• Tidak ada hasil yang ditemukan

KISTA HEPAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KISTA HEPAR"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KISTA HEPAR  KISTA HEPAR 

A. Landasan Teoritis Penyakit A. Landasan Teoritis Penyakit

1. Definisi 1. Definisi

Dalam pengertian secara histopatologi, kista adalah rongga yang dilapisi sel Dalam pengertian secara histopatologi, kista adalah rongga yang dilapisi sel epi

epiteltel. . PadPada a kiskista ta terdterdapaapat t dukduktus tus yanyang g terdterdilatilatasi asi yanyang g biabiasansanya ya disdisebaebabkabkan n oleolehh obstruksi, hiperplasia epitel, sekresi berlebihan dan distorsi struktural. Sebagian kista obstruksi, hiperplasia epitel, sekresi berlebihan dan distorsi struktural. Sebagian kista timbul

timbul dari sisa-sisa epitel ektopik dari sisa-sisa epitel ektopik atau sebagai hasil atau sebagai hasil nekrosis di tennekrosis di tengah-tengah massagah-tengah massa epitel.

epitel. Pe

Penynyakakit it kikististik k hehepapar r serserining g didiididenentitififikakasi si saasaat t lalapaparorototomi mi dadan n selselamamaa  pemeriksaan

 pemeriksaan gejala gejala abdominal abdominal yang yang tidak tidak berhubungan berhubungan dengan dengan kista. kista. Dalam Dalam banyak banyak  kasus, penemuan kista hepar yang tidak terduga baik soliter maupun multipel, tidak  kasus, penemuan kista hepar yang tidak terduga baik soliter maupun multipel, tidak  me

memimililiki ki artarti i klklininis is bibila la titidadak k bebergrgejaejalala, , wawalalaupupun un kikiststa a hehepapar r inini i jujuga ga dadapapatt diasosiasikan sebagai proses patologis yang cukup serius.

diasosiasikan sebagai proses patologis yang cukup serius. 2. Anatomi

2. Anatomi Hep

Hepar ar terlterletak etak padpada a kuakuadradran n kankanan an ataatas s abdabdomeomen, n, intintrapraperiteritoneoneal al teptepat at didi  bawah

 bawah sisi sisi kanan kanan diafragma diafragma yang yang dilindungi dilindungi oleholeh costacosta. Berat hepar kurang lebih. Berat hepar kurang lebih !"" gram pada orang dewasa

(2)

#ambar . Posisi hepar dalam tubuh #ambar . Posisi hepar dalam tubuh He

Hepapar r mememimililikiki  facies  facies diaphragmaticadiaphragmatica  d  daann  facies  facies visceralisvisceralis  $dorsokaudal%  $dorsokaudal% ya

yang ng didibabatatasi si ololeh eh tetepi pi kakaududal al hehepaparr..  Facies  Facies diaphragmaticadiaphragmatica berbersifsifat at liclicin in dandan  berbentuk kubah,

 berbentuk kubah, sesuai sesuai dengan cekungan dengan cekungan permukaan kaudal permukaan kaudal diafragma, diafragma, tetapi tetapi untuk untuk  se

sebabagigian an bebesasar r teterprpisisah ah dadari ri didiafrafragagma ma kakarerenana recrecessus essus subphsubphrenrenicusicus cavitascavitas  peritonealis

 peritonealis. . HepHepar ar tertertuttutup up oleoleh h perperitoitoneuneum, m, keckecualuali i di di sebsebelah dorsaelah dorsal l padpadaa areaarea nuda

nuda, , temtempapat t hehepapar r bebersersentntuhuhan an lalangngsusung ng papada da didiafrafragagmama. . &r&rea ea nunuda da hehepapar r ininii dibata

dibatasi si oleh melipatnoleh melipatnya ya peritoperitoneum dari neum dari diafragdiafragma ma ke hepar ke hepar sebagasebagai i lembalembar r 'entra'entrall $cranial% dan lembar dorsal $kaudal% ligamentum coronarium. (edua lembar tersebut $cranial% dan lembar dorsal $kaudal% ligamentum coronarium. (edua lembar tersebut  bertemu

 bertemu di di sebelah sebelah kanan kanan untuk untuk membentuk membentuk ligamentum ligamentum triangulare. triangulare. (e (e arah arah kirikiri lembar-lembar ligamentum coronarium tercerai dan membatasi area nuda hepar yang lembar-lembar ligamentum coronarium tercerai dan membatasi area nuda hepar yang

(3)

 berbentuk segitiga. )embar 'entral ligamentum di sebelah kiri bersinambungan dengan lembar kanan ligamentum falciforme, dan lembar dorsal bersinambungan dengan lembar kanan omentum minus. )embar kiri ligamentum falciforme dan omentum minus bertemu untuk membentuk ligamentum triangulare sinistrum.

Hepar terbagi menjadi lobus hepatis dekstra dan lobus hepatis sinistra yang masing-masing berfungsi secara mandiri. *asing-masing lobus memiliki pendarahan sendiri dan arteria hepatica dan 'ena portae hepatis, dan juga penyaluran darah 'enosa dan empedu bersifat serupa.

)obus hepatis dekstra dibatasi terhadap lobus hepatis sinistra oleh fossa 'esicae biliaris dan sulcus 'ena ca'a pada facies 'isceralis hepatis, dan oleh sebuah garis khayal pada permukaan diaphragmatika yang melintas dari fundus 'esicae  biliaris ke 'ena ca'a inferior.

)obus hepatis sinistra mencakup lobus caudatus dan hampir seluruh lobus +uadratus. )obus hepatis sinistra terpisah dari lobus caudatus dan lobus +uadratus oleh fissure ligament teretis dan fissura ligamenti 'enosi pada facies 'isceralis, dan oleh perlekatan ligamentum teres hepatis pada facies diaphragmatica.

Hepar menerima darah dari dua sumber arteri hepatica propria $"% dan 'ena porta hepatis $/"%. &rteri hepatica propria membawa darah yang kaya akan oksigen dari aorta, dan 'ena porta hepatis mengantar darah yang miskin akan oksigen dari saluran cerna, kecuali dari bagian distal canalis analis. Di porta hepatis arteri hepatica propria dan 'ena porta hepatis berakhir dengan membentuk ramus dekstra dan ramus sinistra, masing-masing untuk lobus hepatis dekstra. )obus-lobus ini  berfungsi secara terpisah, dalam masing-masing lobus cabang primer 'ena porta hepatis dan arteri hepatica propria teratur secara konsisten untuk membatasi segmen 'ascular. Bidang hori0ontal melalui masing-masing lobus membagi hepar menjadi

(4)

delapan segmen 'ascular. &ntara segmen-segmen terdapat 'ena hepatica untuk  menyalurkan darah dari segmen-segmen yang bertetangga.

#ambar 1. Distribusi 'askular dan duktus hepatikus

2ena hepatica yang terbentuk melalui persatuan 'ena centralis hepatis,  bermuara dalam 'ena ca'a inferior, tepat kaudal dari diaphragm. Hubungan 'ena ini

dengan 'ena ca'a inferior membantu memantapkan kedudukan hepar.

Hepar memiliki 'asa lymphaticum superficial dan 'asa lymphaticum  profundum. 2asa lymphaticum superficial terbanyak bergabung dengan pembuluh

limfe di porta hepatis dan ditampung oleh nodi lymphoidei hepatici.

Pembagian anatomi menurut nomenklatur 3ouinaud sangat penting dalam mempertimbangkan reseksi segmen hepar. Hal ini memungkinkan kita melakukan reseksi pada segmen tertentu atau kombinasi beberapa segmen dengan tetap mempertahankan 'askularisasi dan kontinuitas aliran bilier pada segmen yang tertinggal.

&natomi hepar dapat dideskripsikan menggunakan dua aspek yang berbeda  anatomi morfologis dan anatomi fungsional. &natomi morfologis tradisional  berdasarkan pada penampakan eksternal hepar, dan tidak mempertimbangkan 'askularisasi dan percabangan duktus biliaris, yang sebenarnya penting dalam reseksi hepar.

(5)

Sebagian besar pada kasus kista hati yang merupakan gejala idiopatik yaitu karena tidak adanya alasan yang signifikan karena pada pembentukan. (ista hati yang sering kali kita ketahui dari adanya perkembangan sebagai adanya akibat dari gejala  bawaan sejak lahir karena adanya penyimpangan dari saluran empedu. Dari beberapa kasus kista hati juga dapat disebabkan karena adanya komplikasi berat lainnya seperti  pada penyakit polikistik hati, kanker hati, penyakit caroli, dan fibrosis hati bawaan.

Pada penyakit bawaan yang bernama polikistik yang dapat mengalami seseorang yang dapat terjadi pada saat mengembangkan beberapa kista hati, hal tersebut juga membuat menghambat terjadinya dari fungsi ginjal. Pada pembentukan kista jinak  yang ada didalam saluran empedu yang dapat disebabkan oleh penyakit bawaan yang disebut dengan kista koledokus.

4erjadinya pada faktor genetik yang dapat menimbulkan penyebab untuk   penyakit caroli yang dapat mengakibatkan gejala kista hati. 5nfeksi yang terjadi  biasanya disebabkan oleh adanya parasit echinococcus granulosus yang dapat

menimbulkan penyebab kondisi ini.

)ar'a parasit yang akan membungkus diri yang ada didalam kista, hal ini yang disebut dengan kista hidatidosa yang biasanya menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa nyeri perut. Pada tumor kanker yang ada dibagian hati ada kemungkinan besar  yang telah didiagnosa sebagai gejala kista hati. 6leh karena itu bagi penderita sebaiknya melakukan pengobatan yang lebih tepat.

(lasifikasi (ista Hepar

A. Kista intrahepak congenital Parenkimal

(6)

Penyakit polikistik hepar  &nak 

Dewasa

7ibrosis hepatis congenital

Dilatasi fokal duktus biliaris intrahepatik $Caroli’s disease% B. Kista intrahepak didapat (acquired )

5nflamatorik  Piogenik  &mebik  8chinococcal $hydatid %  9eoplastik  Benigna *aligna 4raumatik 

4abel . (lasifikasi (ista pada Hepar  Kista Intrae!atik Kongenital

(ista ini dapat tunggal, multipel, difus, terlokalisasi, unilokular, atau multilokular. (ejadian ditemukan kista pada autopsi dilaporkan dalam ",: kasus,   pada pemeriksaan 34-scan. (ista soliter maupun penyakit polikistik hepar lebih  banyak ditemukan pada wanita usia !" hingga ;" tahun.

(ista non-parasitik soliter biasanya terletak pada lobus kanan hepar. 5si kista  berupa material yang bening, dan memiliki karakteristik tekanan internal yang rendah  < tidak seperti kista parasitik yang memiliki tekanan tinggi. Biasanya cairan kista ini  berwarna kuning kecokelatan, yang diduga berasal dari parenkim yang nekrosis. Penyakit polikistik hepar menunjukkan gambaran honeycomb appearance  dengan ka'itas yang multipel, dengan lesi yang tersebar merata di seluruh hepar.

Baik lesi soliter maupun polikistik tumbuh secara perlahan dan relatif tidak   bergejala. Sebuah massa di kuadran kanan atas yang tidak nyeri adalah keluhan yang  paling sering, dan ketika gejala muncul, biasanya dihubungkan dengan penekanan  pada organ yang berdekatan. 9yeri abdominal yang akut dapat mengikuti komplikasi

(7)

torsi, hemoragik intrakistik, atau rupturintraperitoneal. Pemeriksaan klinis dapat mengidentifikasi massa, dan ginjal juga dapat teraba. 5kterus jarang ditemukan. 7ungsi hepar biasanya tidak menunjukkan abnormalitas. 34 scan, =S#, dan arteriografi dapat digunakan untuk menentukan posisi intrahepatik dari massa, dan  peritoneoskopi dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis.

(ista soliter yang asimtomatik dan penyakit polikistik hepar biasanya tidak  membutuhkan penanganan khusus. (ista yang besar, soliter, dan simtomatik dapat ditangani secara elektif kecuali bila terjadi ruptur, hemoragik intrakistik, atau torsi. Pasien dengan kista hepar telah dapat ditangani dengan baik melalui  percutaneus cathether drainage  yang dikontrol secara radiologik, pada waktu yang bersamaan dengan injeksi cairan yang menyebabkan sklerosis seperti alkohol. Prosedur ini sering dikaitkan dengan kasus rekurensi. >esolusi permanen diperoleh melalui operasi yang sederhana dengan pembukaan atap kista secara luas dan dihubungkan kembali seperti halnya parenkim hepar yang normal. Prosedur ini dapat dilakukan secara laparoskopik. Pada kasus hemoragik intrakistik yang signifikan, cystectomy mungkin dibutuhkan. Drainase internal ke intestinum mungkin dibutuhkan hanya bila terdapat erosi di dalam duktus hepatikus major yang tidak dapat diperbaiki kembali.

 Simple Liver Cyst 

Simple hepatic cyst muncul dalam jumlah besar dengan ukuran yang  ber'ariasi, permukaan rata, mengkilat, berwarna biru-keabuan dan sering ditemukan  pada lobus kanan. Dindingnya terdiri atas  lapisan  lapisan terdalam menyerupai epitel duktus biliaris, lapisan tengah yang berupa jaringan ikat padat, dan lapisan luar  yang mengandung jaringan ikat longgar dan duktus biliaris serta pembuluh darah yang terkompresi.

(8)

(ista soliter dapat berasal dari duktus yang tumbuh abnormal sebagai akibat dari hiperplasia inflamatorik atau obstruksi kongenital. (ista ini dapat mengenai semua usia. ?" dari kista jenis ini unilokular, dan memiliki ukuran yang ber'ariasi. Sebuah kista yang mengandung 1,: liter cairan telah dilaporkan pada pasien berusia 1 tahun.

Penyebab dari kista jenis ini tidak diketahui, namun diduga muncul secara congenital. (ista ini memiliki epitel tipe bilier, dan mungkin berasal dari dilatasi  progresif mikrohemartroma bilier. (ista ini jarang mengandung empedu, hipotesis yang paling diterima adalah kegagalan mikrohemartroma untuk membentuk hubungan normal dengan saluran empedu. Secara khas, cairan yang terkandung di dalam kista ini memiliki komposisi elektrolit yang menyerupai plasma. 8mpedu, amylase, dan sel darah putih tidak ditemukan. 3airan kista ini disekresikan secara terus-menerus oleh sel-sel epitel di tepi kista. (arena alasan inilah, aspirasi cairan dari simple cyst  tidak   bersifat kuratif.

 Policystic Liver Disease

5nsidens kista hepar congenital sulit ditentukan oleh karena sebagian besar  indi'idu dengan lesi ini tidak mengeluhkan gejala. Penyakit polikistik ini biasanya disubklasifikasikan sebagai 'arian pada anak dan dewasa, karena memiliki perbedaan  pada pola pewarisan, status penampilan dan konsekuensi klinis. Penyakit polikistik   pada anak diwariskan secara resesif autosomal dengan ! subtipe secara umum   perinatal, neonatal, infantile, dan ju'enile. Semua 'arian dari polikistik pada anak ini mengenai hepar dan ginjal dengan peningkatan absolut dari duktus biliaris intrahepatik.

(9)

Penyakit polikistik hepar pada orang dewasa diwariskan secara dominan autosomal. Hepar tampak kistik difus secara makroskopik, walaupun dapat tampak   pola yang berbeda dari penyakit ini, seperti kista yang unilobar dan ukuran kista yang  ber'ariasi. (ista dapat ditemukan pada lien, pancreas, o'arium, paru-paru, dan ginjal.

5nsidens meningkat seiring usia dan lebih sering pada wanita dibandingkan pria.

Prognosis dari penyakit polikistik hepar biasanya bergantung pada penyakit ginjal yang menyertainya. (egagalan fungsi hati, ikterus, dan manifestasi hipertensi  portal jarang ditemukan. 4ingkat mortalitas dari kista non-parasitik yang ditangani

secara operatif mendekati angka nol.

Kista Intrae!atik A"#$ired %dida!at&  Echinococcal/Kista Hydatid 

(ista jenis ini dapat ditemukan di seluruh dunia, terutama di daerah  peternakan biri-biri. Daerah ini termasuk *editerania $terutama @unani%, &ustralia, dan 9ew Aealand, serta negara di 4imur 4engah seperti 5ran. 5nfeksi 8chinococcal disebabkan oleh Echinococcus granulosa, yang dapat asimptomatis selama bertahun-tahun dan menunjukkan hasil yang efektif dengan pembedahan, atau  E. multilocularis, yang lebih 'irulen dan menyebabkan kista in'asif yang multipel dan lebih sulit ditangani secara operatif. Dua pertiga dari kasus kista echinococcal ditemukan pada hepar, dan /: di antaranya berlokasi pada lobus kanan.

Pada hepar host intermediate, terbentuk hydatid unilocular yang tumbuh  perlahan dan tidak bergejala selama bertahun-tahun. Dinding hydatid ini memiliki dua lapisan yang terdiri atas ektokista, yang berupa cangkang fibrous non-selular yang  berfungsi proteksi, dan sebuah endokista, yang merupakan bagian yang aktif dari kista tersebut. 8ndokista mensekresi cairan bening yang mengisi kista dan memproduksi kapsul-kapsul $yang dikenal dengan hydatid sand % dan kista anakan. Selama

(10)

bertahun-tahun kemudian, hydatid ini membesar dengan beberapa liter cairan dan kista anakan yang tak terhitung jumlahnya.

(omplikasi dari kista hidatid di antaranya

 >uptur intrabilier, yang mengenai : hingga " kasus.

 >uptur intraperitoneal, yang sangat jarang namun dapat menyebabkan

 pembentukan kista baru pada rongga peritoneal.

 5nfeksi bakteri sekunde, yang menyebabkan pembentukan abses.  8kstensi transdiafragmatika ke rongga pleura.

(ista hidatid berukuran besar yang menimbulkan gejala dapat ditangani secara laparoskopik maupun dengan open surgery. )angkah-langkah manajemen kista ini meliputi 

 5solasi kista dari rongga peritoneal untuk meminimalisasi tumpahan cairan kista.  &spirasi isi kista sedapat mungkin, dibutuhkan pengalaman yang memadai sebab

cairan dalam kista biasanya bertekanan rendah.

 5nstilasi agen skolekoidal ke dalam rongga kista seperti cairan saline hipertonik 

maupun alkohol.

 8ksisi kista hidatid dengan memisahkan kista dari hepar melalui pemisahan di

antara lapisan germinal dan ad'entitia.

 Sebagai alternatif, kista dapat dikeluarkan melalui reseksi hepar, atau bila cukup

ekstensif, dapat dilakukan marsupialisasi dan pengisian dengan omentum.

 Kista Neoplastik 

)esi kistik neoplastik hepar, jarang merupakan kistadenoma bilier primer atau kistadenokarsinoma. )esi ini lebih sering merupakan metastasis dari tumor kistik dari

(11)

organ lain, seperti pancreas atau o'arium, atau sekunder dari degenerasi kistik tumor  hepar solid primer atau metastatik.

(istadenoma $benigna% atau kistadenokarsinoma $maligna% hepar lebih sering terjadi pada wanita $lebih dari /:% dan biasanya muncul sebagai nyeri tumpul dan rasa penuh di perut bagian atas. )esi ini biasanya dapat didiagnosis dengan =S# dan 34 scan, yang menunjukkan sebuah massa kistik dengan dinding yang tebal bertepi rata dan septa internal. Sebuah massa solid yang berhubungan dengan dinding kista  biasanya dideskripsikan sebagai komponen maligna yang membutuhkan reseksi yang lebih radikal. &ngiografi akan menunjukkan S6) yang a'askular dan bayangan tumor   pada perifer yang disebabkan oleh proyeksi dinding tumor. 4umor ini tidak   berhubungan dengan duktus biliaris, sehingga cholangiografi preoperatif tidak 

memiliki nilai diagnostik.

Setelah didiagnosis, sebuah lesi kistik primer hepar dengan gambaran radiografi berupa kistadenoma harus dieksisi secara utuh walaupun tidak bergejala. 6perasi yang kurang defenitif akan menyebabkan rekurensi tumor, pembesaran, atau infeksi, hingga dapat bertransformasi menjadi malignansi. &pabila gambaran kista tampak benigna, kadang dapat dibuang seluruhnya dan memisahkannya dari parenkim hepar. Dinding kista yang menebal di sekitarnya atau penyebaran pada parenkim hepar di sekitarnya menunjukkan malignansi, dan eksisi yang lebih lebar dengan e'aluasi histologik melalui frozen section harus dipertimbangkan. 4umor ini, seperti neoplasma kistik di tempat lain, memiliki potensi malignansi yang cukup rendah dan  jarang rekuren bila dieksisi secara adekuat.

(12)

 Kista Traumatik 

4ipe kista hepatis ini dibentuk dari resolusi hematoma subscapular atau intraparenkimal yang berasal dari trauma abdominal, di mana peristiwa trauma itu sendiri dapat diingat maupun tidak diingat oleh pasien. Perdarahan di dalam parenkim hepar dapat timbul pada trauma tumpul maupun tajam. (ista traumatic mengandung darah, empedu, dan jaringan hepar yang nekrotik. )apisan epithelial yang sedikit menggambarkan bahwa sebenarnya kista traumatik adalah pseudokista. Bila riwayat trauma tidak jelas, kista ini biasanya tidak dapat dibedakan dari kista kongenital soliter, dan memiliki penanganan yang sama. Pembedahan dianjurkan bagi pasien yang mengeluhkan gejala. Pada saat laparotomi, kista traumatik biasanya dapat dibedakan dari kista congenital dengan adanya dinding yang sangat fibrotik dan mengandung hemosiderin. (ista yang simptomatik harus dieksisi secara utuh apabila dimungkinkan. &pabila sebagian dinding kista tidak dapat direseksi dengan mudah, e'aluasi frozen section harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa tidak akan terjadi  proses neoplastik setelahnya. alaupun kista traumatic dapat terinfeksi sekunder,

kista ini dapat diharapkan memiliki hasil penanganan yang baik.

'. Tanda dan (e)ala

(ista hati yang biasanya terjadi jika tidak adanya gejala maka tidak akan terlihat lebih jelas. @ang kebanyakan orang yang menderita nya tidak akan mudah menyadari  pada kondisi yang telah menimpanya tersebut. (antung jinak yang tidak dapat

mempengaruhi pada fungi hati yang normal. akan tetapi bila gejala kista hati sudah tumbuh lebih besar sampai / cm, atau bila terjadi pada perdarahan yang ada didalam kista. *aka gejala kista hati pun akan mudah terlihat.

(13)

 Penderitanya biasanya akan mengalami perubahan pada kulit tubuhnya, kulit

dan mata yang akan nampak lebih menguning dan pada lingkaran kulit tepat dibagian bawah mata akan terlihat lebih gelap, dari adanya gejala kista hati ini  biasanya penderita akan mengalami tubuh warna kuning.

 &ir kencing yang keluar akan berubah menjadi warna lebih pekat dan sangat

 berbau yang menyengat. Selain itu adapun gejala kista hati lainnya, penderita akan mengalami susah buang air besar  yang tidak lancar.. B&B yang bagus  pada saat bangun pagi hari untuk memperbarui dalam asupan gi0i dan nutrisi

yang baru bagi tubuh.

 4erjadinya pembentukan tubuh dan kuku. Beberapa gejala kista hati pada

wanita yang terkena gejala kista hati, pada bentuk kuku jarinya yang akan melengkung dan keluar seperti keputihan yang tidak normal.

 #ejala kista lainnya biasanya penderita akan mengalami pada penurunan nafsu

makannya yang bahkan bisa saja hilang dalam nafsu makan yang akan  berimbas pada penurunan berat badan yang secara drastis. Bahkan ada juga yang sampai terserang penyakit anemia, perut terasa mual, perut kembung, dan adanya gangguan setelah makan. 4api tidak hanya semua penderita gejala kista hati ini akan mengalami pada penurunan berat badan.

 4ubuh kekurangan cairan yang diakibatkan karena tidak seimbangnya dalam

mengkonsumsi air putih. Penderita yang biasanya akan merasa mudah haus dan mengalami perubahan pada saat buang air kecil. &ir putih memanglah sangat diperlukan tubuh berfungsi untuk memudahkan tubuh dan pada organ tubuh lainnya untuk mencernakan makanan. *aka dari itu sebaiknya anda

(14)

minum air putih minimal C sampai " gelas setiap harinya untuk menghindari dari adanya gejala kista hati tersebut.

 Penderita kista hati biasanya dia akan mengalami pusing kepala, kejang kejang

dan mengalami perubahan mood dan perasaannya, seperti mudah tersinggung, mudah marah atau bahkan akan mengalamidepresi berat.

*. Pemeriksaan Pen$n)ang dan Diagnostik 

Pemeriksaan La+oratori$m

Pasien dengan kista hepar tidak banyak memerlukan pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan faal hati seperti transaminase atau alkali fosfatase mungkin sedikit abnormal, namun kadar bilirubin,  prothrombin time $P4% dan activated prothrombin times $&P44% biasanya berada dalam batas normal.

Pada  Polycystic Liver Disease  P3)D !, dapat dijumpai abnormalitas yang lebih banyak pada pemeriksaan fungsi faal hati, namun gagal fungsi hati jarang dijumpai. 4es fungsi ginjal termasuk kadar urea dan kreatinin darah biasanya abnormal. Pada tumor kistik hepar, tes fungsi hati juga dapat normal seperti pada  simple cyst  namun bisa terdapat abnormalitas pada sebagian pasien.

4erdapat peningkatan kadar 3arbohydrate antigen $3&% ?-? pada sebagian  pasien. 3airan kista dapat diambil untuk pemeriksaan 3& ?-? pada saat pembedahan sebagai pemeriksaan marker untuk kistadenoma dan kistadenokarsinoma. Pasien dengan abses hepar dapat dikenal pasti dari gejala klinis. Pada pemeriksaan darah sering ditemukan leukositosis.

ika terdapat kista hidatid, dijumpai eosinophilia pada sekitar !" pasien, dan titer antibody echinococcal  positif pada hampir C" dari pasien. Pemeriksaan immunoassay en0im $enzyme immunoassay, 85&% dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi spesifik untuk E. histolytica.

Pemeriksaan histologik dari kista dilakukan dengan tujuan untuk  menyingkirkan kemungkinan suatu keganasan, seperti kistadenokarsinoma. Secara histopatologik kista hepar yang benigna mengandung cairan yang bersifat serosa dan dindingnya terdiri dari selapis sel epitel kuboidal dan stroma fibrosa yang tipis.

(15)

Sebelum tersedia modalitas pencitraan abdominal secara luas termasuk  ultrasonografi $=S#% dan 34 scan, kista hepar didiagnosa hanya apabila ia sudah sangat membesar dan bisa dilihat sebagai massa di abdomen atau sebagai penemuan tidak sengaja saat melakukan laparotomy. Saat ini, pemeriksaan radiologik sering menemukan lesi yang asimptomatik secara tidak sengaja. 4erdapat beberapa pilihan  pemeriksaan radiologik pada pasien dengan kista hepar, seperti =S# yang bersifat non-in'asif namun cukup sensitif untuk mendeteksi kista hepar. 34 scan juga sensitif  dalam mendeteksi kista hepar, dan hasilnya lebih mudah untuk diinterpretasikan dibanding =S#. *>5, nuclear medicine. scanning dan angiografi hepatik mempunyai  penggunaan yang terbatas dalam menge'aluasi kista hepar.

Secara umum simple cysts mempunyai gambaran radiologik yang tipikal yaitu mempunyai dinding yang tipis dengan cairan yang berdensitas rendah dan homogenous. P3)D harus dikonfirmasi dengan =S# atau 34 scan dengan menemukan kista-kista multiple pada saat e'aluasi.

(ista hidatid bisa diidentifikasi dengan ditemukannya daughter cyst   yang terkandung dalam rongga utama yang berdinding tebal. (istadenoma dan kistadenokarsinoma umumnya terlihat multilokuler dan mempunyai septa internal, densitas yang heterogeneus dan dinding kista yang irregular. 4idak seperti tumor lain  pada umumnya, jarang dijumpai kalsifikasi pada kistadenoma dan

kistadenokarsinoma.

Satu masalah yang sering ditemui dalam menge'aluasi pasien dengan lesi kistik pada hepar adalah untuk membedakan kista neoplasma dan  simple cyst . 9amun secara umum, neoplasma kistik mempunyai dinding yang tebal, irregular dan hiper'askular, sedangkan dinding kista pada simple cyst tipis dan uniform. Simple cyst memiliki tendensi memiliki bagian interior yang homogenous dan berdensitas rendah, sedangkan neoplasma kistik biasanya mempunyai bagian interior yang heterogenous dengan septasi-septasi.

,. Penatalaksanaan

Penanganan -edikamentosa

Pengobatan secara medikamentosa untuk penanganan kista hepar non-parasitik  maupun kista parasitik mempunyai manfaat yang terbatas. 4idak ada terapi konser'atif yang ditemui berhasil untuk menangani kista hepar secara tuntas.

(16)

&spirasi perkutaneous dengan dibantu oleh =S# atau 34 scan secara teknis mudah untuk dilaksanakan namun sudah ditinggalkan karena mempunyai kadar  rekurensi hampir "". 4indakan aspirasi yang dikombinasikan dengan sklerosan dengan menggunakan alkohol atau bahan lain berhasil pada sebagian pasien namun mempunyai tingkat kegagalan dan kadar rekurensi yang tinggi. Sklerosis akan  berhasil hanya terjadi dekompresi sempurna dari dinding kista. Hal ini tidak mungkin terjadi jika dinding kista menebal atau pada kista yang sangat besar. 4idak terdapat  pengobatan medikamentosa untuk P3)D dan kistadenokarsinoma.

(ista hidatid dapat diobati dengan agen antihidatid yaitu albenda0ole dan mebenda0ole, namun biasanya tidak efektif. 6bat-obatan ini digunakan sebagai terapi adju'an dan tidak dapat menggantikan peran penanganan bedah atau pengobatan  perkutaneus dengan teknik P&5> $ Puncture, "spiration, #n$ection, %easpiration%. Pengobatan medikamentosa dimulai ! hari sebelum pembedahan dan dilanjutkan  hingga  bulan setelah operasi sesuai panduan dari 6rganisasi (esehatan Dunia $orld Health 6rganisation, H6%.

Penanganan !eratif 

Secara umum tujuan terapi operatif adalah untuk mengeluarkan seluruh lapisan epithelial kista karena dengan adanya sisa epitel akan menyebabkan terjadinya rekurensi. Secara ideal, kista direseksi keluar secara utuh tanpa melubangi ka'itas kista tersebut. ika ini terjadi, kista akan kolaps dan ditemukan kesukaran untuk  mengenal secara pasti dan mengeluarkan lapisan epitel.

1. 4eknik P&5> $ Puncture, "spiration, #n$ection, %easpiration%

4eknik P&5> untuk penanganan kista hepar dilakukan dengan dibantu oleh =S# atau 34 scan yang melibatkan aspirasi isi kista melalui sebuah kanula khusus, diikuti dengan injeksi agen yang bersifat skolisidal selama : menit, kemudian isi kista direaspirasi lagi. Proses ini diulang hingga hasil aspirasi jernih. (ista kemudian diisi dengan solusi natrium klorida yang isotonik. 4indakan ini harus diikuti dengan pengobatan perioperatif dengan obat ben0imoda0ole ! hari sebelum tindakan hingga - bulan setelah tindakan.

1. *arsupialisasi $dekapitasi%

Dekapitasi atau unroofing   kista dilakukan dengan cara mengeksisi bagian dari dinding kista yang melewati permukaan hepar. 8ksisi seperti ini menghasilkan

(17)

 permukaan kista yang lebih dangkal pada bagian kista yang tertinggal hingga cairan yang disekresi oleh epitel yang masih tertinggal merembes kedalam rongga  peritoneal dimana ia diabsorbsi. Sisa epitel dapat juga diablasi dengan

menggunakan sinar koagulator argon atau elektrokauter. Sebelumnya penanganan kista seperti ini memerlukan tindakan laparotomi $open unroofing % namun seiring dengan perkembangan alat dan teknik, ia bisa dilakukan secara laparoskopik.$%

#ambar . )i'er 7enestration

Dari hasil penelitian yang dijalankan, didapatkan bahwa unroofing   kista secara laparoskopik mempunyai tingkat morbiditas yang rendah, waktu reokupasi yang lebih singkat dan bisa kembali ke akti'itas normal lebih cepat dibandingkan open unroofing secara laparotomi. 7aktor-faktor yang mungkin mempengaruhi terjadi rekurensi dengan teknik ini adalah deroofing yang adekuat, kista yang terletak dalam atau berada di segmen posterior dari hepar, penggunaan sinar argon untuk sisa epitel dinding kista, tindakan omentoplasty untuk ca'itas residual, dan tindakan laparoskopi atau laparotomi yang pernah dilakukan sebelumnya yang menyebabkan timbulnya jaringan fibrosis di hepar.

. >eseksi Hepar dan 4ranplantasi Hati

Prosedur yang lebih radikal seperti reseksi hepar dan transplantasi hati telah digunakan dalam penanganan kista hepar non-parasitik. alaupun prosedur ini  bisa mendapatkan hasil terbaik dari segi kadar rekurensi yang sangat rendah,

(18)

namun ia mempunyai kadar morbiditas yang tinggi, yang mungkin tidak dapat diterima untuk suatu penyakit yang benigna. Penelitian  &artin d''.  menemukan kadar morbiditas :" pada ; pasien yang menjalani prosedur reseksi hepar untuk   penanganan kista hepar non-parasitik. Di antara komplikasi yang terjadi pada

tindakan reseksi hepar, termasuk infeksi paru-paru, efusi pleura, infeksi pada luka operasi, drainase cairan peritoneal dan empedu yang lama dan hematoma subphrenikus.

4ranplantasi hepar diindikasikan untuk penyakit polikistik dengan simptom yang menetap setelah pendekatan terapeutik medikamentosa dan operatif yang lain gagal, atau pada keadaan gagal ginjal.

>eseksi hepar layak untuk diaplikasikan pada pasien dengan kista multipel yang rekuren atau terdapat kemungkinan suatu tumor kistik hepar. &natomi segmental hepar yang pertama dijelaskan oleh 3ouinaud pada tahun ?:/ membagi hepar menjadi delapan segmen dimana setiap segmen mempunyai cabang arteri hepatikum, 'ena porta dan traktus biliaris yang tersendiri. Hal ini memungkinkan untuk mereseksi setiap segmen ini secara indi'idual apabila diperlukan, dan mengurangi pemotongan tidak perlu dari jaringan hepar yang normal. (ehilangan darah bisa dikurangi dengan menggunakan teknik oklusi 'askular $manoeuvre Pringle%.

4ujuan dari teknik oklusi 'askular adalah untuk mereseksi hepar dengan  perdarahan seminimal mungkin. Penting untuk diperhatikan bahwa dibutuhkan fungsi hepar residual yang cukup setelah dilakukan reseksi, untuk mencegah insufisiensi hepatik post-operatif. (ehilangan darah yang banyak diasosiasikan dengan peningkatan morbiditas peri-operatif.

Dalam prakteknya, lebih mudah untuk mereseksi segmen hepar secara keseluruhan. alaupun pemisah antarsegmen tidak dapat terlihat melalui  permukaan hepar, segmen dapat diidentifikasi dengan melakukan oklusi terhadap aliran inflo( terhadap segmen yang dituju, maka akan terjadi iskemik dan akan terlihat pembagian fungsional hepar dari permukaan.

)lisson’s capsule diketahui merupakan kondensasi dari fascia yang mengelilingi cabang bilio'askular hepar. 3ouinaud menerangkan bahwa fascia ini  berlanjut dari parenkim hepar hingga segmentasi hepar. 5mplikasi operatifnya

(19)

dari fascia ini akan menyebabkan de'askularisasi segmen. 4eknik ini kemudian dipermudah dengan penggunaan stapler.

Beberapa insisi abdominal dapat digunakan untuk reseksi hepar. 5nsisi subkostal bilateral memberikan akses yang baik dan biasanya dilakukan dengan memperluas insisi eksploratif subkostal kanan untuk menjamin tidak terdapat  penyakit peritoneal yang tidak diharapkan. 8kstensi ke arah atas hingga tepi bawah sternum $insisi &ercedes*+enz % juga dapat dilakukan untuk mendapatkan akses yang lebih lebar.

Setelah dilakukan laparotomi eksplorasi, hepar dimobilisasi dari peritoneal. )igamentum falciforme dipisahkan dengan perhatian khusus pada identifikasi lokasi dimana 'ena hepatika memasuki 'ena ca'a inferior. )igamentum koronaria dekstra, dipisahkan untuk mobilisasis lobus kanan hepar. )igamentum triangulare sinistra dipisahkan untuk mobilisasi lobus kiri hepar.

Penatalaksanaan Ke!era/atan

a. *enjamin kelancaran jalan nafas

 b. *enjaga saluran nafas tetap bersih, bebas dari secret c. *empertahankan sirkulasi stabil

d. *elakukan obser'asi tingkat kesadaran dan tanda tanda 'ital

e. *enjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi jangan sampai terjadi hiperhidrasi

f. *enjaga kebersihan kulit untuk mencegah terjadinya decubitus

g. *engelola pemberian obat sesuai program $ 4arwotoEartonah, 1""/ %

0. Kom!likasi

 5nfeksi berat

 Pecahnya kista

 Penyebaran infeksi ke organ lain $otak, prostat, dan lain-lain%

 #agal hati

(20)
(21)
(22)

4. Landasan Teoritis As$an Ke!era/atan

1. Pengka)ian

a. Identitas klien

5dentitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin,  pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, 9o

register, dan dignosa medis.

+. Kel$an $tama dan alasan mas$k 

Biasanya keluhan utama klien dengan kista hati adalah perut  bagian atas bengkak, nyeri pada perut, mual, dan pembesaran hati. ". Ri/ayat keseatan sekarang

Adanya nyeri pada perut, letargi, mual dan muntah, sakit kepala, wajah tampak meringis dan kesakita, lemah, hilang keseimbangan, dak bisa berisrahat, mencernamenelan makanan susah.

d. Ri/ayat keseatan da$l$

!asien pernah mengalami penyakit ha, ada trauma pada bagian ha, riwayat meminum alkohol, merokok dan riwayat pekerjaan yang beresiko terjadi penyakit ha.

e. Ri/ayat keseatan kel$arga

*engkaji adanya anggota keluarga yang menderita penyakit genetik F kronis.

2. Pola 5$ngsinal (ordon a. Pola !erse!si

(ebiasaan merokok, riwayat peminum alcohol, kesibukan dan olahraga.

(23)

Biasanya klien mengalami mual, muntah, bila kondisi klien telah stabil, e'aluasi terhadap pola nutrisi klien untuk mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat.

c. Pola eliminasi

Perlu dikaji pola eliminasi al'i seperti frekuensi, konsistensi, warna serta bau feces, pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi kepekatannya, warna, bau dan jumlah.

d. Pola tid$r dan istiraat

Biasanya klien sering terbangun karena mual dan sakit kepala yang dirasakan.

e. Pola akti6itas dan latian

Biasanya klien merasa lemah,lelah,kaku hilang keseimbangan dengan tanda-tanda seperti perubahan kesadaran, letargi, cara berjalan tidak tegap, masalah dlm keseimbangan, kehilangan tonus otot.

f. Pola $+$ngan dan !eran

Biasanya klien kista hati harus menjalani rawat inap sehingga klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat. g. Pola kognitif dan !erse!t$al

Biasanya klien mengalami masalah dalam berkomunikasi,  belum terorientasi penuh

. Pola !erse!si dan konse! diri

Biasanya dampak yang timbul pada klien kista hati yaitu rasa cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan akti'itas secara optimal.

i. Pola seks$al

Biasanya klien akan mengalami masalah dalam hubungan seksual karena harus menjalani rawat inap

 ). Pola mekanisme ko!ing

(eluhan tentang penyakit pasien, bisanya pasien memiliki koping yang baik dalam mengatasi masalahnya.

k. Pola keyakinan

Biasanya kebutuhan beribadah klien mengalami gangguan karena klien harus dirawat dan keterbatasan gerak klien.

(24)

3. Pemeriksaan 5isik 

Biasanya pada pasien kista hati kesadaran composmentis, keadaan lemah, 'ital sign pada respiratory normal F sesak , nadi meningkat, dan kadang terjadi demam.

. (epala

Pada pasien kista hati biasanya tidak ada masalah pada kepala.

1. *ata

Biasanya konjungti'a pasien tidak anemis, sklera ikterik, penglihatan normal.

. Hidung

4erlihat nafas cuping hidung, terjadi perdarahan pada hidung.

!. 4elinga

4idak ada masalah pada bagian telinga

:. *ulut

Pada pasien kista hati biasanya kekeringan pada mukosa bibir, bibir pucat, ada stomatitis.

;. )eher  

4erjadi pembengkakan kelenjer limfe dan getah bening.

/. Dada

(25)

5  5ctus cordis tidak terlihat

Pa  5ctus teraba  jari di >53 2

Pe  batas jantung yang dalam posisi normal

&  5rama jantung teratur  

 b. Paru

5  Simetris, pergerakan dinding dada statis,pergerakan dinding dada normal

Pa  7remitus kiri dan kanan sama

Pe  Sonor  

&  Suara nafas 'esikuler  

C. &bdomen

5  Buncit, &sites

&  Bising usus normal

Pe  4ympani

Pa  Hepar dan )ien teraba

?. 8kstremitas

=ntuk pasien kista hati biasanya terdapat cubbing finger, kekuatan otot lemah, 3>4 G  detik, edema.

". #enitalia

(26)

DA5TAR P7STAKA

1. 2aughan, 23., *c(ay >., Behrman >8. 9elson tetbook of pediatrics.  Liver and  bile ducts. Philadelphia  .B. Saunders 3ompany. 1""/. h.-1.

". Doherty, #*., ay, ). 3urrent surgical diagnosis E treatment th  ed.  +enign

tumor  cysts of the liver . 5ndia  *c#raw-Hill. ??!. h.:/;-/.

#.  9orton, &., et al. 8ssential practice ofsurgery  basic science and clinical e'idence.  Liver . 9ew @ork  Springer-2erlag. 1"". h.1:-!.

$. *cPhee, S., )ingappa, 2>., #anong, 7. Pathophysiology of disease  an introduction to clinical medicine !th ed. 9ew @ork  )ange *edical

BooksF*c#raw-Hill. 1"". h. C"-?1.

:. 9etter. 4he Human Body &tlas of 9etter Ie-bookJ

%. *oore, ()., &gur, &*. &natomi klinis dasar. "bdomen. 8ditors  2i'i S. E 2irgi S. akarta  Hipokrates. 1""1. h. /-1:.

&. Schwart0, S5., et al. Principles of surgery /th  ed.  Liver . 9ew @ork  *c#raw-Hill.

???. h. ?:-!":.

'. Smithuis, >. )i'er  segmental anatomy IonlineJ. 1""; Idikutip &pril 1""J. 4ersedia  pada =>)hpwww.radiologyassistant.nlen$#&*bb'dc"$1d

+. Heriot &#., (aranjia 9D. & re'iew of techni+ues for li'er resection IonlineJ. 1""1 Idikutip &pril 1""J. 4ersedia pada =>)hpwww.rsmpress.co.ukarcsam.pd 

". ackson, HH., *ul'ihill, S. Hepatic cyst IonlineJ. September 1""? Idikutip &pril 1""J. 4ersedia pada =>) httpFFemedicine.medscape.comFarticleF?"CC-o'er'iew 11. 3ady, B. 4he surgical clinics of north &merica 'ol. ;?  )i'er surgery. &anagement of 

cystic disease of the liver. Philadelphia  .B. Saunders 3ompany. ?C?. h. 1C:-?:. 1". Debas, H4. #astrointestinal surgery  pathophysiology and management.  Liver cyst .

San 7ransisco  Springer-2erlag. 1""!. h.C"-.

1#. 3han. 3@., 4an 3H., 3hew, SP, 4eh 3H. )aparoscopic fenestration of a simple hepatic cyst IonlineJ. 1"" Idikutip &pril 1""J. 4ersedia pada =>) hpwww.pkdiet.compdli-er"/lap0.pd 

Referensi

Dokumen terkait