• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

METODE

Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB) Darmaga.

Cara Pengambilan Contoh

Contoh dari penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2009 dari Mayor Ilmu Gizi. Seluruh mahasiswa Mayor Ilmu Gizi angkatan 2009 diminta untuk mengisi kuesioner penelitian. Kemudian dari semua kuesioner yang dikembalikan untuk selanjutnya dipilih kuesioner yang terisi dengan lengkap. Seluruh mahasiswa yang kuesionernya terisi lengkap diminta untuk mengikuti tes kebugaran (flexibility dan balke test) dan pengukuran komposisi lemak tubuh. Mahasiswa yang memiliki data yang lengkap, yang akan dijadikan contoh.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer. Data primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan pengukuran langsung. Data primer ini meliputi data karakteristik contoh, data antropometri (tinggi badan, dan berat badan), data komposisi tubuh contoh (persentase lemak tubuh, Lean Body Mass dan Mass of Body Fat), konsumsi pangan, dan tingkat kebugaran. Cara pengumpulan data karakteristik contoh dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data antropometri contoh dikumpulkan dengan mengukur secara langsung berat badan contoh menggunakan timbangan injak sedangkan tinggi badan contoh dengan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm. Cara pengumpulan data komposisi tubuh contoh dengan menggunakan alat Body Composition Analyzer. Cara pengumpulan data konsumsi pangan contoh dengan menggunakan wawancara dengan alat bantu kuesioner recall 2x24 jam. Data kebugaran contoh dikumpulkan dengan cara mengukur langsung dengan metode tes balke dan tes reach. Jenis data dan cara pengumpulan data penelitian disajikan dalam Tabel 4.

(2)

Tabel 4 Jenis dan cara pengumpulan data penelitian

No Variabel Jenis Data Cara pengumpulan data

1. Karakteristik contoh 1. Nama 2. Jenis Kelamin 3. Umur Wawancara dengan menggunakan kuesioner 2. Status Gizi 1. IMT (BB dan TB)

2. Komposisi tubuh  lemak tubuh  Lean Body Mass Mass of Body Fat

1. Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan injak 2. Tinggi badan diukur

menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm 3. IMT dihitung (WHO

2007).

4. Komposisi tubuh diukur dengan menggunakan Body Composition Analyzer. 3. Konsumsi pangan Jenis dan jumlah makanan Wawancara jenis dan

jumlah pangan dengan menggunakan recall 2x24 jam. 4. Tingkat kebugaran Kelentukan tubuh VO2 max Pengukuran kelentukan dengan cara test reach Pengukuran VO2max

dengan balke test

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh diperiksa terlebih dahulu agar informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian. Tahapan pengolahan data dimulai dari verifikasi, coding, entry, cleaning dan selanjutnya dianalisis. Verifikasi dilakukan untuk mengecek konsistensi informasi. Data yang telah di verifikasi kemudian dilakukan penyusunan code-book sebagai panduan entri dan pengolahan data, serta selanjutnya dilakukan entri data. Setelah itu dilakukan pengecekan ulang (cleaning) untuk memastikan penentuan data yang lengkap. Pengolahan dan analisis data menggunakan perangkat program Microsoft excel 2007. Hubungan antar variabel diuji dengan menggunakan uji korelasi pearson dan uji beda Independent T-test.

Data karakteristik ini memberikan gambaran mengenai mahasiswa yang dijadikan sebagai contoh. Data status gizi contoh ditentukan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dihitung dengan membandingkan berat badan (kg) dengan kuadrat dari tinggi badan (m2). Kemudian IMT diklasifikasikan berdasarkan kategori

(3)

WHO (2007), yaitu kurus (<18,5), normal (18,5-24,9), gizi lebih (25,0-29,9), obes (30,0-39,9), dan sangat obes (>40,0).

Data konsumsi pangan yang diperoleh kemudian dikonversikan untuk menentukan kandungan zat gizi yaitu protein, lemak dan karbohidrat serta energi. Kandungan energi dan zat gizi ditentukan dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) dengan rumus sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 1994).

Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan:

KGij = Kandungan zat gizi –i dalam bahan makanan –j Bj = Berat makanan –j yang dikonsumsi

Gij = Kandungan zat gizi –i dalam 100 gram BDD bahan makanan –j BDDj = Bagian yang dapat dimakan dalam bahan makanan –j

Untuk menentukan Angka Kecukupan energi dan protein contoh digunakan rumus:

AKGI = (Ba/Bs) x AKG Keterangan:

AKGI = Angka kecukupan gizi contoh Ba = Berat badan aktual sehat (kg) Bs = Berat badan standar (kg)

AKG = Angka kecukupan energi dan protein yang dianjurkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi WKNPG (2004).

Angka kecukupan lemak lebih difokuskan pada komposisi energi yang berasal dari lemak. Berdasarkan WKNPG (2004) komposisi energi yang berasal dari lemak 20-30%. Kecukupan lemak menggunakan perhitungan 25% dari total konsumsi energi contoh WKNPG (2004). Setelah mengetahui banyaknya energi yang digunakan untuk memenuhi kecukupan protein dan lemak, maka dapat diperoleh kecukupan karbohidrat contoh. Angka kecukupan karbohidrat lebih difokuskan pada komposisi energi yang berasal dari karbohidrat. Berdasarkan WKNPG (2004) komposisi energi yang berasal dari karbohidrat adalah 50-65% dari angka kecukupan energi. Perhitungan data kecukupan karbohidrat contoh menggunakan 65% dari total konsumsi energi contoh WKNPG (2004).

(4)

Selanjutnya tingkat kecukupan energi, protein, lemak dan karbohidrat diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat gizi tersebut dengan kecukupannya. Berikut rumus tingkat kecukupan zat gizi yang digunakan (Hardinsyah dan Briawan 1994).

TKG = (K/AKGI) x 100%

Keterangan:

TKG = Tingkat kecukupan zat gizi K = Konsumsi zat gizi

AKGI = Angka kecukupan gizi contoh

Data tingkat kebugaran yang diperoleh merupakan data primer yaitu dengan menggunakan hasil beberapa tes kebugaran diantaranya adalah kelentukan (flexibility) dan daya tahan kardiorespiratori (tes balke). Contoh berlari terus menerus tanpa berhenti selama selang waktu 15 menit. Kemudian setelah selesai melakukan tes, dihitung jarak yang telah ditempuh oleh contoh selama berlari 15 menit tersebut. Hasil perhitungan jarak tersebut kemudian dihitung dengan menggunakan software perhitungan tes balke (balke VO2max calculator). Selain dimasukkan ke dalam software, hasil perhitungan jarak tempuh contoh juga dapat dihitung dengan cara data tersebut dimasukkan ke dalam rumus (Mackenzie 1997).

%VO2 max = [((Jarak total yang ditempuh/15) – 133) x 0.172] + 33.3

Data kebugaran selain dengan tes balke, dilakukan tes kebugaran lainnya yaitu tes reach. Tes tersebut dilakukan dengan cara contoh berdiri di balok yang telah disediakan, contoh diinstruksikan untuk membungkuk sejauh mungkin ke bawah dengan kedua kaki dan tangan lurus ke bawah, diukur jarak tangan yang mampu/tidak melewati batas balok tempat berdiri tadi, Jika mampu melewati batas balok diukur sebagai (+) cm dan jika tidak melewati batas balok diukur sebagai (-) cm.

Untuk perhitungan nilai kebugaran flexibility dari hasil pengukuran tersebut kemudian dikategorikan ke dalam beberapa kategori. Data kategori kebugaran flexibility terdiri dari perempuan dan laki-laki disajikan pada Tabel 5 sedangkan data kategori pengukuran data penelitian disajikan pada Tabel 6 di bawah ini.

(5)

Tabel 5 Pengkategorian tes kelentukan (flexibility)

Kategori Pria (cm) Wanita (cm)

Bagus sekali +21 +22

Bagus +17 +18

Sedang +11 +12

Cukup +5 +8

Kurang -2 +2

Sumber : Anonim (2009a)

Tabel 6 Kategori pengukuran data penelitian

No Variabel Jenis Data Kategori Pengukuran

1. Status gizi contoh 1. Komposisi tubuh (persentase lemak tubuh) 2. IMT 1. Perempuan Essential fat 10-13% Athletes 14-20% Fitness 21-24% Acceptable 25-31% Obese >32% Laki-laki Essential fat 2-5% Athletes 6-13% Fitness 14-17% Acceptable 18-25% Obese >25%

2.IMT dengan kategori (WHO 2007) Kurus : <18.5

Normal : 18.5-24.9 Gizi lebih : 25.0-29.9 Obes : 30.0-39.9 Sangat obes : >40.0 2. Konsumsi pangan Jenis dan jumlah

makanan

Tingkat konsumsi energi (Depkes. dkk. 1996):

1. Defisit tingkat berat (<70% AKG)

2. Defisit tingkat sedang (70-79% AKG)

3. Defisit tingkat ringan (80-89% AKG)

4. Normal (90-119% AKG) 5. Kelebihan (≥120% AKG) Tingkat konsumsi protein (Depkes. dkk. 1996):

1. Defisit tingkat berat (<70% AKG)

2. Defisit tingkat sedang (70-79% AKG)

3. Defisit tingkat ringan (80-89% AKG)

4. Normal (90-119% AKG) 5. Kelebihan (≥120% AKG) Tingkat konsumsi lemak (Depkes. dkk. 1996):

(6)

No Variabel Jenis Data Kategori Pengukuran

1. Defisit tingkat berat (<70% AKG)

2. Defisit tingkat sedang (70-79% AKG)

3. Defisit tingkat ringan (80-89% AKG)

4. Normal (90-119% AKG) 5. Kelebihan (≥120% AKG) Tingkat konsumsi karbohidrat (Depkes. dkk. 1996):

1. Defisit tingkat berat (<70% AKG)

2. Defisit tingkat sedang (70-79% AKG)

3. Defisit tingkat ringan (80-89% AKG)

4. Normal (90-119% AKG) 5. Kelebihan (≥120% AKG) 3. Tingkat kebugaran VO2max Umur 13-19 dan 20-29 (wanita)

Very poor <25.0 dan <23.6 Poor 25.0-30.9 dan 23.6-28.9 Fair 31.0-34.9 dan 29.0-32.9 Good 35.0-38.9 dan 33.0-36.9 Excellent 39.0-41.9 dan 37.0-41.0 Seperior >41.9 dan >41.0 Umur 13-19 dan 20-29 (pria) Very poor <35.0 dan <33.0 Poor 35.0-38.3 dan 33.6-36.4 Fair 38.4-45.1 dan 36.5-42.4 Good 45.2-50.9 dan 42.5-46.4 Excellent 51.0-55.9 dan 46.5-52.4 Seperior >55.9 dan >52.4 Kelentukan tubuh  Laki-laki

Bagus sekali (+21) Bagus (+17) Sedang (+11) Cukup (+5) Kurang (-2)  Perempuan Bagus sekali (+22) Bagus (+18) Sedang (+12) Cukup (+8) Kurang (+2)

(7)

Uji Statistik yang Digunakan pada penelitian ini antara lain:

1. Uji beda untuk menganalisis keberadaan perbedaan tingkat kebugaran antar gender dengan menggunakan analisis Independent T-Test.

2. Uji beda untuk menganalisis keberadaan perbedaan IMT antar gender diuji dengan menggunakan analisis Independent T-Test.

3. Uji beda untuk menganalisis keberadaan perbedaan persentase lemak tubuh antar gender dengan menggunakan analisis Independent T-Test.

4. Uji beda untuk menganalisis keberadaan perbedaan tingkat kecukupan energi dan zat gizi antar gender dengan menggunakan analisis Independent T-Test. 5. Hubungan antara tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh dengan Indeks

Massa Tubuh (IMT) diuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson. 6. Hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan tingkat kebugaran diuji dengan

menggunakan analisis korelasi Pearson.

7. Hubungan antara komposisi lemak tubuh contoh dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) diuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson.

8. Hubungan antara tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh dengan komposisi tubuh diuji dengan menggunakan analisi korelasi Pearson.

9. Hubungan antara komposisi tubuh contoh dengan tingkat kebugaran diuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson.

10. Hubungan antara tingkat kecukupan energi dan zat gizi dengan tingkat kebugaran iuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson.

Definisi Operasional

Contoh adalah mahasiswa dan mahasiswi Mayor Ilmu Gizi tahun ajaran 2009 yang mengikuti mata kuliah Gizi Olahraga.

Mahasiswa adalah seseorang yang masih menjalani perkuliah dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang memiliki usia 19 hingga 21.

Konsumsi pangan adalah jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan oleh contoh untuk memenuhi kebutuhan hidup dan melakukan aktifitas fisik serta aktivitas lain.

Asupan zat gizi dan energi adalah jumlah zat gizi yang dikonsumsi contoh berupa karbohidrat, protein, lemak dan energi.

(8)

Tingkat kecukupan gizi dan energi adalah perbandingan rata-rata asupan zat gizi dan energi terhadap angka kecukupan yang dianjurkan menurut umur berdasarkan WKNPG (2004) yang dinyatakan dalam persen.

Antropometri adalah metode yang digunakan dalam melakukan penilaian status gizi secara langsung yaitu tinggi badan, berat badan.

Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh contoh yang diakibatkan oleh konsumsi, absorpsi, dan penggunaan zat gizi yang ditentukan melalui IMT dan komposisi tubuh.

Kebugaran fisik adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berlebihan.

VO2max adalah kemampuan tubuh mengkonsumsi oksigen yang merupakan

indikator kebugaran dalam melakukan aktivitas.

Balke test adalah salah satu dari tes kebugaran yang dilakukan oleh contoh dengan

cara lari selama 15 menit kemudian diukur dan dicatat jarak tempuhnya dalam kurun waktu tersebut.

Flexibility test adalah tes yang dilakukan untuk melihat kemampuan sendi tubuh

bergerak sesuai dengan ruang gerak sendinya.

Reach test adalah salah satu dari tes kebugaran yang dilakukan contoh dengan

cara contoh berdiri di balok yang telah disediakan, contoh diinstruksikan untuk membungkuk sejauh mungkin ke bawah dengan kedua kaki dan tangan lurus ke bawah, diukur jarak tangan yang mampu/tidak melewati batas balok tempat berdiri tadi, Jika mampu melewati batas balok maka dinyatakan jarak (cm) bertanda positif (+) dan jika tidak melewati batas balok maka dinyatakan jarak (cm) bertanda negatif (-).

Komposisi massa tubuh adalah komposisi tubuh yang menggambarkan perbandingan bagian tubuh yang secara metabolisme aktif, terutama otot, dibandingkan dengan bagian yang kurang aktif, terutama lemak. Terdiri dari persentase lemak tubuh, Mass of Body Fat dan Lean Body Mass.

Presentase lemak tubuh adalah jumlah lemak dalam tubuh contoh yang diukur dengan menggunakan alat Body Composition Analyzer dan dinyatakan dalam persen.

Gambar

Tabel 4 Jenis dan cara pengumpulan data penelitian
Tabel 6 Kategori pengukuran data penelitian

Referensi

Dokumen terkait

“Suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban resmi dan hak-hak dari pihak-pihak lain, secara

Penelitian ini membuktikan bahwa ketika situs “ online store” dipercaya bahwa dengan menggunakan “ online store”, performa berbelanja akan meningkatkan,

Rumah pak Shohib, pak Tamzis dan juga mbah Munawaroh menggunakan bahan kayu untuk bagian bangunan yang ditampilkan atau yang diutamakan, seperti bagian depan dan

Disertasi dengan judul Makna Tradisi Gusjigang Pada Rumah Kaum Santri Pedagang di Kota Lama Kudus ini merupakan penelitian tentang kebudayaan masyarakat pada suatu

Dari pengertian di atas, pada kebudayaan terdapat faktor-faktor yang penting, yakni : kelompok atau masyarakat sebagai pelaku kebudayaan, wujud atau fenomena

Garis pangkal demikian tidak boleh ditarik ked an dari elevasi surut, kecuali apabila di atasnya telah dibangun mercusuar atau instalasi serupa yang secara permanen berada di

Tujuan Jepang melakukan tanam paksa atau Romusha yaitu, untuk persiapan perang Asia Timur Raya serta memenuhi kebutuhan tentara jepang, untuk lebih jelasnya lagi akan di bahas