• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN ISOTONIK MIZONE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN ISOTONIK MIZONE"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN ISOTONIK MIZONE

Endang Setyaningsih, SE., MM Fitri Nurul Auliyah

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Promosi terhadap Keputusan Pembelian Minuman Isotonik Mizone.Setelah dilakukan tinjauan pustaka dan penyusunan hipotesis, data dikumpulkan melalui metode kuesioner terhadap 100 responden dan data diolah menggunakan bantuan SPSS 23. Alat analisis yang digunakan yaitu: uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis melalui uji t, uji f, serta analisis koefisien determinasi (R²).

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara parsial variabel Citra Merek dan Promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Akan tetapi, variabel Kualitas Produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara simultan ketiga variabel (Citra Merek, Kualitas Produk, dan Promosi) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0,348 dalam hal ini berarti variabel bebas yakni Citra Merek (X1), Kualitas Produk (X2), dan Promosi (X3) mampu menjelaskan variabel dependen yaitu Keputusan Pembelian sebesar 34,8%. Sedangkan sisanya 65,2% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

\Kata kunci: Citra Merek, Kualitas Produk, Promosi, dan Keputusan pembelian

Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan dunia industri di Indonesia maka semakin banyak pula berdiri industri air minum dalam kemasan (AMDK) yang bermunculan. Banyak perusahaan yang berdiri dan memberikan inovasi-inovasi terbarunya untuk menarik perhatian para konsumen. Saat ini air minum dalam kemasan (AMDK) banyak diminati masyarakat karena dianggap sangat praktis. Selain itu air minum dalam kemasan juga memiliki daya tarik tersendiri karena ada berbagai macam rasa yang ditawarkan. PT Aqua Golden Mississippi selaku pioneer air minum dalam kemasan, berusaha menjaga pangsa pasar dengan mencoba bersaing di dalam bisnis minuman isotonik yaitu dengan meluncurkan produk Mizone pada 27 September 2005.

Minuman isotonik adalah cairan yang dibuat, untuk dapat diminum, dimana konsentrasi air dalam cairan yang dibuat untuk dapat diminum, dimana konsentrasi air dalam cairan intraselular adalah sama dan zat terlarut tidak dapat masuk atau keluar dari sel. Cairan isotonik adalah cairan yang konsentrasi atau kepekatannya sama dengan cairan tubuh. Menurut Badan Standar Nasional minuman isotonik merupakan salah satu dari beberapa produk minuman ringan karbonasi atau nonkarbonasi untuk meningkatkan kebugaran, yang mengandung gula, asam sitrat, dan mineral.

Mizone adalah jenis minuman ringan berion yang berfungsi menggantikan ion tubuh yang hilang. Mizone mengangkat tema “100% SABI” dalam mengkomunikasikan serta mengiklankan produknya. Mizone bukan kategori produk pertama pada minuman berion, sebelumnya sudah terlebih dahulu muncul Pocari Sweat. Perkembangan industri minuman isotonik banyak bermunculan di Indonesia, seperti Pocari Sweat, Mizone, Fatigon-Hydro, Vitazone, dan 100 Plus, mengakibatkan konsumen memiliki banyak pilihan dan selektif saat mengkonsumsi minuman yang dibeli.

(2)

Berdasarkan Survey Top Brand, Mizone kini telah menempati posisi kedua sebagai

market challenger kategori minuman isotonik selama 4 tahun berturut-turut. Kesuksesan sebuah merek di pasar dalam hal ini diukur melalui tiga pengukuran dimensi, yaitu mind share (top of mind), market share (last usage), dan commitment share (fiture intention). Mind share, mengindikasikan kekuatan merek dibenak konsumen. Market share,

menunjukan kekuatan merek di pasar dalam hal perilaku pembelian aktual konsumen. Dan

Commitment share, mengidentifikasikan kekuatan merek dalam mendorong konsumen untuk membeli merek tersebut di masa yang akan datang. Dapat dikatakan, ketiga variabel ini mampu memberikan gambaran tentang kondisi merek pasar. Berikut ini adalah data-data hasil penelitian pada minuman isotonik menurut Top Brand:

Merek 2016 2017 2018 2019

Pocari Sweat 58.1% 59.8% 63.4% 68.3%

Mizone 36.2% 32.6% 26.2% 22.1%

Fatigon – Hydro 0.6% 0.6% 1.9% 2.2%

Sumber: http://www.topbrand-award.com (diakses tanggal 14 November 2019)

Jika dilihat dari besarnya volume penjualan per tahun yang terus meningkat, Pocari Sweat masih menjadi market leader dalam kategori minuman isotonik. Walaupun begitu Mizone tetap mengikuti Pocari Sweat dengan menjadi market challenger dan menduduki posisi kedua. Dilihat dari penjelasan di atas menunjukkan bahwa minuman isotonik merek Mizone mengalami penurunan persentase selama 4 tahun berturut-turut, sehingga Mizone belum dapat mengimbangi kompetitornya yang cukup kuat dalam penguasaan pasar di industri isotonik ini. Ini menunjukkan bahwa merek yang sudah lama terjun didalam pasar membuat para konsumen lebih percaya dan selalu ingat merek produk yang akan dibelinya terutama produk minuman, yaitu minuman isotonik.

Menurut Sumarwan (2004), para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkan, bagaimana selera konsumen, danbagaimana ia mengambil keputusan sehingga pemasar dapat memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Landasan Teori Keputusan Pembelian

Kehidupan manusia tidak lepas dari melakukan jual beli. Sebelum melakukan pembelian, seorang biasanya akan melakukan keputusan pembelian terlebih dahulu terhadap suatu produk. Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi yang harus di jalankan perusahaan, khususnya di bidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan keputusan pembelian oleh konsumen.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2011:518) Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan saat penting bagi kebanyakan pemasar. Keputusan ini dapat menandai apakah strategi pemasaran telah cukup bijaksana, berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik direncanakan atau keliru menetapkan sasaran. Jadi, para pemasar tertarik dengan proses pengambilan keputusan konsumen.

Menurut Kotler (2005), keputusan pembelian adalah suatu tahap dimana konsumen telah memiliki pilihan dan siap untuk melakukan pembelian atau pertukaran antara uang dan

(3)

janji untuk membayar dengan hak kepemilikan atau penggunaan barang atau jasa. Kotler (2005) juga menjelaskan keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan hingga perilaku setelah pembelian.

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:159), tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian sebagai berikut:

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan (need recognition),

pembelian menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang seperti rasa lapar, haus dan seks timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi dorongan.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya kemudian. Jika tidak konsumen bisa menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan pencarian informasi (information search) yang berhubungan dengan kebutuhan.

3. Evaluasi Alternatif

Pemasar harus tahu tentang evaluasi alternatif (alternative evaluation) yaitu bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai pada pilihan merek. Sayangnya, konsumen tidak menggunakan proses evaluasi yang sederhana dan tunggal dalam semua situasi pembelian. Sebagai gantinya, beberapa proses evaluasi dilaksanakan. Konsumen sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan membentuk niat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian (purchase decision)

konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan terlibat dalam perilaku pasca pembelian (postpurchase behavior) yang harus di perhatikan oleh pemasar. Ekspektasi konsumen dan kinerja anggapan produk menentukan kepuasan dan ketidakpuasan pembeli. Jika produk tidak memenuhi ekspektasi, konsumen kecewa, jika produk memenuhi ekspektasi, konsumen puas, jika produk melebihi ekspektasi, konsumen sangat puas.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Ketika konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu barang, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen (Kotler & Keller, 2007) adalah:

(4)

1. Faktor-faktor Kebudayaan a. Budaya

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar. Seseorang menciptakan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarganya serta lembaga-lembaga penting lainnya.

b. Sub Budaya

Sub budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan wilayah geografis. Banyak sub budaya yang menentukan segmen pasar penting dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

c. Kelas Sosial

Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial. Stratifikasi tersebut kadang-kadang terbentuk sistem kasta dimana anggota kasta yang berbeda dibesarkan dalam peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam kelas sosial. Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap kelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama.

2. Faktor-faktor Sosial

Merupakan pembagian masyarakat yang relative homogeny yang permanen yang tersusun secara hirarkis yang anggotanya menganut nilai- nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Faktor sosial ini terdiri dari:

a. Kelompok Referensi

Seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap sesesorang dinamakan kelompok keanggotaan seperti, keluarga, teman, tetangga, rekan kerja, kelompok, keagamaan, professional, dan asosiasi perdagangan.

b. Keluarga

Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen sangat penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi objek penelitian yang luas. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.

c. Peranan dan Sosial

Seseorang berpartisipasi kedalam banyak kelompok sepanjang hidup keluarga, klub, organisasi. Kedudukan orang-orang itu di masing-masing kelompok dapat dibentuk berdasarkan status dan peran. Peran meliputi kegiatan yang di harapkan akan dilakukan oleh seseorang dan masing- masing peran menghasilkan status.

3. Faktor-faktor Pribadi

a. Usia dan Tahap Daur Hidup

Setiap orang membeli barang-barang berbeda pada tingkat usia tertentu dan tingkat manusia terhadap pakaian, perabot, rekreasi juga berhubungan dengan

(5)

usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga, konsumsi seseorang pada saat muda dan bujangan akan berbeda dengan konsumsi seseorang yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak.

b. Pekerjaan dan Keadaan Ekonomi

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Seorang direktur perusahaan akan mempunyai pola konsumsi yang berbeda dengan seorang dokter dan sebagainya. Dan pilihan produk juga sangat di pengaruhi oleh keadaan ekonomi seorang. Pemasar barang-barang yang peka terhadap harga terus menerus memperhatikan kecenderungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga.

c. Gaya Hidup

Merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opini. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya.

d. Kepribadian dan Konsep Diri

Kepribadian diartikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Yang juga berkaitan dengan kepribadian adalah konsep diri/citra pribadi seseorang. Pemasar selalu berusaha mengembangkan citra merek dengan pribadi pasar yang ingin dituju.

4. Faktor-faktor Psikologis a. Motivasi

Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarahkan subjek agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu. b. Persepsi

Subjek yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan. Bagaimana subjek yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya.

c. Belajar

Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku subjek individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya.

d. Kepercayaan dan Sikap

Keyakinan merupakan gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang suatu hal. Keyakinan dapat berdasarkan pengetahuan, pendapat, dan kepercayaan. Keyakinan seseorang terhadap produk tertentu akan berakibat dorongan yang positif atau negatif terhadap proses keputusan pembelian terhadap suatu produk.

Citra Merek

Pengertian Citra Merek

Citra merek menjadi tanda pengenal bagi penjual atau pembuat suatu produk atau jasa. Menurut Kotler (2012), merek adalah suatu simbol rumit yang dapat menyampaikan hingga

(6)

enam tingkat pengertian sebagai berikut:

1. Atribut : suatu merek dapat mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. 2. Manfaat : atribut-atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan

emosional.

3. Nilai : suatu merek juga mengatakan sesuatu tentang nilai produsennya. 4. Budaya : suatu merek mungkin juga melambangkan budaya tertentu.

5. Kepribadian : suatu merek mungkin juga melambangkan kepribadian tertentu. 6. Pemakai : suatu merek menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau

menggunakan suatu produk.

Citra merek adalah serangkaian deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Citra merek dari suatu produk yang baik akan mendorong para calon pembeli produk tersebut dibanding merek lain dengan produk yang sama. Menurut Frank Jefkin (Ardianto dan Soemirat, 2010:114) citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang sesuatu yang muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya.

Keller dalam Alfian B (2012:26) mengemukakan faktor-faktor terbentuknya citra merek antara lain:

1. Keunggulan produk merupakan salah satu faktor pembentuk Brand Image,

dimana produk tersebut unggul dalam persaingan. Karena keunggulan kualitas (model dan kenyamanan) dan ciri khas itulah yang menyebabkan suatu produk mempunyai daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Favorability of brand association adalah asosiasi merek dimana pelanggan percaya bahwa atribut dan manfaat yang diberikan oleh merek akan dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka sehingga mereka membentuk sikap positif terhadap merek. Kekuatan merek merupakan asosiasi merek tergantung pada bagaimana informasi masuk kedalam ingatan pelanggan dan bagaimana proses bertahan sebagai bagian dari citra merek.

2. Kekuatan asosiasi merek ini merupakan fungsi dari jumlah pengolahan informasi yang diterima pada proses ecoding. Ketika seorang pelanggan secara aktif menguraikan arti informasi suatu produk atau jasa maka akan tercipta asosiasi yang semkain kuat pada ingatan pelanggan. Pentingnya asosiasi merek pada ingatan pelanggan tergantung pada bagaimana suatu merek tersebut dipertimbangkan.

3. Keunikan merek adalah asosiasi terhadap suatu merek mau tidak mau harus terbagi dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, harus diciptakan keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan bagi pelanggan untuk memilih suatu merek tertentu. Dengan memposisikan merek lebih mengarah kepada pengalaman atau keuntungan diri dari image produk tersebut. Dari perbedaan yang ada, baik dari produk, pelayanan, personil, dan saluran yang diharapkan memberikan perbedaan dari pesaingnya, yang dapat memberikan keuntungan bagi produsen dan pelanggan.

Keputusan Nama Merek

Keputusan strategi penentuan merek yang pertama adalah apakah perlu mengembangkan nama merek produk. Dewasa ini, penentuan merek merupakan satu dorongan kuat bahwa segala sesuatu berlangsung tanpa penentuan merek. Seandainya perusahaan memutuskan memberi merek produk atau jasanya, ia harus memilih merek nama yang akan digunakan (Kotler dan Keller, 2012:359).

(7)

Keputusan Strategi Merek

Berikut ini empat strategi umum merek yang sering digunakan:

1. Corporate Brand (Company Brand), yaitu menggunakan nama perusahaan (baik perusahaan induk maupun anak perusahaan atau kantor cabangnya) sebagai merek produk.

2. Family Brand, yaitu nama merek yang digunakan lebih dari satu kategori produk, tetapi tidak harus merupakan nama perusahaan pemiliknya.

3. Individual Brand, yaitu merek yang dibatasi hanya untuk satu kategori produk, meskipun biasa digunakan untuk beberapa tipe produk berbeda dalam kategori sama. 4. Modifier, yaitu wahana untuk menandakan item spesifik atau tipe model atau

konfigurasi tertentu dari produk.

Manfaat Merek

Menurut Kotler dan Keller (2012:259), merek memiliki manfaat bagi perusahaan sebagai berikut:

1. Menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk. 2. Membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.

3. Menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau aspek unik produk. Bagi perusahaan, merek mempresentasikan bagian properti hukum yang sangat berharga, dapat mempengaruhi konsumen, dapat dibeli dan dijual, serta memberikan keamanan pendapatan masa depan yang langgeng.

Syarat-syarat Memilih Merek

Menurut Kotler (2012:269) ada enam kriteria utama untuk milih merek, yaitu :

1. Dapat Diingat : Seberapa mudah merek itu diingat dan dikenali. Biasanya merek dengan nama-nama pendek lebih mudah diingat seperti Tide, Crest, dan Puffs.

2. Berarti : Nama merek itu menyiratkan dan mengidentifikasikan kategori yang berhubungan dengannya seperti bahan produk, tipe orang yang mungkin menggunakan merek.

3. Dapat disukai : Merek dapat disukai secara visual dan secara verbal, contohnya Sunkist, Spic, dan Span, dan Thunderbird.

4. Dapat Ditransfer : Merek dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dalam kategori yang sama maupun yang berbeda.

5. Dapat Disesuaikan : Merek dapat disesuaikan dan diperbarui.

6. Dapat Dilindungi : Merek dapat dilindungi secara hukum dan secara kompetitif.

Kualitas Produk

Produk memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk, perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun dari usahanya. Pembeli akan membeli produk kalau merasa cocok, karena itu produk harus disesuaikan dengan keinginan ataupun kebutuhan pembeli agar pemasaran produk berhasil. Dengan kata lain, pembuatan produk lebih baik diorientasikan pada keinginan pasar atau selera konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong (2001:346) adalah “Segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan”.

(8)

Mc Charry dan Perrcault (2003:107) mengemukakan bahwa, “Produk merupakan hasil dari produksi yang akan dilempar kepada konsumen untuk didistribusikan dan dimanfaatkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya”. Sedangkan menurut Saladin (2002:121), “Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan”.

Menurut Kotler (2005:49) “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/tersirat”. Sedangkan menurut Lupiyoadi (2001:158) menyatakan bahwa “Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas”.

Tingkatan Produk

Berdasarkan definisi diatas produk dapat dikatakan sebagai fokus inti dari semua bisnis. Produk adalah apa yang dilakukan perusahaan, mulai dari mendesain, mengadakan sistem produksi dan operasi, menciptakan program pemasaran, sistem distribusi, iklan dan mengarahkan tenaga penjual untuk menjual produk tersebut. Menurut Kotler dan Armstrong (2001:279) dalam merencanakan penawaran suatu produk, pemasar harus memahami lima tingkat produk, yaitu:

1. Produk Utama (Care Benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsikan oleh pelanggan dari setiap produk.

2. Produk Generik (Basic Product), adalah produk dasar yang mampu memenuhi fungsi pokok produk yang paling dasar.

3. Produk Harapan (Expected Product), produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisi secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli.

4. Produk Pelengkap (Augment Product), adalah berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahkan dengan berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing.

5. Produk Potensial (Pontential Product), adalah segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang.

Klasifikasi Produk

Menurut Kotler dan Armstong (2001:280) klasifikasi produk dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Barang Konsumen

Barang konsumen yaitu barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri, bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang konsumsi dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu:

a. Barang kebutuhan sehari-hari (Convience Goods) adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli konsumen (memiliki frekuensi pembelian tinggi), dibutuhkan dalam waktu segera, dan memerlukan waktu yang minim dalam perbandingan dan pembeliannya.

b. Barang belanjaan (Shopping Goods) adalah barang-barang yang karakteristiknya dibandingkan dengan berbagai alternatif yang tersedia oleh konsumen berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan daya dalam proses

(9)

pemilihan dan pembeliannya.

c. Barang khusus (Speciality Goods) adalah barang-barang dengan karakteristik dan atau identifikasi yang unik, yang untuknya sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia senantiasa melakukan usaha khusus untuk pembeliaannya. d. Barang yang tidak dicari (Unsought Goods) adalah barang-barang yang tidak

diketahui konsumen atau walau sudah diketahui namun secara umum konsumen belum terpikir untuk membelinya.

2. Barang Industri

Barang industri adalah barang-barang yang dikonsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau konsumen bisnis) untuk keperluan selain konsumsi langsung, yaitu : untuk diubah, diproduksi menjadi barang lain kemudian dijual kembali oleh produsen, untuk dijual oleh pedagang tanpa dilakukan transformasi fisik (proses produksi).

Dimensi Kualitas Produk

Menurut Orville, Larreche, dan Boyd (2005:422) apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk, yaitu:

1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.

2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan produk.

3. Conformance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauhmana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

5. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.

7. Perceived Quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terdapat produk didapat dari harga, merek, periklanan, reputasi, dana Negara asal.

Promosi

Pengertian Promosi

Kotler dan Keller (2009:510) menyatakan bahwa promosi adalah berbagai cara untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual.

(10)

yaitu :

1. Pesan yang disampaikan dalam iklan 2. Frekuensi penayangan iklan

3. Efektivitas media yang digunakan

4. Persepsi konsumen mengenai produk setelah iklan ditampilkan 5. Kejelasan pesan

6. Perolehan informasi dari iklan 7. Minat konsumen akan iklan

8. Kepercayaan konsumen akan iklan 9. Keyakinan akan membeli produk

10. Kecenderungan akan melakukan pembelian 11. Kesesuaian produk berdasarkan iklan

Tujuan Promosi

Menurut Damayanti (2006) dalam Lembang, (2010:25) tujuan promosi dalam perusahaan, yaitu :

a. Modifikasi tingkah laku dengan promosi perusahaan berusaha menciptakan kesan yang baik tentang dirinya dan dengan demikian bisa merubah tingkah laku serta pendapat konsumen tentang produk perusahaan sehingga mendorong pembelian produk.

b. Memberitahu kegiatan promosi dilakukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang penawaran perusahaan perihal suatu produk.

c. Membujuk diarahkan terutama untuk mendorong pembelian, sering perusahaan tidak ingin mendapat tanggapan instan dari konsumen, tetapi lebih mengutamakan kesan positif.

d. Mengingatkan promosi ini dilakukan terutama untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwa produk perusahaan masih ada di pasaran.

Berdasarkan pengertian diatas, maka promosi adalah upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memperkenalkan produk atau jasa kepada konsumen. Hal tersebut bertujuan agar konsumen melakukan pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan.

METODOLOGI PENELITIAN Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Dalam penulisan ilmiah ini, yang menjadi objek penelitian ini adalah masyarakat atau konsumen yang mengkonsumsi minuman isotonik Mizone di Kecamatan Periuk Kota Tangerang. Penelitian ini menggunakan variabel independent atau variabel bebas adalah (X) yaitu citra merek, kualitas produk dan promosi. Kemudian variabel dependent atau variabel terikat adalah (Y) yaitu keputusan pembelian.

(11)

n =

n =

n = 96,04 ≈ 97 atau dibulatkan 100

Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel yang digunakan dalam variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut:

1. Populasi

Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini tidak diketahui jumlahnya, karena penulis mengambil populasi warga Kecamatan Periuk Kota Tangerang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability Sampling (teknik insidental). Teknik insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebutulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2008). Penelitian ini menggunakan teknik Non Probability Samplingberupa Purposive Sampling. Rumus yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel pada penelitian adalah rumus Rao Purba (2006), yaitu:

Tabel Rumus Sampel Rao Purba

Keterangan :

n = Ukuran sampel

Z = Nilai dari tabel distribusi normal atas ketingkatan keyakinan 5% = 1,96

Moe = Margin of error, tingkat kesalahan maksimum adalah 10%

Maka sampel penelitian yang diambil untuk mengisi kuesioner sejumlah 100 responden.

Jenis Data dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam variabel penelitian dijelaskan sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri langsung oleh peneliti dari sumber penelitian (Sugiyono, 2009: 402). Data ini diperoleh dengan cara

(12)

menyebar kuesioner kepada responden. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 199). Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat atau konsumen yang mengkonsumsi minuman isotonik Mizone di Kecamatan Periuk Kota Tangerang.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari http://www.topbrand-award.com, jurnal, literatur, dan buku.

Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Menurut Sugiyono (2011:61), variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannnya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri Citra Merek (X1), Kualitas Produk (X2), dan Promosi (X3).

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Menurut Sugiyono (2011:61), variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Keputusan Pembelian (Y).

Alat Analisis Uji Validitas

Validitas merupakan ketepatan atau kecermatan pengukuran. Suatu kuesioner dikatakan valid kalau pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu variabel (pertanyaan) dikatakan valid bila skor variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya.

Jenis Uji Validitas:

a. Apabila jenis pertanyaan menggunakan skala likert (1,2,3,4,5): Korelasi

Pearson Product Moment

b. Jika butir soal Dis-Kontinum (soal bentuk objektif dengan skor 0 dan 1): Koefisien Korelasi Biseral

Keputusan Uji Validitas:

a. Bila r hitung (r pearson) ≥ r tabel artinya pertanyaan tersebut valid

b. Bila r hitung (r pearson) < r tabel artinya pertanyaan tersebut tidak valid

Sedangkan menurut Riwidikdo (2009), cara paling mudah dalam membaca hasil uji adalah berdasarkan nilai signifikasi (p) yang besarnya 0,000 yang dibandingkan dengan nilai a=5%, dimana nilai p < 0,05 sehingga menunjukkan bahwa pertanyaan tersebut valid karena memiliki hubungan yang signifikan antara pertanyaan dengan jumlah skor total pertanyaan.

(13)

Y= a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + e Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas artinya kestabilan pengukuran. Alat dikatakan reliabel jika digunakan berulang-ulang nilainya sama. Sedangkan pertanyaan dikatakan reliabel, jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Jenis Uji Reliabilitas:

a. Apabila jenis pertanyaan menggunakan skala likert (1,2,3,4,5): Uji

Cronbach’s Alpha

b. Jika butir soal Dis-kontinum (soal bentuk objektif dengan skala 0 dan 1): Uji Koefisien Reliabilitas

Keputusan Uji Reliabilitas:

a. Bila nilai Cronbach’s Alpha ≥ konstanta (0,6), maka pertanyaan reliabel b. Bila nilai Cronbach’s Alpha < konstanta (0,6), maka pertanyaan

tidak Reliabel

Analisis Regresi Berganda

Dalam penelitian ini analisis statistis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan rumus persamaan regresinya, Adapun bentuk persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian

X1 = Variabel bebas (Citra Merek)

X2 = Variabel bebas (Kualitas Produk)

X3 = Variabel bebas (Promosi)

a = Nilai Konstanta b1, b2, b3 = Koefisien regresi e = Kesalahan penggunaan Pengujian Hipotesis 1. Uji t

Uji t ini digunakan untuk mengetahui “Pengaruh Citra Merek (X1), Kualitas Produk (X2) dan Promosi (X3) Terhadap Keputusan Pembelian (Y)” yang diuji pada tingkat signifikan < 0,05 dengan menggunakan uji parsial dengan rumus:

(14)

KD = r2 x 100%

Keterangan: R = Nilai Korelasi Parsial n = Jumlah Sampel

Selanjutnya Uji t antara variabel independent terhadap variabel dependent menggunakan keputusan uji sebagai berikut:

a. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak ada pengaruh signifikan b. Jika thitung < ttabel maka Ho diterima tidak ada pengaruh signifikan 2. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya variabel independent yakni: Citra Merek (X1), Kualitas Produk (X2), dan Promosi (X3) secara simultan terhadap variabel dependent. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka dapat dinyatakan variabel Bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, begitupun sebalinya. 3. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Digunakan untuk mengetahui seberapa besarkah pengaruh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat, perlu diketahui nilai koefisien determinasi r2 karena nilai variabel bebas yang diukur terdiri dari nilai rasio absolute dan nilai perbandingan, kegunaan dari r2 adalah untuk mengukur besarnya presentase dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan menggunkan rumus:

PEMBAHASAN

Data dan Profil Objek Penelitian Sejarah Perusahaan

Minuman isotonik merek Mizone merupakan produk minuman yang diluncurkan oleh PT. Danone Aqua. Pengalaman yang dimiliki lebih dari 35 tahun di bidang industry air minum dalam kemasan, PT. Danone Aqua melakukan inovasi dengan meluncurkan produk baru minuman isotonik Mizone, tepatnya pada tanggal 27 September 2005. Minuman isotonik Mizone sendiri merupakan produk yang sudah dikenal di New Zealand, Australia dan China. PT. Danone Aqua melihat potensi padar dengan memanfaatkan Negara Indonesia yang beriklim tropis dengan aktivitas penduduk yang sehari-harinya padat dan sangat berpotensi dapat menyebabkan tunuh kehilangan cairan. Padahal, kehilangan cairan sebesar 2% saja dapat menurunkan konsentrasi dan stamina tubuh kita. Menjawab kebutuhan tersebut, minuman isotonik merek Mizone hadir di Indonesiasebagai sebuah inovasi baru dalam kategori minuman isotonik sebagai pengganti ion atau cairan tubuh yang hilang.

Minuman isotonik merek Mizone mengandung hydromax yaitu: vitamin B1, B3, B6, dan B12 untuk membantu metabolism karbohidrat menjadi energy, vitamin E sebagai

(15)

hilang akibat pengeluaran keringat. Kualitas bahan dasar minuman isotonik merek Mizone menggunakan air mineral Aqua dan sari buah alami melalui proses kristalisasi karena sudah terjamin oleh PT. Danone Aqua yang berpengalaman memproduksi minuman dalam kemasan. (mizone.com)

Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan pada empat variabel dalam penelitian ini, yaitu citra merek, kualitas produk, promosi dan keputusan pembelian. Teknik yang dipakai yaitu melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan/pernyataan dengan total skor konstruk atau variabel.

Tabel Hasil Uji Validitas

Variabel Pertanyaan R Hitung R Table Keterangan

Citra Merek (X1) 1 2 3 4 5 0,730 0,796 0,690 0,736 0,657 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 Valid Valid Valid Valid Valid Kualitas Produk (X2) 1 2 3 4 5 0,803 0,710 0,751 0,733 0,544 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 Valid Valid Valid Valid Valid Promosi (X3) 1 2 3 4 5 0,815 0,819 0,654 0,816 0,692 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 Valid Valid Valid Valid Valid Keputusan Pembelian (Y) 1 2 3 4 5 0,712 0,628 0,784 0,737 0,635 0,196 0,196 0,196 0,196 0,196 Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber : Kuesioner yang diolah dengan SPSS 23, 2020

Dari hasil uji validitas pada tabel 4.7, menyatakan bahwa semua indikator atau butir pertanyaan dalam penelitian ini adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari r pada kolom r hitung lebih besar dari pada r tabel atau lebih besar dari 0,196.

(16)

Uji Reliabilitas

Setelah pengujian validitas, maka tahap selanjutnya adalah pengujian reliabilitas. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kekonsistenan jawaban responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengukur variabel citra merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian minuman mizone. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan perangkat lunak SPSS 23.0 for Windows, yang memberi fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha Coefficient (α). Hasil perhitungan uji reliabilitas disajikan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s Alpha Cut of Value Keterangan

Citra Merek 0,772 0,6 Reliabel

Kualitas Produk 0,757 0,6 Reliabel

Promosi 0,819 0,6 Reliabel

Keputusan Pembelian 0,737 0,6 Reliabel

Sumber : Kuesioner yang diolah dengan SPSS 23, 2020

Hasil pengujian pada Tabel 4.8 menunjukkan nilai Cronbach Alpha dari keseluruhan variabel adalah lebih besar dari 0,60 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang digunakan adalah reliabel.

Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Penulis menggunakan bantuan SPSS 23.

Tabel

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 7.291 1.714 4.255 .000 Citra Merek .123 .086 .145 1.429 .156 Kualitas Produk .410 .099 .451 4.150 .000 Promosi .063 .085 .073 .743 .459 a. Dependent Variable: Y

(17)

Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan regresi yang terbentuk pada uji regresi ini adalah:

Y= a + b1X1 + b2X2+ b3X3

Y= 7,291 + 0,123X1 + 0,410X2 + 0,063X3

Y = Keputusan pembelian

X1 = Variabel bebas (Citra Merek)

X2 = Variabel bebas (Kualitas Produk)

X3 = Variabel bebas (Promosi)

a = Nilai Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien regresi

Hasil dari analisa tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

1. Variabel Citra Merek (X1) mempunyai pengaruh yang positif terhadap Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0,123. Nilai koefisien positif berarti mempunyai hubungan yang searah dan memiliki kontribusi terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y) serta apabila variabel Citra Merek (X1) bertambah satu satuan, maka akan mengalami kenaikan pada variabel Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0,123 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.

2. Variabel Kualitas Produk (X2) mempunyai pengaruh yang positif terhadap Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0,410. Nilai koefisien positif berarti mempunyai hubungan yang searah dan memiliki kontribusi terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y) serta apabila variabel Kualitas Produk (X2) bertambah satu satuan, maka akan mengalami kenaikan pada variabel Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0,410 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.

3. Variabel Promosi (X3) mempunyai pengaruh yang positif terhadap Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0,063. Nilai koefisien positif berarti mempunyai hubungan yang searah dan memiliki kontribusi terhadap variabel Keputusan Pembelian (Y) serta apabila variabel Promosi (X3) bertambah satu satuan, maka akan mengalami kenaikan pada variabel Keputusan Pembelian (Y) sebesar 0,063 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.

Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan menggunakan alat uji statistik, yaitu

Uji – T (Parsial)

Untuk menguji signifikansi koefisien regresi, yaitu apakah variabel independen (X) berpengaruh secara nyata atau tidak, maka akan digunakan uji t. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Pengujian kriteria dengan tingkat signifikan 0.05 ditentukan sebagai berikut:

a. t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak b. t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

(18)

Tabel Hasil Uji T Coeffic ientsa

Sumber : Kuesioner yang diolah dengan SPSS 23, 2020

1. Uji Hipotesis Pengaruh Variabel Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai signifikan diperoleh hasil variabel Citra Merek sebesar 0,156 > 0,05 hasilnya Ho diterima dan Ha ditolak, dan nilai t hitung 1,429 < 1,984 hasilnya Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat diartikan bahwa Citra Merek secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

2. Uji Hipotesis Pengaruh Variabel Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai signifikan diperoleh hasil variabel Kualitas Produk sebesar 0,000 < 0,05 hasilnya Ho ditolak dan Ha diterima, dan nilai t hitung 4,150 > 1,984 hasilnya Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat diartikan bahwa Kualitas Produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

3. Uji Hipotesis Pengaruh Variabel Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai signifikan diperoleh hasil variabel Promosi sebesar 0,459 > 0,05 hasilnya Ho diterima dan Ha ditolak dan t hitung 0,743 < 1,661 hasilnya Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat diartikan bahwa Promosi secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap Keputusan Pembelian.

Uji – F (Simultan)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Kriteria yang digunakan adalah:

c. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima d. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 7.291 1.714 4.255 .000 Citra Merek .123 .086 .145 1.429 .156 Kualitas Produk .410 .099 .451 4.150 .000 Promosi .063 .085 .073 .743 .459

(19)

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 144.794 3 48.265 17.084 .000b

Residual 271.206 96 2.825

Total 416.000 99

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), Promosi, Citra Merek, Kualitas Produk Sumber : Kuesioner yang diolah dengan SPSS 23, 2020

Berdasarkan pada hasil data yang telah diolah didapatkan nilai Fhitung sebesar 17,084 > Ftabel (2,70) dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Maka menunjukan H0 ditolak dan Ha diterima, artinya bahwa Citra Merek (X1), Kualitas Produk (X2), dan Promosi (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y).

Uji Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas (independen) memiliki pengaruh terhadap variabel terikat (independen). Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai adjusted R square.

Tabel

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .590a .348 .328 1.681

e. Predictors: (Constant), Promosi, Citra Merek, Kualitas Produk Sumber : Kuesioner yang diolah dengan SPSS 23, 2020

Berdasarkan tabel 4.14 diketahui bahwa nilai R square sebesar 0,348 yang menunjukkan bahwa variabel independen yaitu Citra Merek, Kualitas Produk, dan Promosi mampu menjelaskan variabel dependen yaitu Keputusan Pembelian sebesar 34,8% sedangkan sisanya 65,2% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek, kualitas produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian pada minuman mizone di Kecamatan Periuk Kota Tangerang, untuk mengetahui bagaimana variabel independen tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen. Setelah melakukan perhitungan pembahasan dari penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa :

1. Variabel Citra Merek dan Promosi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada minuman mizone di Kecamatan Periuk

(20)

Kota Tangerang. Akan tetapi, variabel Kualitas Produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada minuman mizone di Kecamatan Periuk Kota Tangerang.

2. Variabel Citra Merek, Kualitas Produk, dan Promosi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada minuman mizone di Kecamatan Periuk Kota Tangerang.

DAFTAR PUSTAKA

Alhumaira, Betri Nelisa. 2018. “Pengaruh Citra Merek, Promosi, dan Saluran Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Isotonik Merek Pocari Sweat pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Suska Riau”. Skripsi. Riau: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Fauzan, Muh. Rizky, Maskuri Sutomo, dan Rahmat Mubaraq. 2015. “Pengaruh Kepercayaan Merek, Periklanan, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Minuman Isotonik di Kota Palu”. Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Tadulako, Vol. 1, No. 1, Januari 2015, 007-014.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Oktavia, Nova. 2015. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah. Edisi 1. Cetak 1. Yogyakarta: Deepublish.

Oktaviani, Rani. 2016. “Pengaruh Kualitas Produk, Kepercayaan Merek, dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Merek”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Poluan, Jane G, Genita G. Lumintang, dan Victoria N. Untu. 2016. “Pengaruh Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Cola-Cola (Studi Kasus pada PT. Bangun Wenang Beverage Company Manado)”. Jurnal EMBA, Vol 4, No. 3, September 2016, Hal. 671-681.

Rao, Purba. 2006. Measuring Customer Perception Through Factor Analysis. The Asian Manager.

Ratnasari, Nita. 2018. “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk “Pocari Sweat””. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Riyaldi, Slamet. 2017. Akuntansi Manajemen. Taman Sidoarjo: Zifatama Publisher. Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tjiptono. 2001. Strategi Pemasaran. Edisi I. Yogjakarta : Andi. Tjiptono. 2002. Strategi Pemasaran. Edisi II. Yogyakarta: Andi.

Top Brand Index Kategori Minuman Isotonik. Tahun 2016-2019 Diakses dari http://www.topbrand-award.com. Pada tanggal 14 November 2019. Yanti, Merry Oky Zufi, dan Hendri Sukotjo. 2016. “Pengaruh Kesadaran

Merek, Asosiasi Merek, dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Aqua”. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol. 5, No. 5,

(21)

Mei 2016.

Yulasmi. 2015. “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum dalam Kemasan”. Jurnal Majalah Ilmiah UPI YPTK, Vol. 22, No. 1, Maret 2015.

(22)

Gambar

Tabel  Hasil Uji  Validitas
Tabel   Hasil Uji  Reliabilitas   Variabel  Cronbach’s  Alpha  Cut of Value  Keterangan
Tabel  Hasil  Uji T  Coeffic ientsa

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan larutan NaCl fisiologis dan madu sebagai bahan pengencer dalam penyimpanan sperma ikan patin (Pangasius pangasius) berpengaruh

Hasil penelitian menunjukan bahwa sinkritisme budaya merupakan percampuran budaya baru dan budaya lokal, atau percampuran aktivitas budaya yang terdiri dari bentuk pertunjukan

Pada babak penyisihan akan diambil 10 tim dengan peringkat teratas yang akan diumumkan melalui website IT Today 2016 pada tanggal 23 Agustus 2016.. Kategori soal pada

Etika moral ini terwujud dalam bentuk kehendak manusia berdasarkan kesadaran, dan kesadaran adalah suara hati nurani. Dalam kehidupan, manusia selalu dikehendaki dengan baik dan

Dari perhitungan nilai MAPE tersebut dapat diketahui bahwa kesalahan yang diperoleh sangat kecil yaitu 0,0417% untuk model variogram spherical dan 0,0776% untuk

​ Conclusion: ​ Dengue control and prevention counseling should be given to all age groups in the community regularly and it is recommended to reactivate ​ jumantik ​

dapat diartikan bahwa ada pengaruh yang signifikan integrasi pendidikan berbasis lingkungan melalui mata pelajaran IPA terhadap kesadaran lingkungan siswa di SD IT