• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang solid dan berkontribusi lebih, maka niscaya kemajuan yang diharapkan oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. yang solid dan berkontribusi lebih, maka niscaya kemajuan yang diharapkan oleh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Peran Litbang (Penelitian dan Pengembangan) dewasa ini sangat penting dalam mendukung dan memajukan suatu daerah. Tanpa suatu Lembaga Litbang yang solid dan berkontribusi lebih, maka niscaya kemajuan yang diharapkan oleh daerah akan lebih lamban dan jauh dari harapan, dibandingkan dengan yang telah memiliki peranan Litbang yang baik dalam tata kepemerintahan daerahnya. Sebagai salah satu daerah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) pun telah memiliki Lembaga Litbang yang diharapkan melalui riset dan implementasinya, dapat mendukung kemajuan dan memberikan kontribusi yang berarti untuk kesejahteraan daerah.

Provinsi NTT dengan berbagai permasalahan yang dihadapi, seperti masih cukup tingginya angka kemiskinan, tingkat kesejahteraan masyarakat yang rendah; tetapi dengan berbagai potensi yang masih bisa dikembangkan, maka membutuhkan suatu lembaga Litbang yang bisa memberikan peranan besar dalam melihat persoalan tersebut dan memberikan alternatif-alternatif jawaban untuk kesejahteraan daerah. Gubernur NTT sendiri mengakui masih ada keunggulan lokal yang belum dikembangkan secara maksimal dan ini merupakan tanggung jawab semua elemen atau komponen, termasuk yang bergerak di bidang kelitbangan (Buana News: 2012). Chaidir, Sekretaris Dewan Riset Nasional,

(2)

dalam artikelnya pada tahun 2013 menerangkan bahwa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 Bidang Iptek diuraikan bahwa strategi pembangunan Iptek dilaksanakan melalui dua prioritas pembangunan, yaitu: (1) Penguatan Sistem Inovasi Nasional (SIN) yang berfungsi sebagai wahana pembangunan Iptek menuju visi pembangunan Iptek dalam jangka panjang; dan (2) Peningkatan Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek (P3 Iptek) yang dilaksanakan sesuai dengan arah yang digariskan dalam RPJPN 2005-2025. LembagaLitbang merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dapat sangat mendukung terwujudnya penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) dan untuk mendukung terlaksananya Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Provinsi NTT sebagai daerah yang berada di dalam koridor V Bali dan Nusa Tenggara, dengan keunggulan terutama pada sektor perikanan, peternakan, dan pariwisata; serta memiliki peran utama sebagai pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional, maka tentunya membutuhkan kelembagaan Litbang dengan fungsi yang dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut.

Sebelum tahun 2001, lembaga Litbangda Provinsi NTT merupakan sebuah Bidang yang berada di Bappeda Provinsi NTT. Pada tahun 2001, lembaga Litbang berdiri sendiri dan menjadi sebuah Badan yang mempunyai tugas untuk menjalankan fungsi kelitbangan bagi Pemerintah Provinsi NTT. Pada tahun 2008 dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 dan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi NTT Nomor 11 Tahun 2008, Badan Litbang kemudian menjadi sebuah Bidang pada Badan Diklat dan Litbang Daerah Provinsi NTT

(3)

(BP4D). Badan Litbang telah di merger dengan Badan Diklat, sehingga Badan Litbang mengalami restrukturisasi menjadi sebuah Bidang.

Dalam RPJMD Provinsi NTT Tahun 2009-2013, dijelaskan bahwa kelembagaan organisasi pemerintahan yang baik sebetulnya tergambar dari struktur organisasinya yang ”miskin struktur namun kaya fungsi”. Untuk meningkatkan kinerja Organisasi Daerah Provinsi NTT, maka dilakukan penataan organisasi berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Hal inilah yang menjadi dasar Badan Litbang di merger dengan Badan Diklat sehingga lembaga Litbang kemudian menjadi sebuah Bidang.

Sejak bergabungnya Badan Litbang dengan Badan Diklat pada Tahun Anggaran 2009, penelitian yang dilakukan Bidang Litbang sebanyak 4 kali penelitian dalam setahun. Dibandingkan dengan ketika masih menjadi sebuah Badan, penelitian yang dilakukan mencapai 6-7 penelitian setiap tahunnya. Berikut tabel perbandingan jumlah hasil penelitian tersebut.

(4)

Tabel 1. Perbandingan Jumlah Hasil Penelitian saat masih menjadi Badan Litbang dan setelah menjadi Bidang

Tahun Jumlah

Penelitian Keterangan

2002 3

Hasil penelitian Badan Litbangda

2003 1 2004 3 2005 6 2006 7 2007 7 2008 -

Tidak dilakukan penelitian sama sekali, semua anggaran penelitian pada Badan Litbangda dikembalikan kepada Pemerintah Provinsi NTT (pada tahun inilah dikeluarkan keputusan bergabungnya Badan Litbangda dengan Badan Diklat, sehingga Badan Litbangda menjadi sebuah Bidang).

2009 4

Hasil penelitian Bidang Litbang

2010 4

2011 4

2012 4

Sumber: Rupidara, L. 2012. Refleksi Struktural Karya Litbang Provinsi NTT dalam Prospektif Pembangunan: Teropong Strategi dan Pola, G. Neonbasu (Eds), JP II Publishing House.

Dari tabel 1 tersebut, terlihat bahwa setelah Badan Litbangda berdiri pada tahun 2001 dan mulai melaksanakan tugasnya berkaitan dengan fungsi penelitian dan pengembangan pada tahun 2002, jumlah penelitian yang dihasilkan bertambah setiap tahunnya. Setelah bergabung dengan Badan Diklat dan menjadi sebuah Bidang, hasil penelitian pun menurun. Suatu organisasi, yang seyogianya memasuki tahap-tahap perkembangan diri, justru dipotong bahkan dimatikan pertumbuhannya; ada pengingkaran terhadap suatu penghargaan struktural yang tinggi terhadap persoalan Kelitbangan (Rupidara, 2012: 417). Bahkan pada tahun 2008, tahun dikeluarkannya keputusan bergabungnya Badan Litbang dengan Badan Diklat, sama sekali tidak ada kegiatan penelitian karena semua anggaran penelitian dikembalikan kepada Pemerintah Provinsi NTT.

(5)

Selain itu, Litbang sebagai Lembaga Teknis Daerah (LTD), saat berbentuk Bidang digabung dengan Badan Diklat Daerah Provinsi NTT. LTD seperti disebutkan oleh Thoha (2011: 47), jika digabung dapat mewadahi beberapa bidang yang fungsinya berdekatan, sebagai contoh bidang perencanaan dengan bidang penelitian dan pengembangan dapat diwadahi dalam satu LTD. Hal ini menunjukkan terdapat ketidaksesuaian penggabungan Lembaga Litbangda Provinsi NTT dengan Badan Diklat.

Hasil analisis oleh Hadna (2009: 90-91), menunjukkan bahwa sebagai akibat dari adanya dua penyebab kesalahan pemerintah daerah dalam menata organisasi, maka muncul berbagai macam kesalahan dari pemerintah daerah, yakni:

a. Ketidaksesuaian antara fungsi instansi dengan kebutuhan dan potensi daerah; b. Ketidaktepatan dalam memilih bentuk kelembagaan: Dinas, Kantor atau

Badan;

c. Ketidaktepatan dalam melakukan merger organisasi sehingga mempengaruhi performansi lembaga;

d. Ketidaktepatan dalam membedakan fungsi yang masih perlu ditangani pemerintah dengan fungsi yang bisa diserahkan kepada masyarakat.

Cakupan kajian lembaga Litbangda Provinsi NTT cukup luas jika dibandingkan dengan keunggulan lokal yang ada di Provinsi NTT, yaitu terutama pada sektor perikanan, peternakan, dan pariwisata. Dalam Laporan Tahunan Pelaksanaan Program/Kegiatan BP4D Provinsi NTT Tahun Anggaran 2010, telah teridentifikasi sejumlah permasalahan yang dihadapi Bidang Litbang, yaitu: (i)

(6)

kuantitas dan kualitas peneliti masih kurang; (ii) belum berkembangnya budaya IPTEK di kalangan pegawai; (iii) kegiatan-kegiatan Riset yang sudah dilakukan belum menjawab kebutuhan nyata. Permasalahan tersebut antara lain juga disebabkan oleh minimnya anggaran untuk Bidang Litbang. Seperti yang disebutkan dalam LAKIP BP4D Provinsi NTT Tahun 2012, permasalahan yang dihadapi dalam melakukan penelitian dan menghasilkan suatu penelitian adalah: (i) kurangnya fungsional peneliti; (ii) kurangnya dana untuk pengambilan data dilapangan dan waktu yang sangat terbatas; (iii) tidak ada dana Insentif untuk memperoleh informasi dari informan.

Litbang Daerah Provinsi NTT, memiliki beberapa bidang kajian, yaitu: (i) Ekonomi dan Sosial; (ii) Pemerintahan dan Politik; dan (iii) IPTEK & Lingkungan Hidup. Lembaga Litbang dalam melakukan peran dan fungsinya melaksanakan penelitian dan pengembangan yang berbasis data, dengan begitu besarnya ruang lingkup yang harus di akomodir oleh lembaga tersebut dan dengan anggaran penelitian yang minim, mengindikasikan lembaga tersebut dalam melaksanakan penelitian belum cukup bekerja sama dengan lembaga penelitian lainnya yang relevan dan dengan instansi terkait maupun dengan kabupaten/kota lokasi penelitian, sehingga disebutkan bahwa kegiatan-kegiatan Riset yang sudah dilakukan belum menjawab kebutuhan nyata.

Berkaitan dengan fungsi penelitian pengembangan lembaga Litbang, telah diinisiasi pengangkatan fungsional peneliti. Hingga bulan September 2011 tercatat 4 orang PNS pada Bidang Litbang yang telah diikutkan pada Diklat Peneliti Muda di LIPI, dan pada tahun 2012 telah di proses menjadi 3 peneliti. Pada tahun 2013,

(7)

calon peneliti yang tersisa 1 orang kemudian diangkat menjadi peneliti sehingga total 4 orang peneliti yang dimiliki lembaga Litbangda Provinsi NTT. Hal ini tentunya masih jauh dari harapan karena jumlah peneliti tersebut masih sangat kurang untuk sebuah lembaga Litbang, dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga riset daerah. Upaya peningkatan pengembangan kapasitas SDM Peneliti juga dilakukan dengan mengirimkan staf Bidang Litbang setiap tahun untuk mengikuti Diklat Peneliti di LIPI. Tetapi, dalam kenyataannya Bidang Litbang tidak bisa mengikutsertakan stafnya setiap tahun dalam Diklat Peneliti tersebut karena minimnya alokasi anggaran untuk Bidang Litbang.

Tabel 2. Klasifikasi PNS Litbang Menurut Jumlah dan Fungsi saat berbentuk Badan dan setelah berbentuk Bidang

Badan Litbangda

(daftar keadaan PNS sampai dengan bulan Agustus 2006)

Bidang Litbang

(daftar keadaan PNS sampai dengan akhir tahun 2012)

No Uraian Jumlah Uraian Jumlah

I Jabatan Struktural :

- Kepala Badan 1 Kepala Bidang 1

- Sekretaris 1 Kepala Sub Bidang 2

- Kepala Bidang 4

- Kepala Sub Bagian 4

- Kepala Sub Bidang 12

II. Jabatan Fungsional

- Peneliti 1 - Peneliti 4

- Calon Peneliti 1

III. Staf 34 Staf 16

Jumlah (I, II dan III) 57 24

Sumber: Memori Kaban Litbangda Provinsi NTT tahun 2005-2006; dan Rupidara, L. 2012. Refleksi Struktural Karya Litbang Provinsi NTT dalam Prospektif Pembangunan: Teropong Strategi dan Pola, G. Neonbasu (Eds), JP II Publishing House.

Saat masih menjadi Badan Litbangda, peneliti yang dimiliki Badan Litbang hanya berjumlah 1 orang peneliti, tetapi penelitian-penelitian yang

(8)

dilakukan Badan tersebut ditenderkan kepada pihak ketiga, sehingga fungsi menyelenggarakan penelitian lembaga tersebut dapat terlaksana. Selain itu, dengan pembentukan Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi NTT yang digagas oleh Badan Litbang dan dibentuk pada tahun 2005, telah membantu Badan Litbang dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Tugas DRD sendiri yaitu membantu pemerintah daerah dalam merumuskan berbagai kebijakan dan prioritas utama untuk pengembangan yang berkaitan dengan kegiatan penelitian dan pengembangan serta rekayasa.

Dengan dikeluarkannya Permendagri Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah, pada pasal 60 disebutkan agar Pemerintah Daerah membentuk Badan Penelitian dan Pengembangan. Hal itu diimplementasikan pada tahun 2013, dengan Perda Nomor 12 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Perda Provinsi NTT Nomor 11 Tahun 2008, kelitbangan NTT telah menjadi SKPD yang berdiri sendiri dan kembali menjadi sebuah Badan.

Kelitbangan sebagai sebuah Bidang telah kembali direstrukturisasi. Litbang telah resmi berdiri sendiri sebagai sebuah Badan, tidak lagi menjadi bagian dari Badan Diklat. Tetapi, dengan penataan kelembagaan yang telah dilakukan beberapa kali itu, yakni sebelumnya sebuah Bidang, kemudian menjadi Badan, dan kemudian menjadi Bidang pada kurun waktu lima tahun terakhir ini; diindikasikan belum memberikan kinerja yang baik sesuai dengan tujuan dibentuknya Bidang Litbang tersebut. Untuk itu, dengan telah kembali berdirinya lembaga Litbangda Provinsi NTT sebagai sebuah Badan yang berdiri sendiri,

(9)

maka diharapkan dengan penelitian tesis ini bisa mengidentifikasi secara mendalam faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja lembaga tersebut, agar dapat dijadikan bahan masukan bagi Badan Litbang dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan lebih baik lagi sebagai lembaga yang berfungsi menyelenggarakan penelitian untuk Pemerintah Provinsi NTT dalam membuat kebijakan daerah.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, yang mengindikasikan kinerja lembaga Litbangda Provinsi NTT cukup rendah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga yang menyelenggarakan fungsi kelitbangan, maka penulis ingin meneliti lebih jauh kinerja lembaga Litbangda Provinsi NTT dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja lembaga tersebut. Dari kesemua hal itu, maka Judul penelitian ini ialah “Kinerja Lembaga Litbang Daerah Provinsi NTT: Studi Kasus pada Lembaga Litbang yang telah Direstrukturisasi”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

“Mengapa kinerja lembaga Litbang Daerah Provinsi NTT tidak juga membaik setelah dilakukannya restrukturisasi organisasi?”

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk menjawab rumusan permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini ada dua, yaitu:

(10)

1. Menemukan dan mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja lembaga Litbang Daerah Provinsi NTT.

2. Untuk menganalisis lebih dalam kinerja lembaga Litbang Daerah Provinsi NTT.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini dibagi kedalam dua bagian, yaitu: 1. Secara Teoritis, dapat memberikan konstribusi keilmuan dalam bidang

penataan kelembagaan/restrukturisasi di Pemerintah Provinsi NTT, terutama yang terkait dengan Lembaga Litbangda Provinsi NTT, berkaitan dengan kinerja organisasi; dan juga agar dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya oleh peneliti-peneliti lainnya.

2. Secara Praktis, hasil temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan saran bagi lembaga Litbang Daerah Provinsi NTT, sehingga lembaga Litbang dapat memaksimalkan fungsi dan peranannya dalam menyelenggarakan fungsi kelitbangan yang dapat memberikan penelitian-penelitian yang baik dan berdayaguna untuk kemajuan dan kesejahteraan daerah.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Jumlah Hasil Penelitian saat masih menjadi  Badan Litbang dan setelah menjadi Bidang
Tabel 2. Klasifikasi PNS Litbang Menurut Jumlah dan Fungsi saat  berbentuk Badan dan setelah berbentuk Bidang

Referensi

Dokumen terkait

Konsumen menuju loket pembayaran dengan membawa nomor pelanggan yang tertera pada bukti pembayaran bulan lalu. Dari nomor pelanggan dapat diakses data tagihan

Penampang stratigrafi adalah suatu gambaran urutan vertical lapisan-lapisan batuan sedimen pada lintasan batuan yang dipilih, setiap titik dalam urutan stratigrafi mengikuti

(3) bukti memilikiilmu pengetahuan dinilai dari keterampilannya, bukan dari sert ifikatnya, (4) biasanya tidak terlalu terikat dengan ketentuan yang ketat, (5) isi, staf

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi