• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sistem Persamaan Linear Dua Variabel"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER(NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh : SRI MULYATI

A410140049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif Jigsaw dan Numbered Heads Together (NHT) pada hasil pembelajaran matematika pada Sistem Persamaan Linear Dua Variable (SPLDV). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan desain quasi-experimental. Penelitian ini dilakukan di Mts. Muhammadiyah 6 Karanganyar pada kelas VIII A dan B. teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi. Hasil variansi penelitian ini thitung> ttabel (2,79>1,96), penelitian ini menghasilkan bahwa ada perbedaan antara model

pembelajaran Jigsaw dan Numbered Heads Together (NHT). Hasil analisis

menunjukan hasil nilai rata-rata kelas menggunakan Jigsaw adalah 70,71sedangkan

kelas yang menggunakan Numbered Heads Together (NHT) adalah 78,75.

Kesimpulan dari penelitian ini kelas dengan rata-rata nilai tertinggi menggunakan

metode pembelajaran yang baik. Demikian kedua metode Jigsaw dan Numbered

Heads Together (NHT) sama-sama memberikan hasil belajar yang positif. Kata kunci :Jigsaw, Numbered Heads Together (NHT), Hasil Belajar

Abstract

The aim of this research is to know the influence of cooperative learning model of Jigsaw and Numbered Heads Together (NHT) on mathematics learning result in Linear Equation System of Two Variable learning. This research is a quantitative research, with a quasi-experimental design. The research was conducted on Mts. Muhammadiyah 6 Karanganyar on VIII A and B students. The technique of collecting data is documentation. The result of variance of this research Fcount> Ftable

(6,599>4,008), this research obtained that there are the different between Jigsaw and Numbered Heads Together (NHT) learning methods. The result of analyses show that the mean of classroom that used Jigsaw is 70,71 while classroom that used Numbered Heads Together (NHT) is 78,75. This research concluded classroom with mean high score used good learning method. However, both of Jigsaw and Numbered Heads Together (NHT) have same positive effect with learning result.

Keyword: Jigsaw, Numbered Heads Together (NHT), Learning result.

1. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

(6)

2

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-Undang no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1). Pendidikan juga merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga di dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi selalu disertai dengan rasa tanggung jawab yang besar.

Mengingat peran pendidikan tersebut maka sudah seharusnya aspek ini menjadi perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya masyarakat Indonesia yang berkualitas. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Peker (2008:1) menyatakan bahwa rendahnya keberhasilan siswa dalam matematika telah menjadi kekhawatiran di beberapa negara sejak dulu. Ada banyak faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan matematika. Salah satu faktor diantaranya adalah siswa takut pada matematika. Karena itu, maka perlu adanya peningkatan mutu pendidikan matematika. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah peningkatan hasil belajar matematika siswa di sekolah.

Pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap sulit dipahami oleh siswa. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran matematika diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi. Artinya dalam penggunaan metode mengajar tidak harus sama untuk semua pokok bahasan, sebab dapat terjadi bahwa suatu metode mengajar tertentu cocok untuk satu pokok bahasan tetapi tidak untuk pokok bahasan yang lain. Kenyataan yang terjadi adalah penguasaan siswa terhadap materi matematika masih tergolong rendah jika dibanding dengan mata pelajaran lain. Hal serupa juga terjadi di Mts. Muhammadiyah 6 Karanganyar.

(7)

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru matematika kelas VIII Mts. Muhammadiyah 6 Karanganyar, mengatakan bahwa penguasaan materi matematika oleh siswa masih tergolong rendah. Salah satu materi matematika yang penguasaan siswa rendah adalah pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, di mana pada materi tersebut banyak siswa yang belum bisa menentukan cara yang mudah dalam menyelesaikan suatu sistem persamaan linear dua variabel dari beberapa cara yang ada, siswa juga kurang bisa menyatakan suatu bentuk model matematika dari soal cerita yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

Melihat fenomena tersebut, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, guna meningkatkan hasil belajar matematika disetiap jenjang pendidikan. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran siswa secara aktif adalah model pembelajaran kooperatif. Menurut Slavin (dalam Tran dan Lewis, 2012:9) Cooperative learning, one kind of student-centered learning approach, has been document throught the literature as effective in helping students obtain practical learning skills, abilities for effective in helping student obtain practical learning skills, abilities for effective communication and proficiency in term understanding knowledge, and it promotes positive student attitudes towards their own learning.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu jenis pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang telah didokumentasikan di seluruh literatur efektif dalam membantu siswa memperoleh keterampilan praktis belajar, kemampuan komunikasi yang efektif dan kemampuan dalam hal pemahaman pengetahuan, dan meningkatkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran mereka sendiri.

Model pembelajaran kooperatif sangat cocok diterapkan pada pembelajaran matematika karena dalam mempelajari matematika tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal konsep-konsep matematika tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan matematika dengan baik dan benar. Melalui model pembelajaran ini siswa

(8)

4

dapat mengemukakan pemikirannya, saling bertukar pendapat, saling bekerja sama jika ada teman dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan. Hal ini dapat meningkatkan motivasi siswa untuk mengkaji dan menguasai materi pelajaran matematika sehingga nantinya akan meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Model pembelajaran kooperatif terdiri dari empat pendekatan yaitu: Student Teams Achievement Division (STAD), Jigsaw, Investigasi Kelompok (IK) , dan pendekatan struktural. Pendekatan struktural terdiri dari dua tipe yaitu tipe Think Pair Share(TPS) dan tipe Numbered

Heads Together (NHT). Melihat penguasaan siswa terhadap materi

matematika khususnya pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel, maka dalam penelitian ini model pembelajaran yang dipilih adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan Numbered Heads Together(NHT). Menurut Mira Marlina, dkk (2017:102) pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan suatu pendekatan yang di kembangkan oleh Kagan yang memberi kesempatan peserta didik untuk saling membagikan ide-ide yang paling tepat.

Numbered Heads Together (NHT), salah satu strategi pembelajaran

kooperatif, lebih efektif daripada pembelajaran tradisional dalam wilayah akademik seperti pembelajaran sosial dan sains (Haydon, Maheady dan Hunter pada tahun 2010 dalam jurnal internasionalnya). Sedangkan menurut Johnson & Johnson (dalam Tran dan Lewis, 2012:9-10) bahwa salah satu model pembelajaran alternatif untuk mengajar adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw karena telah dinyatakan dapat meminimalkan daya saing di lingkungan belajar denganmendorong siswa untuk bekerja sama, lebih meningkatkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran mereka sendiri, meningkatkan hubungan yang lebih positif antara peserta,

mengembangkan harga diri dan kekompakan, dan meningkatkan

keterampilan belajar.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada di SMP

(9)

matematika di sekolah masih menggunakan model pembelajaran konvensional yakni suatu model pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan. Hal ini diduga merupakan salah satu penyebab terhambatnya kreativitas dan kemandirian siswa sehingga menurunkan prestasi belajar matematika siswa. Dengan pemilihan model ini, diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan yang kuat kepada siswa.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul :“Pengaruh Strategi Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw dan Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil

Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Pada Siswa kelas VIII SMP Mts. Muhammadiyah 6 Karanganyar Tahun Pelajaran 2017/2018”. Penelitian ini memerlukan kerja sama antar guru matematika dan peneliti melalui Penelitian kuantitatif. Dengan demikian diharapkan dapat menambah aktifitas, keaktifan, efisiensi dan pemahaman siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam rangka untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan metode belajar modelNHT dan model Jigsaw. Oleh karena itu, penelitian ini bila ditinjau dari segi bidang ilmu merupakan jenis penelitian pendidikan. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental. Menurut Sugiyono (2009: 77), desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Subyek dalam penelitian ini adalah kelas VIII B sebagai kelas eksperimen 1 sebanyak 32 siswa dan kelas VIII A sebagai kelas eksperimen 2 sebanyak 28siswa di Mts. Muhammadiyah 6 karanganyar.

(10)

6 2.1Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar matematika dalam pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Bentuk soal yang digunakan yaitu soal pilihan ganda. Soal memuat beberapa pertanyaan, dimana soal ini diberikan kepada kedua kelas eksperimen setelah perlakuan dengan strategi Jigsaw dan NHT.

2.2Metode Bantu

Metode bantu yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data dengan memanfaatkan arsip-arsip sebagai sumber data. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nama siswa kelas VIII yang dijadikan sampel dan nilai ulangan mid semester kelas VIII.

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan : (1) uji keseimbangan untuk mengetahui kelas yang di teliti sama kemampuannya, (2) uji prasayarat menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, dan (3) penarikan kesimpulan dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan yang tepat. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan observasi hasil belajar pratindakan yang dilakukan peneliti diperoleh nilai rata-rata hasil belajar matematika yang masih. Hal ini disebabkan karena penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat. Kegiatan pembelajaran masih mengaplikasikan model pembelajaran yang kegiatannya berpusat pada guru (teacher centered), sehingga siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student

centered) diharapkan peserta didik dapat dengan mudah memahami materi pelajaran dengan cepat sehingga hasil belajar peserta didik meningkat. Oleh karena itu pada penelitian ini peneliti mencoba menggunakan dua model yang

(11)

Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh variabel independen dalam hal ini variabel Jigsaw dan NHT terhadap Hasil Belajar. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji t. Hasil pengujian diperoleh bahwa nilai Fhitung> Ftabel (6,599> 4,008), sehingga dapat diartikan bahwa hasil pengujian dalam penelitian ini diperoleh hasil ada perbedaan dalam

penggunaan metode pembelajaran baik dengan metode pembelajaran Jigsaw

maupun metode pembelajaran NHT.

Pengujian dalam penelitian ini memperoleh hasil terdapat perbedaan dalam penggunaan metode pembelajaran, baik dengan menggunakan metode

Jigsaw maupun NHT. Karena hanya terdapat 2 variabel saja, sehingga untuk uji lanjut digantikan dengan melihat hasil rata-rata kedua variabel untuk mengetahui metode pembelajaran yang lebih baik. Hasil uji penelitian

menunjukkan rata-rata kelas yang menggunakan metode pembelajaran Jigsaw

adalah70,71, sedangkan untuk kelas yang menggunakan metode

pembelajaran NHT adalah 78,75.Sehingga dapat di simpulkan bahwa kelas dengan nilai rata-rata tertinggi merupakan kelas dengan penggunakan metode pembelajaran yang baik. Dalam penelitian ini peneliti berpendapat

penggunaan metode Jigsaw lebih baik karena proses pembelajaran yang lebih

terorganisir serta siswa lebih aktif untuk mengikuti langkah-langkah pada pembelajaran model Jigsaw, serta siswa dapat lebih fokus pada pembelajaran dibandingkan dengan model pembelajaran tipe NHT. Hal ini menunjukkan sesuai dengan hipotesis yang menyatakan “Terdapat Pengaruh Yang Signifikan dan Positif Pada Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw dan Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil belajar Matematika Siswa”. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat di simpulkan bahwa kelas dengan nilai rata-rata tertinggi merupakan kelas dengan penggunakan metode pembelajaran yang baik. Hal ini menunjukkan sesuai dengan hipotesis yang menyatakan “Terdapat Pengaruh Yang Signifikan dan Positif Pada Penerapan

(12)

8

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Numbered Heads Together

(NHT) Terhadap Hasil belajar Matematika Siswa”. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiyono. 2009. Statistika untuk penelitian. Surakarta: UNS press.

Destiningsih, Nuryani, dan Budi Usodo. 2013.”Efektivitas Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Make a Match

Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Ditinjau dari Keterampilan

Sosial Siswa Pada Kelas X Tahun Ajaran 2012/2013”. Jurnal Ilmiah

Pendidikan Matematika 1(2):1-12.

Firma, Rika Y. 2016. “Penggunaan Metode Numbered Heads Together (NHT)

Dalam Pembelajaran Matematika.” Jurnal Penelitian Pembelajaran

Matematika10(2):236-67.

Hardini, Isriani dan Dewi Puspita. 2012. Strategi Pembelajaran Terpadu : Teori, Konsep, & Implementasi. Yogyakarta: Familia.

Hidayati, Noor, Mardiyana, dan Riyadi. 2014. “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan Teams Games Tournament (TGT) Ditinjau dari Kecerdasan Interpersonal.”Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika 2(2):152-62.

Kusumawati, Ririn. 2009. Aljabar Linear dan Matriks. Malang:UIN-Malang Press

Lie, Anita. 2010. Mempraktikan cooperative learning di ruang-ruang kelas. Jakarta:

Grasindo.

Lipschoutz, Seymour dan Lipson, Marc L. 2004. Aljabar Linear. Jakarta: PT Gelora

Aksara Pratama.

Maheady, L., Michielli-Pendl, J., Harper, G. F., dan Mallette, B. 2006. “The Effects of Numbered Heads Together with and Without and Incentive Package on the

Science Test Performance of a Diverse Group of Sixth Graders.” Journal of

Behavioral Education, Vol. 15, No. 1, pp 25-39. Diakses pada 15 September 2017 pukul 13:20 (http://link.springer.com/article/10.1007%2Fs10864-005-9002-6#page-1)

Marlina, M. 2017.”Perbandingan Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Team Achievemant Division dan Numbered Heads Together ditinjau Dari Prestasi dan Sikap Siswa.”Jurnal Penelitian dan Pendidikan Matematika 10 (1):99-107. Diakses pada 26 September 2017 pukul 10:38 (http://scholar.google.com/citations?user=E8hJ1b4AAAAJ%hl=id )

Peker, M. 2008. “Pre-Service Elementary school Teachers’ Learning Styles and Attitude towards Mathematics”. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education. 4 (1). 21-26. Diakses pada 15 September 2017 pukul

(14)

10

12:55(https://www.google.co.id/url?q=http://www.iserjournal.com./journals/e urasia/download/10.12973/eurasia.2008.00080a&sa=U&ved=0ahUKEwjv0-LvirjWAhXLqY8KHZ2MC3UQFggXMAE&usg=AFQJCNGTVTFszvVJg WSzpeHNLkRrDzDsiQ)

Sholikhah, Miftakhus, dan Hartanto. 2015. “Perbandingan Keefektifan Antara

Problem-Based Learning Setting Numbered Heads Together dan

settingJigsaw.” Jurnal Riset Pendidikan Matematika 2(1):63-77.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Solihatin, Etin, Dan Raharjo. 2009. Cooperative Learning Analisis Model

Pembelajaran IPS. Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.

Bandung:Alfabeta.

Supardi. 2015. Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotorik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori Dan Konsep Dasar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Tran, V., dan Lewis, R. 2012. “The Effects of Jigsaw Learning on Students’

Attitudes in a Vietnamese Higher Education Classroom.” International

Journal of Higher Education, Vol. 1, No. 2, pp 9-20. Diakses pada 15

September 2017 puku12:45 (http://www.sciedu.ca/journal

/index.php/ijhe/article/download/1115/613)

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta:Presta Pustaka.

Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Para praktisi konstruksi maupun pihak netral berpendapat bahwa sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya untuk kategori sengketa yang diakibatkan dari segi

Peneliti juga berterimakasih bagi dosen pembimbing dan dosen-dosen pengajar yang dari awal memberika ide dan dukungan dalam penyusunan skripsi Maskulinitas Pemimpin Perempuan

[r]

Kepada pemerintah dari pusat sampai desa-desa, perlu memperhatikan, bekerja dan bertanggungjawab atas perencanaan dan pendayagunaan Dana Desa berdasarkan hukum dan

Untuk menjelaskan pentingnya hak atas air bersih dan aman sebagai bagian dari.. hak asasi manusia, maka dapat dilakukan dengan penjelasan faktual

b) PVC atau polivinilklorida, juga merupakan plastik yang digunakan pada pembuatan pipa pralon dan pelapis lantai... c) Etanol, merupakan bahan yang sehari-hari dikenal dengan

memberikan asuhan keperawatan professional pada klien lansia yang mengalami1. berbagai perubahan fisiologis dengan atau tanpa gangguan struktur pada

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN