• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto ABSTRACT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

92

TINJAUAN HISTOLOGIS PEMBULUH DARAH TIKUS PUTIH (Rattus

norvegicus) DIABETES YANG DIBERI REBUSAN DAGING BUAH MAHKOTA

DEWA (Phaleria macrocarpha (Scheff.) Boerl.) Septina Kautsari1,Priyo Susatyo2,Evy Sulistyoningrum1 1

Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto E-mail:septinakautsari@yahoo.com

ABSTRACT

Prevalence of Diabetes Mellitus among adult in Indonesia reached 4,1% in 1995 and projected to 6,5 % in 2025. Complication of diabetes mellitus which come earlier and widely distributed yis atherosclerosis. Atherosklerosis can lead to other serious complications such as gangrene, stroke, cardiomiopathy, and coronary artery diseases. This research was aimed to know the effect of Mahkota dewa (Phaleria macrocarpha (Scheff.) Boerl.) boiled water to regeneration of aorta’s atherosclerosis post diabetic induction with alloxan. The research was conduct in four weeks to 25male albino rats (Rattus norvegicus) 3 month aged, 120-180 grama weighed. The subjects was divided into five groups:positive control, negative control, A, B and C. A, B and C groups was treated Mahkota dewa boiled water with 4,5%, 9%, and 13,5% concentration respectively. The drug was administered orally. III, IV, and V groups are injected by alloxan to induce diabetes. Atherosclerosis frequency was counted from histological section stained with Haematoxylin-eosin. Statistical analysis using Chi square analysis showed that Mahkota Dewa boiled water significantly reduced atherosclerosis frequency in aorta. It can be concluded that Mahkota dewa (P.macrocarpha (Scheff.) Boerl.) regenerates atherosclerosis injury in diabetic blood vessel.

Keywords: Mahkota Dewa, (Phaleria macrocarpha (Scheff.) Boerl), diabetes, aloxan, aterosklerosis.

PENDAHULUAN

Diabetes mellitus (DM) atau secara awam disebut kencing manis adalah keadaan naiknya kadar gula darah (hiperglikemi) kronik yang disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi dengan menifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat1. Prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia sebesar 4,1% pada 1995 dan diproyeksikan akan menjadi 6,5% pada orang dewasa pada tahun 2025. Beberapa survei menunjukan prevalensi pada populasi dewasa sebesar 1,1-2,7% di daerah rural dan 1,6-5,5% di daerah urban2. Biaya perawatan penderita DM, baik di negara maju maupun di negara berkembang sangat tinggi3.

Komplikasi lanjut dari diabetes mellitus yang muncul lebih awal dan terjadi lebih luas adalah aterosklerosis. Komplikasi ini merupakan hal yang terpenting karena aterosklerosis menyebabkan komplikasi lain yang menimbulkan gejala di berbagai tempat seperti gangren, stroke, kardiomiopati, dan penyakit arteri koronaria. Perbaikan lesi pembuluh darah besar melalui pembedahan tidak memuaskan4. Oleh karena itu, diperlukan alternatif perbaikan lesi aterosklerotik melalui cara lain,salah satunya dengan obat-obatan tradisional yang efektif.

Salah satu obat tradisional yang sedang “naik daun” dan khasiatnya dipercaya dapat menyembuhkan diabetes adalah mahkota dewa. Daun, bunga maupun daging buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpha

(2)

93 (Scheff.) Boerl) dapat digunakan sebagai

obat. Daging buah dari mahkota dewa merupakan bagian yang paling banyak dimanfaatkan sebagai obat. Tumbuhan ini dapat hidup hampir di seluruh daerah Indonesia sehingga mudah didapat, murah dan pontensial sebagai alternatif pengobatan diabetes5.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh air rebusan daging mahkota dewa terhadap regenerasi (perbaikan kembali) struktur histologis aorta yang mengalami aterosklerosis pada tikus yang dibuat diabetes. Disamping itu diharapkan menjadi dasar untuk penelitian lanjutan yang lebih mendalam.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada tahun 2007 di laboratorium Anatomi-Histologi Program Pendidikan Dokter UNSOED Purwokerto. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih

(Rattus norvegicus) galur Sprague Dawley

jantan berjumlah 25 ekor dengan umur sekitar 3 bulan dengan bobot badan 120-180 gram yang didapatkan dari Laboratorium Farmakologi Jurusan Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan UNSOED. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah Mahkota Dewa dipetik dari satu pohon Mahkota Dewa yang terdapat di Purwokerto. Alat yang digunakan adalah sonde lambung, pemanas air, scalpel, alat penimbang, berbagai macam alat gelas dan seperangkat alat pembuatan sediaan

preparat histologi dengan metode parafin dan pewarnaan Hematoksilin Eosin.

Untuk mendapatkan kadar rebusan 13,5 gram/100 ml dengan cara sebagai berikut : rebusan dibuat dengan menimbang seberat 13,5 gram daging buah mahkota dewa kering ditambah dengan 100 ml air, lalu dipanaskan hingga 900C sampai jumlah air rebusan tersisa setengah, sambil diaduk-aduk. Disaring dengan kain flannel dan diperas. Kemudian ditambahkan air panas melalui ampas hingga diperoleh volume 100 ml, untuk mendapatkan kadar rebusan 13,5 gram/100 ml6.

Hewan coba dibagi dalam lima kelompok, yakni: kelompok perlakuan I, kontrol negatif yaitu kelompok normal; b. Kelompok perlakuan II, kontrol positif diberi diabetogen aloksan 70 mg/kg BB IV7; Kelompok perlakuan III, diberi rebusan mahkota dewa dengan dosis 4,5% perhari per sonde lambung; Kelompok perlakuan IV, diberi rebusan mahkota dewa dengan dosis 9% ; Kelompok perlakuan V, diberi rebusan mahkota dewa dengan dosis 13,5%. Kelompok III, IV dan V sebelumnya diinjeksi diabetogen aloksan. Hewan coba diberi perlakuan selama empat minggu. Pada akhir perlakuan, hewan coba dikorbankan dengan cara dislokasi servikal dan kemudian dilakukan pembedahan unruk pengambilan aorta. Pada aorta kemudian dilakukan preparasi dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin. pembuatan preparat dilakukan di Balai Penelitian Penyakit Hewan Veteriner (BALIVET) Wates.

(3)

94 Variabel yang diamati adalah jumlah

aorta yang terdapat aterosklerosis yang ditandai dengan adanya plak aterom, endapan lipid dan penebalan pada intima serta perubahan struktur histologis pada aorta. Analisis data yang digunakan uji Chi-Square

dengan p<0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan pada preparat dapat dilihat pada Tabel 1. Lesi aterosklerosis diidentifikasi dari adanya plak aterom dan endapan lipid pada tunica intima (Gambar 1).

Data yang teramati kemudian dianalisis menggunakan Chi-Square dengan SPSS 12 untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pemberian rebusan daging buah mahkota dewa dengan regenerasi aterosklerosis pada tikus putih jantan yang dinduksi aloksan. Dari hasil analisis didapatkan nilai p adalah 0,032 yang berarti pemberian mahkota dewa berhubungan dengan terjadinya regenerasi atherosklerosis pada tikus putih (R.norvegicus) jantan yang diinduksi aloksan secara bermakna dengan taraf kepercayaan 95%.

Dari tabel dapat diketahui bahwa pada kelompok kontrol positif terdapat aterosklerosis pada semua sampel. Hal ini membuktikan bahwa hewan coba yang disuntikkan diabetogen aloksan mengalami komplikasi awal dari diabetes mellitus akibat pengaruh aloksan yang menghancurkan sel-sel β pulau Langerhans pankreas, sedangkan sel α tetap utuh, sehingga jumlah insulin menurun dan menimbulkan peningkatan glukosa darah (diabetes)8. Penyebab aterosklerosis yang dipercepat pada diabetes mellitus diduga karena glikasi lipoprotein nonenzimatik yang berperan dalam pembentukan aterosklerosis4.

Lesi aterosklerotik dimulai oleh LDL

(Low density lipoprotein) teroksidasi dalam rangkaian yang rumit yang bekerja melalui asetil-LDL atau reseptor scavenger. HDL dan antioksidan mempunyai kemampuan mengganggu oksidasi LDL karena itu memungkinkan kerja antiaterogenik. Pada binatang percobaan, diabetes mempercepat Gambar 1. Penampang melintang aorta

kelompok kontrol positif. Lumen berisi erirosit (a) dan tampak plak aterom yang berisi lipid (b) (Pewarnaan HE, 100X).

a

b

Tabel 1. Frekwensi aterosklerosis hewan coba Kelompok Atero sklerosis Tidak Aterosklerosis Jumlah Kontrol (+) 5 0 5 Kontrol (-) 0 5 5 A 3 2 5 B 3 2 5 C 2 3 5 Jumlah 13 12 25

Keterangan: A: Mahkota Dewa kadar 4,5%; B: Mahkota Dewa kadar 9%; C: Mahkota Dewa kadar 13,5%. Kelompok

(4)

95 proses oksidatif. Faktor potensial penting

lainnya adalah peningkatan daya lekat trombosit, mungkin karena peningkatan sintesis tromboksan A2 dan penurunan sintesis prostasiklin. Hiperglikemia dilaporkan meningkatkan sekresi endotelin-1 in vitro dan produksi nitrit oksida berkurang pada aorta tikus diabetik dan pembuluh darah kecil koroner manusia. Temuan ini belum dikonfirmasikan pada manusia penderita diabetes4.

Regenerasi aterosklerosis pada aorta tikus putih akibat perlakuan mahkota dewa terjadi karena kandungan alkaloid dan flavonoid dalam mahkota dewa yang berfungsi sebagai antioksidan, sehingga mampu meregenerasi aorta yang telah mengalami aterosklerosis. Selain itu daya regenerasi sel dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah nutrisi, aktivitas atau olahraga, genetik, usia, ada tidaknya stem sel, asal sel, dan jenis sel9.

Flavonoid memiliki manfaat sebagai antitrombogenik dan antioksidan. Sebagai antitrombogenik mahkota dewa dapat menghilangkan plak dan lesi trombotik yang melekat di arteri yang dapat menyumbat total aliran darah ke otot jantung. Flavonoid juga dapat meningkatkan pengeluaran insulin yang dihasilkan oleh sel β Pulau Langerhans Pankreas dengan cara perubahan metabolisme Ca2+ sehingga glukosa darah dapat turun5,10,11. Adanya regenerasi dari aterosklerosis akan mengembalikan struktur aorta seperti sebelum terjadi aterosklerosis, meskipun regenerasi secara maksimal akan

sulit dicapai dan diperlukan penelitian lebih lanjut.

KESIMPULAN

Pemberian rebusan mahkota dewa pada dosis terbesar 13,5% selama 4 minggu dapat meregenerasi aterosklerosis pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang telah diinduksi aloksan secara bermakna.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sukaton, U. 2000. Ilmu Penyakit Dalam. Editor Soeparman. Balai Penerbit FK UI, Jakarta

2. Moningkey S.I,.2000. Epidemiologi Diabetes Melitus dan Pengendaliannya. Medika : Maret : 3.

3. Suyono S. 1999. Masalah Diabetes di Indonesia dalam Buku Ajar Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi III. M. Sjaifoellah N, editor. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

4. Isselbacher, K.J. 2000. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

5. Siswoyo, P.2004. Tumbuhan Berkhasiat Obat. Absolut, Yogyakarta.

6. Handayani, L. 2002. Pemanfaatan Obat Tradisional Untuk Kesehatan Usila. Medika 2002 Nop : 11.

7. Santoso, J. 2005. Penggunaan Rebusan Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.)Boerl.) Dan Pengaruhnya Terhadap Penurunan Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Yang Diinduksi Aloksan. Laporan penelitian. Program Pendidikan dokter Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.(Tidak dipublikasikan)

8. Mulder H., G. M.Samuel, B.Christer, S.Frank, and A Bo. 2005. Islet Amyloid Polypeptide (Amylin)-Deficiebt Nice Develop a More Severe Fonn of Aloxan-Induced Diabetes.http://ajpendo.physiology.org/.Diaks es 15 Maret 2006

9. Li M. X., B.M.Akira, Y.Kazuhiko, K.Takao, H.S.Qing, K.Hajime, and C. C. Jong 2001. Pancreatic Islet Regeneration by Ephedrine in Mice With Streployolocin-induced Diabetes. http://www.findarticles.com/p/articles/mi_ mOHKP/is_2001 Summer-Fall/ai_81596700. Diakses 15 Maret 2006

(5)

96 10.Nuraliev, I N.and Avezov. 1992. The Eficacy

of quarcetin in alloxan diabetes.Experimental Clinical Pharmacology. (55) : 42-44

11.Winarto, W.P. 2003. Mahkota Dewa : Budi Daya dan Pemanfaatan untuk Obat. Penebar Swadaya, Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Frekwensi aterosklerosis hewan coba

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Perusahaan yang belum puas atas hasil penilaian panitia, kiranya dapat mengajukan sanggahan selama 5 ( lima ) hari kerja terhitung sejak tanggal pengumuman,

BERDASARKAN PERATURAN OJK YANG BERLAKU, SURAT KONFIRMASI PELAKSANAAN TRANSAKSI PEMBELIAN, PENGALIHAN DAN PENJUALAN KEMBALI UNIT PENYERTAAN REKSA DANA ADALAH BUKTI KEPEMILIKAN YANG

PT Schroder Investment Management Indonesia (PT SIMI) dan bank telah memperoleh izin sebagai Manajer Investasi dan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) dari Otoritas Jasa Keuangan

Berdasarkan Penetapan Pemenang Pelelangan Nomor : 63/ULP-POKJA.JL/III/2016 Tanggal 02 Maret 2016 dan Berita Acara Hasil Pelelangan Nomor : 62/ULP-POKJA.JL/III/2016 Tanggal

Beberapa rekomendasi yang disampaikan dalam kajian peran pemerintah daerah antara lain terkait dengan aspek koordinasi pada tingkat kelurahan maka perlu

Isu Bencana dan Prinsip-Prinsip Humanitarian Dalam Studi Ilmu Hubungan Internasional.. Anita Afriani Sinulingga

Hasil: Tingkat kepuasan pasien yang tertinggi terdapat pada dimensi asurance pada aspek mengenai obat-obatan yang diberikan murah dan manjur sebesar 100%, dan untuk

sejarah macam-macam tarian, ragam tarian lilin, makna tari merak jawa barat, sejarah tari klasik, filosofi gerakan tari merak, gambar tarian dayak dan asal