yang amat pesat. Khalifah Umar telah berhasil membuat dasar-dasar pemerintahan untuk melayani tuntutan masyarakat baru yang terus berkembang. Umar mendirikan dewan-dewan, membangun baitul mal, mencetak mata uang, membentuk kesatuan tentara untuk melindungi daerah tapal batas, mengatur gaji, mengangkat hakim-hakim, dan melakukan hisbah.

Khalifah Umar juga meletakkan prinsip-prinsip demokratis dalam pemerintahannya dengan membangun jaringan pemerintah sipil yang sempurna. Khalifah Umar dikenal bukan saja pandai menciptakan peraturan-peraturan baru, ia juga memperbaiki dan mengkaji ulang kebijakan yang telah ada demi tercapainya kemaslahatan umat.

Pada tanggal 1 Muharram 23 Hijriyah (644 M), seorang budak persia yang bernama Feroz atau Abu Lu’lu’ah tiba-tiba menikam Khalifah yang akan mendirikan sholat subuh di Masjid Nabawi. Ia terluka parah dan saki selama tiga hari. Dari atas pembaringannya, ia mengangkat komisi pemilih yang akan memilih penggantinya. Setelah

128

tiga hari, Khalifah Umar wafat. Ia memerintah selama 10 tahun 6 bulan, dan 4 hari.

c. Utsman bin Affan (23-35 H/644-656 M)

Nama lengkap Utsman bin Affan adalah Utsman bin Affan bin Abdil Ash bin Umaiyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf. Ia berasal dari suku Quraisy. Ibunya bernama Arwa binti Kuraiz dari Bani Abdi Syams. Utsman lahir di Thaif, enam tahun setelah Tahun Gajah. Ia memeluk Islam karena ajakan Abu Bakar dan menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi. Ia sangat kaya, tetapi sangat bersahaja. Sebagian besar kekayaannya digunakan untuk kepentingan Islam.

Utsman bin Affan mendapat julukan zunnur’ain yang berarti pemilik dua cahaya. Julukan ini didapat karen Utsman telah menikahi putri kedua dan ketiga Rasulullah, yaitu Ruqayah dan Ummu Kulsum. Utsman bin Affan tidak segan-segan mengeluarkan kekayaannya untuk kepentingan agama dan masyarakat umum. Disamping itu, ia meriwayatkan 150 hadits. Seperti halnya Umar, Utsman naik menjadi khalifah melalui proses pemilihan.

Pada masa-masa awal dari pemerintahannya, Utsman melanjutkan kesuksesan para pendahulunya, terutama dalam perluasan wilayah kekuasaan. Daerah-daerah strategis yang sudah dikuasai Islam, seperti Mesir dan Irak, terus dilindungi dengan melakukan serangkaian ekspedisi militer yang direncanakan secara cermat di semua lini.

Karya monumental Utsman yang dipersembahkan kepada umat Islam adalah penyusunan Al-Quran. Penyusunan ini untuk mengakhiri perbedaan dalam membaca Al-Quran. Selama pengiriman ekspedisi militer ke Armenia dan Azerbaijan, terdapat perbedaan dalam membaca Al-Quran di kalangan tentara muslim yang direkrut dari Syiria dan Irak.

Upaya penyusunan Al-Quran diketuai oleh Zaid bin Tsabit. Adapun hal pertama yang dilakukan dewan penyusunan adalah

129

mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Quran yang diantaranya disimpan oleh Hafshah, Istri Nabi saw. Selanjutnya, dewan membuat beberapa salinan naskah Al-Quran untuk dikirimkan ke berbagai wilayah sebagai pedoman yang benar untuk masa selanjutnya. Setelah melewati masa-masa yang gemilang, pada paruh terakhir masa kekuasaannya, Khalifah Utsman menghadapi berbagai pemberontakan di dalam negeri.

d. Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)

Nama lengkap Abi bin Abi Thalib adalah Ali bin Abi Thalib bin Abdil Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay. Ali dilahirkan oleh pasangan Fatimah binti Asad dan Abu Thalib.

Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi khalifah yang keempat menggantikan khalifah Utsman bin Affan. Tugas pertama yang dilakukan oleh Khalifah Ali adalah menghidupkan cita-cita Abu Bakar dan Umar, yaitu menarik kembali semua tanah dan hibah yang telah dibagikan Utsman kepada kaum kerabatnya. Ali juga segera menurunkan semua gubernur yang tidak disenangi rakyat. Selanjutnya, Uman bin Hanif diangkat menjadi gubernur Bashrah, menggantikan Abdullah, Gubernur Syiria, Mu’awiyah, juga diminta meletakkan jabatan. Akan tetapi, ia menolak perintah Ali, bahkan tidak mengakui kekhalifahannya.

Oposisi terhadap khalifah secara terang-terangan dimulai oleh Aisyah, Thalhah, dan Zubair. Mereka sepakat menuntut Khalifah untuk segera menghukum pembunuh Utsman. Tuntutan yang sama juga diajukan oleh Mu’awiyah dan bahkan ia memanfaatkan peristiwa itu untuk menjatuhkan legalitas kekuasaan Ali. Ia membangkitkan kemarahan rakyat. Selain itu, Mu’awiyah menganggap bahwa Ali yang mendalangi pembunuhan Utsman, jika Ali tidak dapat menemukan dan menghukum pembunuh yang sesungguhnya.

Tuntutan mereka tidak dapat dikabulkan oleh Ali. Pertama, ia harus memulihkan ketertiban di dalam negeri. Kedua, menghukum

130

para pembunuh bukanlah perkara mudah, Khalifah Utsman dibunuh oleh pemberontak dari Mesir, Bashrah, dan Kufah.

Pada 17 Ramadhan 40 Hijriah (660 M) Khalifah Ali terbunuh. Pembunuhnya adalah Ibnu Muljam, ia berasal dari golongan khawarij yang sangat fanatik. Pada tanggal 20 Ramadhan 40 Hijriah (660 M), masa pemerintahan Khalifah Ali berakir.

2. Materi Pengayaan

Abu Bakar menjadi khalifah selama dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan Madinah. Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini dengan perang Riddah (perang melawan kemurtadan). Kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar sebagaimana pada masa Rasulullah, yaitu bersifat central: kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif berpusat ditangan Khalifah.

Di masa pemerintahan Umar, gelombag ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi, Ibu kota Syiria, Damaskus, jatuh tahun 635 M. Karena perluasan daerah terjadi begitu cepat, Umar segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia. Umar memerintah selama sepuluh tahun. Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Kemudian pemerintahannya digantikan oleh Usman bin Affan.

Di masa pemerintahan Usman, Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti sampai disini. Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paroh terakhir masa kekhalifahannya, muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Salah satu faktornya adalah kebijakannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Pada tahun 35 H/ 655 M, usman dibunuh oleh kaum pemberontak. Pemerintahannya digantikan oleh Ali bin Abi Thalib.

131

Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang diangkat oleh Usman. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan diantara orang-orang Islam. Tidak lama setelah itu, Ali bin Abi Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair, dan Aisyah.

Mulai dari masa Abu Bakar sampai kepada Ali diramalkan periode Khilafah Rasyidin. Para khalifahnya disebut al-Khulafa’ al-Rasyidun, (khalifah-khalifah yang mndapat julukan).ciri masa ini adalah para Khalifah betul-betul menurut teladan Nabi. Mereka dipilih melalui proses musyawarah, yang dalam istilah sekarang disebut demmokratis. Setelah periode ini, pemerintahan Islam berbentuk kerajaan. Kekuasaan diwariskan secara turun temurun. Selain itu, seorang khalifah pada masa khilafah Rasyidah, tidak pernah bertindak sendiri ketika negara menghadapi kesulitan. Mereka selalu bermusyawarah dengan pembesar-pembesar yang lain. Sedangkan khalifah-khalifah sesudahnya sering bertindak otoriter.

3. Materi Remidi

a. Abu bakar As-Siddiq Bijaksana dan Tegas

Sepeninggal Nabi Muhammad Saw. kekhalifahan Islam sempat mengalami keguncangan karena adanya perselisihan pendapat di kalangan kaum Muhajirin dan kaum Anshar dalam penentuan khalifah penerus Nabi Muhammad Saw.oleh karena adanya perselisihan tersebut, Abu Bakar menengahi dengan menguatkan bahwa umat Islam hendaknya memilih seseorang yang tidak pernah meminta kekuasaan. Halini sesuai dengan pernyataan Nabi Muhammad Saw. saat pamannya, Abbas, meminta diangkat sebagai gubernur, “sesungguhnya kami tidak memberikan kekuasaan ini kepada orang yang memintanya atau seseorang yang tamak kepadanya.”

Setelah itu, Abu Bakar mengatakan bahwa kekhalifahan akan dipegang oleh orang yang mampu memegang amanah, tidak gila akan

132

kekuasaan, peka terhadap masyarakat, dan tidak silau oleh harta benda. Dengan kriteria tersebut umat muslim sepakat yang menjadi opini adalah Umar bin Khatab, seseorang laki-laki yang mengagungkanumat. Akan tetapi, saat Abu Bakar mengangkat tangan Umar bin Khatab seketika itu Umar gemetar dan menolak pengangkatan tersebut. Umar bin Khattab berkata “Demi Allah lebih baik aku maju dan dipukul leherku tanpa dosa, daripada aku diminta memimpin kaum sementara masih ada Abu Bakar di dalamnya.” Pertanyaan tersebut kemudian diamini oleh kaum Muhajirin dan kaum Anshor serta seluruh umat Islam. Dengan demikian, Abu Bakar resmi diangkat menjadi khalifah pertama yang mendapat amanah untuk meanjutkan kekhalifahan Islam.

b. Umar bin Khattab Tegas dan Pemberani

Sepeninggal Abu Bakar,Umar bin Khattab ditunjuk sebagai khalifah kedua setelah dilakukan musyawarah. Penunjukkan Umar dilakukan sebelum Abu Bakar meninggal dunia. Saat Abu Bakar memilih penggantinya sebagai khalifah, beliau meminta pertimbangan beberapa sahabat, salah satunya Umar bin Khattab. Setelah berpikir panjang, Abu Bakar menunjuk Umar sdebagai calon khalifah tunggal untuk menggantikan beliau. Pada pemilihan khalifah, Abu Bakar sengaja tidakmenunjuk putra atau anggota keluarga menggantikannya sebagai khalifah untuk menghindari pengaruh nepotisme dalam kekhalifahan.

c. Usman bin Affan Baik hati dan Dermawan

Usman bin Affan merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad Saw. yang tergolong dalam al-Khulafaur ar-Rasyidin. Usman bin Affan menjadi Khalifah ketiga menggantikan Umar nim Khattab. Pengangkatan Usman bin Affan sebagai Khalifah dilakukan selama tiga hari dengan cara musyawarah. Cara ini merupakan wasiat dan saran dari Umar bin Khattab sebelum meninggal.

133

Ali bin Abi Thalib merupakan khalifah keempat yang menggantikan Usman bin Affan sekaligus sebagai khalifah terakhir dalam kekhalifahan al-Khulafaur ar-Rasyidin. Sebagaimana Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib juga memiliki sifat serta perilaku yang sama yaitu cerdas dan tegas. Tidak heran jika masa kekhalifahan serta cara berpikir kedua khalifah tersebut dianggap memiliki kemiripan.

E.Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Model : Discovery Learning (Menemukan) 3. Metode :

a. Ceramah b. Diskusi

c. Teams Games Tournament, (Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian berdiskusi mengenai materi yang telah diberikan guru. Kemudian secara bergantian siswa memberikan pertanyaan untuk kelompok lain, dan salah satu siswa menjawab pertanyaan tersebut. Skor yang diperoleh siswa tersebut menjadi nilai tambah untuk masing-masing kelompok. Untuk kelompok dengan skor nilai tertinggi berhak mendapat reward dari guru).

F.Media/Alat, Sumber Belajar 1. Media : Lembar materi diskusi

2. Alat : Spidol, Papan Tulis, Kartu Soal. 3. Sumber :

a. Buku ajar siswa: Ahsan, Muhammad, dkk. 2016. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Jakarta: Kementrian Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia.

b. Amin, Samsul Munir. 2014. Sejarah Dakwah. Jakarta: Amzah.

c. Yatim, Badri. 2010. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

134

G.Kegiatan Pembelajaran

Tahapan

Kegiatan Kegiatan Waktu

Pendahuluan d. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan membaca doa bersama. e. Guru mengkondisikan kesiapan siswa

dan melaksanakan absensi kelas. f. Guru memotivasi belajar siswa. g. Guru menyampaikan tujuan dari

pembelajaran yang akan dilaksanakan. h. Guru melakukan apersepsi,

pengulangan kembali sekilas pelajaran minggu lalu.

10 Menit

Kegiatan Inti 1. Mengamati

a. Siswa mengamati materi diskusi mengenai sikap terpuji al-Khulafa ar-Rasyidin.

2. Menanya

Siswa memberikan pertanyaan terkait dengan materi sikap terpuji al-Khulafa al-Rasyidin kepada teman secara bergantian sesuai dengan kartu soal yang diperoleh.

3. Mengeksplorasi

a. Siswa berdiskusi mengenai sikap terpuji al-Khulafa ar-Rasyidin dengan kelompok masing-masing. b. Siswa mengerjakan soal kelompok

Dokumen terkait