• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat pemeriksaan penunjang ilmu penyakit kulit dan kelamin"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

REFERAT REFERAT BERBAGAI PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN

BERBAGAI PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN SIGNIFIKANSIGNIFIKANSINYA UNTUKSINYA UNTUK KASUS INFEKSI DAN INFESTASI KULIT DI BAGIAN KULIT DAN KELAMIN KASUS INFEKSI DAN INFESTASI KULIT DI BAGIAN KULIT DAN KELAMIN

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Program Pendidikan Profesi

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Program Pendidikan Profesi KedokteraanKedokteraan Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin

Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Di Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal Di Rumah Sakit Umum Kardinah Tegal

Pembimbing : Pembimbing :

dr. Dody Suhartono, Sp. KK

dr. Dody Suhartono, Sp. KK

Disusun oleh : Disusun oleh :

Mohammad Evan Ewaldo Mohammad Evan Ewaldo

(030.09.138) (030.09.138)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMINKELAMIN RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH TEGAL

RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH TEGAL PERIODE 02 Juni 2014

PERIODE 02 Juni 2014 –  –  05 Juli 2014 05 Juli 2014

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

(2)

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN

REFERAT REFERAT BERBAGAI PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN

BERBAGAI PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN SIGNIFIKANSIGNIFIKANSINYA UNTUKSINYA UNTUK KASUS INFEKSI DAN INFESTASI KULIT DI BAGIAN KULIT DAN KELAMIN KASUS INFEKSI DAN INFESTASI KULIT DI BAGIAN KULIT DAN KELAMIN

Telah disusun oleh : Telah disusun oleh : Mohammad Evan Ewaldo Mohammad Evan Ewaldo

(030.09.138) (030.09.138)

Tanggal

Tanggal : : 27 27 Juni Juni 20142014 Tempat

Tempat : : Poliklinik Poliklinik Ilmu Ilmu Penyakit Penyakit Kulit Kulit dan dan KelaminKelamin

Pembimbing

Pembimbing Koordinator Kepaniteraan Koordinator Kepaniteraan KlinikKlinik

(dr.

(3)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tugas referat

karuniaNya penulis dapat menyelesaikan tugas referat ““Berbagai Pemeriksaan PenunjangBerbagai Pemeriksaan Penunjang dan Signifikansinya Untuk Kasus Infeksi dan Infestasi Kulit di Bagian Kulit dan dan Signifikansinya Untuk Kasus Infeksi dan Infestasi Kulit di Bagian Kulit dan Kelamin”

Kelamin”. Pembahasan referat ini disusun sebagai salah satu tugas dalam pelaksanaan. Pembahasan referat ini disusun sebagai salah satu tugas dalam pelaksanaan kepaniteraan klinik bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Kardinah, Kota Tegal kepaniteraan klinik bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Kardinah, Kota Tegal  periode 2 Juni

 periode 2 Juni 20142014 –  –  5 Juli 2014. 5 Juli 2014.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Dody Suhartono, Sp.KK selaku Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Dody Suhartono, Sp.KK selaku  pembimbing dalam penyusunan tugas ini

 pembimbing dalam penyusunan tugas ini serta seluruh serta seluruh pihak yang telah pihak yang telah membantu, termasukmembantu, termasuk teman-teman mahasiswa yang telah memberi banyak masukan untuk makalah ini sehingga teman-teman mahasiswa yang telah memberi banyak masukan untuk makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Penulis menyadari bahawa tulisan ini jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran Penulis menyadari bahawa tulisan ini jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan referat ini.

yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan referat ini.

Tegal, 27 Juni 2014 Tegal, 27 Juni 2014 Penulis Penulis

Mohammad Evan Ewaldo Mohammad Evan Ewaldo

(4)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Kata pengant

Kata pengantar………...ar………...i.i Lembar pengesahan………...ii Lembar pengesahan………...ii Daftar

Daftar isi………iiiisi………iii BAB I BAB I Pendahuluan………...1 Pendahuluan………...1 BAB II BAB II Pembahasan………...……….2 Pembahasan………...……….2 1. 1. PemeriksaanPemeriksaan  bakteriologi……….………2  bakteriologi……….………2 2. 2. PemeriksaanPemeriksaan histopatologi………...………..10 histopatologi………...………..10 3. 3. KerokanKerokan kulit………. kulit………..11.11 4. 4. TzanckTzanck test……….. test………..1414 5. 5. PemeriksaanPemeriksaan kultur……… kultur………..……….……….1515 6.

6. Pemeriksaan duhPemeriksaan duh

tubuh………..16 tubuh………..16 7.

7. PemeriksaanPemeriksaan T. pallidumT. pallidum dan dan

VDRL………..………….17 VDRL………..………….17 8. 8. TesTes frei……… frei………....………...19………...19 Daftar Daftar pustaka pustaka………..21………..21

(5)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7

orang dewasa sekitar 2,7 –  –  3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5  –  –  1,9 meter persegi. Tebalnya kulit 1,9 meter persegi. Tebalnya kulit  bervariasi

 bervariasi mulai mulai 0,5 0,5 mm smm sampai ampai 6 6 mm mm tergantung dari tergantung dari letak, letak, umur umur dan dan jenis jenis kelamin. kelamin. KulitKulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki, punggung, bahu dan  bokong.

 bokong.11

Kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap Kulit melindungi tubuh dari trauma dan merupakan benteng pertahanan terhadap  bakteri,

 bakteri, virus virus dan dan jamur. jamur. Tetapi Tetapi kulit kulit itu itu sendiri sendiri dapat dapat menjadi menjadi terinfeksi terinfeksi oleh oleh bakteri, bakteri, virus,virus, atau jamur. Beberapa organisme ini hidup secara alami pada tubuh dan biasanya tidak atau jamur. Beberapa organisme ini hidup secara alami pada tubuh dan biasanya tidak menyebabkan penyakit kecuali mereka menembus penghalang dari permukaan kulit. Infestasi menyebabkan penyakit kecuali mereka menembus penghalang dari permukaan kulit. Infestasi kulit oleh parasit seperti tungau juga dapat terjadi.

kulit oleh parasit seperti tungau juga dapat terjadi.

Diagnosis lesi kulit melibatkan prinsip dan pendekatan yang sama seperti pada Diagnosis lesi kulit melibatkan prinsip dan pendekatan yang sama seperti pada gangguan medis lainnya. Dalam menegakkan diagnosis suatu penyakit kulit, diperlukan gangguan medis lainnya. Dalam menegakkan diagnosis suatu penyakit kulit, diperlukan riwayat dermatologi yang lengkap

riwayat dermatologi yang lengkap dan pemeriksaan fisik yang teliti, dibantu oleh prosedurdan pemeriksaan fisik yang teliti, dibantu oleh prosedur diagnostik penunjang.

diagnostik penunjang.

Lesi pada penyakit kulit sangat mirip sehingga terkadang dokter salah mendiagnosis. Lesi pada penyakit kulit sangat mirip sehingga terkadang dokter salah mendiagnosis. Oleh karena itu, sangat diperlukan pemeriksaan penunjang dalam memastikan diagnosis Oleh karena itu, sangat diperlukan pemeriksaan penunjang dalam memastikan diagnosis infeksi dan infestasi pada penyakit kulit. Misalnya pada infeksi skabies dapat ditemukan infeksi dan infestasi pada penyakit kulit. Misalnya pada infeksi skabies dapat ditemukan tungau Sarcoptes scabiei dari hasil kerokan kulit. Pada makalah ini akan dibahas mengenai tungau Sarcoptes scabiei dari hasil kerokan kulit. Pada makalah ini akan dibahas mengenai  berbagai pemeriksaan penunjang dan signifikansinya untuk kasu

 berbagai pemeriksaan penunjang dan signifikansinya untuk kasus infeksi dan infestasi kulit dis infeksi dan infestasi kulit di  bagian kulit dan kelamin.

(6)

BAB II

BAB II

PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

A.

A. Pemeriksaan BakteriologiPemeriksaan Bakteriologi

Pemeriksaan bakteriologi dilakukan pada penyakit infeksi kulit karena bakteri. Pemeriksaan bakteriologi dilakukan pada penyakit infeksi kulit karena bakteri. Misalnya pada penyakit Pioderma, Kusta, dan TBC kulit. Pioderma adalah

Misalnya pada penyakit Pioderma, Kusta, dan TBC kulit. Pioderma adalah  penyakit  penyakit kulitkulit yang disebabkan oleh Staphylococcus dan Streptococcus atau oleh kedua-duanya. Penyakit yang disebabkan oleh Staphylococcus dan Streptococcus atau oleh kedua-duanya. Penyakit TBC kulit disebabkan oleh

TBC kulit disebabkan oleh  Mycobacterium  Mycobacterium tuberculosistuberculosis. Sedangkan kusta disebabkan oleh. Sedangkan kusta disebabkan oleh  Mycobacterium leprae

 Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat. yang bersifat intraseluler obligat.

i.

i. PiodermaPioderma

Pioderma adalah penyakit kulit yang sering dijumpai. Terdapat berbagai macam Pioderma adalah penyakit kulit yang sering dijumpai. Terdapat berbagai macam  bentuk pioderma.

 bentuk pioderma. Seperti Seperti impetigo impetigo bulosa, bulosa, impetigo krustosa, impetigo krustosa, folikulitis, folikulitis, selulitis, selulitis, erisipelas,erisipelas, abses, ulkus piogenik, dan ektima. Penyakit tersebut akan dibahas satu persatu pada tabel abses, ulkus piogenik, dan ektima. Penyakit tersebut akan dibahas satu persatu pada tabel  berikut.

 berikut.

Nama

Nama Penyakit Penyakit Gejala Gejala Klinis Klinis Hasil Hasil LaboratoriumLaboratorium Impetigo

Impetigo Bulosa Bulosa -- Kelainan kulit berupa eritema, bula danKelainan kulit berupa eritema, bula dan  bula hipopion.

 bula hipopion.

-- Lepuh tiba-tiba muncul pada kulit sehat,Lepuh tiba-tiba muncul pada kulit sehat,  bervariasi mulai miliar hingga lentikular,  bervariasi mulai miliar hingga lentikular,

dapat bertahan 2-3 hari. dapat bertahan 2-3 hari.

-- Kadang-kadang waktu penderita datangKadang-kadang waktu penderita datang  berobat, vesikel/bula telah memecah  berobat, vesikel/bula telah memecah

sehingga yang tampak hanya koleret dan sehingga yang tampak hanya koleret dan dasarnya masih eritematosa

dasarnya masih eritematosa

Preparat mikroskopik Preparat mikroskopik langsung dari cairan bula langsung dari cairan bula untuk mencari stafilokok. untuk mencari stafilokok.

(7)

Impetigo

Impetigo Krustosa Krustosa -- Tempat predileksi di muka yakniTempat predileksi di muka yakni disekitar lubang hidung dan mulut disekitar lubang hidung dan mulut karena dianggap sumber infeksi dari karena dianggap sumber infeksi dari daerah tersebut.

daerah tersebut.

-- Keluhan utama adalah rasa gatal, lesiKeluhan utama adalah rasa gatal, lesi awal berupa makula eritematosa awal berupa makula eritematosa  berukuran 1-2 mm, segera berubah  berukuran 1-2 mm, segera berubah

menjadi vesikel atau bula. menjadi vesikel atau bula.

-- Karena dinding vesikel tipis mudahKarena dinding vesikel tipis mudah  pecah dan mengeluarkan sekret  pecah dan mengeluarkan sekret seropurulen kuning kecoklatan seropurulen kuning kecoklatan selanjutnya mengering membentuk selanjutnya mengering membentuk krusta yang berlapis-lapis.

krusta yang berlapis-lapis.

-- Krusta mudah dilepaskan, dibawahKrusta mudah dilepaskan, dibawah krusta terdapat daerah erosif

krusta terdapat daerah erosif yangyang mengeluarkan sekret, sehingga krusta mengeluarkan sekret, sehingga krusta kembali menebal.

kembali menebal.

Biakan bakteriologis eksudat Biakan bakteriologis eksudat lesi dan biakan sekret dalam lesi dan biakan sekret dalam media agar darah dilanjutkan media agar darah dilanjutkan dengan tes resistensi. Untuk dengan tes resistensi. Untuk mencari Staphylococcus mencari Staphylococcus aureus koagulase positif dan aureus koagulase positif dan streptococcus beta

streptococcus beta hemoliticus

hemoliticus

Folikulitis

-Folikulitis - Rasa gatal dan rasa terbakar pada daerahRasa gatal dan rasa terbakar pada daerah rambut.

rambut.

-- Berupa makula eritematosa disertaiBerupa makula eritematosa disertai  papel

 papel atau atau pustula pustula yang yang ditembus ditembus oleholeh rambut.

rambut.

-- Pertumbuhan rambut sendiri tidakPertumbuhan rambut sendiri tidak terganggu.

terganggu.

-- Kadang-kadang Kadang-kadang ditimbulkan ditimbulkan oleholeh discharge (sekret) dari luka dan abses. discharge (sekret) dari luka dan abses.

Pemeriksaan bakteriologis Pemeriksaan bakteriologis dari sekret lesi (dengan dari sekret lesi (dengan  pewarnaan gram) untuk  pewarnaan gram) untuk mencari Staphylococcus mencari Staphylococcus aureus.

aureus.

Selulitis

Selulitis Lesi Lesi bermula bermula sebagai sebagai makula makula eritematosa eritematosa yangyang terasa panas, selanjutnya meluas kearah

terasa panas, selanjutnya meluas kearah samping dan kebawah sehingga terbentuk samping dan kebawah sehingga terbentuk  benjolan berwarna merah dan hitam yang  benjolan berwarna merah dan hitam yang

mengeluarkan sekret seropurulen. mengeluarkan sekret seropurulen.

a.

a. Pemeriksaan darahPemeriksaan darah akan didapatkan akan didapatkan leukositosis. leukositosis.  b.

 b. Biakan sekret fistelBiakan sekret fistel dan uji resistensi dan uji resistensi

(8)

Erisipelas

Erisipelas 1. 1. Kulit Kulit yang yang terkena terkena terlihat terlihat merah merah cerah,cerah, agak menonjol, batas jelas, nyeri tekan, agak menonjol, batas jelas, nyeri tekan, teraba panas

teraba panas

2. Kadang-kadang dijumpai vesikel-vesikel 2. Kadang-kadang dijumpai vesikel-vesikel kecil pada tepinya.

kecil pada tepinya.

3. Dapat juga dijumpai bentuk bulosa. 3. Dapat juga dijumpai bentuk bulosa.

- Menunjukkan peningkatan - Menunjukkan peningkatan  jumlah leukosit (leukositosis)  jumlah leukosit (leukositosis)

- Untuk menentukan - Untuk menentukan  penyebabnya, dilakukan  penyebabnya, dilakukan  pembiakan terhadap contoh  pembiakan terhadap contoh

darah atau jaringan kulit darah atau jaringan kulit yang terinfeksi, pus atau yang terinfeksi, pus atau eksudat (kultur).

eksudat (kultur). Abses

Abses Dimulai dengan Dimulai dengan benjolan benjolan kecil kecil yangyang

selanjutnya meluas kesamping dan kebawah selanjutnya meluas kesamping dan kebawah menimbulkan benjolan berisi nanah.

menimbulkan benjolan berisi nanah.

a.

a. Kultur darah untukKultur darah untuk mencari etiologi dan uji mencari etiologi dan uji resistensi.

resistensi.  b.

 b. Pemeriksaan darahPemeriksaan darah

melihat leukositosis, gula melihat leukositosis, gula darah.

darah. Ulkus

Ulkus piogenik piogenik Timbul Timbul koreng/ulkus koreng/ulkus dnegan dnegan tanda-tandatanda-tanda radang disekitarnya, secara lambat mengalami radang disekitarnya, secara lambat mengalami nekrosis dan menyebar secara serpiginosa. nekrosis dan menyebar secara serpiginosa.

Kultur sekret ulkus dan tes Kultur sekret ulkus dan tes resistensi.

resistensi.

Ektima

Ektima Lesi Lesi awal awal berupa berupa vesikel vesikel atau atau vesikopustulosavesikopustulosa diatas kulit yang eritematosa, membesar dan diatas kulit yang eritematosa, membesar dan  pecah,

 pecah, terbentuk terbentuk krusta krusta tebal tebal dan dan kering kering yangyang sukar dilepas dari dasarnya. Bila krusta dilepas sukar dilepas dari dasarnya. Bila krusta dilepas terdapat ulkus dangkal.

terdapat ulkus dangkal.22

Mencari etiologi dari Mencari etiologi dari sekret/kerokan kulit. sekret/kerokan kulit.

(9)

Gambar 1. Impetigo bulosa Gambar 1. Impetigo bulosa

Gambar 2. Impetigo krustosa Gambar 2. Impetigo krustosa

(10)

Gambar 3. Erisipelas Gambar 3. Erisipelas

Gambar 4.

(11)

Gambar 5. Staphylococcus Gambar 5. Staphylococcus

ii.

ii. Tuberculosis kutisTuberculosis kutis

Tuberculosis kutis adalah tuberkulosis pada kulit yang disebabkan oleh Tuberculosis kutis adalah tuberkulosis pada kulit yang disebabkan oleh  Mycobacterium

 Mycobacterium tuberculosistuberculosis. M. tuberculosis mempunyai sifat sebagai berikut: berbentuk. M. tuberculosis mempunyai sifat sebagai berikut: berbentuk  batang,

 batang, panjang panjang 2-4/µ 2-4/µ dan dan lebar lebar 0,3-1,5/m, 0,3-1,5/m, tahan tahan asam, asam, tidak tidak bergerak, bergerak, tidak tidak membentukmembentuk spora, aerob dan suhu optimal

spora, aerob dan suhu optimal pertumbuhan 37pertumbuhan 37˚C.˚C.

Pemeriksaan bakteriologik Mycobacterium tuberculosis terdiri atas 4 macam: Pemeriksaan bakteriologik Mycobacterium tuberculosis terdiri atas 4 macam:

1.

1. Sediaan mikroskopikSediaan mikroskopik

Bahan berupa pus, jaringan kulit dan jaringan kelenjar getah bening. Pada Bahan berupa pus, jaringan kulit dan jaringan kelenjar getah bening. Pada  pewarnaan

 pewarnaan dengan dengan cara cara Ziehl Ziehl Neelsen Neelsen atau atau modifikasinya, modifikasinya, jika jika positif positif kumankuman tampak berwarna merah pada dasar biru

(12)

Gambar 6. Mycobacterium tuberculosis dengan Ziehl Neelsen Stein Gambar 6. Mycobacterium tuberculosis dengan Ziehl Neelsen Stein

2.

2. KulturKultur

Kultur dilakukan pada media

Lowenstein-Kultur dilakukan pada media Lowenstein-Jensen, pengeraman pada suhu 37˚ C. JikaJensen, pengeraman pada suhu 37˚ C. Jika  positif koloni tumbuh

 positif koloni tumbuh dalam waktu 8 dalam waktu 8 minggu. Kalau hasil minggu. Kalau hasil kuma positif kuma positif berarti pastiberarti pasti kuman tuberkulosis

kuman tuberkulosis 3.

3. Tes biokimiaTes biokimia

Ada beberapa macam misalnya tes niasin dipakai untuk membedakan jenis human Ada beberapa macam misalnya tes niasin dipakai untuk membedakan jenis human dengan yang lain. Jika tes positif berarti jenis human

dengan yang lain. Jika tes positif berarti jenis human 4.

4. Percobaan resistensiPercobaan resistensi

iii.

iii. LepraLepra

Lepra atau kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik dan penyebabnya ialah Lepra atau kusta merupakan penyakit infeksi yang kronik dan penyebabnya ialah  Mycobacterium

 Mycobacterium lepraeleprae  yang bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinitas  yang bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinitas  pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas.

 pertama, lalu kulit dan mukosa traktus respiratorius bagian atas.

Pemeriksaan bakterioskopik digunakkan untuk membantu menegakkan diagnosis. Pemeriksaan bakterioskopik digunakkan untuk membantu menegakkan diagnosis. Sediaan dibuat dari kerokan jaringan kulit atau usapan dan kerokan mukosa hidung yang Sediaan dibuat dari kerokan jaringan kulit atau usapan dan kerokan mukosa hidung yang diwarnai dengan pewarnaan terhadap basil tahan asam antara

(13)

Cara pengambilan bahan dengan menggunakan scalpel steril. Irisan yang dibuat harus Cara pengambilan bahan dengan menggunakan scalpel steril. Irisan yang dibuat harus sampai dermis melampaui

sampai dermis melampaui subepidermal clear  subepidermal clear zonezone agar mencapai jaringan yang diharapkan agar mencapai jaringan yang diharapkan  banyak

 banyak mengandung mengandung sel sel lepra lepra yang yang di di dalamnya dalamnya mengandung mengandung basilbasil  M.  M. leprae.leprae. KerokanKerokan  jaringan

 jaringan itu itu dioleskan dioleskan di di gelas gelas alas alas kemudian kemudian difiksasi difiksasi di di atas atas api api dan dan diwarnai diwarnai dengandengan  pewarnaan Ziehl Neelsen.

 pewarnaan Ziehl Neelsen.

M. leprae tergolong basil tahan asam maka akan tampak merah pada sediaan. M. leprae tergolong basil tahan asam maka akan tampak merah pada sediaan. Dibedakan bentuk batang utuh (

Dibedakan bentuk batang utuh ( solid  solid ), batang terputus (), batang terputus ( fragmented  fragmented ), dan butiran (), dan butiran ( granular  granular ).). Bentuk solid adalah basil hidup, sedang fragmented dan granular merupakan bentuk mati. Bentuk solid adalah basil hidup, sedang fragmented dan granular merupakan bentuk mati.

Kepadatan BTA tanpa membedakan solid dan nonsolid pada sebuah sediaan Kepadatan BTA tanpa membedakan solid dan nonsolid pada sebuah sediaan dinyatakan dengan

dinyatakan dengan Indeks BakteriIndeks Bakteri (IB) dengan nilai 0 sampai 6+ menurut r (IB) dengan nilai 0 sampai 6+ menurut ridley. 0 bila tidakidley. 0 bila tidak ada BTA dalam 100 lapang pandang (LP), Pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop ada BTA dalam 100 lapang pandang (LP), Pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop cahaya dengan minyak imersi pada pembesaran lensa obyektif 100x

cahaya dengan minyak imersi pada pembesaran lensa obyektif 100x

Indeks Bakteri Indeks Bakteri

1+ bila 1-10 BTA dalam 100 LP 1+ bila 1-10 BTA dalam 100 LP 2+ bila 1-10 BTA dalam 10 LP 2+ bila 1-10 BTA dalam 10 LP

3+ bila 1-10 BTA rata-rata dalam 1 LP 3+ bila 1-10 BTA rata-rata dalam 1 LP 4+ bila 11-100 BTA rata-rata dalam 1 LP 4+ bila 11-100 BTA rata-rata dalam 1 LP 5+ bila 101-1000 BTA rata-rata dalam 1 LP 5+ bila 101-1000 BTA rata-rata dalam 1 LP 6+ bila > 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP 6+ bila > 1000 BTA rata-rata dalam 1 LP

Tabel 1. Indeks bakteri dalam pemeriksaan BTA Tabel 1. Indeks bakteri dalam pemeriksaan BTA

(14)

Indeks morfologi adalah presentase bentuk solid dibandingkan dengan jumlah solid Indeks morfologi adalah presentase bentuk solid dibandingkan dengan jumlah solid dan non soild. Syarat perhitungan indeks morfologi adalah:

dan non soild. Syarat perhitungan indeks morfologi adalah: 1.

1. Jumlah minimal kuman tiap lesi 100 BTAJumlah minimal kuman tiap lesi 100 BTA 2.

2. IB 1+ tidak perlu dibuat Imnya karena untuk mendapat 100 BTA harus mencari dalamIB 1+ tidak perlu dibuat Imnya karena untuk mendapat 100 BTA harus mencari dalam 1.000 sampai 10.000 lapangan

1.000 sampai 10.000 lapangan 3.

3. Mulai dari IB 3+ harus dihitung Imnya sebab dengan IB 3+ maksimum harus dicariMulai dari IB 3+ harus dihitung Imnya sebab dengan IB 3+ maksimum harus dicari dalam 100 lapangan

dalam 100 lapangan

B.

B. Pemeriksaan Pemeriksaan HistopatologHistopatologii

Pemeriksaan histopatologi tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan Pemeriksaan histopatologi tidak kalah pentingnya bila dibandingkan dengan  pemeriksaan

 pemeriksaan penunjang penunjang yang yang lain lain dalam dalam peranannya peranannya menegakkan menegakkan diagnosis. diagnosis. UntukUntuk  pemeriksaan

 pemeriksaan ini ini dibutuhkan dibutuhkan potongan potongan jaringan jaringan yang yang didapat didapat dengan dengan cara cara punch punch biopsi.biopsi. Sedapatnya diusahakan agar lesi yang akan dibiopsi adalah lesi primer yang belum Sedapatnya diusahakan agar lesi yang akan dibiopsi adalah lesi primer yang belum mengalami infeksi sekunder.

mengalami infeksi sekunder.

Potongan jaringan sedapat-dapatnya berbentuk elips dan disertakan jaringan subkutis. Potongan jaringan sedapat-dapatnya berbentuk elips dan disertakan jaringan subkutis. Jaringan yang telah dipotong kemudian dimasukkan ke dalam larutan fiksasi misalnya Jaringan yang telah dipotong kemudian dimasukkan ke dalam larutan fiksasi misalnya formalin 10% supaya menjadi keras dan sel-selnya mati. Pewarnaan rutin yang biasa formalin 10% supaya menjadi keras dan sel-selnya mati. Pewarnaan rutin yang biasa digunakan adalah Hematoksilin-Eosin. Agar cairan fiksasi dapat dengan baik masuk ke digunakan adalah Hematoksilin-Eosin. Agar cairan fiksasi dapat dengan baik masuk ke  jaringan hendaknya tebal jaringan kira-kira ½ cm.

 jaringan hendaknya tebal jaringan kira-kira ½ cm.44

Staphylococc

Staphylococcal al ScaldedScalded Skin Syndrome Skin Syndrome

Lepra

Lepra TBC TBC KulitKulit

-- Terdapat gambaran yangTerdapat gambaran yang khas yaitu lepuh

khas yaitu lepuh intraepidermal. intraepidermal.

-- Terdapat celah diTerdapat celah di Stratum granulosum. Stratum granulosum.

-- Didapatkan granulomaDidapatkan granuloma yaitu akumulasi yaitu akumulasi makrofag. makrofag. -- GambaranGambaran histopatologik tipe histopatologik tipe tuberkuloid adalah tuberkuloid adalah tuberkel, tuberkel,

-- Pada umumnya,Pada umumnya,

gambaran dari TB kutis gambaran dari TB kutis ini adalah pada

ini adalah pada

epidermisnya tampak epidermisnya tampak adanya hiperkeratosis adanya hiperkeratosis dan akantosis. dan akantosis.

(15)

-- Meskipun ruang lepuhMeskipun ruang lepuh sering mengandung sering mengandung sel-sel akantolitik,

sel akantolitik, epidermis sisanya epidermis sisanya tampak utuh tanpa tampak utuh tanpa disertai nekrosis sel disertai nekrosis sel

tidak ada basil atau tidak ada basil atau hanya sedikit. hanya sedikit.

-- Pada tipe lepromatosaPada tipe lepromatosa terdapat kelim sunyi terdapat kelim sunyi epidermal (

epidermal ( subepidermal subepidermal clear zone

clear zone) yaitu suatu) yaitu suatu daerah langsung di daerah langsung di  bawah epidermis yang  bawah epidermis yang  jaringannya tidak  jaringannya tidak  patologik

 patologik

-- Didapati sel virchowDidapati sel virchow (sel lepra) dengan (sel lepra) dengan  banyak basil  banyak basil

-- Pada reaksi radang yangPada reaksi radang yang akut, sering dengan akut, sering dengan gambaran adanya abses gambaran adanya abses di lapisan ini.

di lapisan ini.

-- Pada dermis tampakPada dermis tampak adanya nekrosis adanya nekrosis kaseosa.

kaseosa.

Tabel 2. Hasil pemeriksaan histopatologi pada penyakit lepra, pioderma dan TBC kulit Tabel 2. Hasil pemeriksaan histopatologi pada penyakit lepra, pioderma dan TBC kulit

C.

C. Kerokan KulitKerokan Kulit

Pemeriksaan kerokan kulit dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis Pemeriksaan kerokan kulit dapat dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dermatofitosis, kandidosis dan skabies

dermatofitosis, kandidosis dan skabies i.

i. DermatofitosisDermatofitosis

Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk misalnya Dermatofitosis adalah penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh jamur stratum korneum pada epidermis, rambut, dan kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Dermatofitosis diklasifikasikan menjadi

dermatofita. Dermatofitosis diklasifikasikan menjadi 1.

1. Tinea kapitisTinea kapitis, yaitu dermatofitosis pada kulit rambut dan kepala, yaitu dermatofitosis pada kulit rambut dan kepala 2.

2. Tinea barbeTinea barbe, dermatofitosis pada dag dan janggut, dermatofitosis pada dag dan janggut 3.

3. Tinea krurisTinea kruris, yaitu dermatofitosis pada daerah genitokrural sampai anus dan, yaitu dermatofitosis pada daerah genitokrural sampai anus dan  bokong kadang-kad

(16)

4.

4. Tinea pedis et manumTinea pedis et manum, dermatofitosis pada kaki dan tangan, dermatofitosis pada kaki dan tangan 5.

5. Tinea unguiumTinea unguium, dermatofitosis pada kuku jari dan tangan, dermatofitosis pada kuku jari dan tangan 6.

6. Tinea korporisTinea korporis, dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5, dermatofitosis pada bagian lain yang tidak termasuk bentuk 5 tinea di atas

tinea di atas

Gambar 7. Tinea kruris Gambar 7. Tinea kruris

Gambar 8. Tinea capitis Gambar 8. Tinea capitis

(17)

Bahan untuk pemeriksaan dermatofitosis dapat diambil dari kulit berambut, kulit tidak Bahan untuk pemeriksaan dermatofitosis dapat diambil dari kulit berambut, kulit tidak  berambut,

 berambut, dan dan kuku. kuku. Pemeriksaan Pemeriksaan langsung langsung sediaan sediaan basah basah dilakukan dilakukan dengan dengan mikroskopmikroskop mula-mula dengan pembesaran 10x10 kemudian dengan pembesaran 10x45. Sediaan basah mula-mula dengan pembesaran 10x10 kemudian dengan pembesaran 10x45. Sediaan basah dibuat dengan meletakkan bahan di atas gelas alas

dibuat dengan meletakkan bahan di atas gelas alas kemudian ditambah 1-2 tetes larutan KOH.kemudian ditambah 1-2 tetes larutan KOH. Setelah sediaan dicampur dengan larutan KOH ditunggu 15-20 menit

Setelah sediaan dicampur dengan larutan KOH ditunggu 15-20 menit hal ini diperlukan untukhal ini diperlukan untuk melaarutkan jaringan.

melaarutkan jaringan.

Pada sediaan kuku dan kulit yang terlihat adalah Hifa sebagai dua garis sejajar terbagi Pada sediaan kuku dan kulit yang terlihat adalah Hifa sebagai dua garis sejajar terbagi oleh sekat dan bercabang maupun spora berderet (artrospora) pada kelainan kulit lama atau oleh sekat dan bercabang maupun spora berderet (artrospora) pada kelainan kulit lama atau kelainan kulit yang sudah diobati. Pada sediaan rambut yang dapat dilihat adalah mikrospora kelainan kulit yang sudah diobati. Pada sediaan rambut yang dapat dilihat adalah mikrospora atau makrospora.

atau makrospora.55

Gambar 9. Hifa dermatofita Gambar 9. Hifa dermatofita

ii. Kandidosis ii. Kandidosis

Kandidosis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh Kandidosis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies

spesies Candida albicans.Candida albicans. Dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronkus, bahkan paru- Dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronkus, bahkan paru- paru.

 paru. Dari Dari hasil hasil pemeriksaan pemeriksaan kerokan kerokan kulit kulit atau atau usapan usapan mukokutan mukokutan atau atau dengan dengan pewarnaanpewarnaan gram akan terlihat sel ragi, blastospora atau hifa semu.

(18)

iii. Skabies iii. Skabies

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis.

Sarcoptes scabiei var. hominis. Ada 4 tanda kardinal yaitu gatal pada malam hari, mengenai Ada 4 tanda kardinal yaitu gatal pada malam hari, mengenai sekelompok orang, ditemukan terowongan (kanikulus) pada tempat predileksi yang berwarna sekelompok orang, ditemukan terowongan (kanikulus) pada tempat predileksi yang berwarna  putih

 putih atau atau keabu-abuan keabu-abuan dan dan ditemukannya ditemukannya tungau. tungau. Ditemukannya Ditemukannya tungau tungau merupakanmerupakan  gold gold  standard

 standard pada pemeriksaan penunjang skabies. pada pemeriksaan penunjang skabies.66

Cara melakukan kerokan kulit untuk menemukan tungau skabies adalah: Cara melakukan kerokan kulit untuk menemukan tungau skabies adalah: 1.

1. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikelCarilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah kaca obyek lalu ditutup dengan dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah kaca obyek lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya

kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya 2.

2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih danDengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar

dilihat dengan kaca pembesar 3.

3. Dengan biopsi eksisional kemudian diperiksa dengan pewarnaan hematoksilin eosinDengan biopsi eksisional kemudian diperiksa dengan pewarnaan hematoksilin eosin

Gambar 10. Sarcoptes scabiei Gambar 10. Sarcoptes scabiei

D.

D. Tzanck testTzanck test

Pemeriksaan Tzanck test biasanya dilakukan untuk menunjang diagnosis Herpes Pemeriksaan Tzanck test biasanya dilakukan untuk menunjang diagnosis Herpes Zoster, Herpes Simplex, dan Varicella. Cara melakukan pemeriksaan ini adalah pertama Zoster, Herpes Simplex, dan Varicella. Cara melakukan pemeriksaan ini adalah pertama  pecahkan

 pecahkan bula bula kemudian kemudian dikerok kulit dikerok kulit luarnya. luarnya. Setelah Setelah itu, itu, kerokan kerokan di di fiksasi fiksasi pada pada preparatpreparat dengan cara dilewatkan di atas api 3x. Setelah difiksasi obyek glass direndam di alkohol 96% dengan cara dilewatkan di atas api 3x. Setelah difiksasi obyek glass direndam di alkohol 96% selama 5 menit kemudian di bilas.

(19)

Setelah dibilas obyek glass ditetesi larutan giemsa (1:10) selama 30 menit. Bilas Setelah dibilas obyek glass ditetesi larutan giemsa (1:10) selama 30 menit. Bilas dengan air mengalir, lalu keringkan. Setelah itu periksa di mikroskop dengan 100x dengan air mengalir, lalu keringkan. Setelah itu periksa di mikroskop dengan 100x  perbesaran. Hasil dikatakan positif jika ditemukan sel datia berinti banyak.

 perbesaran. Hasil dikatakan positif jika ditemukan sel datia berinti banyak.

Gambar 11. Hasil Tzanck test pada HSV Gambar 11. Hasil Tzanck test pada HSV

E.

E. Pemeriksaan KulturPemeriksaan Kultur

Pemeriksaan kultur sering dilakukan pada penyakit Gonore. Gonore dalam arti luas Pemeriksaan kultur sering dilakukan pada penyakit Gonore. Gonore dalam arti luas mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh

mencakup semua penyakit yang disebabkan oleh  Neisseria  Neisseria gonorrhoeae.gonorrhoeae.  Gambaran klinis  Gambaran klinis dan komplikasi gonore sangat erat kaitannya dengan susunan anatomi dan faal manusia.

dan komplikasi gonore sangat erat kaitannya dengan susunan anatomi dan faal manusia.

Pada pria, infeksi pertama terjadi pada uretra yang disebut uretritis. Kemudian dapat Pada pria, infeksi pertama terjadi pada uretra yang disebut uretritis. Kemudian dapat terjadi komplikasi lokal dan

terjadi komplikasi lokal dan ascendens infection.ascendens infection.  Komplikasi lokal misalnya Tysonitis,  Komplikasi lokal misalnya Tysonitis, Parauretritis, Littritis, dan Cowperitis. Sedangkan infeksi ascendens dapat terjadi prostatitis, Parauretritis, Littritis, dan Cowperitis. Sedangkan infeksi ascendens dapat terjadi prostatitis, vesikulitis, vas deferentitis, epididimitis, dan trigonitis.

vesikulitis, vas deferentitis, epididimitis, dan trigonitis.77

Sedangkan pada wanita infeksi pertama dapat terjadi pada uretra (uretritis) dan cervix Sedangkan pada wanita infeksi pertama dapat terjadi pada uretra (uretritis) dan cervix (servisitis). Kemudian dapat terjadi komplikasi seperti parauretritis, bartholinitis, salpingitis, (servisitis). Kemudian dapat terjadi komplikasi seperti parauretritis, bartholinitis, salpingitis, dan

(20)

Untuk identifikasi perlu dilakukan pembiakan. Dua macam media yang dapat Untuk identifikasi perlu dilakukan pembiakan. Dua macam media yang dapat digunakan adalah media transpor dan media pertumbuhan. Contoh media transpor adalah digunakan adalah media transpor dan media pertumbuhan. Contoh media transpor adalah media Stuart dan Media Transgrow. Media Stuart hanya untuk transpor saja sehingga perlu media Stuart dan Media Transgrow. Media Stuart hanya untuk transpor saja sehingga perlu ditanam kembali pada media pertumbuhan. Sedangkan media Transgrow bersifat selektif dan ditanam kembali pada media pertumbuhan. Sedangkan media Transgrow bersifat selektif dan nutritif untuk

nutritif untuk  N.  N. gonorrhoeaegonorrhoeae  dan  dan  N.  N. meningitidismeningitidis. Media Transgrow merupakan gabungan. Media Transgrow merupakan gabungan media transpor dan media pertumbuhan sehingga tidak perlu ditanam pada media media transpor dan media pertumbuhan sehingga tidak perlu ditanam pada media  pertumbuhan.

 pertumbuhan.88

Contoh media pertumbuhan: Contoh media pertumbuhan: 1.

1. Mc Leod’s chocolate agarMc Leod’s chocolate agar

Berisi agar coklat, agar serum, dan agar hidrokel. Selain kuman gonokok, kuman yang Berisi agar coklat, agar serum, dan agar hidrokel. Selain kuman gonokok, kuman yang lain juga dapat tumbuh

lain juga dapat tumbuh 2.

2. Media Thayer MartinMedia Thayer Martin

Media ini selektif untuk mengisolasi gonokok. Mengandung vankomisin untuk menekan Media ini selektif untuk mengisolasi gonokok. Mengandung vankomisin untuk menekan  pertumbuhan

 pertumbuhan kuman kuman positif-gram, positif-gram, kolestimetat kolestimetat untuk untuk menekan menekan pertumbuhan pertumbuhan negatif- negatif-gram dan nistatin untuk menekan pertumbuhan jamur 

gram dan nistatin untuk menekan pertumbuhan jamur  3.

3. Modified Thayer Martin AgarModified Thayer Martin Agar

Isinya ditambah trimetoprim untuk mencegah kuman

Isinya ditambah trimetoprim untuk mencegah kuman Proteus spp Proteus spp

F.

F. Pemeriksaan duh tubuhPemeriksaan duh tubuh

Sekret vagina adalah sesuatu yg umum dan normal pada perempuan usia produktif. Sekret vagina adalah sesuatu yg umum dan normal pada perempuan usia produktif. Dalam kondisi normal, sekret vagina berasal dari cairan jernih yg dihasilkan serviks Dalam kondisi normal, sekret vagina berasal dari cairan jernih yg dihasilkan serviks  bercampur

 bercampur dengan dengan bakteri, bakteri, sel-sel sel-sel vagina vagina yang yang terlepas terlepas dan dan sekresi sekresi kelenjar kelenjar Bartholini Bartholini dandan  juga

 juga aktivitas aktivitas bakteri bakteri yg yg hidup hidup pd pd vagina vagina yg yg normal. normal. Kriteria Kriteria sekret sekret vagina vagina normal normal adalahadalah  jernih,

 jernih, putih putih keruh atau keruh atau kekuningan kekuningan jika jika mengering mengering pd pd pakaian, pakaian, pH pH < < 5,0, 5,0, terdiri terdiri ddarari sei sel-l-sesell epitel yg matur, sejumlah normal lekosit,tanpa jamur, tanpa trikomonas, tanpa

epitel yg matur, sejumlah normal lekosit,tanpa jamur, tanpa trikomonas, tanpa clue-cell clue-cell , dan laktobasilus., dan laktobasilus. Sekret vagina dapat meningkat yang disebut dengan fluor albus. Peningkatan sekret Sekret vagina dapat meningkat yang disebut dengan fluor albus. Peningkatan sekret vagina yang normal terjadi pada kehamilan, rangsangan seksual dan siklus menstruasi. vagina yang normal terjadi pada kehamilan, rangsangan seksual dan siklus menstruasi. Sedangkan peningkatan sekret vagina yang tidak normal biasanya ditandai dengan gatal dan Sedangkan peningkatan sekret vagina yang tidak normal biasanya ditandai dengan gatal dan nyeri pada vagina. Dan biasanya sekret terlihat leb

(21)

Vaginosis Vaginosis bakterial bakterial

Trikomoniasis

Trikomoniasis Kandidiasis Kandidiasis InfeksiInfeksi Clamidia Clamidia Gonore Gonore 1. Sekret vagina 1. Sekret vagina keruh, encer, keruh, encer,  p

 puutitih h aabbuu-a-abbuu hingga hingga kekuningan kekuningan 1. Sekret vagina 1. Sekret vagina sangat banyak, sangat banyak, kuning kuning kehijauan, kehijauan,  berbusa, dan  berbusa, dan  berbau amis.  berbau amis. 1. 1. SekretSekret vagina vagina menggumpal menggumpal  putih kental  putih kental 1. 1. BiasanyaBiasanya asimptomatis asimptomatis 1. Sekret 1. Sekret vagina seperti vagina seperti  pus  pus 2. Bau busuk 2. Bau busuk atau amis, atau amis, semakin semakin  bertambah  bertambah setelah setelah  berhubungan  berhubungan seksual seksual 2. Juga terjadi 2. Juga terjadi

rasa gatal dan rasa gatal dan iritasi

iritasi

2.

2. Gatal dariGatal dari sedang-berat sedang-berat dan dan rasa terbakar rasa terbakar kemerahan kemerahan dan bengkak dan bengkak di daerah di daerah genital genital 2. Sekret vagina 2. Sekret vagina yang yang  berwarna  berwarna kuning kuning seperti pus, seperti pus, sering buang sering buang air kecil dan air kecil dan terdapat terdapat  perdarahan  perdarahan vagina yang vagina yang abnormal abnormal 2. 2. SeringSering  buang air  buang air kecil, kecil, demam serta demam serta nyeri pada nyeri pada  pelvis  pelvis G.

G. PemeriksaanPemeriksaanT. pT. pallialli dum dum  dan VDRL dan VDRL

Pemeriksaan ini biasa dilakukan pada penyakit sifilis. Sifilis merupakan suatu Pemeriksaan ini biasa dilakukan pada penyakit sifilis. Sifilis merupakan suatu  penyakit

 penyakit akibat akibat hubungan hubungan seksual seksual yaya ng ng didi sseebaba bbkaka n n olol eehh Treponema pallidumTreponema pallidum dapatdapat menjangkit seluruh organ tubuh serta dapat menembus plasenta dan perjalanan klinisnya menjangkit seluruh organ tubuh serta dapat menembus plasenta dan perjalanan klinisnya melewati beberapa stadium.

(22)

Treponema pallidum

Treponema pallidum merupakan salah satu bakteri spirochaeta. Bakteri inimerupakan salah satu bakteri spirochaeta. Bakteri ini  berbentuk s

 berbentuk sppiriralal. . TTererddaappat at eempmpaat t susubbspspeeciciees s yyanang g susuddah ah ddiitetemmuukkaann, , yyaiaitutu Treponema pallidumTreponema pallidum  pallidum

 pallidum,,TreponemTreponema a pallidum pertenue, Treponema pallidum pallidum pertenue, Treponema pallidum carateum,carateum,dandan Treponema pallidumendemicum.

Treponema pallidumendemicum.

Masa tunas sifilis primer biasanya 2-4 minggu.

Masa tunas sifilis primer biasanya 2-4 minggu. T.pallidumT.pallidum masuk ke dalam selaput lendir ataumasuk ke dalam selaput lendir atau kulit yang telah mengalami lesi atau mikrolesi secara langsung, biasanya melalui kulit yang telah mengalami lesi atau mikrolesi secara langsung, biasanya melalui senggama

senggama

.

.

Pada sifilis primer gejala Pada sifilis primer gejala klinisnya adalah papul lentikular yang permukaannyaklinisnya adalah papul lentikular yang permukaannya segera menjadi erosi, umumnya kemudian menjadi ulkus. Ulkus tersebut biasanya bulat, soliter, dasarnya segera menjadi erosi, umumnya kemudian menjadi ulkus. Ulkus tersebut biasanya bulat, soliter, dasarnya ia

ialalah jaringan granulasi berwarna merah h jaringan granulasi berwarna merah dan bersih, di dan bersih, di atasnya hanya tampak atasnya hanya tampak serum.serum. Dindingnya tak bergaung, kulit di sekitarnya tidak

Dindingnya tak bergaung, kulit di sekitarnya tidak menunjukkan tanda-tandamenunjukkan tanda-tanda radang akut. Yang khas ialah ulkus tersebut indolen dan teraba indurasi karena itu disebut

radang akut. Yang khas ialah ulkus tersebut indolen dan teraba indurasi karena itu disebut ulkusulkus durum

durum..

Gambar 12. Ulkus durum Gambar 12. Ulkus durum

Sifilis sekunder biasanya timbul setelah 6-8 minggu sejak S I dan sejumlah sepertiga Sifilis sekunder biasanya timbul setelah 6-8 minggu sejak S I dan sejumlah sepertiga kasus masih disertai S I. Lama S II dapat sampai sembilan bulan. Berbeda dengan S I yang kasus masih disertai S I. Lama S II dapat sampai sembilan bulan. Berbeda dengan S I yang tanpa disertai gejala konstitusi, pada S II dapat disertai gejala tersebut yang terjadi sebelum tanpa disertai gejala konstitusi, pada S II dapat disertai gejala tersebut yang terjadi sebelum atau selama S II. Kelainan kulit dapat menyerupai berbagai penyakit kulit sehingga disebut atau selama S II. Kelainan kulit dapat menyerupai berbagai penyakit kulit sehingga disebut the great imitator

the great imitator S

Siiffiilliis s llaatteen n berabera rti rti tidatida k k ada ada gejageja la la kliniklini s s dan dan kelkel ainaaina n, n, termterm asuasu k k alaala t-at-a latlat dalam, tetapi infeksi masih ada dan aktif. Tes serologik darah positif, sedangkan tes LCS dalam, tetapi infeksi masih ada dan aktif. Tes serologik darah positif, sedangkan tes LCS

(23)

Pada sifilis tersier kelainan yang khas ialah guma yakni infiltrat sirkumskrip, kronis, Pada sifilis tersier kelainan yang khas ialah guma yakni infiltrat sirkumskrip, kronis,  biasanya melunak,

 biasanya melunak, dan desdan destruktif. Bestruktif. Besar ar guma bervariasi guma bervariasi dari dari lentikular lentikular sampai sampai sebesar sebesar telurtelur ayam. Kulit di atasnya mula-mula tidak menunjukkan tanda radang akut dan dapat ayam. Kulit di atasnya mula-mula tidak menunjukkan tanda radang akut dan dapat digerakkan. Setelah beberapa bulan mulai melunak, tanda radang mulai tampak, kulit digerakkan. Setelah beberapa bulan mulai melunak, tanda radang mulai tampak, kulit eritematosa dan livid serta melekat pada guma tersebut. Dapat terjadi perforasi dan keluar eritematosa dan livid serta melekat pada guma tersebut. Dapat terjadi perforasi dan keluar cairan seropurulen, terbentuk ulkus yang berkonfluensi sehingga membentuk pinggir cairan seropurulen, terbentuk ulkus yang berkonfluensi sehingga membentuk pinggir yang pol

yang polikiikististik. Biask. Biasanya guanya guma solima soliterter, namun da, namun dapapat mult multitipepel.l. Diagnosis sifilis atau lues dipastikan dengan cara menemukan

Diagnosis sifilis atau lues dipastikan dengan cara menemukan Treponema pallidumTreponema pallidum sebagai agensebagai agen  p

 penenyyeebbab pab peenynyakakit dit daalalam bam bahhaan sen seddiaiaan kan kllininiis. Ss. Saalalah sah satu ctu carara mea menneemmuukkanan Treponema pallidumTreponema pallidum adalahadalah dengan

dengan menggunakan menggunakan Tes Serologi Tes Serologi Sifilis.Sifilis.

Tes Serologi Sifilis dibagi menjadi 2 berdasarkan antigennya: Tes Serologi Sifilis dibagi menjadi 2 berdasarkan antigennya: 1.

1. Tes treponemalTes treponemal, karena antigennya ialah treponema atau ekstraknya, karena antigennya ialah treponema atau ekstraknya 2.

2. Tes non treponemalTes non treponemal contohnya adalah tes fiksasi komplemen dan tes flokulasi: VDRL contohnya adalah tes fiksasi komplemen dan tes flokulasi: VDRL (Veneral Disease Researches

(Veneral Disease Researches Laboratory, Kahn, RPR ( Rapid Plasma Reagin)Laboratory, Kahn, RPR ( Rapid Plasma Reagin)

T.S.S. atau

T.S.S. atau Serologic Tests for syphilisSerologic Tests for syphilis (S.T.S) merupakan pembantu diagnosis(S.T.S) merupakan pembantu diagnosis yang penting bagi sifilis. Sebagai ukuran untuk mengevaluasi tes serologi ialah

yang penting bagi sifilis. Sebagai ukuran untuk mengevaluasi tes serologi ialah sensitivitassensitivitas dan spesifitas.

dan spesifitas. Sensitivitas ialah kemampuan untuk bereaksi pada penyakitSensitivitas ialah kemampuan untuk bereaksi pada penyakit sifilis. Sedangkan spesifitas berarti kemampuan nonreaktif pada penyakit bukan sifilis. sifilis. Sedangkan spesifitas berarti kemampuan nonreaktif pada penyakit bukan sifilis. Makin tinggi sensitivitas suatu tes, makin baik tas tersebut dipakai untuk tes Makin tinggi sensitivitas suatu tes, makin baik tas tersebut dipakai untuk tes  screening.

 screening.  Tes dengan spesifitas tinggi sangat baik untuk diagnosis. Makin spesifik  Tes dengan spesifitas tinggi sangat baik untuk diagnosis. Makin spesifik suatu t

suatu t es, mes, m akin seakin se dikit dikit memberi memberi hasil hasil semu psemu pososititifif..9,109,10

H.

H. Tes FreiTes Frei

Tes frei adalah tes yang dilakukan pada penderita Limfogranuloma Venerium. LGV Tes frei adalah tes yang dilakukan pada penderita Limfogranuloma Venerium. LGV adalah penyakit venerik yang disebabkan ialah

adalah penyakit venerik yang disebabkan ialah Chlamydia trachomatis.Chlamydia trachomatis. Afek primer biasanya Afek primer biasanya cepat hilang bentuk yang tersering ialah sindrom inguinal. Sindrom tersebut berupa cepat hilang bentuk yang tersering ialah sindrom inguinal. Sindrom tersebut berupa limfadenitis dan periadenitis beberapa kelenjar getah bening inguinal medial dengan kelima limfadenitis dan periadenitis beberapa kelenjar getah bening inguinal medial dengan kelima

(24)

Gambar 13. Li

Gambar 13. Limfogranulommfogranuloma Venereuma Venereum

Tes Frei dilakukan dengan antigen frei. Frei diperoleh dari pus penderita LGV yang Tes Frei dilakukan dengan antigen frei. Frei diperoleh dari pus penderita LGV yang mengalami abses yang belum memecah kemudian dilarutkan dalam garam faal dan dilakukan mengalami abses yang belum memecah kemudian dilarutkan dalam garam faal dan dilakukan  pasteurisasi.

 pasteurisasi. Cara Cara melakukannya melakukannya seperti seperti pada pada tes tes tuberkulin tuberkulin yakni yakni 0,1cc 0,1cc disuntikkandisuntikkan intrakutan pada bagian anterior lengan bawah dan dibaca setelah 48 jam. Jika terdapat intrakutan pada bagian anterior lengan bawah dan dibaca setelah 48 jam. Jika terdapat infiltrat berdiameter 0,5 cm atau lebih berarti positif. Tes frei tak khas karena penyakit yang infiltrat berdiameter 0,5 cm atau lebih berarti positif. Tes frei tak khas karena penyakit yang segolongan juga memberi hasil positif.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

1.

1. Wasitaatmadja SM. Anatomi Kulit. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor:Wasitaatmadja SM. Anatomi Kulit. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;

Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 3-62009. p. 3-6 2.

2. Djuanda A. Pioderma. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A,Djuanda A. Pioderma. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit

Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 57-63FKUI; 2009. p. 57-63 3.

3. Djuanda A. Tuberkulosis Kutis. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor:Djuanda A. Tuberkulosis Kutis. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;

Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 64-722009. p. 64-72 4.

4. Sularsito SA. Histopatologi Kulit. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor:Sularsito SA. Histopatologi Kulit. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;

Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 23-332009. p. 23-33 5.

5. Budimulja U. Mikosis. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A,Budimulja U. Mikosis. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit

Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 89-105FKUI; 2009. p. 89-105 6.

6.  Nettleman M. Scabies. Available at: Nettleman M. Scabies. Available at:

http://www.emedicinehealth.com/scabies/article_em.htm.

http://www.emedicinehealth.com/scabies/article_em.htm. Accessed June, 26 Accessed June, 26thth 2014 2014 7.

7. Wong B. Gonorrhea. Available at:Wong B. Gonorrhea. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/218059-  http://emedicine.medscape.com/article/218059-overview.

overview. Last update April, 16 Last update April, 16thth 2014. Accessed June, 26 2014. Accessed June, 26thth 2014 2014 8.

8. Daili SF. Gonore. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A,Daili SF. Gonore. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit

Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 369-83FKUI; 2009. p. 369-83 9.

9. Euerle B. Syphilis. Available at:Euerle B. Syphilis. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/229461- http://emedicine.medscape.com/article/229461-overview

overview.. Last update January, 6 Last update January, 6thth 2012. Accessed June, 26 2012. Accessed June, 26thth 2014 2014 10.

10. Natahusada EC, Djuanda A. Sifilis. Ilmu Peny Natahusada EC, Djuanda A. Sifilis. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor:akit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;

Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 393-4132009. p. 393-413 11.

11. Djuanda A. Limfogranuloma Venereum. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5.Djuanda A. Limfogranuloma Venereum. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. ed.5. Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. Editor: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2009. p. 414-417

Gambar

Gambar 1. Impetigo bulosaGambar 1. Impetigo bulosa
Gambar 3. ErisipelasGambar 3. Erisipelas
Gambar 5. StaphylococcusGambar 5. Staphylococcus
Gambar 6. Mycobacterium tuberculosis dengan Ziehl Neelsen SteinGambar 6. Mycobacterium tuberculosis dengan Ziehl Neelsen Stein
+7

Referensi

Dokumen terkait