• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFORMASI APBNP Langkah-langkah pelaksanaan APBN tahun 2017 agar dapat lebih kredibel, berkualitas, dan berkesinambungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INFORMASI APBNP Langkah-langkah pelaksanaan APBN tahun 2017 agar dapat lebih kredibel, berkualitas, dan berkesinambungan"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

INFORMASI

APBNP 2017

Langkah-langkah pelaksanaan APBN tahun 2017 agar

dapat lebih kredibel, berkualitas, dan berkesinambungan

(2)

APBNP 2017

Langkah-langkah pelaksanaan APBN tahun 2017 agar

dapat lebih kredibel, berkualitas, dan berkesinambungan

Disusun oleh Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran Penanggung jawab:

Direktur Jenderal Anggaran

Editor:

Direktur Penyusunan APBN

Kontributor :

Pejabat dan pegawai Direktorat Penyusunan APBN

(3)

Dalam rangka memberikan informasi dan mendukung transparansi anggaran, syukur Alhamdulillah kami telah menyelesaikan penyusunan buku Informasi APBN Perubahan 2017. Informasi yang berisi ringkasan APBN ini disusun berdasarkan APBN Perubahan Tahun 2017 yang telah disetujui oleh DPR RI dalam Sidang Paripurna DPR pada tanggal 28 Juli 2017 dan selanjutnya pada tanggal 21 Agustus 2017 telah diundangkan menjadi Undang-undang nomor 8 tahun 2017 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017.

Perkembangan perekonomian global dan domestik dalam Semester I Tahun 2017

mengakibatkan perlunya penyesuaian pada beberapa asumsi dasar ekonomi makro dalam APBN tahun 2017, seperti tren peningkatan harga minyak mentah Indonesia (ICP), depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan target pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan lebih tinggi dari targetnya dalam APBN tahun 2017. Selain perubahan asumsi dasar ekonomi tersebut, adanya perubahan kebijakan fiskal dan kebutuhan belanja mendesak, seperti persiapan Pilkada tahun 2018/Pemilu tahun 2019, Asian Games tahun 2018, percepatan sertifikasi tanah, dan pembangunan pertanian yang berdampak pada perubahan postur APBN tahun 2017

Dalam rangka menjaga pencapaian sasaran prioritas pembangunan dan

kesinambungan fiskal dalam jangka menengah dan panjang, dilakukan kombinasi kebijakan fiskal yaitu, pelebaran defisit anggaran, efisiensi belanja negara, serta melanjutkan upaya optimalisasi pendapatan negara secara lebih realistis. Dengan tujuan akhir mengurangi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan.

Harapan kami, semoga Informasi APBN ini dapat memberikan pengetahuan dan

pemahaman yang lebih luas kepada para pembaca dan dapat memberikan kontribusi positif, bagi masyarakat Indonesia. Kepada tim penyusun dan para pihak yang telah menyampaikan masukan baik langsung maupun tidak langsung hingga terbitnya Informasi APBN ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Terima kasih. Sri Mulyani Indrawati

Kata Pengantar

Menteri Keuangan Republik Indonesia

Sri Mulyani Indrawati

(4)

Tahun 2017

APBN makin sehat, ekonomi makin kuat

Semester I

APBNP

Belanja lebih efisien

dan lebih baik

Belanja lebih efisien

dan lebih baik

Tambahan defisit

dijaga, utang

terkendali

Ekonomi terjaga

Pajak Meningkat

Ekonomi tumbuh

lebih tinggi

Tambahan utang

semakin menurun

Tumbuh sebesar 9,6% (negatif 2,4% pada th 2016), bahkan tanpa tax amnesty tetap tumbuh 5,6%).

PPN tumbuh 13,5% (2016 : -3,1%)

Rp

(5)

2

Kinerja Pelaksanaan

Semester I APBN 2017

lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu

9,6%

(9,6%)

31,6%

(33%)

62,3%

(26,9%)

13,5%

(3,1%)

Pertumbuhan

Perpajakan

46,3 km

3,69 km

29,9 %

42,7%

523,08 m

6,9 juta siswa

34%

terhadap PDB

(23,3%)

1,82%

1,29%

Rp143,4 T

Realisasi Semester I 2016

Rp(68,2 T)

4,5 juta siswa

1.887,7 m

256,6 ribu

mahasiswa

PPN

Jalan Baru Jembatan Flyover/Underpass KIP BOS Bidik Misi Jalan Tol

Bea Keluar

Pembangunan Puskesmas, Infrastruktur Jalan, Pasar, dan RS Rujukan

Pertumbuhan Penerbitan SBN (Neto)

PNBP

SDA Migas

PNBP

DAK Fisik

Penyaluran BOS BOP PAUD TPG 59,9% 77,3% 29,7%

DAK Nonfisik

Realisasi

Pendapatan Negara

Realisasi

Belanja Negara

Realisasi

Transfer ke Daerah

Keseimbangan

Primer

Defisit

Realisasi

Pembiayaan Anggaran

Realisasi Semester I 2017

(6)

6 Juli 2017

Presiden mengajukan RUU APBN-P TA 2017 disertai nota perubahan dan dokumen pendukungnya.

6 Juli 2017

Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI

>> Penyampaian Penjelasan Pokok-Pokok RUU tentang APBN-P TA 2017

10 Juli 2017

Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Menko-menko

>> Membahas RKA KL dalam RUU APBNP TA 2017

11-13 Juli 2017

Rapat Panja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit dan Pembiayaan

>> Membahas perubahan Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit, dan Pembiayaan dalam RUU APBNP TA 2017

14 Juli 2017

Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI

>> Membahas Postur Sementara RUU APBNP TA 2017

Rapat Paripurna

17-19 Juli 2017

Rapat Panja Belanja Pemerintah Pusat RUU APBNP 2017

>> Membahas perubahan Belanja KL dan Non KL dalam RUU APBNP TA 2017

Rapat Panja Transfer Daerah dan Dana Desa RUU APBNP 2017

>> Membahas perubahan Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam RUU APBNP TA 2017

20 Juli 2017

Rapat Panja Draft RUU APBNP 2017

>> Membahas Draft RUU APBNP TA 2017

26 Juli 2017

28 Juli 2017

Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI

>> Laporan dan Pengesahan Hasil Panja Pendapat Mini sebagai Sikap Akhir Fraksi; Penandatanganan Naskah RUU APBN-P; Pendapat Pemerintah; dan

Pengambilan keputusan untuk dilanjutkan pada Pembicaraan TK.II

Pemerintah mengajukan Nota Keuangan beserta RAPBN Perubahan ke DPR untuk kemudian dibahas bersama

Alur

Penyusunan

APBN

Perubahan

2017

(7)

Efisiensi dan kualitas

belanja prioritas

-->

kemiskinan,

kesenjangan, &

kesempatan kerja

Reformasi

penerimaan negara

-->

Pajak & PNBP

Jaga momentum

ekonomi dan

kepercayaan rakyat

FOKUS

APBNP 2017

4

(8)

Pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh lebih tinggi dari yang direncanakan pada APBN tahun 2017.

Pertumbuhan

Ekonomi

(%, yoy)

Inflasi

(%, yoy)

Tingkat Bunga

SPN 3 Bulan

(%)

Nilai Tukar

Rupiah

(Rp/US$)

Harga Minyak

(US$/barel)

Lifting

Minyak

(ribu barel/hari)

Lifting

Gas

(MPOEPD)

3,0

4,3

5,7

5,2

40

48

5,0

5,2

13.307

13.400

829

Realisasi 2016

APBNP 2017

815

1.180

1.150

Asumsi Dasar

Ekonomi Makro

(9)

Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia

Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 diperkirakan mencapai 5,2 %

2012

2013

2014

2015

Realisasi

2016

APBNP

2017

6,0

5,6

5,0

4,8

5,0

5,2

PDB 2017

Growth PDB per Sektor

Growth PDB per

Komponen Pengeluaran

Forecast Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia

5,1

5,2

5,1

5,2

5,2

5,2

3,4

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (persen) (persen)

1,3

Pertambangandan Penggalian

4,8

Industri Pengolahan

5,0

Pengadaan Listrik dan Gas

4,0

Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang

6,5

Konstruksi

5,1

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

8,1

Transportasi dan Pergudangan

5,2

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

9,9

Jasa Keuangan dan Asuransi

4,8

Real Estate

7,4

Jasa Perusahaan

3,5

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

4,1

Jasa Pendidikan

5,5

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

8,1

Jasa lainnya

PDB

5,2

INFORMASI

APBNP 2017

10,1

Informasi dan Komunikasi

5,1

Konsumsi Rumah Tangga dan LNPRT

4,6

Konsumsi Pemerintah

5,4

PMTB

4,8

Ekspor

3,9

Impor

Pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh lebih tinggi dari yang direncanakan pada APBN tahun 2017.

Pertumbuhan

Ekonomi

(%, yoy)

Inflasi

(%, yoy)

Tingkat Bunga

SPN 3 Bulan

(%)

Nilai Tukar

Rupiah

(Rp/US$)

Harga Minyak

(US$/barel)

Lifting

Minyak

(ribu barel/hari)

Lifting

Gas

(MPOEPD)

3,0

4,3

5,7

5,2

40

48

5,0

5,2

13.307

13.400

829

Realisasi 2016

APBNP 2017

815

1.180

1.150

Asumsi Dasar

Ekonomi Makro

INFORMASI APBNP 2017

6

(10)

Pendapatan Negara Defisit Anggaran

1.736,1

(175,1)

Keseimbangan Primer

(68,2)

Pembiayaan Anggaran Pembiayaan Utang Pembiayaan Investasi

209,4

207,8

(0,1)

2.133,3

2,67%

Belanja Negara Pendapatan Negara

718,2

893,3

Belanja Negara Defisit Anggaran

(397,2)

(362,9)

Keseimbangan Primer

(178,0)

397,2

Pembiayaan Anggaran

APBNP 2017

(triliun Rupiah) Pembiayaan Utang defisit outlook outlook

(144,3)

outlook

362,9

outlook Pembiayaan Investasi

461,3

(65,2)

(11)

8

Pendapatan Negara Defisit Anggaran

1.736,1

(175,1)

Keseimbangan Primer

(68,2)

Pembiayaan Anggaran Pembiayaan Utang Pembiayaan Investasi

209,4

207,8

(0,1)

2.133,3

2,67%

Belanja Negara Pendapatan Negara

718,2

893,3

Belanja Negara Defisit Anggaran

(397,2)

(362,9)

Keseimbangan Primer

(178,0)

Pembiayaan Anggaran

397,2

Laporan Semester I

Tahun 2017

APBNP 2017

(triliun Rupiah) Pembiayaan Utang defisit outlook outlook

(144,3)

outlook

362,9

outlook Pembiayaan Investasi

461,3

(65,2)

APBN APBNP APBN% thd

A. PENDAPATAN NEGARA 1.750,3 1.736,1 99,2

I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.748,9 1.733,0 99,1

1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.498,9 1.472,7 98,3

2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 250,0 260,2 104,1

II. PENERIMAAN HIBAH 1,4 3,1 226,4

B. BELANJA NEGARA 2.080,5 2.133,3 102,5

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.315,5 1.367,0 103,9

1. Belanja K/L 763,6 798,6 104,6

2. Belanja Non K/L 552,0 568,4 103,0

a.l. a. Belanja Pegawai 123,1 120,0 97,5

b. Pembayaran Bunga Utang 221,2 219,2 99,1

c. Belanja Lain-lain 41,0 49,9 121,7

II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 764,9 766,3 100,2

1. Transfer ke Daerah 704,9 706,3 100,2

2. Dana Desa 60,0 60,0 100,0

C. KESEIMBANGAN PRIMER (109,0) (178,0) 163,4

D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (330,2) (397,2) 120,3

% Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,41) (2,92)

E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II + III + IV + V) 330,2 397,2 120,3

I. PEMBIAYAAN UTANG 384,7 461,3 119,9

a.l - Surat Berharga Negara (neto) 400,0 467,3 116,8

II. PEMBIAYAAN INVESTASI (47,5) (59,7) 125,8

III. PEMBERIAN PINJAMAN (6,4) (3,7) 57,2

IV. KEWAJIBAN PENJAMINAN (0,9) (1,0) 108,8

V. PEMBIAYAAN LAINNYA 0,3 0,3 100,0

(12)

PENDAPATAN

NEGARA

(triliun Rupiah)

APBNP

2017

1.736,1

2012 10,5 7,5 7,8 -2,7 3,2 11,6 400 800 1200 1600 2013 2014 2015 Realisasi 2016 APBNP 2017 Pendapatan Negara rata-rata tumbuh

6,8% selama periode tahun 2012-2017. Di dalam APBNP 2017, Pendapatan Negara ditargetkan sebesar Rp1.736,1 triliun

Pendapatan Negara Growth (%)

Hibah 3,1 0,2% Penerimaan Perpajakan 1.472,7 84,8% PNBP 260,2 15,0% (triliun Rupiah) 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 Perpajakan (%) 0 20 40 60 80 100 73,3 26,3 24,6 25,7 17,0 0,4 0,5 0,3 0,8 0,6 0,2 16,8 15,0 74,9 74,0 82,3 82,6 84,8 PNBP (%) Hibah (%)

Dominasi Penerimaan Perpajakan mencapai 84,8% di dalam APBNP 2017. Sedangkan PNBP berkontribusi sebesar 15,0%, dan masih berpotensi untuk terus ditingkatkan.

Penyesuaian dilakukan utamanya pada komponen penerimaan pajak non-migas, dengan mengacu pada realisasi tahun 2016 agar target yang ditetapkan lebih realistis dan tetap optimis.

(13)

PENDAPATAN

NEGARA

(triliun Rupiah)

APBNP

2017

1.736,1

2012 10,5 7,5 7,8 -2,7 3,2 11,6 400 800 1200 1600 2013 2014 2015 Realisasi 2016 APBNP 2017 Pendapatan Negara rata-rata tumbuh

6,8% selama periode tahun 2012-2017. Di dalam APBNP 2017, Pendapatan Negara ditargetkan sebesar Rp1.736,1 triliun

Pendapatan Negara Growth (%)

Hibah 3,1 0,2% Penerimaan Perpajakan 1.472,7 84,8% PNBP 260,2 15,0% (triliun Rupiah) 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 Perpajakan (%) 0 20 40 60 80 100 73,3 26,3 24,6 25,7 17,0 0,4 0,5 0,3 0,8 0,6 0,2 16,8 15,0 74,9 74,0 82,3 82,6 84,8 PNBP (%) Hibah (%)

Dominasi Penerimaan Perpajakan mencapai 84,8% di dalam APBNP 2017. Sedangkan PNBP berkontribusi sebesar 15,0%, dan masih berpotensi untuk terus ditingkatkan.

Penyesuaian dilakukan utamanya pada komponen penerimaan pajak non-migas, dengan mengacu pada realisasi tahun 2016 agar target yang ditetapkan lebih realistis dan tetap optimis.

INFORMASI APBNP 2017

Penerimaan

Perpajakan

Target pertumbuhan penerimaan perpajakan dikoreksi turun menjadi 14,6% atau turun Rp26,2 T (namun tetap lebih tinggi dari pencapaian di tahun 2016 serta pertumbuhan sejak tahun 2012)

Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap PDB (Tax Ratio Arti Sempit) ditargetkan sebesar 10,8%

Tax Ratio dalam Arti Luas (termasuk Penerimaan SDA Migas dan Pertambangan Minerba) ditargetkan sebesar 11,5%

triliun Rupiah

11,9

Tax Ratio (Arti Luas)

(persen)

2012

2013

2014

1.077,3

980,5

1.146,8

12,2

1.240,5

Pertumbuhan Perpajakan (%)

1.285,0

1.498,9

2015

2016

APBN

2017

Tax Ratio (Arti Sempit)

14,6

14,3

13,7

11,6

10,8

11,5

11,9

11,4

10,7

10,4

10,8

2012

2013

2014

2015

2016

APBNP

2017

9,9 6,5 8,2 3,6 16,0

1.472,7

APBNP

2017

14,6 INFORMASI APBNP 2017

10

(14)

Penerimaan

Perpajakan

PPh 784,0 PPh 21 148,1 PPh 22 11,1 PPh 22 Impor 52,5 PPh 23 36,4

742,2

PPh 25/29 Pribadi 19,9 PPh 25/29 Badan 242,7 PPh 26 55,1 PPh Final dan Fiskal 156,2 PPh Non Migas Lainnya 20,2 PPN 475,5 PPh Nonmigas

Orang Pribadi PPh Nonmigas Badan 379,3 362,9 PPN Dalam Negeri 328,1 PPN Impor 132,4 Cukai Hasil Tembakau 147,5 Cukai MMEA 5,5 0,1 Cukai Etil Alkohol Bea Keluar 2,7 Bea Masuk 33,3 Cukai 153,2 Pajak Lainnya (triliun Rupiah) (triliun Rupiah) 8,7 PBB 15,4 59,4% 36,0%

11,6% Pajak Penghasilan (PPh) dalam APBNP 2017 memberikan kontribusi terbesar terhadap Penerimaan Perpajakan sebesar 59,4% PPh Nonmigas PPh Nonmigas (Perpasal)

PPh Non Migas OP memiliki kontribusi lebih besar yaitu 51,1% dibandingkan PPh Badan. Potensi PPh Badan masih dapat terus ditingkatkan

PPN

PPN Dalam Negeri mendominasi penerimaan PPN, sebesar 71,2%.

Cukai

Cukai Hasil Tembakau berkontribusi terbesar dalam Penerimaan Cukai yaitu 96,3%.

1.472,7

Penerimaan perpajakan dalam APBNP 2017 ditetapkan sebesar Rp1.472,7 triliun

atau meningkat rata-rata sebesar 11,3%.

Lainnya 0,3 2012 21,5 23,4 14,1 8,9 22,5 (0,8) 6,7 14,0 6,4 3,6 (2,7) 15,3 6,6 381,6 337,6 95,0 108,5 118,1 144,6 143,5 153,2 384,7 409,2 423,7 412,2 475,5 417,7 458,7 552,6 630,1 742,2 9,5 9,8 20,5 14,0 17,8 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015

Optimalisasi perpajakan dalam rangka peningkatan tax ratio

melalui perbaikan basis data pajak sebagai hasil program tax amnesty

Mempertahankan stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat

Meningkatkan produktivitas dan daya saing industri domestik

Mendukung era transparansi informasi di bidang perpajakan

Penguatan kebijakan tarif kepabeanan dan cukai antara lain melalui penetapan tarif kelebihan kuota

Penguatan kebijakan tarif kepabeanan dan cukai antara lain melalui penetapan tarif kelebihan kuota

Kebijakan

di bidang

Perpajakan

PPh Nonmigas, 2012-2017 (triliun rupiah) PPN, 2012-2017 (triliun rupiah) Cukai, 2012-2017 (triliun rupiah)

Penerimaan

Perpajakan

PPh Nonmigas Pertumbuhan (%) PPN Pertumbuhan (%) Cukai Pertumbuhan (%)

Pajak penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai memiliki kontribusi terbesar rata-rata masing-masing sebesar 49,7% dan 33,4%.

PPh Nonmigas naik

rata-rata 14,4% PPN naik rata-rata 10,2% Cukai naik rata-rata 12,9%

2016 APBNP 2017 2016 APBNP

(15)

Penerimaan

Perpajakan

PPh 784,0 PPh 21 148,1 PPh 22 11,1 PPh 22 Impor 52,5 PPh 23 36,4

742,2

PPh 25/29 Pribadi 19,9 PPh 25/29 Badan 242,7 PPh 26 55,1 PPh Final dan Fiskal 156,2 PPh Non Migas Lainnya 20,2 PPN 475,5 PPh Nonmigas

Orang Pribadi PPh Nonmigas Badan 379,3 362,9 PPN Dalam Negeri 328,1 PPN Impor 132,4 Cukai Hasil Tembakau 147,5 Cukai MMEA 5,5 0,1 Cukai Etil Alkohol Bea Keluar 2,7 Bea Masuk 33,3 Cukai 153,2 Pajak Lainnya (triliun Rupiah) (triliun Rupiah) 8,7 PBB 15,4 59,4% 36,0%

11,6% Pajak Penghasilan (PPh) dalam APBNP 2017 memberikan kontribusi terbesar terhadap Penerimaan Perpajakan sebesar 59,4% PPh Nonmigas PPh Nonmigas (Perpasal)

PPh Non Migas OP memiliki kontribusi lebih besar yaitu 51,1% dibandingkan PPh Badan. Potensi PPh Badan masih dapat terus ditingkatkan

PPN

PPN Dalam Negeri mendominasi penerimaan PPN, sebesar 71,2%.

Cukai

Cukai Hasil Tembakau berkontribusi terbesar dalam Penerimaan Cukai yaitu 96,3%.

1.472,7

Penerimaan perpajakan dalam APBNP 2017 ditetapkan sebesar Rp1.472,7 triliun

atau meningkat rata-rata sebesar 11,3%.

Lainnya 0,3 2012 21,5 23,4 14,1 8,9 22,5 (0,8) 6,7 14,0 6,4 3,6 (2,7) 15,3 6,6 381,6 337,6 95,0 108,5 118,1 144,6 143,5 153,2 384,7 409,2 423,7 412,2 475,5 417,7 458,7 552,6 630,1 742,2 9,5 9,8 20,5 14,0 17,8 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015

Optimalisasi perpajakan dalam rangka peningkatan tax ratio

melalui perbaikan basis data pajak sebagai hasil program tax amnesty

Mempertahankan stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat

Meningkatkan produktivitas dan daya saing industri domestik

Mendukung era transparansi informasi di bidang perpajakan

Penguatan kebijakan tarif kepabeanan dan cukai antara lain melalui penetapan tarif kelebihan kuota

Penguatan kebijakan tarif kepabeanan dan cukai antara lain melalui penetapan tarif kelebihan kuota

Kebijakan

di bidang

Perpajakan

PPh Nonmigas, 2012-2017 (triliun rupiah) PPN, 2012-2017 (triliun rupiah) Cukai, 2012-2017 (triliun rupiah)

Penerimaan

Perpajakan

PPh Nonmigas Pertumbuhan (%) PPN Pertumbuhan (%) Cukai Pertumbuhan (%)

Pajak penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai memiliki kontribusi terbesar rata-rata masing-masing sebesar 49,7% dan 33,4%.

PPh Nonmigas naik

rata-rata 14,4% PPN naik rata-rata 10,2% Cukai naik rata-rata 12,9%

2016 APBNP 2017 2016 APBNP 2017 INFORMASI APBNP 2017

12

(16)

Penerimaan Negara

Bukan Pajak

Kontribusi PNBP dari K/L tetap harus ditingkatkan untuk mendukung optimalisasi

Penerimaan Negara secara keseluruhan

Pendapatan SDA 95,6 Pendapatan BLU (triliun Rupiah) 38,5 PNBP Lainnya 85,1

Penerimaan dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan

41,0

Di dalam APBNP 2017, Pendapatan SDA dan PNBP Lainnya memiliki kontribusi masing-masing sebesar 34,8% dan 33,8%.

Kebijakan

Umum

PNBP

260,2

Menahan turunnya lifting minyak dan gas serta efisiensi cost recovery

Penerapanproduction sharing contract (PSC) gross split pada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang akan terminasi dan/atau melakukan perpanjangan kontrak kerja sama

Optimalisasi penerimaan royalti (iuran produksi) dari pertambangan mineral dan batubara

Penyempurnaan berbagai peraturan PNBP, seperti revisi Undang-Undang PNBP dan Peraturan Pemerintah terkait tarif PNBP

Penerapan kebijakan payout ratio yang tepat untuk mendukung penguatan permodalan BUMN

36,8% 14,8%

32,7%

(17)

Penerimaan Negara

Bukan Pajak

Kontribusi PNBP dari K/L tetap harus ditingkatkan untuk mendukung optimalisasi

Penerimaan Negara secara keseluruhan

Pendapatan SDA 95,6 Pendapatan BLU (triliun Rupiah) 38,5 PNBP Lainnya 85,1

Penerimaan dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan

41,0

Di dalam APBNP 2017, Pendapatan SDA dan PNBP Lainnya memiliki kontribusi masing-masing sebesar 34,8% dan 33,8%.

Kebijakan

Umum

PNBP

260,2

Menahan turunnya lifting minyak dan gas serta efisiensi cost recovery

Penerapanproduction sharing contract (PSC) gross split pada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang akan terminasi dan/atau melakukan perpanjangan kontrak kerja sama

Optimalisasi penerimaan royalti (iuran produksi) dari pertambangan mineral dan batubara

Penyempurnaan berbagai peraturan PNBP, seperti revisi Undang-Undang PNBP dan Peraturan Pemerintah terkait tarif PNBP

Penerapan kebijakan payout ratio yang tepat untuk mendukung penguatan permodalan BUMN

36,8% 14,8% 32,7% 15,8% INFORMASI APBNP 2017

Penerimaan Negara

Bukan Pajak

Kontribusi PNBP dari K/L tetap harus ditingkatkan untuk mendukung optimalisasi Penerimaan Negara secara keseluruhan. Optimalisasi PNBP K/L terus dilakukan dengan tetap menjaga dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 2016 APBNP2017 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 2012 2013 2014 2015 2016 APBN 2017 12,3 12,9 15,5 61,1 7,3 4,5 4,5 56,7 72,3 74,4 102,0 65,7

PNBP K/L ditargetkan sebesar Rp78,6 triliun, dengan kontribusi terbesar Kementerian Kominfo dan Kementerian Perhubungan

Potensi PNBP K/L masih dapat ditingkatkan dengan tetap menjaga kualitas pelayanan masyarakat Pendapatan PNBP SDA cenderung menurun seiring

dengan fluktuasi penurunan harga komoditas (minyak bumi, batubara) dan pergerakan nilai tukar

PNBP K/L PNBP DMO

SDA Migas Harga ICP Penerimaan

SDA Bagian Laba BUMN PNBP Lainnya Pertumbuhan Pendapatan BLU 112,7 97,0 106,0 49,0 40,0 48,0

SDA Migas

2012-2017

(triliun rupiah)

PNBP,

2012-2017

(triliun rupiah)

PNBP K/L,

2012-2017

(triliun rupiah) (triliun rupiah)

SDA

Nonmigas

2012-2017

6,1% 0,8% 12,4% -35,9% 2,5% -0,7% 225,8 30,8 34,0 40,3 226,4 240,8 100,9 64,9 95,6 37,6 37,1 41,0 73,4 69,6 87,7 81,7 118,0 85,1 21,7 24,6 29,7 35,3 41,9 38,5 205,8 203,6 216,9 78,2 44,1 72,2 Pertambangan Umum 15,9 3,2 0,2 0,7 18,6 3,1 0,2 0,9 19,3 3,7 0,2 0,8 17,7 4,2 0,1 0,9 15,8 3,8 0,4 0,9 17,7 3,9 1,0 0,7 Kehutanan Perikanan Panas Bumi -1,5% 13,8% 5,2% -4,9% -8,7% 12,6% INFORMASI APBNP 2017

14

(18)

(triliun Rupiah)

Penyesuaian secara umum dilakukan untuk meningkatkan kualitas belanja negara dalam

rangka mendukung pencapaian berbagai tujuan pembangunan, serta pendanaan untuk berbagai kebutuhan yang mendesak

BELANJA

NEGARA

Belanja K/L

798,6

35,9%

37,4%

26,6%

Belanja Non K/L

568,4

Transfer ke Daerah dan Dana Desa

766,3

Program Pengelolaan Utang Negara

219,2

Program Pengelolaan Hibah Negara

5,5

Program Pengelolaan Subsidi

168,9

Program Pengelolaan Belanja Lainnya

60,4

Program Pengelolaan Transaksi Lainnya

108,1

Pertama, kebijakan efisiensi belanja barang berdasarkan realisasi tahun 2016 dengan tetap memperhatikan kegiatan-kegiatan prioritas, untuk kemudian direalokasi ke belanja/ kegiatan yang lebih mendesak dan bersifat prioritas.

Kedua, menampung tambahan-tambahan belanja yang bersifat mendesak dan/atau merupakan prioritas nasional, seperti alokasi untuk antisipasi bencana alam, penyelenggaraan Asian Games tahun 2018, persiapan tahapan Pilkada tahun 2018/Pemilu tahun 2019, percepatan sertifikasi tanah, dan pembangunan pertanian.

Ketiga, perubahan pagu belanja akibat perubahan pagu penggunaan PNBP/BLU dan penarikan pinjaman dan hibah luar negeri.

Keempat, penyesuaian besaran subsidi energi sebagai dampak belum diimplementasikannya beberapa kebijakan pembatasan yang telah diperhitungkan dalam APBN tahun 2017.

Kelima, penyesuaian besaran dana alokasi umum (DAU) seiring dengan penurunan pendapatan dalam negeri neto sesuai kebijakan DAU dalam APBN tahun 2017 yang tidak bersifat final.

Penyesuaian

Belanja

Negara

(19)

(triliun Rupiah)

Penyesuaian secara umum dilakukan untuk meningkatkan kualitas belanja negara dalam

rangka mendukung pencapaian berbagai tujuan pembangunan, serta pendanaan untuk berbagai kebutuhan yang mendesak

BELANJA

NEGARA

Belanja K/L

798,6

35,9%

37,4%

26,6%

Belanja Non K/L

568,4

Transfer ke Daerah dan Dana Desa

766,3

Program Pengelolaan Utang Negara

219,2

Program Pengelolaan Hibah Negara

5,5

Program Pengelolaan Subsidi

168,9

Program Pengelolaan Belanja Lainnya

60,4

Program Pengelolaan Transaksi Lainnya

108,1

Pertama, kebijakan efisiensi belanja barang berdasarkan realisasi tahun 2016 dengan tetap memperhatikan kegiatan-kegiatan prioritas, untuk kemudian direalokasi ke belanja/ kegiatan yang lebih mendesak dan bersifat prioritas.

Kedua, menampung tambahan-tambahan belanja yang bersifat mendesak dan/atau merupakan prioritas nasional, seperti alokasi untuk antisipasi bencana alam, penyelenggaraan Asian Games tahun 2018, persiapan tahapan Pilkada tahun 2018/Pemilu tahun 2019, percepatan sertifikasi tanah, dan pembangunan pertanian.

Ketiga, perubahan pagu belanja akibat perubahan pagu penggunaan PNBP/BLU dan penarikan pinjaman dan hibah luar negeri.

Keempat, penyesuaian besaran subsidi energi sebagai dampak belum diimplementasikannya beberapa kebijakan pembatasan yang telah diperhitungkan dalam APBN tahun 2017.

Kelima, penyesuaian besaran dana alokasi umum (DAU) seiring dengan penurunan pendapatan dalam negeri neto sesuai kebijakan DAU dalam APBN tahun 2017 yang tidak bersifat final.

Penyesuaian

Belanja

Negara

2.133,3

INFORMASI APBNP 2017

APBNP

2017

APBNP

2016

1.306,7

1.367,0

Belanja K/L Belanja K/L (triliun Rupiah) (triliun Rupiah)

Belanja Pemerintah Pusat

Belanja Non K/L 767,8 Program Pengelolaan Utang Negara 191,2 Program Pengelolaan Hibah Negara 8,5 Program Pengelolaan Subsidi 177,8 Program Pengelolaan Belanja Lainnya 50,8 Belanja K/L 798,6 Program Pengelolaan Utang Negara 219,2 Program Pengelolaan Hibah Negara 5,5 Program Pengelolaan Subsidi 168,9 Program Pengelolaan Belanja Lainnya 66,7 Program Pengelolaan Transaksi Khusus 108,1 Program Pengelolaan Transaksi Khusus 110,6

Belanja

Pemerintah

Pusat

Pertumbuhan BPP (%) 1.010,6 14,4 12,5 5,8 (2,5) 11,3 0,7 1.137,2 1.203,6 1.183,3 1.306,7 1.315,5 1.367,0

2012

2013

2014

2015

APBNP

2016

APBN

2017

APBNP

2017

(1) perubahan belanja akibat perubahan asumsi dasar ekonomi makro seperti perubahan pembayaran bunga utang dan subsidi;

(2) efisiensi belanja barang K/L untuk dialokasikan pada belanja/kegiatan yang produktif dan prioritas dalam rangka meningkatkan kualitas belanja; dan

(3) tambahan alokasi pada beberapa komponen belanja, baik untuk kebutuhan mendesak dan prioritas maupun

untuk penyelesaian kewajiban-kewajiban Pemerintah

INFORMASI APBNP 2017

3,8

(20)

APBNP

2016

APBNP

2016

APBNP

2017

APBNP

2017

1.306,7

1.306,7

1.367,0

1.367,0

(triliun Rupiah)

Pemerintah Pusat

Pelayanan Umum 25,7% 8,9% 350,9 Belanja Pegawai 24,9% 340,4 Belanja Barang 23,3% 318,8 Belanja Modal 15,1% 206,2 Pembayaran Bunga Utang 16,8% 219,2 Subsidi 12,2% 168,9 Belanja Hibah 0,2% 2,2 Bantuan Sosial 4,2 58,1 Belanja Lainnya 3,6% 49,9 Belanja Pegawai 26,2% 342,4 Belanja Barang 23,3% 304,2 Belanja Modal 15,8% 206,6 Pembayaran Bunga Utang 14,6% 191,2 Subsidi 13,6% 177,7 Belanja Hibah 0,7% 8,5 Bantuan Sosial 4,1% 53,4 Belanja Lainnya 1,7% 22,5 Pertahanan 122,0 Ketertiban dan Keamanan 10,4% Ekonomi 23,8% Perlindungan Lingkungan Hidup 13,2 1,0% Perumahan dan Fasilitas Umum 30,6 2,2% Kesehatan 57,9 4,2% Pariwisata 5,4 0,4% Agama 9,8 0,7% Pendidikan 143,9 10,5% Perlindungan Sosial 155,1 11,3% 141,8 325,5 Pelayanan Umum 24,7% 8,3% 322,6 Pertahanan 109,0 Ketertiban dan Keamanan 9,4% Ekonomi 25,3% Perlindungan Lingkungan Hidup 11,0 0,8% Perumahan dan Fasilitas Umum 34,3 2,6% Kesehatan 66,1 5,1% Pariwisata 5,9 0,4% Agama 9,8 0,7% Pendidikan 143,3 11,0% Perlindungan Sosial 150,8 11,5% 122,9 331,0

(21)

APBNP

2016

APBNP

2016

APBNP

2017

APBNP

2017

1.306,7

1.306,7

1.367,0

1.367,0

(triliun Rupiah)

Belanja

Pemerintah Pusat

Pelayanan Umum 25,7% 8,9% 350,9 Belanja Pegawai 24,9% 340,4 Belanja Barang 23,3% 318,8 Belanja Modal 15,1% 206,2 Pembayaran Bunga Utang 16,8% 219,2 Subsidi 12,2% 168,9 Belanja Hibah 0,2% 2,2 Bantuan Sosial 4,2 58,1 Belanja Lainnya 3,6% 49,9 Belanja Pegawai 26,2% 342,4 Belanja Barang 23,3% 304,2 Belanja Modal 15,8% 206,6 Pembayaran Bunga Utang 14,6% 191,2 Subsidi 13,6% 177,7 Belanja Hibah 0,7% 8,5 Bantuan Sosial 4,1% 53,4 Belanja Lainnya 1,7% 22,5 Pertahanan 122,0 Ketertiban dan Keamanan 10,4% Ekonomi 23,8% Perlindungan Lingkungan Hidup 13,2 1,0% Perumahan dan Fasilitas Umum 30,6 2,2% Kesehatan 57,9 4,2% Pariwisata 5,4 0,4% Agama 9,8 0,7% Pendidikan 143,9 10,5% Perlindungan Sosial 155,1 11,3% 141,8 325,5 Pelayanan Umum 24,7% 8,3% 322,6 Pertahanan 109,0 Ketertiban dan Keamanan 9,4% Ekonomi 25,3% Perlindungan Lingkungan Hidup 11,0 0,8% Perumahan dan Fasilitas Umum 34,3 2,6% Kesehatan 66,1 5,1% Pariwisata 5,9 0,4% Agama 9,8 0,7% Pendidikan 143,3 11,0% Perlindungan Sosial 150,8 11,5% 122,9 331,0

Menurut Fungsi

Menurut Jenis

INFORMASI APBNP 2017

Belanja

K/L

Kementerian

Negara/ Lembaga

dengan Anggaran

Terbesar

Arah kebijakan Belanja K/L

489,4 17,2 19,1 -1,0 26,9 4,9 -0,6 582,9 577,2 732,1 767,8 763,6

1-5

APBNP 2016 APBNP 2017

6-10

11-15

Kementerian PU Pera Kementerian Pertahanan 108,7 114,8 104,2 98,2 63,5 62,7 55,9 44,6 40,5 38,0 39,5 24,1 97,1 79,3 56,2 42,9 38,1 43,6 40,6 27,6 Polri Kementerian Agama Kementerian Perhubungan Kementerian Keuangan

Kementerian Pendidikan & Kebudayaan

(triliun Rupiah)

Kementerian Kesehatan

Kementerian Ristek & Dikti

Kementerian Pertanian Efisiensi pada belanja operasional dan

belanja non prioritas

Mendukung pembangunan infrastruktur dan konektifitas untuk meningkatkan kualitas pembangunan

Peningkatan kualitas dan efektifitas program perlindungan sosial (KIP, KIS, PKH, dll.)

Mendukung stabilitas pertahanan dan keamanan

Pada APBN 2017 terjadi

penurunan sebesar Rp4,2 triliun apabila dibandingkan APBNP 2016. Belanja K/L 2012-2017 tumbuh rata-rata 9,3% pertahun

10

Perkembangan

Belanja K/L

2012

2013

2014

2015

APBNP

2016

APBN

2017

Belanja K/L

(triliun) Pertumbuhan Belanja K/L (%)

INFORMASI

(22)

Pokok-pokok Kebijakan

Belanja Pemerintah Pusat

a

Penghematan dan Efisiensi

Belanja Barang K/L

• Efisiensi belanja operasional

• Efisiensi belanja perjalanan dinas

• Efisiensi Belanja lainnya (belanja jasa,

honorarium dan lainnya)

Penambahan belanja untuk program

prioritas mendesak

• Persiapan Asian Games 2018

• Persiapan Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019

• Percepatan program sertifikasi tanah,

penanggulangan bencana (rehabilitasi dan

rekonstruksi), kegiatan holtikultura pertanian,

tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan.

Pemenuhan anggaran Pendidikan dan

Kesehatan masing-masing 20% dan 5%

(23)

Pokok-pokok Kebijakan

Belanja Pemerintah Pusat

a

Penghematan dan Efisiensi

Belanja Barang K/L

• Efisiensi belanja operasional

• Efisiensi belanja perjalanan dinas

• Efisiensi Belanja lainnya (belanja jasa,

honorarium dan lainnya)

Penambahan belanja untuk program

prioritas mendesak

• Persiapan Asian Games 2018

• Persiapan Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019

• Percepatan program sertifikasi tanah,

penanggulangan bencana (rehabilitasi dan

rekonstruksi), kegiatan holtikultura pertanian,

tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan.

Pemenuhan anggaran Pendidikan dan

Kesehatan masing-masing 20% dan 5%

INFORMASI APBNP 2017

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 2,0 T

• Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 357,7 miliar untuk pengadaan lahan dan pembangunan jalur kereta menuju Bandara Adi Sumarmo

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Pembangunan kapal perintis penumpang dan barang

• Pembangunan jalur kereta api

• Pembangunan/pengembangan bandar udara

Kementerian Perhubungan

APBNP Rp44,6 T

APBN Rp46,0 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 437,5 miliar • Tambahan belanja prioritas RP2.471,2 miliar untuk

untuk peningkatan hortikultura, tanaman pangan, perkebunan dan peternakan

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai • Peningkatan produksi daging, telur dan susu • Penambahan luas lahan pertanian

Kementerian Pertanian

APBNP Rp24,1 T

APBN Rp22,1 T

Arah Kebijakan dan Sasaran

Pembangunan Beberapa K/L

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 1,157,1 miliar antara lain untuk pengiriman Satgas Yonis TNI pada Misi PBB Minusca ke Republik Afrika selatan • Kebutuhan untuk sewa satelit

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Pengadaan alutsista

• Pengadaan kendaraan taktis (matra darat), KRI, KAL, Alpung, ranpur, rantis (matra laut) dan pesawat (matra udara)

Kementerian Pertahanan

APBNP Rp114,8 T

APBN Rp108,0 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 517,8 miliar • Tambahan belanja prioritas (BA BUN ) 161,5 miliar

untuk penanggulangan bencana (Rehabilitasi dan rekonstruksi)

• Percepatan penarikan PHLN sebesar Rp 1.195,9 miliar

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Pembangunan/pemeliharaan jalan dan jembatan; • Pembangunan Jalan Tol

• Pembangunan rumah susun

• Pembangunan embung, bendungan, dan penampungan air lainnya

Kementerian PU PERA

APBNP Rp104,2 T

APBN Rp101,5 T

INFORMASI

(24)

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,4 T • Tambahan anggaran pendidikan Rp4,63 T

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Pemberian bantuan operaional sekolah untuk MI,Ula, MTs/Wustha dan MA/Ulya;

• Pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas/sekolah

Kementerian Agama

APBNP Rp63,5 T

APBN Rp60,1 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,9 T • Pengurangan alokasi PBI (penyesuaian target)

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Peningkatan layanan persalinan

• Peningkatan presentase anak yang mendapatkan imunisasi lengkap

• Peningkatan cakupan pelayanan universal melalui Kartu Indonesia Sehat (peserta penerima bantuan iuran)

Kementerian Kesehatan

APBNP Rp55,9 T

APBN Rp58,3 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,8 T

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Wajib belajar 12 tahun melalui program Indonesia Pintar

• Peningkatan kompetensi tenaga pendidik

• Pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas/sekolah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

APBNP Rp38,0 T

APBN Rp39,8 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,5 T

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Pemberian beasiswa Bidik Misi dan Bantuan Siswa Miskin

• Peningkatan kualitas dosen

• Penguatan riset dan pengembangan

Kementerian Ristek Dikti

APBNP Rp39,5 T

APBN Rp39,7 T

Pembangunan Beberapa K/L

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Tambahan sebesar Rp 1,5 T untuk persiapan Asean Games 2018

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Meningkatkan kapasitas potensi kewirausahaan pemuda

• Memfasilitasi peserta olahraga di sekolah dasarm sekolah menengah dan perguruan tinggi

• Pembinaan/penyelenggaraan event dan keikutsertaan olah raga pada kejuaraan tingkat daerah/nasional/internasional

Kementerian Pemuda dan Olahraga

APBNP Rp4,6 T

APBN Rp3,1 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Tambahan belanja hasil pembahasan sebesar Rp13,8 T pengadaan sarana/prasarana untuk peningkatan pelayanan dan keamanan serta ketertiban masyarakat

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Penambahan almatsus Polri

• Pemberantasan tindak kriminal dan aksi terorisme • Pengamanan objek vital

Polri

APBNP Rp98,2 T

APBN Rp58,3 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 92,2 miliar • Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 1,2 T untuk

mendukung program percepatan pensertipikatan tanah 5 juta bidang pada tahun 2017 yang menjadi program strategis nasional

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Penataan hubungan hukum keagrariaan di daerah • Pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana

tata ruang

• Pemetaan dan pengukuran kerangka dasar kadastral nasional di Kab/Kota

Kementerian Agraria dan Tata Ruang (BPN)

APBNP Rp6,6 T

APBN Rp5,5 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Tambahan belanja mendesak sebesar Rp 727,1 miliar untuk persiapan pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 (a.l. verifikasi partai politik peserta Pemilu)

• Tambahan belanja yang bersumber dari Hibah Dalam Negeri untuk persiapan pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 sebesar Rp 710,3 miliar

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2018 • Peningkatan pelayanan dan kapasitas

penyelenggaraan Pemilihan Umum

Komisi Pemilihan Umum

APBNP Rp3,3 T

APBN Rp1,8 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 362,3 miliar untuk pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Pengungkapan kasus tindak pidana narkotika • Dukungan layanan pada lembaga rehabilitasi

instansi pemerintah

• Dukungan layanan pada lembaga rehabilitasi komponen masyarakat

Badan Narkotika Nasional

APBNP Rp1,9 T

APBN Rp1,3 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Tambahan belanja Prioritas sebesar Rp 1,3 T pengawasan tahapan Pemilihan Presiden dan Legislatif

• Tambahan Hibah Dalam Negeri sebesar Rp 478,0 miliar untuk pengawasan pelaksanaan Pilkada serentak

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Meningkatkan kinerja teknis pengawasan penyelenggaraan pemilu dalam pencegahan • Meningkatkan kualitas pelayanan

hukum,kehumasan dan pengwasan internal • Mewujudkan kemandirian, integritas, dan

kredibilitas penyelenggaraan pemilu

Badan Pengawas Pemilu

APBNP Rp3,3 T

APBN Rp1,8 T

(25)

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,4 T • Tambahan anggaran pendidikan Rp4,63 T

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Pemberian bantuan operaional sekolah untuk MI,Ula, MTs/Wustha dan MA/Ulya;

• Pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas/sekolah

Kementerian Agama

APBNP Rp63,5 T

APBN Rp60,1 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,9 T • Pengurangan alokasi PBI (penyesuaian target)

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Peningkatan layanan persalinan

• Peningkatan presentase anak yang mendapatkan imunisasi lengkap

• Peningkatan cakupan pelayanan universal melalui Kartu Indonesia Sehat (peserta penerima bantuan iuran)

Kementerian Kesehatan

APBNP Rp55,9 T

APBN Rp58,3 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,8 T

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Wajib belajar 12 tahun melalui program Indonesia Pintar

• Peningkatan kompetensi tenaga pendidik

• Pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas/sekolah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

APBNP Rp38,0 T

APBN Rp39,8 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,5 T

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Pemberian beasiswa Bidik Misi dan Bantuan Siswa Miskin

• Peningkatan kualitas dosen

• Penguatan riset dan pengembangan

Kementerian Ristek Dikti

APBNP Rp39,5 T

APBN Rp39,7 T

INFORMASI APBNP 2017

Arah Kebijakan dan Sasaran

Pembangunan Beberapa K/L

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Tambahan sebesar Rp 1,5 T untuk persiapan Asean Games 2018

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Meningkatkan kapasitas potensi kewirausahaan pemuda

• Memfasilitasi peserta olahraga di sekolah dasarm sekolah menengah dan perguruan tinggi

• Pembinaan/penyelenggaraan event dan keikutsertaan olah raga pada kejuaraan tingkat daerah/nasional/internasional

Kementerian Pemuda dan Olahraga

APBNP Rp4,6 T

APBN Rp3,1 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Tambahan belanja hasil pembahasan sebesar Rp13,8 T pengadaan sarana/prasarana untuk peningkatan pelayanan dan keamanan serta ketertiban masyarakat

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Penambahan almatsus Polri

• Pemberantasan tindak kriminal dan aksi terorisme • Pengamanan objek vital

Polri

APBNP Rp98,2 T

APBN Rp58,3 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 92,2 miliar • Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 1,2 T untuk

mendukung program percepatan pensertipikatan tanah 5 juta bidang pada tahun 2017 yang menjadi program strategis nasional

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Penataan hubungan hukum keagrariaan di daerah • Pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana

tata ruang

• Pemetaan dan pengukuran kerangka dasar kadastral nasional di Kab/Kota

Kementerian Agraria dan Tata Ruang (BPN)

APBNP Rp6,6 T

APBN Rp5,5 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Tambahan belanja mendesak sebesar Rp 727,1 miliar untuk persiapan pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 (a.l. verifikasi partai politik peserta Pemilu)

• Tambahan belanja yang bersumber dari Hibah Dalam Negeri untuk persiapan pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 sebesar Rp 710,3 miliar

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2018 • Peningkatan pelayanan dan kapasitas

penyelenggaraan Pemilihan Umum

Komisi Pemilihan Umum

APBNP Rp3,3 T

APBN Rp1,8 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 362,3 miliar untuk pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Pengungkapan kasus tindak pidana narkotika • Dukungan layanan pada lembaga rehabilitasi

instansi pemerintah

• Dukungan layanan pada lembaga rehabilitasi komponen masyarakat

Badan Narkotika Nasional

APBNP Rp1,9 T

APBN Rp1,3 T

Perubahan disebabkan, a.l. :

• Tambahan belanja Prioritas sebesar Rp 1,3 T pengawasan tahapan Pemilihan Presiden dan Legislatif

• Tambahan Hibah Dalam Negeri sebesar Rp 478,0 miliar untuk pengawasan pelaksanaan Pilkada serentak

Pemanfaatan anggaran, antara lain:

• Meningkatkan kinerja teknis pengawasan penyelenggaraan pemilu dalam pencegahan • Meningkatkan kualitas pelayanan

hukum,kehumasan dan pengwasan internal • Mewujudkan kemandirian, integritas, dan

kredibilitas penyelenggaraan pemilu

Badan Pengawas Pemilu

APBNP Rp3,3 T

APBN Rp1,8 T

INFORMASI APBNP 2017

Arah Kebijakan dan Sasaran

Pembangunan Beberapa K/L

(26)

Anggaran

Kesehatan

Terdapat realokasi anggaran kesehatan melalui pembiayaan berupa PMN kepada BPJS Kesehatan ke dalam belanja dalam bentuk alokasi pengendalian defisit keuangan DJS-BPJS untuk program Dana Jaminan Sosial Kesehatan

50

0 100 triliun Rp

% terhadap Belanja Negara Anggaran Kesehatan (APBNP) 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 3,3 3,8 5,0 5,0 2,7 2,8 2016

1. Anggaran Kesehatan melalui Belanja Pemerintah Pusat 76.117,7 81.454,2 A. Melalui Kementerian Negara/Lembaga 70.082,8 63.637,1

a.l. 1. Kementerian Kesehatan 62.720,9 55.863,5 2. Badan POM 1.539,3 1.670,0 3. BKKBN 3.559,6 2.728,6

B. Melalui BA BUN 6.034,9 17.817,0

a.l. 1. Kontribusi Pemerintah untuk JKN PNS/TNI/Polri 5.452,9 5.732,1 2. Defisit Keuangan DJS-BPJS - 3.600,0

2. Anggaran Kesehatan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 21.201,9 25.210,6 3. Anggaran Kesehatan melalui Pembiayaan 6.827,9 -Total Anggaran Kesehatan 104.147,4 106.664,8 Total Belanja Negara 2.082.948,9 2.133.295,9

Rasio Anggaran Kesehatan thd Belanja Negara (%) 5,0 5,0

Sumber : Kementerian Keuangan

APBNP Komponen Anggaran Kesehatan 2017

APBNP

Anggaran Pendidikan melalui pembiayaan mengalami peningkatan sebagai akibat dari adanya penambahan investasi Pemerintah dalam bentuk SWF bidang pendidikan

200 300 400 100 triliun Rp 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017

Anggaran

Pendidikan

% terhadap Belanja Negara Anggaran Pendidikan (APBNP)

20,1 20,0 20,0 20,6 20,0 20,0

2016

1. Anggaran Pendidikan melalui Belanja Pemerintah Pusat 144.959,4 148.546,3 A. Anggaran Pendidikan pada Kementerian Negara/Lembaga 141.692,9 141.390,0 a.l. 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 43.605,9 37.965,1 2. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 39.589,5 37.384,9 3. Kementerian Agama 46.470,3 53.681,0 B. Anggaran Pendidikan pada BA BUN 3.266,5 7.156,3 2. Anggaran Pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 266.630,3 267.656,1 a.l. Dana Transfer Khusus 119.918,4 115.503,9 1. DAK Fisik 2.665,3 8.058,9 2. DAK Non Fisik 117.253,0 107.445,0 i. Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD 69.762,7 55.573,4 iii. Bantuan Operasional Sekolah 43.923,6 45.120,0 3. Anggaran Pendidikan melalui Pengeluaran Pembiayaan 5.000,0 10.500,0 Total Anggaran Pendidikan 416.589,8 426.702,4 Total Belanja Negara 2.082.948,9 2.136.792,8

Rasio Anggaran Pendidikan thd Belanja Negara (%) 20,0 20,0

Sumber : Kementerian Keuangan

APBNP

Komponen Anggaran Pendidikan 2017 APBNP

(27)

Anggaran

Kesehatan

Terdapat realokasi anggaran kesehatan melalui pembiayaan berupa PMN kepada BPJS Kesehatan ke dalam belanja dalam bentuk alokasi pengendalian defisit keuangan DJS-BPJS untuk program Dana Jaminan Sosial Kesehatan

50

0 100 triliun Rp

% terhadap Belanja Negara Anggaran Kesehatan (APBNP) 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 3,3 3,8 5,0 5,0 2,7 2,8 INFORMASI APBNP 2017 2016

1. Anggaran Kesehatan melalui Belanja Pemerintah Pusat 76.117,7 81.454,2 A. Melalui Kementerian Negara/Lembaga 70.082,8 63.637,1

a.l. 1. Kementerian Kesehatan 62.720,9 55.863,5 2. Badan POM 1.539,3 1.670,0 3. BKKBN 3.559,6 2.728,6

B. Melalui BA BUN 6.034,9 17.817,0

a.l. 1. Kontribusi Pemerintah untuk JKN PNS/TNI/Polri 5.452,9 5.732,1 2. Defisit Keuangan DJS-BPJS - 3.600,0

2. Anggaran Kesehatan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 21.201,9 25.210,6 3. Anggaran Kesehatan melalui Pembiayaan 6.827,9 -Total Anggaran Kesehatan 104.147,4 106.664,8 Total Belanja Negara 2.082.948,9 2.133.295,9

Rasio Anggaran Kesehatan thd Belanja Negara (%) 5,0 5,0

Sumber : Kementerian Keuangan

APBNP Komponen Anggaran Kesehatan 2017

APBNP

Anggaran Pendidikan melalui pembiayaan mengalami peningkatan sebagai akibat dari adanya penambahan investasi Pemerintah dalam bentuk SWF bidang pendidikan

200 300 400 100 triliun Rp 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017

Anggaran

Pendidikan

% terhadap Belanja Negara Anggaran Pendidikan (APBNP)

20,1 20,0 20,0 20,6 20,0 20,0

2016

1. Anggaran Pendidikan melalui Belanja Pemerintah Pusat 144.959,4 148.546,3 A. Anggaran Pendidikan pada Kementerian Negara/Lembaga 141.692,9 141.390,0 a.l. 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 43.605,9 37.965,1 2. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 39.589,5 37.384,9 3. Kementerian Agama 46.470,3 53.681,0 B. Anggaran Pendidikan pada BA BUN 3.266,5 7.156,3 2. Anggaran Pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 266.630,3 267.656,1 a.l. Dana Transfer Khusus 119.918,4 115.503,9 1. DAK Fisik 2.665,3 8.058,9 2. DAK Non Fisik 117.253,0 107.445,0 i. Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD 69.762,7 55.573,4 iii. Bantuan Operasional Sekolah 43.923,6 45.120,0 3. Anggaran Pendidikan melalui Pengeluaran Pembiayaan 5.000,0 10.500,0 Total Anggaran Pendidikan 416.589,8 426.702,4 Total Belanja Negara 2.082.948,9 2.136.792,8

Rasio Anggaran Pendidikan thd Belanja Negara (%) 20,0 20,0

Sumber : Kementerian Keuangan

APBNP

Komponen Anggaran Pendidikan 2017 APBNP

Anggaran Infrastruktur dalam APBNP 2017 meningkat 3,4% dari APBN 2017 sejalan dengan peningkatan alokasi untuk BLU LMAN serta tambahan hibah dalam rangka rehab rekon pasca bencana di NTB (Bima) serta rehab hutan dan lahan pasca banjir di Jabar dan NTB

200 300 400 100 0 triliun Rp 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 9,8 9,4 8,7 14,2 14,4 19,0

Anggaran

Infrastruktur

% terhadap Belanja Negara Anggaran Infrastruktur (APBNP)

INFORMASI APBNP 2017

Anggaran Kedaulatan Pangan dijaga agar tetap mencapai target yang telah ditetapkan.

Anggaran

Kedaulatan Pangan

50 0 100 triliun Rp

% terhadap Belanja Negara Anggaran Kedaulatan Pangan (APBNP)

2012

2013

2014

2015

2016

APBNP

2017

4,6 4,2 3,8 6,1 5,3 4,9 2016

Real APBN APBNP I. Kementerian Negara/Lembaga 31,2 40,8 41,5

1. 018 Kementerian Pertanian 21,1 22,1 24,1 2. 032 Kementerian Kelautan Perikanan 4,6 6,5 5,7 3. 033 Kementerian PU & PR 5,5 10,4 10,0 4. 027 Kementerian Sosial -- -1,7 -1,7 II. Non K/L 68,2 62,4 62,4 1. Subsidi 49,4 52,2 52,2 a. Subsidi Pangan 22,1 19,8 19,8 b. Subsidi Pupuk 26,9 31,2 31,2 c. Subsidi Benih 0,4 1,3 1,3 d. Subsidi bunga kredit resi gudang 0,0 0,0 0,0

2. Belanja Lain-lain 3,4 4,5 4,5

a. Cadangan Beras Pemerintah 2,0 2,5 2,5 b. Cadangan Stabilisasi Pangan 1,4 2,0 2,0

3. Transfer ke Daerah (DAK) 15,5 5,7 5,7

a. DAK Irigasi 12,0 4,0 4,0 b. DAK Pertanian 3,4 1,7 1,7 99,4 103,1 103,9 Total 2017 Uraian 2016

Real APBN APBNP I. Infrastruktur Ekonomi 260,2 378,3 390,3 1. Melalui Belanja K/L 122,0 154,1 157,1

a.l. 033 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 80,9 98,7 101,6 022 Kementerian Perhubungan 28,9 42,1 42,6 018 Kementerian Pertanian 3,8 2,3 2,1 020 Kementerian ESDM 2,7 3,3 3,0 059 Kementerian Komunikasi dan Informatika 2,0 2,6 2,7

2. Melalui Belanja Non K/L 3,3 2,6 6,0

a.l. 1. VGF (termasuk Cadangan VGF) - 0,3 0,5 2. Belanja Hibah 3,3 2,2 5,4

3. Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 77,7 183,7 180,9

a.l. 1. Dana Alokasi Khusus 56,2 32,3 32,3 2. Perkiraan Dana Desa Untuk Infrastruktur 18,7 24,0 24,0 3. Perkiraan Dana Transfer Umum untuk Infrastruktur - 124,0 121,2

4. Melalui Pembiayaan 57,1 37,8 46,2

a.l. 1. FLPP 4,3 9,7 3,1 2. Penyertaan Modal Negara 36,2 7,2 9,6 3. BLU LMAN 16,0 20,0 32,1

I. Infrastruktur Sosial 6,2 5,5 8,5

a.l. 023 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 4,6 4,2 5,9 025 Kementerian Agama 1,6 1,2 2,6

I. Dukungan Infrastruktur 2,7 4,0 2,1

a.l. 056 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN 0,2 0,1 0,2 019 Kementerian Perindustrian 0,1 0,5 0,2 269,1 387,7 400,9 Uraian 2017 Jumlah

24

(28)

Belanja Subsidi Energi dalam APBNP 2017 sebesar Rp89,9 T

Menggunakan Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015 yang dikelola oleh TNP2K dan Kemensos

Subsidi BBM dan

LPG Tabung 3 Kg

dilakukan dengan pola distribusi tertutup/targeted (by name and by address) dilakukan secara bertahap

Subsidi terbatas minyak solar Rp500/liter

diberikan kepada seluruh pelanggan dengan daya R-1/450 VA dan 6,5 juta dengan R-1/900 VA 50 0 200 150 100

triliun Rp Harga ICP

Subsidi BBM Subsidi Listrik

2012

2013

2014

2015

2016

APBN

2017

112,7 106,0 96,5 49,2 40,0 45,0 48,0

Rp44,5 T

Subsidi

Energi

Subsidi Listrik

Rp45,4 T

01377

211,9 210,0 240,0 60,8 43,7 32,3 94,6 100,0 101,8 58,3 63,1 45,0

APBNP

2017

44,545,4

(29)

Subsidi

Non Energi

Perkembangan

Subsidi Non Energi,

2012-2017

(triliun Rupiah) 19,1 20,3 18,2 21,8 22,1 19,8 14,0 17,6 21,0 31,3 26,9 31,2 3,8 4,1 5,8 8,5 9,3 9,4 1,9 1,5 2,1 3,3 3,7 4,3 0,1 0,4 0,3 0,1 0,4 1,3 1,1 1,1 2,8 1,9 5,1 13,0 39,9 45,1 50,2 66,9 67,4 76,0 2012 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017

Subsidi pangan diberikan kepada 14,3 juta RTS -> 15kg/bulan sebesar Rp19,8 triliun

Pengalihan Rastra menjadi Program Bantuan Pangan:

Konversi secara bertahap Subsidi Pangan (Rastra) menjadi Program Bantuan Pangan (non-tunai/voucher)

Ujicoba di 44 kota di Indonesia

Kebijakan subsidi pupuk diarahkan untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian

Volume pupuk bersubsidi sebesar 9,55 juta ton ->Rp31,2 triliun

Kebijakan subsidi PSO diarahkan untuk perbaikan pelayanan umum bidang transportasi (angkutan Penumpang kereta api dan angkutan kapal laut kelas ekonomi) dan penyediaan informasi publik

PT Pelni Rp2,1 T PT KAI Rp2,1 T LKBN Antara Rp0,2T

Kebijakan subsidi benih diarahkan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian

Benih bersubsidi untuk padi & kedelai sebesar Rp1,3 trilun

Volume benih 116.500 ton

Diarahkan dalam rangka menunjang upaya peningkatan ketahanan pangan, mendukung diversifikasi energi, memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap akses air minum, pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, dan dukungan pembiayaan untuk sektor usaha produktif UMKM dan koperasi

Kebijakan subsidi pajak diarahkan untuk mendukung peningkatan daya saing industri tertentu di dalam negeri

Bunga imbal hasil atas penerbitan dan/atau pembelian kembali/penukaran SBN di pasar modal nasional

Fasiitas bea masuk

Subsidi Pangan

Subsidi Benih

Subsidi Bunga Kredit Program

Subsidi Pupuk

Subsidi PSO

Subsidi Pajak

Rp

Kredit Usaha

Rakyat (KUR)

Subsidi Bunga KUR mulai dialokasikan dalam tahun 2016 :

APBN 2016 sebesar Rp10.500,0 miliar APBNP 2017 sebesar Rp9.022,0 miliar

Rincian Subsidi Bunga KUR dalam APBN 2017 :

KUR Mikro (< Rp 25 juta) : Rp6.857,0 miliar

KUR Ritel (Rp25 – Rp500 juta) : Rp1.908,0 miliar

KUR Penempatan TKI (< Rp25 juta) : Rp257,0 miliar

Besaran subsidi bunga KUR 2017:

KUR Mikro = 10%

KUR Ritel = 4,5%

KUR Penempatan TKI = 12%

kredit/pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM dan Koperasi yang feasible tapi belum bankable

Sektor usaha produktif yang dibiayai KUR

pertanian, perikanan, industri pengolahan, perdagangan, dan jasa-jasa

Pemerintah secara konsisten berpihak kepada pengembangan UMKM dan Koperasi, penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan melalui pemberian imbal jasa penjaminan dan subsidi bunga KUR

Coverage KUR 2017 :

Rp100 T

Bunga Kredit Program Benih PSO Pajak Pupuk Pangan INFORMASI APBNP 2017

26

(30)

Transfer ke Daerah

dan Dana Desa

Dana Desa 60,0 Dana Insentif Daerah 7,5 Dana Perimbangan Dana Transfer Khusus 678,6 184,6 Dana Transfer Umum 494,0 Dana Otonomi Khusus & DIY 20,2 Dana Desa (triliun Rupiah) Transfer ke Daerah

APBNP

2017

766,3

Alokasi transfer ke daerah dan dana desa mengalami perubahan pada APBNP 2017 yang antara lain disebabkan oleh turunnya PDN neto yang menjadi dasar penghitungan DAU nasional dan tambahan anggaran kurang bayar DAK

penyaluran anggaran berdasarkan pada kinerja pelaksanaan untuk setiap tahapannya di daerah;

pagu dana alokasi umum (DAU) nasional tidak bersifat final atau dapat berubah sesuai perubahan penerimaan dalam negeri (PDN) neto;

pengalokasian dana alokasi khusus (DAK) fisik berdasarkan usulan daerah dan prioritas nasional dengan memberikan afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan dan transmigrasi;

Meningkatkan secara bertahap anggaran Dana Desa untuk memenuhi amanat UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Dana Desa, dengan tetap memerhatikan kemampuan keuangan negara.

Dana Desa

Transfer ke Daerah

Kebijakan Transfer ke

Daerah dan Dana Desa

2012 480,6 16,9 6,8 11,8 8,6 24,6 -1,5 573,7 623,1 710,3 766,3 513,3 2013 2014 2015 2016 APBNP 2017 480,6 513,3 573,7 602,4 20,8 47,0 60,0 729,3 706,3 Transfer ke Daerah Dana Desa

Pertumbuhan Transfer ke Daerah & Dana Desa (%)

Transfer ke Daerah

& Dana Desa, 2012-2017

Referensi

Dokumen terkait

Oksidasi larutan metilen biru merujuk pada Zhang dkk, (2006) penelitian yang menggunakan mangan oksida sebagai katalis, maka dalam penelitian ini digunakan variasi

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh PT CDM Indonesia Jaya 6) dinyatakan bahwa pembangunan proyek PLTMH ini tidak layak secara ekonomis dengan alasan keuntungan dari

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Identifikasi

Nama lain kafein adalah 1,3,7-trimetil xanthina yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi (0,5%), daun teh (2-4%), 1,3,7-trimetil xanthina yang secara alamiah terdapat dalam

Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar, seperti dikemukakan Depdiknas sebagai berikut: Jika materi pebelajaran yang dipelajarinya bermakna karena sesuai dengan

Bookmark not defined.144 Gambar 105 Data Access Layer Design System Sequence Diagram - Proses Permohonan Klaim Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian dan uji hipotesis Fisher yang telah dilakukan, didapatkan hasil p&gt;0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara ekstrak

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa siswa kelas V dan VI SDIT Al Kautsar sebanyak sebanyak 21 orang atau 81% menyatakan berkunjung ke perpustakaan setiap minggu,