Daftar Isi
Hal
Neraca ……….…. 3-4
Laporan Laba Rugi ………. 5
Laporan Perubahan Ekuitas ………..……… 6
Laporan Arus Kas ……… 7
Catatan Atas Laporan Keuangan ………. 8-40
Catatan 2010 2009 ASET INVESTASI Deposito berjangka 2b, 2m, 3, Pihak ketiga 22 87.307.284.850 44.198.500.000 Jumlah 87.307.284.850 44.198.500.000 Efek 2b, 2m, 4, 19, 22 Pihak ketiga 54.589.171.564 76.428.303.049
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2p, 21 462.829.470.000 538.260.214.800
Jumlah 517.418.641.564 614.688.517.849
Penyertaan 2b 912.300.000 912.300.000
Tanah dan Bangunan 2b, 5 39.225.000.000 38.861.000.000
Jumlah Investasi 644.863.226.414 698.660.317.849
KAS DAN BANK 2a, 2m, 6, 22
Pihak ketiga 2.093.129.869 2.732.253.605
Jumlah 2.093.129.869 2.732.253.605
PIUTANG PREMI 2h, 2m, 7, 22
Pihak ketiga 30.638.322.896 22.288.672.616
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2p, 21 12.307.974.306 8.455.310.104
Jumlah 42.946.297.202 30.743.982.720
PIUTANG REASURANSI 2i, 2h, 2m, 8 , 22
Pihak ketiga 17.758.218.715 16.684.406.924
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa -
-Jumlah 17.758.218.715 16.684.406.924
PIUTANG HASIL INVESTASI 2m, 22 3.475.435.074 408.663.160
ASET PAJAK TANGGUHAN, Bersih 2n, 13 6.605.488.683 7.842.073.423
ASET TETAP - setelah dikurangi akumulasi 2f, 2e, 9
penyusutan sebesar Rp 13.716.578.772 dan
Rp 13.886.306.795 untuk tahun 2010 dan 2009 9.693.220.248 5.871.656.236
ASET LAIN-LAIN - setelah dikurangi
penyisihan penghapusan aset lain-lain sebesar
Rp 693.104.271 pada tahun 2010 dan 2009 2g 11.825.357.183 12.770.635.872
JUMLAH ASET 739.260.373.388 775.713.989.789
Catatan 2010 2009 KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN
Hutang klaim 2j 1.061.525.854 871.046.664
Estimasi klaim retensi sendiri 2j, 2m, 10, 22 19.303.956.275 35.383.639.608
Premi yang belum merupakan pendapatan 11 90.354.526.702 79.520.960.803
Hutang reasuransi 2m, 2i, 12, 22
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - 492.296.352
Pihak ketiga 15.638.704.655 6.766.047.283
Jumlah 15.638.704.655 7.258.343.635
Hutang sewa guna usaha 9 4.913.609 591.255.879
Hutang pajak 2n, 13 5.519.233.068 6.536.361.790
Pendapatan premi ditangguhkan 14 10.422.012.076 9.601.184.428
Kewajiban imbalan pasca kerja 15 9.877.418.007 8.713.947.982
Hutang lain-lain 20 10.637.342.939 7.425.466.727
Jumlah Kewajiban 162.819.633.185 155.902.207.516
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar - 350.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh
150.000.000 saham 16 75.000.000.000 75.000.000.000
Tambahan modal disetor - agio saham 16 102.724.933.405 102.724.933.405
Keuntungan yang belum direalisasi akibat kenaikan harga pasar
saham yang tersedia untuk dijual 2b, 4 225.330.826.058 287.642.588.598
Saldo laba
Telah ditentukan penggunaannya 8.000.000.000 7.000.000.000
Belum ditentukan penggunaannya 165.384.980.740 147.444.260.270
Ekuitas - Bersih 576.440.740.203 619.811.782.273
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 739.260.373.388 775.713.989.789
Catatan 2010 2009 PENDAPATAN PREMI Premi bruto 2h, 2p, 17 94.656.581.871 85.879.476.538 Dikurangi : Premi reasuransi 2h, 2p, 2i (17.187.761.323) (16.451.667.244) 17
Kenaikan premi yang
belum merupakan pendapatan 2i, 2h, 11 (28.992.337.618) (26.623.232.748) Jumlah Pendapatan Premi 48.476.482.930 42.804.576.546
BEBAN UNDERWRITING
Beban klaim :
Klaim bruto 2j, 2p, 18 39.938.685.651 40.357.422.152 Dikurangi:
Klaim reasuransi 2j, 2p, 18 (8.213.409.781) (18.450.934.595) Kenaikan estimasi klaim
retensi sendiri 2j, 10 583.683.169 5.959.602.656
Jumlah Beban Klaim 32.308.959.039 27.866.090.213
Beban komisi - bersih 2j, 2k, 18 5.179.118.131 3.889.661.351 Jumlah Beban Underwriting 37.488.077.170 31.755.751.564
HASIL UNDERWRITING 10.988.405.760 11.048.824.982
HASIL INVESTASI 2b, 2p, 3, 4,
5, 6, 19 4.202.908.287 5.756.550.944
BEBAN USAHA 9, 20 (8.309.727.713) (8.534.534.341)
LABA USAHA 6.881.586.334 8.270.841.585
PENDAPATAN LAIN-LAIN - BERSIH 2m 353.156.473 162.791.910
LABA SEBELUM BEBAN
PAJAK DITANGGUHKAN 7.234.742.807 8.433.633.495 PAJAK PENGHASILAN 2n, 13 Tahun berjalan (5.306.298.500) (6.560.238.200) Ditangguhkan 4.398.680.019 5.640.186.676 (907.618.481) (920.051.524) LABA BERSIH 6.327.124.326 7.513.581.971
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR 2o 42 50
(Kerugian) yang B elum Direalis as i
A kibat Kenaikan
Mo dal (P enurunan)
Ditempatkan T ambahan Harga P as ar S aham T elah B elum
dan Dis eto r Mo dal Dis eto r yang T ers edia Ditentukan Ditentukan E kuitas C atatan P enuh - A gio S aham untuk Dijual P enggunaannya P enggunaannya - B ers ih S aldo , 1 J anuari 2009 75.000.000.000 102.724.933.405 267.302.897.686 7.000.000.000 139.930.678.299 591.958.509.390 L aba bers ih - - - - 7.513.581.971 7.513.581.971 K euntungan yang belum
direalis as i akibat kenaikan
harga pas ar s aham 2b,4 - - 20.339.690.912 - - 20.339.690.912 S aldo , 31 M aret 2009 75.000.000.000 102.724.933.405 287.642.588.598 7.000.000.000 147.444.260.270 619.811.782.273 S aldo , 1 J anuari 2010 75.000.000.000 102.724.933.405 138.718.537.578 8.000.000.000 159.057.856.414 483.501.327.397 L aba bers ih - - - - 6.327.124.326 6.327.124.326 K erugian yang belum
direalis as i akibat penurunan
harga pas ar s aham 2b,4 - - 86.612.288.480 - - 86.612.288.480 S aldo , 31 M aret 2010 75.000.000.000 102.724.933.405 225.330.826.058 8.000.000.000 165.384.980.740 576.440.740.203
S aldo L aba
Catatan 2010 2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas : Premi 79.773.794.375 71.928.832.550 Klaim reasuransi 5.209.040.280 12.529.930.355 84.982.834.655 84.458.762.905 Pengeluaran kas : Klaim (40.194.870.419) (40.235.522.057) Premi reasuransi (16.941.020.075) (22.887.828.211) Beban usaha (13.051.056.859) (17.008.063.056) Komisi (5.789.653.356) (4.229.885.404)
Kas yang dihasilkan dari operasi 9.006.233.946 97.464.177 Penerimaan kas dari bunga 18.848.709 9.036.387 Pendapatan (pembayaran) lainnya (411.339.905) 2.148.321.706 Kas Bersih Dihasilkan dari Aktivitas Operasi 8.613.742.750 2.254.822.270
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Kenaikan investasi (107.966.784.850) (26.809.108.253) Hasil penjualan dan pencairan investasi 96.978.500.000 20.872.516.506 Pembelian aktiva tetap dan piranti lunak komputer 9 (316.510.462) (396.269.150) Hasil penjualan aset tetap 9 - 97.450.000 Penerimaan dividen 646.350.229 774.942.107 Penerimaan bunga 2.687.521.953 2.259.960.037 Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (7.970.923.130) (3.200.508.753)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran hutang sewa guna usaha (61.286.830) (168.003.707) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas pendananaan (61.286.830) (168.003.707)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN BANK 581.532.790 (1.113.690.190)
KAS DAN BANK AWAL PERIODE 6 1.511.597.079 3.845.943.795
KAS DAN BANK AKHIR PERIODE 6 2.093.129.869 2.732.253.605
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Lippo General Insurance Tbk (“Perusahaan) didirikan dan berkedudukan di Jakarta sesuai dengan akta No. 1 dari Nyonya Adasiah Harahap, S.H., notaris di Jakarta, tanggal 6 September 1963 dengan nama PT Asuransi Brawijaya dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman pada tanggal 4 Februari 1964 dalam surat keputusan No. J.A.5/19/2 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 31 Tambahan Berita Negara No. 74 tanggal 17 April 1964. Berdasarkan Akta No. 118 tanggal 6 Juli 1991 yang dibuat dihadapan Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta, perusahaan mengubah nama menjadi PT Lippo General Insurance. Perubahan itu telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dengan surat keputusan No. C2-8274.HT.01.04.TH.91 tanggal 30 Desember 1991. Anggaran Dasar telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dituangkan dalam akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 115 tanggal 26 September 1998 yang dibuat dihadapan Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan anggaran dasar perusahaan yang disesuaikan dengan surat keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-13/PM/1997.
Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 10 Desember 1998 dalam Surat Keputusan No. C2-27.694.HT.01.04.TH.98 serta telah diumumkan dalam Berita Negara No. 44 Tambahan 141. Berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dengan akta No. 70 tanggal 17 Mei 2002 dibuat di hadapan Misahardi Wilamarta, S.H., notaris di Jakarta. Perubahan tersebut telah disetujui Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia tanggal 11 September 2002 dalam Surat Penerimaan Laporan No. C-10250.HT.01.04.TH.02 serta telah diumumkan dalam Berita Negara No. 78 Tambahan No. 801. Dan terakhir berdasarkan Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dengan akta No. 94 tanggal 19 Maret 2008 dibuat di hadapan Sutjipto, S.H., M.K.n, notaris di Jakarta, telah disetujui dilakukannya perubahan Anggaran Dasar Perusahaan yang disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007, yang mana akta perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 8 April 2009 dalam Surat Keputusan No. AHU-11818.AH.01.02. Tahun 2009.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang asuransi kerugian.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan Kantor Pusat di Gedung Citra Graha Lt 6, Jalan Jenderal Gatot Subroto. Perusahaan memiliki cabang dan Kantor pemasaran yang berlokasi di Karawaci, Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Solo, Surabaya, Pekanbaru, Cikarang dan Makassar.
Perusahaan telah memperoleh izin usaha terakhir dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan surat keputusan No. Kep-173/KM.13/1992 tanggal 17 September 1992. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1983.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Perusahaan telah mendapat persetujuan dari Menteri Keuangan pada tahun 1997 untuk mencatatkan 51.000.000 sahamnya dengan nilai nominal Rp 500 per saham dengan harga perdana sebesar Rp 2.225 pada bursa efek di Indonesia.
Sebelum dilakukan penawaran umum saham kepada masyarakat, jumlah saham ditempatkan dan disetor adalah 99.000.000 saham, sehingga sesudah penawaran umum tersebut jumlah seluruh saham ditempatkan dan disetor adalah 150.000.000 saham. Tanggal efektif penawaran umum perdana tersebut adalah tanggal 27 September 1997. Pencatatan saham tersebut dilakukan pada tanggal 22 Juli 1997 pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya yang telah bergabung dan menggunakan nama baru menjadi PT Bursa Efek Indonesia.
c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Berdasarkan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 104 tanggal 24 April 2009, para Pemegang Saham menyetujui perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
31 Ma re t 2010 da n 2009 De w a n Kom isa ris
Presiden Komisaris : Ganesh Chander Grover
Komisaris Independen : Timoer Soetanto
Komisaris Independen : Purnomo Utoyo
31 Ma re t 2010 da n 2009 Dire ksi
Presiden Direktur : Ivan Setiawan Budiono
Direktur : Johannes Mardikian Agus
Direktur : Hartono Tjahjana Gunadharma
Direktur : Adhe Aurora Gultom
Jumlah karyawan tetap pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, masing-masing sebanyak 154 dan 147 orang.
Berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris pada tanggal 29 Mei 2009, susunan Komite Audit adalah sebagai berikut:
31 Ma re t 2010 da n 2009 Komite Audit
Ketua : Timoer Soetanto
Anggota : Utomo Santoso
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
Suatu ikhtisar kebijakan akuntansi yang diterapkan pleh Perusahaan yang mempengaruhi penentuan posisi keuangan dan hasil usahanya, dijelaskan di bawah ini :
a. Penyajian Laporan Keuangan
Neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang antara lain meliputi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, peraturan BAPEPAM dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) bagi perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.
Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan adalah konsep biaya historis (historical cost) kecuali untuk efek yang dinyatakan sebesar nilai wajar. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas.
Laporan keuangan Perusahaan disusun sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 tentang „Akuntansi Asuransi Kerugian“ yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasional, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah Rupiah.
b. Investasi
Deposito berjangka
Deposito berjangka terdiri dari deposito wajib dan sukarela. Investasi dalam bentuk deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal.
Investasi efek ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dan efek hutang
Investasi pada efek diperdagangkan disajikan sebesar nilai wajarnya. Laba dan rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas dibebankan dalam laba rugi tahun berjalan.
Investasi pada efek dimiliki hingga jatuh tempo dinilai sebesar biaya perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto.
Nilai wajar dari efek yang dijual ditentukan berdasarkan metode masuk pertama, keluar pertama (FIFO method).
Untuk surat-surat berharga yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi, nilai wajar tersebut umumnya ditentukan dengan mengacu pada harga pasar yang tersedia di bursa efek pada tanggal yang terdekat dengan tanggal neraca, kemudian disesuaikan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk merealisasi aset tersebut. Untuk surat-surat berharga yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar surat berharga ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang memiliki substansi yang sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan dari surat berharga tersebut. Dalam hal nilai pasar tidak tersedia, maka penilaian efek-efek ditentukan antara lain dengan menggunakan metode Discounted Cash Flow.
Penyertaan saham
Investasi penyertaan saham dalam perusahaan dengan kepemilikan kurang dari 20% dari hak suara dicatat dengan harga perolehan. Pendapatan investasi diakui atas dasar akrual sebagai hasil investasi. Penghasilan dari dividen diakui pada saat surat pemberitahuan pembagian dividen diterima.
Properti investasi
Properti investasi merupakan tanah atau bangunan yang dimiliki untuk sewa operasi atau kenaikan nilai dan tidak digunakan atau dijual dalam kegiatan operasi. Untuk pengukuran awal, pada tahun 2008 sesuai dengan PSAK No. 13 tentang Properti Investasi (Revisi 2007), manajemen menerapkan metode nilai wajar dan tidak disusutkan. Properti investasi dicatat sebesar nilai wajar, yang mencerminkan nilai pasar yang ditentukan setiap tahun oleh penilai independen. Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.
Selisih kurs valuta asing yang berkaitan dengan investasi disajikan sebagai bagian dari hasil investasi.
c. Kas dan Setara Kas
Kas terdiri dari kas dan bank. Setara Kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
d. Penyisihan Penghapusan dan Piutang Ragu-ragu
Penyisihan penghapusan dan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing tertanggung pada akhir tahun.
e. Aset Tetap
Awalnya suatu aset tetap diukur sebesar biaya perolehan, yang terdiri dari harga perolehannya dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen, serta estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.
Biaya-biaya setelah perolehan awal seperti penggantian komponen dan inspeksi yang signifikan, diakui dalam jumlah tercatat aset tetap jika besar kemungkinan manfaat ekonomis
di masa depan akan mengalir ke Perusahaan dan biaya tersebut dapat diukur secara andal. Sisa jumlah tercatat biaya komponen yang diganti atau biaya inspeksi terdahulu dihentikan pengakuannya. Biaya perawatan sehari-hari aset tetap diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
Penyusutan diakui dengan menggunakan metode garis lurus untuk menyusutkan nilai aset tetap, kecuali tanah.
Tanah diakui sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Beban-beban tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang tahun yang lebih pendek antara hak atas tanah atau umur ekonomis tanah. Beban ditangguhkan ini disajikan dalam akun “Aset lain-lain” pada neraca.
Estimasi masa manfaat aset tetap adalah sebagai berikut:
Tahun Bangunan 20 Kendaraan bermotor 5 Peralatan kantor 5 Komputer 5
Perbaikan aset sewa 5
Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di- review setiap akhir tahun buku untuk memastikan nilai residu, umur manfaat dan metode depresiasi diterapkan secara konsisten sesuai dengan ekspektasi pola manfaat ekonomis dari aset tersebut.
Ketika suatu aset dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya, biaya perolehan dan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada, dikeluarkan dari akun tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap akan dimasukkan dalam laporan laba rugi. Efektif sejak 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK 16 tentang Aset Tetap (Revisi 2007), yang menggantikan PSAK No. 16 tentang Aset Tetap dan Aset Lain-lain (1994) dan PSAK No. 17 tentang Akuntansi Penyusutan (1994). Berdasarkan PSAK yang telah direvisi, suatu entitas harus memilih antara model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Jika entitas memiliki aset tetap yang direvaluasi sebelum penerapan revisi PSAK dan mengadopsi model biaya, maka nilai revaluasi dari aset tersebut dianggap sebagai biaya perolehan. Saldo selisih nilai revaluasi aset tetap pada saat penerapan pertama kali revisi PSAK ini harus direklasifikasikan ke saldo laba.
Perusahaan memilih untuk menerapkan model biaya, sehingga aset tetap Perusahaan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, jika ada.
f. Sewa
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai sewa guna usaha yang dikapitalisasi (direct financing lease) apabila memenuhi semua kriteria sebagai berikut :
a. Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
b. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa guna usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha.
c. Masa sewa guna usaha minimal dua tahun.
Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease method).
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 tentang Sewa (Revisi 2007), yang menggantikan PSAK No. 30 tentang Akuntansi Sewa (1990). Menurut PSAK No. 30 (Revisi 2007) ini sewa yang mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada penyewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Pada awal masa sewa, sewa pembiayaan dikapitalisasi sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban sewa dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan dengan dasar sewa pembiayaan dicatat pada akun aset tetap dan didepresiasi sepanjang masa manfaat dari aset sewaan tersebut atau periode masa sewa, mana yang lebih pendek, jika tidak ada kepastian memadai bahwa penyewa akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa.
Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi.
Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.
g. Aset tak berwujud
Aset tak berwujud berupa piranti lunak dicatat sebagai bagian dari “Aset Tak Berwujud” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 5 tahun.
h. Pengakuan Pendapatan Premi, Piutang Premi dan Premi yang Belum Merupakan Pendapatan
Pendapatan premi merupakan premi bruto dikurangi premi reasuransi dan ditambah penurunan (dikurangi kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan. Piutang premi dinyatakan sebesar jumlah bruto. Perusahaan tidak membentuk penyisihan piutang premi tak tertagih dan apabila terdapat piutang yang benar-benar tidak tertagih, maka piutang tersebut dihapuskan dan dibebankan pada tahun berjalan. Penerimaan kembali piutang yang telah dihapuskan diakui pada saat dipulihkan dan diakui sebagai pendapatan premi.
Premi bruto merupakan premi yang diperoleh dari tertanggung, broker maupun dari perusahaan asuransi lain. Premi yang diperoleh, diakui sebagai pendapatan selama periode polis berdasarkan proporsi jumlah pertanggungan yang diberikan dengan dasar akrual, dan
dicatat berdasarkan diterbitkannya polis asuransi dan/atau debit nota untuk pendapatan premi asuransi langsung dan fakultatif. Jika periode polis lebih dari satu tahun maka pendapatan preminya ditangguhkan selama masa polis tersebut. Sedangkan pendapatan premi dari reasuransi diakui dan dicatat pada saat statement of account diterima.
Premi yang belum merupakan pendapatan dihitung secara individual dari tiap pertanggungan secara proporsional antara jumlah proteksi dengan periode risiko pertanggungan, tetapi tidak lebih rendah dari Keputusan Menteri Keuangan. Mulai tahun 2003, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003, jumlah cadangan premi sekurang-kurangnya adalah sebesar 10% untuk polis dengan masa pertanggungan tidak lebih dari 1 (satu) bulan dan 40% untuk polis dengan masa pertanggungan lebih dari 1 (satu) bulan. Persentase tersebut berlaku untuk asuransi selain kendaraan. Untuk asuransi kendaraan menggunakan persentase sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia (PMK) No. 74/PMK.010/2007, yaitu 40% dari premi neto.
Penurunan/(kenaikan) premi yang belum merupakan pendapatan adalah selisih premi yang belum merupakan pendapatan periode berjalan dengan periode lalu.
i. Reasuransi
Untuk mengurangi risiko penutupan polis asuransi, Perusahaan mereasuransikan sebagian resiko polis yang ditutupnya ke perusahaan reasuradur dan tidak mengakui ganti rugi atas klaim asuransi yang menjadi tanggungan perusahaan reasuradur. Jika perusahaan reasuradur tidak dapat memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian reasuransi, maka Perusahaan memiliki kewajiban kontijensi atas seluruh klaim tersebut. Perjanjian reasuransi yang dimiliki Perusahaan meliputi perjanjian reasuransi Treaty proporsional dan non proporsional (excess of loss), maupun perjanjian reasuransi fakultatif.
j. Pengajuan Beban Klaim dan Estimasi Klaim Retensi Sendiri
Beban klaim merupakan klaim bruto dikurangi klaim reasuransi serta ditambah kenaikan atau dikurangi penurunan estimasi klaim retensi sendiri. Beban penyelesaian klaim diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi.
Estimasi klaim retensi sendiri merupakan cadangan klaim yang pada tanggal neraca masih dalam proses penyelesaian dan klaim yang telah terjadi namun belum dilaporkan (Incurred But Not Reported/ IBNR). Kenaikan/(penurunan) estimasi klaim retensi sendiri merupakan selisih estimasi klaim retensi sendiri periode berjalan dan periode lalu.
k. Komisi Bersih
Komisi tanggungan sendiri merupakan selisih komisi yang dikeluarkan untuk mendapatkan penutupan pertanggungan dengan komisi yang diterima dari reasuradur. Komisi diakui sesuai dengan pengakuan pendapatan premi. Komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi diakui pada saat terjadinya dan dicatat sebagai pengurang beban komisi.
l. Biaya Dibayar Di muka
Biaya dibayar di muka dibebankan sesuai dengan masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
m. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Laba atau rugi kurs yang timbul akibat penjabaran pos aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi berjalan.
Pada tanggal neraca, pos aset dan kewajiban dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal tersebut, yaitu sebagai berikut :
2010 2009
1 (satu) Poundsterling Inggris 13.738 16.559
1 (satu) Euro 12.216 15.327
1 (satu) Dollar Amerika Serikat 9.115 11.575
1 (satu) Dollar Singapura 6.505 7.617
1 (satu) Dollar Australia 8.344 7.949
1 (satu) Dollar Hongkong 1.174 1.494
1 (satu) Yen Jepang 9.771 118
1 (satu) Ringgit Malaysia 2.784 3.172
n. Pajak Penghasilan
Pajak penghasilan ditentukan berdasarkan laba kena pajak untuk periode yang bersangkutan. Perusahaan menerapkan penangguhan pajak (deferred income tax) atas perbedaan waktu pengakuan pendapatan untuk tujuan komersial dan pajak. Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini. Saldo rugi fiskal yang dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan keberatan tersebut telah ditetapkan.
o. Laba per Saham
Laba bersih per saham dihitung dengan membagi masing-masing laba operasi dan laba bersih dengan rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan. p. Transaksi Hubungan Istimewa
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Definisi pihak yang memiliki hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan yang diatur dalam PSAK No. 7 “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Transaksi-transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan kebijakan harga dan persyaratan normal serta sesuai dengan kebijakan transaksi dengan pihak ketiga, kecuali piutang pegawai yang tidak dikenakan bunga.
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa apakah dilaksanakan dengan atau tidak dengan syarat atau kondisi normal yang sama untuk pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam laporan keuangan.
q. Imbalan Pasca Kerja
Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 dan PSAK 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja”.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Project Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan lagsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
r. Penurunan Nilai Aset
Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai aset apabila taksiran yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) dari suatu aset lebih rendah dari nilai tercatatnya. Perusahaan melakukan penelahaan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai atau pemulihan nilai. Setiap rugi penurunan nilai atau pemulihan nilai diakui pada laporan laba-rugi periode berjalan.
s. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perusahaan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
t. Penggunaan estimasi
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, mensyaratkan manajemen untuk membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan dalam periode mendatang mungkin didasarkan atas jumlah-jumlah yang berbeda dari estimasi tersebut.
3. DEPOSITO BERJANGKA
2010 2009
a. Deposito wajib Pihak ketiga
Mata uang Rupiah
PT Bank Mandiri Tbk - 112.000.000
Jumlah deposito wajib - 112.000.000
b. Deposito sukarela Pihak ketiga
Mata uang Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk 53.903.284.850 15.539.000.000
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 1.539.000.000 4.000.000.000 PT Bank Mayapada International Tbk 5.000.000.000 2.250.000.000
PT Bank Mega Tbk 3.000.000.000 5.000.000.000
PT Bank Victoria International Tbk 1.000.000.000 2.000.000.000
PT Bank Permata 11.000.000.000
-PT Bank Hana 2.000.000.000
-PT Bank Capital 750.000.000 250.000.000
Mata uang Dolar AS PT Bank Danamon Tbk
(AS$ 950.000 pada tahun 2009) - 10.996.250.000 PT Bank Mega Tbk
(AS$ 350.000 pada tahun 2009) - 4.051.250.000 PT Bank CIMB Niaga Tbk
(AS$ 1.000.000 pada tahun 2010) 9.115.000.000
-Jumlah deposito sukarela 87.307.284.850 44.086.500.000
Jumlah deposito berjangka 87.307.284.850 44.198.500.000
Deposito wajib merupakan dana jaminan dalam bentuk deposito berjangka atas nama Menteri Keuangan q.q. Perusahaan, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 73 tahun 1992 tanggal 30 Oktober 1992 pasal 7 ayat 1 (disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2008).
Pada tahun 2010, seluruh deposito wajib telah dicairkan dan diganti dengan Obligasi Pemerintah. Tingkat bunga tahunan dari deposito wajib dan sukarela dalam mata uang Rupiah dan Dolar AS masing-masing berkisar antara 6,25% - 9% dan 1,65% - 2% pada tahun 2010 serta 6,50% - 14,00% dan 3,50% - 6,70% pada tahun 2009.
Pendapatan bunga deposito wajib dan sukarela berjumlah Rp 655.717.987 dan Rp 534.110.797 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 (lihat Catatan 22).
4. EFEK
Akun ini merupakan investasi dalam bentuk saham dan obligasi yang dimaksudkan untuk diperdagangkan dan tersedia untuk dijual dengan rincian sebagai berikut :
2010 2009
Pihak ketiga Diperdagangkan
Saham
PT Multi Bintang Indonesia Tbk 9.780.000.000 11.550.000.000
PT SUCACO Tbk 1.662.500.000 1.244.500.000
Obligasi
PT Indosat V A 2007 6.001.800.000 5.242.800.000
Tersedia untuk dijual Saham
First Real Estate Investm ent Trust 28.440.754.675 19.706.239.670 Dim iliki hingga jatuh tem po
Obligasi
Governm ent Bond FR0022 2.021.738.483 2.034.474.512
Governm ent Bond FR0036 1.965.072.788 1.962.574.473
Governm ent Bond FR0026 1.901.982.775 1.957.783.805
Governm ent Bond FR0028 1.966.068.160 1.888.987.393
Governm ent Bond FR0047 849.254.683 840.943.196
Surat Pengakuan Hutang
PT Metropolis Propertindo Utam a - 30.000.000.000
Jum lah pihak ketiga 54.589.171.564 76.428.303.049
Pihak yang m em punyai hubungan istim ewa (lihat Catatan 19) Tersedia untuk dijual
Saham
PT Lippo Karawaci Tbk 347.158.302.000 486.021.622.800
PT Matahari Putra Prim a Tbk 115.671.168.000 52.238.592.000
Jum lah pihak yang m em punyai hubungan istim ewa 462.829.470.000 538.260.214.800
Jum lah 517.418.641.564 614.688.517.849
Pada Januari 2007, Perusahaan menggunakan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli saham PT Matahari Putra Prima Tbk sebanyak 41.459.200 lembar saham dengan nilai per lembar saham Rp 500. Atas transaksi tersebut, Perusahaan memperoleh 18.138.400 waran seri I secara cuma-cuma dengan harga pelaksanaan waran Rp 900 per lembar saham.
Rincian tanggal jatuh tempo dan peringkat obligasi menurut PT Pefindo adalah sebagai berikut :
Jatuh tempo 2010 2009
PT Indosat V Tahun 2007 seri A 29 Mei 2017 Id AA+ Id AA+
Tingkat bunga obligasi dalam mata uang Rupiah berkisar antara 10,2% - 13,5% pada tahun 2010 dan 2009.
Rincian tanggal jatuh tempo dan tingkat bunga obligasi Pemerintah adalah sebagai berikut :
Jatuh tempo 2010 2009
Obligasi Pemerintah FR0022 15 September 2011 12,00 % 12,00 %
Obligasi Pemerintah FR0036 15 September 2019 11,50 %
-Obligasi Pemerintah FR0026 15 Oktober 2014 11,00 %
-Obligasi Pemerintah FR0028 15 Juli 2017 10,00 % 10,00 %
Obligasi Pemerintah FR0047 15 Februari 2028 10,00 %
-Obligasi Pemerintah FR 022, FR 028, FR 026, dan FR 036 merupakan dana jaminan dalam bentuk surat utang yang diterbitkan oleh negara sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 81 tahun 2008 tanggal 31 Desember 2008 pasal 6B ayat 1 (disesuaikan dengan perubahan ketiga atas Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1992) dan Peraturan Menteri Keuangan No. 158/PMK.010/2008 pasal 36 ayat 1 (disesuaikan dengan perubahan kedua atas Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 424/KMK.06/2003 pasal 36 ayat 1) yang menyatakan perusahaan asuransi harus memiliki dana jaminan sekurang-kurangnya 20% dari modal sendiri yang dipersyaratkan atau hasil penjumlahan 1% dari premi neto dengan 0,25% dari premi reasuransi, mana yang lebih besar.
Surat pengakuan hutang PT Metropolis Propertindo Utama akan jatuh tempo pada tanggal 19 Desember 2009. Tingkat bunga dari surat pengakuan hutang ini sebesar 15,5 % per tahun pada tahun 2009.
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga pasar efek yang dimaksudkan untuk diperdagangkan adalah sebesar (Rp 414.920.000) pada tahun 2010 dan Rp 1.944.020.000 tahun 2009 (lihat Catatan 22). Keuntungan yang belum direalisasi akibat kenaikan harga pasar saham yang tersedia untuk dijual adalah sebesar Rp 225.330.826.058 pada tahun 2010 dan Rp 287.642.588.598 pada tahun 2009 yang dicatat dalam ekuitas di neraca. Pendapatan bunga obligasi adalah sebesar Rp 333.591.944 dan Rp 324.412.757 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009 (Catatan 22).
5. PROPERTI INVESTASI
Merupakan investasi atas tanah dan ruang kantor. Saldo Per 31 Maret 2010 dan 2009 masing -masing adalah sebesar berikut:
2010 2009 Harga Perolehan Tanah 16.998.305.000 16.998.305.000 Ruang Kantor 20.708.465.000 20.708.465.000 37.706.770.000 37.706.770.000
Ditambah kenaikan /(penurunan) nilai properti investasi
Tanah 756.695.000 397.695.000
Ruang Kantor 761.535.000 756.535.000
39.225.000.000
38.861.000.000
Tanah merupakan investasi Perusahaan dalam bentuk tanah pada beberapa kavling dengan jumlah luas 18.683 meter persegi yang bertempat di Bukit Sentul. Tanah tersebut dinyatakan sebesar nilai wajarnya yang ditentukan berdasarkan laporan penilaian dari PT Bahana Kareza, penilai independen, sesuai dengan laporannya tanggal 20 Agustus 2009 No. BKA-074/KK/PL-PRO/VIII/2009.
Ruang kantor merupakan investasi Perusahaan dalam bentuk ruang kantor strata-title dengan jumlah luas 1.428,17 meter persegi yang terletak di gedung perkantoran Citra Graha lantai 2, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 35-36, Setiabudi, Jakarta Selatan. Bangunan tersebut dinyatakan sebesar nilai wajarnya yang ditentukan berdasarkan laporan penilaian dari PT Bahana Kareza, penilai independen, sesuai dengan laporannya tanggal 20 Agustus 2009 No. BKA-074A/KK/PL-PRO/VIII/2009.
6. KAS DAN BANK Akun ini terdiri dari:
2010 2009
Kas 18.925.286 19.818.200
Bank
Pihak ketiga
Mata Uang Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk 1.158.015.823 2.289.742.516
PT Bank Central Asia Tbk 106.849.156 109.643.324
PT Bank Mayapada Tbk 3.547.961 24.078.721 PT Bank Danamon 11.636.527 6.431.127 PT Bank Mandiri Tbk 9.150.294 8.293.273 PT Bank Permata Tbk 87.213.166 1.258.494 PT Bank Hana 15.404.568 PT Bank Akita - 85.994
Mata Uang Dolar AS
PT Bank CIMB Niaga Tbk (AS$ 74.864,19 pada tahun 2010
dan AS$ 23.576,84 pada tahun 2009) 682.387.088 272.901.956
Jumlah pihak ketiga 2.074.204.583 2.712.435.405
Jumlah kas dan bank 2.093.129.869 2.732.253.605
Tingkat bunga per tahun
Rupiah 1% - 2% 1% - 1,75%
US Dollar 0,25% - 1% 0,25% - 1%
7. PIUTANG PREMI
Akun ini merupakan tagihan premi atas polis pertanggungan yang masih berlaku baik langsung ke pemegang polis maupun yang melalui pialang (broker) asuransi. Rincian piutang premi menurut jenis pertanggungan adalah sebagai berikut:
2010 2009
Pihak yang m em iliki hubungan is tim ewa (Catatan 19)
PT AON Indones ia 12.307.974.306 8.455.310.104
Pihak ketiga 30.638.322.896 22.288.672.616
Jum lah 42.946.297.202 30.743.982.720
Dalam jumlah tagihan premi tersebut terdapat piutang yang sudah berumur 2 (dua) bulan ke atas yang dikelompokkan sebagai kekayaan yang tidak diperkenankan dalam perhitungan tingkat solvabilitas.
Klasifikasi umur piutang premi adalah sebagai berikut:
Umur 2010 2009
Kurang dari 60 hari 33.719.260.322 23.273.950.401
Lewat jatuh waktu 60 - 90 hari 7.260.664.946 2.888.838.048
Lewat jatuh waktu lebih dari 90 hari 1.966.371.934 4.581.194.271
Jumlah 42.946.297.202 30.743.982.720
Manajemen berpendapat bahwa semua piutang premi pada periode 2010 dan 2009 dapat tertagih, sehingga tidak dibentuk penyisihan kerugian.
Piutang premi berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :
2010 2009
Dalam mata uang Rupiah 38.314.234.335 25.209.296.728
Dalam mata uang US Dolar 4.611.090.493 5.331.073.790
Dalam mata uang Dolar Singapura 40.921.490 185.160.194
Dalam mata uang Euro 22.805.829 17.346.548
Dalam mata uang Malaysia Ringgit - 825.937
Dalam mata uang Dolar Hongkong - 156.819
Dalam mata uang Kroner Swedia -
-Dalam mata uang Poundsterling (42.754.945) 122.704
Jumlah 42.946.297.202 30.743.982.720
8. PIUTANG REASURANSI
Akun ini merupakan tagihan kepada reasuradur dengan rincian sebagai berikut:
2010 2009
Pihak ketiga 17.758.218.715 16.684.406.924
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa -
-Jumlah 17.758.218.715 16.684.406.924
Piutang reasuransi berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :
2010 2009
Dalam mata uang Rupiah 14.992.897.052 13.488.129.422
Dalam mata uang US Dolar 2.697.357.833 3.180.585.561
Dalam mata uang Dolar Singapura 67.963.830 15.691.941
Klasifikasi umur piutang reasuransi adalah sebagai berikut :
Umur 2010 2009
Kurang dari 60 hari 9.237.990.698 9.621.031.644 Lewat jatuh waktu 60 - 90 hari 934.777.496 1.113.121.043 Lewat jatuh waktu lebih dari 90 hari 7.585.450.521 5.950.254.237
Jumlah 17.758.218.715 16.684.406.924
Manajemen berpendapat bahwa semua piutang reasuransi pada tahun 2010 dan 2009 dapat tertagih, sehingga tidak dibentuk penyisihan kerugian.
9. ASET TETAP Aset tetap terdiri dari:
Saldo Aw al Penambahan Reklasifikasi Pengurangan Saldo Akhir Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Tanah 271.000.000 - - - 271.000.000 Bangunan 5.388.184.613 - - - 5.388.184.613 Kendaraan 4.533.856.688 907.200.000 - - 5.441.056.688 Peralatan kantor 3.353.971.274 6.124.380 - - 3.360.095.654 Komputer 5.949.871.460 84.858.750 - - 6.034.730.210 Perbaikan aset sew a 2.405.331.855 48.000.000 - - 2.453.331.855 Sub-jumlah 21.902.215.890 1.046.183.130 - - 22.948.399.020 Aset sew aan 461.400.000 - - - 461.400.000 Jumlah Biaya Perolehan 22.363.615.890 1.046.183.130 - - 23.409.799.020 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi
Pemilikan Langsung
Bangunan 2.461.470.060 67.352.307 - - 2.528.822.367 Kendaraan 824.714.155 253.794.293 - - 1.078.508.448 Peralatan kantor 2.859.603.711 57.701.325 - - 2.917.305.036 Komputer 5.049.817.731 96.669.441 - - 5.146.487.172 Perbaikan aset sew a 1.747.582.768 81.102.981 - - 1.828.685.749 12.943.188.425 556.620.347 - - 13.499.808.772 Aset sew aan 193.700.000 23.070.000 - - 216.770.000 Jumlah Akumulasi Penyusutan 13.136.888.425 579.690.347 - - 13.716.578.772
Nilai Buku 9.226.727.465 9.693.220.248
Saldo Aw al Penambahan Reklasifikasi Pengurangan Saldo Akhir Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Tanah 271.000.000 - - - 271.000.000 Bangunan 4.282.751.113 - - - 4.282.751.113 Kendaraan 1.306.384.500 12.685.000 - 242.475.000 1.076.594.500 Peralatan kantor 3.217.172.399 31.396.400 - 2.999.000 3.245.569.799 Komputer 5.860.121.835 53.444.000 - - 5.913.565.835 Perbaikan aset sew a 2.528.746.784 241.335.000 - - 2.770.081.784 Sub-jumlah 17.466.176.631 338.860.400 - 245.474.000 17.559.563.031 Aset sew aan 2.198.400.000 - - - 2.198.400.000 Jumlah Biaya Perolehan 19.664.576.631 338.860.400 - 245.474.000 19.757.963.031 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi
Pemilikan Langsung
Bangunan 2.219.696.667 53.534.389 - - 2.273.231.056 Kendaraan 941.749.499 33.007.850 - 242.475.000 732.282.349 Peralatan kantor 2.625.953.177 65.549.942 - 2.999.000 2.688.504.119 Komputer 4.808.143.822 118.686.849 - - 4.926.830.671 Perbaikan aset sew a 1.884.901.023 85.250.910 - - 1.970.151.933 12.480.444.188 356.029.940 - 245.474.000 12.591.000.128 Aset sew aan 1.185.386.667 109.920.000 - 1.295.306.667 Jumlah Akumulasi Penyusutan 13.665.830.855 465.949.940 - 245.474.000 13.886.306.795
Nilai Buku 5.998.745.776 5.871.656.236
2009
Jumlah penyusutan yang dibebankan pada usaha adalah sebesar Rp 579.690.347 pada tahun 2010 dan Rp 481.881.847 pada tahun 2009 (lihat Catatan 23).
Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, seluruh hak atas tanah merupakan hak guna bangunan yang akan berakhir pada tanggal 28 Maret 2026, 6 April 2028 dan 20 Oktober 2028 dan dapat diperpanjang pada saat masa berlakunya berakhir.
Aset tetap pemilikan langsung tertentu, kecuali tanah, diasuransikan terhadap resiko kerugian karena kebakaran dan lainnya dengan nilai pertanggungan per 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 18.623.350.000 dan Rp 16.577.550.000 dan menurut manajemen memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Berdasarkan evaluasi manajemen Perusahaan, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset Perusahaan seperti yang disyaratkan dalam PSAK No. 48.
Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai hutang sewa guna usaha sehubungan dengan pembelian kendaraan dari PT Orix Indonesia Finance dengan jaminan aset yang bersangkutan.
Pembayaran sewa minimum masa mendatang dalam perjanjian sewa guna usaha adalah sebagai berikut :
Pembayaran jatuh tempo tahun :
2010 2009
2009 - 553.435.900
2010 4.971.100 64.782.400
2011 - 3.734.000
Jumlah pembayaran minimum sewa guna usaha 4.971.100 621.952.300
Bunga (57.491) (30.696.421)
Nilai tunai pembayaran minimum sewa guna usaha 4.913.609 591.255.879
10. ESTIMASI KLAIM RETENSI SENDIRI Akun ini terdiri dari:
Kenaikan
31 Maret 31 Desember (Penurunan)
Jenis Polis 2010 2009 2010 Kebakaran 4.392.541.066 4.746.707.125 (354.166.059) Kendaraan bermotor 6.265.616.241 5.147.508.975 1.118.107.266 Pengangkutan laut 1.620.446.633 1.471.271.985 149.174.648 Kesehatan 6.050.719.732 6.050.719.732 -Aneka 974.632.603 1.304.065.289 (329.432.686) Jumlah 19.303.956.275 18.720.273.106 583.683.169 Kenaikan
31 Maret 31 Desember (Penurunan)
Jenis Polis 2009 2008 2009 Kebakaran 15.791.893.372 10.567.553.685 5.224.339.687 Kendaraan bermotor 3.439.157.247 3.275.505.028 163.652.219 Pengangkutan laut 5.274.176.282 4.782.124.442 492.051.840 Kesehatan 9.736.279.514 9.748.355.014 (12.075.500) Aneka 1.142.133.193 1.050.498.783 91.634.410 Jumlah 35.383.639.608 29.424.036.952 5.959.602.656
Di dalam estimasi klaim retensi sendiri termasuk jumlah dalam mata uang dolar Amerika Serikat sebesar AS$ 258.469 dan AS$ 477.313 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
Estimasi klaim retensi sendiri termasuk klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan (IBNR) sejumlah Rp 6.307.112.620 dan Rp 8.802.751.543 masing-masing pada tahun 2010 dan 2009.
11. PREMI YANG BELUM MERUPAKAN PENDAPATAN 2010 2009 Kebakaran 13.445.756.621 12.851.843.395 Kendaraan bermotor 22.985.166.157 20.312.507.572 Pengangkutan Laut 821.380.855 847.635.274 Kesehatan 51.377.719.077 44.117.294.474 Aneka 1.724.503.992 1.391.680.088 Jumlah 90.354.526.702 79.520.960.803
Kenaikan premi yang belum merupakan pendapatan dihitung dengan cara sebagai berikut :
2010 2009
Saldo awal 61.362.189.084 52.897.728.055
Saldo akhir 90.354.526.702 79.520.960.803
Jumlah (28.992.337.618) (26.623.232.748)
12. HUTANG REASURANSI
Akun ini merupakan hutang premi dan klaim reasuransi dengan rincian sebagai berikut:
2010 2009
Pihak ketiga 15.638.704.655 6.766.047.283
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - 492.296.352
Jumlah 15.638.704.655 7.258.343.635
Hutang reasuransi berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut :
2010 2009
Dalam mata uang US Dolar 6.873.681.112 6.353.241.899
Dalam mata uang Rupiah 8.558.161.231 779.402.121
Dalam mata uang Dolar Singapura 201.613.253 121.576.758
Dalam mata uang Yen 3.321.397 3.137.545
Dalam mata uang Poundsterling 1.601.729 8.445
Dalam mata uang Euro 325.933 882.532
Dalam mata uang Malaysia Ringgit - 92.835
Dalam mata uang Dolar Hongkong - 1.500
13. PERPAJAKAN
Pajak di bayar dimuka adalah sebagai berikut:
2010 2009
Tagihan pajak penghasilan tahun sebelumnya 1.328.386.467 2.243.579.229
Kompensasi Pajak Pertambahan Nilai (1.600.000) (47.063.250)
Jumlah tagihan pajak penghasilan 1.326.786.467 2.196.515.979
Hutang pajak terdiri dari:
2010 2009
Taksiran hutang pajak penghasilan 5.130.885.311 6.219.915.910
Hutang pajak lainnya :
PPN masukan 251.726.178 213.345.678 Pasal 23 104.528.195 45.421.581 Pasal 29 2.369.454 24.239.196 Pasal 21 28.502.445 17.303.424 Pasal 4 (2) - 15.247.475 Pasal 26 1.221.485 888.526 Jumlah 5.519.233.068 6.536.361.790
Rekonsiliasi antara laba sebelum penghasilan (beban) pajak menurut laporan laba rugi dengan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:
2010 2009
Laba sebelum penghasilan (beban) pajak
sesuai dengan laporan laba rugi 7.234.742.807 8.433.633.495
Beda waktu
Penurunan (kenaikan) premi yang belum
merupakan pendapatan 18.873.986.907 18.865.755.961
Bonus (1.218.300.000)
-Kesejahteraan karyawan (22.750.000) (7.050.000)
Transaksi sewa guna usaha (38.216.830) (58.083.707)
Beda tetap
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan)
harga pasar efek (2.751.364.450) (1.944.020.000)
Beban pajak 200.000
-Sumbangan, jamuan dan representasi 55.407.580 57.026.944
Pendapatan sewa yang telah dikenakan
pajak yang bersifat final (14.400.000) (437.969.250)
Pendapatan bunga yang telah
dikenakan pajak yang bersifat final (894.111.350) (2.983.498.501)
Perhitungan taksiran pajak penghasilan dan taksiran hutang pajak penghasilan adalah sebagai berikut :
2010 2009
Taksiran penghasilan kena pajak (pembulatan ) 21.225.194.000 21.925.794.000
Taksiran pajak penghasilan 5.306.298.500 6.560.238.200
Pajak penghasilan dibayar di muka
Pasal 23 (138.568.589) (340.322.290)
Pasal 25 (36.844.600)
-Taksiran hutang pajak penghasilan 5.130.885.311 6.219.915.910
Perhitungan penghasilan (beban) pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
2010 2009
Penghasilan (beban) pajak tangguhan Pengaruh beda waktu pada tarif pajak
maksimum (30%)
Premi yang belum merupakan pendapatan 4.718.496.727 5.659.726.788
Kesejahteraan karyawan (5.687.500) (2.115.000)
Bonus (304.575.000)
-Transaksi sewa guna usaha (9.554.208) (17.425.112)
Jumlah penghasilan pajak tangguhan 4.398.680.019 5.640.186.676
Pengaruh pajak yang signifikan atas beda waktu antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut:
2010 Pendapatan (beban) pajak
31 Desember tangguhan di 31 Maret
2009 laporan laba rugi 2010
Aset pajak tangguhan
Premi yang belum merupakan
pendapatan (2.742.168.774) 4.718.496.727 1.976.327.953
Estimasi klaim retensi sendiri 1.542.262.127 - 1.542.262.127
Hutang lain-lain 2.850.042.002 (310.262.500) 2.539.779.502
Properti investasi 182.988.750 - 182.988.750
Aset lain-lain 62.886.429 (9.554.208) 53.332.222
Jumlah 1.896.010.534 4.398.680.019 6.294.690.553
Kewajiban pajak tangguhan
Aset tetap (310.798.130) - (310.798.130)
Aset lain-lain - -
-Jumlah (310.798.130) - (310.798.130)
2009 Pendapatan (beban) pajak
31 Desember tangguhan di 31 Maret
2008 laporan laba rugi 2009
Aset pajak tangguhan
Premi yang belum merupakan
pendapatan (2.993.458.770) 5.659.726.788 2.666.268.018
Estimasi klaim retensi sendiri 1.963.523.349 - 1.963.523.349 Hutang lain-lain 3.006.299.395 (2.115.000) 3.004.184.395 Properti Investasi 219.586.500 - 219.586.500 Aset lain-lain 94.080.343 (17.425.112) 76.655.231
Jumlah 2.290.030.817 5.640.186.676 7.930.217.493
Kewajiban pajak tangguhan
Aset tetap 88.143.170 - 88.143.170 Aset lain-lain 900 - 900
Jumlah 88.144.070 - 88.144.070
Aset pajak tangguhan - bersih 2.201.886.747 5.640.186.676 7.842.073.423
Rekonsiliasi antara penghasilan (beban) pajak yang dihitung berdasarkan tariff pajak yang berlaku atas laba (rugi) sebelum pajak penghasilan (beban) pajak dengan penghasilan (beban) pajak menurut laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
2010 2009
Laba sebelum beban pajak
sesuai dengan laporan laba rugi 7.234.742.807 8.433.633.495
Beban pajak berdasarkan tarif pajak yang berlaku (1.808.685.702) (2.512.589.792)
Pengaruh pajak atas beban tetap 901.067.221 1.592.538.268
Jumlah beban pajak (907.618.481) (920.051.524)
14. PENDAPATAN PREMI YANG DITANGGUHKAN
Merupakan pendapatan premi asuransi jangka panjang yang ditangguhkan. Saldo per 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 10.422.012.076 dan Rp 9.601.184.428.
15. KESEJAHTERAAN KARYAWAN
Perusahaan mencatat akrual untuk uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian sejumlah Rp 9.877.418.007 dan Rp 8.713.947.982 pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.
Perusahaan mencatat akrual dan beban kesejahteraan karyawan bersangkutan berdasarkan perhitungan aktuaria, yang dibuat oleh PT Dian Artha Tama, aktuaria independen.
16. MODAL SAHAM
Rincian pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Pemegang Saham Disetor Penuh Pemilikan Jumlah
Pacific Asia Holding Limited 32.000.000 21,33% 16.000.000.000
PT Star Pacific Tbk (d/h PT Lippo E Net Tbk) 29.697.500 19,80% 14.848.750.000
PT Grahaduta Wiramandiri 14.310.000 9,54% 7.155.000.000
PT Karyamitra Binasukses 13.800.000 9,20% 6.900.000.000
PT Mitranusa Ekamulia 8.000.000 5,33% 4.000.000.000
PT Dutakreasi Primamulia 7.000.000 4,67% 3.500.000.000
Ace Supreme Limited 7.250.000 4,83% 3.625.000.000
Cheers Group Limited 7.302.500 4,87% 3.651.250.000
Winner Asia Limited 7.000.000 4,67% 3.500.000.000
Masyarakat (masing-masing
dengan pemilikan di bawah 5%) 23.640.000 15,76% 11.820.000.000
Jumlah 150.000.000 100,00% 75.000.000.000
31 Maret 2010
Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Pemegang Saham Disetor Penuh Pemilikan Jumlah
Pacific Asia Holding Limited 32.000.000 21,33% 16.000.000.000
PT Star Pacific Tbk (d/h PT Lippo E Net Tbk) 29.697.500 19,80% 14.848.750.000
PT Putra Jaya Adiswasthi 14.552.500 9,70% 7.276.250.000
PT Grahaduta Wiramandiri 14.310.000 9,54% 7.155.000.000
PT Dutakreasi Primamulia 14.000.000 9,33% 7.000.000.000
PT Karyamitra Binasukses 13.800.000 9,20% 6.900.000.000
PT Mitranusa Ekamulia 8.000.000 5,33% 4.000.000.000
Masyarakat (masing-masing
dengan pemilikan di bawah 5%) 23.640.000 15,77% 11.820.000.000
Jumlah 150.000.000 100,00% 75.000.000.000
31 Maret 2009
Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Rincian tambahan modal dosetor - agio saham pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 berasal dari :
Peningkatan modal disetor tahun 1997 yang pembayarannya dilakukan
di atas nilai nominal 21.700.000.000
Peningkatan modal melalui penawaran umum saham kepada masyarakat 87.975.000.000 Penyesuaian akibat perubahan kebijakan akuntansi mengenai biaya emisi saham (6.950.066.595)
Tambahan modal disetor - agio saham 102.724.933.405
17. PREMI BRUTO DAN PREMI REASURANSI
Akun ini merupakan pendapatan premi bruto dikurangi premi reasuransi atas beberapa jenis polis dengan rincian sebagai berikut:
Jenis polis Premi Bruto Premi Reasuransi
Kebakaran 15.044.529.227 10.940.347.532 Kendaraan bermotor 12.634.126.974 274.582.823 Pengangkutan laut 4.902.033.021 3.041.974.972 Kesehatan 58.605.362.172 139.756.250 Aneka 3.470.530.477 2.791.099.746 Jumlah 94.656.581.871 17.187.761.323 2010
Jenis polis Premi Bruto Premi Reasuransi
Kebakaran 14.388.746.184 10.030.621.228 Kendaraan bermotor 9.483.749.195 180.071.446 Pengangkutan laut 4.728.823.285 3.056.977.895 Kesehatan 54.222.330.822 521.160.581 Aneka 3.055.827.052 2.662.836.094 Jumlah 85.879.476.538 16.451.667.244 2009
Premi bruto berdasarkan pihak-pihak yang bertransaksi :
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(Catatan 21) 12.939.189.299 9.967.225.751
Pihak ketiga 81.717.392.572 75.912.250.787
Jumlah 94.656.581.871 85.879.476.538
Premi reasuransi berdasarkan pihak-pihak yang bertransaksi : Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(Catatan 21) - 468.471.146 Pihak ketiga 17.187.761.323 15.983.196.098
Jumlah 17.187.761.323 15.983.196.098
18. BEBAN UNDERWRITING
Rincian dari beban underwriting adalah sebagai berikut:
Jenis polis Klaim Bruto Klaim Reasuransi Bersih Kebakaran 7.551.878.562 5.799.047.077 1.752.831.485 Kendaraan bermotor 6.816.411.309 617.831.709 6.198.579.600 Pengangkutan laut 420.177.998 273.987.429 146.190.569 Kesehatan 24.771.136.209 1.327.229.074 23.443.907.135 Aneka 379.081.573 195.314.492 183.767.081 Jumlah 39.938.685.651 8.213.409.781 31.725.275.870
Penurunan estimasi klaim retensi sendiri 583.683.169
Beban komisi - bersih 5.179.118.131
Jumlah beban underwriting 37.488.077.170
Jenis polis Klaim Bruto Klaim Reasuransi Bersih Kebakaran 10.871.182.075 14.690.985.123 (3.819.803.048) Kendaraan bermotor 4.402.316.189 235.110.482 4.167.205.707 Pengangkutan laut 573.277.372 409.435.784 163.841.588 Kesehatan 24.343.709.864 3.092.126.147 21.251.583.717 Aneka 166.936.652 23.277.059 143.659.593 Jumlah 40.357.422.152 18.450.934.595 21.906.487.557 Kenaikan estimasi klaim retensi sendiri 5.959.602.656
Beban komisi - bersih 3.889.661.351
Jumlah beban underwriting 31.755.751.564
2009
Klaim bruto berdasarkan pihak-pihak yang bertransaksi : Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(Catatan 21) 4.887.175.320 821.430.320 Pihak ketiga 35.051.510.331 39.535.991.832 Jumlah 39.938.685.651 40.357.422.152 19. HASIL INVESTASI 2010 2009 Pihak ketiga :
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga pasar
efek (lihat Catatan 4) (414.920.000) 1.944.020.000
Deviden 646.350.229 774.942.107
Pendapatan bunga investasi lain (lihat Catatan 4) 923.790.606 771.817.538
Laba penjualan efek 3.166.284.450
-Pendapatan bunga deposito berjangka dan
deposito wajib (lihat Catatan 3) 655.717.987 534.110.797
Pendapatan bunga obligasi 333.591.945 324.412.757
Pendapatan sewa 14.400.000 437.969.250
Jumlah 5.325.215.217 4.787.272.449
Laba (rugi) selisih kurs atas investasi (1.122.306.930) 969.278.495
20. BEBAN USAHA
Rincian beban usaha adalah sebagai berikut:
2010 2009
Gaji, upah dan tunjangan 4.446.243.620 4.235.718.014
Telekomunikasi 578.622.937 592.371.941
Amortisasi aktiva tidak berwujud 131.683.975 502.934.369
Penyusutan (lihat Catatan 9) 579.690.347 465.949.940
Jasa tenaga ahli 43.850.000 368.910.535
Sewa kendaraan 98.426.892 268.163.750
Perbaikan dan pemeliharaan 265.230.168 262.278.894
Perjalanan dan transportasi 394.321.334 248.537.528
Sewa Kantor 225.916.415 283.757.794
Promosi dan pemasaran 318.651.711 280.334.724
Perlengkapan kantor 223.799.917 160.218.825
Pendidikan dan pelatihan 48.884.300 21.621.000
Sumbangan dan representasi 55.407.580 57.026.944
Lain-lain 898.998.517 786.710.083
8.309.727.713
8.534.534.341
21. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang pemegang sahamnya dan/atau manajemennya sama dengan Peusahaan, yaitu PT Aon Indonesia, PT Aon Re Indonesia, PT Lippo Karawaci Tbk dan PT Matahari Putra Prima Tbk.
PT Star Pacific Tbk (d/h Lippo E-Net Tbk) merupakan pemegang saham Perusahaan. Transaksi Hubungan Istimewa
Perusahaan melakukan transaksi dengan peusahaan yang mempunyai hubungan istimewa, terutama menyangkut penjualan polis, transaksi asuransi, jual - beli efek baik yang telah maupun yang belum terdaftar di pasar efek. Transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Investasi dalam efek yang dilakukan dengan PT Lippo Karawaci Tbk dan PT Matahari Putra Prima Tbk adalah sebesar Rp 462.829.470.000 atau 62,61% dari jumlah aset pada tanggal 31 Maret 2010 dan Rp 538.260.214.800 atau 69,39% dari jumlah aset pada tanggal 31 Maret 2009 (catatan 4).
b. Kegiatan penutupan asuransi dengan PT Aon Indonesia sebagai perantara adalah sebesar Rp 12.939.189.299 atau 13,67% pada tahun 2010 dan Rp 9.967.225.751 atau 11,61% pada tahun 2009 dari jumlah premi bruto Perusahaan (catatan 17).
c. Saldo piutang premi dari PT Aon Indonesia adalah sebesar Rp 12.307.974.306 atau 1,66% dari jumlah aset pada tanggal 31 Maret 2010 dan Rp 8.455.310.104 atau 1,09% dari jumlah aset pada tanggal 31 Maret 2009 (catatan 7).
d. Kegiatan penutupan reasuransi dengan PT Aon Re Indonesia adalah sebesar Rp 468.471.146 atau 2,93% dari jumlah premi reasuransi pada tahun 2009 (catatan 17). e. Klaim bruto PT Aon Indonesia sebagai perantara adalah Rp 4.887.175.320 atau 12,24% dari
jumlah klaim bruto pada tahun 2010 dan Rp 821.430.320 atau 2,04% dari jumlah klaim bruto pada tahun 2009 (catatan 18).
f. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan kebijakan harga dan syarat transaksi yang sama dengan pihak ketiga.
22. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan memiliki aset dan kewajiban dalam mata uang asing sebagai berikut:
Mata Uang Asing Rupiah Ekuivalen
Aset
Investasi
USD 1.000.000 9.115.000.000
SGD 4.372.030 28.440.754.675
Kas dan bank
USD 74.864 682.387.088
Piutang premi
USD 505.879 4.611.090.493
Piutang reasuransi
USD 295.925 2.697.357.833
Piutang hasil investasi
USD 510 4.649.899
Jumlah aset 45.551.239.988
Kewajiban :
Estimasi klaim retensi sendiri
USD 258.469 2.355.947.104
Premi yang belum merupakan pendapatan
USD 204.035 1.859.781.732
Hutang reasuransi
USD 754.107 6.873.681.112
Jumlah kewajiban 11.089.409.949
23. INFORMASI SEGMEN Segmen Geografis
2010
Jabodetabek Sum atera Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Tim ur Makas sar Jum lah Inves tasi 644.863 - - - - - 644.863 Kas dan bank 2.062 2 6 4 16 3 2.093 Piutang prem i 39.400 1.189 801 566 871 119 42.946 Piutang reasuransi 11.756 2.708 32 3.196 66 - 17.758 Aktiva tetap- bersih 7.960 590 147 326 541 129 9.693 Aktiva yang tidak dapat
dialokasikan - - - - - - 21.907 Jum lah Aktiva 706.041 4.489 986 4.092 1.494 251 739.260 Hutang klaim 530 35 11 477 9 - 1.062 Estim asi klaim retensi sendiri 14.788 1.903 1.419 325 789 80 19.304 Prem i yang belum m erupakan
pendapatan 72.906 5.597 3.595 2.063 3.700 2.494 90.355 Hutang reasuransi 13.305 1.312 353 212 423 34 15.639 Hutang pajak 5.487 15 5 2 8 2 5.519 Kewajiban yang tidak dapat
dialukasikan - - - - - - 30.941 Jum lah Kewajiban 107.016 8.862 5.383 3.079 4.929 2.610 162.820
Rp'000.000
Jabodetabek Sum atera Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Tim ur Makassar Jum lah Pendapatan prem i
Prem i bruto 82.951 3.427 2.111 1.363 2.085 2.720 94.657 Prem i reasuransi (13.981) (1.706) (382) (460) (615) (44) (17.188) Penurunan/(kenaikan) prem i yang
belum m eupakan pendapatan (27.873) 399 (78) (120) 549 (1.869) (28.992) Jum lah pendapatan prem i 41.097 2.120 1.651 783 2.019 807 48.477 Beban underwriting
Beban klaim
Klaim bruto 33.954 3.010 823 778 1.066 308 39.939 Klaim reasuransi (6.439) (1.133) (75) (475) (86) (5) (8.213) Kenaikan/(penurunan) estim asi
klaim retens i sendiri 316 (570) 754 157 (69) (4) 584 Jum lah beban klaim 27.831 1.307 1.502 460 911 299 32.310 Beban kom isi - bers ih 3.237 870 361 137 313 261 5.179 Jum lah beban underwriting 31.068 2.177 1.863 597 1.224 560 37.489 Hasil underwriting 10.029 (57) (212) 186 795 247 10.988