• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2017

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM BANGKIT MENUJU KELUARGA RELIGIUS, BAHAGIA, SEJAHTERA DENGAN ORIENTASI SURGA

(BAJUKU LIBAS DOSA)

KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang perlindungan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Blitar, dipandang perlu membuat terobosan-terobosan yang mampu mengembangkan inovasi-inovasi dalam program terpadu, bersinergi, efektif dan efisien;

b.

c.

bahwa demi efektivitas pelaksanaan program sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu menetapkan peraturan bupati;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Bangkit Menuju Keluarga Religius, Bahagia, Sejahtera Dengan Orientasi Surga (Bajuku Libas Dosa) Kabupaten Blitar Tahun 2017;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur;

(2)

2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women) (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3277);

3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3866);

4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4168);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4235), sebagaimana telah diubah Dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4419);

7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4635); 8. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4720);

9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

(3)

11. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 4 Seri E);

14. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 28 Tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan; 15.

16.

17.

18.

19.

Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 11 Tahun 2013 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Blitar;

Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah; Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 12 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;

Peraturan Bupati Blitar Nomor 34 Tahun 2014 tentang Penjabaran Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 11 Tahun 2013 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak; Peraturan Bupati Blitar Nomor 49 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas, dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Blitar;

(4)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Blitar.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar.

3. Bangkit Menuju Keluarga Religius, Bahagia, Sejahtera, dengan Orientasi Surga yang selanjutnya disebut Bajuku Libas Dosa adalah program perlindungan terhadap perempuan dan anak yang mengalami kekerasan dan pelecehan seksual.

4. Pusat pelayanan terpadu perlindungan terhadap perempuan dan anak disingkat P2TP2A adalah pusat layanan terpadu dan terintegrasi bagi perempuan dan anak korban tindak kekerasan meliputi pengaduan, pendampingan, rujukan kasus yang memerlukan penangan medis, konseling psikologis, bantuan hukum, pemulangan dan reintegrasi.

5. Mitra kerja adalah lembaga organisasi kemasyarakatan atau perorangan yang memiliki keahlian memulihkan kesehatan mental korban kekerasan dan pelecehan seksual.

20. Peraturan Bupati Blitar Nomor 81 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Bupati Blitar Nomor 32 Tahun 2017 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bupati Blitar Nomor 81 Tahun 2016 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;

Memperhatikan : Keputusan Bupati Blitar Nomor 188/ /409.06/KPTS/2017 tentang Penetapan Program Bangkit Menuju Keluarga Religius, Bahagia, Sejahtera, Dengan Orientasi Surga Di Kabupaten Blitar;

Menetapkan :

MEMUTUSKAN :

PERATURAN BUPATI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM BANGKIT MENUJU KELUARGA RELIGIUS, BAHAGIA, SEJAHTERA DENGAN ORIENTASI SURGA (BAJUKU LIBAS DOSA) KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017.

(5)

6. Kepolisian adalah Kepolisian Resort Blitar Kota atau Kepolisian Resort Blitar.

7. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Daerah Kabupaten dan Kota Blitar.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

1. Maksud dari Peraturan Bupati ini adalah sebagai petunjuk pelaksanaan program Bajuku Libas Dosa.

2. Tujuan Peraturan Bupati ini adalah setiap korban kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak mendapat pendampingan dan bantuan sosial.

Pasal 3

Persyaratan untuk mendapatkan pendampingan adalah korban atau keluarga atau petugas yang ditunjuk melaporkan kasus yang terjadi pada P2TP2A Kabupaten Blitar.

Pasal 4

(1) Setiap korban kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak diberikan pendampingan dan bantuan sosial fasilitas rumah aman. (2) Pendampingan sebagaimana diatur pada ayat (1) berupa:

a. visum et repertum di rumah sakit; b. pelayanan psikologi;

c. pelayanan mental keagamaan;

d. pendampingan korban di Kepolisian. Pasal 5

Segala biaya atas kegiatan yang diberikan untuk pendampingan dan bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dibebankan pada APBD II Kabupaten Blitar.

Pasal 6

(1) Penanganan atas terjadinya kekerasan dan atau pelecehan seksual dalam ikatan keluarga, diprioritaskan untuk menghindari terjadinya perceraian dan pemutusan hubungan keluarga melalui proses pemulihan mental. (2) Pelaku kekerasan atau pelecehan seksual yang tidak dalam satu ikatan

(6)

Pasal 7

(1) Proses pemulihan mental sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 berupa: a. terapi psikolog;

b. bimbingan mental keagamaan.

(2) Proses pemulihan mental sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan paling lama 3 kali konsultansi.

Pasal 8

(1) Terapi psikolog sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dilaksanakan oleh tim atau psikolog yang ditunjuk P2TP2A.

(2) Bimbingan mental keagamaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) diberikan oleh tokoh agama yang ditunjuk oleh P2TP2A.

Pasal 9

Dalam hal proses pemulihan mental membutuhkan waktu lebih lama dari waktu yang sebagaimana diatur dalam Pasal 7 maka korban dirujuk ke pondok pesantren yang ditunjuk oleh P2TP2A dengan biaya atas kesepakatan bersama.

Pasal 10

Bantuan social sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) diberikan kepada korban kekerasan dan pelecehan seksual perempuan dan anak atau keluarganya yang masih dalam kategori miskin berupa kebutuhan sembako sesuai kemampuan APBD II.

Pasal 11

(1) Fasilitas Rumah Aman sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat (1) berupa: a. konsumsi;

b. kebutuhan pribadi; dan c. kebutuhan keamanan.

(2) Fasilitas Rumah Aman diberikan selama-lamanya 1 (satu) tahun. Pasal 12

Apabila korban setelah sebagaimana proses pemulihan belum bisa hidup mandiri diprioritaskan untuk mendapatkan pelatihan usaha dan atau bantuan modal seseuai kemampuan APBD II.

(7)

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11

Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Blitar.

Ditetapkan di Blitar

pada tanggal 26 Januari 2017 BUPATI BLITAR,

Ttd. RIJANTO

Diundangkan di Blitar

pada tanggal 26 Januari 2017

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR,

Ttd.

TOTOK SUBIHANDONO

BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2017 NOMOR 2/E Salinan sesuai dengan aslinya

An. SEKRETARIS DAERAH

ASISTEN PEMERINTAHAN DAN KESRA U.b.

KEPALA BAGIAN HUKUM

Ttd.

HARIS SUSIANTO, SH., M.Si Pembina Tk. I

Referensi

Dokumen terkait

Penetapan biaya standar bahan baku, biaya standar tenaga kerja langsung, dan biaya standar overhead pabrik sebagai alat perencanaan dapat digunakan untuk

Setelah melakukan penelitian dapat disimpulkan bahwa Skor rata–rata faktor–faktor motivasi kerja pegawai pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jambi yang meliputi faktor kebutuhan

"Kegiatan ini dimaksudkan agar kita semua bisa tereduksi dalam hal pengelolaan keuangan, pertanggungjawaban keuangan bawaslu" Perlu dimaklumi juga fleksibilitas

Sesuai dengan kriteria aktivitas siswa yang telah ditentukan peneliti yaitu siswa dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika jumlah siswa yang aktif 75% baik

Hal ini demikian kerana penggunaan peta pemikiran i-Think dapat membantu merangsang pemikiran aras tinggi dalam kalangan murid melalui suasana pembelajaran yang global,

Jika diarnati lebih saksama, jelas alat tangkap ini tidak selektif terhadap ikan layang dan ikan kernbung, karena dominan hasil tangkapan dari jenis ikan tersebut

Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel kapasitas inovasi, proses operasi yang efisien, pemeliharaan

Chorus dalam bukunya “Grondsiagen der sociale Psikologie” merumuskan: Psikologi sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu manusia sebagai