• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tinjauan Pustaka"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1

1.1 Latar BelakangLatar Belakang

Nevus melanositik adalah lesi kongenital atau didapat yang berbatas tegas, datar atau Nevus melanositik adalah lesi kongenital atau didapat yang berbatas tegas, datar atau elevasi, berpigmen atau tidak berpigmen. Nevus kongenital lebih mudah berkembang menjadi elevasi, berpigmen atau tidak berpigmen. Nevus kongenital lebih mudah berkembang menjadi melanoma bila dibandingkan dengan lesi

melanoma bila dibandingkan dengan lesi

 – 

 – 

lesi yang didapat terutama yang tipe raksasa. Nevuslesi yang didapat terutama yang tipe raksasa. Nevus dapat mengalami perubahan pertambahan pigmentasi, elevasi atau kistik menjelang usia dewasa dapat mengalami perubahan pertambahan pigmentasi, elevasi atau kistik menjelang usia dewasa atau dewasa muda.

atau dewasa muda.

Nevus melanositik adalah neoplasma jinak atau hamartoma yang mengandung melanosit, Nevus melanositik adalah neoplasma jinak atau hamartoma yang mengandung melanosit, yaitu sel

yaitu sel

 – 

 – 

sel yang memproduksi pigmen yang secara konstituen berkolonisasi membentuk sel yang memproduksi pigmen yang secara konstituen berkolonisasi membentuk  epidermis. Melanosit merupakan derivate dari

epidermis. Melanosit merupakan derivate dari neural crest neural crest  dan bermigrasi sewaktudan bermigrasi sewaktu embriogenesis ke ectoderm target (primer di kulit dan sistem susunan saraf pusat), serta pada embriogenesis ke ectoderm target (primer di kulit dan sistem susunan saraf pusat), serta pada mata dan telinga.

mata dan telinga.

Nevus yang sering ditemukan adalah yang berasal dari melanosit yang gagal mengalami Nevus yang sering ditemukan adalah yang berasal dari melanosit yang gagal mengalami maturasi atau tidak bermigrasi sebagaimana mestinya selama perkembangan embrio. Hampir maturasi atau tidak bermigrasi sebagaimana mestinya selama perkembangan embrio. Hampir semua orang mempunyai beberapa nevus jenis ini.

semua orang mempunyai beberapa nevus jenis ini. Junctional nevi Junctional nevi, terjadi pada perbatasan antara, terjadi pada perbatasan antara epidermis dan dermis serta mempunyai potensial maligna. Oleh karena adanya risiko potensial epidermis dan dermis serta mempunyai potensial maligna. Oleh karena adanya risiko potensial maligna ini, lesi berpigmen yang berubah tampilannya harus dieksisi.

maligna ini, lesi berpigmen yang berubah tampilannya harus dieksisi.

Nevus melanositik kongenital diduga disebabkan anomali sewaktu embriogenesis dan Nevus melanositik kongenital diduga disebabkan anomali sewaktu embriogenesis dan malformasi atau hamartoma. Kontrasnya, kebanyakan nevus melanositik yang didapat juga malformasi atau hamartoma. Kontrasnya, kebanyakan nevus melanositik yang didapat juga dianggap sebagai neoplasma jinak.

dianggap sebagai neoplasma jinak.

1.2

1.2 Batasan MasalahBatasan Masalah

Makalah ini membahas tentang definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi Makalah ini membahas tentang definisi, epidemiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, penatalaksanaan serta prognosis dari Nevus Melanositik.

klinis, diagnosis, penatalaksanaan serta prognosis dari Nevus Melanositik.

1.3

1.3 Tujuan PenulisanTujuan Penulisan

Pembuatan makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan Pembuatan makalah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Penyakit Mata RSUP. Dr. M. Djamil Padang/Fakultas Kedokteran klinik di bagian Ilmu Penyakit Mata RSUP. Dr. M. Djamil Padang/Fakultas Kedokteran

(2)

Universitas Andalas dan selain juga untuk menambah pengetahuan penulis tentang Nevus Melanositik.

1.4 Metode Penulisan

Metode yang dipakai pada penulisan makalah ini adalah melalui tinjauan kepustakaan yang merujuk kepada berbagai literatur ilmiah.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Palpebrae

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi. 10

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).10

1. Kulit

Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

2. Muskulus Orbikularis okuli

Fungsi muskulus orbikularis okuli adalah menutup palpebra. Serat-serat ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus fasialis.

3. Jaringan Areolar

Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis subaponeurotik  dari kulit kepala.

4. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan

(4)

5. Konjungtiva Palpebrae

Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada tarsus. Panjang tepian bebas palpebra adalah 25-30mm dan lebar 2 mm. Ia dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll.10

Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak teratur. Bulu mata atas lebih panjang dan lebih banyak dari yang di bawah dan melengkung ke atas; bulu mata bawah melengkung ke bawah. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata.10

Tepian palpebra posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal). 1 Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra, berupa elevasi kecil dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada palpebra superior dan inferior. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis. 10

Fissura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fissura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam.10

Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.10

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus

(5)

muskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.10

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. palpebra. Persarafan sensorik  kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V. 11

2.2 Klasifikasi Nevus Melanositik

a) Kongenital

i) Nevus melanositik kongenital ii) Bercak biru Mongolian

b) Didapat

i) Nevus pada perbatasan ( junctional naevus /gabungan/intradermal) Gambar 1 : Anatomi palpebrae superior dan inferior

(6)

ii) Sutton’s halo naevus

iii)Nevus displastik  iv)Nevus spitz

v) Nevus biru

2.3 Definisi

Nevus melanositik adalah neoplasma jinak atau hamartoma yang mengandung melanosit, yaitu sel

 – 

sel yang memproduksi pigmen yang secara konstituen berkolonisasi membentuk 

epidermis. Melanosit merupakan derivate dari neural crest  dan bermigrasi sewaktu embriogenesis ke ectoderm target (primer di kulit dan sistem susunan saraf pusat), serta pada mata dan telinga.

2.4 Etiologi

Etiologi dari nevus melanositik masih belum diketahui. Tidak ada data akurat tentang pengaruh genetik atau lingkungan yang dapat mengkontribusi terhadap perkembangan nevus kongenital. Faktor genetik spesifik yang mengkontribusi terhadap perkembangan nevus melanositik didapat juga masih belum diketahui. Walaubagaimanapun, data menunjukkan kecederungan pemkembangan nevus dalam jumlah banyak, seperti nevus displastik multipel mungkin dapat diturunkan secara autosomal dominan.

Insiden nevus melanositik pada masa anak 

 – 

anak secara inversi berhubungan dengan

tingkat pigmentasi kulit dan tinggi pada anak 

 – 

anak dengan toleransi sinar matahari yang jelek.

Mekanisme terjadinya induksi ini masih belum diketahui, namun induksi tersebut dapat dijelaskan seperti gambaran promosi tumor oleh sinar ultra violet.

2.5 Epidemiologi

Nevus adalah lesi jinak ketiga terbanyak pada regio periokular setelah papilloma dan kista inklusi epidermal. Nevus melanositik kongenital dapat terjadi sewaktu baru lahir atau setelahnya dan nevus melanositik didapat terjadi bukan sewaktu lahir dan insidennya meningkat pada tiga dekade pertama kehidupan. Insiden puncak nevus melanositik adalah pada dekade 4 dan dekade 5 kehidupan, dan insidennya berkurang dengan berkurangnya setiap dekade, dengan

(7)

insiden terendah pada orang lansia. Insiden nevus didapat meningkat sewaktu masa anak 

 – 

anak  sehingga dewasa muda, dan secara perlahan mengalami involusi, dan akhirnya menjadi sangat  jarang pada usia lanjut.

2.6 Patofisiologi

Melanosit terdapat di lapisan basal epidermis dan menunjukkan area perbatasan tertentu. Melanosit non

 – 

neoplastik secara tipikal menunjukkan inhibisi kontak antara satu sama lain dan

sel pigmen biasanya tidak ditemukan sebagai sel penyambung. Namun dengan suatu bentuk  stimulasi tertentu, seperti radiasi sinar UV, densitas melanosit di dalam epithelium normal dapat meningkat. Melanosit normal juga dapat melibatkan epithelium adneksal, yang paling mudah terlihat adalah papilla folikular.

Gambar 2 : Fase

 – 

fase Nevus Melanositik 

Nevus berasal dari sel nevus yang merupakan diferensiasi inkomplit dari melanosit di epidermis, dermis dan perbatasan antara epidermis dengan dermis. Nevus sering ditemukan pada margin palpebrae, sering tumbuh menempel pada permukaan okular. Nevus jinak yang asimptomatik tidak memerlukan terapi, tetapi nevi compound dan nevi junctional bisa berubah menjadi ganas. Nevus melanositik adalah proliferasi melanosit yang berkontak antara satu sama lain, membentuk suatu kelompok sel yang dikenal sebagai nests. Nevus melanositik ini biasanya

(8)

terbentuk sewaktu masa anak 

 – 

anak dan onsetnya dipercaya sebagai respon terhadap matahari atau paparan sinar UV.

Nevus melanositik juga diteliti dapat berkembang atau meluas dengan cepat setelah adanya luka bakar, severe sunburns, atau nekrolisis toksik epidermal (TEN) atau pada orang dengan bula epidermolisis. Dalam hal ini, pembentukan nevus melanositik eruptif ini dipropagasi oleh stimulus bersifat traumatik, dengan penyebaran sel

 – 

sel nevus melanositik pada area yang mengalami trauma. Hormon pertumbuhan, seperti fibroblast growth factor,dipercaya dapat juga menyebabkan proliferasi keratinosit dan dapat mengkontribusi terhadap stimulasi proliferasi melanosit. Secara garis besar, etiologi pasti dari pembentukan dan perkembangan nevus melanositik ini adalah kompleks dan bersifat multifaktorial dan tidak difahami sepenuhnya.

Nevus melanositik didapat dianggap sebagai neoplasma jinak, di mana melanosit berasal dari neural crest , dan dapat ditemui distribusinya di dermis, di sekitar dan di dalam dinding pembuluh darah, sekitar struktur adneksa, seperti folikel rambut, di dalam subkutis dan kadang

 – 

kadang di dalam otot rangka, otot polos, saraf dan gandula sebasea.

Nevus bisa menyebabkan gejala sekiranya nevus mengenai permukaan okular atau mengalami pembesaran serta mengganggu penglihatan. Terapinya berupa eksisi atau reseksi pada margin palpebrae.Nevus cenderung untuk berubah dalam 3 tahap : junctional yaitu terletak  di lapisan basal epidermis dermal, compound yaitu perluasan dari zona transisi ke epidermis sampai ke dermis dan dermal yaitu disebabkan oleh involusi komponen epidermis dan dermis.

Pada anak 

 – 

anak, nevus diawali oleh   junctional nevi,yang berbentuk datar dengan makula berpigmen. Menjelang dekade kedua, kebanyakan nevus menjadi nevi compound yang mana nevus tadi mengalami elevasi dengan papul berpigmen. Kemudian, pigmentasi epidermis ini menghilang dan nevi compound tadi menetap tetapi dengan pigmentasi yang minimal atau lesi amelanotik. Pada usia 70 tahun, semua nevi menjadi dermal nevi dan pigmen menghilang.

2.7 Manifestasi klinis

a)  Junction nevi

Secara umum tidak berambut, makulanya terang, sampai coklat kehitaman, ukurannya bervariasi dari 1 mm sampai 1 cm (diameter), permukaan halus dan rata. Lesi bisa berbentuk bulat, elips, ada yang berbentuk kecil, irregular. Lokasi sering di telapak 

(9)

tangan, telapak kaki dan genitalia. Jarang setelah lahir, biasanya berkembang setelah usia 2 tahun. Pembentukan aktif sel nevusnya hanya pada pertemuan epidermis dan dermis.

b) Compound nevi

Hampir sama dengan junctional nevi,tetapi sedikit menonjol dan ada yang berbentuk  papillomatous. Warnanya seperti warna kulit sampai warna coklat. Permukaannya halus, lokasi banyak di wajah dan biasanya ditumbuhi rambut. Sel nevusnya berada pada epidermis dan dermis.

c)  Intradermal nevi

Bentuk papel (kubah), ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1 cm atau lebih (diameter). Lokasinya di mana

 – 

mana tapi paling banyak di kepala, leher, dan biasanya ditumbuhi rambut kasar, berwarna coklat kehitaman. Sel nevusnya berada pada dermis.

2.8 Diagnosis

a. Anamnesis

- Lesi menjadi simptomatik seperti gatal, nyeri, iritasi atau perdarahan, dapat menjadi indikator jika berpotensi menjadi maligna.

- Bukan semua perubahan nevi adalah maligna, terutama jika perubahan disadari pada pasien usia kurang dari 40 tahun. Namun, perubahan lesi yang disadari terjadi dalam waktu singkat juga merupakan indikator berpotensi menjadi maligna dan memerlukan tindakan biopsi untuk diagnosis pasti

- Nevus melanositik yang didapat biasanya kurang dari 1 cm (diameter) dan biasanya berwarna.

- Nevus melanositik biasanya berwarna gelap dan kecoklatan, tapi warnanya biasa bervariasi dari seperti warna kulit (tidak berpigmen) sampai agak kehitaman.

- Nevus melanositik displastik disebut juga sebagai Clark nevi. Displastik merujuk  karena dipercaya lesi awalnya secara biologic tidak stabil dan kemungkinan precursor

(10)

papul tipis dengan bagian tengah papul di zona makula mempunyai pigmentasi yang lebih dalam.

- Spitz nevi atau dikenal sebagai "juvenile melanomas", tapi sekarang telah dikenal secara mikroskopik adalah lesi jinak. Lesi kelihatan seperti papul merah muda, namun dapat berwarna lebih gelap yang dikenal sebagai "Reed nevi" atau "pigmented spindle cell nevi".Spitz nevi dapat mempunyai tampilan seperti hemangioma.

-  Blue nevimempunyai distribusi dermal seluler dan spindled cytomorphologydi abwah mikroskop. Lesi hiperpigmentasi, dan tidak semuanya berwarna biru, ada yang berwarna keabu

 – 

abuan, coklat dan hitam, tergantung tingkat pigmentasi secara klinis. Namun lesi dapat bersifat amelanotik.  Blue nevibiasanya kecil dan simetris, namun dapat juga menjadi besar dan bernodul.

b. Pemeriksaan Fisik

- Pada pemeriksaan fisik, inspeksi yang teliti terhadap lesi harus dilakukan dengan baik. Dokumentasikan dimensi dan warna dari semua lesi dan lokasinya. Ukuran nevus melanositik kongenital bervariasi dan biasanya diklasifikasikan sebagai kecil (< 1 cm), intermediat (1-3 cm), atau besar/giant (>3 cm).

- Nevus melanositik kongenital biasanya berpigmen, gelap dan coklat, terutama pada

lesi yang tipis. Sel dapat meluas dari tingkat epidermis ke lemak subkutan. Lesi ini dapat memiliki banyak warna, dan kadang

 – 

kadang sukar dibedakan dengan melanoma berdasarkan pemeriksaan fisik sahaja

- Nevus melanositik kongenital seperti hamartoma, ia mengandung predominan dari

melanosit, dan dapat mempunyai penambahan folikel rambut, adanya folikel dan pertambahan ukuran.

- Nevus melanositik didapat biasanya berdiameter kurang dari 1 cm dan berpigmen merata. Namun beberapa tipe nevus melanositik seperti Clark nevi mempunyai diameter lebih dari 1 cm.

-  Junctional neviberbentuk makula atau papular tipis, warnanya coklat sampai dengan coklat kehitaman.

- Compound nevidan intradermal nevimempunyai tampilan dengan lesi sedikit elevasi.

(11)

sampai coklat terang. Beberapa compound nevi mempunyai area pigmentasi gelap, lebih sering pada lesi bekas

c. Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada pemeriksaan laboratorium diindikasikan untuk evaluasi nevus melanositik kongenital ataupun yang didapat. Teknik pencitraan juga tidak dilakukan untuk  evaluasi kebanyakan pasien dengan nevus melanositik, namun dapat dipertimbangkan pada pasien nevus melanositik kongenital multipel dengan kemungkinan melanosis neurokutaneus yang melibatkan kulit di atas tulang belaang atau posterior dari kulit kepala karena dapat dicurigakan risiko melanosis leptomeningeal.

2.9 Penatalaksanaan

Terapi medikamentosa tidak efektif dan tidak berperan dalam diagnosis atau tatalaksana neoplasma jinak seperti nevus melanositik.

Nevus melanositik dapat diangkat dan dieksisi dengan operasi dengan teknik biopsi eksisi, shave excision, electrodesiccation dan ektirpasi komplit, dengan alasan kosmetik atau karena atas indikasi berdasarkan potensial biologik lesi untuk menjadi maligna. Nevus melanositik yang diangkat karena alasan kosmetik biasanya dilakukan eksisi shave atau tangensial,   punch excisiondilakukan untuk lesi yang kecil, dan lesi yang besar mungkin memerlukan eksisi komplit dengan penutupan sutura walaupun bersifat jinak karena lesi yang melebihi diameter 1 cm sukar dilakukan dengan teknik shave excision.

2.10 Prognosis

Prognosis berhubungan dengan nevus melanositik tunggal adalah baik karena lesi ini merupakan neoplasma jinak dengan tidak ada potensi mengalami keganasan, kecuali evolusi menjadi melanoma terjadi. Pasien dengan nevus melanositik multipel atau nevus yang berubah ukuran mempunyai potensi untuk menjadi melanoma, dengan peningkatan risiko jika adanya perubahan ukuran atau jumlah lesi.

(12)

Pasien harus diedukasi mengenai pemeriksaan sendiri terhadap nevus melanositik  tersebut dengan menggunakan pendekatan ABCDEF, di mana pasien mengevaluasi asymmetry

(asimetri bentuk lesi), border irregularity(batas/pinggir lesi), colour (warna), diameter (diameter ukuran lesi), evolution (evolusi dari lesi) dan   funny looking, yang mengsugesti lesi berubah menjadi beda daripada lesi lainnya. Nevus dapat berubah diameter, batas. Warna, dan dapat menjadi gatal atau adanya perdarahan. Perubahan

 – 

perubahan ini memerlukan evaluasi untuk  mendeterminasi jika lesi berpotensi menjadi maligna.

2.11 Komplikasi

Tidak ada komplikasi yang diketahui dapat berhubungan langsung dengan terjadinya nevus melanositik, namun intervensi bedah minor sewaktu biopsi atau sewaktu eksisi nevus dapat menyebabkan komplikasi tertentu seperti infeksi atau perdarahan.

(13)

BAB III

ILUSTRASI KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : TE Tanggal pemeriksaan : 21-05-2011

Umur : 68 tahun

Jenis Kelamin : Laki

 – 

laki

Pekerjaan : Pensiunan

Suku Bangsa : Minang

Alamat : Lubuk Buaya

ANAMNESIS

Seorang pasien laki-laki berusia 68 tahun datang ke poli mata RSUP Dr M Djamil - Padang tanggal 21 Mei 2011 pukul 10.00 wib, dengan :

Keluhan Utama:

Mata kiri merah sejak 5 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang:

 Mata kiri merah sejak 5 hari yang lalu.

(14)

 Mata tidak terasa gatal dan tidak perih.

 Pasien berobat ke Puskesmas dan diberi dua macam obat, lalu pasien dirujuk ke poli

RS.DR M Djamil, Padang.

 Pasien merasa penglihatan mata kiri ganda sejak 3 tahun yang lalu,sejak terdapat tahi lalat

pada kelopak mata atas mata kiri.

 Awalnya saat pasien berusia 40 tahun,terasa adanya bintilan kecil di kelopak mata atas

mata kiri yang selalu di garuk (di congkel) oleh pasien.

 Ukuran tahi lalatnya semakin lama semakin besar sejak 3 tahun lalu dan terasa gatal 6

bulan belakangan.

 Riwayat penggunaan obat tradisional ( tumbukan daun ruku-ruku) ada.

Riwayat Penyakit Dahulu :

 Tidak pernah menderita trauma sebelumnya.

 Tidak ada riwayat hipertensi,diabetes melitus.

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : CMC

Tekanan darah : 120/80 mmHg

(15)

Frekuensi nafas : 15 x/menit

Suhu : 37,0 ° C

STATUS LOKALIS MATA

STAF OFTALMOLOGI UMUM O. DEXTRA O.SINISTRA

Visus : tanpa koreksi 5/6 10/30

Visus dengan koreksi

Refleksi fundus (+) (+)

Supersilia/silia Madarosis (-), trichiasis (-) Madarosis (-),trichiasis (-) Palpebra : superior inferior edema (-) edema (-) edema (-), nevus (+) ukuran (0,8x0,5.0,3) cm3,permukaan tidak rata,

berbenjol-benjol, rambut (+),warna coklat kehitaman, batas tegas

edema (-)

Aparat lakrimalis Dalam batas normal Dalam batas normal

Konjuktiva : tarsalis Hiperemis (-), papil

(-),folikel (-)

Hiperemis (+), papil (-),folikel (-)

Konjuktiva forniks Hiperemis (-), papil

(-),folikel (-)

Hiperemis (+), papil (-),folikel (-)

(16)

Konjuktiva bulbi Hiperemis (-), papil (-),folikel (-)

Perdarahan (+), papil (-),folikel (-),

Sklera Putih Putih

Kornea Bening Bening

Kamera Okuli Anterior Cukup dalam Cukup dalam

Iris Coklat, rugae (+) Coklat, rugae (+)

Pupil Bulat, refleks fundus (+/+) Bulat, refleks fundus

(+/+)

Lensa Bening Bening

Korpus Vitreum Bening Bening

FUNDUS  medial  papil  pembuluh darah  retina  makula - bening - bulat, c/d = 0,3-04 mm - aa : vv = 2:3 - pendarahan (-),eksudat (-) - reflek fovea (+) N - bening - bulat, c/d = 0,3-04 mm - aa : vv = 2:3 - pendarahan (-),eksudat (-) - reflek fovea (+) N

Tensi bulbus okuli Normal palpasi Normal palpasi

Posisi bulbul okuli Ortho Ortho

(17)
(18)

Diagnosis :

- Perdarahan subkonjungtiva OS dan nevus melanositik palpebrae superior OS

Terapi :

- Neurodex tab 1x1

- Polydex 6gtt/hari

Gambar

Gambar 2 : Fase  –  fase Nevus Melanositik 

Referensi

Dokumen terkait

Resistor dengan nilai tahanan yang tepat sangat diperlukan dalam mengatur nilai tegangan yang tepat untuk bisa mengoperasikan suatu rangkaian dengan sempurna.. Dalam

Rekomendasi desain yang didapatkan adalah sebagai berikut, (1)Menggunakan alas mandi yang lebih luas permukaannya, agar alas di letakan sekali saja untuk

Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat

Bab empat, bab ini merupakan laporan dari hasil penelitian yang menggambarkan latar belakang, objek penelitian, dan peranan kreativitas guru dalam pembelajaran tematik

Pengguna jasa Terminal Petikemas Semarang pada merasa puas pada faktor Kepastian Jadwal Pelayanan. Sedangkan yang masuk dalam kategori cukup puas terdapat pada

Keluhan inkontinensia pada kelompok lansia mengalami penurunan setelah dilakukan intervensi yaitu frekuensi berkemih pada siang hari menurun dari 6 kali

Saya akan mengucapkan salam sebelum memasuki ruangan atasan dan menghormati atasan maka dengan ini saya sudah menerapkan nilai-nilai ASN (Nasionalisme :

1 Jurusan Bimbingan Dan Penyuluh Islam Fakultas Dakwah Dan Komunikasi IAIN Walisongo Semarang, 2014. Penelitian ini bertujuan untuk: menguji secara empirik tentang