• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAWAN DI BANYU PANAS KABUPATEN CIREBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAWAN DI BANYU PANAS KABUPATEN CIREBON."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAWAN DI BANYU PANAS KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Oleh:

Yunita Murti Lestari 1102762

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

(2)

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAWAN DI BANYU PANAS KABUPATEN CIREBON

Oleh

Yunita Murti Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Yunita Murti Lestari, 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN Yunita Murti Lestari

1102762

Pengembangan Fasilitas Wisata Berdasarkan Preferensi Wisatawan di Banyu Panas Kabupaten Cirebon

Disetujui dan disahkan oleh,

Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M. Pd. NIP. 19620512 198703 1 002

Pembimbing II

Rosita, S.S.,M.A NIP. 19781019 200604 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

(4)

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAWAN DI BANYU PANAS

KABUPATEN CIREBON

ABSTRAK

Yunita Murti Lestari 1102762

Banyu Panas merupakan tempat pemandian air panas yang mengadung kandungan belerang dan dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit ringan. Banyu Panas diresmikan pada tanggal 2 Agustus 2010 dan aktivitas wisata yang ditawarkan yaitu pemandian air panas di kolam rendam dan sungai buatan yang telah dilengkapi dengan fasilitas wisata. Pada dasarnya, hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam suatu destinasi wisata yaitu akomodasi, aksesibilitas, infrastruktur dan fasilitas pendukung. Banyu Panas telah diminati banyak wisatawan, akan tetapi setelah tahun pertama pembukaan terjadinya penurunan kunjungan dan saat ini jarang adanya wisatawan yang datang berkunjung ketika siang hari. Hal tersebut dikarenakan kurangnya ketersediaan fasilitas yang disediakan. Oleh karena itu, pengembangan fasilitas perlu diimplementasikan agar tidak terjadinya penurunan kunjungan wisatawan yang lebih banyak.Penelitian ini bertujuan untuk memberikan upaya pengembangan fasilitas. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dengan metode analisis data triangulasi. Populasi dari penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Banyu Panas, sedangkan sampelnya berjumlah 100 orang wisatawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas yang terdapat di Banyu Panas dinilai baik dan juga tidak baik menurut wisatawan. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya pengembangan fasilitas wisata dengan cara mengoptimalkan kualitas fasilitas yang sudah ada dan menyediakan fasilitas-fasilitas baru.

(5)

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DEVELOPMENT OF TOURISM FACILITY BASED ON TOURIST PREFERENCE IN BANYU PANAS

CIREBON REGENCY

ABSTRACT

Yunita Murti Lestari 1102762

Banyu Panas is a place that provide hot water which contained sulfur and believed to cure skin diseases. Banyu Panas inaugurated on August, 2nd 2010 and offer tourism activities such as hot water bathing in a pool and artificial river that has been equipped with tourism facilities. Basically, the things that need to be considered in a tourist destination are accomodation, accessibility, infrastructure, and other support facilities. Banyu Panas has enthused many tourist, but after the first year of the opening, there was a decrease of tourist visits and now rarely the tourists come visiting Banyu Panas when a daytime. That is because the lack of facilities provided. Therefore, the development of facilities should be implemented to avoid decrease more visits. The aim of this reseacrh is to give ideas for tourism facilities development with using descriptive method and qualitative approach. The research instrument is questionnaire with data analysis method is triangulation. Population of this research are tourist who visiting Banyu Panas and the sample are 100 tourists. The results indicate that the facilities in Banyu Panas got scored well and also did not well by preference tourists. So that, development of tourism facilities is needed by optimize the quality of exsiting facilities and also provide new facilities.

(6)

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman :

LEMBAR PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

UCAPAN TERIMA KASIH... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Rumusan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Sistematika Penulisan... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kepariwisataan... 9

1. Pariwisata... 9

2. Wisata dan Wisatawan... 10

3. Daya Tarik Wisata... 12

B. Fasilitas Wisata... 14

C. Pengembangan Pariwisata... 18

D. Pengembangan Kawasan Wisata SPA (Solus Per Aqua)... 20

E. Karakteristik Wisatawan... 28

F. Preferensi... 29

G. Studi Kasus... 30

H. Kerangka Pemikiran... 32

(7)

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode Penelitian... 34

C. Populasi dan Sampel... 34

1. Populasi... 34

2. Sampel... 34

D. Variabel Penelitian... 36

E. Jenis dan Sumber Data... 38

1. Data Primer... 38

2. Data Sekunder... 39

F. Teknik Pengumpulan Data... 39

1. Teknik Pengumpulan Data Primer... 39

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder... 41

G. Uji Validitas dan Reliabilitas... 42

1. Hasil Uji Validitas... 42

2. Hasil Uji Reliabilitas... 43

H. Metode Analisis Data... 44

1. Garis Kontinum... 44

2. Triangulasi... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 47

1. Gambaran Umum Banyu Panas... 47

2. Sejarah Berdirinya Banyu Panas... 48

3. Pengelolaan Banyu Panas... 49

4. Kondisi Aktual Fasilitas Banyu Panas... 52

B. Karakteristik Wisatawan Banyu Panas... 65

1. Aspek Geografis... 65

2. Aspek Demografis... 66

3. Aspek Perilaku... 69

4. Aspek Psikografis... 71

C. Penilaian Wisatawan Terhadap Fasilitas Wisata di Banyu Panas... 72

1. Penilaian Aksesibilitas dan Transportasi di Banyu Panas.. 73

(8)

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Penilaian Fasilitas Pendukung di Banyu Panas... 83

4. Rekapitulasi Penilaian Wisatawan Terhadap Fasilitas Wisata... 96

D. Rekapitulasi Preferensi Wisatawan Terhadap Fasilitas Wisata. 98

E. Upaya Pengembangan Fasilitas Wisata di Banyu Panas... 99

1. Pengembangan Akomodasi di Banyu Panas... 100

2. Pengembangan Aksesibilitas dan Transportasi di Banyu Panas... 101

3. Pengembangan Infrastruktur di Banyu Panas... 103

4. Pengembangan Fasilitas Pendukung di Banyu Panas... 106

F. Pembahasan... 113

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan... 116

B. Rekomendasi... 116

DAFTAR PUSTAKA... 119

LAMPIRAN... 121

(9)

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Cirebon merupakan suatu wilayah di Provinsi Jawa Barat yang letaknya di lintas jalur utara Pulau Jawa dengan luas wilayah administrasi 990,36 km² yang terdiri dari 40 kecamatan, 412 desa dan 12 kelurahan dan menjadi wilayah perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Letak geografis Kabupaten Cirebon berada pada posisi 108˚40’–108˚48’ Bujur Timur dan 6˚30’–7˚00’ Lintang Selatan. Jarak tempuh untuk mencapai Kabupaten Cirebon yaitu 270 Km dari arah Kota Jakarta dan 130 Km dari arah Kota Bandung.

(10)

2

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1

Data Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Cirebon Tahun 2010-2013 Tahun Jenis Wisatawan Jumlah Kunjungan

Wisatawan

2010 Mancanegara 159

Nusantara 483.521

2011 Mancanegara 175

Nusantara 587.517

2012 Mancanegara 136

Nusantara 583.008

2013 Mancanegara 1913

Nusantara 795.462

Sumber: Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Cirebon (2014)

Berdasarkan Tabel 1.1, terdapatnya suatu peningkatan kunjungan wisatawan yang siginifikan baik dari wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara dari tahun ke tahun ke Kabupaten Cirebon. Dan jumlah wisatawan nusantara lebih banyak dibandingkan dengan wisatawan mancanegara. Wisatawan yang mengunjungi Kabupaten Cirebon smemiliki tujuan wisata yang berbeda-beda. Berikut uraian daya tarik wisata yang berada di Kabupaten Cirebon disusun berdasarkan jumlah kunjungan tertinggi hingga terendah dari tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Daya Tarik Wisata di Kabupaten Cirebon

Daya Tarik Wisata Jumlah Wisatawan yang Berkunjung

Makam Sunan Gunung Jati 1.750.536

Banyu Panas 332.864

Batik Trusmi 230.395

(11)

3

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Makam Syekh Magelung Sakti 52.498

Kura-kura Belawa 5015

Sumber: Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Cirebon (2012)

(12)

4

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.3

Data Kunjungan Wisatawan ke Banyu Panas

Tahun Jumlah

2010 12.685

2011 119.864

2012 90.407

2013 94.168

2014 96.391

Sumber: Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Cirebon (2014)

Diresmikannya Banyu Panas sebagai daya tarik wisata merupakan upaya pertanggung jawaban PT. Indocement terhadap pemerintah atas eksploitasi lingkungan Gunung Kromong. Oleh karena itu, dalam bentuk CSR (Corporate Social Resposibility) PT. Indocement melakukan kerja sama dengan Pemda Kabupaten Cirebon, untuk mengelola dan mengembangkan Banyu Panas. Pengembangan yang telah dilakukan oleh pihak pengelola yaitu pembangunan produk serta fasilitas penunjang yang diperuntukkan untuk wisatawan yang berkunjung. Koperasi PT. Indocement dibawah naungan PT. Indocement merupakan pihak resmi sebagai pengelola operasional Banyu Panas. Pengadaan kelengkapan seperti fasilitas, keamanan, kebersihan, dan SDM operasional, semuanya berada di bawah naungan Koperasi PT. Indocement yang memiliki seksi unit usaha tersendiri.

(13)

5

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan lain yang bisa dilakukan wisatawan selain mandi air panas. Kelengkapan fasilitas untuk wisatawan pun masih terbilang kurang padahal fasilitas di destinasi wisata merupakan salah satu komponen penting untuk membuat wisatawan lebih banyak datang, lebih lama tinggal, lebih banyak mengeluarkan uangnya di tempat yang dikunjungi (Yoeti, 1996: 9).

Dengan luas wilayah Banyu Panas 20.000 m² danmasih banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan, Banyu Panas berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut khususnya pada aspek fasilitas wisata sebagai penunjang kebutuhan wisatawan agar wisatawan dapat lebih lama menghabiskan waktunya di Banyu Panas dan dapat melakukan aktivitas selain pemandian air panas. Pada dasarnya pengelola Banyu Panas merencanakan pembangunan fasilitas lainnya yang didasarkan adanya penurunan kunjungan wisatawan. Pembangunan fasilitas tambahan itu bertujuan untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan yang berkunjung dan yang lebih khususnya agar di siang hari Banyu Panas tetap dikunjungi oleh wisatawan. Tetapi rencana tersebut belum diimplementasikan oleh pihak pengelola, karena masih adanya pertimbangan terkait fasilitas yang memang dibutuhkan oleh wisatawan serta dapat meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung.

Bedasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian, terkait analisis kebutuhan wisatawan terhadap fasilitas yang hasilnya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menyelesaikan permasalahan yang dimiliki Banyu Panas. Adapun judul penelitian ini yaitu “Pengembangan Fasilitas Wisata Berdasarkan Preferensi Wisatawan di Banyu Panas Kabupaten Cirebon

B. Identifikasi Masalah

(14)

6

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Panas itu sendiri. Kunjungan wisatawan relatif fluktuasi. Hanya pada tahun pertama saja terdapatnya peningkatan signifikan, tetapi pada tahun selanjutnya terdapat penurunan kunjungan. Pengelola menjelaskan bahwa saat ini Banyu Panas jarang dikunjungi oleh wisatawan ketika siang hari. Untuk mengantisipasi penurunan yang lebih banyak lagi, maka pengelola berencana melakukan pengembangan fasilitas wisata yang diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan. Fasilitas wisata yang ingin diadakan tersebut berdasarkan kebutuhan wisatawan.

C. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka hal mendasar dari permasalahan yang dimiliki Banyu Panas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi fasilitas wisata di Banyu Panas Kabupaten Cirebon?

2. Bagaimana penilaian wisatawan terhadap kondisi fasilitas wisata di Banyu Panas Kabupaten Cirebon?

3. Bagaimana upaya pengembangan fasilitas wisata berdasarkan preferensi wisatawan di Banyu Panas Kabupaten Cirebon?

D. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi kondisi fasilitas wisata di Banyu Panas Kabupaten Cirebon.

2. Mengidentifikasi penilaian wisatawan terhadap kondisi fasilitas wisata di Banyu Panas Kabupaten Cirebon.

3. Menganalisis upaya pengembangan fasilitas wisata berdasarkan preferensi wisatawan di Banyu Panas Kabupaten Cirebon.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yang terkait baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya :

(15)

7

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi pengetahuan mengenai ilmu kepariwisataan dan sebagai referensi untuk penelitian sejenis dalam upaya pengembangan Banyu Panas.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Pemerintah, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan bahan pertimbangan untuk mengimplementasikan pengembangan Banyu Panas secara optimal.

b. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai daya tarik wisata yang berada dekat dengan wilayah kehidupan masyarakat sehingga adanya ketertarikan untuk berkontribusi dalam menjaga aset-aset yang berpotensi dapat dikembangkan.

c. Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi hasil nyata pengaplikasian teori-teori yang telah didapatkan selama perkuliahan mengenai pengembangan suatu daya tarik wisata.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan ini terdiri atas 5 (lima) bab yaitu sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini menguraikan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan teori-teori yang relevan sebagai landasan dalam penelitian serta kerangka pemikiran dalam menyusun penelitian ini.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan lokasi penelitian, metode penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, instrumen penelitian dan metode analisis data.

(16)

8

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab ini menguraikan pembahasan hasil penelitian berdasarkan teori dan data yang diperoleh dari penelitian.

BAB V Kesimpulan dan Saran

(17)

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu Banyu Panas yang berlokasi di Desa Palimanan Barat Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon dan berada di jalan utama perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah. Untuk mencapai lokasi Banyu Panas dapat ditempuh dengan jarak 16 km dari pusat Kota Cirebon ke arah Kota Bandung atau dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.

Banyu Panas ini lokasinya terdapat dalam komplek pabrik PT. Indocement dan berada di bawah kaki Gunung Kromong yang notabene merupakan gunung kapur. Pemerintah Daerah dan PT. Indocement bekerja sama untuk mengelola Banyu Panas ini sebagai daya tarik wisata. Banyu Panas ini merupakan sebuah tempat pemandian air panas yang mengandung belerang serta dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit ringan. Luas lokasi Banyu Panas yaitu 2 Ha. Dengan diresmikannya Banyu Panas ini, wisatawan umum dapat mengunjungi tempat ini setiap harinya yang dibuka pada pukul 06.00 - 18.00 WIB baik untuk terapi kesehatan maupun untuk hanya sekedar bersantai menikmati keindahan pemandangan Gunung Kromong.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Banyu Panas

(18)

34

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan metode berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau metode interpretive karena data hasil penelitian berkenaan dengan interpretasi. Penelitian dilakukan pada objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh penulis. Penelitian kualitatif bersifat holistik, maka dalam melihat hubungan antar variabel pada objek lebih bersifat interaktif yaitu saling memperngaruhi. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, data yang pasti dibalik data yang tampak. Instrumennya adalah orang dan teknik pengumpulan data bersifat triangulasi. Analisis data berdasarkan fakta-fakta. Menurut Sugiyono (2014: 35), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel lain.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 80). Bedasarkan pengertian tersebut, penulis menentukan populasi yang akan diteliti yaitu wisatawan yang berkunjung ke Banyu Panas.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014: 81). Bedasarkan penjelasan tersebut, populasi yang telah ditentukan sebagai objek penelitian yaitu wisatawan Banyu Panas akan lebih dikerucutkan lagi menjadi beberapa objek sampel dikarenakan ketidakmungkinan penulis yang harus meneliti semua yang ada dalam populasi. Setiap objek yang menjadi sampel mempunyai peluang yang sama dan apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Sampel yang diteliti bersifat representatif (mewakili).

(19)

35

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk menentukan minimal jumlah sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi telah digunakan. Perhitungan Rumus Slovin untuk menentukan jumlah sampel adalah sebagai berikut :

Keterangan :

N = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

E = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir atau diinginkan dan ditetapkan sebesar 10%.

Pada penelitian ini, penulis menentukan jumlah N sebagai populasi bedasarkan jumlah kunjungan wisatawan Banyu Panas pada tahun 2014 yaitu jumlah 96.391 wisatawan. Dan perhitungan penentuan jumlah sampel dengan menggunakan Rumus Slovin adalah sebagai berikut :

(20)

36

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah fasilitas wisata di Banyu Panas. Menurut Sunaryo (2013: 31), fasilitas wisata berfungsi untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan selama melakukan kegiatan wisata. Fasilitas wisata terbagi menjadi fasilitas umum dan fasilitas pendukung. Penulis menentukan sub-variabel dari fasilitas wisata di suatu destinasi wisata adalah sebagai berikut :

1. Akomodasi,

2. Aksesibiltas dan Transportasi, 3. Infrastruktur,

4. Fasilitas pendukung.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Sub-Variabel Dimensi Indikator Skala

Fasilitas Wisata (Sunaryo, 2013: 29-31)

Akomodasi Penginapan Tingkat kebutuhan

penginapan. Ordinal

Aksesibilitas dan Transportasi

Akses Masuk

Tingkat kemudahan akses masuk wisatawan menuju lokasi.

Ordinal Tingkat kebutuhan

pembangunan jalan aspal. Gerbang

Masuk

Tingkat kualitas pelayanan di gerbang masuk utama.

Tempat Parkir

Tingkat ketersediaan lahan parkir.

Tingkat kebutuhan tempat parkir yang lebih luas. Transportasi

dalam destinasi wisata.

Tingkat kebutuhan transportasi untuk menuju ke lokasi.

Infrastruktur

Pasokan Air Bersih

Tingkat ketersediaan air bersih.

Ordinal Jaringan

Listrik

Tingkat ketersediaan jaringan listrik.

Peribadatan Tingkat kenyamanan tempat peribadatan

Pos Kesehatan

(21)

37

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keamanan

Tingkat ketersediaan pembatas keamanan lokasi. Tingkat kebutuhan pembatas keamanan lokasi.

Toilet/WC Tingkat kenyamanan Toilet/WC. Fasilitas Pendukung Pusat Informasi Wisata

Tingkat kemudahan wisatawan mendapatkan informasi.

Ordinal Tingkat kebutuhan

pengadaan media informasi yang resmi.

Rambu Wisata

Tingkat ketersediaan rambu wisata.

Rumah Makan

Tingkat kenyamanan warung makanan.

Tingkat kebutuhan warung makanan yang nyaman. Tingkat kebutuhan restoran.

Fasilitas Perbelanjaan

Tingkat kebutuhan toko perbelanjaan.

Tingkat kebutuhan toko cinderamata.

Informasi Geothermal

Tingkat kebutuhan informasi pengetahuan mengenai geothermal.

Kolam Rendam

Tingkat kenyamanan kolam rendam.

Kolam Air Dingin

Tingkat kebutuhan kolam air dingin.

Kamar Rendam

Tingkat kebutuhan kamar rendam.

Ruang Sauna Tingkat kebutuhan ruang sauna.

Ruang Ganti Pakaian.

Tingkat ketersediaan ruang ganti.

Kamar Bilas

Tingkat kenyamanan kamar bilas.

Loker Penitipan Barang.

Tingkat ketersediaan loker.

Keselamatan

(22)

38

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Area Publik Tingkat kenyamanan area publik.

Gazebo Tingkat ketersediaan gazebo. Taman

Bermain Anak

Tingkat kebutuhan taman bermain anak.

Panggung pertunjukkan

Tingkat kebutuhan panggung pertunjukkan.

Tempat Duduk

Tingkat kebutuhan tempat duduk dalam lokasi.

Kebersihan Tingkat ketersediaan tempat sampah.

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis (2015). E. Jenis dan Sumber Data

Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan informasi data untuk penelitian ini. Jenis data dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Adapun penjelasan data-data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Sugiyono (2014: 137) menjelaskan bahwa sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Untuk mendapatkan data primer secara langsung yang berkaitan dengan Banyu Panas, penulis melakukan sebuah wawancara bersama dengan pengelola Banyu Panas yaitu Koperasi PT. Indocement serta menggunakan kuesioner yang diberikan kepada wisatawan Banyu Panas sebagai responden untuk menjawab atau memberikan nilai terhadap pertanyaan/pernyataannya yang tertulis di kuesioner tersebut.

Tabel 3.2 Data Primer

No. Jenis Data Sumber Data

1. Kondisi fisik Banyu Panas. Pengelola Banyu Panas 2. Penilaian wisatawan terhadap kondisi

fasilitas wisata di Banyu Panas.

Kuesioner

3. Preferensi wisatawan mengenai pengembangan fasilitas wisata di Banyu Panas.

Kuesioner

(23)

39

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Data Sekunder

Sugiyono (2014: 137) menjelaskan bahwa sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari hasil penelitian serupa yang telah dilakukan oleh penulis sebelumnya. Dan juga dapat berasal dari studi literatur yang berkitan dengan penelitian pengembangan fasilitas.

Tabel 3.3 Data Sekunder

No. Jenis Data Sumber Data

1. Profil Banyu Panas Dinas Pariwisata Kab. Cirebon

2. Data jumlah kunjungan wisatawan ke Banyu Panas

Dinas Pariwisata Kab. Cirebon

3. Rencana Pengembangan Banyu Panas BAPPEDA Kab. Cirebon Sumber: Hasil Pengolahan Penulis (2015).

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder dengan uraian sebagai berikut :

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer dilakukan penulis langsung di kawasan Banyu Panas dan juga kepada wisatawan yang berkunjung ke Banyu Panas. Adapun teknik yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Observasi

(24)

40

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penulis ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila penulis ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2014: 137). Dengan melakukan sesi tanya jawab dengan pengelola Banyu Panas, penulis mendapatkan data dan informasi akurat yang tidak teramati di lapangan.

c. Kuesioner

Sugiyono (2014: 142) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila penulis tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapakan dari responden. Kuesioner merupakan teknik yang cocok digunakan bila responden cukup besar.

Skala pengukuran kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Skala Likert. Skala Likert dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Fenomena sosial ini ditetapkan oleh penulis, yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian. Dengan skala ini, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator ini dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2014: 93). Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain :

(25)

41

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk keperluan analisis, maka jawaban itu dapat diberi skor sebagai berikut :

Tabel 3.4

Kategori Skala Likert

Jawaban Nilai

Sangat setuju/Selalu/Sangat baik 4

Setuju/Sering/Baik 3

Tidak setuju/Hampir tidak pernah/Tidak baik 2

Sangat tidak setuju/ Tidak pernah/Sangat tidak baik 1

Sumber: Sugiyono, 2014.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder dapat berupa pengumpulan dokumen, catatan, atau gambar baik dalam bentuk soft copy atau hard copy. Data yang dikumpulkan disesuaikan dengan kebutuhan penulis yang berkaitan dengan penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data sekunder adalah sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mencari data yang dapat diperoleh melalui buku, literatul, catatan, atau penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

b. Studi Dokumentasi

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penulis melakukan kajian data melalui media berupa gambar atau dokumen lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Media gambar tersebut diharapkan dapat melengkapi dan mendukung kebenaran data-data. c. Pencarian Data Melalui Internet

(26)

42

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Ghozali (2013: 52) menjelaskan bahwa Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya kuesioner. Pernyataan dalam kuesioner dinyatakan valid jika mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai r hitung di tabel Correlations pada total nilai Pearson Correlation untuk setiap

indikator variabel dengan nilai r tabel. Dengan jumlah (n) yaitu jumlah sampel dan taraf signifikan sebesar 5%, maka nilai r tabel dalam penelitian ini adalah 0,361. Bila r hitung > r tabel maka pernyataan dalam kuesioner tersebut dapat dikatakan valid tetapi jika r hitung ≤ r tabel maka pernyataan dalam kuesioner tersebut dinyatakan tidak valid.

1. Hasil Uji Validitas

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan yaitu fasilitas wisata. Untuk mengukur valid atau tidaknya variabel yang digunakan dalam kuesioner, penulis menggunakan program SPSS 16.0. Adapun hasil uji validitas variabel fasilitas wisata adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Fasilitas Wisata

No. Pernyataan r hitung r tabel Ket.

1. Kemudahan akses masuk menuju lokasi. 0,434 0,361 Valid

2. Kualitas pelayanan di gerbang masuk. 0,693 0,361 Valid

3. Kapasitas tempat parkir. 0,638 0,361 Valid

4. Ketersediaan pasokan air bersih. 0,495 0,361 Valid

5. Ketersediaan jaringan listrik. 0,697 0,361 Valid

6. Kenyamanan mushola. 0,414 0,361 Valid

7. Kelengkapan alat kesehatan. 0,779 0,361 Valid

8. Ketersediaan fasilitas pembatas keamanan

lokasi. 0,624 0,361 Valid

9. Kondisi Toilet/WC. 0,430 0,361 Valid

10. Kemudahan akses informasi lokasi

melalui media. 0,450 0,361 Valid

11. Ketersediaan rambu wisata. 0,544 0,361 Valid

(27)

43

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13. Kondisi kolam rendam air panas. 0,866 0,361 Valid

14. Kondisi ruang ganti pakaian. 0,578 0,361 Valid

15. Kondisi kamar bilas. 0,531 0,361 Valid

16. Ketersediaan loker penitipan barang. 0,760 0,361 Valid

17. Tersedianya fasilitas keselamatan mandi

air panas. 0,779 0,361 Valid

18. Kondisi area publik. 0,732 0,361 Valid

19. Tersedianya gazebo. 0,766 0,361 Valid

20. Tersedianya tempat sampah. 0,731 0,361 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis (2015)

Berdasarkan hasil uji validitas variabel fasilitas wisata yang disajikan pada Tabel 3.5 dapat diketahui bahwa setiap indikator yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan valid karena nilai r hitung yang diperoleh menggunakan program SPSS 16.0 lebih besar dari nilai r tabel (0,361).

2. Hasil Uji Reliabilitas

Ghozali (2013: 47) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator-indikator dari variabel. Kuesioner dapat dinyatakan reliabel jika jawaban dari seseorang terhadap indikator tersebut adalah konsisten dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan yaitu uji reliabilitas One Shot atau pengukurannya hanya sekali saja. Untuk mengukur reliabilitas indikator-indikator dalam kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan program SPSS 16.0 yang dapat menjabarkan nilai uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha (α) > 0,70. Adapaun hasil uji reliabilitas variabel fasilitas wisata adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Hasil Uji Realibilitas Fasilitas Wisata

No. Variabel Cσ hitung Cσ minimal Keterangan

1. Fasilitas Wisata 0,919 0,70 Realibel

(28)

44

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil uji reliabilitas variabel fasilitas wisata yang disajikan pada Tabel 3.6 dapat diketahui bahwa variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan realibel atau instrumen penelitian yang digunakan dapat memenuhi syarat karena perhitungan nilai Cronbach Alpha (α) yang diperoleh menggunakan program SPSS 16.0 lebih besar dari 0,70.

H. Metode Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2014: 244). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Garis Kontinum

Pengukuran setiap indikator variabel dalam penelitian ini yaitu menggunakan Skala Likert dengan setiap jawaban didistribusikan ke dalam kategori yang berbeda. Untuk menjabarkan hasil pengukuran ke dalam suatu kategori yaitu mengenai penilaian wisatawan terhadap fasilitas wisata di Banyu Panas, penulis menggunakan garis kontinum . Di dalam garis kontinum tersebut, setiap kategori dibatasi dengan kelas interval. Adapun perhitungan garis kontinum tersebut adalah sebagai berikut :

a) Nilai Indeks Maksimum = skala tertinggi X jumlah indikator X responden b) Nilai Indeks Minimum = skala terendah X jumlah indikator X responden c) Jarak Interval = (nilai maksimum – nilai minimum)

Jumlah kategori

(29)

45

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2 Garis Kontinum Sumber: Sugiyono (2015). Keterangan :

a = Nilai Indeks Minimum b,c,d = Jarak Interval

e = Nilai Indeks Maksimum

2. Tiangulasi

Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the sufficiency of the data according to the covergence of multiple data sources or multiple data collection procedurs. Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Terdapat tringulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu (Sugiyono, 2013: 273). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

a) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data dari ketiga sumber tersebut tidak bisa dirata-ratakan tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda dan mana yang spesifik dari ketiga sumber data tersebut. Data yang dianalisis oleh penulis sehingga menghasilkan kesimpulan berdasarkan kesepakatan (member check) dengan tiga sumber data tersebut.

b) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan teknik wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner.

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Baik Sangat Baik

(30)

46

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Triangulasi Waktu

Untuk pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

(31)

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian penulis di Banyu Panas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan variabel penelitian dan data-data internal Banyu Panas yang diperoleh dari pengelola dan Pemerintah Daerah serta pembahasan variabel penelitian yang dikaitkan dengan teori mengenai Pengembangan Fasilitas Wisata Berdasarkan Preferensi Wisata, maka penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Banyu Panas merupakan tempat pemandian air panas yang dapat dilakukan di kolam rendam dan sungai buatan serta telah dilengkapi fasilitas wisata seperti aksesibilitas, infrastruktur, dan fasilitas penunjang aktivitas mandi air panas yang dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada wisatawan. 2. Wisatawan memberikan penilaian baik dan tidak baik terhadap fasilitas

wisata yang tersedia di Banyu Panas. Beberapa fasilitas terdapat penilaian tidak baik dari wisatawan seperti akses masuk, pagar pembatas keamanan lokasi, dan warung makanan. Rekapitulasi hasil penilaian fasilitas wisata dari wisatawan yaitu 67,96% dari kategori sangat baik dan hasil penelitian pengembangan fasilitas yang paling diperlukan wisatawan yaitu pengembangan warung makanan, akses masuk, dan fasilitas keamanan lokasi serta pembangunan taman bermain anak.

3. Upaya pengembangan fasilitas wisata yang didasarkan pada keinginan pengelola dan Pemerintah Daerah dapat diimplementasikan karena masih terdapatnya lahan-lahan kosong yang mendukung pengadaan fasilitas wisata yang dapat disesuaikan dengan preferensi wisatawan.

(32)

117

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, penulis mengajukan beberapa rekomendasi yang didasarkan atas hasil temuan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

[image:32.595.155.479.120.726.2]

1. Pengelola membangun fasilitas wisata yang belum ada di Banyu Panas dan mengadakan pembenahan atau perbaikan terhadap fasilitas yang sudah ada namun kualitasnya tidak baik. Adapun pengembangan fasilitas yang sebaiknya diprioritaskan berdasarkan hasil penelitian preferensi wisatawan terhadap pengembangan fasilitas wisata di Banyu Panas adalah sebagai berikut :

Tabel 5.1

Pengembangan Fasilitas Umum

No. Pengembangan Fasilitas

1. Pembangunan jalan aspal menuju lokasi.

2. Pembangunan pagar pembatas keamanan lokasi. 3. Perluasan area parkir.

4. Penyediaan transportasi dalam menuju lokasi. 5. Pengadaan penginapan.

[image:32.595.189.472.505.723.2]

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis (2015) Tabel 5.2

Pengembangan Fasilitas Pendukung

No. Pengembangan Fasilitas

1. Pembangunan warung makanan yang nyaman. 2. Pengadaaan taman bermain anak.

3. Penyediaan tempat duduk di area publik. 4. Pembangunan kolam air dingin.

5. Penyediaan media infomasi pengetahuan manfaat geothermal.

(33)

118

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9. Pengadaan panggung pertunjukkan. 10. Pengadaan restoran.

11. Pembuatan media informasi resmi. 12. Pembangunan ruang sauna.

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis (2015)

[image:33.595.198.470.80.184.2]

2. Mengoptiomalkan pemeliharaan kualitas fasilitas yang sudah ada dengan menyusun jadwal pemeliharaan yang konsisten dan terstruktur. Adapun contoh tabel ceklis pengecekan fasilitas secara berkala yang dilakukan setiap harinya dalam satu bulan adalah sebagai berikut :

Tabel 5.3

Jadwal Pengecekan Fasilitas

No Tanggal

Jenis Fasilitas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst

1. 2. 3. 4. dst.

Sumber: Hasil Pengolahan Penulis (2015)

3. Melakukan upaya pemasaran melalui media sosial dan juga melakukan kerja sama dengan perusahaan media yang dapat mempromosikan Banyu Panas.

4. Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon mengimplementasikan program-program pengembangan kepariwisataan Kabupaten Cirebon baik dari segi pelaksanaannya, pembiayaannya, hingga pemasarannya.

(34)

Yunita Murti Lestari, 2015

PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Andari, Leni (2014). Pengembangan Fasilitas Di Kawasan Wisata Rekreasi Alam Maribaya Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan. Skripsi. Manajemen Resort dan Leisure, Universitas Pendidikan Indonesia. Baud-Bovy, M dan Lawson F (1998). Tourism and Recreation, Handbook of

Planning and Design. Oxford: Architectural Press.

Ghozali, Imam (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro.

Gold, Seymour M (1980). Recreation, Planning and Design. New York: Mc Graw Hill Book Company.

Lancaster, Roger (1983). Recreation , Park and Open Space Standards, and Guidelines. New York: A National Recreation and Park Association Publication.

Marpaung, Happy (2002). Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta. Pitana, I Gde dan Surya Diarta, I Ketut (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata.

Yogyakarta: Andi.

Pendit, N.S. (2003). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Perjanjian Pembangunan dan Pengelolaan Obyek Wisata Banyu Panas Nomor 041/Agr-ITP/CRB/VIII/10 Nomor 21 Tahun 2010.

Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2013. Sastrayuda, Gumelar S (2010). Handout Mata Kuliah Concept Resort and

Leisure, Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Resort and Leisure. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono (2014). Metode Penelitian Kauntitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunaryo, Bambang (2013). Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media. Suwantoro, Gamal (1997). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

(35)

120

Yoeti, Oka A (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa

Yoeti, Oka A (2008). Perencanaan & Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya Paramita.

Kutipan Sumber Lain:

Admin. (2013). Contoh Makalah Objek Daya Tarik Wisata. [Online]. Tersedia: http://ipittourism.blogspot.com/2013/12/contoh-makalah-objek-daya-tarik-wisata.html [ 20 Februari 2015]

Admin. (2012). Manfaat Mandi Air Panas. [Online]. Tersedia: http://bigsmiletravel.blogspot.com/2012/06/7-manfaat-berendam-air-panas-belerang.html [ 25 Februari 2015]

Admin. (2012). Kriteria Fasilitas. [Online]. Tersedia: http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_mrl_0807178_chapter2(2).pdf [ 26 Maret 2015]

Admin. (2008). Preferensi Konsumen. [Online]. Tersedia: http://eprints.uns.ac.id/3750/1/77111507200905051.pdf [ 10 April 2015]

Admin. (2011). Atraksi Wisata Kabupaten Cirebon. [Online]. Tersedia:

http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/disc-det.php?id=7&lang=id [ 7 Mei 2015]

Gambar

Tabel 1.2
Tabel 1.3
Gambar 3.1 Peta Lokasi Banyu Panas
Tabel 3.2 Data Primer
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai studi menunjukkan bahwa penambahan agonis beta-2 kerja lama inhalasi (salmeterol atau formoterol) pada asma yang tidak terkontrol

Alih wahana novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono ke dalam film Hujan Bulan Juni karya Hestu Saputra atau yang lebih dikenal dengan istilah

Semakin besar jumlah sirip yang dipasang didapatkan nilai efesiensi tungku yang semakin rendah, ini disebabkan udara yang tersedia dalam tungku akan semakin kecil seiring

Marker adalah pola yang dibuat dalam bentuk gambar yang telah dicetak yang digunakan untuk menginisialisasikan sebuah objek pada saat streaming kamera.. Marker

Konsentrasi larutan campuran 10 ppm Sedangkan untuk larutan campuran 10 ppm, efektifitas penyerapan arang aktif terhadap logam Cd menjadi 0% tetapi untuk logam Pb dan Cu

Dari hasil penelitian ini baik pada pengamatan bulan pertama maupun kedua, didapatkan semua subjek pada kelompok lama cuti bersalin < 2 bulan masih memberi ASI, sedangkan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perangkat lunak multimedia interaktif tiga dimensi untuk kawasan kebun binatang ini dapat memberikan informasi mengenai kawasan

tanda atau surat keterangan (pernyataan tertulis atau tercetak dari orang yang berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti kepemilikan atau suatu