• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Peruntukan Ruang 2.1. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Struktur Peruntukan Ruang 2.1. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 1

2222.1.

.1.

.1.

.1. Struktur Peruntukan Ruang

Struktur Peruntukan Ruang

Struktur Peruntukan Ruang

Struktur Peruntukan Ruang

Rencana struktur ruang disusun untuk mewujudkan efisiensi pemanfaatan ruang, keserasian pengembangan ruang, dan keefektifan sistem pelayanan. Struktur ruang Kota Gorontalo terdiri dari struktur pelayanan kegiatan, sistem pergerakan dan sistem jaringan utilitas

2

2

2

2.1.

.1.

.1.

.1.1111.

.

.

. Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan

Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan

Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan

Rencana Struktur Pelayanan Kegiatan

Struktur pelayanan kegiatan Kota Gorontalo direncanakan sebagai berikut :

1. Pengembangan pusat pelayanan skala regional atau fungsi primer (F1) :

a. Kawasan Perkantoran/Pemerintahan Provinsi Gorontalo b. Pelabuhan Gorontalo.

c. Terminal Regional d. Pasar Regional

e. Kawasan Pergudangan/Terminal Kargo

2. Pengembangan pusat aktivitas skala kota (F2) sebagai pusat Bagian Wilayah

Kota (BWK) :

a. Pusat BWK PK diarahkan di Kelurahan Biawao (F2 PK) dengan fungsi

utama : perdagangan, dan jasa, pemerintahan , fasilitas sosial, dan umum.

b. Pusat BWK Selatan diarahkan di Kelurahan Leato Utara (F2. Selatan)

dengan fungsi utama : pemerintahan/perkantoran, perumahan dan berbagai fasilitas umum, dan Pariwisata.

c. Pusat BWK Barat diarahkan di Kelurahan Tuladengi (F2. Barat) dengan

fungsi utama : Pemerintahan/perkantoran, jasa perdagangan, perumahan, fasilitas umum dan kawasan industri.

d. Pusat BWK Tengah diarahkan di Kelurahan Dulalowu (F2 Tengah)

dengan fungsi utama pemerintahan/perkantoran, perdagangan, perumahan dan berbagai fasilitas umum, pendidikan, dan olahraga

e. Pusat BWK Timur diarahkan di Kelurahan Dembe II (F2. Timur) dengan

fungsi utama : perdagangan, dan jasa, pemerintahan , fasilitas sosial dan umum.

f. Pusat BWK Utara diarahkan di Kelurahan Bulotadaa (F2. Utara) dengan

(2)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 2 g. Pusat BWK Barat Daya diarahkan di Kelurahan Pilolodaa (F2 Barat Daya)

dengan fungsi utama : perumahan, fasilitas umum dan kawasan wisata/rekreasi

3. Pengembangan pusat aktivitas (F3) sebagai Pusat Lingkungan dengan fungsi utama :

perumahan dan perdagangan retail

2.1.

2.1.

2.1.

2.1.2

2

2

2. Rencana

. Rencana

. Rencana

. Rencana Sistem Jaringan Jalan

Sistem Jaringan Jalan

Sistem Jaringan Jalan

Sistem Jaringan Jalan

Dalam kebijaksanaan struktur ruang yang akan dikembangkan pada masa mendatang, rencana sistem pergerakan diantaranya :

1. Untuk melayani pusat aktivitas primer (F1) di Kota Gorontalo dalam jangka panjang

perlu dikembangkan Jalan Arteri Primer yg menghubungkannya, antara lain :

Kawasan Perkantoran/Pemerintahan Provinsi Gorontalo Pelabuhan Gorontalo.

Terminal Regional Tipe A Pasar Regional

Kawasan Pergudangan/Terminal Kargo

2. Pengembangan dan peningkatan jaringan jalan yang menghubungkan antara pusat-pusat BWK (F2) dan berbagai aktivitas perkotaan lainnya.

3. Pengembangan & peningkatan jaringan jalan yg menghubungkan antara sub-pusat BWK(F3).

Setelah memperhatikan berbagai kondisi dan perkembangan yang terjadi, maka direkomendasikan berbagai arahan pengembangan, antara lain :

1. Arteri primer :

Pengembangan dan peningkatan jaringan jalan dari arah Kota Limboto - Jl. Andalas – Jl.Hungginaa – Jl.Wuwabu – Jl. Timbuli kemudian berbelok ke arah selatan melalui Jl. Taman Pendididkan yang merupakan bagian jalan lingkar sisi timur wilayah kota diteruskan ke selatan hingga terhubung dengan jembatan Telomoyo –- Pusat Pemerintahan Provinsi - Jl. Sapta Marga – Jl. Mayor Dulah – Pelabuhan Gorontalo

Arteri sekunder :

• Pengembangan jaringan Jalan KH. Agus Salim - Jl. Ahmad Yani,

• Peningkatan jaringan jalan Pangeran Hidayat – Jl. Cokroaminoto

• Pengembangan Jl Kartini ke arah utara

• Peningkatan Jl. Sultan Botutihe- Jl. Pemuda

Kolektor Primer

• Peningkatan jaringan Jalan Bengawan Solo, Jl Pemuda ke arah Kabila

• Peningkatan jaringan Jl. Gajah Mada – Jl. Yos Sudarso- arah Pelabuhan Pertamina, Jl. Jalaludin Tantu.

(3)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 3

• Peningkatan Jl. Batu Jajar (Pelabuhan Gorontalo) –- Pelabuhan Ferry ke arah Menado

2.1.

2.1.

2.1.

2.1.3

3

3

3. Rencana

. Rencana

. Rencana Sistem Jaringan Utilitas

. Rencana

Sistem Jaringan Utilitas

Sistem Jaringan Utilitas

Sistem Jaringan Utilitas

A. Air Minum

Tingkat Pelayanan

Meningkatkan cakupan wilayah pelayanan distribusi air minum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk seluruh wilayah Kota Gorontalo. Prioritas utama sebaiknya di kelurahan-kelurahan yang mempunyai kepadatan > 100 jiwa. Upaya peningkatan cakupan pelayanan ini akan dilaksanakan secara bertahap, hingga akhirnya pada tahun 2027 seluruh wilayah Kota Gorontalo sudah dapat dilayani oleh sistem publik, dengan tetap memperhatikan kecukupan kuantitas dan persyaratan kualitas. Upaya pengembangan sistem publik ini dapat pula dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat

Sistem Penyediaan Air Minum

Pada Tahun 2027, kemampuan intake harus ditambah, dengan memanfaatkan sumber mata air di Kelurahan Dembe, Lekobalo dan Pilolodaa. Sumber air baku yang ada saat ini didapat dari S. Bone masih dapat diandalkan tetapi harus disertai dengan pengellolaan daerah hulu yang benar agar beban dan biaya IPA menjadi kecil.

Kapasitas produksi IPA perlu dikembangkan sesuai dan bersamaan dengan penambahan kemampuan sistem transmisi

Pembuatan IPA regional di Lombongo (Bone Bolango) yang akan dimanfaatkan bersama oleh Pemerintah Kota Gorontalo dan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango dengan memanfaatkan sumber mata air (air terjun)

B. Listrik

Rencana pengembangan prasarana listrik adalah sebagai berikut:

• Penambahan kapasitas jaringan listrik dengan penyediaan tempat untuk tiang kabel dan gardu-gardu

• Dalam jangka panjang dibutuhkan pembangunan pembangkit baru.

• Sebetulnya daerah Gorontalo memiliki potensi PLTA dengan kapasitas diperkirakan 2 X 100 MW. Namun karena investasi awal PLTA tergolong sangat besar tetapi operasionalnya paling murah dan kapasitas sebesar itu jauh melebihi kebutuhan Gorontalo dan sekitarnya, maka pembangkit tersebut baru dimungkinkan jika jaringan interkoneksi dengan wilayah lain sudah ada. Dengan demikian pembangkit baru dapat diupayakan dari sumber lain yang lebih murah dan berkapasitas lebih kecil

C. Telepon

(4)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 4

• Penambahan kapasitas sentral telepon

• Penambahan kabel primer dan sekunder

• Untuk perluasan jaringan maka Pemerintah Kota perlu menyediakan ruang untuk mendirikan tiang

• Penambahan

Tower Relay

dan pemasangan sejumlah microcell di daerah yang diperkirakan akan terjadi blackspot.

• Menyebarkan fasilias telekomunikasi umum, seperti telepon umum dan warung telekomunikasi di tempat strategis

D. Drainase

Rencana penataan jaringan drainase dibangun dengan Prinsip agar pengaliran air di atas permukaan tanah (surface run off) dapat secepatnya dialirkan menuju ke sungai/saluran pembuangan, agar tidak terjadi genangan air dan pengikisan terhadap badan jalan.

Rencana penanganan prasarana drainase adalah sebagai berikut:

• Menyempurnakan dan meningkatkan jaringan drainase mikro yang ada serta mengembangkan jaringan drainase mikro yang baru secara terpadu pada tempat-tempat yang belum terlayani. Jaringan drainase mikro merupakan jaringan yang terdapat di sisi kiri-kanan jalan atau drainase jalan. Pada saat ini masih banyak jaringan drainase mikro yang tidak terhubungkan satu dengan

yang lain, sehingga perlu pengembangan jaringan yang terpadu atau terintegrasi.

• Meningkatkan fungsi pelayanan drainase makro. Drainase makro umumnya berupa sungai . Pada saat ini sungai di Kota Gorontalo (S. Bone, S. Bolango, S. Tamalate) yang fungsinya mengalami penurunan, yang disebabkan karena penurunan kapasitas. Penurunan kapasitas ini disebabkan oleh beberapa hal, seperti pembuangan sampah ke sungai, erosi dan pendangkalan.

Selain penanganan drainase, maka pengendalian banjir harus dilaksanakan dalam skala yang lebih luas dan terintegrasi.Untuk itu rencana penanganan banjir adalah sebagai berikut :

• Pembuatan Sodetan

Peningkatan sodetan untuk mengurangi debit Sungai Bolango dan mengalirkannya ke Danau Limboto. Disamping itu, untuk mengurangi debit air di Sungaii Tamalate pada saat banjir, perlu dibuatkan sudetan dibagian hulu yang mengarah ke Sungai Bone.

• Normalisasi alur Sungai Bone, Sungai Bolango dan Sungai Tamalate

Normalisasi alur sungai perlu dilakukan dengan mengeruk sedimen yang mengendap di dasar sungai, terutama pada bagian sungai yang sudah mengalami pendangkalan

(5)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 5

• Perkuatan Tebing

Perkuatan tebing yang dibuat dari konstruksi bronjong dimaksudkan untuk melindungi bagian tebing sungai dari erosi, terutama dibangun pada pinggiran sungai yang mudah longsor ataupun tergerus oleh aliran air.

• Pengaturan air dari Danau Limboto

Untuk mengurangi debit banjir di Sungai Bolango, dibutuhkan pembuatan regulator gate di hulu Sungai Topado yang dapat mengalirkan air dari danau Limboto

• Pembuatan Waduk/Kolam penampungan

Pada kawasan di Kelurahan Biawu dan Siendeng dimana letak permukaan tanahnya relatif lebih rendah dan pada saat banjir selalu tergenang, maka diperlukan suatu sistem pembuangan melalui pembuatan waduk/ kolam penampung dan pemompaan serta pembuatan tanggul banjir.

E. Limbah

Rencana pengelolaan air limbah di Kota Gorontalo adalah sebagai berikut:

• Mengembangkan sistem setempat yang diarahkan pada sistem publik bagi wilayah

yang tidak terlayani saluran air limbah terpusat. Saat ini tidak semua wilayah di Kota

Gorontalo terlayani oleh sistem terpusat. Wilayah yang tidak terlayani sistem terpusat menggunakan sistem individu, berupa cubluk atau tanki septik. Untuk daerah yang

padat, sistem individu ini sebenarnya tidak memenuhi syarat kesehatan. Oleh karena itu di daerah-daerah yang belum terlayani sistem terpusat, akan dikembangkan sistem setempat, namun sistem ini sudah didesain agar dapat disambungkan satu dengan yang lain, sehingga dapat membentuk sistem terpusat di masa yang akan datang.

• Mengoptimalkan pelayanan sistem terpusat pada wilayah-wilayah yang sudah

dilayani sistem tersebut. Dimana Kota Gorontalo telah memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di Kelurahan Dulomo Kecamatan Kota Utara, serta mengembangkan jaringan pada wilayah-wilayah yang belum terlayani sistem terpusat.

• Pengelolaan penanganan limbah cair dari kegiatan industri, rumah sakit, hotel, dan

restoran. Kegiatan industri dan rumah sakit umumnya menghasilkan limbah berbahaya, yang seharusnya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air, sedangkan kegiatan hotel dan restoran umumnya tidak menghasilkan limbah berbahaya, namun secara kuantitas limbah yang dihasilkan cukup besar, sehingga diharapkan agar hotel dan restoran mempunyai sistem pengelolaan limbah tersendiri.

F. Persampahan

Upaya pengelolaan sampah di Kota Gorontalo haruslah ditekankan pada dua aspek, yaitu aspek

demand

, dengan cara mengurangi produksi sampah, dan aspek

supply

, yaitu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana.

(6)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 6 Rencana pengelolaan persampahan di Kota Gorontalo adalah sebagai berikut:

1. Memanfaatkan teknik-teknik yang lebih berwawasan lingkungan berdasarkan konsep daur ulang dan pemilahan antara sampah organik dan anorganik dalam pengolahan sampah di TPA yang ada maupun yang akan dikembangkan.

2. Pengembangan Pola Pelayanan

• Pola Pelayanan – 1 (Door to door dengan Truck - TPA), Pola ini direkomendasikan untuk melayani daerah yang topografinya bergelombang dan atau jumlah timbulan sampah tiap sumber cukup besar untuk satu kali periode pengumpulan (> 300 liter/hari). Daerah Pelayanan : Pelabuhan, Industri dan perkantoran

• Pola Pelayanan – 2 (Gerobak – Transfer Depo – Dump Truck – TPA)

Pola ini direkomendasikan untuk melayani daerah yang topografinya datar, daerah permukiman teratur dengan lebar jalan minimal 1,5 meter. Daerah Pelayanan : Permukiman, Pertokoan, Perkantoran, Pendidikan, Pariwisata, Kesehatan, Industri Kecil, Penyapuan Jalan

• Pola Pelayanan – 3 (TPS – Dump Truck – TPA)

Pola ini direkomendasikan untuk melayani daerah permukiman padat dan tidak teratur dengan lebar jalan kurang dari 1,5 meter. Daerah Pelayanan : Permukiman

• Pola Pelayanan – 4 (Container - Arm Roll Truck – TPA)

Pola ini direkomendasikan untuk melayani pasar dan daerah permukiman padat dan tidak teratur dengan lebar jalan kurang dari 1,5 meter. Daerah Pelayanan : Pasar dan Permukiman

• Pola Pelayanan – 5 (Gerobak Motor – Container – Arm Roll Truck – TPA) Pola ini direkomendasikan untuk melayani daerah yang topografinya bergelombang dengan lebar jalan minimal 1,5 meter. Daerah Pelayanan : Permukiman

3. Rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana persampahan, bergerak dan tidak bergerak, seperti TPS, Container, truk dan TPA.

• Pewadahan

Pengadaan wadah penampungan sampah di sumbernya dilakukan oleh masyarakat yang bentuk dan volumenya ditentukan oleh Pemerintah Kota Gorontalo

• Pengumpulan

Jenis peralatan pengumpulan sampah yang direncanakan terdiri dari 3 jenis, yaitu : Gerobak tarik, gerobak motor dan Dump truck.

• Pemindahan

Jenis peralatan pemindahan sampah yang direncanakan yaitu : Transfer Depo, Container, Bak Sampah

(7)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 7

• Pengangkutan

Jenis peralatan untuk pengangkutan sampah yaitu :Dump truck, Arm Roll Truck

• Tempat Pembuangan Akhir

Pada saat ini, Pemerintah Propinsi Gorontalo telah memprakarsai pembangunan tempat pembuangan akhir sampah yang bersifat regional yang berlokasi di Desa Talumelito Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. TPA Regional tersebut untuk jangka panjang akan dimanfaatkan bersama oleh Pemerintah Kota Gorontalo dan Pemerintah Kabupaten Gorontalo. Di TPA Regional tersebut juga akan dibangun pusat daur ulang sampah yang terdiri dari proses komposting, proses pemanfaatan barang-barang bekas yang masih bisa digunakan. Pembuangan akhir sampah yang direncanakan di TPA Regional tersebut adalah dengan cara Sanitary Land Fill.

Sementara itu, TPA sampah Kota Gorontalo yang saat ini masih dimanfaatkan, yaitu TPA Tanjung Kramat diusulkan untuk segera ditutup (dengan terlebih dahulu dilakukan rehabilitasi) setelah TPA Regional Talumelito dapat dioperasikan.

Sesuai dengan peruntukannya dalam Rencana Tata Ruang Kota Gorontalo, TPA Tanjung Kramat tersebut diusulkan untuk dijadikan tempat rekreasi / tempat wisata.

2.1.

2.1.

2.1.

2.1.4

4

4. Rencana

4

. Rencana

. Rencana

. Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan

Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan

Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan

Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan

Pejalan Kaki, Angkutan Umum, Kegiatan Sektor Informal dan Ruang

Pejalan Kaki, Angkutan Umum, Kegiatan Sektor Informal dan Ruang

Pejalan Kaki, Angkutan Umum, Kegiatan Sektor Informal dan Ruang

Pejalan Kaki, Angkutan Umum, Kegiatan Sektor Informal dan Ruang

Evakuasi Bencana

Evakuasi Bencana

Evakuasi Bencana

Evakuasi Bencana

A. Jaringan Pejalan Kaki

Rencana yang hendaknya dilakukan dalam rangka penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pada jaringan jalan utama (jalan arteri dan kolektor, baik primer dan sekunder), hendaknya dilengkapi oleh

trotoar dengan lebar disesuaikan menurut ketentuan yang berlaku

b. Pada kawasan perdagangan, perkantoran/jasa, fasilitas umum, dan sosial hendaknya disediakan prasarana bagi para pejalan kaki, berupa pedestrian, atau koridor yang memadai

c. Ruang terbuka hijau (taman, jalur hijau, dan sebagainya) di kawasan perkotaan perlu disediakan prasarana bagi para pejalan kaki yang memadai

d. Pembangunan trotoar, dan pedestrian (lebar maupun konstruksinya) sebagai prasarana jaringan pejalan kaki hendaknya memperhatikan bagi keperluan bagi penyandang cacat.

(8)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 8

B. Angkutan Umum

Pada saat ini di Kota Gorontalo belum memiliki angkutan kota yang melayani kebutuhan aktivitas penduduk, namun masyarakat dilayani oleh beca motor (bentor) yang masih merupakan sektor informal. Keberadaan bentor yang jumlahnya makin bertambah tentu pada masa mendatang akan menimbulkan persoalan, diantaranya kecelakaan lalu lintas, kemacetan, dan sebagainya. Oleh karena ini, rencana yang perlu dilakukan dalam rangka penyediaan dan pemanfaatan angkutan umum perkotaan di Kota Gorontalo, diantaranya :

a. Menyediakan angkutan umum (kota), berupa kendaraan mini bus (Suzuki, Kijang, Dhaihatzu, dan sebagainya) yang dapat melayani kegiatan penduduk untuk mehubungkan antar kawasan atau BWK (rute yang lebih jauh antara sub terminal/terminal).

b. Menyediakan taksi kota terutama untuk melayani kebutuhan penduduk dari bandara ke Kota Gorontalo dan sebaliknya

c. Pelayanan

bentor

sebagai angkutan umum hendaknya dibatasi pada kawasan perumahan saja (pelayanan lokal).

C. Kegiatan Sektor Informal

Rencana yang dilakukan dalam rangka penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana bagi kegiatan sektor informal (pedagang kaki lima) di Kota Gorontalo terdiri dari 5 jenis ruang, yaitu : a) ruas jalan (pinggir jalan), b) pujasera (pusat jajanan serba ada), c. trotoar, d) taman kota (RTH), dan e) tempat rekreasi, masing-masing dengan arahan pengembangan sebagai berikut :

D. Ruang Evakuasi Bencana

Penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana ruang evakuasi bencana pada dasarnya dilakukan melalui arahan pengembangan dengan pertimbangan sebagai berikut :

• Kawasan perikanan, pelabuhan, permukiman nelayan, dan sebagainya,.ditata dengan pola jaringan jalan tegak lurus dengan garis pantai, agar bangunan tidak menghadap ke laut.

• Kawasan pelabuhan harus dilengkapi fasilitas pemecah gelombang dan tempat untuk menghindari bencana alam dan tsunami, berupa bangunan atau menara untuk penyelamatan.

• Kawasan sepanjang pantai sebaiknya dibatasi garis sempadan pantai (berupa vegetasi) dengan laut lepas selebar 100 m.

(9)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 9

• Prasarana wilayah (air bersih, listrik, telepon, air limbah, dsb.) di kawasan sepanjang pantai dan perkotaan hendaknya dikembangkan dengan sistem jaringan di bawah tanah.

• Kawasan di sepanjang pantai dikembangkan dengan sistem jaringan jalan dan trotaor yang baik (akses ke wilayah sekitarnya).

• Konstruksi bangunan yang dikembangkan hendaknya tahan terhadap gempa bumi serta disesuaikan dengan perilaku air laut dan alam.

• Ruang terbuka hijau (RTH) di kawasan perkotaan, seperti taman, jalur hijau, dan sebagainya, juga dapat berfungsi sebagai ruang evakuasi bencana.

• Kawasan di sepanjang pantai sebaiknya dilengkapi oleh sistem peringatan dini bencana alam dan tsunami.

Gambaran mengenai rencana struktur ruang RTRW Kota Gorontalo dapat dilihat pada gambar 2.1.

2.

2.

2.

2.2222. . . . Pola Pemanfaatan Ruang

Pola Pemanfaatan Ruang

Pola Pemanfaatan Ruang

Pola Pemanfaatan Ruang

Rencana Pola pemanfaatan ruang Kota Gorontalo terdiri atas 2, yaitu Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung dan Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya.

2.2.1. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Berdasarkan jenis kawasan lindung di Kota Gorontalo, rencana pola ruang kawasan lindung adalah sebagai berikut (lihat gambar 2.2.) :

A. Kawasan Hutan Lindung

Kawasan hutan lindung di Kota Gorontalo terletak di G. Landunga, G. Bintalahe dan G. Lotu di Kecamatan Kota Selatan dan Kota Barat serta G. Taupo dan G. Pilolodaa di Kecamatan kota Timur.

Adapun rencana pemanfaatan ruang kawasan hutan lindung di Kota Gorontalo adalah kawasan dengan Kemiringan tanah > 40% ditetapkan sebagai hutan Lindung yang dapat ditanami dengan tanaman Lamtoro, Caliandar dan Acasia.

B. Kawasan Sempadan Pantai

Secara keseluruhan kawasan sempadan pantai yang ada di Kota Gorontalo dapat dibagi dalam 2 zona, yaitu:

- Zona A, kawasan sempadan pantai yang berada di Kelurahan Talumulo, Tenda dan sebagian dari sempadan pantai di Kelurahan Pohe, Leato Utara dan Leato Selatan.

- Zona B, Sebagaian kawasan sempadan pantai yang berada di Kelurahan Pohe, Leato Utara dan Leato Selatan

(10)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 10 Adapun rencana pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai di Kota Gorontalo adalah

sebagai berikut:

Sempadan pantai kawasan non permukiman, dipertahankan (100 meter dari titik pasang) dengan menanami tanaman sebagai vegetasi penahan abrasi dengan memperhatikan aspek estetika.

Sempadan pantai kawasan permukiman, agar dibuat tanggul pencegah abrasi

C. Kawasan Sempadan Sungai

Adapun rencana pemanfaatan ruang kawasan sempadan sungai di Kota Gorontalo adalah sebagai berikut:

Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang sudah ada, minimal 15 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan kanan sungai. Pada kawasan ini hendaknya dibuat jalan inspeksi atau ditanami vegetasi untuk memberikan penguatan tanah

Garis sempadan sungai yang melewati kawasan permukiman yang terencana hendaknya berjarak 15-25 meter dari titik pasang tertinggi di sepanjang kiri dan kanan sungai

Garis sempadan sungai yang melewati luar kawasan permukiman dan di areal rawan banjir hendaknya berjarak 50 meter dari titik pasang tertinggi di kiri dan kanan sungai. Kawasan sungai hendaknya ditanami vegetasi untuk memberikan penguatan tanah

D. Kawasan Sempadan Danau

Adapun rencana pemanfaatan ruang kawasan sempadan danau di Kota Gorontalo adalah sebagai berikut:

Kawasan sempadan danau dapat dimanfaatkan sebagai lahan permukiman KDB rendah dengan memperhatikan garis sempadan danau

Diarahkan sebagai kawasan pariwisata alam dengan memanfaatkan keadaan alamiah kawasan sekitar danau.

E. Kawasan Sempadan Mata Air

Kriteria untuk kawasan sempadan mata air yaitu kawasan di sekitar mata air dengan jari-jari sekurang-kurangnya 200 meter.

Di Kota Gorontalo terdapat 4 mata air yaitu di Dembe , Lekonala dan Pillolodaa. Adapun rencana pemanfaatan ruang kawasan sempadan mata air di Kota Gorontalo adalah sebagai berikut:

Kawasan sekitar mata air yang mempunyai radius sekurang-kurangnya 200 meter dari titik sumber mata air harus merupakan daerah perlindungan yang intensif, sehingga penambahan jumlah permukiman atau bangunan yang ada harus dihentikan.

Semua kegiatan budidaya di lokasi sekitar mata air harus dihentikan, kemudian dilakukan upaya untuk meningkatkan fungsi lindungnya dengan menghutankan kembali lokasi mata air tersebut.

(11)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 11

(12)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 12

(13)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 13

2.2.

2.2.

2.2.

2.2.2

2

2

2. Rencana Pola Ruang Kawasan

. Rencana Pola Ruang Kawasan

. Rencana Pola Ruang Kawasan

. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

Budidaya

Budidaya

Budidaya

Rencana pola ruang kawasan budidaya meliputi rencana pola ruang kawasan budidaya non terbangun dan kawasan budidaya terbangun

A. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Non Terbangun

Berdasarkan jenis kegiatan fungsional kota, rencana pola ruang kawasan budidaya non terbangun di Kota Gorontalo sebagai berikut:

1. Hutan Masyarakat/Kemasyarakatan

Kemiringan tanah 15-40% ditetapkan sebagai hutan masyarakat/kemasyarakatan, yang dapat dimanfaatkan sebagai hutan tanaman perkebunan dengan menanam jenis tanaman seperti jambu mete dan kemiri yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Diarahkan di kecamatan Kota Timur, Kota Barat dan Kota Selatan.

2. Pertanian

• Rencana pemanfaatan ruang kawasan pertanian konservasi di arahkan di Kelurahan Dulomo kecamatan Kota Utara

• Rencana pemanfaatan ruang kawasan pertanian lahan basah di arahkan di Kelurahan Bulotadaa Timur , Wongkodati, Wongkodati Barat dan Dembe kecamatan Kota Utara

3. Perkebunan

Rencana pemanfaatan ruang kawasan perkebunan di arahkan di Kelurahan Dembe kecamatan Kota Utara, Kelurahan Padebuolo, Tamalate Kecamatan Kota Timur dan bagian barat Kecamatan Dungingi

B. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Terbangun

Berdasarkan jenis kegiatan fungsional kota, rencana pola pemanfaatan ruang kawasan budidaya terbangun di Kota Gorontalo sebagai berikut:

1. Permukiman

Rencana pemanfaatan ruang kawasan permukiman meliputi :

Kawasan Permukiman dengan kepadatan tinggi diarahkan di kelurahan Bugis, Ipilo, Padebuolo, sebagian di Heledulaa utara, Heledulaa selatan di Kecamatan Kota timur, Biawau, Biawao, Limba B, Limba U I di Kota Selatan Kawasan Permukiman dengan kepadatan sedang diarahkan menyebar di seluruh kota yaitu di Kelurahan Bulotadaa, Bulotadaa Timur, Molosipat U, Tapa, Dembe II, Wongkaditi, Wangkaditi Barat, sebagian Dulomo, Dulomo Selatan,di Kecamatan Kota Utara, Pulubala, Liluwo, Dulalowo, Wumiamalo di Kecamatan Kota Tengah, Tomolobutao, Huangobotu, Tuladengi di Kecamatan Kota Dungingi, Molosipat W, Buladu, di Kecamatan kota Barat,

(14)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 14 Limba U II di Kecamatan Kota Selatan, Moodu dan sebagian kecil

Heledulaaa utara, Tamalate di Kecamatan Kota Timur

Kawasan permukiman dengan kepadatan rendah diarahkan di kawasan kaki perbukitan seperti Kelurahan Dembe I, Lekobalo, Pilolodaa, Buliide, Tenilo di Kecamatan Kota Barat Donggala, Siendeng, Tenda, Pohe di Kecamatan Kota Selatan Botu, Talumolo, Leato utara, dan Leato Selatan di Kecamatan Kota Timur serta sebagian kecil di Kelurahan Bulotadaa Timur, Tapa di Kecamatan Kota Utara,Molosipat W di Kecamatan Kota Barat.

2. Perkantoran/Pemerintahan

Rencana pemanfaatan ruang kawasan perkantoran meliputi :

Kawasan pusat pemerintahan Kota Gorontalo diarahkan di Kota Utara. pelayanan jasa ( Bank, asuransi dan sejenisnya) di arahkan di Kelurahan Heledulaa Selatan, Ipilo Kecamatan Kota Timur dan Limba B, Biawao di Kecamatan Kota Selatan yang mempunyai fungsi kawasan campuran.

Kawasan pusat Pemerintahan Provinsi Gorontalo di arahkan di Kelurahan Botu, kecamatan Kota Timur. Kawasan perkantoran ini merupakan Kantor Gubernur dan Gedung DPRD. Dengan Ketentuan perlu dibatasi KDB maksimal 20%

Kawasan perkantoran yang bercampur dengan kawasan perdagangan,jasa dan fasilitas umum dan sosial diarahkan di kelurahan Limba UII dan Wumialo serta Jalan Andalas

3. Perdagangan/Jasa

Rencana pemanfaatan ruang kawasan perdagangan/jasa meliputi :

Pusat Perdagangan regional/ Pasar Induk diarahkan di sekitar Jalan Andalas Pusat Perdagangan kota diarahkan di sekitar Pasar Sentral di Kelurahan Limba U I, Limba U II serta di sekitar kawasan Kota Tua di Kelurahan Biawao , Limba B di Kecamatan Kota Selatan

Kawasan Jl. Agus Salim, Jl. Pangeran Hidayat diarahkan sebagai kawasan Perdagangan dan jasa

Kawasan perdagangan sub kota sebelah timur diarahkan di sekitar Pasar Moodu Kelurahan Moodu Kecamatan kota Timur

Kawasan perdagangan skala bagian wilayah kota diarahkan di tengah pusat BWK

4. Pendidikan

Rencana pemanfaatan ruang kawasan pendidikan meliputi :

(15)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 15 Kawasan pendidikan menengah (SLTP dan SLTA) di arahkan di pusat BWK

Kawasan pendidikan tinggi (UNG & STAIN) diarahkan untuk dikembangkan

5. Kesehatan

Rencana pemanfaatan ruang kawasan pelayanan kesehatan meliputi :

Kawasan pelayanan kesehatan skala kota seperi Rumah Sakit di arahkan di Kelurahan Wongkaditi

Kawasan pelayanan kesehatan seperti tempat praktek dokter, puskesmas dan apotik harus menyebar merata sesuai dengan standar kebutuhan.

6. Industri

Rencana pemanfaatan ruang kawasan industri yaitu :

Pengembangan industri kecil dan menengah di arahkan di Kelurahan Tuladengi kecamatan Kota Dungingi

7. Pariwisata dan Rekreasi

Rencana pemanfaatan ruang kawasan pariwisata dan rekreasi meliputi :

Mengarahkan Kelurahan Dembe I Kecamatan Kota Barat sebagai kawasan wisata dan konservasi

Mengarahkan Kelurahan Leato Utara, Leato Selatan dan Talumolo di Kecamatan Kota Timur sebagai kawasan yang fungsi utamanya sebagai kawasan rekreasi dan sarana wisata

Mengarahkan Kelurahan Pohe termasuk kawasan Tanjung Kramat Kecamatan Kota Selatan sebagai kawasan wisata pantai

Mengarahkan kelurahan Heledulaa Selatan, limba B, Biawao dan Ipilo sebagai kawasan konservasi bangunan dengan melestarikan bangunan tua dan bersejarah

Mengarahkan Kelurahan Limba U II dan Libuo di Kecamatan Kota Selatan selain sebagai sentra industri kecil, juga sebagai kawasan/desa wisata.

8. Pelabuhan dan Terminal

Rencana pemanfaatan ruang kawasan pelabuhan dan terminal meliputi :

Peabuhan laut diarahkan untuk tetap di lokasi sekarang, yaitu di Kelurahan Leato Utara Kecamatan Kota Timur. Pelabuhan ini perlu dikembangkan dengan memperluas dan menambah panjang dermaga.

Pelabuhan Fery darahkan untuk tetap di lokasi sekarang, yaitu di Kelurahan Leato Selatan Kecamatan Kota Timur.

Terminal Barang dan Pergudangan diarahkan di Kelurahan Moodu Kecamatan Kota Utara terutama yang berasal dari Pelabuhan

(16)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 16 Sistem terminal angkutan umum diarahkan untuk dapat dibagi atas satu

terminal induk dan beberapa terminal pembantu

Terminal Induk tipe A direncanakan di Terminal Andalas 42 di Kelurahan Tapa Kecamatan Utara. Terminal ini untuk kendaraan AKAP, AKDP yang berasal dari arah utara dan barat.

Terminal Sentral diarahkan sebagai terminal yang melayani skala kota

Terminal Leato difungsikan sebagai Sub terminal yang melayani wilayah kota bagian selatan sedangkan Terminal Huangobotu sebagai Sub terminal yang melayani wilayah kota bagian barat

2.2.

2.2.

2.2.

2.2.3

3

3

3. Rencana

. Rencana

. Rencana

. Rencana Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau

Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau

Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau

(RTH)

(RTH)

(RTH)

A. Kedudukan RTH di dalam RTRW Kota

Kedudukan RTH dalam Perencanaan Tata Ruang RTRW Kota adalah menetapkan lokasi dari kawasan yang harus dilindungi dan dibudidayakan. Di sinilah RTH mengambil peranan besar, yaitu sebagai alat atau wahana untuk memberikan perlindungan terhadap sumber daya alam maupun buatan di perkotaan. UU No. 26 tahun 2007, dengan tegas telah mengarahkan 30% dari lahan perkotaan adalah RTH baik lahan privat maupun publik.

Adanya peluang ini maka dalam RTRW Kota, RTH dapat diwujudkan antara lain:

• Merupakan kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis. • Merupakan area pengembangan keanekaragaman hayati.

• Merupakan area penciptaan iklim mikro dan reduktor polutan di kawasan perkotaan.

• Sebagai tempat rekreasi masyarakat. • Sebagai tempat pemakaman umum.

• Merupakan pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan. • Merupakan pengamanan sumber daya. baik alam, buatan maupun

aspek-aspek historis

B. Program dan Pentahapan Penyediaan RTH

Pengadaan RTH bagi kota yang sudah terbangun tentu membutuhkan pemikiran-pemikiran yang dapat dipertanggung-jawabkan di kemudian hari. Relatif masih rendahnya kepedulian dan kesadaran perlunya eksistensi RTH, bahwa RTH Kota tak hanya berfungsi sebagai pengisi ruang-ruang di antara bangunan saja, namun adalah lebih luas dari itu. Dalam pembangunan kota berkelanjutan mutlak dipertimbangkan ada pembangunan RTH secara khusus, berdasar pada serangkaian fungsi penting RTH dalam Rencana tata Ruang Wilayah Kota baik dalam jangka pendek maupun panjang.

1. Pengembangan RTH Kota Jangka Pendek

(17)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 17

• Refungsionalisasi dan pengamanan jalur-jalur hijau alami, seperti di sepanjang tepian jalan raya, bantaran sungai, saluran teknis irigasi, tepian pantai, tepian danau, jalur SUTET, tempat pemakaman umum (TPU), dan lapangan olahraga, dari okupasi permukiman liar.

• Mengisi dan memelihara taman-taman kota yang sudah ada, sebaik-baiknya dan berdasar pada prinsip fungsi pokok RTH (identifikasi dan keindahan) masing-masing lokasi.

• Memberikan ciri-ciri khusus pada tempat-tempat strategis, seperti batas-batas kota dan alun-alun kota.

• Memotivasi dan memberikan insentif secara material (subsidi) dan moral terhadap peran serta masyarakat dalam pengembangan dan pemeliharaan RTH secara optimal, baik melalui proses perencanaan kota, maupun gerakan-gerakan penghijauan.

• Prasarana penunjang dalam pengembangan RTH yang dibutuhkan, adalah tenaga-tenaga teknisi yang bisa menyampaikan konsep, ide serta pengalamannya dalam mengelola RTH, misal pada acara penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pusdiklat). Dibutuhkan sosialisasi dan penyuluhan secara berkala kepada pihak-pihak yang berkepentingan, maupun masyarakat umum secara luas.

2. Pengembangan RTH Kota Jangka Panjang

Rencana Penyediaan dan Pemanfataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Gorontalo adalah :

a. Menambah jalur hijau jalan di sepanjang jaringan jalan yang ada dan yang direncanakan.

b. Intensifikasi dan ekstensifikasi RTH di sepanjang sempadan sungai, sempadan pantai, sekitar danau dan mata air , sempadan jalan dan saluran udara tegangan tinggi.

c. Intensifikasi dan ekstensifikasi RTH di kawasan taman kota, tempat pemakaman umum, kawasan pertanian konservasi dan hutan kota.

d. Secara mikro dilakukan penyediaan taman-taman lingkungan yang berada di pusat-pusat lingkungan perumahan dengan kebutuhan ruang sebagai berikut :

Taman lingkungan RT atau untuk 250 penduduk dengan luas 250m2. Kebutuhan ruangnya 281,094 m2

Taman lingkungan RW atau untuk 2500 penduduk dengan luas 1.250m2 . Kebutuhan ruangnya 140,547m2

(18)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 18 Taman skala kelurahan atau untuk 25.000-30.000 penduduk dengan

dan taman-taman dengan luas 9.000 m2. Kebutuhan ruangnya 84,328m2

Taman skala kecamatan atau untuk 120.000 penduduk dengan luas 24.000 m2. Kebutuhan ruangnya 56,219 m2

Taman skala wilayah Kota atau untuk 480.000 penduduk dengan luas 144.000 m2. Kebutuhan ruangnya 84,328m2

Bentuk upaya Intensifikasi ruang terbuka hijau dapat dilakukan dengan pemilihan jenis tanaman, letak tanaman, ruang antar permukiman, taman-taman rumah. Untuk ekstensifikasi RTH dilakukan dengan pembuatan RTH-RTH baru.

Rencana pola ruang Kota Gorontalo dapat dillihat pada gambar 2.3.

2.

2.

2.

2.3333. . . . Review RTRW te

Review RTRW te

Review RTRW terhadap Kawasan Prioritas

Review RTRW te

rhadap Kawasan Prioritas

rhadap Kawasan Prioritas

rhadap Kawasan Prioritas

Berdasarkan rencana struktur peruntukkan ruang pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Gorontalo, kawasan perencanaan dalam hal ini wilayah Kelurahan Tenilo tidak berada pada pengembangan pusat aktifitas skala kota (F2) sebagai pusat Bagian Wilayah Kota

(BWK). Hal ini dikarenakan posisi kawasan perencanaan yang berada pada perbatasan wilayah pegunungan dengan Kabupaten Gorontalo.

Sedangkan untuk struktur pelayanan tidak terdapat arahan pada jalur jalan di Kelurahan Tenilo mengingat status jalannya hanya terdiri dari jalan lokal sekunder dan jalan lingkungan.

Posisi kawasan perencanaan pada arahan RTRW Kota Gorontalo berada pada rencana pola ruang sebagai permukiman dan pengembangan drainase makro yaitu pengembangan dan penataan Sungai Bolango. Meskipun pada kawasan perencanaan terdapat dua titik mata air, namun dalam arahan pola ruang untuk kawasan lindung mata air pada kawasan ini belum di arahkan untuk perlindungan sekitarnya. Arahan perlindungan mata air diprioritaskan pada titik mata air yang debit airnya dianggap dapat mensuplai kebutuhan air masyarakat di Kota Gorontalo secara keseluruhan.

Selain itu, dalam rencana pola ruang RTRW Kota Gorontalo untuk kawasan lindung kawasan perencanaan termasuk dalam rencana hutan kota dan kawasan resapan air meskipun kondisi eksistingnya belum berfungsi sesuai dengan arahannya.

(19)

Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman

PPPPPPPPeeeeeeeennnnnnnnaaaaaaaattttttttaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnn LLLLLLLLiiiiiiiinnnnnnnnggggggggkkkkkkkkuuuuuuuunnnnnnnnggggggggaaaaaaaannnnnnnn PPPPPPPPeeeeeeeerrrrrrrrmmmmmmmmuuuuuuuukkkkkkkkiiiiiiiimmmmmmmmaaaaaaaannnnnnnn BBBBBBBBeeeeeeeerrrrrrrrbbbbbbbbaaaaaaaassssssssiiiiiiiissssssss KKKKKKKKoooooooommmmmmmmuuuuuuuunnnnnnnniiiiiiiittttttttaaaaaaaassssssss ((((((((PPPPPPPPLLLLLLLLPPPPPPPP---BBBBBBBBKKKKKKKK)))))))) KKKKKKKKeeeeeeeelllllllluuuuuuuurrrrrrrraaaaaaaahhhhhhhhaaaaaaaannnnnnnn TTTTTTTTeeeeeeeennnnnnnniiiiiiiilllllllloooooooo

Hal. 2 - 19

Gambar

Gambar 2.1. PETA RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA GORONTALO
Gambar 2.2. PETA RENCANA KAWASAN LINDUNG KOTA GORONTALO
Gambar 2.3. PETA RENCANA KAWASAN BUDIDAYA KOTA GORONTALO

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Perda RTRW Nomor 8 Tahun 2012 Lampiran III Rencana Pola Ruang Wilayah Kota, lokasi yang dimohonkan berada pada kawasan dengan warna kuning yang berarti

Berdasarkan Perda RTRW Nomor 8 Tahun 2012 Lampiran III Rencana Pola Ruang Wilayah Kota, lokasi yang dimohonkan berada pada kawasan dengan warna jingga yang

Berdasarkan Perda RTRW Nomor 8 Tahun 2012 Lampiran III Rencana Pola Ruang Wilayah Kota, lokasi yang dimohonkan berada pada kawasan dengan warna jingga muda yang

Berdasarkan Perda RTRW Nomor 8 Tahun 2012 Lampiran III Rencana Pola Ruang Wilayah Kota, lokasi yang dimohonkan berada pada kawasan dengan warna jingga

Berdasarkan Perda RTRW Nomor 8 Tahun 2012 Lampiran III Rencana Pola Ruang Wilayah Kota, lokasi yang dimohonkan berada pada kawasan dengan warna jingga muda yang

Berdasarkan Perda RTRW Nomor 8 Tahun 2012 Lampiran III Rencana Pola Ruang Wilayah Kota, lokasi yang dimohonkan berada pada kawasan dengan warna Jingga Muda yang

Berdasarkan Perda RTRW Nomor 8 Tahun 2012 Lampiran III Rencana Pola Ruang Wilayah Kota, lokasi yang dimohonkan berada pada kawasan dengan warna kuning yang

Berdasarkan Perda RTRW Nomor 8 Tahun 2012 Lampiran III Rencana Pola Ruang Wilayah Kota, lokasi yang dimohonkan berada pada kawasan dengan warna kuning yang