• Tidak ada hasil yang ditemukan

Urgensi Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Tata Bahasa Arab pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Syaikh Zainuddin NW Anjani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Urgensi Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Tata Bahasa Arab pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Syaikh Zainuddin NW Anjani"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Urgensi Multimedia Interaktif untuk Meningkatkan Pemahaman

Materi Tata Bahasa Arab pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Syaikh

Zainuddin NW Anjani

Muh. Zulkifli

Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah IAIH NW Lotim

Email : muhzulkifli2310@gmail.com

ABSTRAK: Peran media sangat menentukan sebuah keberhasilan pembelajaran, lebih-lebih itu pelajaran Bahasa Arab. Apalagi pelajaran tersebut diajarkan kepada anak-anak. Pelajaran Bahasa Arab tersebut mudah diserap oleh anak-anak jika kosa kata yang ingin diajarkan itu disertai dengan media yang paling mudah untuk dicerna. Dengan demikian, tentunya dapat tergambar betapa pentingnya media untuk menyampaikan sebuah pesan, terutama jika audiens pesan tersebut adalah anak-anak. Penelitian ini berjudul Urgensi Multimedia Interaktif untuk Meningkatan Pemahaman Materi Tata Bahasa arab pada Madrasah Ibtidaiyah Syaikh Zainuddin NW Anjani Lombok Timur. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dalam hal ini adalah difokuskan pada pengembangan media pembelajaran dalam bentuk multimedia interaktif disesuaikan dengan materi yang diajarkan pada siswa kelas lima V MI. Penelitian dilaksanakan di MI Syaikh Zainuddin NW Anjani Lombok Timur tahun akademik 2017/2018. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas lima A dan B berjumlah 51 orang. Sasaran penelitian ini merupakan satu obyek penelitian sekaligus sebagai pengguna media Multimedia interaktif saat aktivitas pembelajaran tata bahasa Arab berlangsung. Dalam penelitian ini melibatkan ahli media dalam proses pembuatan, dan dosen bidang studi bahasa Arab. Adapun hasil dari penelitian ini adalah penggunaan media interaktif dalam pembelajaran tata bahasa Arab dapat meningkatkan pemahaman siswa, hal ini terbukti dari hasil nilai tes yaitu dari post tes, latihan soal dan free tes yaitu interval nilai yang dicapai kelas VA bervariasi, walaupun demikian pencapaian hasil yang diharapkan sudah sesuai dengan standar kompetensi atau standar ketuntasan, walaupun ada lima orang siswa yang masih mendapatkan nilai kurang dari 70. Dan 20 orang siswa menperoleh nilai 70- 90. Dan nilai untuk kelas V B juga menunjukan hal yang sama walaupun ada perbedaan tingkat pencapaian seperti Dari 25 orang siswa ada delapan siswa yang mencapai nilai di bawah 70, dan yang lainnya memperoleh nilai 70 sampai 90. walaupun demikian tetap ada peningkatan pemahaman siswa pada materi tata bahasa arab (nahwu)

Kata Kunci: Multimedia Interaktif, Pembelajaran, Kemampuan Tata Bahasa Arab

Pendahuluan

Media memiliki peran penting dalam pembelajaran bahasa asing, termasuk untuk pembelajaran bahasa Arab terutama untuk tingkat dasar. Namun media pembelajaran bahasa bukan saja baik untuk pembelajar anak-anak, orang dewasa, dan orang tua, namun juga untuk pembelajar semua usia. Sangat banyak penelitian yang membuktikan keefektifan penggunaan media dalam pembelajaran bahasa asing (bahasa Arab), sayangnya pada era digital ini, kemajuan teknologi berkembang pesat dalam segala bidang namun masih banyak sekali guru

(2)

yang tidak menggunakan media pembelajaran sebagai salah satu unsur penunjang proses pembelajaran di kelas.

Banyak hal yang menjadi alasan tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran bahasa Arab, salah satu di antara-nya adalah: menurut guru, penyediaan dan pembuatan media pembelajaran banyak biaya dan waktu yang cukup panjang, dalam hal ini, guru tidak mau banyak mengambil resiko, sehingga pembelajaran bahasa terutama dalam pembahasan tata bahasa Arab (nahwu) menjadikan siswa cepat jenuh karena materi yang disampaikan terkesan sangat sulit.

Bertolak dari permasalahan peserta didik tersebut, ada sebagian guru membuat media sederhana sebagai suatu alternatif untuk memudahkan peserta didik dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Di antaranya adalah dengan membuat media gambar, atau dengan merubah metode pembelajaran dengan banyak bermain, demonstrasi, latihan menjawab soal, dan memberikan tugas tambahan di rumah (wajibatul manzili), dan paling sering ditemukan adalah guru mewajibkan siswa untuk memiliki Lembar Kerja Siswa, untuk mendukung materi yang terkait dengan buku pedoman dari Departemen Agama RI.

Perlu diketahui bahwa pembelajaran bahasa Arab adalah sebuah proses yang kompleks sehingga tidak mengherankan jika menurut kebanyakan Guru dan siswa bahwa pelajaran bahasa Arab terasa begitu sulit terutama dalam masalah tata bahasanya (nahwu) atau dikenal dengan istilah gramer. Hal tersebut tidak terlepas dari beberapa faktor internal dan eksternal baik yang datang dari guru atau siswa itu sendiri, dan dari materi itu sendiri. Hal tersebut merupakan suatu yang baru karena belajar bahasa Arab sangat berbeda pada beberapa hal diantaranya pada sistem bunyi, suku kata, maupun tatanan kata dan kalimat, walaupun ada sebagian kecil dari bahasa arab yang mirip dengan gramatika bahasa ibu (bahasa Indonesia).1

Berangkat dari kondisi tersebut, berbagai kiat kiranya perlu diupayakan oleh guru secara terus-menerus dan berkasinambungan untuk mempermudah penyampaian dan pemahaman materi bahasa arab kepada para siswa. Salah satu kiat yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghindari kejenuhan dan mempermudah kesulitan dalam pembelajaran bahasa arab terutama pada pembelajaran tata bahasanya (nahwu) adalah dengan memanfaat media interaktif, karena media pembelajaran sebagaimana pengertiannya adalah sebuah alat mempunyai fungsi untuk menyampaikan pesan, dan media pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk mempermudah penyampaian pesan pembelajaran kepada siswa. Sedangkan pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, peserta didik dan bahan ajar, dan komunikasi tidak akan berjalan sempurna tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Dengan demikian setiap pengajar harus memikirkan, menemukan dan menciptakan media untuk menciptakan suasana belajar yang lebih afektif, efisien dan menyenangkan. Hal ini telah disinyalir oleh Allah SWT dalam Al-Qur‟an pada QS. Az-Zuhkruf ayat 3:

























(3)

Artinya: Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). Q.S. Az-zukhruf: ayat 3.2

Terkait dengan hal tersebut, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam juga mengisyaratkan dalam hadisnya akan pentingnya memberikan jalan keluar atau kemudahan bagi penuntut ilmu pengetahuan yakni menemukan media pembelajaran, sebagaimana keterangannya dalam sebuah hadis, yaitu:

Artinya: … dan barang siapa yang memberikemudahan jalan bagi penuntut ilmu, niscaya Allah akan memudahkan jalannya menuju syurga….(HR. Muslim).3

Walaupun demikian halnya, jumlah siswa atau sarjana yang menguasai bahasa Arab masih sangat kurang terutama dalam hal tata bahasanya, karena tata bahasa (nahwu) dalam bahasa arab memegang peranan penting untuk memahami bahasa al-Qur‟an dan al-Hadits. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran bahasa Arab masih sangat sulit, maka dalam pembelajarannya membutuhkan media yang lebih mutakhir dari pada media-media pembelajaran bahasa Arab yang pernah dibuat atau digunakan selama ini.

Sayangnya pada era digital ini, kemajuan teknologi berkembang pesat dalam segala bidang namun masih banyak sekali guru yang tidak menggunakan media pembelajaran sebagai salah satu unsur penunjang proses pembelajaran di kelas, padahal Menurut pakar bahasa, bahwa masa emas untuk belajar bahasa adalah dimulai sedini mungkin sehingga menjelang pubertas. Dikarenakan pada masa itu otak manusia masih lentur, sehingga proses penyerapan bahasa lebih mudah.4 Hal ini dipertegas oleh Baharudin Mustafa, bahwa hal terpenting dalam pembelajaran bahasa adalah belajar melalui pengalaman langsung. Jangan pernah mengajarkan

satu kosa kata dengan kata “ bayangkan, ini adalah sebuah bola” tanpamembawa media apapun,

namun lebih baik ketika guru mengatakan “ ini adalah bola” lebih bermanfaat lagi jika bola itu

dapat dipegan atau dilemparkan oleh anak atau siswa. Dari ilustrasi tersebut, tentunya dapat tergambar betapa pentingnya media untuk menyampaikan sebuah pesan, terutama jika audiens pesan tersebut adalah anak-anak.

Penelitian ini didasarkan pada kajian pustaka di antaranya adalah dalam bidang kaidah bahasa Arab (ilmu shorof /Morfologi) peneliti sendiri pernah meneliti tentang “Kesulitan dalam pembelajaran Kawaid Shorof pada siswa MA tahun 2009, ”dengan temuan penelitin

bahwa kesulitan siswa karena pada materi kaidah shorof terdapayak banyak sekali kemiripan huruf dan pelafalan.

Pada tahun 2014 peneliti juga pernah melakukan penelitian tindakan kelas pada mamasiswa IAIH NW Lotim dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Permainan Kartu Bergambar untuk Meningkatkan Kemampuan Mengingat Arti pada Kosa Kata Bahasa Arab (Mufradat)

penelitian menemukan hasil bahwa dengan menggunakan media permainan kartu bergambar, kemampuan mahasiswa dalam menambah dan menguasai arti mufradat lebih baik. Dan begitu juga pada tahun 2016, peneliti juga melakukan kajian tentang “Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Lingkungan dan Permainan untuk Meningkatkan Kualitas Baca Tulis al-Qur’an pada

2 Departemen Agama RI, Al-Quran Tajwid dan Terjemahan (Bandung: CV. Dipenegoro, 2013), hlm. 489.

3 Syaikh Ahmad, Tejemahan al-Majalis al-Saniyah (Surabaya: Mutiara Ilmu, 2009), hlm, 249 4Ahmad Mu’is , Media Pembelajaran (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2010), hlm, 159.

(4)

Mahasiswa” penelitian menunjukkan bahwa dengan pembelajaran berbasis lingkungan dan permainan bahsa terdapat peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an pada mahasiswa.

Permasalahn tersebut menarik untuk dicermati dan diteliti, di samping pembelajaran Bahasa Arab sangat erat kaitannya dengan al-Qur’an, dan Bahasa Arab juga memiki empat point yang akan mendukung kemampuan pemahaman pembelajar yaitu empat kemahiran; pertama kemahiran mendengar, kedua mengucapkan, ketiga membaca dan keempat menulis, serta tata bahasanya adalah kuncinya.5 Dari hal tersebut diharapkan para pembelajar memiliki produktiv skill dalam bahasa arab dan al-Qur‟an.6 Dengan demikian dapat disimpul-kan bahwa dalam pembelajaran bahasa arab sangat membutuhkan multimedia yang bersifat interaktif, baik saat pembelajaran berlangsung atau ketika para pembelajar mengaplikasi-kannya sendiri, dengan tujuan agar pembelajar atau peserta didik memiliki pengalaman langsung (enative), pengalaman gambar (pictorial), dan audiovisual serta pengalaman simbolik tentang ilmu yang akan dipelajari.7 Untuk hal tersebut, perlu diteliti, tertarik membahasnya dalam bentuk karya tulis dan prodak multimedia interaktif dengan judul “Urgensi Multimedia Interaktif untuk Meningkatan Pemahaman Materi Tata Bahasa Arab pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Syaikh Zainuddin NW Anjani.” guna membantu dan memberikan solusi kepada para pembelajar dalam belajar bahasa arab (tata bahasa arab) untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dalam pembelajaran. Adapun rumusan masalah penelitan ini adalah (a) Apa saja faktor -faktor penghambat pemahaman Materi Tata Bahasa Arab pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Syaikh Zainuddin NW Anjani? (b) Bagaimana Urgensi Multimedia Interaktif untuk Meningkatan Pemahaman Materi Tata Bahasa arab pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Syaikh Zainuddin NW Anjani? Kontribusi penelitian ini adalah dapat dijadikan sebagai bahasan studi lanjutan yang relevan dan bahan kajian kepada konsep-konsep pembelajaran yang bersumber dan relevan dengan ayat al-Qur’an al-Karim dan beberapa konsep dari ahli pendidikan tentang Urgensi Multimedia Interaktif untuk Meningkatan Pemahaman Materi Tata Bahasa arab pada Madrasah Ibtidaiyah Syaikh Zainuddin NW Anjani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penghambat pemahaman siswa madrasah ibtidaiyah (MI) khususnya pada materi tata bahasa (qawaid nahwu) dengan urgensitas dari sebuah media pembelajaran sebagai solusi dari kesulitan yang dialami oleh guru ketika menyampaikan materi tersebut dan untuk siswa yang sulit memahami materi yang disampaikan. Bermanfaat bagi dosen, guru, peneliti, dan mahasiswa, dan para siswa serta universitas yang terkait. Adapun bagi dosen dan guru, dan peneliti, hasil penelitian ini akan berupa prodak dapat membantu mengatasi permasalahan dalam hal kurangnya penggunaan Urgensi Multimedia Interaktif untuk Meningkatan Pemahaman Materi Tata Bahasa arab pada Madrasah Ibtidaiyah Syaikh Zainuddin NW Anjani. Dengan demikian penelitian ini akan menghasilkan satu media pembelajaran bahasa Arab yang interaktif (macro media flash) yang diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman tata bahasa Arab (qawaid nahwu).

Metode

5Mu’in, Analsis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Jakarta: Pustaka Husna Baru, 2004). hlm, 169

6 http://www.tesolcourse.com/ tesol-course-article/productive-skill/article-01-ps-php. Diakses pada hari Selasa, 23 Desember 2018.

(5)

Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dalam hal ini adalah difokuskan pada pengembangan media pembelajaran dalam bentuk multimedia interaktif. Penelitian dilaksanakan di MI Syaikh Zainuddin NW Anjani tahun akademik 2017/2018. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas lima (V) A dan B berjumlah 51 siswa. Sasaran penelitian ini merupakan satu obyek penelitian sekaligus sebagai pengguna media pembelajaran yang aktif dan dapat dikemas dalam aktivitas pembelajaran tata bahasa Arab pada tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI). Instrument yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan multimedia interaktif yang telah difalidasi oleh ahli media, dalam media tersebut dilengkapi dengan materi, permainan, latihan soal dan post test serta pree test tersebut dalam halaman lampiran. Di samping itu juga, pengumpulan data kualitatifnya dilakukan dalam empat tahapan yaitu: (1) Wawancara dengan pengguna media yang difokuskan kekurangan dan kelebiahan media yang digunakan dalam proses pembelajaran. (2) Pengamatan, dalam hal ini, peneliti sebagai pelaksana pengumpul data pembelajaran bahasa arab dalam peningkatan pemahaman dan kemampuan siswa dalam materi tata bahasa Arab (Nahwu). (3) Observasi dan dokumentasi dalam hal ini kolaborator (ahli media) melakukan pengamatan dan mendokumen-tasikan hal-hal yang terjadi guna mengetahui ketercapaian pembelajaran dengan mutlimedia interaktif tersebut. Anlisis data dilakukan dengan tiga tahapan yaitu: (1) Reduksi data. reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyerhanaan dan transpormasi data mentah yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. (2) Penyajian data. Penyajian sebagai kumpulan informasi untuk mempermudah pemahaman terhadap masalah yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan oleh peneliti. (3) Menarik kesimpulan, dari data yang telah dikumpulkan dengan longgar dan tetap terbuka.8 Hasil dan Pembahasan

A. faktor-faktor Penghambat Pemahaman Materi Tata Bahasa Arab pada siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas V.

Dari hasil pengamatan dalam penelitian ini, peneliti menemukan faktor-faktor Penghambat pemahaman siswa materi tata bahasa Arab kelas V MI Nurul Islam Sekarbela Mataram yaitu dari segi kandungan materi tata bahasa dan empat kompetensi yang harus difahami oleh siswa.

1. Kandungan Materi Tata Bahasa Arab

Adapun materi tata bahasa arab yang ajarkan pada siswa kelas V MI pada semester genap adalah pertama terkait dengan kata sifat/na’at (

تعننا

(, kedua tentang

Mumtada’ dan Khabar (

زوسجًناو

زاجناو

فسظو

سبخو

أدتبي

), ketiga, tentang Harf

al-Jar (

سجنافسح

), dalam hal ini materi tentang kata sifat tersebut dijabarkan menjadi tiga pembahasan yaitu kata sifat yang disertakan dengan isim isyarah (kata tunjuk). Yang disertakan dengan penggunaan kaidah isim ma‟rifat dan kaidah isim nakirah (kata khusus dan kata umum). Seperti yang tersebut dalam buku ajar, sebagai berikut: Pola kalimat dan contoh penggunaannya seperti pada tabel berikut ini:

اره

-هره

-كهناذ

-كهت

+

لا

+

ىسا

+

ىسا

تفص

(

تعن

)

ىسا

ةزاشا

+

ىسا

ةسكن

+

ىسا

ىسا

+

تف

سعًنا

ىسا

+

ةزاشا

ىسا

8 Wahid Murni, Cara Mudah Menulis Proposal dan Laporan Penelitian Lapangan (Malang: Universitas Negeri Malang 2008), hlm. 54

(6)

تفص

تفص

Rumah ini

luas

عِسا َو

تْيَب

اَرَه

Ini adalah rumah yang luas

تْيَبنا

اَرَه

عِسا َو

Kebun ini luas

تَعِسا َو

تَقْيِدَح

ِهِرَه

Ini adalah kebun

yang luas

تَقْيِدَحنا

ِهِرَه

تَعِسا َو

Materi tersebut pada tabel adalah salah satu dari subpokok bahasan dari kaidah kata sifat. Contoh dalam tabel tersebut membutuhkan waktu yang cukup untuk menjelaskan kepada para siswa madrasah ibtidaiyah. Berbeda dengan pola kedua pada materi kata sifat (na’at) yang dikaitkan dengan rasa

)

ىْعَّطنا

(

, seperti pada contoh

berikut ini:

a. Apel ini manis:

ة َوْه ح

تَحاَفُّتنا

ِهِرَه

b. Jeruk itu manis:

ضِياَح

لاَق ت

ْس بْنا

اَرَه

Dan yang ketiga adalah kata sifat yang menggunakan nama warna, seperti pada contoh di bawah ini:

a. Daun itu hijau:

سَضْحَأ

ق َز َوْنا

اَرَه

b. Bunga itu merah:

ءا َسًَْح

ة َسْه

َزنا

ِهِرَه

Ada pun sub bahasan materi tata bahasa (nahwu) yang kedua adalah mubtada’

dan Khabar yang dikaitkan dengan keterangan tempat. Seperti pada contoh berikut ini: a. Sekolah itu di samping jalan:

ع ِزاَّشنا

َبِناَج

تَس َزْدًَْنَا

b. Lapangan itu di depan rumah:

ِتْيَبْنا

َواَيَا

ٌاَدْيًَْنَا

Sub bahasan terakhir adalah terkait dengan huruf jar, seperti pada contoh kalimat di bawah ini:

a. Buku itu di atas rak:

ِ ف َّسنا

ىَهَع

بَتِكْنَا

b. Meja itu di dalam kelas:

ِمْصَفْنا

يِف

بَتْكًَْنَا

Keseluruhan dari materi di atas adalah materi tata bahasa yang cukup sulit difahami oleh siswa madrasah Ibtidaiyah terlebih lagi ketika guru mengajarkan materi ini tidak ada satu mediapun yang digunakan kecuali buku paket Bahasa Arab dan papan tulis. Padahal menurut teori bahwa bahwa hal terpenting dalam pembelajaran bahasa adalah belajar melalui pengalaman langsung. Jangan pernah mengajarkan satu

kosa kata dengan kata “ bayangkan, ini adalah sebuah bola” tanpa membawa media apapun, namun lebih baik ketika guru mengatakan “ ini adalah bola” lebih bermanfaat

lagi jika bola itu dapat dipegang atau dilemparkan oleh anak atau siswa. Dari ilustrasi tersebut, tentunya dapat tergambar betapa pentingnya media untuk menyampaikan sebuah pesan, terutama jika audiens pesan tersebut adalah anak-anak.

(7)

Selain dari materi tata bahasa tersebut, siswa juga diajarkan empat kompetensi bahasa Arab, yaitu keempat kompetensi tersebut juga membutuhkan perhatian yang serius dari guru sehingga apa yang diharapkan lebih mudah tercapai. Empat kompetensi yang dimksud adalah: pertama; kompetensi mendengarkan (istima’) kosa kata, dan kalimat dalam bahasa arab, kompetensi ini diajarkan oleh guru yaitu hanya dengan membacakan teks yang ada dalam buku paket dan siswa mendengarkan dan secara individu ataupun klasikal selanjutnya mengulangi apa yang sudah didengarkan;

kedua, kompetensi membaca (Qiroah). Dalam hal ini pembelajaran berlangsung dengan

guru menginstrauksikan kepada siswa untuk membaca mufradat, dan hiwar (teks arab) dalam bentuk paragraph, baik secara kelasikal, kelompok maupun individual, dengan harapan dari siswa yang lain yang telah memiliki kemahiran dalam membaca dapat memjadi contoh bagi sisiwa yang belum mahir membaca.,9 dan ketiga berbicara (kalam), kemahiran ini diajarkan oleh guru sekedar dalam bentuk percakapan, dan praktek bersama teman yang ada di sebelahnya, atau dengan maju di depan kelas dengan teknik bermain peran sesuai dengan nama yang ada di dalam teks/ buku pelajaran. Kemahiran ini jarang sekali lakukan diluar waktu belajar kecuali sekedar untuk latihan pidato dalam bahasa Arab, Dan yang keempat kompetensi menulis (kitabah). Kompetensi menulis dalam bahasa arab juga tidak terlalu ditekankan kepada siswa melainkan hanya sekedar menulis atau menjawab soal yang ada dalam lembar latihan soal baik itu menerjemahkan soal dalam bentuk kalimat berbahasa Indonesia dirubah menjadi pola kalimat dalam bahasa Arab, dan juga dalam bentuk mengurutkan kalimat dalam bahasa Arab akan tetapi masik diacak susunannya, menjadi kalimat yang tersusun rapi dengan kaidah yang benar.

B. Urgensi Multimedia Interaktif untuk Meningkatan Pemahaman Materi Tata Bahasa Arab pada siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas V.

Bertolak dari faktor penghambat pemahaman siswa pada materi tata bahasa Arab (nahwu) baik dari segi materi tata bahasanya maupun empat kompetensi (arba’u maharah) yang harus difahami oleh siswa, maka dalam hal ini penggunaan media yang bersifat interaktif sangat dibutuhkan baik oleh guru maupun oleh siswa karena materi tata bahasa tersebut cukup sulit difahami oleh siswa, dan begitu juga bagi guru tidak cukup dengan menggunakan media papan tulis atau sekedar menjelaskan dengan system seramah.

Berdasarkan aspek itulah urgensitas multimedia interaktif berfungsi. Setidaknya ada beberapa hal yang menyemabkan media interaktif menjadi sangat urgen, yaitu pada beberapa hal berdasarkan tingkat kesulitan materi yang tersebut di atas dan dari siswa itu sendiri yang masih pada tingkat madrasah ibtidaiyah yang sudah barang tentu sangat membutuhkan media untuk mendukung daya tangkap otak yang sifatnya masih dominan dengan benda-benda kongkrit. Urgensitas media yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1. Pada materi tentang kata sifat (Na’at) yang meliputi kata “ luas, bersih, panjang, rapi dan pandai” jika ditulis dalam pola kalimat dengan tambahan isim isyarah atau kata tunjuk maka materi tersebut akan terasa sulit bagi siswa tingkat dasar, oleh karena itu penggunaan media interaktif yang dilengkapi dengan gambar yang berwarna sangat urgen untuk mengkongkritkan dan memudahkan pemahaman siswa. Begitu juga dalam

(8)

menyelesaikan latihan soal jika dikemas dalam bentuk permainan akan lebih menarik bagi siswa.

2. Masih pada materi tentang kata sifat yang berdasarkan warna dan rasa, urgensitas media akan sangat membantu siswa untuk mengingat warna dan rasa dengan menampilkan pada media tersebut gambar berwarna yang sesuai dengan materi seperti gambar jeruk, bunga, air, obat-obatan dan lain sebagainya.

3. Demikian juga halnya pada meteri mubta’-khabar dan huruf jar jika contoh-contohnya dikemas dengan media interaktif akan menjadi lebih menarik bagi siswa, dan akan mengurangi kejenuhan dan kebosanan ketika proses pembelajaran berlangsung.

Berangkat dari paparan tentang urgensitas media interaktif dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya adalah penggunaan media interaktif dapat membantu pemahaman siswa yang sifatnya abstarak menjadi lebih kongkrit, dapat mempermudah guru menyampaikan materi dan dapat mengurangi kebosanan dan kejenuhan siswa ketika pembelajaran tata bahasa berlangsung.

Berdasarkan hasil dari latihan soal dan post tes serta pree tes diperoleh data tingkat pemahaman siswa terhadap materi tata bahasa Arab (nahwu) pada siswa madrasah ibtidaiyah kelas V Syaikh Zainuddin NW Anjani pada tabel sebagai berikut di bawah ini:

No Nama L/P Post Tes Tingkat Pemahaman Latihan

Soal Pree Tes

1 Ahmad Zaki L 50 55 65

2 Ahmad Rizki Ramadani L 50 60 64

3 Bidayatul Imtihan P 60 67 79

4 Badrul Haitami L 55 60 68

5 Cintia Putri P 65 70 79

6 Dinia farhan P 70 76 80

7 Ella Nurul Ihsan P 55 67 70

8 Fatia Nur Azila P 60 69 70

9 Farhan Nur Nabil P 63 64 69

10 Gani Mubarak L 60 66 70

11 Hairul Anam L 67 70 80

12 Hasan Zainuddin L 70 73 85

13 Iffa Nur Fadhila P 60 64 70

14 Intan Permata Islami P 65 66 75

15 Ira Raffatul Aini P 70 78 80

16 Izzatul Husna P 60 71 75

17 Inaura Nurul Fatia P 64 70 75

18 Jannatul Ma’wa P 70 79 88

19 Jannatul Abada P 50 60 65

20 Kamalul Badri L 60 66 70

21 Komala Sari Putri P 70 76 80

22 Lalu Muhammad Zaini L 60 65 70

23 Lalu Gautsil Umami L 70 76 80

24 Namia Izza Dania P 60 68 70

25 Maria Isa Nur Fitria P 69 75 80

(9)

Dari data nilai yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa urgensitas multimedia interaktif pada materi tata bahasa Arab sangat diperlukan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari dengan interval nilai yang bervariasi, walaupun demikian pencapaian hasil yang diharapkan sudah sesuai dengan standar kompetensi atau standar ketuntasan, walaupun ada lima orang siswa yang masih mendapatkan nilai kurang dari 70. Dan 20 orang siswa menperoleh nilai 70- 90.

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa urgensi dari penggunaan media interaktif pada pembelajaran materi tata bahasa arab dapat meningkatkan pemahaman siswa. Dari 25 orang siswa ada delapan siswa yang mencapai nilai di bawah 70, walaupun demikian tetap ada peningkatan pemahaman siswa pada materi tata bahasa arab (nahwu).

Simpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan bahwa hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bahwa faktor -faktor penghambat pemahaman materi tata bahasa Arab pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Syaikh Zainuddin NW Anjani adalah dari materi tata bahasa itu sendiri yang cukup sulit, dan karena keterbatasan media yang dapat mendukung pemahaman siswa menjadi lebih kongkrit.

2. Penggunaan Multimedia Interaktif untuk Meningkatan Pemahaman Materi Tata Bahasa arab pada Siswa Madrasah Ibtidaiyah Syaikh Zainuddin NW Anjani sangat penting, karena dengan media interaktif pemahaman siswa meningkat lebih signifikan, yang ditandai dari hasil nilai tes yang diperoleh menunjukkan siswa cukup memahami materi yang diajarkan, begitu juga dapat mengurangi kejenuhan dan kebosanan siswa. Referensi

Abdul Hamid, Mengukur Kemampuan Bahasa Arab Untuk Studi Islam, Malang: UIN Maliki Press, 2010.

Abdul Wahab Rosidi, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: UIN Malang Press, 2009 ___________________, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: UIN-Malang Press2009.

Basith, Metode Quntum, Satu hari mahir Nahwu Qur’ani, Praktik dan latihan langsung, Surabaya: PT. Java Pustaka Group, 2011.

Bruner, Tward a Theory of Instruktion, Cambridge: Harvard Univercity, 1966.

Cordova, Jurnal Central For language IAIN Mataram, edisi II, Mataram: PBB IAIN Mataram, 2011 Daryanto, Media Pembelajaran, Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera, 2015.

________, Panduan Proses pembelajaran, Jakarta: Publisher, 2009.

(10)

Hanafiah Nanang, dkk. Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: Reflika Aditama, 2009. James Popham, Teknik Mengajar Secara Sistematik, Jakarta: Rineka Cipta, 2001

Mu’in, Analsis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Husna Baru, 2004. Mustofa Syaiful, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif, Malang: UIN Maliki-Press, 2011. Ridwan, Metode dan teknik Penyusunan Proposal Penelitian, Bandung: Alpabeta, 2009. Syaikh Ahmad, Tejemahan al-majalisus Saniyah, Surabaya: Mutiara Ilmu, 2009. Winken, Psikologi Pengajaran, Jakarata: PT. Grasindo, 1991.

Referensi

Dokumen terkait

Pada trauma di daerah skrotum, dapat menyebabkan perdarahan dalam rongga tunika vaginalis, selanjutnya darah direabsorbsi sehingga terjadi cairan hidrokel...

(6) Dalam rangka meningkatkan Mutu Profesi setiap kelompok keperawatan dapat menyelenggarakan pendidikan berkelanjutan baik yang merupakan program Rumah Sakit maupun

S1 Pendidikan Tata Boga/ Pariwisata/ D4 Perhotelan S2/S3 Pariwisata 2 Teknologi Industri, FT Kekhususan Pariwisata 53.. S1 Pendidikan Tata Busana/

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui proses pembelajaran berbasis kontekstual pada bidang studi Pendidikan Agama Kristen di SMA Kristen Satya Wacana Salatiga,

Kondisi wilayah kawasan Danau Mawang dan beragamnya topografi, kemiringan, iklim, keindahan alam, dan kondisi sosial budaya masyarakat sehingga kawasan ini memiliki

Pengembangan bisnis jasa penambangan batubara (coal mining services) yang difokuskan pada penyediaan infrastruktur pertambangan, seperti; pembuatan jalan tambang (mining

Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauhmana kontestasi wacana yang mempengaruhi latar belakang isu ketidakadilan dalam gerakan petani, melihat sejauhmana saluran komunikasi

Daftar Admin Verifikator Level 1 Pendaftaran Ulang PNS/CPNS secara elektronik Kabupaten Kotawaringin Timur tahun 2015.. SKPD/Unit