• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

NOMOR 14 TAHUN 2011

T E N T A N G

RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LUMAJANG,

Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 07 Tahun 1999 tentang Tempat Rekreasi dan Olah Raga dan perubahannya perlu ditinjau kembali dan perlu diganti.

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, serta untuk efektifitas, efisiensi dan mengoptimalkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah dari sektor Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga perlu menetapkan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9) sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 125, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

(2)

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966); 5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) ;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983, tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578).

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4855);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Pemberian dan Pemanfaataan Insentif Hasil Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161).

12. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

14. Peraturan Daerah Nomor 29 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lumajang (Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2008, Seri D Nomor 15);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 03 Tahun 2009 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Lumajang Dalam Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan (Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Tahun 2009, Nomor 03, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 02).

16. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pariwisata, Seni Dan Budaya Kabupaten Lumajang (Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang

(3)

Dengan Persetujuan Bersama: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN LUMAJANG dan

BUPATI LUMAJANG M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksudkan dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lumajang;

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan Tugas Pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 ;

3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lumajang; 5. Bupati adalah Bupati Lumajang;

6. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga yang selanjutnya disebut retribusi adalah pemungutan retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat rekreasi dan olahraga yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah;

7. Kolam Renang adalah kolam yang dipergunakan sebagai tempat pemandian dan/atau berenang, termasuk di dalamnya bangunan, taman dan fasilitas-fasilitas lain yang disediakan untuk umum yang dikuasai Pemerintah Daerah ;

8. Pemandian adalah pemandian yang dipergunakan sebagai tempat pemandian dan atau berenang, termasuk didalamnya bangunan, taman dan fasilitas-fasilitas lain yang disediakan untuk umum yang dikuasai Pemerintah Daerah ;

9. Gedung Olahraga adalah suatu gedung yang berisi fasilitas dari beberapa cabang olahraga yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah;

10. Lapangan Tenis adalah suatu tempat yang dipergunakan untuk bermain olahraga tennis yang disediakan untuk umum yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah;

11. Stadion adalah lapangan yang dilengkapi bangunan, alat-alat perlengkapan, halaman dan lain sebagainya yang termasuk didalam lingkungan stadion yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah;

(4)

12. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang ;

13. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda;

14. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek dan subjek pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada Wajib Pajak atau Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya.

15. Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertenu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan ; 16. Kas Umum Daerah adalah Kas Umum Pemerintah Kabupaten

Lumajang.

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan/pemanfaatan tempat rekreasi dan olah raga yang dimiliki atau dikelola Pemerintah Daerah.

Pasal 3

(1) Obyek Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga adalah pelayanan tempat rekreasi, pariwisata dan olahraga yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah.

(2) Obyek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Tempat rekreasi waterpark ;

b. Tempat rekreasi selokambang ; c. Kolam renang veteran ;

d. Tempat rekreasi segitiga ranu ( Klakah, Pakis, Bedali ); e. Tempat rekreasi Tempat Pelelangan Ikan tempursari ;

f. Tempat penitipan/parkir kendaraan di tempat rekreasi dan Olah raga;

g. Penyediaan sarana rekreasi ;

h. Pemakaian gedung olahraga ”Wira Bhakti” i. Pemakaian lapangan tenis ;

j. Pemakaian Stadion Semeru.

(3) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan tempat rekreasi dan olahraga yang disediakan, dimiliki, dan/atau dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, BUMN, BUMD dan pihak swasta.

Pasal 4

(1) Subyek retribusi adalah orang pribadi yang memakai atau menikmati fasilitas tempat rekreasi dan olahraga yang disediakan dan dikelola oleh Pemerintah Daerah.

(5)

(2) Wajib Retribusi adalah subjek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diwajibkan oleh peraturan daerah ini untuk membayar retribusi terutang termasuk pemungut atau pemotong retribusi.

BAB II

GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5

Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga termasuk golongan Retribusi Jasa Usaha.

BAB III

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis pelayanan tempat rekreasi dan olahraga, frekuensi, golongan umur, jenis fasilitas dan jangka waktu pemakaian tempat rekreasi dan olahraga.

BAB IV

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 7

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi jasa usaha didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak.

(2) Keuntungan yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah keuntungan yang diperoleh apabila pelayanan jasa usaha tersebut dilakukan secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.

BAB V

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 8

Struktur dan besarnya tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut : a. Tempat Rekreasi Water Park setiap kali masuk :

1. Untuk hari Senin s/d Jumat sebesar rata-rata Rp6.000,00 (enam ribu rupiah) ;

2. Untuk hari Sabtu, Minggu dan Hari Libur sebesar rata-rata Rp500,00 (tujuh ribu lima ratus rupiah) ;

3. Permainan Monorel sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) untuk satu kali putaran ;

4. Permainan Bombom car sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) per 10 menit ;

(6)

6. Tarif rombongan (minimal 30 orang) mendapat diskon 20% (dua puluh persen) ;

7. Untuk tarif berlangganan 4 (empat) kali masuk setiap bulan sebesar Rp20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) per orang.

b. Tempat Rekreasi Pemandian Alam Selokambang setiap kali masuk : 1. Untuk hari Senin s/d hari Jumat

a. Dewasa sebesar Rp4.000,00 (empat ribu rupiah); b. Anak- anak sebesar Rp2.000,00 (dua ribu rupiah); 2. Untuk hari Sabtu, hari Minggu dan Hari Libur;

a. Dewasa sebesar Rp6.000,00 (enam ribu rupiah); b. Anak-anak sebesar Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah);

3. Tarif rombongan (minimal 30 orang) mendapat diskon 20% (dua puluh persen)

4. Untuk tarif berlangganan 4 (empat) kali masuk setiap bulan sebesar Rp15.000,00 (lima belas ribu) per orang ;

5. Untuk kegiatan event sesaat pada hari raya/besar dapat dilaksanakan dengan perjanjian tersendiri

c. Kolam Renang Veteran setiap kali masuk: 1. Untuk hari Senin s/d hari Sabtu

a. Dewasa sebesar Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah); b. Anak- anak sebesar Rp2.000,00 (dua ribu rupiah); 2. Untuk hari Minggu dan Hari Libur;

a. Dewasa sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah); b. Anak-anak sebesar Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah);

3. Tarif rombongan (minimal 30 orang) mendapat diskon 10% (sepuluh persen).

d. Segi Tiga Ranu yang terdiri dari Ranu Klakah, Ranu Pakis dan Ranu Bedali :

1. Hari Senin s/d hari Minggu Ranu Pakis, Ranu bedali sebesar Rp2.000,00 (dua ribu rupiah)

2. Hari Senin s/d Minggu Ranu Klakah sebesar Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah).

e. Tempat Rekreasi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tempursari untuk; 1. hari Senin s/d jumat sebesar rata-rata Rp2.000,00 (dua ribu

rupiah);

2. hari sabtu, Minggu dan hari besar rata-rata Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah)

3. sedangkan tempat rekreasi di luar aset Pemerintah Daerah antara lain : Pantai Wotgalih Yosowilangun, Pantai Watupecak Pasirian, Pantai Bambang Pasirian, Pantai Dampar Pasirian, Pantai Watugodeg Tempursari, Goa tetes Pronojiwo dan yang lainnya dilakukan dengan perjanjian kerja sama yang saling menguntungkan antara Pemerintah Derah dengan pemilik aset obyek wisata di luar aset Pemerintah Daerah.

f. Untuk parkir (penitipan) kendaraan di tempat rekreasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah untuk 1 (satu) kali penitipan :

(7)

1. Sepeda sebesar Rp1.000,00 (seribu rupiah); 2. Motor sebesar Rp2.000,00 (dua ribu rupiah);

3. Kendaraan roda empat sebesar Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah); 4. Bus/Truk sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah).

h. untuk pemakaian perlengkapan sarana tempat rekreasi yang diselenggarakan Pemerintah Daerah :

1. Tempat Rekreasi Ranu Klakah :

a. Perahu motor sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) sekali putaran setiap orang;

b. Speed boat sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) sekali putaran tiap orang;

c. Perahu dayung sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah) setiap 15 menit tiap orang;

d. Sepeda air bermesin sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah), satu kali putaran per orang;

2. Tempat Rekreasi Pemandian Alam Selokambang :

a. Sepeda air sebesar Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah) setiap 15 menit setiap orang;

b. Perahu dayung sebesar Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah) setiap 15 menit setiap orang;

c. Perahu mesin sebesar Rp6.000,00 (enam ribu rupiah) setiap 10 menit setiap orang;

d. Sepeda air bermesin sebesar Rp6.000,00 (enam ribu rupiah) setiap 10 menit setiap orang.

i. untuk pemakaian Gedung Olah Raga “ Wira Bhakti “ pada setiap pemakaian Lapangan Basket, Bola Voley dan Bulu Tangkis dikenakan Retribusi setiap hari sebagai berikut :

1. Hari Senin s/d Minggu :

a. pukul 06.00 s/d 10.00 WIB sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) ;

b. pukul 10.00 s/d 15.00 WIB sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) ;

c. pukul 15.00 s/d 18.00 WIB sebesar Rp12.500,00 (dua belas ribu lima ratus rupiah) ;

d. pukul 18.00 s/d 23.00 WIB sebesar Rp15.000,00 (lima belas ribu rupiah) ;

2. Terhadap pemakai secara berlangganan untuk penggunaan satu kali pemakaian pada siang hari dalam satu minggu dikenakan retribusi untuk setiap bulan sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) dan pada malam hari sebesar Rp60.000,00 (enam puluh ribu rupiah ) ;

3. Untuk keperluan pertunjukan yang dikomersialkan :

Pada siang hari dan malam hari (1x24 jam) sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah ) ;

4. Untuk pemakaian keperluan rapat/pertemuan yang diselenggarakan oleh Instansi Pemerintah baik Sipil atau Militer, Organisasi Sosial Politik sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) ;

(8)

5. Untuk pemakaian keperluan pertandingan olah raga yang dikomersialkan pada siang hari dan pada malam hari (1x24 jam) sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) ;

6. Untuk penggunaan halaman dalam lingkungan gedung olah raga yang dikomersialkan sebesar Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah).

7. Untuk penggunaan Lapangan Gedung Olah Raga Wira Bhakti yang dikomersialkan sebesar Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) pada siang hari dan pada malam hari (1 x 24 jam).

j. Untuk Pemakaian Lapangan Tenis dikenakan Retribusi sebagai berikut :

1. Hari Senin s/d Minggu setiap lapangan :

a. pukul 06.00 s/d pukul 10.00 WIB sebesar Rp75.000,00 (tujuh puluh lima ribu rupiah) per hari ;

b. pukul 10.00 s/d pukul 15.00 WIB sebesar Rp75.000,00 (tujuh puluh lima ribu rupiah) per hari;

c. pukul 15.00 s/d pukul 18.00 WIB sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per hari;

d. Pukul 18.00 s/d pukul 23.00 WIB sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per hari.

2. Terhadap pemakai secara berlangganan untuk penggunaan 1 (satu) kali pemakaian dalam satu minggu dikenakan retribusi setiap bulan sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah);

3. Khusus pemakaian Lapangan Tenis untuk pertandingan setiap lapangan :

a. pada siang hari sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per hari ;

b. pada malam hari sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah);

Bagi Pemain yang diarahkan untuk meraih prestasi di bidang olah raga tenis dapat diberikan keringanan dan pembebasan retribusi sesuai dengan Keputusan Bupati ;

k. Pemakaian Stadion “Semeru“ dikenakan Retribusi sebagai berikut : 1. Khusus untuk pemakaian pertandingan setiap pertandingan :

a. pertandingan antar klub dalam wilayah Kabupaten Lumajang sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) ;

b. pertandingan antar klub antar wilayah di luar Wilayah Kabupaten Lumajang sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) ;

2. Khusus untuk pemakaian 1 (satu) kali latihan dikenakan retribusi sebagai berikut :

a. pukul 06.00 s/d 10.00 WIB sebesar Rp20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) ;

(9)

b. pukul 10.00 s/d 15.00 WIB sebesar Rp20.000,00 (dua puluh ribu rupiah) ;

c. pukul 15.00 s/d 18.00 WIB sebesar Rp25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) ;

3. Terhadap pemakai secara berlangganan untuk penggunaan satu kali pemakaian dalam satu minggu dikenakan retribusi setiap bulan sebesar Rp70.000,00 (tujuh puluh ribu rupiah) ;

4. Pemakaian 1 (satu) kali dalam sehari untuk keperluan kegiatan sosial, keagamaan, rapat/pertemuan umum, lomba-lomba dan kegiatan lain yang diselenggarakan oleh Organisasi Sosial, Instansi Pemerintah baik Sipil maupun Militer, dikenakan retribusi sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta ribu rupiah) ;

l. Pemakaian Halaman Parkir ”Stadion Semeru” dikenakan retribusi sebagai berikut :

1. Untuk pemakaian kegiatan/pertunjukkan yang dikomersilkan selama 1 (satu) hari dikenakan retribusi sebagai berikut :

a. siang hari (pukul 06.00 s/d 17.00 Wib) sebesar Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah) ;

b. malam hari (pukul 17.00 s/d 24.00 Wib) sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ;

2. Pemakaian 1 (satu) kali dalam sehari untuk keperluan kegiatan sosial, keagamaan, rapat/pertemuan umum, lomba-lomba dan kegiatan lain yang diselenggarakan oleh organisasi sosial, pemerintah baik sipil maupun militer dikenakan retribusi sebesar Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah).

3. Untuk penitipan kendaraan :

a. sepeda angin/pancal sebesar Rp1.000,00 (seribu rupiah) ; b. sepeda motor/bermesin sebesar Rp2.000,00 (dua ribu

rupiah);

c. kendaraan bermesin roda 3 (tiga) dan 4 (empat) sebesar Rp3.000,00 (tiga ribu rupiah) ;

d. kendaraan bermesin roda 4 (empat) dan 6 (enam) sebesar Rp5.000,00 (lima ribu rupiah).

m. Pemakaian Ruangan Dalam Gedung ”Stadion Semeru” untuk pemakaian 1 (satu) kali dalam sehari untuk keperluan kegiatan sosial, keagamaan, rapat/pertemuan umum, lomba-lomba dan kegiatan lain yang diselenggarakan oleh Organisasi Sosial, Pemeritah baik sipil maupun Militer dikenakan retribusi sebagai berikut :

1. Siang hari (pukul 06.00 s.d 17.00 Wib) sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah)/hari ;

2. Malam hari (pukul 17.00 s.d 24.00 Wib) sebesar Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah)/hari ;

n. Pemakaian Lapangan Basket, Bola Volly, Tenis dan Sepak Takraw di ”Stadion Semeru” masing-masing dikenakan retribusi sebagai berikut :

(10)

Pemakaian untuk 1 (satu) pertandingan dikenakan retribusi sebagai berikut :

a. pertandingan antar klub dalam wilayah Kabupaten Lumajang sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) ;

b. pertandingan antar klub wilayah di luar wilayah Kabupaten Lumajang sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah).

o. Pemakaian hotel dan ruang pertemuan Ranu Klakah Indah dikenakan retribusi sebagai berikut :

1. Hotel Ranu Klakah Indah sebesar Rp60.000,00 (enam puluh ribu rupiah);

2. Ruang Pertemuan Ranu Klakah Indah sebesar Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) ;

p. Pemakaian Gedung Pertemuan dan Kesenian “Dr. Soedjono” dikenakan Retribusi sebagai berikut :

1. untuk keperluan Pertunjukan Kesenian dan Kebudayaan yang dikomersialkan dipergunakan perorangan atau badan hukum : pada siang hari dan malam hari sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) ;

2. untuk keperluan Pertunjukan yang tidak dikomersialkan dipergunakan perorangan atau badan hukum :

a. pada siang hari sebesar Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) ;

b. pada malam hari sebesar Rp1.750.000,00 (satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) ;

3. untuk keperluan Resepsi atau Pesta yang dipergunakan perorangan atau badan hukum :

a. pada siang hari sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) ; b. pada malam hari sebesar Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) ; 4. untuk pemakaian keperluan Rapat/Pertemuan yang

diselenggarakan oleh Instansi Pemerintah baik Sipil atau Militer, Organisasi Sosial Politik :

a. pada siang hari sebesar Rp1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) ;

b. pada malam hari sebesar Rp1.750.000,00 (satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).

5. Pemakaian lahan tanah di tempat rekreasi:

a. Bangunan Pemerintah permanen sebesar Rp2.500,00/m2 per bulan;

b. Bangunan sendiri permanen sebesar Rp1.500,00/m2 perbulan;

c. bangunan tidak permanen pemakaian sesaat sebesar Rp2.000,00/m2/hari.

(11)

BAB VI

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 9

(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lainnya yang dipersamakan.

(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon dan kartu langganan.

(3) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

(4) Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didahului dengan surat teguran.

(5) Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan dengan peraturan Kepala Daerah.

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 10

Wilayah pemungutan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga yang dimiliki dan atau dikelola Pemerintah Daerah adalah wilayah Kabupaten Lumajang.

BAB VIII

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 11

Masa retribusi terutang adalah batas waktu bagi wajib retribusi untuk menikmati tempat rekreasi dan olahraga yang lamanya sama dengan jangka waktu penyelenggaraan pelayanan penyediaan tempat rekreasi dan olahraga.

Pasal 12

Retribusi terutang terjadi dalam masa retribusi sejak penyelenggaraan pelayanan tempat rekreasi dan olahraga atau sejak diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB IX

PENENTUAN PEMBAYARAN DAN TEMPAT PEMBAYARAN Pasal 13

(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(12)

(2) Pembayaran retribusi dilakukan sekaligus dan secara berlangganan, di tempat rekreasi dan olahraga yang disediakan oleh Pemerintah Daerah.

(3) Pembayaran retribusi terutang berlangganan harus dilunasi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen yang dipersamakan.

(4) Hasil pembayaran retribusi disetor secara bruto ke Kas Umum Daerah dalam jangka waktu 1 x 24 jam, pada setiap hari kerja. (5) Tata cara pembayaran, penyetoran dan tempat pembayaran

diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB X

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 14

Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat waktu atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari besarnya retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.

BAB XI

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 15

(1) Pembayaran retribusi terutang harus dibayar sekaligus.

(2) Retribusi yang terutang harus dilunasi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(3) Tata Cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati Lumajang.

BAB XII

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 16

(1) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo pembayaran. (2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran

(13)

(3) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikeluarkan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

BAB XIII

PENGURANGAN, KEKURANGAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 17

(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.

(2) Pengurangan, keringanan dan pembebasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi.

(3) Tata Cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan dengan Keputusan Bupati Lumajang.

BAB XIV KEDALUWARSA

Pasal 18

(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak masa terutangnya pajak, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi daerah.

(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tertangguh apabila :

a. diterbitkan surat teguran dan/atau surat paksa ; atau

b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Pajak, baik langsung maupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan surat teguran dan surat paksa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal penyampaian surat paksa tersebut.

(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.

(14)

BAB XV

TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KEDALUWARSA

Pasal 19

(1) Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapus. (2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang Retribusi

Daerah yang sudah kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

BAB XVI

INSENTIF PEMUNGUTAN Pasal 20

(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan pajak dan retribusi dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati. BAB XVII

KETENTUAN PIDANA Pasal 21

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi terutang.

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah pelanggaran.

BAB XVIII PENYIDIKAN

Pasal 22

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

(15)

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Retribusi Daerah;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak Pidana Retribusi Daerah; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah. g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan

ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana yang dimaksud pada huruf d; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana

retribusi daerah;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. menghentikan penyidikan;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XIX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 23

Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 07 Tahun 1999 tentang Retribusi dan Olahraga dan perubahannya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 24

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur dan ditetapkan oleh Bupati dengan berpedoman pada ketentuan Peraturan Daerah ini.

(16)

Pasal 25

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang.

Ditetapkan di Lumajang

pada tanggal 8 Desember 2011 BUPATI LUMAJANG

DR. H. SJAHRAZAD MASDAR, M.A. Diundangkan di : Lumajang

pada tanggal : 9 Desember 2011

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Drs. ABDUL FATAH ISMAIL Pembina Utama Muda NIP. 19531223 198003 1 007

(17)

P E N J E L A S A N

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

NOMOR 14 TAHUN 2011

T E N T A N G

RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

I. UMUM

Implementasi Otonomi Daerah mengutamakan pelaksanaan asas desentralisasi yang nyata, luas dan bertanggung jawab secara proposional yang diwujudkan dengan perluasan kewenangan kepada Pemerintah Daerah, kecuali urusan yang menjadi urusan Pemerintah. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, Pemerintah Daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

Aksentuasi dari pelaksanaan asas desentralisasi adalah mendorong untuk memberdayakan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat dan keleluasaan untuk membentuk dan melaksanakan kebijakan menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat.

Penyerahan berbagai kewenangan dalam rangka desentraslisasi ini tentunya harus disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan. Sumber pembiayaan yang paling penting adalah Pendapatan Asli Daerah yang salah satu komponen utamanya adalah penerimaan yang berasal dari komponen retribusi daerah.

Kebijakan desentralisasi memerlukan banyak faktor pendukung dan salah satu faktor pendukung yang secara signifikan menentukan keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah adalah kemampuan daerah untuk membiayai pelaksanaan kewenangan yang dimilikinya, di samping faktor-faktor lain seperti kemampuan personalia dan perangkat daerah .

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, adanya perluasan terhadap beberapa objek Retribusi dan penambahan jenis Retribusi, sehingga dapat mengoptimalkan pelaksanaan otonomi.

Salah satu upaya untuk mewujudkan implementasi kewenangan Pemerintah Daerah meregulasi Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga di Kabupaten Lumajang dalam suatu Peraturan Daerah.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d Pasal 25 : Cukup Jelas.

Referensi

Dokumen terkait

4.2.1 Peraturan dan ketentuan pengadaan barang/jasa pada organisasi usaha yang bersifat profit atau non profit adalah peraturan dan ketentuan pengadaan barang/jasa

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset

Perencanaan yang diberikan pada An “Y” umur 3 tahun 7 bulan dengan demam tifoid yaitu: bina hubungan saling percaya, observasi tanda-tanda vital (nadi suhu dan

Harga saham pada perusahaan yang bergerak di industri makanan dan minuman mengalami kenaikan dan penurunan, hal tersebut berkaitan dengan besarnya nilai current

Coca Cola Bottling Indonesia Central Java menggunakan banyak peralatan serta mesin-mesin modern seperti pada perusahaan-perusahaan modern lainnya.Salah satunya adalah

Aipda KS Tubun No.7, Cigadung, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Jawa Barat adalah salah satu dinas yang memiliki data dan informasi pertanian seperti luas

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa LKPD IPA Modified Free Inquiry untuk Menumbuhkan Kesadaran Peduli Lingkungan akibat Penambangan Pasir Di

Menurut Arikunto (2008: 16) dalam penelitian secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan