• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, baik perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun bertujuan non

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, baik perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun bertujuan non"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Anggaran Biaya Produksi 1. Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap perusahaan, baik perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun bertujuan non laba termasuk perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan industri. Sebelum perusahaan beroperasi, perlu adanya rencana berupa anggaran, sehingga jelas misi dan target yang akan dicapai pada periode berikutnya. Bagi pimpinan perusahaan, anggaran merupakan sarana untuk keperluan rencana, koordinasi, pengawasan dan pengendalian. Untuk lebih memahami pengertian anggaran maka peneliti akan mengemukakan beberapa pendapat ahli tentang anggaran sebagai berikut:

Menurut Garrison, Norren and Brewer (2007:4), “Anggaran adalah rencana terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu”. Menurut M. Nafarin (2004:12), Anggaran merupakan rencan tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitif dan umumnya dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu”. Menurut Herawati dan Sunarto (2004:2),” Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk

(2)

angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang”.dari pendapat di atas, anggaran memiliki beberapa ciri antara lain rencana, seluruh kegiatan organisasi, dinyatakan dalam moneter, dan jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.

1. Rencana

Anggaran merupakan suatu rencana yang menggambarkan mengenai kegiatan perusahaan di masa yang akan datang.

2. Meliputi seluruh kegiatan

Anggaran akan dijadikan sebagai pendoman kerja dan juga sebagai sebagai alat kerja serta alat pengendalian, maka anggaran harus dapat mencakup semua kegiatan yang akan dilaksanakan oleh semua bagian yang ada di perusahaan. Apabila ada sebagian dari kegiatan perusahaan yang tidak mencakup dalam anggaran, berarti ada sebagian kegiatan yang tidak mempunyai pendoman atau arah.

3. Dinyatakan dalam satuan moneter

Unit moneter ini sangat dibutuhkan, mengingat bahwa setiap unit masing-masing berbeda seperti misalnya bahan baku menggunakan satuan berat (kg), satuan panjang (m), satuan isi (l), tenaga kerja menggunakan satuan kerja ( misalnya harian ). Dengan unit moneter dapatlah diseragamkan semua satuan yang berbeda tersebut, sehingga perbedaan antara yang di rencanakan dengan yang direalisasikan memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisa lebih lanjut.

(3)

4. Jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang

Anggaran harus menunjukan secara jelas jangka waktu berlakunya angka-angka tersebut, agar dapat mempermudah penilaian pencapaian apa yang telah memungkinkan untuk dicapai, sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Anggaran diperlukan tentunya karena mempunyai tujuan dan manfaat. Berikut ini akan dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat anggaran.

a. Tujuan Anggaran

1) Adapun tujuan di bidang planning adalah:

a) Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan,

b) Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada di perusahaan dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan, c) Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan,

d) Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia, e) Membantu pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. 2) Adapun tujuan anggaran di bidang coodinating adalah:

a) Membantu mengkoordinir faktor sumber daya manusia dengan perusahaan,

b) Membantu menilai kesesuaian antara rencana aktivitas perusahaan dengan keadaan lingkungan usaha yang dihadapi,

c) Membantu menempatkan pemakaian modal pada saluran-saluran yang menguntung sesuai dan seimbang dengan program perusahaan,

(4)

d) Membantu mengetahui kelemahan dalam organisasi. 3) Adapun tujuan anggaran di bidang controling adalah:

a) Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran b) Membantu mencegah pemborosan,

c) Membantu menetapkan standar baru, b. Manfaat dan Kelemahan Anggaran

Anggaran mempunyai banyak manfaat antara lain

1) Anggaran merupakan alat komunukasi bagi rencana manajemen kepada seluruh organisasi,

2) Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa depan. Tanpa penyusunan anggaran, maka akan terlalu banyak manajer yang harus menghabiskan waktunya mengatasi berbagai masalah darurat, 3) Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumber daya pada berbagai

bagian dalam organisasi agar dapat digunakan seefektif mungkin,

4) Proses penganggaran dapat mengungkap adanya potensi masalah sebelum masalah terjadi,

5) Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara mengintergrasikan rencana dari berbagai bagian, penganggaran ikut memastikan agar setiap orang dalam organisasi menuju tujuan yang sama, 6) Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat dijadikan tolak ukur

untuk mengevaluasi kinerja selanjutnya. Adapun Kelemahan Anggaran antara lain adalah:

(5)

1) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsur ketidak pastian,

2) Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (comprehensif) dan akurat,

3) Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran menjadi kurang efektif,

4) Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang direncanakan hal ini berarti diperlukan pemikiran untuk penyesuaian,

5) Karena penyusunan anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara potensial dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja yang menghambat proses pelaksanaan anggaran.

2. Fungsi Anggaran

Menurut Nafarin (2004:20) anggaran memiliki tiga fungsi. a. Fungsi perencanaan

Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis yang menuntut pemikiran teliti, karena anggaran memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unitdan uang. Misalnya laba tahun 2006 direncanakan setinggi-tingginya. Rencana yang dirumuskan dengan kata “tingginya” tidak jelas maksudnya, karena laba setinggi-tingginya bagi perusahaan yang satu tidak sama dengan perusahaan lain. Dalam anggaran, rencana laba setinggi-tingginya dirumuskan secara teliti dan nyata yaitu dinyatakan secara kuantitatif, misalnya laba tahun 2006 yang harus dicapai perusahaan PT. Karunia direncanakan setinggi-tingginya Rp.2.659.000.

b. Fungsi Pelaksanaan

Anggaran merupakan pedoman dalam pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam pencapaian tujuan (laba). Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan (koordinasikan) setiap kegiatan

(6)

agar semua bagian-bagian yang terdapat dalam perusahaan saling menunjang, saling bekerja dengan baik seperti bagian pemasaran, bagian umum, bagian produksi dan bagian keuangan.

c. Fungsi Pengendalian

Anggaran merupakan alat pengendalian/pengawasan (controling). Pengendalian berarti melakukan evaluasi (menilai) atas pelaksanaan pekerjaan, dengan cara:

1) Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran), 2) Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu.

Bila dibandingkan antara kegunaan anggaran dengan fungsi-fungsi manajemen, maka anggaran mempunyai kaitan yang sangat erat dengan manajemen, khususnya yang berhubungan dengan perencanaan (planning), pengkoordinasian dan pengendalian

( controling).Dimana fungsi manajemen antara lain adalah: 1. Planning

Menyusun rencana untuk dijadikan pedoman kerja. 2. Organizing

Menyusun struktur organisasi kerja yang merupakan pembagian wewenang dan tanggung jawab kepada para personel (karyawan) perusahaan.

3. Coordinating

Menciptakan koordinasi dan kerjasama yang serasi antara semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.

4. Controling

Pengawasan terhadap kerja karyawan di dalam merealisasikan apa yang tertuang dalam rencana perusahaan yang telah ditetapkan.

3. Pengertian anggaran biaya produksi

Sebelum mengemukakan pengertian biaya produksi, terlebih dahulu akan dibahas pengertian biaya. Terdapat berbagai macam pengertian atau defenisi biaya yang berbeda-beda. Pengertian biaya yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2004) “Beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak mengyangkut pembagian kepada penanaman modal”.

Menurut Akuntasi pengertian biaya dibedakan antara cost dan expense yang pada dasarnya memberikan makna yang berbeda, beban atau expense

(7)

dinyatakan sebagai biaya yang secara langsung atau tidak langsung telah dimanfaatkan didalam usaha menghasilkan pendapatan dalam suatu periode, sedangkan biaya menurut akuntan adalah sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat.

Biaya dalam hubunganya dengan produksi di sebut biaya produksi. Kegiatan produksi merupakan suatu kegiatan yang di dalam perusahaan yang berhubungan dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Dapat dikatakan biaya produksi adalah perhitungan biaya yang berasal dari penyediaan bahan mentah sampai biaya yang di keluarkan untuk produksi barang jadi.

Beberapa ahli mengungkapkan biaya produksi merupakan semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai, atau biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

Berdasakan defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya produksi merupakan jumlah biaya yang diperlukan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Dari uraian di atas juga dapat di ketahui bahwa unsur-unsur biaya produksi terdiri dari:

a. Bahan baku langsung (direct material cost)

Bahan baku langsung (direct labour cost) adala bahan baku yang dapat ditelusuri pada barang atau jasa yang dihasilkan. Biaya dari bahan-bahan ini dapat langsung dikenakan pada produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur jumlah yang dikomsumsi untuk tiap produk.

(8)

Bahan yang menjadi bagian dari produk berwujud atau yang dapat digunakan dalam menyediakan jasa biasanya diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung. Misalnya, baja pada mobil, kayu pada perabotan, alkohol pada cologne, denim pada eans, kawat untuk mengkorek gigi, tirai pelindung operasi dan anestesi untuk operasi, peti mati untuk jasa penguburan, dan makanan untuk pesawat terbang semuanya merupakan bahan baku langsung.

b. Tenaga kerja langsung ( direct labour cost)

Tenaga kerja langsung (direct labour cost) adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang atau pelayanan yang dihasilkan. Seprti pada bahan baku langsung, pengamatan fisik dapat digunakan untuk menghasilkan jasa atau pelayanan. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau yang menyediakan jasa pelayanan pada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. Sebagai contoh pekerja lini perakitan Chrysler, seorang juru masak pada rumah makan, perawat dokter bedah yang mengikuti operasi pembukaan hati, dan pilot untuk Delta Airlines.

c. Overhead pabrik (factory overhead ).

Overhead pabrik (factory overhead) adalah semua biaya produksi selain dari bahan langsung atau tenaga kerja langsung dikumpulkan menjadi satu kategori disebut overhead. Pada perusahaan produksi, overhead juga dikenal sebagai beban pabrik atau overhead produksi. Kategori biaya overhead terdiri dari aneka ragam artikel. Banyak masukan selain tenaga

(9)

kerja langsung dan bahan baku langsung yang diperlukan untuk memproduksi produk. Contohnya mencakup penyusutan bangunan dan peralatan, pemeliharaan, pasokan, pengawasan, penanganan bahan baku, listrik, pajak properti, pertanian, pertamanan halaman pabrik. Perlengkapan biasanya adalah bahan baku yang diperlukan untuk menyediakan jasa. Detergen mesin cuci pada rumah makan cepat saji dan oli pada peralatan produksi adalah contoh dari perlengkapan.

Dengan memahami ketiga unsur biaya produksi tersebut, maka akan lebih mudah untuk memahami pengertian anggaran biaya produksi. Hal ini disebabkan karena unsur biaya produksi sejalan dengan unsur anggaran produksi. Jika ditinjau dari bidang yang tercakup dalam anggaran, maka anggaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Anggaran biaya bahan baku

Setelah menentukan jumlah unit dari setiap produk yang direncanakan akan diproduksi, maka dihitung kebutuhan bahan dalam setiap operasi. Kemuudian menggabungkan kebutuhan pembelian bahan baku dalam anggaran pembelian langsung.

2. Anggaran biaya tenaga kerja langsung

Anggaran tenaga kerja langsung mencerminkan jumlah unit yang akan diproduksi menurut anggaran produksi. Umumnya, anggaran ini hanya

(10)

memasukkan tenaga kerja langsung karena tenaga kerja tidak langsung merupakan bagian dari anggaran overhead pabrik.

3. Anggaran biaya tidak langsung.

Meskipun kita dapat mengelompokan beban overhead pabrik dalam beberapa cara, seperti biasanya kita menggunakan klasifikasi beban alami. Namun klasifikasi beban alami yang mencakup kategori seperti prasarana, tenaga kerja tidak langsung, dan bahan tidak langsung mempunyai keterbatasan penggunaan untuk tujuan anggaran. Sebaiknya kita harus menyusun overhead pabrik untuk setiap pusat biaya sehingga penyelia pusat biaya memiliki tanggung jawab dan wewenang atas biaya yang dikeluarkan. Maka anggaran harus membedakan antara biaya yang dapat dikontrol.

Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa anggaran biaya produksi adalah anggaran atas biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi atau menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa.

B. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi 1. Proses Penyusunan Anggaran

Proses penyusunan anggaran biasanya meliputi pembentukan komite

anggaran, menentukan periode anggaran, spesifikasi pedoman anggaran, penyusunan usulan anggaran awal/dasar ( Intial budget ), negosiasi anggaran, review, persetujuan, dan revisi anggaran.

(11)

Sebagian besar organisasi mempunyai komite anggaran yang mengawasi anggaran secara keseluruhan. Komite tersebut terdiri dari anggota manajemen senior. Komite anggaran biasanya meliputi “Chief Executive Officer” atau satu atau lebih wakil presiden (manajemen puncak), kepala bagian keuangan). Dalam beberapa organisasi CEO membuat semua keputusan jika dalam organisasi itu tidak ada komite anggaran.

b. Periode anggaran

Anggaran biasanya disusun untuk periode satu tahun. Banyak juga perusahaan yang menyusununtuk periode kuartalan atau bulanan. Adanya juga yang menggunakan anggaran kontinu (continous budget). Anggaran kontinu merupakan sistem penganggaran yang menghasilkan anggaran yang berupa anggaran kuartalan, bulanan, atau tahunan. Jadi, begitu satu bulan atau kuartal berakhir, anggaran asli langsung di perbaharui berdasarkan informasi yang baru tersedia dan diperoleh anggaran untuk bulan atau kuartal yang baru.

c. Pedoman anggaran

Salah satu tanggung jawab komite anggaran adalah memberikan pedoman “intial budget” ( anggaran awal/anggaran dasar) yang menentukan arah anggaran dan menentukan penyusunan anggaran. d. Usulan “initial budget”

Sejumlah faktor internal yang mempertimbangkan unit anggaran dalam penyusunan usulan “intial budget”:

(12)

1) Perubahan peralatan atau fasilitas yang tersedia. 2) Pengenalan produk baru.

3) Perubahan harapan atau proses operasi unit anggaran dimana unit anggaran mengendalikan input bahan atau faktor operasi lainya.

Faktor –faktor eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan usulan “intial budget” meliputi:

1) Perubahan pasar tenaga kerja

2) Pandangan industri dalam waktu dekat 3) Tindakan pesaing.

e. Negoisasi anggaran

atasan dari unit anggaran memeriksa usulan “intial budget” untuk melihat apakah usulan tersebut sesuai dengan pendoman anggaran, apakah tujuan anggaran dapat tercapai dan searah dengan tujuan unit anggaran pada level berikutnya. Setiap unit anggaran melakukan negosiasi dengan atasan tentang setiap perubahan usulan anggaran.negosiasi terjadi pada semua level organisasi. Negosiasi tersebut mungkin saja merupakan inti dari proses penganngaran dan menyita sebahagian besar dari waktu penyusunan anggaran.

f. Review persetujuan

Unit anggaran menyetujui anggaran mereka, anggaran disebarkan dalam organisasi sampai anggaran tersebut mencapai level final, yaitu ketika gabungan anggaran dari berbagai unit anggaran menjadi

(13)

anggaran orgsnisasi. Komite anggaran memeriksa anggaran tersebut berkaitan dengan konsistensinya dengan pedoman anggaran pencapaian tujuan perusahaan. CEO (chief executive officer) kemudisn memberikan persetujuan anggaran secara keseluruhan dan mengajukan anggaran tersebut kepada dewan direksi.

g. Revisi

Prosedur untuk merevisi anggaran bervariasi dari satu organisasi yang satu dengan orgsnisasi yang lainnya. Di beberapa organisasi, persetujuan untuk melakukan modifikasi terhadap anggaran bisa saja sulit untuk dicapai karens perubahan hanya dapat dilakukan dalam keadaan khusus. Perusahaan lainnya, misalnya perusahaan menggunakan anggaran yang diperbaharui secara terus menerus (kontinu) menggunakan sistem anggaran yang boleh revisi yang dilakukan secara kuartalan atau bulanan.

2. Cara Pembuatan Anggaran

1. Ditinjau dari siapa yang membuat maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara :

a. Otoriter atau top down b. Demokrasi atau bottom up

c. Campuran atau top down dan bottom up

Dalam metode otoriter atau top down, anggaran disusun dan ditetapkan oleh pimpinan dan anggaran inilah yang harus dilaksanakan bawahan dalam penyusunannya. Bawahan tidsk diminta keikutsertaanya dalam

(14)

menyusun anggaran. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap akan terlalu lama dan tidsk diserahkan kepada bawahan. Hal ini bisa terjadi pada perusahaan yang karyawannyatidak memiliki keahlian yang cukup untuk menyusun anggaran. Atasan bisa saja menggunakan konsultan atau tim khusus menyusunnya.

Dalam metode kedua demokrasi atau bottom up, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai pada atasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya pada masa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama dan berlarut.

Metode ketiga adalah campuran dari kedua metode diatas. Di sini perusahaan menyusun anggaran dengan memulainya dari atas dan selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atas atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.

2. dari segi kita mulai menyusun anggaran, ada beberapa cara menyusun anggaran yang lazim ( khususnya anggaran kuantitatif).

a. A Priori

Dalam metode ini penyusunan anggaran dimulai dari penetapan laba angka laba yang diinginkan oleh perusahaan atau pemilik. Setelah laba

(15)

ditetapkan maka semua pos yang berkaitan dengan upaya mencapai laba ini baru dihitung dan direncanakan kemudian.

b. A Posteriori

Dalam metode ini laba merupakan hasil akhir dari penetapan rencana kegiatan produksi atau penjualan. Dalam hal ini misalnya didahului dengan menetapkan angka penjualan, pembelian, biaya dan lain sebagainya. Dari masing-masing bagian diberi kesempatan untuk menyampaikan anggaran dan laba yangdiharapkan dan setelah semua diperhitungkan akan dapat diketahui angka laba.

c. Pragmatis

Dalam metode ini anggaran ditetapkan berdasarkan pengalaman masa lalu. Penetapan anggaran dilakukan secara ilmiah berdasarkan standar yang di hitung secara ilmiah pula atau berdasarkan standar yang dihitung secar ilmiah pula atau berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya.

Penjelasan tentang prosedur yang diikuti dalam penyusunan anggaran ini perlu untuk meyeragamkan langkah setiap pejabat terkait dalam menyusun anggaran. Keseragaman langkah ini perlu karena dalam prinsip penyusunan anggaran komprehensif diketahui bahwa para pelaksana harus mengikuti disiplin waktu dan disiplin tata cara. Jika hal ini tidak ditaati maka dapat menimbulkan gagalnya konsep anggaran komprehensif dalam membantu pimpinan melaksanakan tugasnya.

(16)

3. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi

Anggaran komprehensif secara umum terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional terdiri dari anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran perhitungan laba rugi. Sedangkan anggaran keuangan terdiri dari anggaran kas, anggaran neraca, dan anggaran modal. Dalam hal ini penulis akan membahas biaya produksi saja.

Penyusunan anggaran produksi biasanya dimulai dengan anggaran penjualan. Hal ini menjadi dasar perencanaan berkala dalam perusahaan, karena praktik semua perencanaan lainya disusun berdasarkan anggaranini, kemudian penyusunan anggaran selanjutnya adalah anggaran produksi barang yang telah di anggarankan. Untuk perusahaan jasa dan perusahaan dagang, urutan penyusunan anggaran ini sedikit berbeda karena hasil penjualan dari perusahaan bukan merupakan hasil produksi perusahaan tersebut. Setelah penyusunan anggaran produksi, langkah selanjutnya penyusunan anggaran biaya produksi yang bertitik tolak dari anggaran penjualan dan anggaran produksi.

(17)

Hal ini dapat dilihat dari gambar berikut ini: Rencana penjualan Perubahan persediaan produk jadi Rencana produksi gambar 2

perencanaan Operasi Manukfaktur

sumber: Adiputro, Gunawan, Marwan Asri, Anggaran Perusahaan, Buku Satu, Edisi 2003/2004, BPFE-Yogyakarta,2003, hal 184.

1. Anggaran Produksi

Anggaran produksi adalah rencana terperinci yang menunjukan jumlah unit yang harus diproduksi selama satu periode dengan memperhatikan besarnya penjualan dan keperluan persediaan barang jadi. Anggaran produksi dinyatakan dalam satusn fisik produk yang dihasilkan padaperiode anggaran yaitu sebesar

Anggaran bahan Langsung Anggaran biaya overhead Anggaran tenaga kerja langsung

(18)

kuantitas penjualan yang dianggarkan sesuai dengan perubahan kuantitas persediaan awal dan akhir periode yang dianggarkan. Koordinasi antara produksi dengan anggaran penjualan amatlah penting untuk menghindari produksi yang berlebihan.

Jumlah unit yang diproduksi dalam satu periode anggaran dihitung dengan cara : Penjualan menurut anggaran xxx

( + ) persediaan akhir xxx

Jumlah xxx

( - ) persediaan awal xxx Unit yang di produksi xxx Adapun tujuan penyusunan anggaran produksi adalah :

a. Menunjang kegiatan agar produk dapat disediakan sesuai dengan yang direncanakan.

b. Menjaga tingkat persediaan yang memadai.

c. Sebagai informasi untuk menyusun anggaran lainya. d. Mengatur jadwal produksi.

e. Menetapkan jumlah satuan fisik yang akan di produksi dalam waktu atau periode tertentu.

f. Menentukan waktu berproduksi.

g. Menentukan penggunaan fasilitas lainnya.

h. Menentukan penggunaan bahan baku, tenaga kerja, service, dan peralatan.

(19)

TABEL 1.1 PT. DEVANATA Anggaran Produksi PRODUK A B Unit penjualan Persediaan akhir Total yang diperlukan Persediaan awal Produksi yang direncanakan

9.000 Unit 1.000 Unit 10.000 Unit 1.000 Unit 10.000 Unit 500Unit 11.000 Unit 500 Unit 9.500 Unit 10.500 Unit Sumber:Welsch,2000.Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian laba 2. Anggaran Biaya Produksi

Langkah-langkah penyusunan biaya produksi: Tahap I : Penetapan target

Dalam tahap ini manajemen puncak menetapkan jumlah yang ingin diproduksi sesuai dengan target penjualan dan kapasitas yang dimiliki.

Tahap II : Prakiraan

Dalam tahap ini lini produksi menafsir total biaya baik bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang dibutuhkan untuk memproduksi target yang telah ditetapkan.

(20)

Tahap III : Penyesuaian

Pada tahap ini manajemen mempelajari, mendiskusikan, mengadakan penjesuaian bila perlu dan menyetujui anggaran biaya produksi yang dihasilkan.

Anggaran biaya produksi terdiri dari: a. Anggaran biaya bahan baku

b. Anggaran biay tenaga kerja langsung c. Anggaran biaya overhead pabrik

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai anggaran biaya bahan baku. anggaran biaya bahan baku merupakan rencana tentang biay bahan baku langsung yang diperlukan untuk menghasilkan barang jadi sesuai dengan anggaran produksi.

Adapun tujuan penyusunan biaya bahan baku adalah: 1) Menafsir jumlah bahan baku yang diperlukan

2) Menafsir kuantitas pemakaian bahan baku dalam proses produksi

3) Menafsir besarnya dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian bahan baku.

4) Sebagai pedoman untuk menghitung biaya per unit atau harga pokok produksi barang yang akan diproduksi.

5) Dasar pengendalian bahan baku.

Untuk menyusun anggaran biaya bahan baku dituhkan beberapa sub-anggaran yaitu :

(21)

b) Anggaran pembelian bahan baku

c) Anggaran biay bahan baku yang digunakan dalam produksi

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai kebutuhan anggaran bahan baku anggaran disusun sebagai perencanaan kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Dalam anggaran ini dicantumkan:

1) Jenis barang yang dihasilkan 2) Jenis bahan yang digunakan

3) Bagian-bagian yang melalui dalam proses produksi 4) Waktu pemakaian bahan.

Berikut akan disajikan contoh kebutuhan anggaran bahan baku Tabel 1.2

PT. DEVANATA

Anggaran Kebutuhan Bahan Baku BAHAN

X Y Z

Produk A

Unit yang diproduksi Standar bahan untuk 1 Unit produksi

Unit Bahan yang dibutuhkan Produk B

Unit yang diproduksi Standar bahan untuk 1 unit produksi

Unit bahan yang dibutuhkan

Total unit bahan yang dibutuhkan produk A dan B 9.500 Unit 10 Kg 95.000 Kg 10.500Unit 9 Kg 94.500 Kg 189.000Kg 9.500 Unit 5 Kg 47.500 Kg 10.500 Unit 3 Kg 31. 500 Kg 79.000 Kg 9.500 Unit 3 Kg 28.500 Kg 10.500 Unit 1 Kg 10.500 Kg 39.000 Kg

(22)

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai anggaran pembelian bahan baku yakni anggaran disusun sebagai perencanaan kuantitas bahan baku yang harus dibeli pada periode mendatang. Bahan baku yang dibeli harus diperhitungkan dengan mempertimbangkan factor persediaan dan kebutuhan bahan baku. Dalam anggaran ini di cantumkan :

a) Mutu dan jenis bahan baku yang digunakan dalam proses produksi b) Jumlah unit bahan baku yang akan dibeli

c) Harga bahan baku yang dibeli d) Waktu pembelian bahan baku

Berikut akan disajikan contoh anggaran pembelian bahan baku Tabel 1.3

PT DEVANATA

Anggaran Pembelian bahan Baku BAHAN

X Y Z

Unit yang dibutuhkan untuk produksi

Persediaan akhir yang diinginkan

Persediaan Awal

Harga per unit Total Pembelian 189.500 Unit 40.000 Unit 79. 000 Unit 10.000 Unit 39. 000 Unit 10000 Unit 229.500 Unit 30000 Unit 89.000 Unit 10500 Unit 40.000 Unit 500 Unit 199.500 Unit Rp. 5 78. 500 Unit Rp. 10 39500 Unit Rp. 10 Rp. 997.500 Rp. 785.000 Rp. 395.000 Sumber: Welsch,2000,Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian Laba

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai anggaran biaya bahan baku yang digunakan dalam produksi yakni anggaran ini merupakan suatu perencanaan yang terperinci tentang biaya bahan baku produksi selama periode yang akan

(23)

datang yang didalamnya terdapat rencana tentang jenis bahan baku yang akan diolah, harga bahan baku yang diolah dan waktu bahan baku diolah dalam proses produksi yang masing-masing dikaitkan dengan jenis barang jadi yang dihasilkan.

TABEL 1.4 PT. DEVANATA Anggaran Biaya Bahan Baku

BAHAN

X Y Z

PRODUK A

Unit yang Diproduksi Biaya per unit

95.000 Unit Rp. 5 47.500 Unit Rp. 10 28.500 Unit Rp. 10 Jumlah Biaya Bahan

Baku PRODUK A PRODUK B

Unit yang diproduksi Biaya Per Unit

Rp. 475.000 94.500 Unit Rp. 5 Rp. 475.000 31.500 Unit Rp. 10 Rp. 285.000 10.500 Unit Rp. 10 Total Biaya Bahan

Baku produk B

Total biaya bahan baku produk A&B Rp. 472.500 Rp. 947.500 Rp. 315.000 Rp. 790.000 Rp. 105.000 Rp. 390.000 Sumber: Welsch,2000,Anggaran, Perencanaan dan Pengendalian laba

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai anggaran tenaga kerja langsung yakni anggaranini disusun untuk merencanakan berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja langsung sehubungan dengan anggaran produksi.

Hal-hal ini yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran biaya upah langsung adalah:

a) Jumlah unit yang akan diproduksi b) Periode akuntansi

(24)

d) Upah jam kerja langsung

e) Jenis tenaga kerja untuk setiap jenis barang f) Jam kerja untuk setiap jenis barang

g) Tingkatan proses produksi

Berikut ini akan di sajikan contoh anggaran biaya upah langsung TABEL .1.5

PT. DEVATANA

Anggaran Tenaga kerja Langsung BAGIAN

Pemotongan Perakitan Perampung

an PRODUK

Jumlah jam kerja per unit Unit yang harus

diproduksi

Jam kerja produk a PRODUK B

Jumlah jam kerja per unit Unit yang harus

diproduksi

Jam kerja produk B (15% dari total jam kerja normal)

Jumlah jam kerja Tingkat Upah Per jam Jumlah Upah

Bonus / Premi (10%dari total upah)

Total biaya tenaga kerja langsung 4 Jam 9.500 Unit 2 Jam 99.500 Unit 2 Jam 9.500 Unit 38.000 Jam 2 Jam 10.500 Unit 21.000 Jam 8.850 Jam 19.000 Jam 2 Jam 10.500 Unit 21.000 Jam 6.000 Jam 19.000 Jam 2 Jam 10.500 Unit 10.500 Jam 670850 Jam Rp. 5 46.000 Jam Rp. 4 33.925 Jam Rp. 5 Rp. 339.250 Rp. 33.925 Rp. 184.000 Rp. 16.963 Rp. 169.625 Rp. 16. 963 Rp. 373. 175 Rp. 202. 400 Rp. 186.588

Sumber: Welsch 2000, Anggaran, Perencanaan dan pengendalian laba

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai anggaran biaya overhead pabrik anggaran biay overhead pabrik merupakan anggaran yang merencanakan

(25)

secara lebih terperinci tentang biaya pabrik tidak langsung selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang biaya pabrik tidak lansung, jumlah biaya pabrik tidak lansung dan waktu biaya pabrik tidak lansungtersebut dibebankan, yang masing-masing dikaitkan dengan departemen atau tempat dimana baiay pabrik tidak lansung itu terjadi.

Dalam menentukan dana yang harus dianggarkan untuk anggaran biaya pabrikasi tidak lansung ini terdapat dua masalah pokok, yaitu :

a) Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya

Dalam hal ini perlu diterapkan prinsip akuntansi pertanggung jawaban atau sering disebut biaya departemen lansung. Atas dasar prinsip ini dikenal dengan adanya pembagian manajemen menjadi departemen produksi dan departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik.

b) Masalah menetukan jumlah biaya atau anggaran

Berdasarkan sifatnya,biaya dibagi atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah selalu sama dari waktu ke waktu, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya setiap periode tergantung pada tingkat produksi.

Berikut ini akan disajikan contoh dari anggaran tersebut : PT.DEVANATA menggunakan dasar pembebanan tarif atas dasar jam kerja lansung dengan kapasitas normal 10.000 jam.

(26)

Anggaran adalah salah satu alat yang sering digunakan sebagai alat pengendalian, karena jika anggaran disusun dengan baik maka akan mempermudah penilaian tingkat efisiensi setiap pekerjaan. Pengendalian berdasarkan anggaran yang dilakukan dengan memperbandingkan anggaran dengan realisasinya, dari perbandingan tersebut dapat diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dengan realisasi. dari hasil analisis tersebut maka akan tampak kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan dan menjadi masukan bagi pihak manajemen untuk mengambil tindakan selanjutnya yang sekaligus menjadi bahan masukan untuk menyusun anggaran periode berikutnya.

Dengan terlaksananya pengendalian biaya produksi, maka kegiatan-kegiatan produksi akan terkoordinasi baik dari kuantitas maupun kualitas produk serta waktu pengerjaannya yang ditetapkan untuk dicapai. Pengendalian biaya produksi secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:

1. Pengendalian biaya bahan baku, 2. Pengendalian upah langsung, 3. Pengendalian biaya tidak langsung. Ad.1 Pengendalian bahan baku

Pengendalian mencakup penyediaan bahan baku dan kualitas yang di perlukan pada waktu dan tempat yang diperlukan dalam proses produksi. Ini berarti bahan baku yang diperoleh tidak boleh berlebihan jumlahnya dan di pertanggungjawabkan secara penuh serta digunakan sesuai dengan anggaran. Tujuan pengendalian biaya bahan baku

(27)

Dengan adanya anggaran biaya produksi maka dapat diperoleh suatu standar yang kemudian digunakan sebagai suatu acuan dalam penggunaan bahan baku dalam proses produksi.

b. Mengurangi atau mencegah penundaan produksi kekurangan bahan anggaran biaya produksi menjadi proyeksi penggunaan bahan baku dalam suatu periode, sehingga perusahaan dapat memprediksi kebutuhan bahan bakunya dimasa yang akan datang.

c. Mengurangi resiko kerugian atau kecurangan

Anggaran biaya produksi sebagai alat pengendalian berperan sebagai acuan yang dapat mengindenfikasi adanya ketidakberesan yang mungkin disebabkan oleh kecurangan sehingga dapat meminimalisasikan kerugian yang mungkin timbul.

Ad. 2 Pengendalian biaya tenaga langsung

Pengendalian terhadap tenaga kerja langsung memerlukan suatu standar atau kriteria untuk menilai suatu prestasi dan untuk mengukur kemampuan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan dengan melihat perbedaan antara hasil yang dicapai. Umumnya standar atau kriteria yang digunakan adalah output per jam kerja buruh yang ditetapkan terlebih dahulu. Pengendalian tenaga kerja langsung bertujuan untuk menetapkan secara tepat upah yang dibayarkan kepada karyawan. Ad.3 Pengendalian biaya overhead pabrik

Biaya overhead Pabrik mencakup berbagai jenis biaya, seperti biaya bahan penolong, biaya upah tidak langsung, biaya penyusutan, biaya reparasi dan sebagainya. Biasanya pengendalian biaya overhead pabrik dilakukan dengan cara:

(28)

a. Menetapkan unsur-unsur biaya pabrikasi tidak langsung,

b. Menetapkan besarnya biaya pabrikasi tidak langsung untuk tiap produk atau seluruh produk.

biaya overhead pabrik mencakup berbagai jenis biaya yang tidak terkait dengan volume produksi, sehingga sedikit menyulitkan pengendaliannya. Meskipun demikian pendekatan dasar bagi pengendalian biaya overhead pabrik sama seperti yang diterapkan terhadap biaya langsung yaitu penetapan standar dan tindakan perbaikan-perbaikan. Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kegunaan anggaran anggaran tersebut dapat dilihat kaitan antara rencana dan pengendalian. Rencana dalam hal ini adalah anggaran yang telah ditetapkan dalam anggran tersebut dan sekaligus mengendalikan dalam mencapai apa yang telah ditetapkan tersebut.

Pengendalian harus dilakukan secara terus menerus, bukan hanya penilaian terhadap hasil kerja, tetapi juga harus dilakukan terhadap kegiatan yang sedang berjalan. Ada tiga fase yang perlu diperhatikan dalam melakukan fungsi pengendalian suatu anggaran yaitu standar, membandingkan hasil yang dicapai dengan standar dan pelaporan.

a. Standar

Merupakan hal yang di inginin yang menjadi dasar bagi perhitungan- perhitungan.

b. Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar

Hasil dari perbandingan ini di nilai dan dilaporkan pada orang yang bertangung jawab.

(29)

c. Pelaporan

Perencanaan tanpa pengendalian akan menjadi sia-sia, sebaliknya suatu pengendalian tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya perencanaan.

Sebelum membahas sampai pada hal-hal yang lebih mendalam, penulis terlebih dahulu akan membahas tentang hubungan antara anggaran perusahaan dengan biaya standar.

D. Biaya Standar

Dalam akuntansi biaya, selain konsep biaya historis yang telah dominan dipergunakan dalam akuntansi keuangan terhadap konsep lain yang disebut dengan konsep biaya standar. Biaya standar adalah biaya yang ditetapkan terlebih dahulu sehingga dapat di ukur sampai seberapa jauh hasil pelaksanaan operasi yang seharusnya. Biaya yang perlukan untuk suatu produk tertentu ditetapkan yang sebenarnya di capai pada suatu periode.

Dengan biaya standar, suatu patokan atau ukuran mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya tidak langsung, biaya umum dan biaya-biaya terrsebut. Biaya standar juga merupakan biaya yang telah ditentukan lebih dahulu untuk masa yang akan datang. Standar tersebut merupakan biaya target yaitu biaya yang akan datang. Standar tersebut membantu untuk menyusun anggaran, menilai prestasi kerja, menghitung harga pokok dan menghemat pembukuan harga pokok produksi dan menghemat pembukuan. Demikian juga dapat dikemukakan bahwa biaya standar merupakan alat yang diciptakan manajemen untuk keperluan mengevaluasi pelaksanaan kerja. Biaya standar dapat juga digunakan untuk

(30)

keperluaan perusahaan yan menggunakan sistem biaya produksi berdasarkan proses.

Biaya standar merupakan biaya yang direncanakan untuk suatu produk tertentu. Biaya standar harus mempunyi dua komponen yaitu standar fisik (misalnya standar kuantitas input untuk setiap unit output) dan standar harga (misalnya biaya standar tingkat harga per unit). Kalkulasi biaya standar berdasarkan standar fisik yang berlaku saat ini (current standar). Standar dasar merupakan tolak ukur yang sesungguhnya terjadi, standar yang berlaku sekarang ( current standar ) terdiri dari jenis, yaitu:

a. Standar actual yang diharapkan

Standar ini didasarkan atas suatu tingkat pelaksanaan dan efisiensi yang diharapkan. Estimasi ini cukup wajar untuk hasil aktual karena memperhitungkan peyimpangan yang tidak dapat dihindari.

b. Standar normal

Penetapan standar pada keadaan ekonomi, tingkat efisiensi yang normal. Standar ini merupakan suatu tantangan yang bisa di capai.

c. Standar teoritis ideal dan maksimun.

Disini standar ditetapkan untuk suatu pelaksanaan dan efisiensi yang ideal dan maksimun. Standar ini lebih merupakan sasaran dan bukan sebagai prestasi kerja yang harus di capai.

Penetapan biaya standar membutuhkan data yang umumnya bersifat teknis maupun ekonomis. Data tersebut hendaknya merupakan data mutakhir yang

(31)

mendekati masa penetapan suatu standar. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menetapkan suatu biaya standar.

Cara penetapan standar biasa dengan mengambil data periode sebelumya atau ditentukan bagian perekayasaan industri secara cermat. Penetapan teori ini dilapangan masih membutuhkan penjabaran yang lebih spesifik lagi. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menetapkan suatu biaya standard adalah:

a. Menginvestarisasikan pengalaman-pengalaman masa lalu

Langkah ini berarti meneliti data biaya yang telah lalu, yang mana data tersebut seyogianya dapat diperbandingkan. Catatan-catatan mengenai biaya pada periode sebelumnyaakan menjadi sumber utama dari data tersebut. Sebagai suatu dasar yang digunakan pada langkah peramalan perubahan-perubahan biaya, data komparatif ini akan sangat bermanfaat untuk mengikuti perkembangan biaya selanjutnya. b. Menanyakan (menyusun) rencana pimpinan pada masa yang akan

datang.

Langkah ini merupakan pengindentifikasian setiap rencana termasuk kebijakan pimpinan pada masa yang akan datang. Bagaimana perubahan cara produksi akan mempengaruhi penetapan biaya standar, misalnya perubahan cara produksi akan mempengaruhi jumlah bahan yang akan diperrlukan, jam kerja buruh dan lain-lain.

c. Meramalkan perrubahan yang mungkin akan terjadi pada masa yang akan datang.

(32)

Langkah ini merupakan langkah yang lebih sulit dalam menetapkan biaya standar, sebab disamping mempertimbangkan faktoe-faktor intern, perusahaan juga mempertimbangankan faktor-faktor esktern perusahaan yang merupakan faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pemerintah dan keadaan perekonomian. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan sistem biaya standar ialah tingkat realibilitas, akurasi dan kestabilan dari biaya standar yang ditetapkan. Jika dilihat dari hubungannya dengan anggaran, maka biaya standar memiliki hubungan yang erat dengan anggaran. Hal ini menghasilkan sejumlah produksi, sedangkan biaya standar merupakan taksiran biaya untuk menghasilkan suatu unit produksi. Dengan demikian dalam penyusunananggaran terlebih dahulu harus dihitung biaya standar, dan lebih jelasnya bahwa biaya standar merupakan dasar untuk menentukan anggaran.

Penyusunan anggaran tanpa biaya standar tidak akan memungkinkan untuk sistem pengendalian yang memadai. Standar berfungsi sebagai alat pengukur hasil yang dicapai dari semua kegiatan atau fungsi tetapi penulis menekankan biaya standar pada biaya prodksi yaitu standar untuk bahan baku, upah langsung dan tidak langsung.

Gambar

TABEL 1.1  PT. DEVANATA  Anggaran Produksi     PRODUK  A  B  Unit penjualan            Persediaan akhir                  Total yang diperlukan  Persediaan awal             Produksi yang direncanakan
TABEL 1.4  PT. DEVANATA  Anggaran Biaya  Bahan Baku

Referensi

Dokumen terkait

Buku Prabhajñ āna: Mozaik Kajian Pustaka Lontar Universitas Udayana Hal ini terwujud sebagai bentuk kesungguhan hati dan kerja keras para pengelola Pusat Kajian Lontar dalam

Sementara itu, tokoh masyarakat (termasuk tokoh adat) dapat mensosialisasikan HIV/AIDS serta narkoba dalam kelompok keluarga untuk mendorong keterlibatan mereka dalam

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dan fisiologi apendik, memahami patogenesa abses apendik, memahami dan mengerti diagnosa, pengelolaan

Peserta didik dalam kelompoknya masing-masing diminta berdiskusi untuk menemukan tokoh dan wataknya yang disertai bukti dalam kutipan yang terdapat dalam cerpen di

Faktor pendukung dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar untuk pembelajaran kelas V di SDN Tingal 1 adalah sarana dan prasaran yang berupa

Maklum balas ini membuktikan bahawa dengan adanya rangsangan- rangsangan baharu seperti alat digital, minat pelajar bertambah, dan mereka berasa lebih teruja membaca

Pendidikan Islam dihadapkan pada tantangan besar bahwa pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam kelas akan tetapi harus berusaha mengarahkan peserta didiknya untuk

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan dan Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Nasabah Open Account Produk Tabungan Simpanan Pelajar iB di Bank Syariah Bukopin KC