• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kasus Implementasi Gcg Mandiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kasus Implementasi Gcg Mandiri"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi GCG, Kode Etik dan Perilaku di PT

Bank Mandiri Tbk

Latar Belakang

Implementasi prinsip GCG tidak terlepas dengan implementasi tata kelola pemerintahan yang baik (good government governance). Di era globalisasi tuntutan terhadap paradigma good governance dalam seluruh kegiatan tidak dapat dielakkan lagi. Istilah good governance sendiri dapat diartikan sebagai terlaksananya tata ekonomi, politik dan sosial yang baik. Jika kondisi good governance dapat dicapai maka negara yang bersih dan responsif (clean and responsive state) akan terujud, semaraknya masyarakat sipil (vibrant civil society) dan kehidupan bisnis yang bertanggung jawab.

Kebutuhan untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG dirasakan sangat kuat dalam industri perbankan. Situasi eksternal dan internal perbankan semakin kompleks dan risiko kegiatan usaha perbankan kian beragam. Keadaan tersebut semakin meningkatkan kebutuhan akan praktik tata kelola perusahaan yang sehat di bidang perbankan. Pelaksanaan GCG sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan dunia internasional sebagai syarat mutlak bagi dunia perbankan untuk berkembang dengan baik dan sehat.

Tata kelola perusahaan (corporate governance) yang buruk dapat menyebabkan terjadinya fraud (kecurangan) sebagaimana yang terjadi pada beberapa bank di Indonesia. Dalam beberapa kasus, fraud menyebabkan kerugian pada bank yang jumlahnya cukup besar sehingga bank tersebut dapat ditutup atau dilikuidasi, diantaranya adalah bank Asiatic dan bank Dagang Bali yang dilikuidasi pada tahun 2005. Penutupan atau likuidasi akibat fraud tersebut sangat merugikan stakeholders antara lain pemerintah dan investor.

Oleh karena itu perlu dipahami mengenai prinsip-prinsip dan praktik GCG pada sektor perbankan. Dan perlu dilakukan pengawasan dan pengendalian terhadap praktik corporate governancepada lembaga perbankan. Dan sejauh mana

(2)

efektivitas praktik corporate governance dalam menekan jumlah fraud pada sektor perbankan.

Pembahasan

Implementasi Good Corporate Governance

Komisaris dan Direksi Bank Mandiri berkomitmen untuk menegakkan sistem perbankan yang sehat dan kuat di Indonesia dan mentransformasi Bank Mandiri menjadi bank publik terkemuka (Blue Chip Company) di kawasan Asia Tenggara (Regional Champion Bank). Manajemen berkeyakinan bahwa penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) merupakan salah satu prasyarat mutlak dalam proses transformasi ini. Penerapan prinsip secara baik akan meningkatkan kepercayaan investor dan merupakan nilai tambah bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Bank Mandiri percaya bahwa penerapan prinsip-prinsip dan praktek-praktek terbaik GCG yang konsisten akan memberikan manfaat baik bagi Bank maupun para pemangku kepentingan lainnya dengan:

1. Meningkatnya kesungguhan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, kewajaran dan kehati-hatian dalam pengelolaan Bank.

2. Meningkatnya kinerja Bank, efisiensi dan pelayanan kepada stakeholders. 3. Mempermudah perolehan dana pembiayaan yang lebih murah yang pada

akhirnya akan meningkatkan shareholder’s values. 4. Meningkatnya minat dan kepercayaan investor.

5. Terlindunginya Bank dari intervensi eksternal dan tuntutan hukum.

6. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

Pembentukan Komite Good Corporate Governace

Bank Mandiri telah menyadari pentingnya penerapan GCG sebelum dikeluarkannya PBI No.8/4/PBI/2006. Hal ini terbukti dengan telah dibentuknya Komite Good Corporate Governance di level Komisaris pada tanggal 18 Juli 2005. Pembentukan Komite GCG di level Komisaris sejalan dengan tugas Komisaris dalam melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan perseroan oleh

(3)

Direksi termasuk memantau efektivitas implementasi GCG beserta praktek-praktek terbaik.

Sosialisasi Good Corporate Governace

Sosialisasi prinsip-prinsip dan praktek-praktek terbaik GCG serta kebijakan terkait lainnya, seperti corporate values dan corporate behaviours dilaksanakan kepada seluruh jajaran Bank Mandiri melalui berbagai cara, antara lain sosialisasi secara langsung melalui Forum Sosialisasi di Kantor Pusat, kunjungan ke wilayah-wilayah, dalam training/workshop, focus group, maupun sosialisasi melalui media, seperti buletin internal Bank Mandiri, intranet Bank Mandiri yang dapat diakses oleh seluruh pegawai Bank Mandiri, dan melalui Knowledge-Based Management System (KMS). Dalam sosialisasi kepada Unit Kerja Kantor Pusat dan Wilayah, seluruh anggota Komite GCG terlibat secara langsung dalam menyiapkan dan menyampaikan materi sosialisasi. Tujuan sosialisasi adalah agar seluruh jajaran Bank dapat memahami dan melaksanakan prinsip-prinsip dan praktek-praktek terbaik GCG dalam menjalankan tugas.

Selain sosialisasi kepada pihak internal, sosialisasi dilakukan pula kepada pemangku kepentingan lainnya, antara lain melalui forum-forum Corporate Governance seperti Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), diskusi rutin yang diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaan BUMN dan seminar GCG berskala nasional maupun internasional.

Disamping itu, sosialisasi dilakukan juga melalui pemuatan materi GCG dalam Laporan Tahunan Bank Mandiri, situs Bank Mandiri, forum investor, dan media komunikasi lainnya sehingga diharapkan pelaksanaan GCG di Bank Mandiri dapat mudah diketahui oleh seluruh pemangku kepentingan.

Prinsip-Prinsip GCG di Bank Mandiri a. Keterbukaan (Transparency)

 Bank mengungkapkan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat dan dapat diperbandingkan serta dapat diakses oleh stakeholders sesuai dengan haknya.

 Informasi tersebut meliputi visi, misi, sasaran usaha, strategi Bank, kondisi keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham pengendali,

(4)

cross shareholding, pejabat eksekutif, pengelolaan risiko, sistem pengawasan dan pengendalian intern, status kepatuhan, sistem dan implementasi GCG serta informasi dan fakta material yang dapat mempengaruhi keputusan pemodal.

 Prinsip keterbukaan itu tetap memperhatikan ketentuan rahasia bank, rahasia jabatan dan hak-hak pribadi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

 Kebijakan bank harus tertulis dan dikomunikasikan kepada stakeholders yang berhak memperoleh informasi tentang kebijakan tersebut. Bank Mandiri menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya, serta mengumumkan kepada publik mengenai terjadinya suatu peristiwa, informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi harga atau nilai efek atau keputusan investasi pemodal secara tepat waktu dan obyektif berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

b. Akuntabilitas (Accountability)

 Bank menetapkan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing organ Bank yang selaras dengan visi, misi, sasaran usaha dan strategi Bank dan menetapkan kompetensi kepada organ tersebut sesuai tanggung jawab masing-masing.

 Dalam pengelolaannya, Bank menetapkan check and balance system.

 Bank juga memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran berdasarkan ukuran yang disepakati konsisten dengan nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan strategi bank serta memiliki reward and punishment system.

 Bank meyakini bahwa semua organ organisasi Bank mempunyai kompetensi sesuai dengan tanggung jawabnya dan memahami perannya dalam implementasi GGC.

c. Tanggung Jawab (Responsibility)

 Bank berpegang pada prinsip kehatihatian (prudential banking practices) dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

 Bank sebagai good corporate citizen peduli terhadap lingkungan dan melaksanakan tanggung jawab sosial secara wajar.

(5)

 Bank menghindari terjadinya dominasi yang tidak wajar oleh stakeholders manapun dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sepihak serta terbebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).

 Bank mengambil keputusan secara obyektif dan bebas dari segala tekanan dari pihak manapun.

e. Kewajaran (Fairness)

 Bank memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran (equal treatment).

 Bank memberikan kesempatan kepada seluruh stakeholders untuk memberikan masukan dan menyampaikan pendapat bagi kepentingan Bank serta mempunyai akses terhadap informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan. Dalam rangka menerapkan prinsip kewajaran (Fairness) Bank Mandiri memperhatikan hak-hak dan perlakuan yang sama terhadap semua pemegang saham sesuai dengan klasifikasi. Sebagai perusahaan publik, Bank memperhatikan kepentingan pemegang saham minoritas, yang antara lain diwujudkan dalam:

a. Memberikan hak kepada pemegang saham yang mewakili sekurang-kurangnya 1/10 bagian dari jumlah saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan untuk mengajukan usulan.

b. Jika terdapat transaksi benturan kepentingan sesuai dengan Peraturan Bapepam No. KEP-32/PM/2000 tentang Perubahan Peraturan No. IX.E.1 Tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, maka harus disetujui oleh para Pemegang Saham Independen atau wakil mereka yang diberi wewenang untuk itu dalam RUPS.

c. Apabila terdapat transaksi material sesuai dengan Peraturan Bapepam No. KEP-02/ PM/2001 tentang Perubahan Peraturan No. IX.E.2 Tentang Transaksi Material, maka harus disetujui terlebih dahulu oleh RUPS.

Struktur Corporate Governance

Struktur Corporate Governance di Bank Mandiri adalah sebagai berikut:

a. Komisaris

Berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh pemegang saham, Komite Nominasi dan Remunerasi merekomendasikan calon Komisaris. Dari rekomendasi tersebut pemegang saham memilih Komisaris dalam RUPS melalui proses yang

(6)

transparan. Demikian pula pemberhentian Komisaris hanya bisa dilakukan oleh pemegang saham dalam RUPS.

b. Komisaris Independen

Keberadaan Komisaris Independen dimaksudkan untuk dapat mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang lebih obyektif dan menempatkan kewajaran (fairness) dan kesetaraan di antara berbagai kepentingan termasuk kepentingan pemegang saham minoritas dan Stakeholders lainnya. Selaku Komisaris Independen dan Pihak Independen harus dapat terlepas dari benturan kepentingan (conflict of interest).

Dalam rangka mendukung pelaksanaan GCG Bank, pemegang saham dalam RUPS menetapkan Komisaris Independen dengan jumlah dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan guna menjalankan tugas pengawasan terhadap Bank dan kelompok usaha Bank yang tidak melakukan kegiatan usaha Bank.

c. Komite-komite Di Bawah Komisaris

Dalam menjalankan tugasnya, Komisaris membentuk komite-komite:

1. Komite Audit, membantu Komisaris dalam pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan informasi keuangan, sistem pengendalian internal dan efektivitas pemeriksaan oleh auditor eksternal dan internal.

2. Komite Nominasi dan Remunerasi, membantu Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan atas hal-hal yang terkait dengan penetapan kualifikasi dan proses nominasi serta remunerasi Komisaris, Direksi dan para pejabat eksekutif.

3. Komite Kebijakan Risiko membantu Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan kebijakan risiko usaha.

4. Komite GCG, membantu Komisaris dalam memberikan rekomendasi arah kebijakan implementasi prinsip-prinsip GCG.

d. Direksi

Seperti halnya pemberhentian Komisaris, pemberhentian Direksi hanya bisa dilakukan oleh pemegang saham dalam RUPS. Karena Bank Mandiri adalah suatu Badan Usaha Milik Negara yang telah Terbuka, Anggaran Dasar Bank mengatur bahwa pengangkatan Direksi oleh RUPS harus disetujui oleh pemegang saham Dwiwarna Seri A (Negara Republik Indonesia). Lebih lanjut Anggaran Dasar mengatakan bahwa hanya pemegang saham Dwiwarna Seri A yang berhak

(7)

mengajukan pencalonan kepada RUPS. Penunjukan tersebut efektif setelah Direksi terpilih lulus fit and proper test Bank Indonesia.

Kode Etik dan Perilalu di PT Bank Mandiri

Manajemen Bank Mandiri bertekad untuk menerapkan nilai-nilai kebersamaan sebagai berikut:

1. Trust/Kepercayaan: Membangun keyakinan dan sangka baik di antara stakeholders dalam hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan.

2. Integrity/Integritas: Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga martabat serta menjunjung tinggi kode etik profesi.

3. Professionalism/Profesionalisme: Berkomitmen untuk bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan penuh tanggung jawab.

4. Customer focus/Fokus pada pelanggan: Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan. Fokus pada pelanggan merupakan salah satu nilai utama yang melandasi sikap insan Bank Mandiri untuk senantiasa membina hubungan baik dengan pelanggan serta langgeng dan berkesinambungan. Pelanggan eksternal maupun internal Bank Mandiri merupakan mitra yang akan kita dukung untuk terus maju dan tumbuh secara konsisten dari waktu ke waktu. Untuk itu fokus pada pelanggan kita wujudkan dalam perilaku yang inovatif, proaktif dan cepat tanggap terhadap kebutuhan pelanggan serta mengutamakan kepentingan dan kepuasan pelanggan.

5. Excellence/Kesempurnaaan: Mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil terbaik secara terus menerus.

Dalam menjalankan kegiatan usaha, Bank Mandiri menghadapi berbagai risiko usaha dan untuk mengurangi risiko usaha tersebut Bank Mandiri menerapkan prinsip kehati-hatian, salah satunya melalui penerapan prinsip Know Your Customer/Anti Money Laundering (KYC/AML). Kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang berkaitan dengan prinsip KYC/AML merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan dan prosedur Bank secara keseluruhan dengan memasukkan unsur-unsur yang meliputi pengawasan oleh pengurus Bank, pendelegasian wewenang, pemisahan tugas dan tanggung jawab, sistem pengawasan intern dan pelatihan karyawan.

(8)

Secara berkesinambungan Bank Mandiri terus melakukan penyempurnaan terhadap Customer Information Files (CIF) untuk meningkatkan keakurasian dan kelengkapan data nasabah agar sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan standar internasional.

Selain itu juga Bank Mandiri saat ini telah mengembangkan dan memiliki sistem informasi yang memadai untuk dapat mengidentifikasi, menganalisis, memantau dan menyediakan laporan mengenai transaksi pencucian uang yang dilakukan oleh nasabah kepada pihak otoritas. Secara umum, penerapan prinsip KYC/AML di Bank Mandiri saat ini mendapat penilaian dari pihak otoritas dengan peringkat cukup baik dan sistem informasi manajemen dikategorikan baik. Bank Mandiri adalah bank yang memiliki budaya kerja yang sangat baik, semakin lama Bank Mandiri selalu menunjukkan komitmen yang semakin baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan pada tahun 2007 PT Bank Mandiri dinobatkan sebagai bank nasional paling efisien dari 130 bank yang beroperasi di Indonesia dalam Banking Efficiency Award 2007versi Harian Bisnis Indonesia. Pencapaian itu tidak lepas dari suatu kinerja dan budaya kerja yang sangat baik yang dimiliki oleh Bank Mandiri.

Kesimpulan

Penerapan prinsip good corporate governance secara komprehensif menjadi faktor penting dalam menentukan tingkat profitabilitas perseroan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bank terbesar di Indonesia dari sisi aset ini memperkuat penerapan prinsip good corporate governance (GCG) dalam setiap bisnis proses hingga mendapat pengakuan dari jurnal Corporate Governance Asian CGA (Annual Recognition Award )2013 sebagai Ikon penerapan GCG terbaik di Indonesia. Penghargaan The Best of Asia ini merupakan yang kelima kalinya disematkan kepada Bank Mandiri secara berturut-turut.

Hal ini tidak mustahil terjadi pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk karena bank telah mengimplementasikan prinsip-prinsip GCG, kode etik dan perilaku secara efektif dan efisien serta sebagai dasar kegiatan operasional yang sehat dan aman. Bank Mandiri berusaha menciptakan iklim usaha yang bersih dan sehat

(9)

dengan berusaha menekan perilaku fraud dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada tiap level bisnis.

Referensi

Dokumen terkait

melakukan interaksi terhadap guru, siswa-siswa serta staf-staf SMK Negeri 46 Jakarta, dari interaksi itu peneliti menemukan permasalah-permasalahan yang dialami oleh beberapa

Melalui program ini alat dikendalikan dengan data yang sudah baku dan sudah dirancang agar tampilan pada alat sesuai dengan menekan beberapa tombol

Pembelajaran matematika di MTs Mafatihul Huda Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon lebih banyak berpusat pusat pada guru sehingga keterlibatan siswa dalam belajar

kamis/7 November 2013 setelah intervensi diberikan anak mengalami peningkatan dalam membaca permulaan, anak mampu membaca 15 suku kata dan kata yang telah di

Staf pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah memberikan bekal ilmu, sehingga penulis

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, maka Piutang Pajak Daerah yang timbul sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan

[r]

Pemilihan ukuran keramik sudah sesuai dengan standar koordinasi modular, yaitu 3M, Dimensi keramik yang ada dipasaran, sedangkan pembagian ruang dalam unit hunian tidak