• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN RINGKAS HASIL LITBANG SESUAI PP NO.20 TH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN RINGKAS HASIL LITBANG SESUAI PP NO.20 TH."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAGIAN II

LAPORAN RINGKAS HASIL LITBANG

SESUAI

(2)

LAPORAN HASIL PENELITIAN dan PENGEMBANGAN (Laporan Ringkas Hasil Litbang sesuai PP No. 20 TH 2005)

Identitas Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian dan Pengembangan Nama Perguruan

Tinggi/Lembaga Penelitian dan Pengembangan

Pusat Penelitian Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan Ekonomi Keatif

Badan Pengembangan Sumberdaya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF Pimpinan Dra. Endang Martani, MSc.

Alamat Jl Medan Merdeka Barat No. 17

Telp. (021)3838593, Fax. 021-3810901 Identitas Kegiatan

Nomor Identitas ………

Judul "STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

POTENSI SUMBERDAYA ARKEOLOGI DAN BUDAYA LOKAL, SERTA SPESIFIKASI GEOGRAFIS KAWASAN PANTAI UTARA

BALI KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI" Abstraksi 1.Latar Belakang :

Selaras dengan visi pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, maka visi Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia adalah “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur

Melalui percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi ini, maka perwujudan kualitas Pembangunan Manusia Indonesia sebagai bangsa yang maju tidak saja melalui peningkatan pendapatan dan daya beli semata, namun dibarengi dengan membaiknya pemerataan dan kualitas hidup seluruh bangsa

(3)

merupakan fokus dari pengembangan MP3EI adalah bidang pariwisata. Beberapa aspek dapat dilihat untuk kemajuan dan perekonomian pariwisata ini salahsatunya adalah menghimpun seluruh potensi masa lampau/menelusuri sejarah masa lampau, budaya lokal dan spesifikasi geografis di Kawasan Pantai Utara Bali, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali melalui strategi pengembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Salah satu wilayah di Pulau Bali yang diperkirakan cukup banyak mengandung nilai-nilai warisan budaya masa lampau adalah Kawasan Pantai Utara Pulau Bali (The North Coast of Bali Island region). Di samping merupakan daerah yang sangat potensial akan tinggalan budaya masa lalu, di kawasan itu sampai sekarang masyarakatnya dalam berbagai kegiatan dan kehidupan sehari-hari masih tetap mempertahankan dan melestarikan berbagai macam tradisi budaya nenek moyang yang mereka warisi sejak masa prasejarah.

2. Permasalahan: Uraian mengenai aspek-aspek potensial di Kabupaten Buleleng, menunjukkan bahwa Kabupaten Buleleng merupakan salah satu kawasan hunian di wilayah Pantai Utara Bali dengan sumberdaya arkeologi dan

sumberdaya tradisi lokal yang penting, serta memiliki spesifikasi geografis alam dan tanaman penghasil yang menjadi ciri khas Kabupaten Buleleng. Untuk itulah

diperlukan penggalian lebih dalam atas keseluruhan potensi yang ada melalui penelitian integratif berkenaan dengan sumberdaya arkeologi, sumberdaya budaya lokal, serta sumberdaya spesifik geografis guna mengetahui:

• Bagaimanakah bentuk dan gambaran potensi

sumberdaya arkeologi yang ada di Kabupaten Buleleng • Bagaimana bentuk dan gambaran potensi budaya lokal

(4)

yang masih dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat di Kabupaten Buleleng

Bagaimana bentuk dan gambaran potensi spesifikasi

geografis yang ada di Wilayah Kabupaten Buleleng. Strategi pengembangan teknologi informasi yang bagaimana yang dianggap paling tepat dalam mengintegrasi dan

menginformasikan ketiga potensi yang terkandung di Wilayah Kabupaten Buleleng tersebut. Pengetahuan, data, dan dokumen hasil penelitian ini nantinya menjadi bahan utama dalam merumuskan dan menyusun kemasan

informasi untuk mengintergrasikan seluruh potensi dalam kemasan informasi berbasis digital guna kebutuhan Iptek yang dapat digunakan sebagai pendukung pengembangan potensi unggulan daerah dan sebagai sarana untuk dapat digunakan sebagai masukan dalam Percepatan dan

Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (P3EI),

khususnya dalam pengembangan dan percepatan di wilayah Koridor V, dimana Kabupaten Buleleng merupakan bagian dari Kawasan Bali-Nusa Tenggara yang oleh pemerintah dijadikan sebagai Pintu Gerbang Pariwisata Nasional dan Pendukung Pangan Nasional

3. Tujuan

Meningkatkan pemanfaatan hasil litbangyasa yang terterapkan sebagai kontribusi Iptek terhadap perekonomian masyarakat dan daerah yang mana berdasarkan permasalahan tersebut, maka maksud dan tujuan kegiatan penelitian ini adalah:

• Memperoleh gambaran dan pengetahuan mengenai potensi sumberdaya arkeologi yang ada di Kabupaten Buleleng

• Memperoleh gambaran dan pengetahuan mengenai potensi sumberdaya budaya lokal di wilayah Bali Utara

(5)

yang hingga kini masih dipertahankan dan dilestarikan • Memperoleh gambaran dan pengetahuan mengenai

potensi spesifikasi geografis yang berada di Wilayah Kabupaten Buleleng

• Menyusun dan merumuskan kemasan informasi yang

paling tepat untuk mengintegrasikan potensi

sumberdaya arkeologi, sumberdaya budaya lokal, dan potensi spesifikasi geografis, khususnya informasi yang berbasis digital, bagi Wilayah Kabupaten Buleleng

4. Pemanfaatan

Ada 3 manfaat yang dapat diberikan dimana satu dengan lainnya saling berkaitan, yaitu pemanfaatan secara akademis, politis, dan ekonomis.

a. Dari segi akademis, akan diperoleh data berupa

ilmu pengetahuan mengenai sejarah manusia, baik mengenai penghunian, corak kehidupan, serta teknologi yang dimiliki masyarakat Bali, khususnya manusia pendukung kebudayaan yang berada di Kawasan Pantai Utara Bali. Pengetahuan

mengenai kehidupan mereka yang cukup panjang, yaitu sejak periode prasejarah, klasik Hindu Budha, Islam - kolonial hingga masa kini yang

memperlihatkan masih mempertahankan adat istiadat nenek moyang.

b. Dari segi politis, hasil penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan acuan pemerintah daerah dalam kebijakan pembuatan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), pengelolaan dan penanganan

sumberdaya arkeologi dan budaya lokal, terutama yang berkaitan dengan objek wisata budaya. Demikian pula penanganan terhadap spesifikasi geografis dalam kaitannya pengembangan

(6)

agrowisata dan ekowisata guna peningkatan anggaran daerah setempat.

c. Dari segi ekonomis, hasil penelitian dapat

digunakan sebagai bahan dan data promosi pariwisata, penambahan area atau destinasi pariwisata bagi Kawasan Pantai Utara Bali umumnya, Kabupaten Buleleng khususnya, sehingga diharapkan akan terjadi penambahan bentuk, jenis, dan area wisata yang dalam segi kuantitas maupun kualitas semakin meningkat, guna pertambahan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan lokal, sehinga

tentunya akan membantu menambah pemasukan dari segi finansial, membantu memperkenalkan potensi budaya dan alam Kabupaten Buleleng, serta dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat yang berkaiatan dengan kepariwisataan tersebut.

d. Secara lebih luas, hasil penelitian yang dilakukan di

Kawasan Kabupaten Buleleng tersebut dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam percepatan dan perluasan pembangunan

berdimensi kewilayahan. Dalam hal ini Kabupaten Buleleng merupakan bagian dari Kawasan Bali-Nusa Tenggara yang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 dijadikan sebagai “Pintu Gerbang Pariwisata Nasional dan Pendukung Pangan Nasional.

5. Metodologi Pelaksanaan

Metode dan cara kerja pengemasan informasi berbasis digital akan diterapkan bagi potensi arkeologis, potensi

(7)

obyek, bentuk, jenis dan sifat data dari masing-masing potensi tersebut.

Beberapa metode yang dilakukan yaitu:

1 Studi pustaka tentang kawasan Pantai Utara Bali di Kabupaten Buleleng baik penelitian arkeologi, antropologi, vegetasi, maupun penelitian mengenai lingkungan alamnya, atau spesifik geografis.

2 Menyusun kerangka perekaman data arkeologi dan budaya lokal, serta potensi spesifikasi geografis sebagai acuan survey.

3 Menyusun kerangka perekaman grafis-visual sebagai acuan dalam pelaksanaan perekaman audio-visual, fotografi, dan gambar-peta.

4 Survei lapangan yang terdiri atas survei arkeologi dan budaya lokal guna merekam data, baik secara deskriptif maupun visual seluruh tinggalan arkeologis serta tradisi budaya lokal yang masih hidup yang terdapat di

Kawasan Pantai Utara Bali khususnya di Kabupaten Buleleng.

5 Survei potensi spesifikasi geografis yang meliputi lingkungan alam Kawasan Pantai Utara Bali khususnya di Kabupaten Buleleng, berupa survei biologi yang mencakup survei lingkungan vegetasi berkaitan dengan tanaman pertanian, survei lingkungan alam, dan

sebagainya.

6 Deskripsi dan analisis terhadap tinggalan arkeologi. 7 Khusus mengenai perekaman data arkeologi secara

visual, akan dilakukan kegiatan, antara lain:

a. Melakukan perekaman dalam bentuk gambar, peta, foto, dan audio-video berkenaan dengan situs, budaya lokal, spesfiasi geografis (pertanian dan pembudidayaan tanaman spesifik daerah) dan proses kegiatan penelitian.

(8)

b. Melakukan pendokumentasian atas kondisi situs terkini, serta aspek-aspek kelestarian dan aspek ancaman dari tinggalan arkeologis yang ada di Kawasan Pantai Utara Bali, khususnya di Kabupaten Buleleng.

c. Melakukan pendokumentasian arkeologis atas kegiatan penelitian yang sedang berlangsung untuk mendapatkan data dan informasi sebagai

pelengkap bahan dokumentasi.

8 Melakukan analisis grafis dan konten informatif atas gambaran potensi data arkeologi dan budaya lokal, serta spesifikasi geografis di Kabupaten Buleleng guna mendapatkan gambaran kemasan berbasis digital yang paling tepat, yang meliputi:

1. Melakukan penelitian di situs-situs arkeologi dan potensi pengembangannya, guna memperoleh pengetahuan mengenai hubungan antara manusia dengan lingkungan alam, khususnya jenis sumber daya alam yang dimanfaatkan dan dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih dan menentukan situs ini sebagai tempat bermukim.

2. Melakukan penelitian mengenai budaya lokal, seperti tradisi-tradisi budaya warisan nenek moyang yang masih dilakukan dan

dipertahankan hingga saat ini dalam kehidupan masyarakat di Kabupaten Buleleng, antara lain: upacara-upacara ritual-ritual yang berkaitan dengan kehidupan dan pertanian; kerajinan tenun dan ukir (perak, emas), seni tari, seni musik, kuliner, dan sebagainya.

3. Melakukan penelitian terhadap potensi

(9)

antara lain pertanian kopi dan cengkeh, atau budidaya tanaman buah jeruk, anggur, salak yang membuat kabupaten ini menjadi pemasok untuk wilayah Provinsi Bali dan sekitarnya. 4. Mempersiapkan data base potensi arkeologi,

potensi budaya lokal, dan spesifikasi geografis untuk pengembangan informasi multimedia berbasiskan tinggalan budaya, tradisi budaya yang masih dilestarikan, serta spesifikasi geografis (bentang alam, pertanian, dan budidaya tanaman) Kawasan Pantai Utara Bali umumnya, di wilayah Kabupaten Buleleng khususnya, bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan pariwisata di masa depan.

9 Mempersiapkan dokumentasi khasanah warisan budaya untuk kepentingan edukasi dan pemasaran wisata.

1. Lokus Kegiatan

Penelitian dilakukan di Kawasan Pantai Utara Bali, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali yang meliputi 9 Kecamatan dan 1 Kota Madya yaitu Kota Singaraja, sedangkan 9 Kecamatan di kabupaten Buleleng ini yaitu:

- Kecamatan Banjar - Kecamatan Buleleng - Kecamatan Busungbiu - Kecamatan Gerokgak

- Kecamatan Kubu Tambahan - Kecamatan Sawan

- Kecamatan Seririt - Kecamatan Sukasada - Kecamatan Tejakula

(10)

2. Fokus Kegiatan

Penelitian ini difokuskan terhadap penggalian potensi tinggalan arkeologi yang meliputi lintas masa dan budaya, seni budaya, atraksi budaya, nilai-nilai kearifan lokal, potensi ekonomi di bidang budidaya seperti pertanian, perkebunan, seni krya, tenunan tradisional dan keindahan alam Kawasan Kabupaten Buleleng

3. Ruang Lingkup

Kawasan Pantai Utara Bali, khususnya sebagai salah satu kawasan hunian dengan potensi sumberdaya arkeologi, berlatar belakang beragam budaya dari masa prasejarah, Klasik Hindu Buddha, masa kerajaan Gelgel, hingga masa budaya Islam- kolonial menjadi area yang sangat menarik untuk diteliti secara arkeologi, sejarah, etnografi, biologi serta geografi. Terdapatnya situs-situs masa

prasejarah-protosejarah serta tradisi budaya megalitik yang ditandai antara lain dengan peguburan sarkofagus.

Tinggalan masa klasik berupa sejumlah bangunan kagamaan dalam bentuk pura menunjukkan bahwa anasir Hindu Buddha juga berkembang di wilayah ini. Hal yang menarik adalah adanya pengaruh Islam yang tampak berkembang di wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Menjadi pertanyaan adalah, bagaimana Islam masuk ke wilayah ini? Penelitian tentang budaya dan tradisi lokal yang masih

berkembang sangat menarik untuk dikaji antara lain mengenai tata ruang kampung-kampung tradisonal yang berkaitan dengan tara ruang permukiman,upacara religi, seni. Dari segi sumber daya alam dengan konfigurasi daerah Laut dan Gunung yang spesifik, kabupaten Buleleng memiliki

sumberdaya alam yang merupakan spesifikasi geografis yang beragam, mencakup landscape pegunungan, laut, danau, fauna dan flora, perkebunan, pertanian terrasering (subak)

(11)

yang menjadi ciri khas Buleleng. 4. Bentuk Kegiatan

Bentuk kegiatan penelitian ini berupa survei lapangan, diskusi lapangan, pendokumentasian dan perekaman audio visual II. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Administrasi Manajerial

Termin 1 dari tanggal 26 Maret – 5 April 2012 - Memeprsiapkan surat-surat perijinan dan

pemberitahuan kepada instansi yang berwenang Bali umumnya dan Kabupaten Buleleng khususnya.

- Studi Pustaka,

- Koordinasi dengan Balai Arkeologi Denpasar, Bappeda (Ibu Sriningsih)

- Koordinasi dengan BPPT – Keramik Provinsi Bali dengan Bp. Agung Suradarmika ST (Bapak Tomi) - Koordinasi dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Buleleng Bpk Made Suwardja, Kepala Bidang Adat Istiadat Bpk Made Widhi Hartawan SH dan Kepala Bidang Promosi Disbudpar Kab.

Buleleng

- Pengumpulan data-data yang berhubungan dengan potensi kepurbakalaan, wisata budaya di Kabupaten Buleleng

- Menyusun kerangka perekaman data arkeologi,

budaya lokal serta potensi spesifikasi geografis sebagai acuan survei

- Menyusun kerangka perekaman grafis fisual sebagai acuan dalam pelaksanaaan prekaman audio visual, fotografi dan peta.

- Membuat laporan kemajuan atas penelitian yang dilakukan

(12)

Termin 2 dari tanggal 24 Mei – 6 Juni 2012 - Mempersiapkan surat-surat perijinan dan

pemberitahuan kepada instansi yang berwenang Bali umumnya dan Kabupaten Buleleng khususnya.

- Koordinasi dengan BPPT – Keramik Ibu Sukmawati ( Staf Bapak Bp. Agung Suradarmika ST (Bapak Tomi) - Koordinasi dengan Bpk. Nyoman Suma Argawa selaku

Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng

- Perekaman data arkeologi, potensi budaya, adat isitiadat dan upacara keagamaan dalam bentuk gambar, foto audio video

- Melakukan pendokumentasian atas kondisi situs terkini serta aspek ancaman serta melakukan

pendokumentasian atas kegiatan penelitian yang sedang berlangsung

Termin 3

- Membuat laporan penelitian akhir

- Mempersiapkan dokumentasi khasanah warisan budaya untuk kepentingan edukasi, promosi dan pemasaran wisata kabupaten Buleleng dengan cara memproses pembuatan film, CD

Metode Pencapaian Kinerja Hasil Litbangyasa

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka agar dapat mengintegrasikan data antara potensi arkeologi dengan sumber daya budaya maka perlu dilakukan penelitian potensi arkeologi dan budaya lokal, serta potensi spesifikasi

geografis kawasan Pantai Utara Bali di Kabupaten Buleleng yang akan dilakukan dengan beberapa metode, antara lain: 1. Menyusun kerangka perekaman data arkeologi dan

budaya lokal, serta potensi spesifikasi geografis sebagai acuan survei

(13)

2. Menyusun kerangka perekaman grafis-visual sebagai acuan dalam pelaksanaan perekaman audio-visual, fotografi, dan gambar-peta

3. Survei lapangan yang terdiri atas survei arkeologi dan budaya lokal guna merekam data, baik secara deskriptif maupun visual seluruh tinggalan arkeologis serta tradisi budaya lokal yang masih terdapat di Kawasan Pantai Utara Bali khususnya di Kabupaten Buleleng.

4. Survei potensi spesifikasi geografis yang meliputi

lingkungan alam Kawasan Pantai Utara Bali khususnya di Kabupaten Buleleng, berupa survei lingkungan vegetasi berkaitan dengan tanaman pertanian, survei lingkungan alam, dan sebagainya

5. Deskripsi dan analisis terhadap tinggalan arkeologi Sinergi Koordinasi Kelembagaan dan Program Laporan Kemajuan kegiatan penelitian telah diserahkan kepada instansi terkait (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng). Masukkan dan respon positif dari instansi terkait atas laporan kemajuan kegiatan penelitian ini. Diharapkan naskah laporan akhir dapat diterima oleh pihak instansi terkait dalam hal ini Disbudpar Kabupaten Buleleng Tim Peneliti

1. Nama Koordinator/ Peneliti Utama (PU) 2. Alamat

Koordinator/PU 3. Nama Anggota

Peneliti

1. Penanggungjawab: Dra. Yusmaini Eriawati, M.Hum, Bidang keahlian Arkeologi Klasik, Puslitbang Arkeologi Nasional

2. Ketua Pelaksana : Dra. Vita, Bidang keahlian Lingkungan Puslitbang Arkeologi Nasional

3. Anggota :

- Drs. Lutfi Yondri, M. Hum, Bidang keahlian Arkeologi Prasejarah Balai Arkeologi Bandung - Drs. Sugeng Riyanto, M. Hum. Bidang keahlian

Arkelogi Islam

(14)

Arkeologi Islam/Kolonial, Balai Arkeologi Yogyakarta

Waktu Pelaksanaan Kegiatan penelitian ini dijadwalkan pada bulan Maret - Oktober 2012 , dengan rincian kegiatan penelitian sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

2. Pengolahan data dan pengolahan film 3. Penulisan laporan dan presentasi Publikasi

(Isilah dengan nama publikasi, tahun dan tempat publikasi dilakukan)

a. ... b. ...

(15)

Identitas Kekayaan Intelektual dan Hasil Litbang Ringkasan Kekayaan Intelektual

1. Perlindungan Kekayaan Intelektual

(1) Paten Waktu Pendaftaran:

... (2) Hak Cipta Waktu Pendaftaran:

... (3) Merek Waktu Pendaftaran:

... (4) Disain Industri Waktu Pendaftaran:

... (5) Disain Tata Letak Sirkuit Terpadu Waktu Pendaftaran:

...

(6) Varietas Tanaman Waktu Pendaftaran:

...

(Pilihlah perlindungan kekayaan intelektual yang diajukan, dan sebutkan waktu pendaftarannya)

Nama Penemuan Baru

(Uraikan dengan ringkas mengenai nama penemuan-penemuan baru, pengembangan dari suatu kekayaan intelektual, dan/atau hasil litbang lain yang dapat dikategorikan sebagai hak kekayaan intelektual yang sedang dalam proses pendaftaran/pengajuan).

(1) Nama Penemuan Baru Non Komersial

(Uraikan dengan ringkas nama penemuan-penemuan baru, pengembangan dari suatu kekayaan intelektual, dan/atau hasil penelitian dan pengembangan lainnya yang tidak dimintakan perlindungan kekayaan intelektual)

1. Cara Alih Teknologi

1. Lisensi,

2. Kerjasama,

3. Pelayanan Jasa Iptek,

4. Publikasi

(Pilihlah cara alih teknologi kekayaan intelektual dan hasil litbang yang telah dilakukan)

Ringkasan Hasil Penelitian dan Pengembangan I. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Kawasan Kabupaten Buleleng dalam rangka meningkatkan pemanfaatan hasil litbangyasa yang terterapkan sebagai kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) terhadap perekonomian masyarakat dan daerah serta dalam hal ini perekonomian masyarakat dan daerah

(16)

melalui pengembangan teknologi informasi yang berkaitan dengan potensi-potensi wilayah guna destinasi pariwisata, maka salah satu bentuk wisata yang dapat

dikembangkan di Kawasan Pantai Utara Bali khususnya Kabupaten Buleleng adalah model wisata minat khusus, khususnya eco-tourism dan cultural tourism, yaitu wisata pertanian/agrowisata yang menjadi trade-mark pertanian bagi Kabupaten Buleleng; ekowisata yang berhubungan dengan keindahan alamnya (air terjun, air panas, pantai, dll), wisata budaya (situs-situs arkeologi, kampung-kampung adat, pusat-pusat kerajinan, seni , dll); wisata agama dan sejarah (pura, mesjid kuno, patung-patung perlambang); wisata kuliner; dan sebagainya.

Dari hasil survei yang dilakukan terhadap Potensi Sumberdaya Arkeologi dan Budaya lokal serta spesifik geografi di kawasan Pantai Utara Bali khususnya di wilayah Kabupaten Buleleng, maka telah didapatkan ;

Dari survei yang dilakukan di Kawasan Pantai Utara Bali khususnya di Kabupaten Buleleng dapat disimpulkan bahwa:

1. Kabupaten Buleleng memiliki potensi sumberdaya alam, budaya dan sejarah

yang tinggi, potensi tersebut dapat menjadi identitas daerah untuk menunjang pariwisata berkelanjutan

2. Beberapa aspek dapat dilihat untuk kemajuan dan perekonomian pariwisata

ini salah satunya adalah menghimpun seluruh potensi masa

lampau/menelusuri sejarah masa lampau, budaya lokal dan spesifikasi geografis di Kawasan Pantai Utara Bali, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali melalui strategi pengembangan teknologi informasi dan komunikasi.

3. Dari survei yang dilakukan terhadap Potensi Sumberdaya Arkeologi dan

Budaya lokal serta spesifik geografi di kawasan Pantai Utara Bali khususnya di wilayah Kabupaten Buleleng, maka telah didapatkan ;

A. 45 situs arkeologi yang meliputi:

1. 14 situs Prasejarah yang tinggalannya berupa sarkofagus, lesung batu, lesung kayu.

2. 17 situs masa Klasik Hindu Buddha yang meliputi, pura, candi dan vihara.

3. 14 situs masa Islam - Kolonial yang terdiri dari Perkampungan muslim, masjid, makam, Al Qur’an kuno, bangunan kolonial (Kantor bupati, pelabuhan, jembatan, sekolah, dan rumah bekas guru Mulo); B. Budaya lokal dalam bentuk :

(17)

1. Bangunan, yang meliputi, monumen, patung, pura, puri, tugu, vihara. 2. Kerajinan tradisional yang meliputi kerajinan emas, perak, gong,

gamelan, tenun, kerajinan kayu seseh, tudung saji, inka, anyaman, kerajinan inovatif, dan angklung.

3. Seni yang meliputi, seni tari, seni lukis, seni ukir dan pahat serta seni musik.

C. Spesifikasi geografis meliputi:

1. Pesona alam berupa teras-teras sawah, air terjun, air panas, sumber mata air (kolam renang), danau, bendungan, pantai dan atraksi lumba-lumba serta kera-kera yang lucu.

2. Budidaya tanaman seperti, cengkeh, coklat, kopi, sawah, bunga, anggur dan budidaya penangkaran mutiara.

Ada beberapa aspek yang menjadi kajian dalam penelitian ini yaitu: 1. Aspek Prasejarah

2. Masa klasik Hindu Buddha 3. Masa Islam dan Kolonial

4. Budaya lokal seperti bangunan-bangunan/monument sebagai peringatan/jasa pahlawan, seni kerajinan tradisional, lukis, tari dan ukir/pahat

5. Spesifik geografis berupa pesona alam dan hasil perkebunan 6. Travel Pattern

1. Aspek Masa Prasejarah

Kehidupan masyarakat di Bali sudah ada sejak zaman prasejarah. Pada zaman prasejarah inilah awal dari sejarah masyarakat Bali, yang ditandai oleh kehidupan masyarakat pada masa itu yang belum mengenal tulisan. Walaupun pada zaman prasejarah ini belum mengenal tulisan untuk menuliskan riwayat kehidupannya, tetapi berbagai bukti tentang kehidupan pada masyarakat pada masa itu dapat pula menuturkan kembali keadaannya. Zaman prasejarah berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang, bukti-bukti peninggalan masa prasejarah cukup banyak tersebar di Bali.

Dari survei yang dilakukan, peninggalan-peninggalan masa prasejarah tersebut dapat dijumpai berupa:

 Lesung batu di Desa Pakraman Julah, Desa Pakraman Sembiran, Desa Nagasepaha, Desa Singsing, lesung batu Pura Beji Sangsit, Pura Jagaraga,

(18)

Pura Jagaraga di Situs Julah, Situs Pacung, Situs Sangsit, Situs Singsing  Lesung kayu di Desa Sangsit.

 Sarkofagus di pura Ponjok Batu, Situs Tigawasa, Pura Munduk Duur, Museum Buleleng

 Pelinggih ditemukan Di Pura Kuno Malaka

2. Aspek Masa Klasik Hindu – Buddha

Peninggalan-peninggalan Arkeologi dari masa klasik yang berlatar belakang agama Hindu dan Buddha, pada umumnya banyak tersebar di Pulau Bali. Di Kabupaten Daerah Tingkat II Buleleng tersimpan peninggalan dari masa klasik yang berlatar belakang agama Hindu dan Budha, seperti prasasti dan arca. Arca-arca yang ditemukan di daerah ini terdapat di Pura Ponjok Batu, Pura Puseh Tejakula, Pura Puseh Les dan Pura Sinabun.

Dari pengamatan yang dilakukan tehadap pura-pura di Kabupaten Buleleng, tampak bahwa adanya masa Klasik Hindu dapat tercermin pada pahatan-pahatan yang terdapat pada pura-pura, antara lain:

Pura Beji Sangsit

Daya tarik dari pura ini adalah hampir semua bagian dari pura ini dihiasi oleh ukiran style Buleleng berbentuk tumbuh-tumbuhan merambat dan motif bunga ciri khas Bali Utara tidak ada bagian yang kosong tanpa ukiran dan yang menonjol dari lingkungan pura ini adalah relief pada tembok luar pura yang

menggambarkan ceritera "Bima Swarga", yang pada pokoknya menggambarkan adanya hukuman imbalan yang diterima setiap orang setelah yang bersangkutan meninggal sesuai dengan perbuatannya. Misalnya hukuman yang harus diterima oleh seorang yang melakukan perbuatan zinah di saat hidupnya. Relief ini juga mengandung makna filosofis tentang hak dan kewajiban umat Hindu. Misalnya digambarkan seorang wanita yang harus menyusui seekor ulat raksasa karena tidak mampu memberikan keturunan.

Relief ini karena umurnya dibeberapa bagian telah mulai kabur namun di beberapa bagian masih nampak jelas. Adapun patung patung yang berwajah seram sebagaimana umumnya terdapat pada setiap lingkungan Pura Dalem yang ada kaitannya dengan kematian, memberikan suasana seram dan menakutkan, menambah juga daya tarik lingkungan Pura ini bagi wisatawan

(19)

Situs Buddha Kalibukbuk

Peninggalan-peninggalan Buddhistis lainnya terdapat di Kabupaten Buleleng yaitu di Situs Kalibukbuk. Situs ini terletak di Desa Kalibukbuk,, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng yang berjarak lebih kurang 1 km dari kawasan wisata Pantai Lovina. Dari bukti-bukti temuan yang ditemukan di situs ini telah diduga bahwa situs Kalibukbuk pada masa lalu merupakan situs pemujaan agama Buddha dengan beberapa bangunan. Dari sejumlah komponen bangunan yang terkumpul dapat diperkirakan bahwa bangunan pemujan agama Buddha yang pernah berdiri pada masa laludi situs Kalibukbuk adalah berbentuk stupa dengan dasar (kaki) segi empat sehingga bangunan pemujaan agama Buddha disitus ini disebut “Stupa Kalibukbuk”. Bangunan pemujaan ini dihias dengan makhluk gana, sulur-sulur dan relief gajah. Dari temuan arkeologis yang berbentuk artefak dan fitur itu berkaitan dengan agama Buddha yang diduga pernah berkembang sekitar abad 9 hingga 14 Masehi (Astawa, 1997/1998).

3. Masa Islam dan Kolonial

Masa Islam di Bali tidak diketahui dengan pasti, tetapi walaupun demikian beberapa sumber sejarah mengatakan bahwa asal-usul umat Islam di Bali di setiap daerah berbeda-beda. Selain di Desa Gelgel Kabupaten Klungkung, ada pula komunitas Muslim di Buleleng yang datang ke Bali pada abad ke-16, di Jembrana awal abad ke-17, juga Karangasem sekitar pertengahan abad ke-17. Peningkatan jumlah umat Islam di Bali tercatat terbanyak setelah kemerdekaan Republik

Indonesia, baik yang datang ke Bali karena menjadi pegawai pemerintah maupun mengembangkan usaha atau berwiraswasta.

Saat ini, umat Islam di Desa Pegayaman menjadi salah satu komunitas Muslim yang sangat kental dengan adat istiadat Bali. Misalnya dalam hal penggunaan nama, di mana mereka tetap menggunakan embel-embel, seperti Wayan, Nengah, Nyoman, dan Ketut. Nama-nama itu diikuti dengan nama-nama Muslim, sperti Ketut Jamaludin, Nengah Robbihuddin, atau nama-nama lainnya. Dalam berkomunikasi sehari-harinya, seperti Muslim di Gelgel Klungkung, Muslim Pegayaman juga menggunakan bahasa Bali.

Beberapa Masjid yang tertua di Singaraja yaitu :

a. Masjid Kuno Singaraja yang terletak di Jalan Hasanuddin, Kelurahan

(20)

Singaraja dan sekitarnya, Masjid Keramat Kuno merupakan masjid tertua di Kabupaten Buleleng, yaitu pada sekitar tahun 1639 Masehi

Kekunaan masjid yang tertinggal adalah dua daun pintu masuk ke ruang inti bangunan masjid , satu pintu masuk ruang inti bangunan masjid di sebelah tenggara bangunan ruang inti masjid dan satu mimbar. Empat pilar yang semula berasal dari kayu pohon kelapa telah diganti dengan pilar berbahan bata dan spesi atau lepa. Saat ini bangunan ini dimanfaatkan sebagai prasarana ibadah umat Islam

b. Masjid Agung Jami’

Bangunan tersebut terletak di Jl. Imam Bonjol 65 Singaraja, Buleleng pada jarak sekitar 500 meter di sebelah Selatan kompleks pelabuhan Buleleng, Bangunan masjid tersebut terdiri dari Bangunan Inti masjid, serambi, mihrab dan menara. Bangunan masjid telah mengalami beberapa kali perbaikan. Kekunaan yang masih tersisa adalah daun pintu gerbang masjid yang terdapat di tepi jalan Imam bonjol. Mimbar, inskripsi dan angka tahun 1210 diambang pintu ruang inti bangunan masjid dan 8 eksemplar naskah Al-Qur’an kuno tulisan tangan dan secara keseluruhan dalam kondisi tidak terawat. Tidak semua naskah lengkap tiga puluh juz tetapi ada dua naskah yang hilang satu juz (juz 1)dan hilang lebih dari satu juz Naskah ditulis diatas kertas Eropa dengan huruf dan berbahasa Arab. Bangunan ini dimanfaatkan sebagai tempat ibadah umat Islam dan belum ditetapkan sebagai BCB

Arsitektur bangunan masjid bergaya olonial terutama terlihat pada bangunan menara masjid yang lama dan kolom-kolom tiangnya. Dibagian pintu bangunan terdapat prasasti yang menyebutkan pembangunan tahun 1820 M. Pintu depan (gerbang) merupakan sumbangan Raja Buleleng yang diambil dari Puri buleleng. Menyimpan beberapa Al Quran kuno tulis

tangan. Al Qur'an Kuna tulisan tangan tahun 1860-an, milik Masjid Agung Jami Singaraja - Buleleng, Bali Utara. Ada sekitar 10-an Al Qur'an Kuna tulisan tangan di masjid ini, yang menurut info pengurus mesjid, salah satu Al Qur'an tersebut ditulis oleh Kerabat Raja Buleleng I Gusti Jelantik yang telah masuk Islam (mualaf)

(21)

4. Budaya Lokal

Adat dan kebudayaan yang ada pada masyarakat Bali sangat erat kaitannya dengan agama dan kehidupan relijius masyarakat Hindu. Keduanya telah memiliki akar sejarah yang demikian panjang dan mencerminkan konfigurasi ekspresif dengan dominasi nilai dan filosofi relijius agama Hindu. Dalam

konfigurasi tersebut tertuang aspek berupa esensi keagamaan, pola kehidupan, lembaga kemasyarakatan, maupun kesenian yang ada didalam masyarakat Bali. Budaya-budaya lokal itu dapat diperlihatkan dalam bentuk:

a. bangunan-bangunan/monument b. Seni kerajinan tradisional

- Kerajinan tenun

- Kerajinan logam (emas, perak, gamelan dan besi). - Kerajinan seni (lukis, musik, tari, ukir dan pahat). - Kerajinan anyaman/inovatif

5. Spesifik geografis berupa pesona alam dan hasil perkebunan

Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan peninggalan sejarah, seni dan budaya yang sangat besar sebagai daya tarik pariwisata dunia. Ahli

biokonservasi memprediksi bahwa Indonesia yang tergolong negara megadiversity dalam hal keaneka ragaman hayati akan mampu menggeser Brasil sebagai negara tertinggi akan keragaman jenis, jika para ahli biokonservasi terus giat melakukan pengkajian ilmiah terhadap kawasan yang belum tersentuh.

Keadaan ini disebabkan letak Indonesia yang berada di daerah tropis yang memiliki bentang lahan yang beraneka ragam serta tanahnya yang subur

menyebabkan pemandangan alami serta pemanfaatan lahan oleh masyarakat terutama oleh penduduknya sebaik mungkin misalnya untuk objek wisata,

ekowisata dan agrowisata. Dan tak jarang lahan yang spesifik ini dibiarkan tumbuh secara alami membentuk hutan-hutan kecil untuk kegiatan treking. Dari survei yang dilakukan tersebut dapat juga dilihat keanekaragaman pesona alam berdasarkan spesifik geografis, yaitu:

A. Dataran rendah

1. Pesona Laut/pantai 2. Pesona Air terjun

(22)

3. Bendungan

4. Pesona Kolam renang 5. Perkebunan

6. Air Panas Banjar

B. Dataran tinggi 1. Terasering sawah 2. Danau 3. Air terjun 4. Perkebunan 6. Travel Pattern

Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset yang dapat dijual kepada wisatawan. Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata

Bila dilihat jalur pencapaian kawasan Kabupaten Buleleng yang terletak di wilayah bagian utara Bali yang secara topografis terdiri dari wilayah pegunungan, perbukitan, pendataran dan pantai yang menghadap ke arah pantai utara Pulau Bali, maka untuk sampai ke kawasan tersebut jalur transportasi yang dapat digunakan saat sekarang hanya dapat dicapai dengan menggunakan sarana transportasi laut dan sarana transportasi darat. Sementara itu untuk jalur udara belum berkembang karena belum tersedianya pelabuhan udara yang memadai. Bandara Letkol Wisnu satu-satunya sarana pelabuhan udara di Kabupaten

Buleleng saat sekarang masih sangat terbatas, hanya dapat didarati oleh pesawat dengan daya angkut kecil karena masih berupa Air Strip.

Jalur transportasi laut dari hasil wawancara dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng, diperoleh keterangan bahwa jalur tersebut jarang digunakan. Disebutkan, beberapa tahun yang lalu pernah bersandar kapal pesiar dari luar negeri. Pelabuhan laut yang ada di Kabupaten Buleleng umumnya

(23)

digunakan untuk pengangkutan barang atau komoditi, seperti Pelabuhan Celukan Bawang, di Kecamatan Grogak dan Pelabuhan Tradisional Sangsit di Kecamatan Sawan. Disamping itu juga ada beberapa dermaga tempat berlabuhnya perahu-perahu nelayan penangkap ikan seperti Penimbangan, Seririt, Pacung, Julah, dan lain sebagainya

Merujuk pada kondisi geografis kawasan Kabupaten Buleleng, jalur darat merupakan jalur yang umum digunakan oleh para wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara ke kawasan Kabupaten Buleleng. Untuk mencapai potensi destinasi wisata yang ada dan yang cukup menarik untuk

dikembang sebagai destinasi wisata di kawasan ini dapat dicapai melalui 4 koridor yaitu 1 dari timur yang dicapai dari Denpasar melalui kawasan Kabupaten

Klungkung dan Karang Asem, kemudian 2 dari dari arah tengah melalui kawasan Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Gianyar, serta 1 jalur lagi dari daerah barat. Jalur dari daerah barat ini menampung dua pintu kedatangan wisatawan yaitu wisatawan yang datang dari arah Denpasar setelah melalui kawasan Kabupaten Jembrana dan wisatawan yang datang ke pulau Bali setelah melakukan

penyeberangan dan berlabuh di pelabuhan Gilimanuk

Ke empat koridor tersebut berdasarkan kondisi geografisnya dapat dikelompokkan menjadi dua jalur. Kedua jalur ini memiliki potensi budaya dan keindahan alam kawasan Pulau Bali yang sesuai dengan karakteristik wiayahnya. Pertama adalah jalur yang menyuguhkan keindahan pantai pulau Bali baik dari arah barat maupun dari arah timur, dan kedua adalah jalur pegunungan dengan suguhan dengan menelusuri jalur pantai baik dari arah barat. Kedua adalah jalur dataran tinggi atau pegunungan dengan suguhan gunung dan danau yang terbentuk dari sisa kaldera di masa lalu.

Dari keempat koridor kedatangan ke kawasan Kabupaten Buleleng tersebut hanya satu yang dapat dilalui oleh jenis kendaraan bis dengan daya angkut besar (lebih dari 30 orang) yaitu jalur kedatangan dari arah Gilimanuk, sedangkan jalur-jalur yang lain hanya separu perjalanan yang bisa ditempuh dengan kendaraan bis seperti dari Denpasar dengan jalur perjalanan kearah utara melalui Bedugul, di jalur ini kendaraan berukuran besar hanya sampai ke wilayah sekitar Bedugul karena jalur jalan raya setelah Bedugul menuju kawasan Kabupaten Buleleng agak sempit dan banyak memiliki tikungan yang sagat pendek dan tajam sehingga agak sulit ditempuh oleh kendaraan bis. Begitu juga dengan jalur pegunungan yang lain yang

(24)

hanya dapat ditempuh oleh kendaraan bis sampai ke sikitar kawasan Gunung Batur. Dari kawasan ini jalan raya yang menghubungkan kawasan ini ke kawasan Kabupaten Buleleng juga hanya dapat ditempuh oleh kendaraan jenis kecil atau kendaraan keluarga.

Sebagian besar objek atau potensi budaya dan pariwisata utama yang ada di kawasan Kabupaten Buleleng sudah terhubung dengan jalan yang cukup bagus dan nyaman untuk dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat, dan juga beberapa diantaranya sudah dilengkapi dengan sarana parkir seperti yang telah dibangun di sekitar pura-pura dan objek wisata alam (pantai) yang sering dikunjungi oleh wisatawan. Sementara itu untuk mencapai objek wisata lainnya seperti

pesona air tejun yang banyak terdapat di kawasan Kabupaten Buleleng ini harus ditempuh dengan berjalan kaki. Beberapa di antara dari titik pemberhentian

kendaraan bermotor memiliki jarak tempuh yang bervariasi yaitu antara 600 meter hingga 1 kilometer. Di sepajang jalur tersebut sebagian di antaranya sudah dikelola oleh masyarakat sebagai lahan usaha dengan suguhan barang-barang cindera mata dengan corak khas Bali baik berupa benda kerajinan, lukisan, tenunan, dan benda-benda lain dengan corak yang khas.

II. Produk, Spesifikasi dan pemanfaatannya a. Produk

Produk dari hasil penelitian pada kegiatan PKPP ini adalah berupa: - Naskah laporan

b. Spesifikasi

- Film Dokumentasi - CD Interaktif - Peta Travel Patern

c. Pemanfaatan Hasil Penelitian:

Ada 3 manfaat yang dapat diberikan dimana satu dengan lainnya saling berkaitan, yaitu pemanfaatan secara akademis, politis, dan ekonomis.

a. Dari segi akademis, akan diperoleh data berupa ilmu pengetahuan

mengenai sejarah manusia, baik mengenai penghunian, corak kehidupan, serta teknologi yang dimiliki masyarakat Bali, khususnya manusia pendukung kebudayaan yang berada di Kawasan Pantai Utara Bali. Pengetahuan mengenai kehidupan mereka yang cukup panjang,

(25)

yaitu sejak periode prasejarah, klasik Hindu Budha, Islam - kolonial hingga masa kini yang memperlihatkan masih mempertahankan adat istiadat nenek moyang.

b. Dari segi politis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan

pemerintah daerah dalam kebijakan pembuatan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah), pengelolaan dan penanganan sumberdaya arkeologi dan budaya lokal, terutama yang berkaitan dengan objek wisata budaya. Demikian pula penanganan terhadap spesifikasi geografis dalam kaitannya pengembangan agrowisata dan ekowisata guna peningkatan anggaran daerah setempat.

c. Dari segi ekonomis, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

dan data promosi pariwisata, penambahan area atau destinasi pariwisata bagi Kawasan Pantai Utara Bali umumnya, Kabupaten Buleleng khususnya, sehingga diharapkan akan terjadi penambahan bentuk, jenis, dan area wisata yang dalam segi kuantitas maupun kualitas semakin meningkat, guna pertambahan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan lokal, sehinga tentunya akan membantu menambah pemasukan dari segi finansial, membantu memperkenalkan potensi budaya dan alam Kabupaten Buleleng, serta dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat yang berkaiatan dengan kepariwisataan tersebut.

d. Secara lebih luas, hasil penelitian yang dilakukan di Kawasan

Kabupaten Buleleng tersebut dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam percepatan dan perluasan pembangunan berdimensi

kewilayahan. Dalam hal ini Kabupaten Buleleng merupakan bagian dari Kawasan Bali-Nusa Tenggara yang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 dijadikan sebagai “Pintu Gerbang Pariwisata Nasional dan Pendukung Pangan Nasional.

(26)

Peta 1. Wilayah Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali

Foto 1.

Danau Tamblingan di Kecamatan Banjar, dan dikejauhan tampak Danau Buyan di Kecamatan Sukasada Foto 2. Teras-teras sawah tertata indah

(27)

Peta 2. Potensi sumberdaya arkeologi dan budaya lokal, serta spesifikasi geografis kawasan pantai utara Bali, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali

Foto 3.

a. Rumah tradisional dengan konstruksi kayu dan dinding dari dedaunan yang dianyam sebagai dinding rumah di Desa Julah

Foto 4 : Lesung batu di Pura Jagaraga

Foto 5. Sarkofagus di Pura Munduk Duur, Desa Kayu Putih, Kecamatan Banjar

(28)

Foto 6.Padmasana Pura Beji – Sangsit yang terletak di bagian paling dalam atau Jeroan yang merupakan areal paling suci

Foto 7.

Pura Ponjok Batu, Desa Pacung, KecamatanTejakula

Foto 8.

Pura Puseh Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula

Foto 9.

Pura Puseh Bale Agung, Desa Julah Kecamatan Tejakula

(29)

Foto 10.

Pura Pande Tamblingan, Desa Munduk, Kecamatan Banjar

Foto 11. Gapura paduraksa dengan tiga pintu masuk menuju halaman jeroan Pura Pulaki, dimana pipi tangga pintu utama dihiasi oleh sepasang naga berwarna merah

Foto 12.

Pura Pabean/Pura Beji Pulaki dan lingkungannya, Desa Pulaki, Kecamatan Gerokgak

(30)

Foto 13. Prosesi sembahyang di Pura Melanting, Desa Banyu Poh, Kec. Gerokgak, Kab. Buleleng

Foto 14. Pure Meduwe Karang, Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan

Foto 15.

Candi Buddha Kalibukbuk , Desa Kayu Putih Melaka, Kecamatan Buleleng

(31)

Foto 17 Masjid Jami’ Singaraja dan Al Qur’an kuno di Jl. Imam Bonjol 65 Singaraja

Foto 18. Klenteng Tridharma Ling Gwan Kiong, pelabuhan Buleleng, Singaraja

Foto 19.

Jembatan kolonial, Buleleng

Foto 20.

Komplek perkantoran Pemerintahan Daerah Tingkat II Buleleng

(32)

A B

Foto 21. A.Patung Catuspatha, di Singaraja dan B.Tugu Singa Ambara Raja di Singaraja

A B

Foto 22. A. Patung sapi gerumbungan dan B. Patung Panji Sakti

Foto 23. Pengrajin emas dan perak (Nyoman Sweden) di Desa Beratan, dan pengrajin gamelan di Desa Sawan, Buleleng

(33)

A B

Foto 24. A. Perajin tenun tradisional Ketut Landri, desa Sembiran, Kecamatan Sembiran

B. Petajin tenun modern “Berdikari” berbahan Sutera

Foto 25. Pengrajin kayu seseh dan inka

(34)

Foto. 27. Tari Megoak-goakan dan tari topeng

Foto 28. Searah jarum jam: Seniman serba bisa “Nyoman Suma Argawa” , Lukisan kaca (I Ketut Santosa), Lukisan dari kulit bawang (Ketut Samudrawan)

(35)

Air terjun Git-Git Air terjun Singsing

Air Panas Banjar Danau Buyan dan Danau Tamblingan

(36)

Air tejun Munduk Air Terjun Campuhan

Pantai Lovina dengan atraksi lumba-lumbanya

(37)

Teracce sawah di Desa Kekeran Hamparan sawah di Pantai Panarukan

Budi daya bunga pecah seribu Tanaman anggur

Cengkeh Coklat

(38)

Peta 3. Travel Pattern Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali

Pengelolaan

1. Sumber Pembiayaan Penelitian dan Mitra Kerja

a. APBN : Rp ……... b. APBD : Rp ……... c. Mitra Kerja : Rp ... - Dalam Negeri : Rp. ……... Mitra : Rp. ... - Luar Negeri : Rp. ……... Mitra : Rp. ...

(Uraikan dengan ringkas mengenai besar pembiayaan, dan mitra kerja penelitian)

2. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Penelitian

a. Sarana : ……... b. Prasarana : ……...

(Uraikan dengan ringkas sarana dan prasarana yang dipergunakan dalam kegiatan penelitian dan pengembangan)

3. Pendokumentasian :

KERANGKA CD-INTERAKTIF STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI POTENSI SUMBERDAYA ARKEOLOGI DAN BUDAYA LOKAL,

SERTA SPESIFIKASI GEOGRAFIS KAWASAN PANTAI UTARA BALI KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI

A. OPENING 1. WELCOME MESSAGE

TEKS > teks“selamat datang di Media Interaktif

“POTENSI SUMBERDAYA ARKEOLOGI DAN BUDAYA LOKAL, SERTA SPESIFIKASI GEOGRAFIS KAWASAN PANTAI UTARA BALI KABUPATEN BULELENG,

(39)

 GAMBAR >logo Kemen. Ristek + Kemen Budpar + PKPP

2. TOMBOL

 NEXT > eksekusi menuju halaman UTAMA  EXIT > eksekusi menuju halaman EXIT

CATATAN:

Backgorund: foto/lukisan Sarkofagus, Pura, Danau, Air Terjun grayscale, opacity 20%

Tombol: bentuksederana, warna menyesuaikan

Teks: font sederana, warna menyesuaikan

musik: none B. MENU UTAMA

1. BULELENG (maksudnya: semua mengenai Kawasan Budaya di Kabupaten Buleleng)

PENDAHULUAN

 Latar Belakang > teks

 Ruang Lingkup > teks + peta lokasi  Tujuan > teks

 KREDIT

Susunan Tim > teks

2. POTENSI ARKEOLOGI PRASEJARAH

A. Sarkofagus

 Ponjok Batu > teks = laporan + foto = katalog  Tigawasa > teks = laporan + foto = katalog  Munduk Duur > teks = laporan + foto = katalog  Museum Buleleng > teks = laporan + foto = katalog  Pura Melaka > teks = laporan + foto = katalog

B. Batu Lesung

 Situs Julah > teks = laporan + foto = katalog  Situs Pacung > teks = laporan + foto = katalog  Pura Jagaraga > teks = laporan + foto = katalog  Pura Ponjok Batu > teks = laporan + foto = katalog

(40)

 Situs Sembiran > teks = laporan + foto = katalog  Nangasepaha > teks = laporan + foto = katalog  Pura Beji > teks = laporan + foto = katalog  Desa Sangsit > teks = laporan + foto = katalog  Singsing > teks = laporan + foto = katalog

C. Lesung kayu

 Desa Sangsit > teks = laporan + foto = katalog

KLASIK Pura

 Pura Dalem Beji > teks = laporan + foto = katalog  Pura Ponjok Batu > teks = laporan + foto = katalog

 Pura Puseh Sembiran > teks = laporan + foto = katalog  Pura Puseh Bale Agung Julah > teks = laporan + foto = katalog

 Pura Segara Julah> teks = laporan + foto = katalog  Pure Pande Tamblingan > teks = laporan + foto = katalog

 Pure Dalem Tamblingan > teks = laporan + foto = katalog  Pura Pulaki > teks = laporan + foto = katalog

 Pura Pabean Pulaki > teks = laporan + foto = katalog

 Pura Dalem Segara Madhu > teks = laporan + foto = katalog  Pura Melanting > teks = laporan + foto = katalog

 Pure Meduwe Karang > teks = laporan + foto = katalog

 Pura Segara, Pelabuhan Buleleng > teks = laporan + foto = katalog  Pura Munduk Duur > teks = laporan + foto = katalog

Candi

 Candi Buddha Kalibukbuk  Vihara Brahma Amara

ISLAM & KOLONIAL  Masjid

 Masjid Noor

 Mesjid Agung Jami Singaraja  Masjid Keramat Kuna Singaraja

(41)

 Makam Muslim Singaraja

 Kompleks Makam Keramat Karang Rupit

A. Bangunan

 Kampung Muslim di Pagayaman  Klenteng Tridharma/Ling Gwan Kiong

 Pecinan Buleleng/ Pecinan I / Komplek Pelabuhan Buleleng

 Jembatan Kolonial, Sungai Buleleng, Pelabuhan Buleleng

Kota Singaraja  Pelabuhan Sangsit

 Kantor Bupati Buleleng

 Bekas Rumah Guru MULO

 SMPN I, Singaraja

3. BUDAYA LOKAL A. BANGUNAN

 Pura Puseh Bale Agung

 Klenteng Tridharma/Ling Gwan Kiong  Vihara Brahma Amara

 Catuspatha Puri Buleleng, Kota Singaraja

 Tugu Singa Ambara Raja Kabupaten/Kota : Buleleng  Patung Sapi Gerumbungan

 Monumen I Gusti Anglurah Pandji Sakti, Kota Singaraja  Monumen Yudha Mandalatama

B. KERAJINAN TRADISIONAL  Perajin Emas dan perak  Pengrajin gamelan/gong

 Pengrajin Tenun Cakcak Ketut Landri  Pengrajin Tenun Surya Indigo

 Sentra Kerajinan Tenun “Berdikari”  Pengrajin Kayu Seseh

 Pengrajin Tudung Saji  Pengrajin Inka

 Pengrajin angklung  Pesta Kesenian Buleleng

(42)

C. SENI

TARI-TARIAN

 Pesta Kesenian Bali Kabupaten Buleleng  Tari Bumbung

 Tari Semut Balang dari Banjar Alassari  Tari Gong Kebyar

 Panji Sumirang  Tari megoa-goakan  Tari Trunajaya  LUKIS

 I Nyoman Suma Argawa  Pelukis Kaca I Ketut Santosa  Pelukis Kulit Bawang Samudrawan  PENGUKIR, PEMAHAT DAN PENARI

4. SPESIFIKASI GEOGRAFI A. PESONA ALAM

 Air Terjun Git-git  Air Terjun Singsing  Air Panas Banjar  Danau Tamblingan  Danau Buyan

 Bendungan Gerokgak

 Air Terjun Munduk/Air Terjun Melanting  Air Terjun Campuhan/ Twin Waterfall  Pantai Lovina

 Kolam Renang Air Sanih  Pantai Batu Mekecuh  Terrasering sawah  Sawah-Laut Penarukan  Pantai Penimbangan Barat

B. BUDIDAYA TANAMAN/PERKEBUNAN  Sawah

 Budidaya tanaman bunga  Budidaya tanaman anggur  Perkebunan cengkeh

(43)

 Perkebunan coklat  Perkebunan kopi

C. BUDIDAYA MUTIARA 5. ILUSTRASI

A. Foto > foto (survei + penggambaran) dan gambar B. Video

 Utuh

 Klip per proses

CATATAN:

Backgorund: foto / lukisan Kabupaten Buleleng grayscale, opacity 25% gradasi ke 5%

Tombol: bentukmenarik, warna menyesuaikan

Teks: font sederana, warna menyesuaikan

Musik: instrumen gamelan Bali/musik tradisionil Bali, vol 40% C. MENU PENDUKUNG

1. SEARCH > seluruh kata pada seluruh halaman > tool tip: “ketik kata yang Anda

cari”

2. PETUNJUK > teks cara penggunaan CD-Interaktif

3. INSTALL > eksekusi instalasi software yang diperlukan (jika ada) A. Software 1

B. Software 2

4. WEB LINK

A. www.sundakecil.blogspot.com

5. EXIT > eksekusi menuju halaman EXIT

6. HOME > eksekusi menuju halaman MENU UTAMA

CATATAN:

Tergabung di dalam halaman utama

D. MENU EXIT 1. EXIT MESSAGE

 TEKS > teks“Terima kasih telah bergabung di Media Interaktif “POTENSI SUMBERDAYA ARKEOLOGI DAN BUDAYA LOKAL, SERTA SPESIFIKASI GEOGRAFIS KAWASAN PANTAI UTARA BALI KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI”

(44)

 GAMBAR >logo Kemen. Ristek + Kemenparekraf + PKPP 2. TOMBOL

 CANCEL > eksekusi menuju halaman UTAMA  EXIT > eksekusi CLOSE

CATATAN: Backgorund: polos coklat

Tombol: bentuksederana, warna menyesuaikan

Teks: font sederhana, warna menyesuaikan

musik: none Cover CD Interaktif

Cover CD Dokumentasi

www.sundakecil.blogspot.com

Jakarta, 12 Oktober 2012

Pusat Penelitian Pengembangan Kebijakan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

(Dra. Endang Martani, MSc) NIP: 195404051979032001

Gambar

Foto 5. Sarkofagus di Pura Munduk Duur, Desa Kayu Putih, Kecamatan Banjar
Foto 6.Padmasana Pura Beji – Sangsit yang  terletak di bagian paling dalam atau Jeroan   yang merupakan areal paling suci
Foto 13. Prosesi sembahyang di Pura  Melanting, Desa Banyu Poh, Kec. Gerokgak, Kab. Buleleng
Foto 17  Masjid Jami’ Singaraja dan Al Qur’an kuno di Jl. Imam Bonjol 65 Singaraja
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan keadaan alam yang sudah terkontaminasi dengan berbagai zat-zat kimia yang berbahaya, masyarakat harus lebih waspada dengan keadaan lingkungan sekitar. Gas

Hambatan tersebut adalah (1) atribut fisik suatu bangunan atau fasilitas; (2) tidak adanya kelengkapan elemen pendukung ruang terbuka publik atau desain yang tidak

Pada penelitian ini peneliti memilih SMA Negeri 1 Banyudono sebagai lokasi penelitian karena di sekolah ini belum dilakukan penelitian terkait anemia remaja putri dan

Berdasarkan hasil analisis multivariat tersebut maka dapat dilakukan upaya peningkatan kepuasan ibu hamil pada layanan ANC di Puskesmas Lamepayung

Tanaman padi dengan fase generatif-2 di Provinsi Nusa Tenggara Barat terdapat di Kabupaten Sumbawa Barat, Lombok Barat, dan Sumbawa, dan di Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat di

Uji F merupakan perhitungan untuk mengetahui apakah variabel independen yang terdiri dari variabel-variabel Kompensasi (X1) dan Lingkungan kerja (X2), secara simultan

Dengan lebih siap siaga dan tahu lebih banyak mengenai apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan menanggulangi bencana, masyarakat dapat memainkan peranan penting

Dan setelah data dianalisis menggunakan program SPSS, didapat hasil bahwa semua variabel bebas baik secara partial atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap