REFERAT
REFERAT
SPONDILITIS TUBERKULOSA
SPONDILITIS TUBERKULOSA
Disusun oleh : Disusun oleh : FildFildzah zah Amalya Amalya (10507010111(105070101111018)1018) Hashini
Hashini VijayakumaVijayakumar r (105070108(10507010812100)12100) !i"i
!i"i AAminah minah #"$ #"$ %ahimi %ahimi (10507010812100&)(10507010812100&) 'eon
'eon !iu !iu un un (105070108(10507010812100*)12100*)
+em#im#in : +em#im#in :
dr$ !a"ria +andu +ersada ,sma- !./ dr$ !a"ria +andu +ersada ,sma- !./ dr$ %usendi Hidaya"
DEFINISI
DEFINISI
•
•
Spondilitis tuberkulosa (
Spondilitis tuberkulosa (
Pott’s disease)
Pott’s disease)
merupakan
merupakan
penyakit
infeksi
disebabkan
penyakit
infeksi
disebabkan
Mycobacterium
Mycobacterium
tuberculosa
tuberculosa
yang mengenai tulang
yang mengenai tulang belakang
belakang
•
•
T
Terdap
erdapat :
at :
--
penyempitan ruang diskus intervertebralis dan
penyempitan ruang diskus intervertebralis dan
badan vertebra yang berdekatan
badan vertebra yang berdekatan
--
runtuhnya elemen tulang
runtuhnya elemen tulang belakang
belakang
--
wedging anterior yang
wedging anterior yang menyebabk
menyebabkan kifosis
an kifosis
ANATOMI
ANATOMI
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
•
•
Diperkirakan 20-30 dari penduduk dunia terinfeksi olehDiperkirakan 20-30 dari penduduk dunia terinfeksi olehMycobacterium tuberculosis Mycobacterium tuberculosis!!
•
•
"ndonesia adalah penyumbang terbesar ketiga setelah"ndonesia adalah penyumbang terbesar ketiga setelah "ndia dan #hina dengan penemuan kasus baru $%3!000 "ndia dan #hina dengan penemuan kasus baru $%3!000 orang per tahun!orang per tahun!
•
•
T& T& ekstraparu ekstraparu hanya hanya terdapat terdapat '0 '0 sampai sampai '$ '$ daridari semua kasus T&! T& skeletal teradi ' hingga 3 dari semua kasus T&! T& skeletal teradi ' hingga 3 dari kasuskasus T& T& ekstraparu ekstraparu dan dan biasanya biasanya melibatkan melibatkan tulangtulang belakang!
Etiologi
Etiologi
Spondilitis T& disebabkan oleh
Spondilitis T& disebabkan oleh
bakteri:
bakteri:
•
•
)y*oba*terium tuber*ulosis
)y*oba*terium tuber*ulosis
•
Patogenesis Tuberulosis
)!Tb masuk-+ makrofag alveolus fagosit T&! &ila makrofag
tidak dapat menghan*urkan Tb-+ Tb bereplikasi di makrofag-+ makrofag lisis-+ fokus primer ,hon!
Bagian tengah tuberkel mengalami perkejuan (caseous center ).
Di dalam koloni yang sempat terbentuk dan kemudian dibatasi pertumbuhannya oleh imunitas seluler, kuman tetap hidup dalam bentuk dorman -> fokus Simon.
#aru$ reakti"asi dapat sembuh tanpa bekas, sembuh dengan fibrosis dan kalsifikasi, atau ka"erne.
%uar paru$ bisa ke tulang belakang, ginjal, sendi, otak, adrenal.
atogenesis
Destruksi makrofag embentukan tuberkel e*a h /esolu si alsi1ka si erkeua n elenar imfe enyebaran hematogen esi sekunder paru esi di hepar lien ginalTULANG otak dll &asil T&berkembang biak Destruksi basil T& "nhalasi basil T& 4lveolus 5agositosis oleh makrofag
enyebaran ke 6ertebra
•
Spondilitis T& merupakan hasil dari fase
reaktivasi!
6ertebra yang paling sering
Torakolumbal!
•
)asuk melalui 3 alur:
'!
7alur arteri
2!
7alur 6ena
lasi1kasi berdasarkan okasi
Ti!e Keterlibatan Me"anis#e Ga#baranRa$iologis
eridiskal )enyebar melalui arteri )elibatkan batas 2 vertebra yang berdekatan! Diskus intervertebralis akan menyempit
#entral "nfeksi menyebar sepanang ple8us &atson
)elibatkan bagian tengah dari salah satu vertebra
proksimal dan diskus intervertebralis intak! 4nterior marginal erluasan abses
melalui ligament longitudinal anterior dan periosteum
Dimulai dengan lesi destruktif pada salah satu margin anterior dari *orpus vertebrae hanya sedikit
melibatkan diskus intervertebralis!
•
eralanan penyakit spondylitis T& dibagi dalam $
stadium:
'!
Stadium implantasi
2!
Stadium destruksi awal
3!
Stadium destruksi lanut
9!
Stadium gangguan neurologis
Stadium gangguan neurologis deformitas
)anifestasi linis
•
yeri punggung
•
Deformitas tulang belakang (kifosis;
•
De1sit neurologis
(paraplegia paresis impaired sensation;•
#old abs*ess
•
yeri tekan
•
Spasme otot
•
,erakan spinal yang terbatas
•
,eala umum
( demam keringat malam penurunan berat badan lemah *epat lelah;PEMERIKSAAN FISIK
•
Loo"
"nspeksi pada pasien spondilitis kelihatan
lemah pu*at terdapat benolan di
punggung (gibbus; dan tulang belakang
terlihat bentuk kifosis (membungkuk;
•
Feel
Ditemukan adanya gibbus pada area
tulang yang mengalami infeksi
•
Mo%e)otorik:
#-$: 5leksi dari sendi siku
#-<: =kstensi dari pergelangan tangan #->: =kstensi dari sendi siku
#-%: 5leksi dari distal phalang middle 1nger (ari tengah;
T-': 4bduksi dari ari kelingking tangan -2: 5leksi dari sendi pinggul
-3: =kstensi dari sendi lutut
-9: Dorso?eksi dari sendi ankle -$: =kstensi dari ibu ari kaki S-': 5leksi dari telapak kaki
=)=/"S44 =@74,
•
LABORATORIUM
'! au =ndap Darah (=D;
2! Tuber*ulin skin test A )antou8 test
3! ewarnaan Biehl-ielsen )edia
oweinstein-7ensen
,old Standard
&T san ' gui$e$
nee$le
bio!s(
merupakan modalitas gold
standard untuk diagnosis
)isto!atologis
awal dari
spondylitis T&
/adiologi
•
5oto polos : deformitas yang tampak
seperti kifosis fraktur
•
#T s*an : lesi diskus intervertrabralis dan
abses paravertebral!
•
)/" merupakan pemeriksaan radiologis
terbaik untuk memvisualisasikan
keterlibatan soft tissue dan *analis
spinalis! )/" digunakkan uga untuk
deteksi dini spondylitis T&
C /ay
•
Signs of infe*tion with lyti* lu*en*ies in
anterior portion of vertebrae
•
Disk spa*e narrowing
•
=rosions of the endplate
•
S*lerosis resulting from *hroni* infe*tion
•
#ompression fra*ture
/adiographs: =rosions
• u*ent area in lateral aspe*t of ada*ent vertebral bodies (erosions;
• oss of intervertebral disk spa*e
/adiographs: =ndplate
Destru*tion
5eatures on #T S*an
•
So*t tissue +n$ings
-
abs*ess with *al*i1*ation is diagnosti*
of spinal T& #T is e8*ellent modality to
visualiFe soft tissue *al*i1*ations
•
Pattern an$ se%erit( o* bon( $estrution
-
attern of vertebral body
destru*tion-framentary osteolyti* lo*aliFed and
s*leroti*
•
Use$ to gui$e nee$le in !erutaneous
nee$le bio!s( o* !aras!inal absess
#T : #al*i1*ation
on*ontrast a8ial #T
arge psoas abs*ess with *entral *al*i1*ation
these features are highly diagnosti* of spinal T&
#T: &ony Destru*tion
on*ontrast a8ial #T
=8tensive vertebral body destru*tion *ausing
bony fragments
)/" : 5eatures
•
Gighly sensitive and spe*i1* for spinal T&•
rovides early dete*tion•
&est to distinguish e8a*t e8tent of spinal *ord and soft tissue involvement•
5eatures- =dema of vertebrae and disk spa*e
- Signs of spinal *ompromise i!e! *ord *ompression - ote: poorly visualiFes *al*i1*ation in abs*esses
)/": Spinal #ord "nvolvement
Sagittal T,- .I#ages /'01 an$ a2ial T/-.i#age 31
4ig) intensit( ati%it( in T/, to L0 %ertebrae in$iati%e o* in*etion5 &o#!lete $estrution o* %ertebral bo$ies 6it) osseous retro!ulsion into t)e s!inal anal7 ausing au$a
e8uina5 On a2ial %ie67 note $estrution o* %ertebral bo$( 6it) loss o* irular s)a!e
)/" : ,ibbus 5ormation
H,ibbus formationI in the thora*o-lumbar region of a patient with spinal T& (left;! )/" shows spinal T& at T'0-T'2! Spinal T& *auses the destru*tion *ollapse of vertebrae and angulation of verteral *olumn!
KOMPLIKASI
•
Spinal *ord inury
•
Sebab: tekanan ekstradural sekunder dari pustuberkulosa sekuestra tulang sekuester dari diskus intervertebralis
PENATALAKSANAAN
•
TU9UAN
'!=radikasi infeksi
2 !)enghentikanAmemperbaiki deformitas kifosis
3! )en*egahAmengobati de1sit neurologis
•
Prinsi! Pengobatan
•
'! emberian obat antituberkulosis (E4T;!
•
2! Dekompresi medulla spinalis!
•
3! )enghilangkanA menyingkirkan produk infeksi!
•
9! Stabilisasi vertebra dengan graft tulang (
bone
graft
;!
/5Tera!i "onser%ati*
•
a! Tirah baring (
bed rest
;!
•
b! )emberi korset yang men*egah gerakan
vertebraA membatasi gerak vertebra!
•
*! )emperbaiki keadaan umum penderita!
Tera!i OAT
Spondilitis tuberkulosa
kategori '
'! 5ase terapi intensifA inisial kombinasi E4T:
2/G=B
,5 Tera!i o!erati*
4!
Tanpa komplikasi neurologis4!
erusakan tulang progresif meskipun terapi E4T&!
egagalan dalam terapi konservatif!#!
=vakuasi abses paravertebralD!
4lasan teknik: ketidakstabilan tulang belakang kifosis!=!
en*egahan kifosis parah pada anak-anak&!
Dengan komplikasi
neurologis
•
-omplikasi saraf baru atau perburukan atau kurangnya perbaikan denganpengobatan konservatif!
•
-araplegia onset *epat atau paraplegia parah!•
-ate-onset paraplegia!•
-eural ar*h disease!•
-yeri paraplegia pada geriatrirosedur &edah
(7utte et all 200<;
•
Debridement lokasi yang terinfeksi!
•
ada operasi ini tidak ada upaya menstabilkan tulang belakang!•
Debridement dengan stabilisasi tulang
belakang (spinal rekonstruksi;!
•
operasi dengan prosedur yang lebih luas•
rekonstruksi dengan *angkok tulangong *ong +peration (debridement anterior
dan strut grafting) instrumentasi posterior
*eterangan $ ambar (a,b) $ -ray pra operasi, (/)$ 01
pra-operasi, (d,e) $ -ray post operas
rognosis
•
rognosis spondylitis T& meningkat dengan diagnosis dan intervensi yang *epat•
ada umumnya prognosis baik pada pasien tanpa de1sit dan deformitas neurologis!•
Studi varietas menunukkan %2KL$ kasusmemberikan respon pada terapi medikamentosa tunggal dengan berkurangnya nyeri peningkatan de1*it neurologis dan koreksi deformitas