REFERAT
REFERAT
Sinusitis
Sinusitis
Disusun oleh :
Disusun oleh :
Muhamad Azuan bin Ayob
Muhamad Azuan bin Ayob
11.2014.217
11.2014.217
Pembimbing :
Pembimbing :
dr. Benhard B.J. and!aitan" S#. T$T%&'
dr. Benhard B.J. and!aitan" S#. T$T%&'
&e#aniteraan &(ini) *(mu T$T &e#aniteraan &(ini) *(mu T$T
RS Fami(y
RS Fami(y Medi+a( ,entreMedi+a( ,entre - )tober% 7 /oember - )tober% 7 /oember 201-
201-Fa)u(tas &edo)teran niersitas &risten &rida a+ana Fa)u(tas &edo)teran niersitas &risten &rida a+ana
endahu(uan endahu(uan
Sinusitis banyak terjadi pada dewasa sehinggakan menyebabkan penurunan efektivitas kerja, kualitas hidup, dan juga membutuhkan biaya pengobatan yang t inggi. Lebih dari 1 dalam kasus yang dipreskripsikan obat antibioti! adalah buat penyakit sinusitis sehinggakan ia merupakan antara diagnosis yang sering dipreskripsikan obat antibioti!.1"#
Anatomi
$avum nasi dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi !avum nasi kanan dan kiri. Pintu masuk !avum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang belakang
disebut koana, yang menghubungkan !avum nasi dengan nasofaring. %epat dibelakang nares anterior terdapat vestibulum yang dilapisi oleh kulit. &estibulum memiliki banyak kelenjar sebasea dan rambut" rambut yang disebut vibrissae. '"(
Pada dinding lateral terdapat ( buah !on!ha, berturut"turut dari yang terbesar: !on!ha
inferior, !on!ha media, !on!ha superior dan !on!ha suprema )biasanya rudimenter*. Diantara !on!ha"!on!ha dan dinding lateral hidung terdapat rongga ke!il yang disebut meatus. '"(
+erdasarkan letaknya terdapat ' meatus: '"(
a. eatus inferior, dimuarai oleh duktus nasolakrimalis
b. eatus medius, dimuarai oleh sinus frontal, sinus maksila dan sinus ethmoidalis anterior !. eatus superior, dimuarai oleh sinus ethmoidalis anterior dan sinus sfenoid.
$isto(o3i
ukosa respiratoria
elapisi !avum nasi bagian bawah, permukaannya dilapisi oleh pseudo stratified !olumnar epithelium yang memiliki silia dan diantaranya terdapat sel"sel goblet. '"(
Fisio(o3i
Pengondisian -dara
Sewaktu udara memasuki hidung, vibrissae besar menahan partikel kasar debu. Saat udara men!apai fossa nasalis, at renik dan gas"gas terperangkap dalam lapisan mukus. ukus ini, bersama sekret serosa, juga berfungsi melembabkan udara yang masuk, yang melindungi
lapisan alveoli yang halus agar tidak menjadi kering. /alinan superfisial yang luas juga menghangatkan udara yang masuk.
Sinus aranasa(is
erupakan pneumatisasi tulang"tulang kepala, sehingga berbentuk rongga di dalam tulang. %erdapat ( pasang sinus paranasalis mulai dari yang terbesar, yaitu:
Sinus aksila
Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar. Sinus maksila disebut juga antrum Highmore. Saat lahir, sinus maksila bervolume 0" ml. Sinus ini kemudian berkembang
dengan !epat dan akhirnya men!apai ukuran maksimal, yaitu 1 ml saat dewasa. Sinus maksila berbentuk piramid. Dinding anterior sinus adalah permukaan fasial os maksila yang disebut fossa !anina, dinding posteriornya adalah permukaan infratemporal maksila, dinding medialnya adalah dinding lateral rongga hidung, dinding superiornya adalah dasar orbita, dan dinding inferiornya adalah prosesus alveolaris dan palatum. '"(
Ostium sinus maksila berada di sebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui infundibulum etmoid. enurut Soetjipto dan angunkusomo )#223* dari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah
• Dasar sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas yaitu premolar
)P1 dan P#*, molar )1 dan #*, dan kadang"kadang juga gigi taring dan gigi ', bahkan akar"akar gigi tersebut dapat menonjol ke dalam sinus sehingga infeksi gigi
rahang atas mudah naik ke atas menyebabkan sinusitis.
• Sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita.
• Ostium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga drainase hanya
tergantung dari gerak silia, lagipula drainase juga harus melalui infundibulum yang sempit. Infundibulum adalah bagian dari sinus etmoid anterior dan pembengkakan akibat radang atau alergi pada daerah ini dapat menghalangi drainase sinus maksila dan selanjutnya menyebabkan sinusitis.1,#
Sinus 4rontal
Sinus frontal yang terletak di os frontal mulai terbentuk sejak bulan ke"empat fetus, berasal dari sel"sel resesus frontal atau dari sel"sel infundibulum etmoid. Sesudah lahir, sinus frontal mulai berkembang pada usia "12 tahun dan akan men!apai ukuran maksimal sebelum usia #2 tahun. '"(
Sinus frontal kanan dan kiri biasanya tidak simetris, satu lebih besar daripada lainya dan dipisahkan oleh sekat yang terletak di garis tengah. 5urang lebih 16 orang dewasa hanya mempunyai satu sinus frontal dan kurang lebih lima persen sinus frontalnya tidak
-kuran sinus frontal adalah mempunyai tinggi #. !m , lebarnya #.( !m dan dalamnya # !m. Sinus frontal biasanya bersekat"sekat dan tepi sinus berlekuk"lekuk. %idak adanya gambaran septum"septum atau lekuk"lekuk dinding sinus pada foto 7ontgen menunjukkan adanya infeksi sinus. '"(
Sinus frontal dipisahkan oleh tulang yang relatif tipis dari orbita dan fosa serebri anterior, sehingga infeksi dari sinus frontal mudah menjalar ke daerah ini. Sinus frontal berdrainase melalui ostiumnya yang terletak di resesus frontal, yang berhubungan dengan infundibulum etmoid. '"(
Sinus 8tmoid
Dari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling penting karena dapat merupakan fokus infeksi bagi sinus"sinus lainnya. Pada orang dewasa bentuk sinus etmoid seperti piramid dengan dasarnya di bagian posterior. -kurannya dari anterior ke posterior (" !m, tinggi #.( !m dan lebarnya 2. !m di bagian anterior dan 1. !m di bagian posterior. '"(
Sinus etmoid berongga"rongga, terdiri dari sel"sel yang menyerupai sarang tawon, yang terdapat di dalam massa bagian lateral os etmoid, yang terletak di antara konka media dan dinding medial orbita. Sel"sel ini jumlahnya bervariasi. +erdasarkan letaknya, sinus etmoid dibagi menjadi sinus etmoid anterior yang bermuara ke meatus media dan sinus etmoid posterior bermuara ke meatus superior. Sel"sel etmoid anterior biasanya ke!il"ke!il dan banyak, letaknya di depan lempeng yang menghubungkan bagian posterior konka media
dengan dinding lateral )lamina basalis*, sedangkan sel"sel sinus etmoid posterior biasanya lebih besar dan sedikit jumlahnya dan terletak di posterior dari lamina basalis. '"(
Di bagian terdepan sinus etmoid anterior ada bagian yang sempit, disebut resesus frontal, yang berhubungan dengan sinus frontal. Sel etmoid yang terbesar disebut bula etmoid. Di daerah etmoid anterior terdapat suatu penyempitan yang disebut infundibulum, tempat bermuaranya ostium sinus maksila. Pembengkakan atau peradangan di resesus frontal dapat
menyebabkan sinusitis frontal dan pembengkakan di infundibulum dapat menyebabkan sinusitis maksila. '"(
9tap sinus etmoid yang disebut fovea etmoidalis berbatasan dengan lamina kribrosa. Dinding lateral sinus adalah lamina papirasea yang sangat tipis dan membatasi sinus etmoid dari
rongga orbita. Di bagian belakang sinus etmoid posterior berbatasan dengan sinus sfenoid. '"(
Sinus Sfenoid
Sinus sfenoid terletak dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid posterior. Sinus sfenoid dibagi dua oleh sekat yang disebut septum intersfenoid. -kurannya adalah # !m tingginya, dalamnya #.' !m dan lebarnya 1.3 !m. &olumenya bervariasi dari "3. ml. Saat sinus berkembang, pembuluh darah dan nervus di bagian lateral os sfenoid akan menjadi sangat berdekatan dengan rongga sinus. '"(
+atas"batasnya ialah, sebelah superior terdapat fosa superior serebri media dan kelenjar hipofisa, sebelah inferiornya atap nasofaring, sebelah lateral berbatasan dengan sinus kavernosus dan arteri karotis interna dan di sebelah posteriornya berbatasan dengan fosa serebri posterior di daerah pons. '"(
Fisio(o3i Sinus aranasa(
9da yang berpendapat bahwa sinus paranasal ini tidak mempunyai fungsi apa"apa, karena terbentuknya sebagai akibat pertumbuhan tulang muka.
enurut Lund )13* beberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal antara lain adalah: '"(
a. Sebagai pengatur kondisi udara )air !onditioning*
Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur
kelembaban udara inspirasi. &olume pertukaran udara dalam ventilasi sinus kurang lebih 1;1222 volume sinus pada tipa kali bernapas, sehingga dibutuhkan beberapa jam untuk pertukaran udara total dalam sinus.
b. Sebagai penahan suhu )thermal insulator*
Sinus paranasal berfungsi sebagai penahan )buffer* panas, melindungi orbita dan fosa serebri dari suhu rongga hidung yang berubah"ubah. 9kan tetapi kenyataannya sinus" sinus yang besar tidak terletak di antara hidung dan organ"organ yang dilindungi. !. embantu keseimbangan kepala
Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang muka, akan tetapi bila udara dalam sinus diganti dengan tulang, hanya akan memberikan
pertambahan berat sebesar satu persen dari berat kepala, sehingga teori ini dianggap tidak bermakna.
d. embantu resonansi suara
Sinus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonansi s uara dan mempengaruhi kualitas suara. 9kan tetapi ada yang berpendapat, posisi sinus dan ostiumnya tidak memungkinkan sinus berfungsi sebagai resonansi yang efektif. Lagi pula tidak ada korelasi antara resonansi suara dan besarnya sinus pada hewan"hewan tingkat rendah. e. Sebagai perendam perubahan tekanan udara
4ungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan besar dan mendadak, misalnya pada waktu bersin atau membuang ingus.
f. embantu produksi mukus
ukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang jumlahnya ke!il dibandingkan dengan mukus dari rongga hidung, namun efektif untuk membersihkan partikel yang turut masuk dengan udara inspirasi kerana mukus ini keluar dari meatus media, tempat yang paling strategis.
Seperti pada mukosa hidung, di dalam sinus juga terdapat mukosa bersilia dan palut lendir di atasnya. Di dalam sinus silia bergerak se!ara teratur untuk mengalirkan
lendir menuju ostium alamiahnya mengikuti jalur"jalur yang sudah tertentu polanya. Pada dinding lateral hidung terdapat dua aliran transport mukosiliar dari sinus. Lendir yang berasal dari kelompok sinus anterior yang bergabung di infundibulum etmoid dialirkan ke nasofaring di depan muara tuba 8usta!hius. Lendir yang berasal dari kelompok sinus posterior bergabung dengan resesus sfenoetmoidalis, dialirkan ke nasofaring di postero"superior muara tuba. <nilah sebabnya pada sinusitis didapati sekret pas!a"nasal )post nasal drip*, tetapi belum tentu ada sekret di rongga hidung.
e5inisi
7hinitis merupakan inflamasi pada mukosa nasal dan bisa didefinisikan dengan gejala iritasi pada nasal, bersin, rhinorrhoea, sumbatan hidung. Sinusitis pula merupakan inflamasi pada
mukosa sinus paranasal. Seringnya rhinitis akan timbul berbarengan dengan sinusitis sehinggakan istilah yang dipakai adalah rhinosinusistis.1"
&(asi5i)asi Sinusitis
5onsensus internasional tahun 1 membagi rinosinusitis hanya akut dengan batas sampai delapan minggu dan kronik jika lebih dari delapan minggu. '
5lasifikasi se!ara klinis untuk sinusitis dibagi atas sinusitis akut, subakut dan kronis. 9kut dengan batas sampai ( minggu, subakut dengan batas antara ( minggu hingga ' bulan )1# minggu* dan kronis dengan batas jika lebih dari ' bulan. ',
Sedangkan berdasarkan penyebabnya sinusitis dibagi kepada sinusitis tipe rinogen dan sinusitis tipe dentogen. Sinusitis tipe rinogen terjadi disebabkan kelainan atau masalah di hidung dimana segala sesuatu yang menyebabkan sumbatan pada hidung dapat menyebabkan sinusitis. Sinusitis tipe dentogen pula terjadi disebabkan kelainan gigi serta yang sering
menyebabkan sinusitis adalah infeksi pada gigi geraham atas yaitu gigi pre molar dan molar.
#"'
Selain itu bisa diklasifikasikan berdasarkan dugaan penyebabnya yakni a!ute viral
rhinosinusitis di mana adanya rhinorea yang bersifat purulent selama ( minggu ditambah dengan keluhan lain seperti obstruksi hidung, nyeri wajah dimana keluhan tadi timbul kurang dari 12 hari dan gejalanya tidak memburuk. 5alau !uriganya a!ute ba!terial rhinosinusitis maka keluhannya gagal untuk membaik dalam waktu 12 hari atau keluhannya memburuk dalam 12 hari setelah ada perbaikan pada awalnya )double worsening*.1,#,
redis#osisi dan enyebab
Sinusitis lebih sering disebabkan adanya faktor predisposisi seperti : 1"#
1. =angguan fisik akibat kekurangan gii, kelelahan, atau penyakit sistemik.
#. =angguan faal hidung oleh karena rusaknya aktivitas silia oleh asap rokok, polusi udara, atau karena panas dan kering.
'. 5elainan anatomi yang menyebabkan gangguan saluran seperti :
• 9tresia atau stenosis koana • Deviasi septum
• >ipertroti konka media
• Polip yang dapat terjadi pada '26 anak yang menderita fibrosis kistik • %umor atau neoplasma
• >ipertroti adenoid
• -dem mukosa karena infeksi atau alergi • +enda asing
(. +erenang dan menyelam pada waktu sedang pilek
0. 5elainan imunologi didapat seperti imunodefisiensi karena leukemia dan imunosupresi oleh obat.
Sinusitis bisa bersifat akut )berlangsung selama ' minggu atau kurang* maupun kronis )berlangsung selama '" minggu tetapi dapat berlanjut sampai berbulan"bulan bahkan bertahun"tahun*. (
Penyebab sinusitis akut: '"(
1. <nfeksi virus
Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas )misalnya pilek*.
#. +akteri
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit )misalnya Strepto!o!!us pneumoniae, >aemophilus influenae*. /ika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
'. <nfeksi jamur
5adang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut. 9spergillus merupakan jamur yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada orang"orang tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur. (. Peradangan menahun pada saluran hidung.
Penderita rinitis alergika bisa terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rinitis vasomotor.
. Penyakit tertentu.
Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan dan penderita kelainan sekresi lendir )misalnya fibrosis kistik*.
ato5isio(o3i
5esehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostium"ostium sinus dan kelan!aran klirens dari mukosiliar didalam komplek osteo meatal )5?*. Disamping itu mukus juga mengandung substansi antimikrobial dan at"at yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap kuman yang masuk bersama udara pernafasan. '"(
+ila terinfeksi organ yang membentuk 5? mengalami oedem, sehingga mukosa yang berhadapan akan saling bertemu. >al ini menyebabkan silia tidak dapat bergerak dan juga
menyebabkan tersumbatnya ostium. >al ini menimbulkan tekanan negatif didalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya transudasi atau penghambatan drainase sinus. 8fek awal yang ditimbulkan adalah keluarnya !airan serous yang dianggap sebagai sinusitis non
bakterial yang dapat sembuh tanpa pengobatan. +ila tidak sembuh maka sekret yang tertumpuk dalam sinus ini akan menjadi media yang poten untuk tumbuh dan multiplikasi bakteri, dan sekret akan berubah menjadi purulen yang disebut sinusitis akut bakterialis yang
membutuhkan terapi antibiotik. /ika terapi inadekuat maka keadaan ini bisa berlanjut, akan terjadi hipoksia dan bakteri anaerob akan semakin berkembang. 5eadaan ini menyebabkan perubahan kronik dari mukosa yaitu hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip dan kista. '"(
Sinusitis A)ut Sinusitis aksilaris
Sinusitis maksilaris akut biasanya menyusul infeksi saluran napas atas yang ringan. 9lergi hidung kronik, benda asing, dan deviasi septum nasi merupakan faktor"faktor predisposisi lokal yang paling sering ditemukan. =ejala infeksi sinus maksilaris akut berupa demam, malaise, dan nyeri kepala yang tak jelas yang biasanya reda dengan pemberian analgetik biasa seperti aspirin. @ajah terasa bengkak, penuh, dan gigi terasa nyeri pada gerakan kepala
mendadak, misalnya sewaktu naik atau turun tangga. Seringkali terdapat nyeri pipi khas yang tumpul dan menusuk, serta nyeri pada palpasi dan perkusi. Selama berlangsungnya sinusitis maksilaris akut, pemeriksaan fisik akan mengungkapkan adanya pus dalam hidung. Sekret mukopurulen dapat keluar dari hidung dan terkadang berbau busuk. =ambaran radiologik sinusitis akut mula"mula berupa penebalan mukosa, selanjutnya opasifikasi sinus lengkap akibat mukosa yang membengkak hebat, atau akibat akumulasi !airan yang memenuhi sinus. +iakan bakteri yang mun!ul biasanya Strepto!o!!us pneumoniae, >aemophilus influenae, bakteri anaerob, +ranghamella !atarrhalis. Sinusitis aksilaris akut biasanya diterapi dengan
antibiotik spektrum luas seperti amoksilin, ampisilin atau eritromisin plus sulfonimid, dengan alternatif lain berupa amoksisilin, sefaklor, dan sefuroksim. (
Sinusitis 8tmoidalis
Sinus ini terisolasi lebih laim pada anak, seringkali bermanifestasi sebagai selulitis orbita. Pada dewasa, seringkali bersama"sama dengan sinusitis maksilaris, serta dianggap sebagai penyerta sinusitis frontalis yang tak dapat dielakkan. =ejalanya nyeri dan nyeri tekan di
antara kedua mata dan di atas jembatan hidung, drainase dan sumbatan hidung. Pada anak, dinding lateral labirin etmoidalis )lamina papirasea* seringkali merekah sehingga menjadi selulitis orbita. Pengobatannya antibiotik sistemik. (
Sinusitis 4rontalis
Sinus frontalis akut hampir selalu bersama"sama dengan infeksi sinus etmoidalis anterior. Sinus frontalis berkembang dari sel"sel udara etmoidalis anterior dan duktus nasalis frontalis berlekuk"lekuk berjalan amat dekat dengan sel"sel ini. Selain daripada gejala infeksi yang
umum pada sinus frontalis terdapat nyeri kepala yang khas. Ayeri berlokasi di atas alis mata, biasanya pada pagi hari dan memburuk menjelang tengah hari, kemudian perlahan"lahan
mereda menjelang malam. (
Sinusitis Sfenoidalis
Sinusitis sfenoidalis akut terisolasi sangat jarang. Sinus ini di!irikan oleh nyeri kepala yang mengarah ke verteks kranium. (
Sinusitis &roni)
Per definisisi, sinusitis kronik berlangsung selama beberapa bulan atau tahun. =ambaran patologis sinusitis kronik adalah kompleks dan ireversibel. 8tiologi dan faktor predisposisi
sinusitis kronik !ukup beragam. (
. =ejala sinusitis kronik tidak jelas. 5adang terdapat nyeri kepala, hidung tersumbat, batuk kronis. Pengobatan harus berupa terapi infeksi dan faktor penyebab infeksi se!ara
berbarengan. %indakan bedah sederhana pada sinusitis maksilaris kronik adalah membuat lubang drainase yang memadai. Prosedurnya nasoanostromi atau pembentukan fenestra nasoantral. (
emeri)saan enun!an3 Sitologi Aasal
Punktur pada sinus )maksilaris atau frontal* merupakan gold standar untuk mendapatkan bahan kultur. Dengan adanya neutrophils dan bakteri bisa menegakkan rhinosinusitis bakterial.1
7adiologi
+isa membantu untuk menegakkan diagnosis rhinosinusitis akut. 1
4oto polos
Sering dilakukan sebagai first line investigation. Diindikasikan pada rhinosinusitis yang ada gejala yang persis meskipun sudah diberikan terapi yang adekuat. %idak dilakukan pada anak kurang dari ' tahun karena sinus mereka belum lagi sempurna dan bisa terjadi false positif opasifikasi. 1
Posisi yang digunakan adalah posisi waters )o!!ipitomental* untuk sinus maksilaris dan !aldwellBLu! )frontal* untuk sinus frontal. >allmark nya adalah terdapat air"fluid level ada sinus"sinus tersebut. 1
$% s!an
erupakan pilihan untuk diagnosa kronik rhinosinusitis, namun tidak biasa dilakukan pada rhinosinusitis yang tiada komplikasi. 1
enata(a)sanaan
%ujuan utamanya adalah untuk meneradikasikan infeksi, men!egah ter jadinnya rhinosinusitis kronis, mengurangi durasi penyakit dan men!egah komplikasi. 1
9n!illary treatment
9dalah untuk membantu dalam membaiki fungsi silia dan mengurangi edema supaya membaiki drainase melalui ostia sinus. 1
• De!ongestan
+oleh memberikan perbaikan sementara pada hidung tersumbat dan yang ada adalah topikal yakni phenylephrine, oCymetaoline dan Cylometaoline. Dalam bentuk spray atau tetes mereka kerjanya dengan mengkonstriksi sinusoid dalam mukosa nasal. 1
5alau yang oral pula seperti pseudoephedrine, ephedrine dan phenylephrine juga sering digunakan. +iasanya untuk tempoh waktu pendek untuk memberikan relief yang !epat. 1
• 9ntikolinergik
Digunakan buat mengurangi gejala rhinorea untuk memblokir reseptor muskarinik yang menyebabkan sekresi !airan pada kelenjar. 8fek samping, akan rasa kering dan iritasi dan seperti terbakar. 1
• 9ntihistamin
%iada studi yang mendukung penggunaan antihistam pada rhinosinusitis akut. 1
• Aasal saline spray
+isa mengurangi gejala rhinitis. <rigasi nasal harian membaiki kualitas hidup yang
dipengaruhi oleh gangguan sinus. Dapat mengurangi gejala dan mengurangi penggunaan obatan lain pada sinusitis. 1
• 5ortikosteroid topikal
%idak ada studi yang mengatakan penggunaannya ada efek pada !lini!al out!ome. 1
• 9ntimikroba
Sulit untuk membedakan pada gejala viral dan bakteri. Seringnya sebanyak #;' pasien
membaik tanpa penggunaan antimikroba dimana sinusitis mereka mulai sebagai akibat viral. 9ntimikroba perlu digunakan pada pasien dengan gejala yang persisten meleihi 12 hari atau yang punya keluhan yang disebabkan oleh komplikasi. 1
Penatalaksanaan +edah
Diindikasikan pada keadaan gagalnyaterapi dan juga kalau ada potensi untuk terjadinya komplikasi. 1
• 9ntral @ashout
5ini pada komplikasi kalau ada abses di dalam sinus paranasal. Dilakukan punktur sinus dan irigasi untuk membuang sekret purulen. +oleh juga sebagai mendapatkan bahan untuk kultur dan sensitivity untuk membantu terapi antimikroba. 1
• 8Cternal frontoethmoide!tomy
-ntuk komplikasi pada sinusitis ethmoid yang terjadinya selulitis atau abses pada orbita. 1
• 4rontal sinus trephination
Pada sinusitis frontal akut yang gagal respon pada terapi konservatif. 1
• 4un!tional 8ndos!opi! Sinus Surgery
embantu dalam ventilasi dan drainase pada sinus yang terjadi inflamasi atau infeksi dan juga mengembalikan mu!o!iliary !learan!e kepada normal. 1
&om#(i)asi
5omplikasi oleh rhinosinusitis dibagi kepada:'
Lokal
• u!o!ele • ?steomielitis
?rbital
• 8dema pada palpebra • Subperiosteal abses • Selilitis orbita • 9bses orbita <ntrakranial • eningitis • 9bses eCtradura
• 9bses subdura • 9bses otak
<nfeksi menurun
• ?titis media
• Pharingitis dan tonsilitis
• Laringitis persisten dan trakeobronkitis
5esimpulan
7hinisinusitis merupakan antara penyakit yang sering diketemukan dan sering dimulai
sebagai self"limiting infeksi viral pada mukosa sinonasal. <nfeksi bakteri akan mulai setelah lebih dari 12 hari.
Daftar Pustaka
1. 7osenfeld,7.., Pi!!irillo,/.4., $handrasekhar, S.S., <thak +rook, 5aparaboyna 9shok 5umar, 5ramper,., ?rlandi,7.7., Palmer,/.A., Patel,.., 9nju Peters, @alsh,S.9., E $orrigan, .D. $lini!al Pra!ti!e =uideline )-pdate*:9dult Sinusitis 8Ce!utive Summary. ?tolaryngologyF >ead and Ae!k Surgery. #21, &ol. 1#)(* F02
#. 9jmal asood, <oannis oumoulidis E /aan Panesar. )#223*. Postgrad ed / #223G':(2#F(2. doi: 12.11'0;pgmj.#220.2(303
'. Dhingra, P.L., E Dingra, S. Diseases of ear nose and throat and head and ne!k surgery. 0th ed. 8lsevierG <ndia: #21(. 13"#21
(. Soepardi 89, <skandar A, +ashiruddin /, 7estuti 7D. 5arsinoma Aasofaring. +uku 9jar <lmu kesehatan %elinga >idung %enggorok 5epala leher 8disi keenam 45-<. +alai Penerbit 45 -<, #223 : 1##"1'2
.7hinosinusitis Diagnosis and anagement for the $lini!ian:9 Synopsis of 7e!ent $onsensus =uidelines. ayo $lin Pro!. #211G0)*:(#3"(('
0. $aspersen,L.9., @alter,L.., @alsh,S.9., 7osenfeld,7.., E Pi!!irillo,/.4. Plain Language Summary: 9dult Sinusitis )Sinus <nfe!tion*. ?tolaryngologyF >ead and Ae!k Surgery #21, &ol. 1')#* 101F100
3. @orrall,=. 9!ute sinusitis. $anadian 4amily Physi!ian. #211, &ol 3: 0"3 . $ady,7.5., Dodi!k,D.@., Levine,>.L., S!hreiber,$.P., 8ross,8./., Seten,.,
+lumenthal,>./., Lumry,@.7., +erman,=.D., E Durham,P.L. Sinus >eada!he: 9 Aeurology, ?tolaryngology, 9llergy, and Primary $are $onsensus on Diagnosis and %reatment. ayo $lin Pro!. #22G2)3*:2"10