• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BOOK SCAVENGER HUNT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BOOK SCAVENGER HUNT."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar/19/PGPAUD/XII/2012

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BOOK SCAVENGER HUNT

(Penelitian Tindakan Kelas di PAUD WISANA Kelompok B jl. Cidadap Girang No. 8 RT/RW 06/05 Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh

Dinda Dwi Amanda 0802753

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

No. Daftar/19/PGPAUD/XII/2012

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan

Berhitung Anak Usia Dini Melalui Permainan Book Scavenger Hunt” adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya oranglain. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Aatas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Desember 2012 Yang membuat pernyataan,

(3)

No. Daftar/19/PGPAUD/XII/2012

LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BOOK SCAVENGER HUNT

(Penelitian Tindakan Kelas di PAUD WISANA Kelompok B jl. Cidadap Girang No. 8 RT/RW 06/05 Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap Kota Bandung)

Oleh

Dinda Dwi Amanda 0802753

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Euis Kurniati, M.Pd NIP. 19770611 200112 2 002

Pembimbing II

Dr. Nining Sriningsih, M.Pd NIP.19791211 200604 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

No. Daftar/19/PGPAUD/XII/2012

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BOOK SCAVENGER HUNT

(Penelitian Tindakan Kelas di PAUD WISANA Kelompok B jl. Cidadap Girang No. 8 RT/RW 06/05 Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap Kota Bandung)

Oleh

Dinda Dwi Amanda 0802753

Disetujui dan disahkan oleh:

Penguji I Penguji II

Dra. Masitoh, M.Pd Rudiyanto, M.Si

NIP. 19480626 198011 2 001 NIP. 19740617 1999803 1 003

Penguji III Penguji IV

Dr. Aan Listiana, M.Pd Yeni Rachmawati, M.Pd

NIP. 19720803 200112 2 002 NIP. 19730308 200003 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(5)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BOOK SCAVENGER HUNT

(Penelitian Tindakan Kelas di PAUD WISANA Kelompok B jl. Cidadap Girang No. 8 RT/RW 06/05 Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap Kota Bandung)

Dinda Dwi Amanda 0802753 Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemampuan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan yang terjadi di PAUD Wisana menunjukkan bahwa metode pengembangan kemampuan berhitung masih menggunakan metode drill, praktek paper-pencil test. Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah, yaitu: (1) Bagaimana kemampuan berhitung anak sebelum dilaksanakannya permainan Book Scavenger Hunt di PAUD Wisana, (2) Bagaimana pelaksanaan permainan Book Scavenger Hunt dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak di PAUD Wisana, (3) Bagaimana kemampuan berhitung anak di PAUD Wisana setelah dilaksanakannya permainan Book Scavenger Hunt, (4) Apa keunggulan dan kelemahan permainan book scavenger hunt. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan kemampuan berhitung anak sebelum dilaksanakan permainan Book Scavenger Hunt, (2) Mendeskripsikan pelaksanaan permainan Book Scavenger Hunt dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak, (3) Mendeskripsikan kemampuan berhitung anak sesudah dilaksanakannya permainan Book Scavenger Hunt, (4) Mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan permainan book scavenger hunt.

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari indikator yang berbeda dan diberikan dalam dua kali tindakan. Setiap tindakan pada penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan hasil peningkatan berhitung anak.

Deskripsi hasil penelitian sebelum diberikan tindakan permainan book scavenger hunt atau pra-siklus, tingkat kemampuan berhitung anak dari seluruh jumlah anak yaitu 9 anak, secara presentase anak yang belum mampu melakukan kegiatan secara mandiri atau pada kategori (K) yaitu 11%, sedangkan anak yang masih memerlukan bantuan pada saat melakukan kegiatan atau pada kategori (C) yaitu 22%, dan yang sudah mampu melakukan kegiatan secara mandiri atau pada kategori (B) yaitu 56%, dan hasil persentase kemampuan berhitung anak setelah diberi tindakan atau pasca-siklus dapat diketahui bahwa bahwa secara umum kemampuan anak berada pada kategori (B) sebanyak 100%, pada kategori cukup (C) sebanyak 0%, dan pada kategori kurang (K) sebanyak 0%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan Book Scavenger Hunt dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak.

(6)

DAFTAR ISI

Hal. LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ……… ii

UCAPAN TERIMAKASIH ………... iii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ………... vii

DAFTAR GAMBAR ……….. ix

DAFTAR DIAGRAM ……… x

BAB I PENDAHULUAN ……….. 1

A. Latar Belakang ………. 1

B. Identifikasi Masalah ………. 5

C. Rumusan Masalah ……… 6

D. Tujuan Penelitian ……….. 6

E. Manfaat Penelitian ……… 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ……….. 8

BAB II LANDASAN TEORI ……… 9

A. Karakteristik Anak Usia Dini ……….. 9

B. Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini ………. 10

1. Pengertian Perkembangan Kognitif ………. 10

2. Tahapan Karakteristik Perkembangan Kognitif ………... 11

3. Pentingnya pengembangan kognitif ………. 14

C. Berhitung di Taman Kanak-Kanak ……….. 15

1. Pengertian Berhitung ……… 15

2. Tujuan Permainan Berhitung ………... 16

3. Tahapan Berhitung ………... 16

4. Prinsip-prinsip Berhitung ………. 19

D. Konsep Bermain dan Permainan ……….. 20

1. Konsep Bermain ………... 20

2. Permainan ………. 22

E. Permainan Book Scavenger Hunt ……….. 25

BAB III METODE PENELITIAN ………... 43

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ………... 43

B. Desain Penelitian ……….. 43

C. Metode Penelitian ………. 48

(7)

E. Instrumen Penelitian ………. 51

F. Proses Pengembangan Instrumen ………. 53

G. Teknik Pengumpula Data ………. 54

H. Teknik Analisis Data ……… 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 57

A. HASIL PENELITIAN ……….. 57

1. Deskripsi Umum Profil PAUD Wisana ………... 57

2. Tahap Implementasi Kegiatan ……….. 66

B. PEMBAHASAN ……….. 112

1. Gambaran Objektif Kemampuan Berhitung Anak Kelompok B PAUD Wisana sebelum dilaksanakannya Permainan Book Scavenger Hunt ……….... 112

2. Implementasi Permainan Book Scavenger Hunt Dalam Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak ………... 114

3. Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak PAUD Wisana setelah dilaksanakannya permainan Book Scavenger Hunt ….. 122

4. Keunggulan dan Kelemahan Permainan Book Scavenger Hunt ……….. 127

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……… 129

A. Kesimpulan ………... 129

B. Rekomendasi ……… 131 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL TABEL

3.1 Rencana Kegiatan Harian………. 44

3.2 Proses Pengembangan Instrumen……… 53

4.1 Profil Guru PAUD Wisana……….………. 57

4.2 Profil Anak kelompok B-2 PAUD Wisana periode 2012/2013……… 58

4.3 Alokasi Waktu Pembelajaran PAUD Wisana ……….. 59

4.4 Penentuan Tema PAUD Wisana………... 59

4.5 Hasil Observasi Kemampuan Berhitung Sebelum diberi Tindakan (Pra-siklus)……… 61

4.6 Skor Kemampuan Berhitung Sebelum Tindakan (Pra-siklus)……….. 62

4.7 Distribusi Frekuensi Pra Siklus………. 63

4.8 Perencanaan Siklus I tindakan I……… 67

4.9 Hasil Observasi pada Siklus I Tindakan I……… 72

4.10 Skor Kemampuan Berhitung Siklus I Tindakan I………... 73

4.11 Distribusi Frekuensi Siklus I Tindakan I………. 74

4.12 Perencanaan Siklus I tindakan II……….. 77

4.13 Hasil Observasi pada Siklus I Tindakan II……….. 80

4.14 Skor Kemampuan Berhitung Siklus I Tindakan II………. 81

4.15 Distribusi Frekuensi Siklus I Tindakan II………... 82

4.16 Perencanaan Siklus II Tindakan I……… 84

4.17 Hasil Observasi pada Siklus II Tindakan I……….. 87

4.18 Skor Kemampuan Berhitung Siklus II Tindakan I……….. 87

4.19 Distribusi Frekuensi Siklus II Tindakan I……… 88

4.20 Perencanaan Siklus II Tindakan II………. 91

4.21 Hasil Observasi pada Siklus II Tindakan II………. 94

4.22 Skor Kemampuan Berhitung Siklus II Tindakan II……… 95

4.23 Distribusi Frekuensi Siklus II Tindakan II……….. 96

4.24 Perencanaan Siklus III Tindakan I……… 98

4.25 Hasil Observasi pada Siklus III Tindakan I……….. 101

4.26 Skor Kemampuan Berhitung Siklus III Tindakan I……… 102

4.27 Distribusi Frekuensi Siklus III Tindakan I……….. 102

4.28 Perencanaan Siklus III Tindakan II……….. 105

4.29 Hasil Observasi pada Siklus III Tindakan II……… 108

4.30 Skor Kemampuan Berhitung Siklus III Tindakan I………. 109

4.31 Distribusi Frekuensi Siklus III Tindakan II……….. 110

4.32 Kegiatan Tiap Siklus pada Peningkatan Kemampuan Berhitung Permainan Book Scavenger Hunt………. 115

4.33 Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Berhitung Melalui PermainanBook Scavenger Hunt pada Siklus I Tindakan I dan II…… 116

(9)

4.35 Hasil Observasi Peningkatan Kemampuan Berhitung Melalui

Permainan Book Scavenger Hunt pada Siklus III Tindakan I dan II…. 120

4.36 Hasil Observasi Kemampuan Berhitung Setelah diberi Tindakan

(Pasca-siklus)……….. 122 4.37 Skor kemampuan berhitung setelah tindakan (pasca-siklus)……….. 123 4.38 Skor Kemampuan Berhitung Sebelum Tindakan (Pra siklus) dan

(10)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

2.1 Cover media permainan Book Scavenger Hunt………. 27

2.2 Isi buku cerita Hal.1……….. 28

2.3 Isi buku cerita Hal.2……….. 29

2.4 Isi buku cerita Hal.3……….. 30

2.5 Isi buku cerita Hal.4……….. 31

2.6 Isi buku cerita Hal.5……….. 31

2.7 Isi buku cerita Hal.6……….. 32

2.8 Isi buku cerita Hal.7……….. 33

2.9 Isi buku cerita Hal.8……….. 34

2.10 Isi buku cerita Hal.9……….. 34

2.11 Isi buku cerita Hal.10……… 35

2.12 Isi buku cerita Hal.11………... 36

2.13 Isi buku cerita Hal.12………... 37

2.14 Isi buku cerita Hal.13………... 38

2.15 Isi buku cerita Hal.14……… 39

2.16 Isi buku cerita Hal.15……… 39

2.17 Isi buku cerita Hal.16……… 40

2.18 Isi buku cerita Hal.17……… 41

2.19 Isi buku cerita Hal.18……… 41

(11)

DAFTAR DIAGRAM

DIAGRAM

4.1 Persentase Kemampuan Berhitung Anak Sebelum diberi Tindakan…… 65

4.2 Persentase Siklus I Tindakan I………. 76

4.3 Persentase Siklus I Tindakan II………... 83

4.4 Persentase Siklus II Tindakan I……….. 90

4.5 Persentase Siklus II Tindakan II………. 97

4.6 Persentase Siklus III Tindakan I………. 104

4.7 Persentase Siklus III Tindakan II……… 111

4.8 Hasil Penelitian pada Siklus I Tindakan I dan II……… 117

4.9 Hasil Penelitian pada Siklus II Tindakan I dan II………... 119

4.10 Hasil Penelitian pada Siklus III Tindakan I dan II………. 121

4.11 Hasil Penelitian pada Kegiatan Setelah diberi Tindakan atau Pasca-siklus……… 124

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemampuan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama kemampuan berhitung yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika, seperti yang telah diungkapkan oleh Dariyo (2007: 92):

Seorang individu tentu menggunakan kemampuan kognitif untuk memecahkan suatu masalah dalam hidupnya, seperti berfikir, merenung, berkonsentrasi, mengingat, mempertimbangkan suatu keputusan, merupakan jenis-jenis aktivitas yang melibatkan kapasitas kognitif untuk mempertahankan hidup dan mengembangkan diri secara optimal.

Dewasa ini sebagaimana dapat disaksikan bersama tuntutan berbagai pihak agar anak menguasai konsep dan keterampilan matematika semakin gencar, hal ini didorong beberapa lembaga Pendidikan Anak Usia Dini untuk mengajarkan pengetahuan matematika secara sporadik dan radikal. Beberapa lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan konsep-konsep matematika yang lebih menekankan pada penguasaan angka dan operasi melalui metode drill dan praktik-praktik paper-pencil test (Sriningsih, 2009 : 2).

(13)

2

dijadikan sebagai tumpuan permasalahan. Peserta didik memerlukan ilmu, maka kewajiban peserta didik harus belajar untuk mendapatkan ilmu tersebut. Tugas guru adalah membimbing agar peserta didik lebih terarah dalam mempelajari suatu ilmu.

Pendidik hendaknya melakukan berbagai strategi belajar misalnya menggunakan permainan untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa. Permainan merupakan suatu selingan pemberian media atau alat peraga yang secara rutin berlangsung di kelas dari hari ke hari. Jean Piaget dalam Nurwindia (2011 : 34).

Permainan membantu membuat suasana lingkungan belajar menjadi menyenangkan, bahagia, santai, namun tetap memiliki suasana yang kondusif. Melalui permainan, siswa dilatih untuk bekerja sendiri, tabah, percaya diri, tidak mudah putus asa, dan pantang menyerah.

Selain itu Jean Piaget juga menyatakan bahwa salah satu dasar proses mental menuju kepada pertumbuhan intelektual adalah dengan permainan, sebab anak-anak tidak akan merasa menghadapi kesukaran apabila diajak dalam bentuk permainan karena permainan memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan dari permaianan diantaranya permainan dirancang untuk bisa menjadikan konsep-konsep yang abstrak menjadi konsep konkrit, dapat dimengerti dan menyenangkan, bisa menarik perhatian anak, memberi motivasi untuk belajar, dan membantu ingatan anak terhadap pelajaran yang diberikan.

(14)

3

permainan himpunan, permainan kalender interaktif, permainan deret angka, permainan mencari pasangan dan menjaring ikan (Sriningsih, 2009)

Permainan lainnya adalah "Book Scavenger Hunt" atau melakukan pencarian dengan buku. Permainan Book Scavenger Hunt adalah permainan mencari sesuatu dengan menggunakan buku sebagai medianya. Permainan Book Scavenger Hunt ini dapat digunakan untuk mempermudah belajar berhitung anak. (NWF, 2010).

(15)

4

Berdasarkan hasil kegiatan pra-siklus dapat dilihat bahwa tujuan dari peningkatan kemampuan berhitung melalui metode atau kegiatan yang dilaksanakan belum mencapai hasil perkembangan yang diharapkan, pada indikator pertama yaitu menyebutkan urutan bilangan 10-20 delapan anak mampu melakukannya dengan baik dan satu orang anak belum mampu melakukannya. Indikator menyebutkan urutan bilangan secara mundur dari 20-10, hanya tiga anak yang mampu melakukannya secara mandiri, tiga anak masih memerlukan bantuan dari guru dan dua anak belum mampu melakukannya, dan pada indikator menyebutkan urutan bilangan sebelum dan sesudah, empat anak mampu melakukannya dengan baik, sedangkan lima anak lainnya masih memerlukan bantuan dari guru.

Kemampuan berhitung anak sebelum diberi tindakan atau pra-siklus berdasarkan persentase kelas dapat diketahui bahwa 11% anak belum mampu melakukan tugas yang telah diberikan oleh guru, dan 33% anak masih memerlukan bantuan dan bimbingan dari guru ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, sedangkan anak yang sudah mampu melakukan tugas secara mandiri sebanyak 56%.

Berdasarkan hasil observasi pra-siklus peneliti sebagai guru merasa perlu untuk merencanakan kegiatan dan merancang kegiatan yang menarik dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak.

Berkenaan dengan permasalahan yang muncul tersebut, maka peneliti memfokuskan kajian dengan judul “Meningkatkan kemampuan berhitung Anak Usia

(16)

5

peneliti akan menggunakan media Book Scavenger Hunt untuk menunjang pembelajaran berhitung anak. Permainan Book Scavenger Hunt dapat digunakan untuk mempermudah belajar berhitung anak. Langkah Permainan Book Scavenger Hunt yaitu anak diminta mencari kata tertentu pada baris tertentu di halaman yang

sesuai dengan intruksi. Misalnya mencari kata Bermain pada halaman 5 dan menghitung jumlah kata "bermain" pada halaman tersebut (NWF, 2010).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan peneliti memfokuskan kajian dengan judul penelitian “Meningkatkan kemampuan berhitung Anak Usia Dini

melalui permainan book scavenger hunt”.

Permainan book scavenger hunt tidak hanya dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa yaitu anak mengkomunikasikan hasil temuan permainan book scavenger hunt pada guru, selain itu juga dapat meningkatkan kemampuan motorik anak, anak dapat membuka dan memasukkan lipatan kertas pada lubang yang ada di buku cerita, permainan ini juga dapat megembangkan imajinasi anak saat anak mendengarkan guru bercerita.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran kurang menarik minat anak untuk belajar berhitung. 2. Metode atau teknik yang digunakan kurang bervariasi sehingga anak merasa

(17)

6

3. Kurangnya penggunaan metode permainan dalam pengenalan berhitung di PAUD Wisana.

C. Rumusan Masalah

Fokus permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan berhitung anak sebelum dilaksanakannya permainan

Book Scavenger Hunt di PAUD Wisana?

2. Bagaimana pelaksanaan permainan Book Scavenger Hunt dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak di PAUD Wisana ?

3. Bagaimana kemampuan berhitung anak di PAUD Wisana setelah dilaksanakannya permainan Book Scavenger Hunt?

4. Apa keunggulan dan kelemahan permainan book scavenger hunt?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan kemampuan berhitung anak sebelum dilaksanakan permainan Book Scavenger Hunt.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan permainan Book Scavenger Hunt dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak.

3. Mendeskripsikan kemampuan berhitung anak sesudah dilaksanakannya permainan Book Scavenger Hunt.

(18)

7

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait diantaranya :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan keilmuan dalam memahami upaya peningkatan kemampuan berhitung di PAUD melalui permainan book scavenger hunt. 2. Manfaat Praktis:

a. Bagi Anak

Memberikan pengalaman dan wawasan baru pada anak dalam meningkatkan kemampuan berhitung.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru dalam memilih permainan yang tepat dan menyenangkan dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak PAUD Wisana.

c. Bagi Kepala Sekolah

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pertimbangan serta rujukan dalam menentukan kebijakan dan program dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengembangan permainan book scavenger hunt dalam peningkatan kemampuan berhitung anak PAUD

(19)

8

F. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun struktur organisasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN

Bab I dalam penelitian ini akan membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan rumusan masalah terkait kemampuan berhitung di PAUD Wisana kelompok B, serta mengenai tujuan, manfaat dan struktur organisasi penulisan skripsi.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Bab II berisikan tentang karakteristik anak usia dini, perkembangan kognitif anak usia dini, tujuan pembelajaran berhitung pada AUD, prinsip-prinsip berhitung, konsep bermain dan permainan, permainan book scavenger hunt, serta penelitian terdahulu.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Bab III akan membahas tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, penjelas istilah, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA

Bab IV ini akan menguraikan tentang temuan hasil penelitian yang di dapat oleh peneliti selama dilapangan, serta pembahasan data.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini diberikan pada anak kelompok B PAUD WISANA yang berlokasi di Jl. Cidadap Girang No. 8 RT/RW 06/05 Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B.

B. Desain Penelitian

Terdapat beberapa model atau desain penelitian tindakan kelas, salah satunya yaitu penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Kemmis & Taggart (1998) dalam (Wiriaatmadja, 2006 : 66), model penelitian tindakan kelas terdiri dari :

1. Identifikasi Masalah

(21)

44

bimbingan dari guru ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, sedangkan anak yang sudah mampu melakukan tugas secara mandiri sebanyak 56%.

2. Perencanaan (planning)

Guru dan peneliti melakukan diskusi untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus pertama, baik itu dari segi media, ataupun cara penyampaian guru dalam kegiatan permainan book scavenger hunt. Setelah itu guru dan peneliti membuat skenario pembelajaran dengan cara membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian), menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran berupa buku cerita, juga menyiapkan pedoman observasi untuk mengamati proses dan hasil tindakan. Adapun Rencana Kegiatan Harian yang akan dilaksanakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Rencana Kegiatan Harian Skenario Tindakan

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

 Guru memimpin anak Upacara Bendera

 Guru memimpin anak untuk berdo’a

 Guru menjawab salam dari anak  Guru mengajak anak bernyanyi

“dikebun binatang”

 Anak melaksanakan Upacara Bendera  Anak berdo’a sebelum belajar

 Anak mengucapkan salam kepada guru

 Anak bernyanyi “di kebun binatang”

sambil bertepuk tangan  Guru menunjukkan gambar-gambar

binatang

 Guru mengadakan aktivitas Tanya jawab seputar “kebun binatang”

 Anak mengamati gambar binatang yang ditunjukkan oleh guru

(22)

45

 Guru meminta perwakilan anak menceritakan tentang pengalamannya di “kebun binatang”

 Anak aktif menceritakan

pengalamannya berkunjung ke kebun binatang

 Guru menginformasikan aktivitas yang akan dilakukan oleh anak

 Anak menyimak informasi tentang aktivitas yang akan dilakukannya  Guru membimbing anak bermain book

scavenger hunt dengan membacakan buku cerita tentang “pergi ke kebun binatang “

 Anak aktif bermain, mendengarkan dan menjawab cerita yang dibacakan oleh guru

 Guru meminta anak untuk berhitung dari 10-20

 Anak berhitung dari 10-20 secara berurutan

 Guru meminta anak menghitung jumlah binatang yang ada pada buku cerita

 Anak menghitung gambar binatang yang ada pada buku cerita

 Guru meminta anak untuk menghitung jumlah burung yang hinggap di pohon

 Anak menghitung jumlah burung yang hinggap di pohon pada buku cerita  Guru bertanya kepada anak “ada 12

burung yang hinggap di pohon, kemudian 5 burung terbang tinggi, berapa sisa burung yang hinggap di pohon?

 Anak menjawab pertanyaan dari guru

 Guru bertanya kepada anak “Burung

yang hinggap di pohon kini ada 7, kemudian hinggap 6 burung di pohon itu, berapa jumlah burung yang ada kini?”

 Anak menjawab pertanyaan dari guru dengan menjumlahkan gambar

 Guru mengobservasi dan menilai (dengan menuliskan nama anak yang menjawab dengan benar)

 Guru membacakan scor yang didapat oleh anak

 Guru meminta anak untuk menilai skor yang didapat oleh dirinya dan teman-temannya

 Guru memotivasi anak untuk belajar lebih baik

 Anak membandingkan scor siapa yang paling banyak

 Anak termotivasi untuk belajar lebih baik

 Guru mengadakan Tanya jawab tentang aktivitas belajar yang telah dilakukan

 Guru membimbing anak untuk menyimpulkan materi yang telah

 Anak aktif menyebutkan aktifitas belajar yang telah dilakukan  Anak menyimpulkan materi yang

(23)

46

dipelajari

 Guru memberikan tugas kepada anak untuk membawa foto atau gambar seputar binatang untuk kegiatan membuat buku secara proyek pada pertemuan selanjutnya

 Anak mengerjakan aktivitas lanjutan dibawah bimbingan orangtua

3. Tindakan (acting)

Peneliti sebagai guru melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya dengan mengacu kepada rencana kegiatan harian (RKH) yang telah dibuat dan disepakati bersama dengan Kepala Sekolah. Peneliti menggunakan catatan lapangan dan dokumentasi guna merekam setiap kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama proses pemberian tindakan sedang berlangsung.

4. Observasi (observing)

(24)

47

5. Refleksi (reflection)

Peneliti sebagai guru beserta kepala sekolah melakukan pengkajian terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan berdasarkan data-data yang sudah terkumpul. Apabila ditemukan masalah pada saat refleksi maka guru melakukan evaluasi dan mencoba untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan tersebut dengan cara membuat perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan dan refleksi ulang untuk di siklus berikutnya, sehingga permasalahan dapat teratasi.

(25)

48

Gambar 3.1

Alur PTK Kemmis & Taggart

C. Metode Penelitian

(26)

49

“Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.”

Manfaat dari penelitian tindakan kelas yaitu membantu guru untuk memecahkan permasalahan yang muncul dikelas serta mencari solusi seputar pembelajaran.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Syaodih (2005) dalam (Nuraidah , 2009 : 43) penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas, sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individual maupun kelompok.

D. Penjelas Istilah

1. Kemampuan Berhitung

(27)

50

2. Permainan Book Scavenger Hunt

Permainan Book Scavenger Hunt adalah permainan mencari sesuatu dengan menggunakan buku sebagai medianya, langkah permainan Book Scavenger Hunt adalah sebagai berikut : guru memberikan buku kepada anak, guru memberikan pertanyaan kepada anak, pertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan tidak langsung, anak menunjukkan hasil temuannya kepada guru, anak yang menang adalah anak yang dapat menjawab pertanyaan dengan tepat dan cepat, guru dan anak mengulangi permainan sampai terlihat siapa yang sering menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat (Nisak, 2011 : 186). Guru merancang dan mempersiapkan “Big Book pop-up” untuk media permainan book scavenger hunt. Buku yang

digunakan adalah buku cerita yang didalamnya memuat tentang perhitungan. Buku ini terdiri dari 18 lembar dengan tiga sub judul yang berbeda. Ukuran dari buku ini yaitu panjang 42 cm dan lebar 30 cm (kertas ukuran A3).

Adapun langkah pelaksanaan kegiatan permainan book scavenger hunt yang disederhanakan dan diadaptasi oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Guru mengatur tempat duduk anak membentuk setengah lingkaran agar semua anak dapat melihat dengan jelas gambar pada buku cerita itu. b. Guru membacakan cerita di halaman pertama.

c. Guru memberikan pertanyaan kepada anak sesuai dengan isi cerita yang telah dibacakan.

(28)

51

e. Guru membacakan kembali cerita pada halaman berikutnya.

f. Guru bertanya kembali kepada anak sesuai dengan isi cerita yang dibacakan.

g. Guru menuliskan nama anak yang menjawab dengan tepat dan cepat. h. Begitu seterusnya sampai cerita selesai di judul pertama.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrument ini mencerminkan juga cara

pelaksanaannya, maka sering juga disebut dengan teknik penelitian (Sanjaya W, 2010 : 84). Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Lembar Pedoman Observasi (Pengamatan)

Lembar observasi (pengamatan) merupakan panduan dalam melakukan penilaian terhadap indicator-indikator dari aspek yang diamati. Indikator-indikator tersebut sudah didaftar dan diatur secara sistematis menurut kategorinya. Bentuk lembar observasi berbentuk caftar cek “ √ ” pada kategori

penilaian. Kategori penilaian terdiri dari “B” untuk anak yang mampu melaksanakan kegiatan tanpa bantuan / mandiri, “C” untuk anak yang melaksanakan kegiatan masih dibantu oleh guru, dan “K” untuk anak yang

(29)

52

Penilaian proses belajar anak difokuskan pada indikator yang diamati sesuai dengan ruang lingkup penelitian.

2. Lembar Pedoman Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan sebagai catatan tambahan apabila terdapat kejadian atau kegiatan yang tidak tercatat dalam lembar observasi. Kejadian atau kegiatan tersebut dapat berupa aktivitas siswa serta permasalahan yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Dokumentasi

(30)

53

[image:30.612.106.535.179.687.2]

F. Proses Pengembangan Instrumen

Tabel 3.2

Proses Pengembangan Istrumen

Varia-bel Indikator Sub Indikator

Teknik Pengum-pulan Data Sumber Data Butir Item Ke- mam-puan Berhi-tung

1. Menyebut urutan bilangan dari 1 sampai 20

a. Anak mampu menyebutkan angka 10-20 secara berurutan

Observasi Anak 1

2. Menyebut urutan bilangan secara mundur dari 20-1

a. Anak mampu menyebutkan angka 20-10 secara berurutan

Observasi Anak 2 3. Menyebutkan

urutan bilangan sebelum dan sesudah (sebelum 2 adalah 1, sesudah 2 adalah 3)

a. Anak mampu menyebutkan bilangan sebelum dan sesudah 8

Observasi Anak

3-5 b. Anak mampu

menyebutkan bilangan sebelum dan sesudah 9

Observasi Anak c. Anak mampu

menyebutkan bilangan sebelum dan sesudah 10

Observasi Anak 4. Membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 10

a. Anak mampu menunjuk dan membilang jumlah burung yang hinggap di pohon dalam buku cerita

Observasi Anak

6-8 b. Anak mampu

menunjuk dan membilang jumlah monyet yang ada dalam buku cerita

(31)

54

c. Anak mampu menunjuk dan membilang jumlah kancil yang ada dalam buku cerita

Observasi Anak

5. Menyebutkan hasil

penambahan sampai 20

a. Anak dapat menyebutkan hasil penambahan 8 burung ditambah 6 burung dalam buku cerita

Observasi Anak 9

6. Menyebutkan hasil

pengurangan sampai 10

a. Anak dapat menyebutkan hasil

pengurangan 12 burung dikurangi 5 burung dalam buku cerita

Observasi Anak

10-11 b. Anak dapat

menyebutkan hasil

pengurangan 10 ayam goreng dikurangi 6 dalam buku cerita

Observasi Anak

G. Teknik Pengumpulan Data

(32)

55

1. Observasi

Menurut Muslihuddin (2009 : 60) observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret sejauh mana efek tindakan setelah mencapai sasaran. Sedangkan menurut Wiriaatmadja (2009 : 114) apabila peneliti sudah menentukan criteria yang akan diamati, maka selanjutnya peneliti tinggal menghitung saja berapa kali jawaban, tindakan atau sikap anak yang sedang diteliti itu ditampilkan.

Observasi ini dilakukan untuk memantau proses dan dampak penerapan permainan book scavenger hunt untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak usia dini di Paud Wisana dengan cara mencatat untuk perbaikan dan untuk merancang tindakan selanjutnya agar efektif dan efisien.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah kegiatan untuk mencatat hasil temuan atau kejadian penting selama proses pembelajaran. Dalam kegiatan ini hasil temuan didiskusikan oleh peneliti bersama guru pendamping setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.

3. Studi Dokumentasi

(33)

56

H. Teknik Analisis Data

Miles and Huberman (1984) dalam (Sugiyono, 2011 : 336), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification, adapun rincian langkah-langkah analisis data yaitu sebagai

berikut:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti computer mini, dengan member kode pada aspek-aspek tertentu.

2. Data Display (Penyajian Data)

[image:33.612.113.531.213.618.2]
(34)

57

Miles and Huberman (1984) dalam (Sugiyono, 2011 : 336) menyatakan “the most frequent from of display data for qualitative research data in the past has been

narrative tex”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

3. Conclusion Drawing/verification (Penarikan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

(35)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian “Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak

Usia Dini Melalui Permainan Book Scavenger Hunt” di kelompok B PAUD Wisana jl. Cidadap Girang No. 8 RT/RW 06/05 Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap Kota Bandung dapat disimpulkan bahwa:

1. Kondisi kemampuan berhitung anak kelompok B PAUD Wisana berdasarkan hasil observasi pra-siklus yang dilakukan terdapat beberapa anak yang belum mencapai indikator kemampuan berhitung anak usia kelompok B. Anak yang belum mampu melakukan kegiatan secara mandiri atau pada kategori (K) yaitu 11%, sedangkan anak yang masih memerlukan bantuan pada saat melakukan kegiatan atau pada kategori (C) yaitu 33%, dan yang sudah mampu melakukan kegiatan secara mandiri atau pada kategori (B) yaitu 56%. 2. Implementasi kegiatan permainan Book Scavenger Hunt untuk meningkatkan

(36)

130

[image:36.612.120.529.206.607.2]

indikator yang sama. Sub indikator pada Siklus I yaitu anak mampu menyebutkan angka 10-20, anak mampu menyebutkan bilangan sebelum dan sesudah 8, anak mampu menunjuk dan membilang jumlah burung yang hinggap di pohon dalam buku cerita, anak dapat menyebutkan hasil penambahan 8 burung ditambah 6 burung dalam buku cerita, anak dapat menyebutkan hasil pengurangan 12 burung dikurangi 5 burung dalam buku cerita. Sub indikator pada siklus II yaitu anak mampu berhitung secara mundur dari 20-10, anak mampu menyebutkan bilangan sebelum dan sesudah 9, anak dapat menyebutkan hasil pengurangan 10 ayam goreng dikurangi 6 dalam buku cerita. Sedangkan pada siklus III sub indikator yang diuji cobakan adalah anak mampu menyebutkan bilangan sebelum dan sesudah 10, anak mampu menunjuk dan membilang jumlah monyet yang ada dalam buku cerita, anak mampu menunjuk dan membilang jumlah kancil yang ada dalam buku cerita. Pada setiap siklus tindakan II diberikan kegiatan menempel gambar dan menuliskan keterangan dibawah gambar, hal ini bermaksud agar anak dapat membuat sendiri media permainan Book Scavenger Hunt.

(37)

131

disimpulkan bahwa permainan Book Scavenger Hunt dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak.

B. REKOMENDASI

Mengacu pada hasil temuan peneliti, peneliti akan mengemukakan beberapa rekomendasi yang diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan Pendidikan Anak Usia Dini. Adapun rekomendasi tersebut antara lain ditujukan bagi:

1. Pihak Sekolah

a. Pihak sekolah dapat menyediakan berbagai macam alat permainan yang dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak. Pihak sekolah juga dapat mempersiapkan daftar permainan yang dapat menunjang pembelajaran berhitung.

b. Pihak sekolah berkoordinasi dengan masyarakat dan orangtua murid untuk mengadakan workshop atau seminar tentang pentingnya meningkatkan kemampuan berhitung sejak usia dini dengan kegiatan yang menyenangkan.

2. Guru

(38)

132

b. Guru juga hendaknya memanfaatkan alat-alat dan media belajar yang ada disekolah, bahkan guru dapat menggunakan barang-barang bekas untuk dikemas menjadi media yang bermanfaat.

c. Dalam kegiatan pembelajaran berhitung, guru hendaknya memberikan tugas sesuai dengan kemampuan anak. Karena kemampuan anak berbeda dalam satu kelas.

d. Bagi guru yang akan menggunakan atau memainkan permainan Book Scavenger Hunt alangkah lebih baik memperhatikan dan mempersiapkan hal-hal sebagai berikut:

i. Saat kegiatan berlangsung guru hendaknya mempersiapkan pertanyaan yang sederhana agar mudah dipahami oleh anak sehingga guru tidak harus mengulang pertanyaan untuk beberapa kali.

ii. Formasi duduk anak diatur menjadi dua atau tiga baris dengan area atau kotak yang masing-masing telah diberi nama anak, sehingga anak tidak keluar dari area atau kotaknya masing-masing. Hal ini akan membuat kegiatan bermain Book Scavenger Hunt menjadi lebih tertib.

(39)

133

3. Peneliti Selanjutnya

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Allen, J. (2007). Inside Words. Stenhouse Publishers.

Asriah, Siti. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berhitung melalui Kegiatan Bermain Alat Musik Perkusi. Skripsi Sarjana pada FIP UPI. Tidak diterbitkan.

Copley, J. (2000). The Young Child and Mathematis. Washington D.C: NAEYC

Dariyo, Agoes. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: Aditama.

Depdiknas. (2004). Kurikulum Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, Jakarta: Media Makmur Maju Mandiri.

Depdiknas. (2007). Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Kognitif di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Kurnianingsih, Tri. (2012). Peningkatan Keterampilan Berhitung Anak Usia Taman Kanak-kanak Melalui Metode Demonstrasi dengan Media Manipulatif.

Skripsi Sarjana pada FIP UPI. Tidak diterbitkan.

Kurniati, Euis. (2010). Main Yuk! (30 Permainan Tradisional Jawa Barat). Bandung.

Masitoh, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta.

(41)

Muslihuddin. (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rizqi Press

Nasuprawoto. (2010). Permainan Berhitung Permulaan. [Online]. Tersedia:

http://nasuprawoto.files.wordpress.com/2010/10/permainan-berhitung-permulaan.pdf [diakses 3 des 2012]

Nisak, Raisatun. (2011). Lebih Dari 50 Game Kreatif Untuk Aktivitas Belajar-Mengajar. Jogjakarta: DIVA Press

Nurwindia, Agnesa. (2011). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Taman Kanak-kanak melalui Pemanfaatan Media Balok Cuisenair. Skripsi

Sarjana pada FIP UPI: tidak diterbitkan.

NWF. (2010). Nature Scavenger Hunt All kids—from toddlers to teens—can become nature detectives. [Online]. Tersedia: http://www.nwf.org/News-and- Magazines/National-Wildlife/Outdoors/Archives/2010/Nature-Scavenger-Hunt.aspx [01 Desember 2011]

Papalia, Diane E. (2009). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana

(42)

Sriningsih Nining. (2009). Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini, Bandung: PT Pustaka Sebelas.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Suharsimi, A. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Tedjasaputra. (2001). Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: PT Grasindo.

Wiriaatmaja, Rochiati. (2009). Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yudha. (2008). (dalam makalah penerapan media bingo untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa kelas v pada mata pelajaran matematika di sd

Gambar

TABEL 3.1 Rencana Kegiatan Harian…………………………………………….
GAMBAR 2.1 Cover media permainan Book Scavenger Hunt………………………….
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Harian
Gambar 3.1  Alur PTK Kemmis & Taggart
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pantai Cermin merupakan objek wisata pilihan utama masyarakat Lubuk Pakam, Medan dan daerah lain yang berada di dekatnya, karena letaknya yang tidak begitu jauh dan akses jalan

PERBANDINGAN PENGARUH SENAM IRAMA LINE DANCE DAN SENAM BODY COMBAT TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMAN 1 BATUJAJAR1. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk itu akan dilakukan prediksi beban listrik jangka pendek untuk 3 tipe hari yaitu hari kerja, hari libur akhir pekan, dan hari libur nasional dengan metode

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) merumuskan teknik penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan kata dan frasa yang terdapat dalam teks bernuansa keagamaan:

[r]

Praksis pembelajaran berorientasi hard skills pada kenyataannya tidak didukung oleh temuan hasil penelitian bahwa faktor yang berperanan penting dalam menentukan

Klasifikasi 6 tutupan penggunaan lahan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui informasi laju perubahan tutupan kelas hutan berdasarkan pengelolaan yang

[r]